Tempat hackers ngumpul?

127 views
Skip to first unread message

Budi Rahardjo

unread,
Jan 7, 2005, 1:41:04 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Tadi diwawancara Media Indonesia tentang kontribusi hackers
di Indonesia. Saya test dulu apa maksudnya memang hackers
(in a good sense) atau crackers? ternyata memang maksudnya
adalah hackers. (I hope she got it right.)

Pas ditanya tempat kumpul2nya, saya bilang
milis tekno...@googlegroups.com

whua ha ha ... Jangan marah ya.

-- budi

Idban Secandri

unread,
Jan 7, 2005, 1:48:32 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
nanti pada di'tangkep' semua :)
kemaren gembongnya udah di'tangkep' oleh salah satu media.

--
http://secandri.com/blog

risiyanto

unread,
Jan 7, 2005, 2:01:42 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 13:48:32 +0700
Idban Secandri <idban.s...@gmail.com> wrote:

> > Tadi diwawancara Media Indonesia tentang kontribusi hackers
> > di Indonesia. Saya test dulu apa maksudnya memang hackers
> > (in a good sense) atau crackers? ternyata memang maksudnya
> > adalah hackers. (I hope she got it right.)
> >
> > Pas ditanya tempat kumpul2nya, saya bilang
> > milis tekno...@googlegroups.com
> >
> > whua ha ha ... Jangan marah ya.
>
> nanti pada di'tangkep' semua :)
> kemaren gembongnya udah di'tangkep' oleh salah satu media.

*ngakak*

saya menerima beberapa keluhan ttg milis ini dari kawan kawan:
katanya bahasannya terlalu _berat_ :-D

pantes, lha wong tempat ngumpulnya hacker.

*ngakak lagi*

Aris


baskara

unread,
Jan 7, 2005, 2:06:22 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 14:01:42 +0700, risiyanto <risi...@cpubekas.com> wrote:
>
> saya menerima beberapa keluhan ttg milis ini dari kawan kawan:
> katanya bahasannya terlalu _berat_ :-D

*senyum*

yang bahasanya ringan-ringan juga ada : id-gmail@googlegroups
cukup menulis kata: gajah, kapak, dan homo ... nyambung deh... *LOL*

Ben

unread,
Jan 7, 2005, 2:44:27 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 16:06:22 +0900, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
>
> yang bahasanya ringan-ringan juga ada : id-gmail@googlegroups
> cukup menulis kata: gajah, kapak, dan homo ... nyambung deh... *LOL*
>
kalo ini tempat kumpul junkers... :P

--
Ben
http://bennychandra.com/2005/01/06/trackback-spam/

sniber

unread,
Jan 7, 2005, 3:35:15 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 14:44:27 +0700, Ben <ben...@gmail.com> wrote:
>
> On Fri, 7 Jan 2005 16:06:22 +0900, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
> >
> > yang bahasanya ringan-ringan juga ada : id-gmail@googlegroups
> > cukup menulis kata: gajah, kapak, dan homo ... nyambung deh... *LOL*
> >
> kalo ini tempat kumpul junkers... :P
>
> --
hehehe..., ternyata benar...disini tempat jungker
mania....hehehe...salam kenal...

Veriy

unread,
Jan 7, 2005, 3:36:22 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 14:44:27 +0700, Ben <ben...@gmail.com> wrote:
>
> On Fri, 7 Jan 2005 16:06:22 +0900, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
> >
> > yang bahasanya ringan-ringan juga ada : id-gmail@googlegroups
> > cukup menulis kata: gajah, kapak, dan homo ... nyambung deh... *LOL*
> >
> kalo ini tempat kumpul junkers... :P
>
> --

Dan yang rada menyebalkan adalah, email dari milis teknologia dan
milis id-gmail itu sering bercampur labelnya sehingga sangat
mengkhawatirkan kalau sampai terjadi salah posting.

btw, emang milis lain kayak telematika, itcenter, dsb itu bukan tempat
ngumpulnya hacker ya?

--
Veriyanta K
http://veriy.net/
*I'm Javanese, I speak Java, but I don't write my programs in Java*

Bi[G]

unread,
Jan 7, 2005, 3:58:13 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 16:06:22 +0900, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
> yang bahasanya ringan-ringan juga ada : id-gmail@googlegroups
> cukup menulis kata: gajah, kapak, dan homo ... nyambung deh... *LOL*
>

huhuauhuauhuahuhauhuhaa.........
ngakak abisss..................

--
Bi[G]
http://www.adypermadi.com
Y!:br4ind4m4ge
Gmail:bravo.in...@gmail.com
----------------------------------------

Budi Rahardjo

unread,
Jan 7, 2005, 4:18:06 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 15:36:22 +0700, Veriy <veri...@gmail.com> wrote:


> btw, emang milis lain kayak telematika, itcenter, dsb itu
> bukan tempat ngumpulnya hacker ya?

kayaknya nggak deh. milis itu bukan untuk membicarakan
soal oprek-mengoprek.

ps: saya udah nggak langganan milis2 itu karena s/n-nya kecil.

-- budi

risiyanto

unread,
Jan 7, 2005, 4:21:27 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 16:18:06 +0700
Budi Rahardjo <rah...@gmail.com> wrote:

>
> > btw, emang milis lain kayak telematika, itcenter, dsb itu
> > bukan tempat ngumpulnya hacker ya?
>
> kayaknya nggak deh. milis itu bukan untuk membicarakan
> soal oprek-mengoprek.
>
> ps: saya udah nggak langganan milis2 itu karena s/n-nya kecil.


Eh terus terang banyak istilah yang digunakan disini yang saya nggak ngerti :-P.

s/n ini bukan serial number kan ?

Aris

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 7, 2005, 4:28:14 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada hari Jumat, tanggal 07/01/2005 pada 16:21 +0700, risiyanto menulis:

> Eh terus terang banyak istilah yang digunakan disini yang saya nggak ngerti :-P.
>
> s/n ini bukan serial number kan ?

signal/noise


--
2264 -- The asteroid/ship "Yonada" reaches its destination, New Fabrina
(UFC 376082 III) -- [FW, STM]

N e o

unread,
Jan 7, 2005, 4:38:11 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
wanna bet? krmtrsn pasti dijadikan narasumber lagi. wish we could
know what are his words before there are any interviews here.

--
I solemnly swear that I'm up to no good
http://data.startrek.or.id
http://kiozk.com

Budi Rahardjo

unread,
Jan 7, 2005, 4:40:04 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 16:21:27 +0700, risiyanto <risi...@cpubekas.com> wrote:
> s/n ini bukan serial number kan ?

tentu saja bukan :)
s/n = signal to noise ratio, yaitu perbandingan
seberapa besar informasi dan "sampah" yang ada.

milis yang ngalor ngidul - dan hanya one-liner he he he -
lebih banyak noise-nya ketimbang informasinya.

-- budi

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 4:46:42 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Milis diem s/n rationya juga tinggi :-). BTW ada di satu paper orang
mengirim data dengan memanfaatkan noisenya (jadi signal dicoding
sebagai noise), secara sepintas s/n jadi rendah, padahal s nya
tersimpan di dalam n.

Oh ya di Conference CCC 2005 ada banyak demo menarik termasuk
memanfaatkan DNS request biar jadi P2P connection.

IMW

Priyadi Iman Nurcahyo

unread,
Jan 7, 2005, 4:55:40 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Friday 07 January 2005 16:21, risiyanto wrote:

> Eh terus terang banyak istilah yang digunakan disini yang saya nggak ngerti
> :-P.
>
> s/n ini bukan serial number kan ?

signal to noise ratio, http://en.wikipedia.org/wiki/Signal-to-noise_ratio
SOL

hati2 bilang 's*r**l n*mb*r', entar kena semprot google :)

Budi Rahardjo

unread,
Jan 7, 2005, 5:01:07 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 10:46:42 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:


> Oh ya di Conference CCC 2005 ada banyak demo menarik termasuk
> memanfaatkan DNS request biar jadi P2P connection.
...

Baru baca di /. bahwa pak Edward Felten membuat shortest
P2P program, 15 line dengan bahasa Python.

http://yro.slashdot.org/article.pl?sid=05/01/06/2324211&tid=95&tid=185&tid=1&tid=17

-- budi

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 7, 2005, 5:05:33 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 15:36:22 +0700, Veriy <veri...@gmail.com> wrote:
>
> Dan yang rada menyebalkan adalah, email dari milis teknologia dan
> milis id-gmail itu sering bercampur labelnya sehingga sangat
> mengkhawatirkan kalau sampai terjadi salah posting.

itu kan kalo pake gmail
selama In-Reply-To: cocok sama gmail dipaksa jadi satu conversation


--
Jay adalah Yulian -- http://yulian.firdaus.or.id

Jim Geovedi

unread,
Jan 7, 2005, 5:06:26 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Made Wiryana wrote:
> Oh ya di Conference CCC 2005 ada banyak demo menarik termasuk
> memanfaatkan DNS request biar jadi P2P connection.

Maksudnya CCC 2004, mas? :-)

Pemanfaatan DNS sebagai tunnel memang bukan barang baru. Salah satu
implementasi favorit saya adalah Voice over DNS & SSH over DNS (Dan
Kaminsky, http://www.doxpara.com/), dnstunnelx (HERT private tool).
Yang terakhir sering membantu banyak untuk numpang akses Internet
gratis via hotspot yg tidak dikonfigur secara benar.
(ex: surfzone@senayan, plangi hotspot) :-)


Ikhlasul Amal

unread,
Jan 7, 2005, 5:11:39 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada 07 Jan 2005, 14:01:42 +0700, risiyanto menulis (diringkas):
>
> saya menerima beberapa keluhan ttg milis ini dari kawan kawan:
> katanya bahasannya terlalu _berat_ :-D
>

---akhir kutipan---

Kalau di sini pakai aji-aji jurus tinggi tentu harap maklum,
sudah diberi tahu di draft (yang bakal terus dianggap draft?)
aturan. Yang perlu diingat jika diundang ke tempat lain dan
dijadikan nara sumber perlu kenali kondisi medan dulu sebelum
omong. Jika tidak, media (populer) akan memilih tokoh lain yang
omong sederhana, sekalipun (sayangnya) salah.

Seperti kata Einstein: kamu belum mengerti sesuatu sampai dengan
bisa kamu jelaskan kepada nenekmu.

--
amal

Sturgeon's Law:
90% of everything is crud.

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 7, 2005, 5:17:11 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 07 Jan 2005 17:06:26 +0700, Jim Geovedi <jim.g...@gmail.com> wrote:
>
> Yang terakhir sering membantu banyak untuk numpang akses Internet
> gratis via hotspot yg tidak dikonfigur secara benar.
> (ex: surfzone@senayan, plangi hotspot) :-)

Jim,
pernah konek ke hotspot yang autentifikasinya radius nggak?
(bukan yang buka browser dulu)

jadi searching - join - login - baru buka browser/email

Firman Pribadi

unread,
Jan 7, 2005, 5:40:44 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 11:11:39 +0100, Ikhlasul Amal <i...@coretmoret.web.id> wrote:
> ... Jika tidak, media (populer) akan memilih tokoh lain yang
> omong sederhana, sekalipun (sayangnya) salah.
hal ini kadang membuat saya bingung,
apakah dimedia itu (persempit ke mass media di indonesia) tidak ada
yang namanya QC atau apalah namanya, sebelum sebuah berita di publish?

> Seperti kata Einstein: kamu belum mengerti sesuatu sampai dengan
> bisa kamu jelaskan kepada nenekmu.
checkmated! :)

--
I am what I am today because of the choices I made yesterday.

Andika Triwidada

unread,
Jan 7, 2005, 5:43:37 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 11:11:39 +0100, Ikhlasul Amal <i...@coretmoret.web.id> wrote:
>
> Pada 07 Jan 2005, 14:01:42 +0700, risiyanto menulis (diringkas):
> >
> > saya menerima beberapa keluhan ttg milis ini dari kawan kawan:
> > katanya bahasannya terlalu _berat_ :-D
> >
>
> ---akhir kutipan---

<snip>

> Seperti kata Einstein: kamu belum mengerti sesuatu sampai dengan
> bisa kamu jelaskan kepada nenekmu.

