Darimana Asal Lingua Franca?

439 views
Skip to first unread message

Zaki Akhmad

unread,
Dec 10, 2005, 5:15:32 AM12/10/05
to teknologia
Hmm sebenarnya saya belum menemukan istilah yang tepat sebagai
terjemahan dari Lingua Franca. Apakah "Bahasa Ibu" tepat? Atau "Bahasa
Pengantar" saja? Jika ada yang bisa mengoreksi, saya persilahkan saja.

Kembali ke judul yang berupa pertanyaan, "Darimana Asal Lingua
Franca?". Saya cerita sedikit, saat ini saya sedang membaca dua buku.
Buku pertama adalah novel, Life of Pi, Yann Martel, penulis asal
Kanada. Buku kedua adalah Lecture Notes on Cryptrography, Shafi
Goldwasser dan Mihir Bellare. Keduanya buku ber-bahasa Inggris, bukan
buku terjemahan. Walau buku pertama, Life of Pi tersedia juga versi
terjemahan bahasa Indonesia-nya, saya beruntung dapat pinjaman buku
aslinya :). Kalau buku kedua, saya download dari situs MIT
(http://ocw.mit.edu) kemudian saya print.

Saya yang termasuk malas untuk belajar bahasa asing. Pendek kata, saya
berteori saya akan bisa bahasa asing dengan baik (misal Jerman, Rusia,
Jepang, dll) apabila saya hidup di kota dimana bahasa itu digunakan dan
bergaul bukan dengan orang Indonesia. Setelah hampir 5 tahun tinggal di
Bandung, ternyata saya belum bisa berbahasa Sunda, gara-gara tidak
bergaul dengan orang Sunda :D.

Kemudian saya jadi bertanya-tanya, darimana bahasa Lingua Franca
berasal? Apalagi di zaman The World is Flat-nya Thomas Friedman,
ataupun kemudian kita imbangi dengan teori Creative Class-nya Thomas
Florida. Saya melihat perlu ada suatu protokol, bahasa pengantar,
Lingua Franca, yang sama. Karena jika tidak, bagaimana cara mereka yang
berbahasa yang berbeda dapat berkomunikasi? Apakah menggunakan bahasa
tubuh atau bahasa simbol?

Secara de facto, saat ini bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa
Lingua Franca. Penelitian-penelitian kelas dunia, akan ditulis dalam
bahasa Inggris. Bahkan website-website institusi pendidikan pun
menggunakan bilingual, yang salah satunya adalah bahasa Inggris.

Bayangkan apabila saya membuka situs Keio Univ di Jepang, yang tidak
terdapat bahasa Inggrisnya. Wah, saya pasti akan capek kebingungan
belajar bahasa Jepang dulu sebelum belajar topik yang saya sukai. Lain
cerita kalau saya membuka situs Stanford, MIT, Caltech, Waterloo,
Manitoba, yang memang berbahasa Inggris.

Saya beri contoh yang sedikit nyata agar mudah dimengerti. Katakanlah,
misanya saya bisa memecahkan algoritma MD5. Lalu untuk membuktikan saya
bisa memecahkan algoritma ini berarti saya harus meyakinkan orang lain,
atau si Ron Rivest sang penemu algoritma MD5 ini. Ternyata yang
penasaran dengan algoritma MD5 ini bukan cuma saya saja. Ternyata ada
juga orang India, dan orang Jepang yang penasaran untuk memecahkan
algoritma ini. Berarti mereka semua harus belajar Bahasa Inggris juga
dong sebagai bahasa de facto Lingua Franca zaman sekarang?

Lalu sejak kapan Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa Lingua Franca?
Mengapa bahasa ini mampu menjadi bahasa pengantar? Apakah karena sifat
adidaya Amerika? Atau karena mereka memang unggul di segala bidang:
sains, teknologi, sastra, budaya, dll?

Dahulu Bahasa Yunani pernah jaya, dengan menjadi bahasa Lingua Franca.
Seperti buku Newton yang berjudul Principia ...... (lupa persisnya)
yang ditulis dengan bahasa latin. Akankah bahasa Inggris akan
tergantikan sebagai bahasa Lingua Franca?

Sekian dan terimakasih
Zaki Akhmad

Muhamad Carlos Patriawan

unread,
Dec 10, 2005, 5:42:43 AM12/10/05
to teknologia
>
> Saya beri contoh yang sedikit nyata agar mudah dimengerti. Katakanlah,
> misanya saya bisa memecahkan algoritma MD5. Lalu untuk membuktikan saya
> bisa memecahkan algoritma ini berarti saya harus meyakinkan orang lain,
> atau si Ron Rivest sang penemu algoritma MD5 ini. Ternyata yang
> penasaran dengan algoritma MD5 ini bukan cuma saya saja. Ternyata ada
> juga orang India, dan orang Jepang yang penasaran untuk memecahkan
> algoritma ini. Berarti mereka semua harus belajar Bahasa Inggris juga
> dong sebagai bahasa de facto Lingua Franca zaman sekarang?

Kalo saya gak salah,berdasarkan konsensus(?) sebelum PD II (?) justru
bahasa prancis yg digunakan untuk bahasa internasional.... CMIIW

> Lalu sejak kapan Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa Lingua Franca?

Setelah PD I atau II...CMIIW


> Mengapa bahasa ini mampu menjadi bahasa pengantar? Apakah karena sifat
> adidaya Amerika? Atau karena mereka memang unggul di segala bidang:
> sains, teknologi, sastra, budaya, dll?

Alasan yang sangat realistis IMO.

Tambahan.

Pertama,
Makanya ada pilihan bahasa Inggris: Bahasa inggris inggris atau
american inggris.
Kalo terbiasa denger american english,denger real inggris-inggris
seperti
"Mind The Gap" di kereta api gitu rasanya aneh...CMIIW

Kedua,
Aksen Bahasa Inggris yang mana yang bener ? apakah model inggris di
england atau aksen inggris amerika ? soale aksenya orang inggris di
tiap region di UK juga beda beda ..ada aksen england,wales,aksen
'liverpool',scottish sama irish...

Aksen american inggris juga berbeda tiap regionnya walaupun tidak '
separah' inggris-inggris perbedaanya.

Btw,kalau aksen,yang bener berdasar konsensus sepertinya aksen
english-american yang pelan dan jelas. CMIIW too.


Carlos

Ronny Haryanto

unread,
Dec 10, 2005, 6:11:00 AM12/10/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, Dec 10, 2005 at 10:42:43AM -0000, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
> Btw,kalau aksen,yang bener berdasar konsensus sepertinya aksen
> english-american yang pelan dan jelas. CMIIW too.

Ini biasanya tipikal pendapat org yg sudah terbiasa dengar American
English. Apalagi yg demen nonton film Hollywood dan American TV shows.
Saya berani taruhan anak2 muda di Indonesia (bahkan di negara2 lain yg
English bukan first language) bahasa Inggrisnya kebanyakan punya aksen
American.

Saya sendiri paling sreg dengar "BBC" English version of the British
English. Aksen saya sendiri skrg jadi campur Canadian dan Australian.
Native English speaker sih ngerti walaupun kita pake aksen yg mana aja
(seperti halnya kita ngerti Bahasa Indonesia dg aksen Betawi, Tegal,
Jawa, Batak, Madura, dsb). Rasanya prof2 di fakultas saya juga udah
mulai ngerti English dg aksen India dan China. Hehehe.

Soal aksen mana yg paling sreg itu mirip lah seperti orang yg pertama
kenal komputer pake Mac disuruh pake Windows atau vice versa. Semuanya
cenderung subjektif, tergantung kesan pertama dan "dibesarkan" di
lingkungan mana.

English jadi Lingua Franca secara de facto aja, dr pengamatan saya
karena udah banyak materi yg ada dalam English ya jadinya org yg mau
jangkauan lebih luas terpaksa mempublikasi materi dalam English juga.
Titik awalnya kapan (atau karena event apa) mulai jadi de facto saya
kurang tau.

Ronny

Muhamad Carlos Patriawan

unread,
Dec 10, 2005, 1:12:48 PM12/10/05
to teknologia
Ronny Haryanto wrote:
> On Sat, Dec 10, 2005 at 10:42:43AM -0000, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
> > Btw,kalau aksen,yang bener berdasar konsensus sepertinya aksen
> > english-american yang pelan dan jelas. CMIIW too.
>
> Ini biasanya tipikal pendapat org yg sudah terbiasa dengar American
> English. Apalagi yg demen nonton film Hollywood dan American TV shows.
> Saya berani taruhan anak2 muda di Indonesia (bahkan di negara2 lain yg
> English bukan first language) bahasa Inggrisnya kebanyakan punya aksen
> American.
>
> Saya sendiri paling sreg dengar "BBC" English version of the British
> English. Aksen saya sendiri skrg jadi campur Canadian dan Australian.

Btw,British english itu lebih spesifik lagi adalah aksen English di
England,bukan UK keseluruhan.Secara pribadi saya juga sreg dengan aksen
inggris-england yang dipakai ratu elizabeth.Ternyata banyak orang yang
coba mempelajari aksen ini maklum konon aksenya para kaum ningrat :)

Sebenarnya pernah nanya ke profesor disini yg spesialis di masalah
aksen,menurut dia yang bener adalah "internasional english" yg pelan
dan jelas,yang ya katanya memang mirip2 american english. Gak tahu deh
apakah dia bias atau tidak.


> Native English speaker sih ngerti walaupun kita pake aksen yg mana aja
> (seperti halnya kita ngerti Bahasa Indonesia dg aksen Betawi, Tegal,
> Jawa, Batak, Madura, dsb). Rasanya prof2 di fakultas saya juga udah
> mulai ngerti English dg aksen India dan China. Hehehe.

Buat orang Asia,dengerin India-english,chineese-english dan mengerti
SINGlish
memang gampang tapi belum tentu untuk orang non-asia.Sama juga lebih
gampang dengerin English-British aksen dibanding English-irish aksen
contohnya.


>
> Soal aksen mana yg paling sreg itu mirip lah seperti orang yg pertama
> kenal komputer pake Mac disuruh pake Windows atau vice versa. Semuanya
> cenderung subjektif, tergantung kesan pertama dan "dibesarkan" di
> lingkungan mana.
>
> English jadi Lingua Franca secara de facto aja, dr pengamatan saya
> karena udah banyak materi yg ada dalam English ya jadinya org yg mau
> jangkauan lebih luas terpaksa mempublikasi materi dalam English juga.
> Titik awalnya kapan (atau karena event apa) mulai jadi de facto saya
> kurang tau.


De Fakto ini mungkin karena faktor sejarah dan kombinasi yang Zaki
sebutkan yach.
Kalau pertanyaan ini ditanyakan tahun 1300,mungkin jawabanya adalah
Bahasa Arab dan Sanskrit,karena jaman sebegitu Arab/Muslim yang paling
maju di kota Baghdad sebelum diruntuhkan Genghis Khan.

Untuk periode 1500-1800 mungkin spanish,english dan prancis sama
kuatnya.Nah dimasa2 1800-PD II setahu saya untuk bahasa resmi antar
negara kolonial dan dipakai di forum internasional adalah bahasa
prancis.CMIIW.


