Fw: Ada Kasih di Matamu

104 views
Skip to first unread message

artha siahaan

unread,
Jun 9, 2009, 3:51:13 AM6/9/09
to tem...@googlegroups.com, Dian Setyawanty, MARKUS APRIANDHIE, FENTY AGUSTINA SAGALA, ACHMAD SAEPUL, OONG RAHMAT BURHANNUDIN, WARUNO SURYOHADI, S.T., Eddie Rahadian Permana
 
Artha DMV Siahaan
KPP Pratama Garut
 
Do My Best...God Does The Rest
----- Original Message -----
To: Juliana ; Agust Hendra Silaban ; ARTHA DONDA ; Aplita Linza Withri Saragih ; Amran Hutabarat ; Andi Ginting ; Andreas Prasetyo Nugroho ; Asido Sianturi ; BONA PARLINDUNGAN MANURUNG ; Beresman Hutajulu ; Bima Sinaga ; Bursok Anthony Marlon ; Christison Pangihutan Sitohang ; Catur Aji Purnomo ; DONY TUANA JESSE GURNING ; David Boan Asido Sinaga ; DRS. HARRO TIMBUL NAINGGOLAN ; David Cartney Napitupulu ; DANIEL TARIGAN ; Dewi Virgo Situmorang ; Dorisansius Pasaribu ; EKO OLOAN TAMPUBOLON ; ENOVITA SIMANJUNTAK ; Eva Marlina Ginting ; FEBNER PILIMON SIMATUPANG SE ; Frans Hansen Gultom ; Frans Hans Zein Daniel Manik ; FRISCILA IRIANTI WIDYANINGSIH ; F Andolin Siahaan ; Gede Agung Wijaya ; Goundroiy ; Gomgom Nicholas Pilgram Tambunan ; Heriantonius Silalahi ; HARIAN JAYA HUBEAHAN ; HARTATI EVALINA SARAGIH ; HOTLAND MANGARATUA SIHITE SE. ; Hendra Ginting ; Irwan Luhut Mangapul Pardede ; IDA KATA ERSADA ; JUNITA FRANSISKA SIMARMATA ; Julius Ginting ; Jhon Ferry Sinaga ; Julianto Sembiring ; Kelvin Sayuli Hutauruk ; Kristophorus Hutabarat ; Lia Novarina Pasaribu ; Linda Sariana ; Lasmey Nurwini Sinaga ; Luther Jaya Sihombing ; Lamhot Siahaan ; Lambertus Lumbangaol ; Leonardo Martin Charles Siahaan ; MANGATUR SIMANJUNTAK ; Mutiara Manurung ; MARCH ELMONDO PANDAPOTAN ; MUTIARA MARLINA HUTABARAT ; Marnala Ester Tambunan ; Mahendra Arya Wardhana ; Marina Sitinjak ; Meilany Juita Damanik ; Meylin Yusiska Tambunan ; MAGDALENA SINAGA ; Melky Kaseger ; NOVITA LINDA SITOMPUL ; Nelson Siahaan ; PETRUS JOKO PRASETYO UTOMO. AK ; Parluhutan Rajagukguk ; Relevan Butarbutar ; Rizki Desima Renova Siahaan ; Rusty Meyer Violetta Siahaan ; Rinaldi Parningotan ; ROSLENNI S SITINDAO N ; Rotuana Hasugian ; R T Ery Novrida Marpaung ; REDY GINTING ; SONY EMANUEL ; SAMUEL ARIEF WICAKSANA ; TUNGGUL HAMONANGAN MANURUNG ; TIMBUL DEDY ISKANDARDINATA SIMORANGKIR ; Togu Sitanggang ; THOMAS LAMBOK MARHASIMATUPANG ; Veronica Dwi Astuti ; VINCENTIUS JACOBUS HARRY KOERNIAWAN ; Willy Siahaan ; Yopahanes Simamora
Sent: Tuesday, June 09, 2009 11:49 AM
Subject: FW: Ada Kasih di Matamu

 
Sandy K.S Rumahorbo
Kanwil DJP NAD
Duktekkon
Only You Can Make Your Life Meaningful...