Jadi saya divonis tidak akan bisa mengerti apapun, karena sudah
tidak mungkin lagi menjelaskan apapun ke alm nenek? ;-)

--
.''`. Andika Triwidada <and...@gmail.com>
: :' : just another Debian admin
`. `'` http://andika-lives-here.blogspot.com/
`- Debian - when you have better things to do than fixing a system

Ikhlasul Amal

unread,
Jan 7, 2005, 5:59:12 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada 07 Jan 2005, 17:43:37 +0700, Andika Triwidada menulis (diringkas):
>
> Jadi saya divonis tidak akan bisa mengerti apapun, karena sudah
> tidak mungkin lagi menjelaskan apapun ke alm nenek? ;-)
>

---akhir kutipan---

Kekeke... seperti biasa wajah dengan rambut acak-acakan yang
menghiasi People of The Century XX itu paling cuma menjulurkan
lidah, weeee... :p

Kalau begitu ganti menjelaskan ke anak-anak, karena saya paling
sering juga mendapat pertanyaan dahsyat dari mereka.

--
amal

Remember the... the... uhh.....

Harry Sufehmi

unread,
Jan 7, 2005, 5:59:09 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Jim Geovedi wrote:
> Pemanfaatan DNS sebagai tunnel memang bukan barang baru. Salah satu
> implementasi favorit saya adalah Voice over DNS & SSH over DNS (Dan
> Kaminsky, http://www.doxpara.com/), dnstunnelx (HERT private tool).
> Yang terakhir sering membantu banyak untuk numpang akses Internet
> gratis via hotspot yg tidak dikonfigur secara benar.
> (ex: surfzone@senayan, plangi hotspot) :-)

Jadi ingat beberapa server di kantor yang perlu akses Internet, tapi
diblokir habis2an sama firewall internal. Install program jadi luar
biasa ribet dan lambat.

Pikir2, akhirnya pasang proxy server di server di luar firewall tsb,
listen di port 53 tapinya :D lewat deh, wget jadi lancar... hehehe


cheers,
-HS

Idban Secandri

unread,
Jan 7, 2005, 6:08:05 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
> >saya menerima beberapa keluhan ttg milis ini dari kawan kawan:
> >katanya bahasannya terlalu _berat_ :-D
>
> wanna bet? krmtrsn pasti dijadikan narasumber lagi. wish we could
> know what are his words before there are any interviews here.

karena bahasannya berat dan nggak dimengerti sama jurnalis/wartawan
jadi sikampret itu dijadikan nara sumber ;)

kenapa begitu karena si kampret selalu cengas cenges kalo ngomong jadi
jurnalis/wartawan nggak keder nanyanya, kalo tampang serius mah kudu
panggil cewe sctv yang suka bawa acara debat atau interview khusus
(tauk tuh namanya siapa, si big mungkin bisa kasih tau).


--
http://secandri.com/blog

Bi[G]

unread,
Jan 7, 2005, 6:12:49 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com, id-g...@googlegroups.com
On Fri, 07 Jan 2005 17:06:26 +0700, Jim Geovedi <jim.g...@gmail.com> wrote:
> Yang terakhir sering membantu banyak untuk numpang akses Internet
> gratis via hotspot yg tidak dikonfigur secara benar.
> (ex: surfzone@senayan, plangi hotspot) :-)

how ? :D
SOL yah... :D

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 6:55:13 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Kayaknya ini ada sekitar 2 minggu yg lalu, terus ada yg bikin dg Perl
lebih kecil lagi.

P2P tampaknya jadi salah satu masa depan model jaringan (bukan dg
client.server, tapi dg publish/subscribe)

IMW

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 6:57:29 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 07 Jan 2005 17:06:26 +0700, Jim Geovedi <jim.g...@gmail.com> wrote:
>
> Made Wiryana wrote:
> > Oh ya di Conference CCC 2005 ada banyak demo menarik termasuk
> > memanfaatkan DNS request biar jadi P2P connection.
>
> Maksudnya CCC 2004, mas? :-)

yo... sorry salah ketik, maklum sembari makan

> Pemanfaatan DNS sebagai tunnel memang bukan barang baru. Salah satu
> implementasi favorit saya adalah Voice over DNS & SSH over DNS (Dan
> Kaminsky, http://www.doxpara.com/), dnstunnelx (HERT private tool).

Di CCC kemarin banyak barang aneh-aneh, misal si Marcel (tetangga
sebelah) ngedemoin tool buat browser bluetooth device orang lain.
Terus ada juga di acara orang bisa bawa DECT (telfon wireless) dan
bisa registrasi dan dapat nomor dan bisa saling telfon

CCC memang kumpulan hacker he he he

IMW

Koen Wastbow

unread,
Jan 7, 2005, 7:08:02 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 18:08:05 +0700, Idban Secandri
<idban.s...@gmail.com> wrote:
> karena bahasannya berat dan nggak dimengerti sama jurnalis/wartawan
> jadi sikampret itu dijadikan nara sumber ;)

Naa, makanya ... lu lu pada ... harus instrospeksi. Ngaca, kenapa
segenap wartawan
dari seluruh penjuru dunia lebih suka mengangkat kermit jadi tokoh
digital daripada
salah satu dari Anda.

1. Anda belum terbiasa menjawab pertanyaan orang awam.

Orang awam perlu jawaban yang awam. Sederhanakan semua jawaban sehingga
nenek Anda pun bisa ngerti. Dan nggak usah kayak orang autis (kecuali
kalau memang
autis), menjelaskan sesuatu harus serba persis, serba konsisten.

Misalnya kalau ditanya kenapa VoIP bisa lebih murah daripada telepon
biasa, jangan
repot2 cerita tentang suite protokol IP dan beberapa alternatif di dalamnya yang
bikin asyik sendiri. Jawab aja kenapa menyewa rel kereta untuk mengirim barang
jauh lebih mahal daripada mengirim paket yang dimasukkan ke gerbong bersama
paket lain, dan dikirimkan melalui rel yang sama.


2. Anda hanya mau memberi jawaban yang benar.

Kalau seorang wartawan memerlukan info, Anda tidak harus menunggu sampai semua
info anda valid untuk diberikan. Kalau tidak punya jawaban, berikan
pendekatan. Kalau
tidak punya pendekatan, berikan ilustrasi. Apa pun. Wartawan akan
sangat berterima
kasih, daripada pulang dengan tangan kosong.

Belajar hal2 semacam ini misalnya dari Enrico Fermi.


3. Anda belum biasa ramah.

Mungkin si kermit itu cengengesan, tapi orang cengengesan nggak bikin
orang takut
untuk mendekat. Memang orang Jepang itu lebih terkenal kedisiplinannya dan kerja
kerasnya daripada keramahannya. Tapi wartawan nggak perlu orang Jepang dan orang
sukses. Mereka perlu orang yang nggak nakutin untuk diajak bicara.

Jadi ... selama Anda masih menjadi diri Anda ... Anda akan jadi orang
yang sukses dalam
frame Anda. Mungkin Anda akan membawa bangsa ini menuju kemandirian dan
kemajuan. Tapi Anda nggak bisa menyalahkan wartawan yang kemudian memilih
mewawancarai kermit, piggy, dll, dan bukannya Anda. Dan bahwa Anda nggak akan
terpilih jadi tokoh digital selamanya ... saya kira itu memang bagian
dari idealisme Anda.
Jangan menyalahkan wartawan -- mereka punya dunia sendiri.

--
Kuncoro Wastuwibowo
http://kun.co.ro/

baskara

unread,
Jan 7, 2005, 7:36:49 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 12:55:13 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
>
> P2P tampaknya jadi salah satu masa depan model jaringan (bukan dg
> client.server, tapi dg publish/subscribe)

Model client/server saya rasa tetap akan ada. Pemilihan model
tergantung aplikasinya.
Untuk komunikasi wireless, ada sebuah model yang mendapat sambutan
yang luar biasa. Namanya network coding, yang ditujukan untuk aplikasi
multicast.

Saya sendiri sekarang sedang mengembangkan sebuah model lain untuk
komunikasi multicast, khususnya streaming. Saya beri nama MDTP
(Multicast Datagram Transfer Protocol). Sekarang sedang diusahakan
untuk membuat ujicobanya dengan membuat video broadcasting server
(routernya sudah jadi). Akan tetapi, server ini masih perlu didebug di
sana-sini. Rumit juga membuat concurrent server untuk broadcasting
karena harus mengurusi timing "anak-anak"-nya (pakai fork). VoD paling
gampang.

baskara

unread,
Jan 7, 2005, 7:39:41 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:08:02 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
> Jangan menyalahkan wartawan -- mereka punya dunia sendiri.

satu lagi Pak:

4. High Profile

Idban Secandri

unread,
Jan 7, 2005, 7:41:15 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:08:02 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
> Naa, makanya ... lu lu pada ... harus instrospeksi. Ngaca, kenapa
> segenap wartawan
> dari seluruh penjuru dunia lebih suka mengangkat kermit jadi tokoh
> digital daripada
> salah satu dari Anda.
>
> 1. Anda belum terbiasa menjawab pertanyaan orang awam.
> 2. Anda hanya mau memberi jawaban yang benar.
> 3. Anda belum biasa ramah.

:) gelombolan siberat (BR,IMW,OW,dan laen2) kan bisa dijadikan rujukan
:) infolinux misalnya tidak pernah menjadikan kampret sebagai nara
sumber (mungkin nanti2) padahal khan dilinux sendiri juga ada
multimedia dan tidak lepas dari teknologi multimedia.
pertanyaannya kenapa media lain tidak mengikuti?

coba cek/cari di http://www.pdat.co.id apa ada disana gerombolan
siberat? tidak ada, kenapa sampai tidak ada? kenapa kampret ada
disana? :)

--
http://secandri.com/blog

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 7:45:13 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 21:36:49 +0900, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
>
> On Fri, 7 Jan 2005 12:55:13 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
> >
> > P2P tampaknya jadi salah satu masa depan model jaringan (bukan dg
> > client.server, tapi dg publish/subscribe)
>
> Model client/server saya rasa tetap akan ada. Pemilihan model
> tergantung aplikasinya.

Seperti yang saya tulis di atas : _salah_satu_ . Aplikasi P2P yg
umum saat ini adalah tetap berbasiskan client-server (bukan
publish/subscribe) di masa depan akan lebih banyak lagi yg mengadopsi
model publish/subscribe

> Untuk komunikasi wireless, ada sebuah model yang mendapat sambutan
> yang luar biasa. Namanya network coding, yang ditujukan untuk aplikasi
> multicast.

Model publish/subscribe ini juta disebabkan karena banyaknya aplikasi
wireless dan multicast.

IMW

baskara

unread,
Jan 7, 2005, 7:45:49 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:41:15 +0700, Idban Secandri
<idban.s...@gmail.com> wrote:
>
> 1. Anda belum terbiasa menjawab pertanyaan orang awam.
> 2. Anda hanya mau memberi jawaban yang benar.
> 3. Anda belum biasa ramah.

4. high profile : masa malu2 diwawancarai ?
5. be active : telpon/sms para jurnalis (RS selalu pakai cara ini). Di
list YM saya ada wartawan Tempo kalau mau. :-) Wartawan tabloid Bola
juga ada *komentator liga inggris kali?*

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 7:46:59 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:41:15 +0700, Idban Secandri
<idban.s...@gmail.com> wrote:
>
> :) gelombolan siberat (BR,IMW,OW,dan laen2) kan bisa dijadikan rujukan
> :) infolinux misalnya tidak pernah menjadikan kampret sebagai nara
> sumber (mungkin nanti2) padahal khan dilinux sendiri juga ada

Tega deh idban saya dibilang gerombolan si berat, bukan ban, tapi
anggota Dalton bersaudara (karena badan saya kerempeng)

IMW

Koen Wastbow

unread,
Jan 7, 2005, 7:49:42 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:41:15 +0700, Idban Secandri
<idban.s...@gmail.com> wrote:
> :) gelombolan siberat (BR,IMW,OW,dan laen2) kan bisa dijadikan rujukan
> :) infolinux misalnya tidak pernah menjadikan kampret sebagai nara
> sumber (mungkin nanti2) padahal khan dilinux sendiri juga ada
> multimedia dan tidak lepas dari teknologi multimedia.
> pertanyaannya kenapa media lain tidak mengikuti?

Sorry ya buat gerombolan si berat, khususnya BR. Tapi bicara dengan Anda2
rasanya masih kayak bicara dengan hacker. Dengan ilmuwan. Dengan
prototype Dilbert, kadang2. Apalagi yang laen :). MDAMT aja kali yang suasananya
betawian atau Benyaminan. Lumayan tuh bisa kita kembangkan jadi selebrity
dalam arti sehat.

Dan InfoLinux ... pliz deh (kata selebriti jaman sekarang), Mr Idban, kenapa
sohibku ini nggak sekalian menyebut IEEE Spectrum atau IEEE Network. Itu media
juga lho. Tapi yang aku maksud itu media awam, bukan media semi-hacker.
Komputeraktif, mau Anda bilang awam: sila. Tapi buat rakyat di luar menara
gading perhackeran, itu termasuk media hacker juga.

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 7:55:58 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:49:42 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
>
> Dan InfoLinux ... pliz deh (kata selebriti jaman sekarang), Mr Idban, kenapa
> sohibku ini nggak sekalian menyebut IEEE Spectrum atau IEEE Network. Itu media
> juga lho. Tapi yang aku maksud itu media awam, bukan media semi-hacker.
> Komputeraktif, mau Anda bilang awam: sila. Tapi buat rakyat di luar menara
> gading perhackeran, itu termasuk media hacker juga.

Communications of ACM, IEEE Software, IEEE Computer, IEEE Specture,
IEEE Network dikit yg baca di Indonesia jadi _dampak_ nya kecil (suka
atau tidak suka).

Kalau mau cari jurnal gratisan (access free) bisa manfaatkan search
engine journal di Uni Jerman

http://rzblx1.uni-regensburg.de/ezeit/search.phtml?bibid=UBBIE&colors=7&lang=en

Majalah ct, hakinglive, dan ix nya di Jerman juga lumayan. Sayang bahasa Hitler

IMW

baskara

unread,
Jan 7, 2005, 8:01:34 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:49:42 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
>
> Dan InfoLinux ... pliz deh (kata selebriti jaman sekarang), Mr Idban, kenapa
> sohibku ini nggak sekalian menyebut IEEE Spectrum atau IEEE Network.

IEEE Spectrum, Network dan Multimeda. Bacaan2 favorit saya (bacaan
ringan yang ada di perpustakaan hanya itu, selain Times, NewsWeek,
koran.... sayang...tidak ada komik).

"Anda belum mengerti sesuatu kalau belum bisa menjelaskannya"
Oleh karena itu, saya sering menulis di email sebagai sarana belajar.
Permintaan menulis artikel kadang saya tolak karena saya belum bisa
menjelaskan, meskipun kalau ngobrol2 santai saya bisa menerangkan
kepada teman.
Untuk bidang IT, bagi saya, menjelaskan dalam bentuk tulisan/artikel,
berarti saya harus banyak membuat ilustrasi/gambar2, bukan seperti
novel. Ini yang membuat saya belum punya waktu untuk menulis. Ngejar
setoran paper dulu , euy !
Saya banyak belajar dari buku2 IT di Jepang. FULL ILLUSTRATIONs !!
Meskipun sebagian besar tulisan di dalamnya tidak dapat saya baca,
saya mengerti apa yang ingin diceritakan di dalam buku itu.

Idban Secandri

unread,
Jan 7, 2005, 8:09:32 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:49:42 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
> Tapi yang aku maksud itu media awam, bukan media semi-hacker.
> Komputeraktif, mau Anda bilang awam: sila. Tapi buat rakyat di luar menara
> gading perhackeran, itu termasuk media hacker juga.

Khan bisa juga mereka2 itu di "toel" sama media awam; apa karena orang
awam nggak kenal siapa mereka? apa guna media kalau tidak bisa
mengenalkan "pakar alternatif" selain kampret :)

Jangan - jangan nih media awam taunya cuma kampret doank :( sama
kasusnya dengan waktu redhat jadi komersil orang awam ngira semua
"linux" itu komersil.

--
http://secandri.com/blog

Firman Pribadi

unread,
Jan 7, 2005, 8:12:24 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:49:42 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
> Dan InfoLinux ... pliz deh (kata selebriti jaman sekarang), Mr Idban, kenapa
> sohibku ini nggak sekalian menyebut IEEE Spectrum atau IEEE Network. Itu media
> juga lho. Tapi yang aku maksud itu media awam, bukan media semi-hacker.
> Komputeraktif, mau Anda bilang awam: sila. Tapi buat rakyat di luar menara
> gading perhackeran, itu termasuk media hacker juga.

pliss deh juga *kata saya*
apa itu defnisi media awam disini, saya koq jadi ikutan nimbrung itu
karena bingung, gak ada pegangan, cuma ada kibot. jadi saya tanya
lewat ketikan...
apakah media awam yang dimaksud orang diluar sana;
- media yang banyak selebritisnya?
- yang banyak gosip yang diplesetin jadi infotainment?
- yang isinya politikus debat sana sini dan urusan aksi ke rakyat
belakangan *bukan mengeneralisir*?
- yang isinya tentang harga pasaran sembako tiap daerah?
- yang isinya tentang kenaikan suku bunga dan level rupiah?
- atau yang sesuai dengan bidangnya (personal yang menikmati media) ?

ini dalam pandangan saya _yang masih butuh koreksi_, sebetulnya
se-berat apapun bahasa yang digunakan dalam media untuk menyampaikan
informasi, bila saja ada footnote atau sebangsanya yang menjelaskan
istilah yang berat tadi menjadi gamblang dan mudah dimengerti publik
atau orang yang menikmati media tadi, gak bakalan deh sampe harus
membeberkan hal yang gak [ah bingung mencari kata yang tepat untuk
tingkah pakcik kermit] ke media.

Priyadi Iman Nurcahyo

unread,
Jan 7, 2005, 9:03:45 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Friday 07 January 2005 19:49, Koen Wastbow wrote:

> Sorry ya buat gerombolan si berat, khususnya BR. Tapi bicara dengan Anda2
> rasanya masih kayak bicara dengan hacker. Dengan ilmuwan. Dengan
> prototype Dilbert, kadang2. Apalagi yang laen :). MDAMT aja kali yang
> suasananya betawian atau Benyaminan. Lumayan tuh bisa kita kembangkan jadi
> selebrity dalam arti sehat.
>
> Dan InfoLinux ... pliz deh (kata selebriti jaman sekarang), Mr Idban,
> kenapa sohibku ini nggak sekalian menyebut IEEE Spectrum atau IEEE Network.
> Itu media juga lho. Tapi yang aku maksud itu media awam, bukan media
> semi-hacker. Komputeraktif, mau Anda bilang awam: sila. Tapi buat rakyat di
> luar menara gading perhackeran, itu termasuk media hacker juga.

pliz donk ah... para gerombolan siberat ini mau gak kalau ditanya-tanya
wartawan waktu kasus sukma ayu (sorry membuka kasus orang yang sudah
almarhum)... kalau gerombolan ini menjawab jawaban yang 'politically correct'
sudah dipastikan kalah pamor sama yang menjawab IYA tanpa bertele2 walaupun
itu bukan jawaban yang benar... saya sendiri sih kalau ditanya gituan bakalan
no comment, entah para gerombolan :)

masalahnya bukan soal cengengesan atau kumisnya, tapi kermit memberikan
jawaban yang diinginkan wartawan dan publik walaupun bukan jawaban yang
'politically correct'... saya yakin para gerombolan siberat gak akan mungkin
memberikan jawaban tersebut :)

so... menurut saya wartawan juga salah, tapi memang naluri mereka seperti itu,
cari berita yang diminati publik

cara migitasinya? semua dari kita harus berani melakukan tanggapan terhadap
semua bentuk disinformasi PADA MEDIA YANG SAMA, jadi jangan cuma nulis di
blog atau debat di milis doank :) kirim surat pembaca kek, kirim sms kek,
kirim email ke redaksi kek, dll dsb gitu lhohh

(ini juga self intropeksi buat saya sendiri :))

Koen Wastbow

unread,
Jan 7, 2005, 9:11:28 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 20:12:24 +0700, Firman Pribadi <fir...@gmail.com> wrote:
> pliss deh juga *kata saya*
> apa itu defnisi media awam disini, saya koq jadi ikutan nimbrung itu
> karena bingung, gak ada pegangan, cuma ada kibot. jadi saya tanya
> lewat ketikan...

Saya lagi sadar bahwa mail group ini memang berisi kumpulan hacker. Jadi wajar
lah kalau bentuk tanggapannya kayak gini. Termasuk minta definisi yang
pasti. Yang dimaksud dengan awam itu media yang bersifat general, atau
tidak general tapi di luar scope / kekhususan bidang yang kita bahas. Jadi
nggak usah ngebahas nantinya "Infolinux juga awam soal biologi molekular".
Eh, tuh kan, saya yang jadi gokil.

Trus siapa tuh, sohib yang nulis "nggak bisa jadi pakar, soalnya nenek aku
udah meninggal". Good point. Aku abis baca buku "Insiden anjing di tengah
malam yang bikin penasaran". Buku itu abis kurang dari 3 jam (sambil makan,
bikin report, dan jalan sebentar). Anda2 pasti juga doyan buku itu. Jalan
pikiran tokohnya mirip Anda2 semua :). "Dilarang menginjak rumput." Rumput
yang mana? Di semua taman? Di seluruh dunia? "Dilarang mencampuri urusan
orang lain" Mana bisa hidup tanpa interaksi dengan kebutuhan orang lain. Dst.
Typical penghuni mail group ini deh :).

> ini dalam pandangan saya _yang masih butuh koreksi_, sebetulnya
> se-berat apapun bahasa yang digunakan dalam media untuk menyampaikan
> informasi, bila saja ada footnote atau sebangsanya yang menjelaskan
> istilah yang berat tadi menjadi gamblang dan mudah dimengerti publik
> atau orang yang menikmati media tadi, gak bakalan deh sampe harus
> membeberkan hal yang gak [ah bingung mencari kata yang tepat untuk
> tingkah pakcik kermit] ke media.

Media awam itu nggak pernah pakai footnote. Kalau Anda cuma menulis dan
dikutip di media yang punya footnote, punya index, punya editor tamu, dll,
mungkin suatu hari Anda jadi net.god.id menggantikan BR. Tapi tetap
nggak bisa jadi tokoh digital Indonesia (biarpun saya yakin Anda juga nggak
ada yang pingin jadi gituan), soalnya media kayak gitu cuman kurang
dari 1% media di Indonesia. Dari mana tuh angka 1%. Saya udah mengadopsi
ilmu kermit.

Saya ulangi, saya tidak meminta Anda semua berubah. Negara ini rugi kalau Anda
berubah. Tapi wartawan juga punya kebutuhan. Barangkali, tidak perlu semua,
tetapi ada beberapa yang mau agak fleksibel menghadapi orang di luar sana.
Bukan menuntut mereka. Kita tidak bisa memaksa orang lain berubah.

Koen Wastbow

unread,
Jan 7, 2005, 9:25:05 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 13:55:58 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
> Communications of ACM, IEEE Software, IEEE Computer, IEEE Specture,
> IEEE Network dikit yg baca di Indonesia jadi _dampak_ nya kecil (suka
> atau tidak suka).

Tentu bozz, that's my point. Suka tidak suka, yang baca Infolinux juga
sangat kecil,
paling bisa dihitung dengan exp(jumlah jari tangan).

Mencuri threshold: Siapa nih yang berminat IEEE Computer edisi tahun 1990-an.
Alasan klasik, ukuran rumah nggak bertambah, jadi nggak bisa nambah space
rak buku/majalah, dan akibatnya majalah meluber ke mana2. Ada yang bersedia
menampung?

Tersedia: 1996, 1997, 1998, 1999, 2002, 2003. Yang 2004 masih mau saya simpan.
Ada beberapa tahun yang edisinya nggak komplit. Saya khawatir, kalau ditawarkan
di mail group lain, yang ambil malah tukang loak.

Ikhlasul Amal

unread,
Jan 7, 2005, 9:32:02 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada 07 Jan 2005, 21:03:45 +0700, Priyadi Iman Nurcahyo menulis (diringkas):
>
> cara migitasinya? semua dari kita harus berani melakukan tanggapan terhadap
> semua bentuk disinformasi PADA MEDIA YANG SAMA, jadi jangan cuma nulis di
> blog atau debat di milis doank :) kirim surat pembaca kek, kirim sms kek,
> kirim email ke redaksi kek, dll dsb gitu lhohh
>
> (ini juga self intropeksi buat saya sendiri :))
>

---akhir kutipan---

Yup, memang itu. Cara yang paling ampuh untuk saat ini memutus
rantai "tuding-menuding" itu (kalau ada wartawan di sini jelas
tidak mau berdiam diri begitu saja) adalah mengirim artikel
bermutu ke sana. Serius dan caranya seharusnya tidak terlalu
sulit (sekalipun salah satu alasan saya menulis di blog adalah
menghindari "kompetisi" di redaksi).

Memang tidak akan dalam satu malam melejit top menjadi terkenal
seperti Ali Baba, namun beberapa teman yang memang ahli sejati
sudah menggunakan cara ini dan efeknya lumayan. Ada respon balik
dari dunia industri, pembaca, dlsb.

Dan yang jelas dapat honor... :-)

Tentu saja tidak semua orang harus berubah. Jadilah dirimu
sendiri. Kalau tidak suka aktivitas seperti ini, jangan protes
juga menunggu didatangi pers.

--
amal

The one sure way to make a lazy man look respectable is to put a fishing
rod in his hand.

baskara

unread,
Jan 7, 2005, 9:34:17 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 21:11:28 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
>
> Saya ulangi, saya tidak meminta Anda semua berubah. Negara ini rugi kalau Anda
> berubah. Tapi wartawan juga punya kebutuhan. Barangkali, tidak perlu semua,
> tetapi ada beberapa yang mau agak fleksibel menghadapi orang di luar sana.
> Bukan menuntut mereka. Kita tidak bisa memaksa orang lain berubah.

Okeh. Langsung kesimpulan saja. Kita2 ini perlu humas, dinas
penerangan, atau apa pun kek namanya, buat menyampaikan uneg2/ide2
para hacker dan junker di milis ini ke media ...
Siapa mau? *ngelirik p.a.k.e.r.t.e*

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 9:48:59 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 21:25:05 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
>
> On Fri, 7 Jan 2005 13:55:58 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
> > Communications of ACM, IEEE Software, IEEE Computer, IEEE Specture,
> > IEEE Network dikit yg baca di Indonesia jadi _dampak_ nya kecil (suka
> > atau tidak suka).
>
> Tentu bozz, that's my point. Suka tidak suka, yang baca Infolinux juga
> sangat kecil,
> paling bisa dihitung dengan exp(jumlah jari tangan).

Tapi kecil-kecil masih bisa dimamah anak sekolahan dan harganya tidak
terlalu tinggi 8-) itu bedanya mungkin dg IEEE Computer. IEEE
Computer pan mahal banget kata oragn betawi (eh, mahal murah relatif
sih.. ada orang beli Nokia Communicator bilang murah, beli IEEE
Computer bilang mahal)

> Mencuri threshold: Siapa nih yang berminat IEEE Computer edisi tahun 1990-an.
> Alasan klasik, ukuran rumah nggak bertambah, jadi nggak bisa nambah space
> rak buku/majalah, dan akibatnya majalah meluber ke mana2. Ada yang bersedia
> menampung?
>
> Tersedia: 1996, 1997, 1998, 1999, 2002, 2003. Yang 2004 masih mau saya simpan.
> Ada beberapa tahun yang edisinya nggak komplit. Saya khawatir, kalau ditawarkan
> di mail group lain, yang ambil malah tukang loak.

Posisi di mana nih ??? Tertarik saya ..he.he.

IMW

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 9:51:45 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
He he he syaratnya harus rajin kirim SMS ke para wartawan, seperti .......

IMW

Koen Wastbow

unread,
Jan 7, 2005, 10:18:12 AM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 15:48:59 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
> > Tersedia: 1996, 1997, 1998, 1999, 2002, 2003. Yang 2004 masih mau saya simpan.
> > Ada beberapa tahun yang edisinya nggak komplit. Saya khawatir, kalau ditawarkan
> > di mail group lain, yang ambil malah tukang loak.
>
> Posisi di mana nih ??? Tertarik saya ..he.he.
>

Bandung, Indonesia.
022-70700619.

Ada juga koleksi sporadik atas IEEE Software, etc. Mengingatkan pada pertemuan
pertama dengan Dilbert :). Sekalian ditawarin deh.

boy avianto

unread,
Jan 7, 2005, 12:19:27 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 23:34:17 +0900, baskara <bas...@gmail.com> wrote:

> Okeh. Langsung kesimpulan saja. Kita2 ini perlu humas, dinas
> penerangan, atau apa pun kek namanya, buat menyampaikan uneg2/ide2
> para hacker dan junker di milis ini ke media ...
> Siapa mau? *ngelirik p.a.k.e.r.t.e*

Atau kita perlu ngundang wartawan (IT) ke milis ini? Jadi bisa ada
komunikasi langsung antara wartawan (IT) yang sibuk nyari berita
sedangkan sumbernya (yang menurut kita-kita paling kompeten) ada
disini.

Jadi gak perlu sibuk-sibuk kirim SMS =D

--
boy avianto @ gmail account
http://avianto.com/ - the archive

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 12:25:27 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 12:19:27 -0500, boy avianto <avi...@gmail.com> wrote:
>

> > para hacker dan junker di milis ini ke media ...
> > Siapa mau? *ngelirik p.a.k.e.r.t.e*
>
> Atau kita perlu ngundang wartawan (IT) ke milis ini? Jadi bisa ada
> komunikasi langsung antara wartawan (IT) yang sibuk nyari berita
> sedangkan sumbernya (yang menurut kita-kita paling kompeten) ada
> disini.

Sudah ada khan milis technomedia ??

> Jadi gak perlu sibuk-sibuk kirim SMS =D
>

SMS lebih efektif, sudah dibuktikan oleh ....................................

IMW

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 7, 2005, 12:34:41 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada hari Jumat, tanggal 07/01/2005 pada 18:25 +0100, Made Wiryana
menulis:

> Sudah ada khan milis technomedia ??

gak pernah diapprove
padahal join sejak milis prasasti@yahoogroups dibuat
juga penulis-ti@yahoogroups


--
2263 -- stardate 6375.62 {03 October} The U.S.S. "Enterprise" is
relaunched, now converted to the "Achernar" configuration -- [HCE]

Andika Triwidada

unread,
Jan 7, 2005, 12:37:26 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 08 Jan 2005 00:34:41 +0700, Yulian F. Hendriyana
<yul...@firdaus.or.id> wrote:
>
> Pada hari Jumat, tanggal 07/01/2005 pada 18:25 +0100, Made Wiryana
> menulis:
>
> > Sudah ada khan milis technomedia ??
>
> gak pernah diapprove
> padahal join sejak milis prasasti@yahoogroups dibuat
> juga penulis-ti@yahoogroups

subscribe-nya pakai kumis & SMS gak? :))
kirain gua aja yang gak di-approve

-- andika

boy avianto

unread,
Jan 7, 2005, 12:38:27 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 08 Jan 2005 00:34:41 +0700, Yulian F. Hendriyana
<yul...@firdaus.or.id> wrote:
>
> Pada hari Jumat, tanggal 07/01/2005 pada 18:25 +0100, Made Wiryana
> menulis:
>
> > Sudah ada khan milis technomedia ??
>
> gak pernah diapprove
> padahal join sejak milis prasasti@yahoogroups dibuat
> juga penulis-ti@yahoogroups

sama kasusnya disini - gak pernah di approve. kesannya 'media' lebih
eksklusif dibandingkan 'hacker' ya kalau di Indonesia he he he. SOL

enda nasution

unread,
Jan 7, 2005, 12:46:09 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 21:03:45 +0700, Priyadi Iman Nurcahyo
<pri...@priyadi.net> wrote:
> cara migitasinya? semua dari kita harus berani melakukan tanggapan terhadap
> semua bentuk disinformasi PADA MEDIA YANG SAMA, jadi jangan cuma nulis di
> blog atau debat di milis doank :) kirim surat pembaca kek, kirim sms kek,
> kirim email ke redaksi kek, dll dsb gitu lhohh


IMO *justru* cukup nulis di blog aja.

Media skrg = Old Media [walau bentuknya online]

Blog = We the Media.

Tenang aja, ga lama lagi.

Resistance is futile, they will be assimilated.

Kaum figuran akan menguasai dunia perfilman.

--
Visit my blog. Click here
http://enda.goblogmedia.com

Priyadi Iman Nurcahyo

unread,
Jan 7, 2005, 12:53:06 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Saturday 08 January 2005 00:19, boy avianto wrote:

> Atau kita perlu ngundang wartawan (IT) ke milis ini? Jadi bisa ada
> komunikasi langsung antara wartawan (IT) yang sibuk nyari berita
> sedangkan sumbernya (yang menurut kita-kita paling kompeten) ada
> disini.

yakin wartawan gak eneg ikutan milis ini? saya aja yang bisa dibilang salah
satu pendiri cukup minder ikutan milis ini hehehe :))

Priyadi Iman Nurcahyo

unread,
Jan 7, 2005, 12:54:36 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Saturday 08 January 2005 00:25, Made Wiryana wrote:

> > Jadi gak perlu sibuk-sibuk kirim SMS =D
>
> SMS lebih efektif, sudah dibuktikan oleh
> ....................................

lebih efektif dan dapat-dipertangungjawabkan-keasliannya(tm), sudah dibuktikan
oleh ......................................

Priyadi Iman Nurcahyo

unread,
Jan 7, 2005, 12:58:01 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Saturday 08 January 2005 00:25, Made Wiryana wrote:

> SMS lebih efektif, sudah dibuktikan oleh
> ....................................

hati2... ini salah satu komentar dari blog saya... kalau 'diteror' sms
terus2an wartawan bisa bete juga :)


roy suryo kayaknya sakit jiwa, gila popularitas.
ini buktinya, curhatan dari seorang korlip salah satu media di jakarta:


==
Tut, tut! Itu bunyi SMS dari ponselku. Aku selalu berharap SMS yang datang
isinya menyenangkan. Tapi, selalu saja dia yang mengirim. Selalu saja
Roy...Roy...Roy...tidak pagi, siang, malam...dia selalu mengirim pesan
pendek.

Saat ini, orang yang paling rajin mengirimiku SMS memang Roy. "UNIK!
Perhitungan manual telah selesai malam ini, LEBIH CEPAT dari SELISIH +/-
12-an juta suara dengan perhitungan TI KPU yang tetap "macet" di angka
106.914.209." Itu SMS dia pada pukul 21:29:13, Senin (26/7/2004).

Itu hanya salah satu saja. Dia mengirim SMS ketika hendak menggugat Chusnul
Mariyah -- anggota KPU -- dan juga mengirimi kabar ketika sejumlah saksi
diperiksa polisi. Mulai saksi ahli dari dunia TI, hingga saksi dari kalangan
jurnalis.

Tut,tut! Grr...Roy kirim lagi. "Maaf ini soal lain, bukan tentang TI apalagi
kasus CM. Terimakasih atas attensi dan supportnya selama ini, malam nanti
(Jumat, 23 Juli 2004 pukul 19.30 WIB), saya bersama beberapa tokoh lainnya,
antara lain Bp Roy Marten, dsb- di Hotel Hyatt Aryaduta, akan menerima BEST
DRESSED MEN 2004" dari YPI dan YAPMI."

Ugh, dasar si gila popularitas Roy Suryo
==

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 7, 2005, 1:10:24 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 00:46:09 +0700, enda nasution <enda...@gmail.com> wrote:
>
> Blog = We the Media.
>
> Tenang aja, ga lama lagi.
>
> Resistance is futile, they will be assimilated.
>
> Kaum figuran akan menguasai dunia perfilman.

"All hands to the battle station!"
"Fire at will!"


--
Jay adalah Yulian
http://yulian.firdaus.or.id/2004/10/13/blog-sebuah-kemajuan-literasi-di-indonesia/

Monang Setyawan

unread,
Jan 7, 2005, 1:25:50 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 13:45:13 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
>
> On Fri, 7 Jan 2005 21:36:49 +0900, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
> >
> > On Fri, 7 Jan 2005 12:55:13 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
> > >
> > > P2P tampaknya jadi salah satu masa depan model jaringan (bukan dg
> > > client.server, tapi dg publish/subscribe)
> >
> > Model client/server saya rasa tetap akan ada. Pemilihan model
> > tergantung aplikasinya.
>
> Seperti yang saya tulis di atas : _salah_satu_ . Aplikasi P2P yg
> umum saat ini adalah tetap berbasiskan client-server (bukan
> publish/subscribe) di masa depan akan lebih banyak lagi yg mengadopsi
> model publish/subscribe
>

Setahu saya, walaupun agak berbau client-server, metode discovery
(salah satu dasar pembentuk P2P) dengan menggunakan directory server
(seperti Napster dkk) tidak membuat P2P "berbasiskan" client-server.
Tingkat abstraksi P2P satu level dengan client-server. Servent
(server-client, istilah lain untuk peer P2P) menggunakan directory
server untuk mengetahui layanan dan cara menghubungi servent lain.

> > Untuk komunikasi wireless, ada sebuah model yang mendapat sambutan
> > yang luar biasa. Namanya network coding, yang ditujukan untuk aplikasi
> > multicast.
>
> Model publish/subscribe ini juta disebabkan karena banyaknya aplikasi
> wireless dan multicast.

Eh, bukannya muncul karena kebutuhan decoupling antar entitas?
Biasanya di dunia komputer, jika ada masalah tight-coupling antar
entitas (it's a bad thing), bisa dipecahkan dengan menambahkan sebuah
entitas baru diantara keduanya sebagai perantara. Sebagai contoh
adalah MOM (Message Oriented Middleware, misalnya SonicMQ, M$MQ, Tibco
Rendezvous). MOM ini ada karena adanya kebutuhan asynchronous
messaging untuk enterprise system. Asynchronous messaging dapat
mengatasi permasalahan tight-coupling. MOM diimplementasikan dengan
menambahkan entitas tengah yang berfungsi seperti kantor pos, yang
menyediakan layanan point to point maupun publish/subscribe messaging.

>
> IMW
>
CMIIW :)

--
Demi masa..

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 1:31:23 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 00:46:09 +0700, enda nasution <enda...@gmail.com> wrote:
>
> On Fri, 7 Jan 2005 21:03:45 +0700, Priyadi Iman Nurcahyo
> <pri...@priyadi.net> wrote:
> > cara migitasinya? semua dari kita harus berani melakukan tanggapan terhadap
>
>
> IMO *justru* cukup nulis di blog aja.
> Media skrg = Old Media [walau bentuknya online]
> Blog = We the Media.
> Tenang aja, ga lama lagi.

Pengalaman saya media seperti Internet utk situasi di Indonesia masih
sangat terbatas, paling hanya jadi acuan untuk mereka mencari tahu di
URL mana ada bahasan ttg topik yg menarik bagi para wartawan tersebut.
Buntut-buntutnya akan kembali ke media _konvensional_. Lha tulisan
_Lamunan_ saya (relatif blog) dibukukan aja masih lebih diketahui
ketimbang di Internet.

Nulis di-blog saja tidak cukup (kalau memang kita berniat memberitahu
ke publik), tidak bisa diharapkan orang _ketemu_ dan lalu baca blog yg
kita tulis. Lha di Indonesia masih sering mengharapkan bentuk kertas
koq.

BTW soal technomedia, mungkin para wartawan (moderator) itu juga tidak
kenal siapa Anda (hanya kommunitasnya aja yang berbeda), jangan
ngambek dulu, bisa aja khan orang nggak kenal. JAdi tidak ada
salahnya memperkenalkan diri terlebih dahulu siapa Anda, bidang apa,
jadi nggak bingung mereka.

Biasanya saya sering ngasih info ke rekan-rekan wartawan, kalau mau
explore topik A, coba kontak si X, kalo mo explore topiik C coba
kontak si Y. Jadi bukan mereka tidak mau, tapi cuma tidak tahu.
Karena idea technomedia ini memang mencoba menjembatani antara
wartawan-"pakar" (keren bener euy istilahnya). Berbeda dg prasasti
yang memang tidak ingin orang di luar wartawan masuk (he he he walau
saya terakreditasi sebagai wartawan di Jerman, juga tetap tak boleh
masuk). Terus terang waktu itu bukan gara-gara _ingin_ disebut
wartawan, tapi ingin melakukan interseksi komunitas, sehingga bisa
saling memanfaatkan. .

Jadi ya kalau anda subscribe technomedia cuma bilang "Hi saya X mau
joint" ya jelas mereka bingung. Siapakah Anda 8-) khan katanya dunia
nya lain, wajar aja kalo nggak kenal.

IMW

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 1:32:34 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Milis technomedia lumayan terbuka, lha pak Kumis aja di"vote" boleh
masuk atau tidak.

IMW

Made Wiryana

unread,
Jan 7, 2005, 1:38:34 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 01:25:50 +0700, Monang Setyawan <mon...@gmail.com> wrote:
>
> Setahu saya, walaupun agak berbau client-server, metode discovery
> (salah satu dasar pembentuk P2P) dengan menggunakan directory server
> (seperti Napster dkk) tidak membuat P2P "berbasiskan" client-server.

Proses pencarian dan koneksi relatif masih client-server (saya ada 1
paper yg menjelaskan hal ini, nanti kalo udah masuk kampus saya kirim
judulnya)

> Tingkat abstraksi P2P satu level dengan client-server. Servent
> (server-client, istilah lain untuk peer P2P) menggunakan directory
> server untuk mengetahui layanan dan cara menghubungi servent lain.

Pada P2P yg sekarang banyak memang masih keras bau client-server
(sebetulnya yg berbeda antara client server dan publish/subscribe
adalah mekanisme dia menemukan resource


> > Model publish/subscribe ini juta disebabkan karena banyaknya aplikasi
> > wireless dan multicast.
>
> Eh, bukannya muncul karena kebutuhan decoupling antar entitas?

Secara logika, ya (wireless salah satu model yg membutuhkan decoupling
itu, walau tidak harus).

Tetapi publish/subscribe ini bukan hanya disebabkan karena ketidaan
coupling yg terus menerus, tetapi juga keterbatasan ketersediaan
koneksi bandwidth (optimasi protocol).
Pada situasi wireless, keterbatasan bandwidth utk melakukan koneksi
model client-server menjadikan publish/subscribe sebagai pilihan

> mengatasi permasalahan tight-coupling. MOM diimplementasikan dengan
> menambahkan entitas tengah yang berfungsi seperti kantor pos, yang
> menyediakan layanan point to point maupun publish/subscribe messaging.

Biaya koneksi yg juga perlu dipertimbangkan dalam memanfaakan MOM
tersebut. Perangkat wireless : memeori, bandwidth terbatas

IMW

Monang Setyawan

unread,
Jan 7, 2005, 2:41:39 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:38:34 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
>
> On Sat, 8 Jan 2005 01:25:50 +0700, Monang Setyawan <mon...@gmail.com> wrote:
> >
> > Setahu saya, walaupun agak berbau client-server, metode discovery
> > (salah satu dasar pembentuk P2P) dengan menggunakan directory server
> > (seperti Napster dkk) tidak membuat P2P "berbasiskan" client-server.
>
> Proses pencarian dan koneksi relatif masih client-server (saya ada 1
> paper yg menjelaskan hal ini, nanti kalo udah masuk kampus saya kirim
> judulnya)
>
> > Tingkat abstraksi P2P satu level dengan client-server. Servent
> > (server-client, istilah lain untuk peer P2P) menggunakan directory
> > server untuk mengetahui layanan dan cara menghubungi servent lain.
>
> Pada P2P yg sekarang banyak memang masih keras bau client-server
> (sebetulnya yg berbeda antara client server dan publish/subscribe
> adalah mekanisme dia menemukan resource

Saya kurang paham mengenai kalimat di dalam tanda kurung. Bukannya
perbedaan utamanya adalah mekanisme komunikasinya? (i.e. seperti kirim
email ke seseorang vs kirim email ke milis)

>
>
> > > Model publish/subscribe ini juta disebabkan karena banyaknya aplikasi
> > > wireless dan multicast.
> >
> > Eh, bukannya muncul karena kebutuhan decoupling antar entitas?
>
> Secara logika, ya (wireless salah satu model yg membutuhkan decoupling
> itu, walau tidak harus).
>
> Tetapi publish/subscribe ini bukan hanya disebabkan karena ketidaan
> coupling yg terus menerus, tetapi juga keterbatasan ketersediaan
> koneksi bandwidth (optimasi protocol).
> Pada situasi wireless, keterbatasan bandwidth utk melakukan koneksi
> model client-server menjadikan publish/subscribe sebagai pilihan
>
> > mengatasi permasalahan tight-coupling. MOM diimplementasikan dengan
> > menambahkan entitas tengah yang berfungsi seperti kantor pos, yang
> > menyediakan layanan point to point maupun publish/subscribe messaging.
>
> Biaya koneksi yg juga perlu dipertimbangkan dalam memanfaakan MOM
> tersebut. Perangkat wireless : memeori, bandwidth terbatas

Tenang saja om, MOM biasanya dijalankan di lingkungan manja, server
farm dengan sumber daya komputasi besar dan bandwidth lebar :)
(jadi teringat arsitektur 'aneh' sistem pemilu KPU kemarin, M$MQ
dipakai untuk komunikasi client-server. Padahal tujuan adanya MOM
bukan untuk itu)

>
> IMW
>


--
Demi masa..

Ben

unread,
Jan 7, 2005, 2:45:22 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
FYI,
ketika ribut soal Anne Ahira bisa dibikin profil oleh KOMPAS, saya
sempat nulis e-mail ke KOMPAS utk mempertanyakan soal itu. Namun
hingga sekarang BELUM ada tanggapan.
Padahal sebelum-sebelumnya, rata-rata e-mail saya ke KOMPAS dapat
tanggapan (termasuk e-mail penolakan artikel :()

So, betulkah memang ini hanya soal 'gap' antara wartawan dan praktisi
di sini? Ataukah memang ada 'apa-apa'nya? ;)


--
Ben
http://bennychandra.com/2005/01/06/trackback-spam/

Idban Secandri

unread,
Jan 7, 2005, 3:16:12 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 02:45:22 +0700, Ben <ben...@gmail.com> wrote:
>
> FYI,
> ketika ribut soal Anne Ahira bisa dibikin profil oleh KOMPAS, saya
> sempat nulis e-mail ke KOMPAS utk mempertanyakan soal itu. Namun
> hingga sekarang BELUM ada tanggapan.
> Padahal sebelum-sebelumnya, rata-rata e-mail saya ke KOMPAS dapat
> tanggapan (termasuk e-mail penolakan artikel :()
>
> So, betulkah memang ini hanya soal 'gap' antara wartawan dan praktisi
> di sini? Ataukah memang ada 'apa-apa'nya? ;)

ben mungkin media tersebut malu untuk menanggapi :P
SOL



--
http://secandri.com/blog

ryl

unread,
Jan 7, 2005, 6:35:11 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
pencinta `getrichquickscheme` udah merasuk ke semua kalangan :D

sodara saya juga ada, bergelar master, menurutnya ndak apa
"jeblos2an", asalkan `pintar` maka bisa sukses... masalah moral nomor
sekian :D toh nggak `melanggar hukum` dipikirnya... coba kalau
misalnya dia kerja di Kompas nerima emailnya Ben :D "ngediemin" itu
langkah paling tepat :D

tapi mungkin emang harus demikian... proses modernisasi negara =þ
seperti kita tau di luar sana banyak banget yg seperti ini... kumpulan
orang yg saling `balapan` dalam hal jeblos2an juga ada, kalau kalah ya
nggak dendam :D misalnya yg main randomizer, bubble dan semacamnya...
bedanya mungkin disana hukum anti spam udah jalan, juga lebih banyak
orang yg `paham` cara kerja skema2 macam punya si AA ini... dan media
berbobot disana PASTI nggak ada 1 pun yg mendukung skema2 ginian,
nggak tau juga kalau 5-10 taun yg lalu :D

jadi ngelantur kemana2 dari topik? =D gpp lah abis serem bahas tempat
ngumpul hacker =D
--

Pakcik

unread,
Jan 7, 2005, 7:16:09 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 19:38:34 +0100, Made Wiryana <mwir...@gmail.com> wrote:
> Tetapi publish/subscribe ini bukan hanya disebabkan karena ketidaan
> coupling yg terus menerus, tetapi juga keterbatasan ketersediaan
> koneksi bandwidth (optimasi protocol).
> Pada situasi wireless, keterbatasan bandwidth utk melakukan koneksi
> model client-server menjadikan publish/subscribe sebagai pilihan
>
> > mengatasi permasalahan tight-coupling. MOM diimplementasikan dengan
> > menambahkan entitas tengah yang berfungsi seperti kantor pos, yang
> > menyediakan layanan point to point maupun publish/subscribe messaging.
>

dari sudut pandang SIP:

dalam kasus file sharing mungkin publish/subscribe bagus. karna sumber
file itu dari banyak orang, jadi butuh server di tengah. dan yg
client yg punya bandwidth kecil diuntungkan. Tapi kalau kasus instant
messaging misalnya, publish/subscribe model bisa malah membebani
bandwidth. instant messagging seperti MSN menangani ini dengan
Session Model. Jadi Message dianggap sebagai media (suara, video, etc)
dan tidak dilewatkan melalui server perantara lagi.

references:
http://www.faqs.org/rfcs/rfc3261.html
http://www.faqs.org/rfcs/rfc3265.html
http://www.faqs.org/rfcs/rfc3856.html
http://www.dynamicsoft.com/news/presentations/SDC-2002_SIP_SIMPLE.pdf

Pakcik

baskara

unread,
Jan 7, 2005, 8:41:14 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 06:35:11 +0700, ryl <yof...@gmail.com> wrote:
>
> jadi ngelantur kemana2 dari topik? =D gpp lah abis serem bahas tempat
> ngumpul hacker =D
>
> On Sat, 8 Jan 2005 03:16:12 +0700, Idban Secandri
> <idban.s...@gmail.com> wrote:
> >
> > On Sat, 8 Jan 2005 02:45:22 +0700, Ben <ben...@gmail.com> wrote:


Iya...iya.... tapi jangan lupa juga aturan (draft) milis :
- no top posting
- hapus tulisan2 yang tidak perlu (yang tidak di-refer)

he he he

baskara

unread,
Jan 7, 2005, 8:46:33 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 09:16:09 +0900, Pakcik <pak...@gmail.com> wrote:
> instant messagging seperti MSN menangani ini dengan
> Session Model. Jadi Message dianggap sebagai media (suara, video, etc)
> dan tidak dilewatkan melalui server perantara lagi.

i c... pantas saja saya selalu bisa mengirim file ukuran Hulk melalui MSN. :-)
sementara melalui YM lebih banyak ditolak.

Jim Geovedi

unread,
Jan 7, 2005, 8:58:13 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Made Wiryana wrote:

> Di CCC kemarin banyak barang aneh-aneh, misal si Marcel (tetangga
> sebelah) ngedemoin tool buat browser bluetooth device orang lain.


BCS'05 (salah satu konferensi dengan topik security yang bakal diadakan
di Jakarta) rencananya mau undang Adam & Ben Laurie (A.L. Digital) atau
Ollie Whitehouse (@stake) untuk bicara soal bluetooth security. Masih
nunggu konfirmasi.

Pada saat PacSec (www.pacsec.jp), Maximilian Dornseif (RWTH Aachen)
mempresentasikan topik "0wn3d by an iPod: Firewire/1394 Issues", di
BCS'05 yg rencananya akan digelar di Jakarta, David Maynor (ISS X-FORCE)
akan ngasih presentasi soal "USB DMA Attack".
info: www.bellua.com/bcs2005/asia05.speakers.html#david

Sepertinya masuk tahun 2005, hardware hacking kembali jadi topik yang
menarik, setidaknya seperti ini
http://lists.netsys.com/pipermail/full-disclosure/2004-October/027334.html

> CCC memang kumpulan hacker he he he


kalau gak salah, semestinya milis ini juga, ya? :-)


Jim Geovedi

unread,
Jan 7, 2005, 8:59:03 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
Yulian F. Hendriyana wrote:

> pernah konek ke hotspot yang autentifikasinya radius nggak?
> (bukan yang buka browser dulu)

wah, gue gak tau, jay.

btw, dari sisi client, gimana bisa tau kalau authnya pake radius atau bukan?

risiyanto

unread,
Jan 7, 2005, 10:03:10 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
On Fri, 7 Jan 2005 12:38:27 -0500
boy avianto <avi...@gmail.com> wrote:

>
> > Pada hari Jumat, tanggal 07/01/2005 pada 18:25 +0100, Made Wiryana
> > menulis:
> >
> > > Sudah ada khan milis technomedia ??
> >
> > gak pernah diapprove
> > padahal join sejak milis prasasti@yahoogroups dibuat
> > juga penulis-ti@yahoogroups
>
> sama kasusnya disini - gak pernah di approve. kesannya 'media' lebih
> eksklusif dibandingkan 'hacker' ya kalau di Indonesia he he he. SOL

---akhir kutipan---

Tapi om Amal bisa di approve tuh,
apa trick nya om ?

--
aris

It was a JOKE!! Get it?? I was receiving messages from DAVID LETTERMAN!!
YOW!!

N e o

unread,
Jan 7, 2005, 11:28:02 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
At 21:25 +0700 1/7/05, Koen Wastbow wrote:
>Mencuri threshold: Siapa nih yang berminat IEEE Computer edisi tahun 1990-an.
>Alasan klasik, ukuran rumah nggak bertambah, jadi nggak bisa nambah space
>rak buku/majalah, dan akibatnya majalah meluber ke mana2. Ada yang bersedia
>menampung?
>
>Tersedia: 1996, 1997, 1998, 1999, 2002, 2003. Yang 2004 masih mau saya simpan.
>Ada beberapa tahun yang edisinya nggak komplit. Saya khawatir, kalau
>ditawarkan
>di mail group lain, yang ambil malah tukang loak.

numpang thread, gimana pangeran kecil, dah pindah tangan belum?
--
I solemnly swear that I'm up to no good
http://data.startrek.or.id
http://kiozk.com

N e o

unread,
Jan 7, 2005, 11:59:23 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
>Pada 07 Jan 2005, 21:03:45 +0700, Priyadi Iman Nurcahyo menulis (diringkas):
>>
> > cara migitasinya? semua dari kita harus berani melakukan tanggapan terhadap

mitigasi?

sama kayak gue sering terbalik hipnotis jadi hiptonis

N e o

unread,
Jan 7, 2005, 11:59:54 PM1/7/05
to tekno...@googlegroups.com
At 18:25 +0100 1/7/05, Made Wiryana wrote:
>On Fri, 7 Jan 2005 12:19:27 -0500, boy avianto <avi...@gmail.com> wrote:
>>
>
>> > para hacker dan junker di milis ini ke media ...
>> > Siapa mau? *ngelirik p.a.k.e.r.t.e*
>>
>> Atau kita perlu ngundang wartawan (IT) ke milis ini? Jadi bisa ada
>> komunikasi langsung antara wartawan (IT) yang sibuk nyari berita
>> sedangkan sumbernya (yang menurut kita-kita paling kompeten) ada
>> disini.
>
>Sudah ada khan milis technomedia ??

tidak pernah di-approve tuh.

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 12:02:18 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
pengalaman di kantor beda tuh. populasi ym merupakan mayoritas, dan
kirim2 file gede seperti mp3 bisa lewat ym. yang aneh, kalau memang
ym sistem file transfer-nya via server, mestinya relatif lambat kan?
ternyata tidak tuh, seperti transfer file via LAN.

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 12:04:19 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
At 21:39 +0900 1/7/05, baskara wrote:
>On Fri, 7 Jan 2005 19:08:02 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
>> Jangan menyalahkan wartawan -- mereka punya dunia sendiri.
>
>satu lagi Pak:
>
>4. High Profile

and how do make yourself high profile? by making a publicity stunt.
seperti membuktikan rekaman andi ghalib itu melalui spectrum analyzer
winamp.

Ben

unread,
Jan 8, 2005, 12:13:13 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 12:04:19 +0700, N e o <nusa...@diva-valen.com> wrote:
>
> and how do make yourself high profile? by making a publicity stunt.
> seperti membuktikan rekaman andi ghalib itu melalui spectrum analyzer
> winamp.
>

mungkin begitu...

bisa juga dgn menghebohkan isu 'telepon gratis' (yg faktanya hanya
bisa menghemat pulsa telepon kalo dilakukan oleh mereka yg punya
koneksi non dial-up) ...

--
Ben
http://bennychandra.com/2005/01/06/trackback-spam/

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 12:21:17 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
At 19:08 +0700 1/7/05, Koen Wastbow wrote:
>On Fri, 7 Jan 2005 18:08:05 +0700, Idban Secandri
><idban.s...@gmail.com> wrote:
>> karena bahasannya berat dan nggak dimengerti sama jurnalis/wartawan
> > jadi sikampret itu dijadikan nara sumber ;)


>1. Anda belum terbiasa menjawab pertanyaan orang awam.
>
>2. Anda hanya mau memberi jawaban yang benar.
>
>3. Anda belum biasa ramah.
>
>Jangan menyalahkan wartawan -- mereka punya dunia sendiri.

selain nomer 4 high profile, ada satu hal yang mungkin terlewat:

5. sms spamming.

bisa dilihat via blog-nya pri soal keluhan wartawan mengenai sms
spamming-nya oy uyo.

hehe, seriously, gue setuju point 1 sampai 3, gak usah untuk
wartawan, bekerja di sebuah perusahaan juga menuntut hal yang sama
kalau memang pengen karirnya jelas.

tapi untuk tambahan nomer 4, yaitu high profile, akan lebih terhormat
jika didapat dari self achievment, bukan via publicity stunt.

dan yang nomer 5, itu mah memperkuat motivasi untuk menjadi high
profile seperti di point 4 tapi via publicity stunt, itu mah emang
attention whore. will do anything to get attention, like the boy who
cried wolf too many times.

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 8, 2005, 12:44:19 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada hari Sabtu, tanggal 08/01/2005 pada 08:59 +0700, Jim Geovedi
menulis:

> wah, gue gak tau, jay.
>
> btw, dari sisi client, gimana bisa tau kalau authnya pake radius atau bukan?

auth-nya setelah searching network/access-point
dan tidak melalui browser

implementasi radius agak-agak telat diterapkan di access-point WiFi,
jadinya hotspot provider mesti bikin sistem auth sendiri-sendiri
dan cukup rumit untuk mengambil metoda prabayar (tanpa operator), cukup
punya user/password ketika join ke network

btw, hotspot-hotspot di jakarta prabayar apa pascabayar?
atau 'prabayar kontak dulu operator setempat'?


--
2247 -- 22 October The U.S.S. "Jen Miri" (NCC-1235) "Coventry" class
frigate is launched -- [SotF]

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 12:53:34 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
At 02:45 +0700 1/8/05, Ben wrote:
>FYI,
>ketika ribut soal Anne Ahira bisa dibikin profil oleh KOMPAS, saya
>sempat nulis e-mail ke KOMPAS utk mempertanyakan soal itu. Namun
>hingga sekarang BELUM ada tanggapan.
>Padahal sebelum-sebelumnya, rata-rata e-mail saya ke KOMPAS dapat
>tanggapan (termasuk e-mail penolakan artikel :()
>
>So, betulkah memang ini hanya soal 'gap' antara wartawan dan praktisi
>di sini? Ataukah memang ada 'apa-apa'nya? ;)

apa2-nya = artikel yang dibuat berdasarkan pesanan dan jumlah "biaya
pengganti"?

saya curiganya begitu.

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 12:54:29 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
At 21:45 +0900 1/7/05, baskara wrote:
>On Fri, 7 Jan 2005 19:41:15 +0700, Idban Secandri
><idban.s...@gmail.com> wrote:
>>
>> 1. Anda belum terbiasa menjawab pertanyaan orang awam.
>> 2. Anda hanya mau memberi jawaban yang benar.
>> 3. Anda belum biasa ramah.
>
>4. high profile : masa malu2 diwawancarai ?
>5. be active : telpon/sms para jurnalis (RS selalu pakai cara ini). Di
>list YM saya ada wartawan Tempo kalau mau. :-) Wartawan tabloid Bola
>juga ada *komentator liga inggris kali?*

my god, kok bisa sama sih idenya. kalo di milis sebelah, udah ditulis
AK, anjrit keduluan.

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 1:04:48 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
At 20:12 +0700 1/7/05, Firman Pribadi wrote:
>On Fri, 7 Jan 2005 19:49:42 +0700, Koen Wastbow <was...@gmail.com> wrote:
>> Dan InfoLinux ... pliz deh (kata selebriti jaman sekarang), Mr Idban, kenapa
>> sohibku ini nggak sekalian menyebut IEEE Spectrum atau IEEE
>>Network. Itu media
>> juga lho. Tapi yang aku maksud itu media awam, bukan media semi-hacker.
>> Komputeraktif, mau Anda bilang awam: sila. Tapi buat rakyat di luar menara
>> gading perhackeran, itu termasuk media hacker juga.
>
>pliss deh juga *kata saya*
>apa itu defnisi media awam disini, saya koq jadi ikutan nimbrung itu
>karena bingung, gak ada pegangan, cuma ada kibot. jadi saya tanya
>lewat ketikan...

kayaknya media awam itu catch-all definition untuk media yang paling
lebar segmen pembacanya. atau at least yang bukan spesialisasi
seperti otomotif atau bola.

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 1:07:58 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
At 17:40 +0700 1/7/05, Firman Pribadi wrote:
>On Fri, 7 Jan 2005 11:11:39 +0100, Ikhlasul Amal <i...@coretmoret.web.id> wrote:
>> ... Jika tidak, media (populer) akan memilih tokoh lain yang
>> omong sederhana, sekalipun (sayangnya) salah.
>hal ini kadang membuat saya bingung,
>apakah dimedia itu (persempit ke mass media di indonesia) tidak ada
>yang namanya QC atau apalah namanya, sebelum sebuah berita di publish?

saya pernah membaca bahwa apa yang ditulis media itu adalah cerminan
masyarakat pembacanya. kalau memang berita gak betul masih tetap
dilahap dengan nikmat, ya berarti emang begitulah sikap
masyarakatnya. ini bicara mayoritas ya, karena akan tetap ada yang
kritis, namun sayangnya jumlahnya belum mencapai critical mass untuk
mengubah isi dari media massa sekarang.

baskara

unread,
Jan 8, 2005, 1:13:27 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 12:02:18 +0700, N e o <nusa...@diva-valen.com> wrote:
>
> pengalaman di kantor beda tuh. populasi ym merupakan mayoritas, dan
> kirim2 file gede seperti mp3 bisa lewat ym. yang aneh, kalau memang
> ym sistem file transfer-nya via server, mestinya relatif lambat kan?
> ternyata tidak tuh, seperti transfer file via LAN.

Oh...kalau mp3, lewat YM memang masih bisa.
mp3 = file gede?
Saya biasa dikirimi file yang extensionnya .avi Om.. :-) orde bisa 2G.

risiyanto

unread,
Jan 8, 2005, 1:18:50 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 15:13:27 +0900
baskara <bas...@gmail.com> wrote:

>
> > pengalaman di kantor beda tuh. populasi ym merupakan mayoritas, dan
> > kirim2 file gede seperti mp3 bisa lewat ym. yang aneh, kalau memang
> > ym sistem file transfer-nya via server, mestinya relatif lambat kan?
> > ternyata tidak tuh, seperti transfer file via LAN.
>
> Oh...kalau mp3, lewat YM memang masih bisa.
> mp3 = file gede?
> Saya biasa dikirimi file yang extensionnya .avi Om.. :-) orde bisa 2G.

hehe gedhe itu relatif :p

avi sampai 2G, pake apa kompresannya ?

911 yg gw download aja cuma 700 an.

Aris

Jim Geovedi

unread,
Jan 8, 2005, 1:19:34 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
Yulian F. Hendriyana wrote:
> Pada hari Sabtu, tanggal 08/01/2005 pada 08:59 +0700, Jim Geovedi
> menulis:
>
>>wah, gue gak tau, jay.
>>
>>btw, dari sisi client, gimana bisa tau kalau authnya pake radius atau bukan?
>
> auth-nya setelah searching network/access-point
> dan tidak melalui browser
>
> implementasi radius agak-agak telat diterapkan di access-point WiFi,
> jadinya hotspot provider mesti bikin sistem auth sendiri-sendiri
> dan cukup rumit untuk mengambil metoda prabayar (tanpa operator), cukup
> punya user/password ketika join ke network

ketika auth ada login window yg muncul secara otomatis seperti ketika
melakukan dial-back atau sama seperti penggunaan WEP/WPA?

saat ini proses auth kebanyakan via browser, yang artinya hotspot
mengijinkan user terasosiasi terlebih dahulu. beberapa diantaranya
mengijinkan free akses ke beberapa website tertentu (seperti yahoo.com)
dan mengijinkan query ke DNS server.

> btw, hotspot-hotspot di jakarta prabayar apa pascabayar?
> atau 'prabayar kontak dulu operator setempat'?

beragam.

beberapa hotspot disediakan oleh ISP. yang diijinkan utk menggunakannya
adalah mereka yang sudah menjadi klien dari ISP tersebut, i.e. mereka
yang menjadi klien dial-up.

ada juga yang harus mengkontak operator setempat, seperti di hotel marriott.

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 1:24:11 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
artikel ini diambil dari milis itb.

menjadi pahlawan dengan pura-pura bingung kenapa KPU gak mau ngomong
sama dia, seperti amnesia dia sudah menjelekkan habis-habisnya
tentang sistem TI KPU (not the most perfect system in the world, but
it works, contrary to what kermit is spreading around). terus terang,
kermit ini adalah tokoh yang sangat berbahaya. acting innocent-nya
cukup berhasil menjaring simpati mayoritas masyarakat (terkait dengan
tulisan saya sebelumnya mengenai isi media massa mencerminkan
masyarakat pembacanya). dan untuk mempertahankan image-nya, dia tidak
akan pernah mempergunakan yang namanya media interaktif, seperti blog
atau mailing list (dia tampaknya cukup kapok bergaya di mailing list
setelah mengumpulkan musuh cukup banyak).

Komunikasi Bencana
KRMT ROY SURYO NOTODIPROJO

Bencana Tsunami yang melanda Aceh dan Sumatera Utara hingga ke Kepulauan
Maladewa, India, Thailand dan sebagian negara-negara Asia lainnya memang
sangat memilukan. Korban dari Indonesia saja diperkirakan akan mencapai
angka 100.000 jiwa bila nantinya sudah dihitung rinci, karena angka-angka
prakiraan yang sekarang muncul belum diperbandingkan dengan database
keseluruhan penduduk asli dari tiap-tiap wilayah tersebut. Masalahnya
adalah KPU yang saat pemilu lalu mengumbar statemen bahwa mereka memiliki
database rinci tersebut sampai kini masih diam seribu bahasa. Padahal
kalau KPU mau berbakti kepada negara, inilah saatnya bisa membuktikan
kecanggihan perangkat komputer server yang dulu dibeli ratusan miliar
rupiah tersebut.
Akan tetapi tulisan ini tidak akan hanya fokus ke masalah angka korban
yang hingga kini belum jelas tersebut, tetapi lebih kepada
kekurangkoordinasian (baca:kesemrawutan) komando bantuan kemanusiaan yang
hingga kini masih menumpuk di berbagai posko dan bahkan bandara, padahal
antusiasme kegotongroyongan masyarakat Indonesia dalam memberikan
sumbangan tersebut masih sangat patut dibanggakan. Jika dicermati, dalam
tragedi ini terjadi kelemahan dalam proses komunikasi (sekaligus
informasi) yang mengakibatkan koordinasi penanganannya menjadi tumpang
tindih. Padahal jika sejak awal pemerintah didukung semua elemen
masyarakat dapat mempergunakan sarana komunikasi yang memadai, niscaya hal
tersebut tidak akan terjadi.
Sebenarnya semenjak hari pertama saja hal tersebut sudah terlihat, karena
penulis yang sempat dikontak pertamakalinya oleh sebuah radio swasta di
Jakarta sekitar pukul 11.00 WIB tanggal 26 Desember 2004 lalu, sudah
langsung ditanya dengan langkah-langkah apa yang sebaiknya dilakukan oleh
pemerintah. Ketika itu langsung terbayang rusaknya infrastruktur
komunikasi yang ada, karena mengingat dampak gempa dan tsunami biasanya
sangat dahsyat. Tidak berlebihan saat itu sudah sempat penulis usulkan
untuk langsung memanfaatkan sarana telepon satelit, komunikasi melalui
gelombang radio amatir dan bahkan disinggung juga upaya pembangunan
infrastruktur telekomunikasi seluler darurat menggunakan berbagai BTS
(Base Transceiver Station) atau RBS (Radio Base Station) portable yang
bisa dipindahkan lokasinya.
Namun ternyata hal tersebut tidak cepat dilakukan, karena jangankan
langsung bicara mengenai rusaknya 45.318 SST (Satuan Sambungan Telepon)
yang berada di daerah tersebut dan upaya pemulihannya, ketika radio yang
sama menanyakan kepada salah seorang juru bicara Presiden, ternyata ybs
justru balik meminta informasi dari radio yang bersangkutan tentang apa
yang terjadi untuk segera dilaporkan kepada presiden! Oleh karena itu
tidaklah heran bahwa hari-hari berikutnya masyarakat tampat terlihat
lebih percaya kepada upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak-pihak swasta
yang didukung media massa, dibandingkan upaya resmi pemerintah.
Dengan demikian masalah komunikasi dalam penanganan tragedi Tsunami yang
melanda Bumi Pertiwi kemarin cukup vital, karena menyangkut komunikasi
dalam penanganan internal bencara tersebut dan bagaimana kemudian
mengkomunikasikannya kepada masyarakat. Bila salah satu (atau bahkan yang
terjadi adalah kedua-duanya) kurang dilakukan dengan baik, maka yang
terjadi adalah masyarakat bisa melihat seperti hari-hari pertama kemarin,
dimana peran pemerintah kemudian seperti tertinggal oleh swasta. Apalagi
dalam berbagai pemberitaan di berbagai media, masyarakat kemudian menjadi
sangat percaya kepada media-media tersebut untuk menjadi saluran
komunikasi dan informasi dua arahnya. Hal ini terbukti dengan semakin
banyaknya support masyarakat dalam mengirimkan partisipasinya berupa
.Video-video Amatir..
Meski peran aktif media seperti ini tidak salah, karena media massa adalah
juga sebagai .The Fourth Stage of Communication di sebuah negara, tetapi
jika kemudian pemerintah tampak keteteran dengan peran swasta maka lambat
laun akan mengancam juga kredibilitasnya. Oleh karena itu seharusnya
disinilah para pembantu presiden dalam bidang-bidang yang langsung terkait
(Menkopolkam, Menkes, Menegkominfo, Menhubtel, dsb) segera mengambil peran
yang proporsif agar komunikasi (baca:penanganan) bencana berjalan baik.
Secara lebih rinci khususnya dalam bidang telekomunikasi, telepon satelit
yang langsung diusulkan penulis adalah entry point yang paling jitu. Sebab
perangkat yang tidak terbatas ruang dan waktu (alias .stand-alone.) ini
langsung bisa berhubungan melalui satelit yang berada 36.000 km di atas
bumi, meski infrastruktur di daratan hancul total seperti di Aceh dan
Sumatera Utara tersebut. Saat itu pula sempat diusulkan juga untuk
menggunakan sekitar 1500 Telepon Satelit ex-KPU yang dahulu sudah dibeli
dengan dana sekitar 27 Milyar, karena daripada sekarang tidak jelas
fungsinya. Akan tetapi lagi-lagi usulan penulis tersebut direspon dingin
oleh KPU.
Setelah telepon satelit .membuka jalan., baru kemudian diupayakan
komunikasi langsung menggunakan gelombang radio yang difasilitasi oleh
ORARI dan RAPI (juga perangkat radio milik TNI-Polri), karena praktis
pembangunan sebuah stasiun pemancar dan penerima ini relatif lebih cepat
dibandingkan dengan infrastruktur telepon seluler. Namun bila kondisinya
sudah memadai, para operator telepon seluler, baik berbasis CDMA (Code
Division Multiple Access) maupun GSM (Global System for
Mobile-communication) membangun kembali BTS/RBS-nya tersebut. Dalam hal
ini penulis sempat pula memberikan training kepada para relawan dan
wartawan yang berangkat ke daerah bencana tersebut untuk mengerti hal-hal
teknis telekomunikasi, misalnya penggunaan External antenna CDMA/GSM yang
bisa memperluas jangkauan dari BTS/RBS hingga 25 km , dsb. Kini setelah
seminggu bencana terjadi, komunikasi datapun mulai bisa dilakukan dari
beberapa titik lokasi (misalnya posko, rumah sakit dsb) dengan masuknya
jaringan internet yang bisa diakses langsung karena Wasantara-Net,
Telkomnet-Instant dan APJII sudah memfasilitasinya.
Kesimpulannya, meski tragedi adalah murni Kuasa dari Allah SWT, akan
tetapi sebagai manusia kita tidak boleh hanya menangis (baca:pasrah) saja
dan tidak berbuat apa-apa. Kuncinya memang ada di pemanfaatan Komunikasi
dan Informasi yang memadai.
(Penulis adalah Pemerhati Multimedia)

Taken from Harian Kedaulatan Rakyat, Selasa 4 Januari 2005 Hal 1 dan Hal
20 kol 5

Ben

unread,
Jan 8, 2005, 1:24:45 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
sepertinya pengawasan di media-media seperti KOMPAS memang sangat kurang...
kalo saya perhatiin begini: sekali aja seorang penulis dipercaya,
selanjutnya apa yg ditulis gak akan dikoreksi lagi.. dibiarin.. mo
ngawur, tata bahasa ada yg salah, tetap aja dibiarin.. lihat saja
halaman IT di KOMPAS sebagai salah satu contohnya..