Carlos

adi

unread,
Dec 10, 2005, 6:02:09 PM12/10/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, Dec 10, 2005 at 06:12:48PM -0000, Muhamad Carlos Patriawan wrote:
> De Fakto ini mungkin karena faktor sejarah dan kombinasi yang Zaki
> sebutkan yach.

lingua franca adalah bahasa penjajah, atau bahasa yang dipilih oleh
penjajah untuk digunakan, atau bahasa yang dipilih oleh yang dijajah,
sebagai bahasa penghubung.

jadi, lingua franca selalu terkait penjajahan, entah penjajahan dalam
arti sesungguhnya, atau dalam arti yang lebih manusiawi.

ada yang berpendapat bahwa, lingua franca adalah bahasa perdagangan,
bahasa diplomatik. kenyataannya, unsur perdangangan dan diplomatik itu
sendiri tidak cukup untuk menjadi lingua franca.

Salam,

P.Y. Adi Prasaja

--
Ini signature saya. Pasang iklan anda di sini ... tarif menantang :-)

yus

unread,
Dec 11, 2005, 10:37:43 AM12/11/05
to teknologia
Maaf menggangu

Ada laptop gratis dari situs Kanada,

Promosi produk Acer dari situs Canadian Business ini akan membagi
notebook Acer dengan gratis.
Caranya:
1. Daftarkan Diri anda (GRATIS) dengan mengklik:

http://notebook.GustoNetwork.com/index.php?mid=428729

Lalu klik register. setelah selesai register (login dengan user dan
pasw yang baru saja anda buat) anda diberi referrals dengan mengklik
No Thanks. Just continue to notebook.GustoNetwork.com
2. selanjutnya klik menu referrals (dibagian atas web yang sudah anda
register),
lalu klik juga link sponsor search engine dan klik link kembali ke
GustoNetwork maka Anda akan melihat URL atau link REFERAL anda seperti
punya saya diatas.

3. Informasikan kepada teman-teman anda mengenai produk notebook Acer
ini, cukup 18 orang yang mendaftar dari referrals anda.

4. Setelah 18 orang mendaftar melalui referrals anda, tinggal Order
Notebook Acer Travelmate, IP4 2,8 GHz)Langsung dikirim ke alamat rumah
anda.

Selamat mencoba,

http://notebook.GustoNetwork.com/index.php?mid=428729

Seandainya anda tidak tertarik dengan program ini TOLONG anda daftar
saja melalui link diatas.
Dan anda hanya mengisi form yang muncul dengan lengkap, kemudian
lupakanlah program ini
Kalau anda melakukan hal itu saya sangat berterima kasih kepada anda.

salam,


Please sing in :

http://notebook.GustoNetwork.com/index.php?mid=428729

Ikhlasul Amal

unread,
Dec 11, 2005, 11:26:52 AM12/11/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/11/05, adi <a...@postpi.com> wrote:
>
> lingua franca adalah bahasa penjajah, atau bahasa yang dipilih oleh
> penjajah untuk digunakan, atau bahasa yang dipilih oleh yang dijajah,
> sebagai bahasa penghubung.
>

Kalau Bahasa Indonesia -- sebagai lingua franca di negara kita -- yang
diambil dari melayu di Riau, apakah masih membawa unsur penjajah atau
yang dijajah?

--
amal

Oskar Syahbana

unread,
Dec 11, 2005, 12:05:43 PM12/11/05
to tekno...@googlegroups.com

Kayaknya konteksnya bukan kesitu deh Mas. Yang saya tangkap dari
pernyataan itu adalah, lingua franca yang diakui sekarang inilah yang
merupakan warisan penjajah. CMIIW.


--
Oskar Syahbana
http://www.permagnus.com/
http://blog.permagnus.com/

adi

unread,
Dec 11, 2005, 6:51:10 PM12/11/05
to tekno...@googlegroups.com
On Mon, Dec 12, 2005 at 12:05:43AM +0700, Oskar Syahbana wrote:
> Kayaknya konteksnya bukan kesitu deh Mas. Yang saya tangkap dari
> pernyataan itu adalah, lingua franca yang diakui sekarang inilah yang
> merupakan warisan penjajah. CMIIW.

dari namanya saja sudah 'Bahasa Indonesia' :-)

masih ingat Charles Adriaan van Ophuijsen?
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0304/19/pustaka/262312.htm

kalau ada yang kenal dengan timor timur, itu bisa jadi 'miniatur' apa yang
terjadi dalam sejarah Bahasa Indonesia. Orang-orang portugis di sana
'menganjurkan' (baca: memaksa) penggunaan Bahasa Tetum (dibaca: tetung,
kata yang diakhiri huruf 'n' atau 'm' dibaca 'ng', sebaliknya, kata yang
diakhiri 'ng' dibaca 'n', seperti pusing jadi pusin :-) lingua franca
kedua setelah Bahasa Tetum, tentu saja bahasa portugis yang dipakai oleh
kalangan ningrat (bahasa belanda juga dikuasai oleh kalangan ningrat, di
jawa misalnya). Penggunaan Bahasa Tetum dikarenakan di Timor Timur
hampir setiap kecamatan memiliki bahasa sendiri-sendiri. Bahasa Tetum
ini juga digunakan oleh orang-orang di kota Atambua (NTT).

lingua franca jaman sebelum jaman siti nurbaya, menggunakan bahasa latin
(kekaisaran roma) dan juga bahasa yunani (ini juga berkat kekaisaran
roma) yang jelas penjajah. pengaruhnya bisa dirasakan dalam
bahasa-bahasa di daratan eropa non skandinavia (huruf/tulisan, bukan
lafal).

sekarang bandingkan dengan pan-islam (turki) yang pernah meluruk sampai
spanyol (mesjid kordoba), itu tidak bisa disebut sebagai 'imperialisme',
that's why tdk ada lingua franca yang 'baru'. mudah-mudahan point saya
bisa ditangkap.

itu karena 'mereka' cenderung membalikkan 'fakta', jadi tidak heran
sampai ada tulisan: The World is Flat :-))

Boku Baka

unread,
Dec 12, 2005, 3:03:18 AM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
tobaaat!!! masih aja ada yang percaya.

Pada tanggal 12/11/05, yus <yusufeko...@yahoo.com> menulis:



--
http://blog.budiyono.net/2005/12/01/at-last-were-only-human/

basibanget

unread,
Dec 12, 2005, 3:12:36 AM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/12/05, Boku Baka <kup...@gmail.com> wrote:
tobaaat!!! masih aja ada yang percaya.

maaf pak disini dilarang top posting
dan ya..koq masih ada saja yg percaya
ini sudah ada sejak tahun 2000
tapi belum ada satu testiomonial pun ttg laptop tsb


--
I'm a magic man. I've got magic hands.
http://basibanget.net/basian/2005/11/29/jurus-kenalan-di-friendster/
- fusebox 4.1 user -

Made Wiryana

unread,
Dec 12, 2005, 9:28:25 AM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/10/05, Muhamad Carlos Patriawan <cpat...@gmail.com> wrote:


Btw,British english itu lebih spesifik lagi adalah aksen English di
England,bukan UK keseluruhan.Secara pribadi saya juga sreg dengan aksen
inggris-england yang dipakai ratu elizabeth.Ternyata banyak orang yang
coba mempelajari aksen ini maklum konon aksenya para kaum ningrat :)

Ini yg disebut "Register English" (kalau ndak salah inget) yang menggunakan dialek ini memang jumlahnya sedikit. 

aksen,menurut dia yang bener adalah "internasional english" yg pelan
dan jelas,yang ya katanya memang mirip2 american english. Gak tahu deh
apakah dia bias atau tidak.

Jelas bias lah :-)

De Fakto ini mungkin karena faktor sejarah dan kombinasi yang Zaki
sebutkan yach.
Kalau pertanyaan ini ditanyakan tahun 1300,mungkin jawabanya adalah
Bahasa Arab dan Sanskrit,karena jaman sebegitu Arab/Muslim yang paling
maju di kota Baghdad sebelum diruntuhkan Genghis Khan.

Jangan lupa, sebelum Prancis dan Inggris meluas, bahasa yang digunakan adalah bahasa latin, terutama di dunia ilmiah.

Bahasa Jerman dipengaruhi bahasa latin dan sanksrit

IMW

Made Wiryana

unread,
Dec 12, 2005, 9:30:42 AM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/12/05, adi <a...@postpi.com> wrote:

On Mon, Dec 12, 2005 at 12:05:43AM +0700, Oskar Syahbana wrote:
> Kayaknya konteksnya bukan kesitu deh Mas. Yang saya tangkap dari
> pernyataan itu adalah, lingua franca yang diakui sekarang inilah yang
> merupakan warisan penjajah. CMIIW.

dari namanya saja sudah 'Bahasa Indonesia' :-)

masih ingat Charles Adriaan van Ophuijsen?
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0304/19/pustaka/262312.htm

kedua setelah Bahasa Tetum, tentu saja bahasa portugis yang dipakai oleh
kalangan ningrat (bahasa belanda juga dikuasai oleh kalangan ningrat, di
jawa misalnya). Penggunaan Bahasa Tetum dikarenakan di Timor Timur
hampir setiap kecamatan memiliki bahasa sendiri-sendiri. Bahasa Tetum
ini juga digunakan oleh orang-orang di kota Atambua (NTT).

Denger-denger sekarang di Timor Timur, orang lebih menyukai tetap berbahasa Indonesia karena mudah mempelajarinya, ketimbang belajar bahasa Tetun atau bahasa Portugis.

lingua franca jaman sebelum jaman siti nurbaya, menggunakan bahasa latin
(kekaisaran roma) dan juga bahasa yunani (ini juga berkat kekaisaran
roma) yang jelas penjajah. pengaruhnya bisa dirasakan dalam
bahasa-bahasa di daratan eropa non skandinavia (huruf/tulisan, bukan
lafal).

Sampai sekarang bahasa Latin tetap dipelajari di Jerman (oleh anak SMP/SMA). Walau tidak pernah digunakan untuk bercakap-cakap.   Mungkin karena faktor landasar struktural yang baik dari bahasa latin, sehingga tetap digunakan sebagai pelajaran wajib/


spanyol (mesjid kordoba), itu tidak bisa disebut sebagai 'imperialisme',
that's why tdk ada lingua franca yang 'baru'. mudah-mudahan point saya
bisa ditangkap.

Lingua franca masa kini  UUD dan KGB , he he he he

IMW


baskara

unread,
Dec 12, 2005, 9:31:16 AM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/12/05, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
>
> Jangan lupa, sebelum Prancis dan Inggris meluas, bahasa yang digunakan
> adalah bahasa latin, terutama di dunia ilmiah.
>
> Bahasa Jerman dipengaruhi bahasa latin dan sanksrit

dan sekarang... seperempat (atau sepertiga?) penduduk dunia bisa
berbahasa Mandarin. he he he.

Ariya Hidayat

unread,
Dec 12, 2005, 9:34:13 AM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
> Jangan lupa, sebelum Prancis dan Inggris meluas, bahasa yang digunakan
> adalah bahasa latin, terutama di dunia ilmiah.
> Bahasa Jerman dipengaruhi bahasa latin dan sanksrit

CMIIW tetapi sampai sesaat sebelum Perang Dunia, dalam dunia ilmiah
(terutama fisika) yang luas digunakan adalah bahasa Jerman.
Jurnal-jurnal bergengsi, termasuk yang memuat paper Einstein,
menggunakan bahasa Jerman.