Dari: Juliana
Terkirim: 09 Juni 2009 11:45
Ke: Sandy Kristison Saragi Rumahorbo
Subjek: Ada Kasih di Matamu

Ada Kasih di Matamu
Oleh: Brian Cavanaugh
Sumber: The Sower's Seeds
 
Sore itu adalah sore yang sangat dingin di Virginia bagian utara, berpuluh-puluh tahun yang lalu. Janggut si orang tua dilapisi es musim dingin selagi ia menunggu tumpangan menyeberangi sungai. Penantiannya seakan tak berakhir. Tubuhnya menjadi mati rasa dan kaku akibat angin utara yang dingin.
 
Samar-samar ia mendengar irama teratur hentakan kaki kuda yang berlari mendekat di atas jalan yang beku itu. Dengan gelisah ia mengawasi beberapa penunggang kuda memutari tikungan. Ia membiarkan kuda yang pertama lewat, tanpa berusaha untuk menarik perhatian. Lalu, satu lagi lewat, dan satu lagi. Akhirnya, penunggang kuda yang terakhir mendekati tempat si orang tua yang duduk seperti patung salju.
 
Saat yang satu ini mendekat, si orang tua menangkap mata si penunggang, dan berkata, "Pak, maukah anda memberikan tumpangan pada orang tua ini ke seberang? Kelihatannya tak ada jalan untuk berjalan kaki."
 
Sambil menghentikan kudanya, si penunggang menjawab, "Tentu. Naiklah."
 
Melihat si orang tua tak mampu mengangkat tubuhnya yang setengah membeku dari atas tanah, si penunggang kuda turun dan menolongnya naik ke atas kuda. Si penunggang membawa si orang tua itu bukan hanya ke seberang sungai, tapi terus ke tempat tujuannya, yang hanya berjarak beberapa kilometer.
 
Selagi mereka mendekati pondok kecil yang nyaman, rasa ingin tahu si penunggang kuda mendorongnya untuk bertanya, "Pak, saya lihat tadi bapak membiarkan penunggang kuda lain lewat tanpa berusaha meminta tumpangan. Saya ingin tahu kenapa pada malam musim dingin begini bapak mau menunggu dan minta tolong pada penunggang terakhir. Bagaimana kalau saya tadi menolak dan meninggalkan bapak di sana ?"
 
Si orang tua menurunkan tubuhnya perlahan dari kuda, memandang langsung mata si penunggan kuda, dan menjawab, "Saya sudah lama tinggal di daerah ini. Saya rasa saya cukup kenal dengan orang."
 
Si orang tua melanjutkan, "Saya memandang mata penunggang yang lain, dan langsung tahu bahwa di situ tidak ada perhatian pada keadaan saya.
 
Pasti percuma saja saya minta tumpangan. Tapi waktu saya melihat ke matamu, kebaikan hati dan rasa kasihmu terlihat jelas. Saya tahu saat itu juga bahwa jiwamu yang lembut akan menyambut kesempatan untuk memberi saya pertolongan pada saat saya membutuhkannya."
 
Komentar yang menghangatkan hati itu menyentuh si penunggang kuda dengan dalam.
 
"Saya berterima kasih sekali atas perkataan bapak", ia berkata pada si orang tua. "Mudah-mudahan saya tidak akan sibuk mengurus masalah saya sendiri hingga saya gagal menanggapi kebutuhan orang lain dengan kasih dan kebaikan hati saya."
 
Seraya berkata demikian, Thomas Jefferson si penunggang kuda itu, memutar kudanya dan melanjutkan perjalanannya menuju ke Gedung Putih.
 
 
..I can't lie,I can't say i can feel what you feel,
but i'll always be here just to share your pain..
 
 
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages