Selepaspersenyawaan, bermulanya embriogenesis. Dalam manusia, selepas embriogenesis selesai, pada akhir minggu ke-10 umur gestasi, terbentuklah pelopor kepada semua organ tubuh yang utama. Oleh itu, tempoh yang berikutnya iaitu tempoh janin, diperikan mengikut organ demi organ dari satu segi, dan berasaskan perkembangan utama mengikut minggu umur gestasi dari segi yang lain.
Apabila mani disalurkan dalam vagina, maka spermatozoa berjalan melalui serviks dan tubuh rahim hingga ke tiub Fallopio. persenyawaan ovum (sel telur) biasanya berlaku di dalam tiub Fallopio. Sejumlah besar sperma mesti bekerjasama untuk menembusi perintang tebal seakan cangkerang yang meliputi ovum. Sperma pertama yang menembusi telur itu mengutub]] dan menolak sperma lain. Daripada gabungan ini terbentuknya zigot, iaitu organisme manusia yang baru dan unik dari segi genetik
Sebelum persenyawaan, setiap ovum mengandungi satu genom manusia yang lengkap yang terdiri daripada satu kromosom X dan tiada kromosom Y. Begitu juga, setiap spermatozoon mengandungi satu set autosom yang lengkap dan satu kromosom jantina, iaitu X atau Y. Zigot manusia yang terhasil itu adalah serupa dengan kebanyakan sel somatik kerana ia mengandungi dua salinan genom itu dalam set kromosom diploid. Satu set kromosom datang dari nukleus ovum dan satu lagi set dari nukleus sperma. Jika spermatozoon itu menyumbangkan kromosom Y, maka zigot itu akan berkembang menjadi lelaki. Tidak seperti kromosom X, kromosom Y amat sedikit maklumat genetiknya. Walaupun demikian, ia mengandungi gen SRY yang akan menghidupkan pengeluaran androgen pada tahap kemudian yang membawa kepada perkembangan jenis badan lelaki. Berbanding dengan itu, maklumat genetik mitokondria zigot hanya datang dari si ibu menerusi ovumnya.
Embrio meluangkan beberapa hari yang kemudiannya dengan mengalir melalui tiub Fallopio. Ia menjelma sebagai zigot sel tunggal, kemudiannya berpecah beberapa kali untuk membentuk segumpal sel yang dipanggil morula. Pembahagian sel selanjutnya diiringi oleh pembentukan rongga kecil di antara sel-sel dalam tahap yang dipanggil blastosista. Setakat ini, tiada pertumbuhan pada saiz keseluruhan embrio kerana ia terhad dalam kulit glikoprotein yang dikenali sebagai zona pelusida. Sebaliknya, setiap bahagian menghasilkan sel-sel yang makin kecil berturut-turut.
Pertumbuhan cepat berlaku dan ciri-ciri luaran utama embrio mula terbentuk, dalam proses pembezaan yang menghasilkan sel-sel yang pelbagai jenis (seperti sel darah, sel buah pinggang, dan sel saraf). Pengguguran yang spontan, atau keguguran, pada trimester pertama kehamilan biasanya[1] merupakan kesan kesilapan atau keluarbiasaan genetik besar dalam embrio yang berkembang. Ketika tempoh yang genting itu (kebanyakan trimester pertama), embrio yang berkembang itu juga terdedah kepada ancaman toksik seperti:
Amnya, jika sesuatu struktur wujud sebelum satu lagi struktur dari segi evolusi, maka ia biasanya muncul lebih awal daripada yang satu lagi itu di dalam embrio; tanggapan umum ini boleh diringkaskan dengan ungkapan "ontogeni merekapitulasi filogeni."[2] Misalnya, tulang belakang ialah ciri struktur yang dikongsi oleh semua vertebrata seperti ikan, reptilia dan mamalia, dan tulang belakang itu juga wujud sebagai salah satu struktur terawal yang disusunkan dalam semua embrio vertebrata. Serebrum manusia, iaitu anggota yang paling canggih dalam otak, adalah yang paling terakhir berkembang. Konsep rekapitulasi tidak mutlak, tetapi diakui memainkan peranan dalam perkembangan embro manusia.[2]
Umur gestasi' ialah masa yang berlalu sejak bermulanya haid terakhir, yang umumnya berlaku lebih kurang dua minggu sebelum persenyawaan sebenar. Umur embrio pula mengukur umur sebenar embrio atau janin sejak masa persenyawaan. Walau apapun, haid pernah merupakan satu-satunya cara menganggarkan umur embrio/janin, dan juga masih diamalkan sebagai ukuran anggapan jika cara lain tidak boleh digunakan.
Oleh itu, minggu pertama umur embrio sudah pun minggu ketiga mengikut usia gestasi. Apalagi, bilangan minggu umur gestasi adalah dua minggu lebih daripada umur sebenar embrio/janin. Misalnya, embrio itu berumur genap seminggu ketika minggu pertama selepas persenyawaan.
Tempoh janin bermula pada akhir minggu gestasi ke-10 (minggu perkembangan ke-8). Memandangkan semua pendahulu organ utama terbentuk ketika ini, tempoh janin diterangkan dari segi organ dan juga umur gestasi.