--
Ariya Hidayat, http://ariya.blogspot.com
http://www.google.com/search?q=ariya+hidayat&btnI

Oskar Syahbana

unread,
Dec 12, 2005, 10:24:40 AM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/12/05, adi <a...@postpi.com> wrote:

On Mon, Dec 12, 2005 at 12:05:43AM +0700, Oskar Syahbana wrote:
> Kayaknya konteksnya bukan kesitu deh Mas. Yang saya tangkap dari
> pernyataan itu adalah, lingua franca yang diakui sekarang inilah yang
> merupakan warisan penjajah. CMIIW.

dari namanya saja sudah 'Bahasa Indonesia' :-)


Sejak kapan Bahasa Indonesia jadi 'tools of trade' di dunia bisnis (lebih - lebih di dunia bisnis Internasional)?
 

Ary Setijadi Prihatmanto

unread,
Dec 12, 2005, 10:37:42 AM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
 
----- Original Message -----
Sent: Monday, December 12, 2005 3:30 PM
Subject: [teknologia] Re: Darimana Asal Lingua Franca?

On 12/12/05, adi <a...@postpi.com> wrote:

On Mon, Dec 12, 2005 at 12:05:43AM +0700, Oskar Syahbana wrote:
> Kayaknya konteksnya bukan kesitu deh Mas. Yang saya tangkap dari
> pernyataan itu adalah, lingua franca yang diakui sekarang inilah yang
> merupakan warisan penjajah. CMIIW.

dari namanya saja sudah 'Bahasa Indonesia' :-)

masih ingat Charles Adriaan van Ophuijsen?
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0304/19/pustaka/262312.htm

kedua setelah Bahasa Tetum, tentu saja bahasa portugis yang dipakai oleh
kalangan ningrat (bahasa belanda juga dikuasai oleh kalangan ningrat, di
jawa misalnya). Penggunaan Bahasa Tetum dikarenakan di Timor Timur
hampir setiap kecamatan memiliki bahasa sendiri-sendiri. Bahasa Tetum
ini juga digunakan oleh orang-orang di kota Atambua (NTT).

Denger-denger sekarang di Timor Timur, orang lebih menyukai tetap berbahasa Indonesia karena mudah mempelajarinya, ketimbang belajar bahasa Tetun atau bahasa Portugis.

Kalau dibandingkan betul-betul dengan bahasa2 yang sudah tua,
bahasa Indonesia yang (secara resmi)umurnya belum 100 tahun ini sebetulnya memenuhi syarat untuk jadi lingua franca modern. Strukturnya yang sederhana sehingga mudah dipelajari namun cukup lengkap dan logis.
 
Kalau soal penyakit bahasa, ya memang semua bahasa pasti terkena penyakit bahasa.
 
Salam
Ary
 
 

Muhamad Carlos Patriawan

unread,
Dec 12, 2005, 1:29:54 PM12/12/05
to teknologia
Ariya Hidayat wrote:
> > Jangan lupa, sebelum Prancis dan Inggris meluas, bahasa yang digunakan
> > adalah bahasa latin, terutama di dunia ilmiah.
> > Bahasa Jerman dipengaruhi bahasa latin dan sanksrit
>
> CMIIW tetapi sampai sesaat sebelum Perang Dunia, dalam dunia ilmiah
> (terutama fisika) yang luas digunakan adalah bahasa Jerman.
> Jurnal-jurnal bergengsi, termasuk yang memuat paper Einstein,
> menggunakan bahasa Jerman.
>

Waktu jamanya orang Eropah masih belum pinter-pinter,ahli/ilmuwan
Eropah di awal kebangkitan Eropah pada jaman dark ages(?) belajar
banyak dari tulisan Arab karena peradaban Islam/Arab adalah yang paling
maju dan kota Baghdad sebagai pusatnya.

Mulai dari ilmu filsafat,agama,navigasi bintang,fisika,matematika,kimia
dan ilmu kedokteran/bedah asalnya dari sana.

Jadi jaman segitu,orang Eropah kudu wajib belajar bahasa Arab supaya
bangsanya jadi maju :)

Carlos

Muhamad Carlos Patriawan

unread,
Dec 12, 2005, 1:35:44 PM12/12/05
to teknologia

Untuk abad 21,gara2 "equal distribution of talented people" sepakat
harus pelajari bahasa mandarin dan bahasa jepung.

Mempelajari Bahasa Eropah non-English mungkin bukan top prioritas lagi
dibanding mandarin dan jepun :)

Sambil batuk: Abad 21 adalah Abad Asia :P

Carlos

Made Wiryana

unread,
Dec 12, 2005, 6:18:26 PM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
Di Jerman bahasa Mandarin lagi populer diikuti di kampus-kampus.  Maklum Jerman-Cina lagi pada fase bulan madu

IMW

Made Wiryana

unread,
Dec 12, 2005, 6:21:14 PM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/12/05, Muhamad Carlos Patriawan <cpat...@gmail.com> wrote:

> > Bahasa Jerman dipengaruhi bahasa latin dan sanksrit
>
> dan sekarang... seperempat (atau sepertiga?) penduduk dunia bisa
> berbahasa Mandarin. he he he.

Untuk abad 21,gara2 "equal distribution of talented people" sepakat
harus pelajari bahasa mandarin dan bahasa jepung.

Mempelajari Bahasa Eropah non-English mungkin bukan top prioritas lagi
dibanding mandarin dan jepun :)

Mungkin ini bagi kita yg sering melihat ke negara berbahasa Inggris (misal USA), lha orang China dan Jepang aja masih hot belajar bahasa Eropa non English.   Karena mereka melihat peluang di sana.

