Selainitu, proposal penelitian juga berfungsi untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan serta tujuannya. Untuk lebih jelasnya simak contoh proposal penelitian berikut beserta jenis dan strukturnya.
Mata kuliah Metodologi Penelitian merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa dalam mengikuti kuliah di program studi yang dipilihnya, tidak terkecuali bagi mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), khususnya mahasiswa prodi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Non Reguler angkatan 2006.
Mahasiswa prodi PKn angkatan 2006 saat ini memasuki kegiatan perkuliahan pada semester VI (enam) dan mendapat sejumlah mata kuliah yang ditawarkan pada semester VI (enam) termasuk mata kuliah Metodologi Penelitian.
Melakukan penelitian merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap mahasiswa untuk menyusun tugas akhir skripsi (TAS) yang merupakan tugas wajib bagi setiap mahasiswa prodi PKn untuk meraih gelar kesarjanaan (S1).
Dengan mengikuti perkuliahan Metodologi Penelitian diharapkan mahasiswa mampu melakukan penelitian dengan benar sesuai kaidah-kaidah metodologi penelitian. Mengikuti kuliah Metodologi Penelitian menjadikan mahasiswa terampil melakukan penelitian dengan benar.
Ketercapaian tujuan mata kuliah Metodologi Penelitian segera terwujud jika kegiatan perkuliahannya dilaksanakan dengan optimal, artinya kegiatan perkuliahan yang melibatkan dosen dan mahasiswa harus dilaksanakan seideal mungkin.
Dosen dan mahasiswa harus aktif dalam kegiatan perkuliahan tersebut. Sarana dan prasarana perkuliahan haruslah tersedia dengan baik dan media perkuliahan memadai sesuai silabus mata kuliah Metodologi Penelitian.
Di samping itu yang paling penting ialah bahwa kegiatan perkuliahan haruslah terpusat pada mahasiswa (student centered). Mahasiswa harus aktif dalam kegiatan perkuliahan untuk dapat mengkonstruksi dan menemukan konsep-konsep ilmu tentang metode penelitian.
Kemampuan mengkonstruksi mahasiswa dapat dibangun melalui kegiatan perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis. Perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis menempatkan mahasiswa sebagai subjek belajar yang mandiri untuk dapat membangun pengetahuannya sendiri.
Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.
Hal ini terbukti dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dosen tentang pembuatan proposal penelitian, tidak ada satupun mahasiswa yang berani menjawab pertanyaan tersebut dan bahkan sebagian besar mahasiswa (empat puluh lima mahasiswa) yang mengikuti kuliah bersikap pasif dengan menunggu penjelasan dari dosen, dan banyak mahasiswa sulit memahami pentingnya pembuatan proposal yang benar bagi suatu kegiatan penelitian.
Nampaknya mahasiswa terbiasa dan lebih senang mendengarkan ceramah dosen ketimbang harus aktif melakukan kegiatan. Jika dibiarkan akan mempengaruhi kemampuan keterampilan mahasiswa dalam melakukan penelitian, dan pada akhirnya berpengaruh pada lambatnya penyelesaian tugas akhir skripsi.
Kondisi seperti ini tidak bisa dibiarkan dan harus segera dilakukan tindakan agar perkuliahan Metodologi Penelitian dapat berlangsung optimal dengan hasil yang memuaskan, dan pada akhir perkuliahan Metodologi Penelitian setiap mahasiswa dapat menyusun sebuah proposal penelitian yang siap dikonsultasikan kepada pembimbing untuk segera dilaksanakan penelitian sebagai bahan untuk menyusun tugas akhir skripsi.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut tidak lain adalah melalui perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis. Perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis membangun pemahaman mahasiswa dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal, dan perkuliahan dikemas menjadi proses mengkonstruksi bukan menerima pengetahuan (Bahan Sosialisasi KTSP Depdiknas RI 2006).
Untuk pemecahan masalah dilakukan beberapa kegiatan antara lain membuat skenario pembelajaran, mempersiapkan sarana dan alat bantu, mempersiapkan cara merekam kegiatan, serta melaksanakan kegiatan yang mengacu pada silabus mata kuliah Metodologi Penelitian, melakukan analisis data.
Dengan kegiatan-kegiatan tersebut akan diketahui terjadinya proses perkuliahan yang menggunakan pendekatan konstruktivis, dan aktivitas serta partisipasi yang tinggi dari mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan Metodologi Penelitian.
Kemudian perkuliahan dengan pendekatan konstruktivis sebagai bentuk tindakan ini dilakukan melalui tiga tahap, di mana tahap kedua merupakan perbaikan atas tahap pertama dan tahap ketiga merupakan perbaikan kekurangan atas hasil tindakan tahap kedua.
a. Partisipasi mahasiswa yang tinggi, aktivitas mahasiswa yang tinggi, gairah dan ekspresi mahasiswa yang antusias, variasi penggunaan media dan alat bantu, yang dapat diketahui dari observasi dosen dan peneliti dalam setiap siklusnya;
c. Kemampuan mahasiswa dalam menyusun rancangan penelitian, mulai dari membuat latar belakang masalah, merumuskan masalah, menentukan teori dasar yang digunakan, menentukan cara-cara melakukan penelitian dari penentuan subjek penelitian ataupun responden, menentukan sampel, menentukan teknik pengumpulan data, melakukan validasi data, menyusun angket, hingga menentukan analisis data. Hal ini dapat dilihat dari proposal penelitian yang dihasilkan mahasiswa.
1. Dapat dijadikan bahan kajian dosen pada umumnya dan dosen prodi PKn pada khususnya untuk lebih memahami pendekatan konstruktivis dalam penerapannya pada kegiatan kuliah mata kuliah masing-masing dengan benar.
Pendekatan konstruktivis dapat didefinisikan sebagai tempat di mana peserta didik dapat bekerja sama dan saling mendukung saat mereka menggunakan berbagai alat dan sumber informasi dalam mengejar tujuan pembelajaran dan kegiatan pemecahan masalah (Wilson, 1996).
1. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
2. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa atau rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal siswa agar siswa memperluas pengetahuan mereka tentang fenomena dan memiliki kesempatan untuk merangkai fenomena, sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan tentang fenomena yang menantang siswa.
3. Pembelajaran konstruktivis memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya. Ini dapat mendorong siswa berpikir kreatif, imajinatif, mendorong refleksi tentang model dan teori, mengenalkan gagasan-gagasan pada saat yang tepat.
4. Pembelajaran berdasarkan konstruktivis memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai konteks, baik yang telah dikenal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar.
5. Pembelajaran konstruktivis mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
Menurut John Dewey, konstruktivisme dalam bidang pendidikan sebagai pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna mencakup proses learning by doing yang mana proses ini akan membantu siswa berpikir dan membentuk pemahaman tentang sesuatu masalah yang dicoba untuk dipecahkan.
Konstruktivis lebih menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam. Bagi konstruktivis, kegiatan belajar adalah kegiatan yang aktif, dimana pelajar membangun sendiri pengetahuannya. Pelajar mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. (Paul Suparno, 1997: 62).
Belajar adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Pelajar harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain untuk membentuk konstruksi baru. (Paul Suparno, 1997: 62).
Pendekatan konstruktivis menempatkan pengetahuan sebagai kegiatan aktif siswa yang meneliti lingkungannya. Konstruktivis menekankan aspek pengalaman dan lingkungan yang dapat mengoptimalkan pembelajaran. Mengajar berarti partisipasi dengan siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis, mengadakan justifikasi.
Guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. Beberapa ciri mengajar dengan pendekatan konstruktivisme menurut Driver dan Oldham sebagaimana dikutip oleh Paul Suparno (1997: 69-70) sebagai berikut:
2. Elisitasi, siswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis, membuat poster, dan lain-lain. Siswa diberi kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasikan dalam wujud tulisan, gambar, ataupun poster.
a. Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide-ide lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya kalau tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok.
4. Penggunaan ide dalam banyak situasi: ide atau pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan siswa lebih lengkap dan bahkan lebih rinci dengan segala macam pengecualiannya.
5. Review bagaimana ide itu berubah: dapat terjadi bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu merevisi gagasannya dengan menambah suatu keterangan ataupun dengan mengubahnya menjadi lengkap.
Perkuliahan metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan konstruktivis lebih memberdayakan mahasiswa dalam membentuk kemandirian, sehingga mahasiswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya dan menemukan konsep teori yang terkait dengan kenyataan hidup sehari-hari.
3a8082e126