Hindari Garam dan Makanan Pedas

137 views
Skip to first unread message

light 99

unread,
May 13, 2012, 12:24:03 PM5/13/12
to segarbugars...@googlegroups.com

Hindari Garam dan Makanan Pedas

Tak ada dalih kesehatan apapun yang tepat sebagai alasan untuk mengkonsumsi garam, baik itu garam dapur, garam meja, garam kosher, garam laut, garam Celtic Sea, garam Himalayan, bunga garam ( ‘fleur de sel’ ) dst.


Mengapa?

Hehehe..., gampang saja, karena ‘garam’ tidak baik untuk kesehatan.


Tak banyak orang yang percaya atas hal ini, terutama karena buktinya hampir semua orang makan begitu banyak garam dan tetap hidup dan bisa melakukan banyak aktifitas. Lihat saja orang Amerika Serikat, pada tahun 2006, rata-rata orang Amerika mengkonsumsi 3.466 miligram gram per hari1) (jauh lebih besar dari batas yang diperbolehkan, yaitu 2,300 miligram per hari2)) dan toh harapan hidup mereka masih sekitar 80 tahun rata-rata. Dan, kabarnya orang Indonesia rata-rata mengkonsumsi 15.000 miligram per hari dan toh juga harapan hidup orang Indonesia adalah sekitar 71 tahun.


Tapi, itu semua tentu tidak bisa menjadikan bukti bahwa ‘garam’ adalah baik untuk tubuh. Perhatikan beberapa hal berikut ini ...

Garam membuat Dehidrasi!

Apa yang terjadi bila kita habis makan makanan yang asin seperti tahu asin, popcorn, pizza atau masakan yang asin? Kita akan menjadi sangat merasa haus.


Haus merupakan tanda yang dibuat tubuh bahwa kita memerlukan sesuatu yang sangat penting.


Itulah tanda bahwa tubuh melakukan apa saja agar kita terhindar dari iritasi, yaitu dengan ‘rasa haus’ sehingga kita akan minum sesuatu (mestinya air dan bukan cola atau soda) untuk melarutkan atau mengencerkan bahan yang membuat iritasi yang baru saja kita konsumsi.


Jika kita menelan garam, keseimbangan ‘natrium dan kalium’ yang ada pada tubuh menjadi terganggu. Untuk menyeimbangkan soidum yang berlebihan dalam darah, melalui proses osmosis, molekul-molekul air dari sel-sel tubuh masuk ke dalam peredaran darah sehingga sel-sel tubuh menjadi kekurangan air, dan disebut ‘dehidrasi’.


Apapun, dehidrasi merupakan sebuah keadaan yang tidak baik. Jika kita merasa haus tentu ini menandakan bahwa kita mengalami dehidrasi. Bagaimana jika kita makan pedas? Mereka kita menjadi sangat haus. Dan...hehehe..., itu pertanda kita sangat terdehidrasi dan pada kondisi yang sangat buruk.


Jika suatu makanan di piring kita membuat kita merasa haus, berarti sesungguhnya makanan itu meracuni kita dan sebaiknya jangan mengkonsumsinya! Makanan itu membangkitkan ‘nafsu’ makan (membuat kita tubuh lepas kontrol dan kendali, kita tidak berpikir jernih, sehingga akhirnya kita akan makan banyak-banyak tidak pernah berhenti dan makin bernafsu mengkonsumsi makanan yang tidak baik. Nafsu selalu tidak baik bukan?)

Garam membuat Berkeringat!


Selain rasa haus, apa yang terjadi kita habis makan masakan yang asin? Tubuh menjadi berkeringat.


Tentu tidak ada kaitannya dengan otak. Hal ini terjadi karena selain hati dan ginjal, kulit merupakan alat detoksifikasi tubuh kita. Berkeringat adalah salah cara tubuh untuk membuang racun dari tubuh, dan dalam hal ini racun itu adalah garam.


Tidak percaya atas hal ini? Hehehe...., coba saja, makin banyak kita makan yang asin maka makin asin pula rasa keringat kita. Jika kita sudah lama berhenti makan garam (termasuk makanan yang mengandung garam), kalau kita menjilat keringat kita maka keringat itu tidak akan terasa seperti “garam “ lagi.


Bagaimana dengan rasa pedas? Bukankah rasa pedas lebih membuat kita berkeringat? Anda tentu sudah tahu jawabnya, rasa pedas jelas lebih meracuni tubuh ketimbang garam...., lebih membuat kita bernafsu.. hehehehe...

Garam membuat Perasaan Terbakar!


Garam tak hanya mengiritasi tetapi juga membuat lidah kita seperti terbakar.


Berbeda dengan banyak perkiraan orang, sesungguhnya garam tidak meningkatkan rasa makanan. Secara kimiawi, seperti juga MSG dan peningkat rasa (enhancer) yang lain, garam mengiritasi lidah kita. Zat-zat ini membuat lidah makin peka terhadap makan sehingga ahkirnya menumpulkan indera perasa kita.Syaraf-syaraf perasa menjadi tidak berfungsi dengan baik lagi, tubuh tak dapat melakukan kontrol  lagi dengan baik. Kita menjadi bernafsu makan dan tentu ini sangat tidak baik.


Rasa pedas? Hmmm..., tentu kita makin bisa menduga..... dan jawabnya tentu lebih membuat bernafsu karena lebih mengiritasi, lebih membakar, lebih menumpulkan semua indera kita.


Kenapa menjadi lebih bernafsu? Selain tubuh tidak bisa mengontrol, selain sensor saraf menjadi tumpul sehingga signal saraf tidak sampai ke otak, tubuh juga akan merasa terasa kekurangan sesuatu dan membuat tubuh akan makin bernafsu untuk makan di luar batas dan makan segala-galanya tanpa mempedulikan hal-hal yang buruk bagi kesehatan maupun lingkungan.


Dan setelah itu ..., selain berkeringat, kita justru akan mengantuk kecapaian. Kalau kita mengantuk atau tertidur kelelahan dan berkeringat banyak setelah kita makan, itulah tanda bahwa yang kita makan tidak tepat. Kita justru kehabisan makanan dan ‘kekurangan nutrisi’ dari makanan yang kita makan.

Garam membuat Mual!


Benarkah membuat mual? Banyak yang bertanya, “semisal kita makan gorengan asin, atau kacang asin banyak-banyak, toh jarang yang lalu merasa ingin muntah”.


Mari kita pikirkan..


Lautan berlimpah dengan air, tetapi mengapa manusia bisa kekurangan air minum? Mengapa kita tidak mengambilnya dari laut?

3 hingga 5% bagian dari air laut adalah garam sehingga laut terasa begitu asin. Karena itu kalau minum air laut maka kita akan muntah.


Seperti perasaan haus yang menyangat setelah makan yang asin-asin atau penuh MSG dan/atau perasa makanan, perasaan ingin muntah merupakan reaksi tubuh untuk mengeluarkan zat-zat yang mengiritasi tubuh atau beracun itu. Jika tertelan dalam jumlah banyak, air garam atau makanan yang asin akan merangsang pencernaan untuk memuntahkannya kembali.


Muntah adalah reaksi tubuh untuk melakukan penyelamatan diri. Jika kita terus mengkonsumsi garam dan/atau peningkat rasa dalam jumlah banyak tanpa kecukupan air murni, kita akan menjadi sangat terdehidrasi, ginjal kita rusak dan tentu berakibat fatal. Orang tidak akan pernah menyebutnya ‘mati karena garam’ atau ‘mati karena kepedasan’ atau ‘mati karena MSG’, tapi mereka menyebut ‘mati karena gagal jantung’ dan ‘mati karena kerusakan ginjal’. Tak pernah mereka peduli mengapa jantung dan ginjal itu bisa menjadi rusak.


Semoga kita tidak menjadi salah satu dari mereka, yang tidak peduli pada kesehatan kita pada masa depan dengan hanya terus mengkonsumsi hal-hal yang memperburuk kesehatan tubuh.


Mari kita berhenti menyiksa tubuh sendiri!

Tapi, bukankah tubuh membutuhkan Sodium?


Benar, kita memerlukannya. Sodium merupakan mineral vital untuk mengatur cairan tubuh dan mempertahankan sistem otot dan syaraf kita.


Kita juga memerlukan choloride, yaitu untuk mengatur cairan tubuh dan asam lambung.


Tetapi kita tidak memerlukan sodium chloride (NaCl) atau yang kita kenal dengan sebutan garam.


Dengan makan segar, misalnya buah segar dan sayur segar kita akan mendapatkan semua sodium dan chloride yang kita perlukan. Serta yang lebih penting lagi, makanan-makanan ini jika masih utuh (belum dimasak, tidak dikeringkan, segar dst) akan menyajikan kedua mineral itu dalam bentuk dan paduan seperti yang diperlukan oleh tubuh. Masih ingat ulasan Victoria Buetenko tentang bagaimana tumbuhan berusaha membuat buah yang pas untuk makhluk hidup lain agar mereka selalu mengulang memetiknya dan akhirnya membantu menyebarkan bijinya?3)

Lalu, apa yang kita makan?


Makan jeruk tidak membuat kita haus, makan mangga tidak membuat kita berkeringat, makan pisang tidak membuat lidah kita terasa terbakar, makan duku manis tentu tidak membuat kita mual dan makan semangka tentu tidak akan membunuh kita.


Kalau mengira bahwa makanan segar tidak terasa enak tanpa garam dan bumbu maka sesungguhnya kita ‘salah’ berpikir. Itu bukan makanan segar. Semua makanan segar manis ‘tanpa tambahan garam ataupun tambahan bumbu’ tentu membangkitkan selera makan tanpa menimbulkan ‘nafsu’ makan. Kita akan otomatis berhenti mengkonsumsinya sebelum kekenyangan.


Bahkan, buah manis segar dan organik bisa merupakan bumbu jika kita ingin mengkonsumsi sayur segar berwarna hijau. Semuanya akan menjadi paduan yang sangat membangkitkan selera tanpa menimbulkan ‘nafsu’ makan.

Silahkan mencoba dan semoga makin sehat, segar, bugar, ceria, bahagia serta makin dan makin keren!


1) http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5924a4.htm

2) http://www.cnpp.usda.gov/Publications/DietaryGuidelines/2010/PolicyDoc/PolicyDoc.pdf

3) Meraih Kebijaksanaan dan Pesan Moral dari Tumbuhan

http://groups.google.com/group/segarbugarsepanjangmasa/browse_thread/thread/43f9a3e46af5cc68#

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages