Sebenarnya kalau dari segi penampilan dan specs Xiaomi flagship Mi11 kelihatan mumpuni dan menjanjikan, dari segi harga pun terbilang sangat murah ya 10juta, tapi Flagship Xiaomi sejak hadirnya Mi9 Mi10 ini saya pribadi belum tertarik untuk pakai lagi sebagai daily driver.
Menurut saya untuk kesan dan pesan dari pemakaian dari user itu bergantung sekali dari pola pemakaian dan kebutuhan aplikasi nya, sehingga pengalaman masing-masing user akan sangat berbeda.
Dengan banyak nya brand dan tipe hape flagship pada saat ini, menurut saya pesaing nya memang banyak dan sangat susah untuk menentukan smartphone mana yang harus di pilih, terlepas dari kesan gaya hidup semisal prestige ketika menggunakan sebuah smartphone terbaru yang baru saja diluncurkan.
Untuk saya pribadi terakhir penggunaan flaghip Xiaomi Mi8 yg Explorer edition, yang belakang nya kaca transparant itu di awal tahun 2019.
Penggunaan singkat, 3 bulan saja, untuk menggantikan device iPhone saya yang tiba-tiba rusak dan harus di service dan menunggu device pengganti yang memakan waktu. Karena mepet nya waktu dan butuh smartphone untuk daily driver segera, saat itu saya tertarik untuk menggunakan Mi8 Explorer edition ini, dari segi specs sangat bagus di jaman itu, fitur mumpuni, dan harga termasuk miring.
Mengapa pemakaian hanya 3 bulan saja? Karena ternyata saya merasakan beberapa kendala di pemakaian HP tersebut antara lain : adanya bloatware iklan, single speaker yg kurang kencang, dan dari sisi MIUI entah mengapa banyak kekurangan ketika pairing dengan headunit mobil saya, semisal ketika ada panggilan masuk, selain panggilan telepon langsung, MIUI ini tidak mau menampilkan nomor dari penelepon di headunit, lalu kendala tidak dapat pairing dengan smartband yg saya gunakan sejak lama. Yang terakhir performa kamera nya lambat, beberapa moment saya gagal capture gara-gara hasil capture nya terlambat, dan tidak dapat mengabadikan moment tersebut. Padahal dari segi performa mesin gegas, baterai juga kuat untuk seharian, charging nya juga cepat sekali, charging tercepat yang pernah saya rasakan di kala itu. Yang terakhir, dimasa tersebut accessories untuk hape tersebut sangatlah jarang dan sedikit.
Ujung-ujungnya di tahun 2020 setelah gonta ganti hape android beberapa kali, saya kembali pakai iPhone karena ada beberapa aplikasi pendukung kerjaan yang jauh lebih stabil di iPhone.
Untuk pemakaian Xiaomi dengan MIUI bukan sebagai hape utama saya masih menggunakan Redmi Note 8 Pro, yang akhirnya awal Pandemi C-19 saya relakan untuk digunakan sebagai hape untuk sekolah anak sampai saat ini.
Tapi karena kesan ketika menggunakan Mi8 Explorer di kala itu yang kurang cocok, sehingga sampai saat ini saya belum tertarik lagi untuk menggunakan seri flagship Xiaomi sebagai daily driver lagi.