Taktik Menentukan Keberhasilan
Keinginan untuk segera mendapatkan pekerjaan dan berpikir bahwa karier bisa dimulai dari mana saja, membuat banyak calon tenaga kerja melayangkan surat lamaran kerja dan curriculum vitae (CV) ke banyak perusahaan yang sedang membutuhkan pegawai.
Menanggapi hal tersebut, Pipit J Kusumastuti, konsultan karier dari Dwidaya Consultant, mengatakan sebenarnya melamar pekerjaan tanpa mempertimbangkan passion serta kompetensi yang dimiliki calon pekerja hanya membuang waktu.
Selain itu, hal tersebut menunjukkan bahwa calon tenaga kerja tidak memiliki strategi dan rencana yang baik.
Oleh karena itu, menurut Pipit, sebaiknya calon pekerja memfokuskan diri pada satu atau beberapa pekerjaan yang ingin dikerjakan serta memilih perusahaan yang sesuai dengan nilai-nilai dan budaya pekerjaan yang dianut.
“Cara itu akan membuat proses pencarian kerja berjalan lebih efisien dan efektif. Semakin baik strategi dan taktik yang diterapkan, maka akan semakin besar peluang yang bisa diraih,” tambahnya.
Untuk memperbesar peluang mendapatkan pekerjaan, para pelamar hendaknya tidak memfokuskan diri menggali informasi hanya dari satu sumber, semisal media cetak saja.
Ada baiknya pelamar “mengutak-atik” dunia maya pula untuk memperbanyak sumber informasi. Pasalnya, tidak semua perusahaan mengiklankan lowongan kerja mereka di media cetak atau di Internet saja.
Jadi, pelamar seyogianya membuka semua akses informasi mengenai lowongan pekerjaan. Faktor lain yang tidak bisa diabaikan ialah jaringan kerja (network).
Jaringan kerja merupakan salah satu sumber informasi lowongan kerja yang cukup efektif dan akurat. Selama relasi yang menjadi bagian dari jaringan kerja tersebut hanya memberikan informasi dan sifatnya bukan nepotisme, maka sah-sah saja untuk dijadikan sumber informasi mendapatkan pekerjaan. Selain sumber informasi, relasi juga bisa menjadi sumber referensi.
“Namun tetaplah selektif dalam memilih orang yang telah mengenal kinerja, kualifi kasi, serta kompetensi pencari kerja,” papar Pipit.
Proses menjalin relasi tersebut, tambah Pipit, bisa dimulai sejak masa kuliah, magang, hingga memasuki dunia kerja. Semakin luas relasi, maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan pun akan semakin besar.
Setelah mencari informasi dari berbagai sumber, para calon tenaga kerja hendaknya memperhatikan pula pembuatan aplikasi lamaran kerja.
Biasanya, setiap perusahaan memunyai standar yang berbeda-beda tentang jenis surat lamaran yang masuk. Setiap posisi yang diiklankan juga menuntut kualifikasi yang unik dan berbeda-beda.
Oleh karena itu, para pelamar harus menyesuaikan setiap surat lamaran dan curriculum vitae (CV) dengan berbagai posisi dan perusahaan yang dituju. Sebaiknya jangan menyamaratakan surat lamaran untuk semua jenis profesi.
“Berikan sentuhan personal yang dapat membedakan kita dari ratusan pelamar lainnya. Demikian juga dengan CV, sesuaikan keterampilan yang dimiliki dengan kualifikasi yang disyaratkan oleh perusahaan,” terang Pipit.
Apabila pelamar berhasil menembus tahap wawancara, sebaiknya setelah proses tersebut berakhir, pelamar tidak berlaku pasif.
Kebanyakan pelamar hanya menunggu sampai pihak perusahaan menelepon atau memberi kabar mengenai hasil wawancara tersebut.
Padahal, untuk menunjukkan keseriusan dan antusiasme, tidak ada salahnya jika pelamar menanyakan kelanjutan dari proses wawancara tersebut.
Hal lain yang harus diperhatikan pula ialah menanyakan siapa yang harus dihubungi untuk memastikan diterima atau tidaknya pelamar bekerja serta kapan waktu yang tepat untuk menindaklanjutinya. Semau kepastian itu tentunya akan membuat para job seeker lebih nyaman untuk menentukan langkah selanjutnya. Selamat mencoba!(Koran Jakarta)
Dapatkan peluang bisnis dan mudahnya mencari uang disini,
klik: http://www.formulabisnis.com/?id=srisayekti