Silaturahmi ke MTs Sirojul Wildan #2 : Belajar Aquaponic dari Kakek Murray Hallam

14 views
Skip to first unread message

Wildan Maulana >> OpenThink Labs

unread,
Apr 21, 2013, 11:48:36 AM4/21/13
to IGI, dikm...@yahoogroups.com, Dikbud Milis, sd-i...@yahoogroups.com, negeri...@googlegroups.com, openthi...@googlegroups.com, mhs_fi...@yahoogroups.com, bizin...@googlegroups.com, milis...@yahoogroups.com, mikrohid...@yahoogroups.com, tekno...@googlegroups.com, waterj...@googlegroups.com, tjiliwo...@yahoogroups.com
Assalamu'alaikum, 

Rekan-rekan ysh, 

Menyambung tulisan kemarin, Alhamdulillah, catatan silaturahmi berbagi Aquaponik di Mts Sirojul Wildan, Ciderum, baru saja selesai ditulis ..., silahkan jika ada yg memiliki waktu, untuk membacanya, mungkin kita bisa belajar bersama, membangun lingkungan kita masing-masing ... :)

Berikut adalah sebagian catatan-nya, tapi mohon maaf, tidak bisa di copy semua, karena ada beberap gambar yang cukup kontekstual, jika ingin langsung membaca tulisan lengkapnya bisa langsung ke : 



---start-

Hari Sabtu, 20 April 2013, Alhamdulillah, rencana kami untuk Silaturahmi, untuk yang kedua kalinya ke MTs Sirojul Wildan berjalan dengan lancar.

Berangkat dari rumah di Pekayon, Pasar Rebo, sekitar pukul 8.00. Selama perjalanan, yang sangat menarik perhatian adalah ketika naik angkot dari Sukasari ke Cikereteg, memperhatikan sopir dan dua temannya, yang dari Sukasari sampai Cikereteg, selalu bercanda, tidak ada habis-habis nya, jalan agak ugal-ugalan. Ketika pertama kali naik, ada pasir di dekat kursi bagian belakang angkot, kata sopirnya, "..etamah aya orang kampung kakarek naik mobil" (ada orang kampung baru naik mobil), iya, yang ada dibalik pasir itu adalah muntahan penumpang yang naik sebelum kami. Pertamanya memang kami juga heran, kenapa naik angkot sampai muntah ..?, tapi ketika merasakan gaya menyetir sopirnya, ya .. memang wajar kalau ada yg sampai muntah ....

Ketika memperhatikan supir angkot dan kedua temannya ini, saya jadi teringat dengan tulisan Junanto Herdiawan yang berjudul "Moral SD di Jepang" [1], insyaAllah, tulisan ini benar adanya, karena teman saya Pak Martinus di Facebooknya mengomentarin tulisan ini menulis "Dari pengalaman selama tinggal di Jepang, benar inilah intisarinya pendidikan jepang. 'Anak-anak diajarkan untuk memiliki harga diri, rasa malu, dan jujur. Mereka juga dididik untuk menghargai sistem nilai, bukan materi atau harta.' Bukan hanya hasil, tapi proses mendapatkan hasil."

Pendidikan usia dini, kemudian lanjut ke pendidikan dasar dan menengah tentu mengambil peran dalam membentuk kepribadian seorang insan. Entah pengalaman pendidikan apa saja yg sudah dilalui oleh supir angkot ini dan kedua temannya.

Tapi alhamdulillah, akhirnya, meskipun agak ugal-ugalan, kami "tertolong" dengan jalan yang macet :). Kami sampai di Desa Ciderum sekitar jam 11.00, seperti biasa, kami mampir dulu ke tukang bakso yang berada di depan pom bensin, 2 minggu yang lalu saya sudah mencoba bakso bakar, saatnya kali ini merasakan menu bakso yang lain hehe ..

Di tukang bakso, yang menjadi perhatian saya adalah lahan di belakang, bawah dari toko ini, lahan yang cukup luas dibiarkan begitu saja tidak terurus, tidak produktif, malah sepertinya jadi tempat buang sampah. Memang, masalah sampah dimana-mana di negara ini kerap menjadi masalah, padahal kalau kita ingat dengan nilai-nilai agama yang mengajarkan kalau kebersihan itu adalah sebagian dari iman, dan PP 81 Tahun 2012, terutama Pasal 2 poin B yang mengatakan kalau pengaturan pengelolaan sampah itu salah satu tujunannya adalah untuk menjadikan sampah sebagai sumber daya [2], tentu masalah sampah, selama belum beres, akan selalu jadi bahan perbincangan, diskusi di media massa, media elektronik, warung kopi atau bahkan jadi bahan diskusi sesaat setelah shalat berjamaah di musholla. Mudah-mudahan, kelak bisa seperti ini ya .. :)


Salam'alaina,
Wildan
--- 
OpenThink Labs Indonesia | http://www.openthinklabs.com
Harmonizing IT, Business and Education 

"You cannot teach a man anything; you can only help him find it within himself." - Galileo Galilei

Negeri Pelangi | http://www.negeripelangi.org
A Pay it Forward Community | Komunitas Ahli Ikhlas, Ahli Sabar, Ahli Syukur dan Ahli Zuhud


Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages