TENUN FLORES.

58 views
Skip to first unread message

don

unread,
Mar 3, 2012, 7:24:13 PM3/3/12
to iwan.s...@gmail.com, wayun...@googlegroups.com

Baru pertama kali ini saya melihat langsung, proses pembuatan kain tenun ikat yang benar-benar dari awal hingga jadi. Apalagi kain tenunnya bukan sembarang tenun, melainkan kain tenun khas dari Timur Indonesia, tepatnya dari Flores.
Menarik sekali pameran budaya bertajuk “ Pelestarian Budaya Flores Mengenal Tradisi dan Seni Tenun Ikat Dalam Masyarakat Adat Sikka”, yang dihelat di Art Galerry House of Sampoerna (HoS) Surabaya. Mengapa begitu menarik ? karena disana, Anda akan dibuat takjub dengan rangkaian proses pembuatan kain tenun ikat khas adat Sikka, yang dipertontonkan oleh Sanggar Bliran Sina. Jadi yang mendemokan semua proses disana itu sudah pasti penduduk asli Sikka, yang langsung didatangkan dari Flores. Total ada 18 orang anggota sanggar tersebut yang menunjukkan kebolehannya dalam pameran ini.
Anggota laki-laki, akan menyambut Anda di pelataran lorong menuju art galery HoS dengan tarian dan alunan musik khas dari bunyi-bunyian alat musik tradisional Sikka. Mereka semua berpakaian tradisional Flores, bertelanjang dada dengan bawahan kain tenun ikat Flores dan aksesori menempel di sekujur tubuh. Seperti kalung dari gigi babi hutan, gelang dan kalung manik-manik dari kayu khas Flores, tak ketinggalan yakni hiasan kepala khas Flores. Untuk para wanitanya, mengenakan aksesori yang nyaris sama dengan para lelaki, namun bedanya mereka berpakaian lengkap (atasan dan rok berbahan kain tenun ikat Flores).  Sungguh eksotis dan artistik.
Di pelatarannya, berjejer aneka hasil bumi semisal kunyit, daun mangga, akar mengkudu, daun nila, daun pohon loba, daun pohon dadap, dan daun pohon nangka. Tak hanya itu, karena ada juga cairan pasta yang berbau sedikit anyir. Ya pasta itu adalah hasil tumbukan dari beberapa hasil bumi yang saya sebut diatas. Untuk apa itu semua ? nah disana Anda akan mendapat gambaran detailnya.

Yang pasti, akan ditunjukkan proses awal dari pemipihan kapas yang digiling manual tangan (dengan bantuan alat tradisonal Flores), penyisiran kapas yang telah pipih (agar lembut) untuk selanjutnya digulung (lagi-lagi dengan alat gulung tradisonal yakni stik kayu), lalu kapas gulung tadi di tarik-tarik dengan alat tradisonal hingga menjadi benang yang nantinya disatukan dengan alat tenun tradisonal (dari bahan kayu) yang setiap gesekannya menghasilkan bunyi kencang dan jadilah lembaran kain tenun nan lembut. Finally lembaran kain itu, akan diikat dan melalui proses pewarnaan hingga 2 malam, dalam rendaman warna-warna dari cairan pasta. Kata perajin wanita, Ibu Yustina, semakin anyir pastanya maka makin pekat warna yang dihasilkan. Aroma anyir itu, adalah indikasi seberapa lama tumbukan bahan-bahan alami yang dilakukan untuk menghasilkan varian warna tersebut.  Menurut pemimpin Sanggar Bliran Sina, Daniel David, warna-warni semisal kuning (dari kunyit), merah (dari akar pohon mengkudu / daun pohon dadap / daun pohon loba), hijau (dari daun pohon nila / daun pohon kacang) ataupun cokelat (dari akar pohon mengkudu / pohon bakau), dll, sengaja dipilih dari bahan-bahan alami demi kelestarian lingkungan dan alasan kesehatan pemakainya (pewarna alami aman bagi lingkungan dan kesehatan / kulit pemakainya jika dibanding pewarna kimia).
Tak hanya dipamerkan, namun hasil kerajinan mereka juga dijual dengan kisaran harga mulai Rp.2 jutaan untuk selembar kain tenun, Rp.150 ribuan untuk kaos motif kain tenun, Rp.50 ribuan untuk beragam aksesori (semisal gelang, kalung dan dompet). Karena baru pertama kali ini Sanngar Bliran Sina berpameran di Surabaya, maka mereka berusaha all out. Terbukti diboyongnya sekitar 300 lembar kain ikat tenun dari Flores ke Hos ini.
Yah walau hargannya relatif agak mahal, namun pantaslah jika melihat bagaimana “sulitnya” proses pembuatan kain tenun itu.
Bagi Anda yang tertarik untuk mengabadikan momen bersama para perajin yang berproperti lengkap khas Flores, mencoba langsung beragam alat tradisional pembuat kain tenun ataupun  berbelanja beragam hasil kerajinan perajin Flores ini (tanpa perlu jauh-jauh ke Flores). Silakan berkunjung ke Hos di jalan taman sampoerna no +6 Surabaya, pamerannya dibuka hari ini dan akan berlangsung dari 15 April – 15 Mei. Hmm bakal puas nih menikmati budaya bangsa, sebulan penuh ! (citra)

Sumber : in...@surabaya.metropolis.com

info surabaya metropolis com.jpg
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages