SWOT Dan Audit Internal
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah
SWOT. Apalagi bagi mereka yang belajar manajemen, istilah ini nanti pasti sudah
tidak asing lagi. Dalam mekanisme manajerial sebuah perusahaan, analisis SWOT (strenghts, weaknesses, oportunities, threats)
menjadi bagian dari upaya untuk mengevaluasi kembali kegiatan dan proyek yang
telah dijalankan selama setahun terakhir.
Dalam arti harfiah, SWOT merupakan peta awal sebuah perusahaan dalam mengukur
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi perusahan.
Rekomendasi yang dihasilkan melalui SWOT merupakan amunisi awal untuk
menentukan langkah selanjutnya dalam merumuskan kebijakan strategis perusahaan.
Namun untuk dapat menghasilkan sebuah output yang maksimal, SWOT saja dinilai
tidak cukup.
Perlu ada mekanisme atau perangkat lain yang digunakan perusahaan sebagai
pendamping atau pelengkap SWOT. Dengan demikian, produk yang dihasilkan
benar-benar maksimal.
Reko Handoyo, konsultan managemen dari Sein Consulants, mengatakan untuk
meningkatkan keefektifan kinerja perusahaan, analisis SWOT perlu dilengkapi
dengan mekanisme lain.
Analisis SWOT memang tidak bisa dipisahkan dari perusahaan. Tetapi SWOT hanya
salah satu alat saja. Masih ada alat atau perangkat lain yang harus dilakukan
agar kinerja perusahaan benar-benar optimal.
Salah satu perangkat ukur yang dapat digunakan adalah audit internal.
Setidaknya audit internal ini menjaga agar mekanisme perusahaan dapat berjalan
sesuai dengan apa yang diinginkan.
Selain fungsi tersebut, audit internal dinilai bisa menjaga konsistensi
kebijakan perusahaan.
Sifatnya mampu memperkecil adanya penyelewengan atau kebijakan-kebijakan yang
bisa mengganggu jalannya perusahaan.
Seperti halnya analisis SWOT yang sebaiknya diikuti perwakilan-perwakilan atau
key person dari masing-masing departemen, demikian pula dengan audit internal.
Sebagai bagian dari mekanisme untuk mem-backup SWOT, perwakilan dari tiap
departemen pun harus memberikan laporannya. Sehingga semua lini dalam perusahan
benar-benar bisa terawasi dengan baik. Dengan demikian, adanya penyimpangan
atau penyelewengan bisa ditekan dan konsistensi dari pelaksanakan SWOT juga
bisa maksimal.
Selain melalui SWOT, perusahaanbisa melakukan riset secara internal dalam
perusahaan untuk mengetahui atau mengukur kinerja masing-masing departemen. Hasil
riset ini, selain bisa menjadi bahan untuk memantau inkonsistensi atas
rekomendasi analisis SWOT, bisa menjadi bahan masukan ketika perusahaan kembali
merumuskan kebijakan-kebijakan strategisnya.
Perusahan juga bisa menyewa intelijen bisnis untuk memantau pergerakan pasar
sehingga pergerakan SWOT pun bisa terpantau terus-menerus./Koran Jakarta
Nikmati cara baru meraih kesuksesan financial dan mudahnya mencari uang. Klik: http://www.formulabisnis.com/?id=srisayekti