--
Ben
http://bennychandra.com/2005/01/06/trackback-spam/

Ben

unread,
Jan 8, 2005, 1:26:52 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 12:53:34 +0700, N e o <nusa...@diva-valen.com> wrote:
>
> At 02:45 +0700 1/8/05, Ben wrote:
> >FYI,
> >ketika ribut soal Anne Ahira bisa dibikin profil oleh KOMPAS, saya
> >sempat nulis e-mail ke KOMPAS utk mempertanyakan soal itu. Namun
> >hingga sekarang BELUM ada tanggapan.
> >Padahal sebelum-sebelumnya, rata-rata e-mail saya ke KOMPAS dapat
> >tanggapan (termasuk e-mail penolakan artikel :()
> >
> >So, betulkah memang ini hanya soal 'gap' antara wartawan dan praktisi
> >di sini? Ataukah memang ada 'apa-apa'nya? ;)
>
> apa2-nya = artikel yang dibuat berdasarkan pesanan dan jumlah "biaya
> pengganti"?
>
> saya curiganya begitu.
>
mungkin begitu.. atau mungkin juga pertemanan atau mungkin juga yg
nulis sdh menjadi anggota... lihat saja, di Intisari (beberapa bulan
lalu) juga Anne Ahira dibikin artikel sendiri...

--
Ben
http://bennychandra.com/2005/01/06/trackback-spam/

Ben

unread,
Jan 8, 2005, 1:36:23 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 13:24:11 +0700, N e o <nusa...@diva-valen.com> wrote:
>
> artikel ini diambil dari milis itb.
>
> menjadi pahlawan dengan pura-pura bingung kenapa KPU gak mau ngomong
> sama dia, seperti amnesia dia sudah menjelekkan habis-habisnya
> tentang sistem TI KPU (not the most perfect system in the world, but
> it works, contrary to what kermit is spreading around). terus terang,
> kermit ini adalah tokoh yang sangat berbahaya. acting innocent-nya
> cukup berhasil menjaring simpati mayoritas masyarakat (terkait dengan
> tulisan saya sebelumnya mengenai isi media massa mencerminkan
> masyarakat pembacanya). dan untuk mempertahankan image-nya, dia tidak
> akan pernah mempergunakan yang namanya media interaktif, seperti blog
> atau mailing list (dia tampaknya cukup kapok bergaya di mailing list
> setelah mengumpulkan musuh cukup banyak).

kalo gak puas, tulisannya harus dibalas dgn tulisan juga.. pada media
yg sama... ;)
kalo perlu, ikuti gayanya.. he he he


--
Ben
http://bennychandra.com/2005/01/06/trackback-spam/

Firman Pribadi

unread,
Jan 8, 2005, 1:45:33 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 13:07:58 +0700, N e o <nusa...@diva-valen.com> wrote:
>
> saya pernah membaca bahwa apa yang ditulis media itu adalah cerminan
> masyarakat pembacanya. kalau memang berita gak betul masih tetap
> dilahap dengan nikmat, ya berarti emang begitulah sikap
> masyarakatnya. ini bicara mayoritas ya, karena akan tetap ada yang
> kritis, namun sayangnya jumlahnya belum mencapai critical mass untuk
> mengubah isi dari media massa sekarang.
> --
cermin masyarakat pembaca/penikmat media? atau cermin pengelola media
(kompleks didalamnya, termasuk salah satunya wartawan)?

IMHO, seandainya media memberikan _hanya_ hal yang baik dan akurat
(setidaknya mendekati), bukan memberikan content yang tak didukung
oleh fakta atau riset (riset dalam arti umum) *memang sih jauh dari
mungkin*, bukankah itu adalah pendidikan yang baik secara tidak
langsung kepada penikmatnya?, atau memang masyarakat yang harus selalu
pintar-pintar memilih media yang 'layak dinikmati'?

terus terang, karena background saya berkaitan langsung dengan dunia
pendidikan, saya banyak memberikan komentar berdasarkan nilai/norma,
yah mungkin ini imbas dan itu terserah pada rekans untuk mengomentari.
tapi kadang saya sempat berpikir, jaman ketika mass media dikontrol
pemerintah, content yang dipublikasikan sedikit lebih sopan dibanding
saat ini, hingga belakangan ada KPI, namun masih sayang KPI hanya
fokus ke mass media elektronik (tv, radio), bukan media cetak. jadi
apakah content media itu benar cerminan masyarakat penikmat media
secara mayoritas? heu ini khan udah gak nyambung ama kermit!

--
I am what I am today because of the choices I made yesterday.

Pakcik

unread,
Jan 8, 2005, 1:47:49 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 13:24:45 +0700, Ben <ben...@gmail.com> wrote:
> sepertinya pengawasan di media-media seperti KOMPAS memang sangat kurang...
> kalo saya perhatiin begini: sekali aja seorang penulis dipercaya,
> selanjutnya apa yg ditulis gak akan dikoreksi lagi.. dibiarin.. mo
> ngawur, tata bahasa ada yg salah, tetap aja dibiarin.. lihat saja
> halaman IT di KOMPAS sebagai salah satu contohnya..

Ini mirip sinetron2 di TV. Mungkin secara tidak sadar kita
terpengaruh. Sekali dia benar akan tetap benar dan dipuja2. Sekali
seseorang Salah akan dicari terus kesalahannya, semua pernyataannya di
koran2, dimilis2, di televisi, dicari terus kesalahannya. Cap salah,
bego, tolol, cuman omong doang, etc langsung melekat ke orangnya.

Pakcik

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 8, 2005, 1:48:40 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada hari Sabtu, tanggal 08/01/2005 pada 13:24 +0700, N e o menulis:

> Komunikasi Bencana
> KRMT ROY SURYO NOTODIPROJO
>
> Masalahnya
> adalah KPU yang saat pemilu lalu mengumbar statemen bahwa mereka memiliki
> database rinci tersebut sampai kini masih diam seribu bahasa. Padahal
> kalau KPU mau berbakti kepada negara, inilah saatnya bisa membuktikan
> kecanggihan perangkat komputer server yang dulu dibeli ratusan miliar
> rupiah tersebut.

* paragraf emosional. untuk apa bawa-bawa nama KPU? It's a different
context with different situation
* dia mikirnya ke mana sih? gak usah KPU, pemerintah pusat pun punya
cacah jiwa di Aceh, emang cukup sehari menyensus siapa yang mati dan
siapa yang hidup sebagai komparasi data yang beredar?


--
"love means nothing to a tennis player" -- Quake II Gladiator

baskara

unread,
Jan 8, 2005, 1:57:37 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 13:18:50 +0700, risiyanto <risi...@cpubekas.com> wrote:
>
> hehe gedhe itu relatif :p
>
> avi sampai 2G, pake apa kompresannya ?
>
> 911 yg gw download aja cuma 700 an.

kompresan pakai divx (kebanyakan).
teman lab di sini yang rajin download (saya pernah ditunjukin
websitenya ...something dot cn). dari sononya setiap film dvd
dijadikan 2 file divx, masing2 dengan kapasitas 1 CD.
file subtitle-nya pun ada (bhs china dan english umumnya). kalau 911
memang hanya 1 cd. film singkat.
memang kreatif hacker2 dan cracker2 rrc sana. windows xp dalam cd pun
ada (dengan aplikasi yang terbatas).

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 8, 2005, 2:03:34 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada hari Jumat, tanggal 07/01/2005 pada 10:46 +0100, Made Wiryana
menulis:

> Milis diem s/n rationya juga tinggi :-). BTW ada di satu paper orang
> mengirim data dengan memanfaatkan noisenya (jadi signal dicoding
> sebagai noise), secara sepintas s/n jadi rendah, padahal s nya
> tersimpan di dalam n.

ada milis lain yang memang SNR-nya sengaja dibuat rendah dengan junk,
one-line-reply, real-time-junk, high-res-attachment bahkan sampai UUCP
dalam body email (full noise buat pemakai MUA yang tak mendukung
uuencode)

efeknya, 'signal mutakhir berkualitas' lebih sering muncul di
tengah-tengah 'ratusan noise' setiap harinya

tapi memang milis tersebut bukan tempat untuk mencari 'signal', jangan
bergabung jika tak suka dengan 'noise'-nya


--
"atheists are beyond belief" -- Quake II Gladiator

Jefri Abdullah

unread,
Jan 8, 2005, 2:10:49 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
On Sat, 8 Jan 2005 15:57:37 +0900, baskara <bas...@gmail.com> wrote:
>
> On Sat, 8 Jan 2005 13:18:50 +0700, risiyanto <risi...@cpubekas.com> wrote:
> >
> > hehe gedhe itu relatif :p
> >
> > avi sampai 2G, pake apa kompresannya ?
> >
> > 911 yg gw download aja cuma 700 an.
>
> kompresan pakai divx (kebanyakan).
> teman lab di sini yang rajin download (saya pernah ditunjukin
> websitenya ...something dot cn).

yang lengkap dong url-nya :p

>dari sononya setiap film dvd
> dijadikan 2 file divx, masing2 dengan kapasitas 1 CD.
> file subtitle-nya pun ada (bhs china dan english umumnya). kalau 911
> memang hanya 1 cd. film singkat.
> memang kreatif hacker2 dan cracker2 rrc sana. windows xp dalam cd pun
> ada (dengan aplikasi yang terbatas).
>


--
http://www.mhs.cs.ui.ac.id/~jeab20

Yulian F. Hendriyana

unread,
Jan 8, 2005, 2:11:41 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
Pada hari Sabtu, tanggal 08/01/2005 pada 15:57 +0900, baskara menulis:

> > 911 yg gw download aja cuma 700 an.
>
> kompresan pakai divx (kebanyakan).
> teman lab di sini yang rajin download (saya pernah ditunjukin
> websitenya ...something dot cn). dari sononya setiap film dvd
> dijadikan 2 file divx, masing2 dengan kapasitas 1 CD.

tahun 2001 akhir saya sering download film screening hollywood dengan
format di atas (prefer xivd with ac3 sound), tentunya dengan teknologi
P2P yang imun terhadap file-corruption, bukan messenger

> memang kreatif hacker2 dan cracker2 rrc sana. windows xp dalam cd pun
> ada (dengan aplikasi yang terbatas).

dan orang Indonesia jadi target pasar yang besar sebagai konsumen

*suara konsumen*


--
2268 -- The "Rochester" class cruisers, short-range battleships, are
mothballed by Star Fleet -- [TCT #1]

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 2:24:32 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
At 13:24 +0700 1/8/05, Ben wrote:
>
>sepertinya pengawasan di media-media seperti KOMPAS memang sangat kurang...
>kalo saya perhatiin begini: sekali aja seorang penulis dipercaya,
>selanjutnya apa yg ditulis gak akan dikoreksi lagi.. dibiarin.. mo
>ngawur, tata bahasa ada yg salah, tetap aja dibiarin.. lihat saja
>halaman IT di KOMPAS sebagai salah satu contohnya..

ah, kompas. jaman sma sampe kuliah saya sebenarnya masih sayang sama
kompas ini, bisa dibilang seminggu beredar paling cuma ada 1
typo-nya. sekarang... berita advertorial tentang mobil pt cruiser
bisa salah tahun (desain 1994, 4 tahun kemudian baru muncul
produknya, yaitu tahun 1978). pistol dan revolver dicampur-adukkan.
dari wikipedia (yang mestinya wartawan bisa akses juga agar bisa
riset, kecuali jika sudah termakan oleh FUD dari kermit agar tidak
percaya pada wikipedia dan blogs), pistol itu fixed chamber, kalo
chamber-nya rotary ya berarti revolver. masih di kompas, "primer"
ditulis "premer", sigh.

dari hasil baca di detik
http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/01/tgl/08/time/114114/idnews/269576/idkanal/10
(btw, detik mulai mempersulit user awam untuk menyalin URL
beritanya), bisa disimpulkan kalau yang digunakan itu revolver. hasil
googling akhirnya dapet kesimpulan yang dipakai itu smith & wesson
317. ilustrasi yang ditampilkan kompas tentang contoh pistolnya jauh
berbeda, karena SNW 317 yang kaliber 22 ini bentuknya snub nosed,
alias larasnya sangat pendek.

N e o

unread,
Jan 8, 2005, 2:47:15 AM1/8/05
to tekno...@googlegroups.com
hiks... terus terang, satu2-nya "sinetron" yang saya tonton di tv itu
cuma bajaj bajuri. sinetron yang lain itu saya tidak bisa tahan
menontonnya, entah karena adegannya terlalu ngabisin screen time,
entah aktingnya jelek, entah 5 menit sekali ada airmata bercucuran...
duh i miss kabelvision, hehe.
It is loading more messages.
0 new messages