IMW

adi

unread,
Dec 12, 2005, 7:10:12 PM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On Mon, Dec 12, 2005 at 03:30:42PM +0100, Made Wiryana wrote:
> Denger-denger sekarang di Timor Timur, orang lebih menyukai tetap berbahasa
> Indonesia karena mudah mempelajarinya, ketimbang belajar bahasa Tetun atau
> bahasa Portugis.

kemungkinan besar, karena 'malas'. btw, bahasa indonesia di sana,
setidaknya kan untuk menerapkan bahasa X menjadi bahasa penghubung,
harus ada enforcement dulu ... (lingua franca adalah bahasa akibat
penjajahan).

barangkali ada yang berpendapat bahwa itu adalah bahasa penjajah :-))

> Lingua franca masa kini UUD dan KGB , he he he he

opo kuwi Pak? :-)

adi

unread,
Dec 12, 2005, 7:06:51 PM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On Mon, Dec 12, 2005 at 10:24:40PM +0700, Oskar Syahbana wrote:
>
> Sejak kapan Bahasa Indonesia jadi 'tools of trade' di dunia bisnis (lebih -
> lebih di dunia bisnis Internasional)?
>

pertanyaan on-topic thd komentar thd pertanyaan out-of-topic :-)

Muhamad Carlos Patriawan

unread,
Dec 12, 2005, 8:01:59 PM12/12/05
to teknologia

Bener koq kata Pak Made.Dan bukan hanya China,tapi lagi-lagi Indiaaa :)
Nah sekarang BMW pun sekarang buka manufacturing plant di Chennai.
http://www.indiainfoline.com/news/news.asp?dat=71583

Setelah Bangalore jadi Silicon Valley-nya India,Chennai-pun
dipromosikan jadi Detroitnya India :)

Semua negara -- seperti The Economist bilang -- tiba2 mau jadi good
pren dan berbulan madu dengan India.

Carlos

Zaki Akhmad

unread,
Dec 12, 2005, 10:20:29 PM12/12/05
to teknologia
Wah...wah.... jadi seru juga pembahasan masalah Lingua Franca ini.
Terimakasih untuk tanggapan Bang Carlos, Pak Made, Mas Ariya, Mas
Ronny, Oskar, dkk lainnya.

Sekarang saya baru mengerti filosofi-nya belajar sejarah. Kalau zaman
dahulu waktu SMA, sejarah bagi saya adalah pelajaran yang menakutkan
karena diharuskan menghafal begitu banyak fakta dan tanggal-tanggal.
Mengapa belajar sejarah penting? Karena kita bisa belajar dari
kesalahan yang telah lalu.

(Perdebatan mengenai benar/tidaknya sejarah tidak dibuka di topik ini
ya. Soalnya ada kutipan begini nih: "Tuhan tidak bisa mengubah sejarah
tapi Manusia bisa mengubah sejarah).

Mengenai pergantian Lingua Franca, menurut saya seolah memang sudah
di-skenario-kan terjadi pergiliran. Masalah giliran siapa (bahasa apa
yang menjadi Lingua Franca), berapa lama, dan bagaimana caranya menjadi
Lingua Franca, bisa jadi perdebatan yang panjang lagi deh.

baskara

unread,
Dec 12, 2005, 11:38:45 PM12/12/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/13/05, Zaki Akhmad <zakia...@gmail.com> wrote:
>
> Sekarang saya baru mengerti filosofi-nya belajar sejarah. Kalau zaman
> dahulu waktu SMA, sejarah bagi saya adalah pelajaran yang menakutkan
> karena diharuskan menghafal begitu banyak fakta dan tanggal-tanggal.
> Mengapa belajar sejarah penting? Karena kita bisa belajar dari
> kesalahan yang telah lalu.

Sejarah adalah salah satu bidang yang menarik buat saya, selain kimia
dan matematik. Membaca buku pelajaran sejarah itu serasa membaca buku
cerita fiksi atau komik-tak-bergambar. Apalagi kalau ditambah Asterix,
hingga Rurounin Kenshin (Samurai X). :-)
Menghafal? Itu perlu untuk melatih konsentrasi.

Made Wiryana

unread,
Dec 13, 2005, 7:37:40 AM12/13/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/13/05, adi <a...@postpi.com> wrote:


> Lingua franca masa kini  UUD dan KGB , he he he he

opo kuwi Pak? :-)


Komisi sesuai dg mata uang yg berlaku

IMW

Made Wiryana

unread,
Dec 13, 2005, 7:39:49 AM12/13/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/13/05, Muhamad Carlos Patriawan <cpat...@gmail.com> wrote:

> Mungkin ini bagi kita yg sering melihat ke negara berbahasa Inggris (misal
> USA), lha orang China dan Jepang aja masih hot belajar bahasa Eropa non
> English.   Karena mereka melihat peluang di sana.

Bener koq kata Pak Made.Dan bukan hanya China,tapi lagi-lagi Indiaaa :)
Nah sekarang BMW pun sekarang buka manufacturing plant di Chennai.
http://www.indiainfoline.com/news/news.asp?dat=71583

Setelah Bangalore jadi Silicon Valley-nya India,Chennai-pun
dipromosikan jadi Detroitnya India :)


India punya semangat "Swadeshi" yang sudah teruji, mobil TATA sudah berjalan-jalan dari dulu. Menjadikan India menjadi Detroit tidak semudah menjadikan Indonesia menjadi Detroit, tapi menjadikan Indonesia pembeli mobil melebihi di USA itu lebih mudah lagi

Jadi... Indonesia adalah pasar yang empuk, bagi persh yang ingin mendekatkan diri dengan pasar Indonesia maka, dekat-dekatlah dengan lokasi Indonesia. Ndak heran khan India atau China yang dipilih.

