Saya baru tau kalo rumah tangga yg dibangun bersama ada pamrihnya
Menurut saya keluarga dibina sebagai satu kesatuan, gak ada pamrih….kalo gak ada yg bs diberikan…bagaimana bs memberi istri gaji?...contoh: kehidupan Fatimah r.a.
Bukankah membangun keluarga adalah ibadah bagi suami dan istri, ada hal2 yg lebih penting spt membesarkan anak dgn hidup lebih berkualitas dan memberikan anak pendidikan yg terbaik dr pada memelihara konsep menggaji istri, bukankah sisuami juga gak mendapatkan gaji dr apa yg sudah dia dapatkan?...kita beli baju sama2, beli kebutuhan masing2 sama2, makan sama2, entertain sama2…perhiasan, kosmetika dipenuhi…lantas apa lagi?
Kalo saya fikir, konsep memberikan gaji kepada istri justru merendahkan martabat istri, sama hal nya dengan menyetarakan istri dgn pembantu dan membentuk mental istri menjadi mental pembantu.
Kadang memang ada suami yg menzolimi istri ….tp banyak juga kejadian istri yg menzolimi suami, contoh pd film suami-suami takut istri….hex3..
Kalo kasusnya begini yg salah orgnya, bukan yg sudah ada..
Saya juga setuju dgn Pak Basuni, bergurulah dengan ustadz-2 yg ilmunya luas dan ber aqidah baik.
Si ustadz tidak salah, hanya saja apa yang disampaikan masih dalam bentuk “kalimat bersayap”.
Ayat Al Quran atau Hadist yang artinya seorang istri wajib memasak atau mengurus rumah memang tidak ada. Hanya saja, dalil bahwa istri WAJIB PATUH pada suami, itu ada., kecuali terhadap yang dilarang oleh Allah SWT. Bahkan, kewajiban istri patuh terhadap suami bisa melebihi kepatuhannya terhadap kedua orangtuanya. Hal ini terbilang sering disampaikan pada ceramah-ceramah singkat.
Nah, apakah memasak dan mengurus rumah wajib hukumnya ? Kalau diperintah suami, maka wajiblah istri melaksanakannya.
Masalahnya, apa perlu hal yang demikian itu diwujudkan dalam sebuah perintah yang tegas? Ibarat “standing order” yang hanya ada ditempat kita bekerja. Lazimnya ya ndak perlu. Masing-masing ya tau aja apa yang harus dikerjakan untuk keharmonisan rumah tangga yang sama-sama dicintai. Kalau dibiarkan segalanya dikerjakan oleh istri dan sampai kecapekan, yang repot kan sang suami juga nantinya. Giliran istri diajak “ronda” udah nggak punya energy lagi. Begitu juga kalau sang istri keasyikan nonton sinetron atau chatting di fesbok sehingga memasak dan urusan rumah tangga jadi terbengkalai. Yang repot nanti ya istri juga karena suaminya bakalan cari “makan” diluar.
So, jadi bagaimana ?
Gimana ya? … … … mari kita belajar lebih banyak lagi, termasuk diskusi di milis ini.
Semoga bermanfaat, salam.
MK
Disclaimer: The information in this message is confidential and may be legally privileged. It is intended solely for the addressee. Access to this message by another person is not permitted. If you are not the intended recipient, any disclosure, copying, distribution or any action taken or omitted to be taken in reliance on it, is prohibited and may be unlawful. If you have received this e-mail by mistake, please e-mail the sender by replying to this message, and deleting the original and any printout thereof.
Legal Department
--
Regards
Zaldi - Doha
1. Anang dan Krisisdayanti.....bubar karena terjadi (terdapat) 2 imam dalam rumah tanganya.
2. Sophan Sopian dan Widiawati....tetap rukun sampai salah satunya pergi menghadap yg Mahakuasa...dan pasangan yg ditinggal tetap setia....karena hanya ada satu imam dalam rumah tangga mereka.
Tinggal sekarang bagaimana menjadi imam yg baik dan makmum yg baik pula...no debate about it...
T. Fuad
--- On Tue, 9/8/09, Sayid M Zein <ze...@singgar-doris.com> wrote: