Jin adalah makhluk Allah yang diciptakan sesudah malaikat. Jika
malaikat berbadan cahaya, maka badan Jin dibuat Allah dari nyala api
yang sangat panas, lantas ditiupkan RuhNya.
QS. Al Hijr (15) : 27
“Dan jin Kami ciptakan sebelum (Adam) darid api yang sangat panas”
(Jika ingin memahami kehidupan jin lebih jauh bacalah Surat Jin (72) :
1 - 28. Di sana Allah menggambarkan tentang kehidupan masyarakat jin.)
Dengan kata lain, badan jin terbuat dari gelombang panas. la.memiliki
kualitas dan tingkat energi yang lebih rendah dibandingkan malaikat.
Badan malaikat sangat ringan, sehingga bisa melesat dengan kecepatan
yang sangat tinggi, tetapi jin memiliki badan yang lebih berat dan
lebih lamban.
Namun karena dia berbadan gelombang panas., maka tetap memiliki
berbagai kelebihan. Di antaranya, dia bisa merambat di berbagai jenis
benda. Atau juga bisa melentur menembus benda. Jin memiliki kecepatan
yang 10 kali kecepatan manusia, tetapi jauh di bawah kecepatan
malaikat.
Dan yang paling membedakan antara jin dan malaikat adalah dimensinya.
Malaikat adalah makhluk berdimensi 9 yang hidup di langit ke tujuh,
sedangkan jin adalah makhluk berdimensi 4 yang hidup di langit kedua.
Malaikat bisa masuk menjelajah alam jin, tetapi sebaliknya jin tidak
bisa memasuki dunia malaikat. Karena itu, Al Qur'an menggambarkan,
kadang kadang jin mencoba mengintip dan mencuri dengar informasi dari
alam malaikat, sebagaimana ayat berikut ini.
QS Ash Shaaffaat (37) : 10
akan tetapi barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi
(pembicaraan); maka ia dikejar oleh suluh api yang cemerlang.
Berbeda dengan malaikat yang selalu taat, jin diciptakan untuk bisa
membangkang terhadap perintah Allah. Mereka adalah makhluk yang
nantinya akan dimintai pertanggungjawaban sebagai hamba Allah. Maka jin
ada yang jahat dan ada yang baik. Ada yang kafir dan ada salih. Ada
yang masuk Surga dan ada yang masuk Neraka. Jin yang jahat disebut
setan. Dan kakek buyut dari setan adalah Iblis.
QS Al Kahfi (18) : 50
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah
kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari
golongan jin, maka Jin mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu
mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada
Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai
pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim.
Bangsa jin diciptakan lebih dulu dibandingkan manusia. Ada yang
mengatakan sekitar 5.000 tahun sebelum manusia. Karena itu, ketika
manusia diciptakan oleh Allah, bangsa Jin sudah demikian maju dalam
peradabannya. Mereka memang memiliki peradaban seperti manusia. Mereka
hidup bersosial politik., Mereka juga hidup berkeluarga. Mereka pun
memilki agama-agama. Dan seterusnya.
Maka, ketika manusia pertama diciptakan oleh Allah, banyak kalangan di
bangsa jin yang cemburu. Di antaranya yang paling vokal adalah Iblis.
Dia menentang kehendak Allah, hanya dikarenakan cembuni kepada Adam
yang dipilih sebagai khalifah di muka Bumi.
Iblis merasa dirinya lebih hebat dibandingkan Adam. Dia lebih dulu
diciptakan. Dia juga bisa melihat manusia. dari alam yang tidak bisa
dilihat manusia. Mereka juga diciptakan dari gelombang panas yang
memiliki berbagai kelebihan dibandingkan badan manusia yang terbuat
dari unsur-unsur tanah.
Pokoknya, Iblis merasa lebih super dibandingkan manusia, kenapa dia
disuruh untuk tunduk kepada manusia. Dia memberontak. Maka sejak itulah
lblis memilih peran antagonis terhadap manusia. lblis lantas memiliki
berbagai keturunan dan pengikut setia yang disebut golongan setan.
Pekerjaannya mengganggu manusia. agar tidak patuh kepada Allah. Agar
mereka kafir terhadap Allah, sebagaimana lblis dan pengikut-pengikutnya
Maka Allah mengingatkan kepada manusia agar berhati-hati kepada Iblis
dan pengikutnya. Dan agar manusia selalu berserah diri kepada Allah
sepenuh ikhlas, supaya tidak bisa diganggu oleh setan.
QS. Al Hijr (15) : 39 - 40
"Iblis berkata: ‘Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa
aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (Perbuatan
ma'siat) di muka Bumi, dan pasti aku akan menyesatkan Mereka semuanya."
“kecuali hamba-hamba.Engkau yang mukhlis di antara mereka.”
Kecemburuan bangsa jin, khususnya setan semakin menjadi-jadi karena
anak turun Adam dipilih sebagai khalifah di muka Bumi. Buktinya, Allah
menunjuk para rasul dari bangsa manusia. Tidak pernah ada rasul dan
nabi dari bangsa Jin. Justru bangsa jin harus belajar kepada bangsa
manusia, dalam hal agama.
QS. Al jin (72) : 19
“Dan bahwasannya tatkala hamba Allah (Muhammad) berdiri menyembah Nya
(mengerjakan ibadat), hampir saja jin jin itu desak mendesak
mengerumuninya.”
Tapi, dari segi fitrahnya memang tidak logis, kalau bangsa
jin yang dijadikan rasul, dan kemudian manusia harus belajar ke bangsa
jin. Bagaimana itu bisa dilakukan? Bukankah manusia tidak bisa melihat
jin ? Tentu, dari sisi ini saja, sudah logislah kalau jin yang 'ngalah'
belajar kepada manusia. Toh,"kemuliaan di sisi Allah tidak ditentukan
oleh kelebihan yang bersifat fisik, melainkan oleh ketakwaan dan
ketaatannya kepada Allah. Sehingga, boleh jadi jin jauh lebih mulia
daripada manusia, jika manusianya jahat, sedangkan jinnya saleh.
Sebaliknya, manusia lebih mulia. daripada jin, jika manusianya saleh
dan jinnya jahat.
Namun sebagai makhluk yang diberi kebebasan untuk memilih, Iblis yang
juga jin itu, memilih peran antagonis. Ya, begitulah rupanya yang
harus terjadi. Kalau tidak demikian, kehidupan ini barangkali menjadi
'tidak seru'.
Namun secara umum Allah menugasi jin untuk beribadah kepada Allah,
sebagaimana Dia firmankan berikut.
QS Adz Dzariyat (51) : 56
"dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah."
Dan Ailah 'mengancam' mereka yang kafir dengan Neraka.
QS. Al Hijr (15) : 43
"Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan
kepada mereka (pengikut pengikut syaitan) semuanya.
Yahoo! FareChase - Search multiple travel sites in one click.
Ilmu merupakan harta abstrak titipan Allah Subhanahu wata'ala kepada
seluruh manusia yang akan bertambah bila diamalkan, salah satu
pengamalannya adalah dengan membagi-bagikan ilmu itu kepada yang
membutuhkan.
Janganlah sombong dengan ilmu yang sedikit, karena jika Allah Subhanahu
wata'ala berkehendak ilmu itu akan sirna dalam sekejap, beritahulah
orang yang tidak tahu, tunjukilah orang yang minta petunjuk, amalkanlah
ilmu itu sebatas yang engkau mampu.