IMW

Muhamad Carlos Patriawan

unread,
Dec 13, 2005, 11:53:23 AM12/13/05
to teknologia
> > Setelah Bangalore jadi Silicon Valley-nya India,Chennai-pun
> > dipromosikan jadi Detroitnya India :)
> >
> >
> India punya semangat "Swadeshi" yang sudah teruji, mobil TATA sudah
> berjalan-jalan dari dulu. Menjadikan India menjadi Detroit tidak semudah
> menjadikan Indonesia menjadi Detroit, tapi menjadikan Indonesia pembeli
> mobil melebihi di USA itu lebih mudah lagi
>
> Jadi... Indonesia adalah pasar yang empuk, bagi persh yang ingin mendekatkan
> diri dengan pasar Indonesia maka, dekat-dekatlah dengan lokasi Indonesia.
> Ndak heran khan India atau China yang dipilih.

Kenyataan yang benar tapi menyakitkan.Di negeri yang purchasing power
rata2 penduduknya sangat kecil,tetap saja Jakarta masih merupakah salah
satu kota di dunia dengan kepadatan mobil mewah terpadat di dunia
(berdasarkan statistik 'somewhere').

Selain swadeshi,penyakit excessive-konsumerisme di sebagian kalangan
Indonesia yang mampu mungkin setara dengan permasalahan konsumerisme di
negara Paman Sam.Sementara,kebanyakan orang India nyaris tidak mengenal
konsumerisme,sekalipun untuk kalangan yang mampu.Kesusahan dari kondisi
alam dan kompetisi tidak membuat mereka patah semangat dan loyo, justru
alasan untuk kerja keras dan bermotivasi tinggi.

Jadi,secara spritual,ini yang mereka miliki:
Swadeshi,anti-konsumerisme,motivasi tinggi dan kerja keras.

Carlos

Made Wiryana

unread,
Dec 13, 2005, 6:19:45 PM12/13/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/13/05, Muhamad Carlos Patriawan <cpat...@gmail.com> wrote:

> Jadi... Indonesia adalah pasar yang empuk, bagi persh yang ingin mendekatkan
> diri dengan pasar Indonesia maka, dekat-dekatlah dengan lokasi Indonesia.
> Ndak heran khan India atau China yang dipilih.

Kenyataan yang benar tapi menyakitkan.Di negeri yang purchasing power
rata2 penduduknya sangat kecil,tetap saja Jakarta masih merupakah salah
satu kota di dunia dengan kepadatan mobil mewah terpadat di dunia
(berdasarkan statistik 'somewhere').

Juga ndak heran Nokia berani merilis model baru-nya sering-sering di Indonesia. Lha pasar menarik. Development nya, ndak usah di Indonesia.  Saya pedagang, saya mau untung.
 
negara Paman Sam.Sementara,kebanyakan orang India nyaris tidak mengenal
konsumerisme,sekalipun untuk kalangan yang mampu.Kesusahan dari kondisi
alam dan kompetisi tidak membuat mereka patah semangat dan loyo, justru
alasan untuk kerja keras dan bermotivasi tinggi.

Ada, konsumerisme terhadap film-film Bollywood. Tapi ini juga sekarang sudah diexport ke Eropa. Malam minggu, bahkan malam Natal berani bersaing dg tayangan lain di TV Jerman. 

Jadi,secara spritual,ini yang mereka miliki:
Swadeshi,anti-konsumerisme,motivasi tinggi dan kerja keras.

Carlos

Utk itu gunakanlah perangkat bantu pendidikan yg membangkitkan semangat swadeshi

IMW


risiyanto budi

unread,
Dec 13, 2005, 11:17:33 PM12/13/05
to tekno...@googlegroups.com
Muhamad Carlos Patriawan wrote:

>Selain swadeshi,penyakit excessive-konsumerisme di sebagian kalangan
>Indonesia yang mampu mungkin setara dengan permasalahan konsumerisme di
>negara Paman Sam.Sementara,kebanyakan orang India nyaris tidak mengenal
>konsumerisme,sekalipun untuk kalangan yang mampu.Kesusahan dari kondisi
>alam dan kompetisi tidak membuat mereka patah semangat dan loyo, justru
>alasan untuk kerja keras dan bermotivasi tinggi.
>
>Jadi,secara spritual,ini yang mereka miliki:
>Swadeshi,anti-konsumerisme,motivasi tinggi dan kerja keras.
>
>
>

Ya memang menyakitkan,
banyak dari murid saya yang bangga dan merasa 'beruntung' dapat nilai
bagus meskipun sebenarnya dia tidak memahami ilmu nya.

Soal ujian jawabannya benar, ternyata hasil mencontek dari teman-teman,
kemudian dirangkum atau ditulis ulang.

Nilai bagus lebih penting dari memahami pelajaran.

Dan yang lebih menyakitkan, saya dulu waktu kuliah juga begitu :-(.

---
Aris

Muhamad Carlos Patriawan

unread,
Dec 15, 2005, 1:48:43 AM12/15/05
to teknologia
Made Wiryana wrote:
> On 12/13/05, Muhamad Carlos Patriawan <cpat...@gmail.com> wrote:
> >
> >
> > > Jadi... Indonesia adalah pasar yang empuk, bagi persh yang ingin
> > mendekatkan
> > > diri dengan pasar Indonesia maka, dekat-dekatlah dengan lokasi
> > Indonesia.
> > > Ndak heran khan India atau China yang dipilih.
> >
> > Kenyataan yang benar tapi menyakitkan.Di negeri yang purchasing power
> > rata2 penduduknya sangat kecil,tetap saja Jakarta masih merupakah salah
> > satu kota di dunia dengan kepadatan mobil mewah terpadat di dunia
> > (berdasarkan statistik 'somewhere').
>
>
> Juga ndak heran Nokia berani merilis model baru-nya sering-sering di
> Indonesia. Lha pasar menarik. Development nya, ndak usah di Indonesia. Saya
> pedagang, saya mau untung.

Untuk a) market terbesarnya dimana ; memang hampir tidak ada hubungan
dengan
b) developmentnya dimana.

