Ah kayaknya bukan ibu itu yg posting di Detik.Com, wong ibu itu namanya bagus kok
Ibu Niniek Kusumawati dan lagi ada gelarnya lho drg,niniek, terus lagi photonya pake Jilbab
Ga mungkin itu mmungkin lain orang, karena setahu saya kalo yg namanya dokter diindonesia itu orangnya baek lemah lembut dan yah terkenal ramah dan sopan santunnya baik
dan lagi penghasilanya dah gede lho kalo diindonesia,
Yah tapi kita ga tau isi hati orang yg sebenarnya
Dan saya juga turut mendoakan semoga saudara kita yg satu itu
selalu dirakhmati sama Alloh dan diberi Kesabaran, Agar Rizky yg memeang menjadi Haknya Bisa Barokah
Amien
Mohon maaf apabila ada yg kurang berkenan
________________________________________
From:
tentan...@googlegroups.com [
tentan...@googlegroups.com] On Behalf Of gustaf ridanus [
gstc...@yahoo.com]
Sent: Thursday, May 07, 2009 9:00 PM
To:
tentan...@googlegroups.com
Subject: [tentangqatar] Re: Hati-hati transfer lewat BCA Remittance
Pak Hendra & drg.Niniek ( Semoga Allah merahmati & memberi kesabaran kepada anda )
sangat perihatin sekali kenapa permasalahan ini harus di posting juga di SUARA PEMBACA
www.detik.com<
http://www.detik.com> pada hari ini kamis (07/05/2005).
2009/5/5 Didik Adji Sasongko <
da.sa...@gmail.com<mailto:
da.sa...@gmail.com>>
Saya kira masalahnya sudah clear karena perwakilan BCAnya sudah mengklarifikasi kejadiannya. Memang sepertinya janggal kalo diandaikan BCA mengulur2 waktu supaya dapat kurs terendah. Toh berapapun kursnya, BCA juga dapat untung dari 5 US$ itu juga kan.
Btw, saya juga pernah mengalami kejadian yang "serupa tapi tak sama". Waktu itu saya mengirim lewat Doha Bank, kurs rate Dollar pada hari itu 11300/US$. Nah pas besoknya (ketika uangnya sampai di BCA) kursnya jadi 10800/US$. Jadi saya rugi 500/US$,..hik..hik... Emang rejekinya segitu ya gimana lagi,...
2009/5/5 Eko Kristianto <
eko...@gmail.com<mailto:
eko...@gmail.com>>
Dear rekans
Waah, sepertinya kasus Ibu Niniek banyak menarik perhatian rekans sekalian.
Kalo saya coba fokus ke masalah yang dilempar oleh Ibu Niniek, menurut saya pribadi kog rasanya tidak mungkin ya Bank nasional tersebut mempertaruhkan reputasi dan pasar remittance yang sangat potensial di Qatar ini dengan melakukan tindakan seperti yang diperkirakan Ibu Niniek.
Setahu saya sistem on line dari Bank nasional tersebut adalah dengan memotong proses manual di Indonesia, artinya tidak ada lagi proses manual di Indonesia dan petugas remitting agency yang ada disini diberikan fasilitas untuk masuk langsung ke dalam sistem remittance Bank tersebut sehingga prosesnya akan menjadi jauh lebih cepat.
Dengan mekanisme demikian, tentu saja ada kendala-kendala yang secara teknis bisa dijelaskan apabila ada keterlambatan proses atau dengan kata lain, kog tidak online? Kendala teknis tersebut antara lain misalnya terkait sistem IT dan proses funding dari remitting agency disini yg dijadikan cover dari semua transaksi remittance yang dijalankan. Dan menurut saya mestinya petugas yang ada disini sudah memberikan penjelasan terkait kendala yang ada dan menginformasikan bahwa pengiriman kali tersebut tidak bisa online.
Dengan mekanisme online maupun tidak online, saya tidak melihat adanya celah bagi oknum2 baik di Qatar maupun di Indonesia untuk mengambil keuntungan dengan menunda-nunda proses, karena semua proses ada SOPnya dan selalu dipantau oleh internal auditor.
Terkait fluktuasi kurs, kiranya kita bisa menyikapinya dengan lebih bijaksana, bukankah harusnya kita turut senang apabila posisi Rupiah menguat terhadap USD.
Demikian sekedar tanggapan dari saya, thanks.
--
Eko Kristianto
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Qatar Representative Officer
Mobile +974 6077437
2009/5/5 Joko Sriyono <
jsri...@gmail.com<mailto:
jsri...@gmail.com>>