Mulai minggu ke-8 hingga kelahiran (sekitar 38 minggu), organisma yang berkembang itu dipanggil janin. Janin tidak begitu peka kepada ancaman persekitaran berbanding embrio; ancaman toksik pun hanya menyebabkan keluarbiasaan fisiologi atau kecacatan kongenital yang kecil. Semua struktur utama sudah pun terbentuk dalam janin, tetapi tetap terus tumbuh dan berkembang.
Istilah embriogenesis atau fase perkembangan embrio memang belum begitu populer di kalangan masyarakat awam. Istilah biologi ini pada saat ini hanya populer di kalangan kedokteran, ilmu pendidikan, dan kalangan akademisi sains saja. Padahal, memahami tahapan-tahapan perkembangan pada embrio sangat penting karena hal tersebut memiliki kaitan yang sangat erat dengan proses perkembangan kehamilan seseorang. Oleh sebab itu, membahas bagaimana tahapan embriogenesis secara lengkap dan gamblang memanglah diperlukan.
Fase perkembangan pada embrio memiliki beberapa tahapan dalam prosesnya. Dalam setiap tahapan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal ini tentu akan berpengaruh pada kondisi kehamilan manusia serta yang akan dirasakan bunda. Berikut penjelasan selengkapnya.
Pada fase morula, zigot yang masih mempunyai sel tunggal akan memulai pembelahan. Pembelahan tersebut dinamakan pembelahan mitosis dan akan membentuk sel-sel baru yang bernama blastomer. Sel-sel ini mempunyai sifat yang padat berisi dan jumlahnya sebanyak 16 sel. Kemudian, sel blastomer yang berjumlah 16 tersebut akan berkumpul dan membentuk sebuah bola yang dinamakan sebagai morula. Hal ini disebut sebagai morula karena memang bentuknya menyerupai buah arbei yang bentuknya kecil-kecil serta tidak mempunyai rongga.
Setelah melewati fase morula, perkembangan berikutnya sampai pada tahapan atau fase blastula. Pada fase ini, morula yang telah terbentuk akan terus mengalami pembelahan hingga jumlahnya menjadi 100 sel. Karena jumlahnya lumayan banyak, maka bola tersebut juga akan membentuk rongga-rongga di dalamnya yang disebut sebagai blastula.
Rongga yang ada tersebut selanjutnya dinamakan kembali sebagai blastosol. Selanjutnya, massa sel yang terdiri dari asam laktat, piruvat, asam amino, dan juga glukosa akan berkembang menjadi embrio manusia. Lalu, sel terluar yang membungkus massa akan mengalami perkembangan menjadi plasenta yang mana hal tersebut memiliki fungsi sebagai makanan embrio.
Dalam fase gastrula, sel-sel yang telah terbentuk dalam fase blastula akan mengalami perombakan-perombakan. Perombakan tersebut akan menghasilkan 3 buah lapisan germinal. Lapisan ini juga sering disebut sebagai lapisan embriogenik yang nantinya akan menghasilkan lapisan-lapisan yang ada di dalam embrio nantinya.
Fase terakhir dari tahapan perkembangan pada embrio yakni fase organogenesis. Dalam fase ini, sel-sel tubuh akan mulai terbentuk secara lengkap tahap demi tahap. Pembentukan ini berasal dari tiga lapisan sel germinal yang sudah terbentuk pada tahapan gastrula. Setiap lapisan germinal akan membentuk organ yang berbeda-beda pada janin.
Itulah ulasan lengkap mengenai tahapan dan fase perkembangan embrio dalam kehamilan manusia. Semoga informasi tersebut dapat menjadi tambahan pengetahuan seputar embrio bagi para pembaca. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan kehamilan dan juga menjaga kesehatan agar proses persalinan lancar dan bayi yang akan terlahir ke dunia sehat serta sempurna.
Alfalfa (Medicago sativa) adalah tanaman berharga sebagai sumber makanan untuk hewan, yaitu hijauan pakan ternak, farmasi, obat-obatan, suplemen makanan dan konsumsi manusia. Teknologi seleksi in vitro yang dikombinasikan dengan induksi atau mutagenesis spontan telah terbukti efektif dalam mengubah atau mengisolasi variabilitas genetik untuk karakter yang diinginkan. Oleh sebab itu, keberhasilan teknik perbanyakan in vitro yang telah terbukti dapat direproduksi dari tanaman tersebut menjadi syarat yang harus terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai induksi kalus embriogenik, embriogenesis somatik dan regenerasi planlet dari tiga varietas alfalfa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induksi kalus embriogenik optimal (82%) didapat pada media Murashige & Skoog (MS) dengan 2 ppm 2,4-dichlorophenoxyacetic acid (2,4-D), 2 ppm kinetin dan 2 ppm a-naphthaleneacetic acid (NAA). Kalus embriogenik tersebut dapat membentuk embrio somatik, embrionya berkecambah dan beregenerasi membentuk planlet normal pada perlakuan media R1 yaitu nutrisi MS tanpa penambahan zat pengatur tumbuh.
a). Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
b). Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
c). Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Mardaningsih F, Andriani MAM, Kawiji (2012) Pengaruh konsentrasi etanol dan suhu spray dryer terhadap karakteristik bubuk klorofil daun alfalfa (Medicago sativa L.) dengan menggunakan binder maltodekstrin. J Teknosains Pangan 1:110-117
3a8082e126