Contohnya,semua persh IT berlomba2 punya R&D IT di China,India dan
Irlandia(Google untuk contoh di Ireland) padahal market terbesar produk
persh2 tersebut tidaklah berada di negara tersebut.Yang mereka cari
memang,siapa yang bisa get the project done , dan dimana ? (BBR sudah
mengingatkan ini beberapa kali).

Masalah ini bisa dilihat dari dua pendekatan:

~Pertama,Kalau saya tidak salah,ada beberapa peraturan seperti di UK
yang pemthnya bisa memaksakan untuk vendor bisa menjual produknya
secara massive,mereka harus punya R&D disana.Pemerintah Indonesia
--jika mau dan aware-- sebenarnya bisa mengadakan pendekatan atau
peraturan yang sama untuk meminta agar vendor investasi R&D atau
pendidikan di Indonesia.

~Kedua,sebenarnya vendor gak perduli invest R&D dimana2,termasuk di
Indonesia --lha IT labour Indonesia masih terbilang 'dirt cheap' koq--.
Masalahnya,mereka gak tahu apakah ada SDM atau persh yang kompeten
mengerjakan R&D tersebut (keyword R&D disini bisa didefinisikan dari
very small scale projek yg isinya 2 orang sampai large scale seperti di
India).Kenapa mereka gak tahu ?
a) karena orang2 Indonesia memang jarang ada di MNC (baik dari sisi
engineering dan eksekutif) sehingga tidak bisa mempengaruhi kebijakan
perushaan
b )Tidak tahu harus menghubungi siapa untuk development produk tsb di
Indonesia.
(dengan asumsi,SDM Indonesia mampu mengerjakan proyek2 software untuk
mobile application,yang nyatanya YA mampu).

Solusi Masalah
a) harus dijawab secara jangka panjang oleh msg2 individu, sementara
masalah
b) ini bisa disediakan jika ada semacam entity yang bisa inventarisi
dan memajukan industri software.Kalau saya lihat di negara lain,ini
bisa berbentuk Asosiasi Perushaan Software (agak batuk2) atau Komite
yang dibentuk pemerintah.

Hal b) ini saya baca dari Flight Capital ; disitu diberikan dengan
cukup komprehensif kebijakan jangka panjang dan jangka pendek dari
semua segi(baik pendidikan,kultur dan ekonomi) bagaimana negara2
Irlandia,India,China,Singapura,Taiwan dan Israel memajukan negaranya
melalui sektor hitech.

Di Vietnam dan Irlandial,fungsi dari Asosiasi Software ternyata cukup
handal untuk memberikan kontribusi positif dan show the world 'what
kind of job they could get it done'.Dengan catatan: gerakan industri
tersebut mendapatkan ritme dan respond yang **seiring** dari
pemerintahnya dalam menentukan kebijakan.


Carlos

Made Wiryana

unread,
Dec 15, 2005, 9:09:18 AM12/15/05
to tekno...@googlegroups.com
On 12/15/05, Muhamad Carlos Patriawan <cpat...@gmail.com> wrote:

Di Vietnam dan Irlandial,fungsi dari Asosiasi Software ternyata cukup
handal untuk memberikan kontribusi positif dan show the world 'what
kind of  job they could get it done'.Dengan catatan: gerakan industri
tersebut mendapatkan ritme  dan respond yang **seiring** dari
pemerintahnya dalam menentukan kebijakan.


Salah satu masalah adalah persepsi.  Kalau mendengar kata Indonesia yang terbayang, adalah tari-tarian, rumah di kampung, Bali, alam yang bisa buat leha-leha

Cerita Indonesia bisa jadi tempat development, banyak yang ndak percaya, dan balik bertanya "Emang di negara kamu ada komputer  dan Internet ". Ndak percaya iseng-iseng aja lakukan survei kecil-kecilan.

Ini dulu diubah, baru bisa show to the world.

IMW

Muhamad Carlos Patriawan

unread,
Dec 15, 2005, 11:37:49 AM12/15/05
to teknologia

Hihihi Sepakat 49% :) persepsi yang salah mah kudu dirubah dengan
"force" atau unjuk kekuatan kalau kita yang sebagian kecil ini mampu.

Realnya begini lho,untuk bisa merubah keadaan,0.1% dari citizen harus
berprestasi world-class dan menunjukkan kalau mereka can do the
job.Nanti 0.1%-ini memberi contoh dan iklim positif (misalnya memberi
pekerjaan atau membuka lapangan pekerjaan) ke the next 10%
higher-society.Dan seterusnya,sehingga grassroot perubahan yang
diberikan 0.1% citizenya-nya,bisa merubah the 'the rest of society'

Contoh realnya,sampai 5 tahun yang lalu,gak ada yang kebayang kalo R&D
jobs bisa dilakukan di India apalagi di Vietnam,tapi tahun 2005 koq
bisa ya ? Pernah kebayang sekarang Intel order design chipsnya dari
Malaysia yang isinya orang 'serumpun dengan orang Indonesia ? Ini
apalagi kalau bukan hasil kerja keras 0.1% citizen-nya yang
extra-work-hard di luar negeri DAN political will pemerintahnya untuk
berubah.
Persepsi tentang mereka 10 tahun yang lalu apa sich coba :))

Kembali ke masalah diatas,kebanyakan orang Indonesia,even meskipun dia
punya potensi sebagai agen perubahan (bagian dari 0.1%) ; selalu nunggu
perubahan dari 99.99% societynya yang lain.

( Hal yang bisa dilakukan para dosen misalnya,meng-endorse
fresh-graduatenya untuk menjadi researcher atau engineer di persh R&D
di luar,misalnya Singapura untuk Biotech atau Bangalore/Singapore untuk
IT. Ini sudah dilakukan BBR dari tulisan di blogsnya )

Carlos

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages