Google Groups no longer supports new Usenet posts or subscriptions. Historical content remains viewable.
Dismiss

Download Kuda Lumping Mp3 =LINK=

4 views
Skip to first unread message

Jani Perkey

unread,
Jan 25, 2024, 5:40:43 PMJan 25
to
<div>Background: One of the works of Javanese culture is the kuda kepang. None of the historical records explains the origin of this dance. Kuda kepang or also called kuda lumping or jathilan. In the kuda kepang dance, the trance process takes place through the calling of the spirit or called endang through the songs that are played. In the International Classification of Disease Edition (ICD-10), it is called trance and possession disorders and in the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders five editions (DSM-5) it is included into Other Specified Dissociative Disorder.</div><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><div>download kuda lumping mp3</div><div></div><div>Download File: https://t.co/eteBbTBQyR </div><div></div><div></div><div>Case report: This is a case of the direct interview with the kuda kepang player, SI (30 years old), and HO (54 years old) both were the Javanese tribe as the owner of the kuda kepang art group called "Kesenian Tunas Baru" in Sukaraya Village, Kutalimbaru District. He was one of the music players in the arts.</div><div></div><div></div><div>Conclusion: The traditional performance of kuda kepang is a change and innovation that characterises the traditional art world where kuda kepang performances are truly sacred events and now become extraordinary and can be performed. In this case, it appears when the magical side is in the trance condition; this trance can be performed.</div><div></div><div></div><div>Kuda lumping dance is popular, especially in the area of East Java, Malang, Blitar and Tulungagung. Usually Kuda lumping is performed in the specific events, for example, welcoming the honour guest, a celebration event on Prayer which granted the Almighty.</div><div></div><div></div><div>Public known that this Kuda lumping performance always involves ghost in the supernatural attractions and smelled magic. Like the dancer will eat glass, fire, walking on broken glass and fire, lifting heavy objects, slashed the knife, hacked with machetes.</div><div></div><div>It seems like this is reflecting a growing form of supernatural forces of the Java kingdom, the non-military support during the fight against the Dutch colonists.</div><div></div><div>Before kuda lumping dance performed, there are always 2 leader (spiritual leader who has supernatural powers) are tasked to defend the weather not to rain. The second leader, served and maintained the environment of supernatural interference, restore dancer trance and controlling spirits pervaded the dancer. They ask Almighty God to protect their performance, the event will run safely. They provide offerings before Kuda lumping dance event held, in the form of flowers, rajamala banana, young chicken, rice, etc.</div><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><div></div><div>Seeing from our belief, the attraction will seem impossible to be done in conscious condition, they are controlled by something that is not their self. I witnessed when a kuda lumping leader get trance, a dialogue with the players who possessed, speaks with a moaning voice with Javanese ancient accent, one of the possessed dancer said that he already 800 years old, come from Mount Kidul and would return if his demand is fulfilled. The Kuda lumping trance dancer admitted that if they were not remember anything that had been done.</div><div></div><div></div><div>Halo Sobat SMP! Sebagian dari kalian pasti tidak asing lagi dengan kuda lumping. Yap! Tarian kuda lumping merupakan tarian tradisional masyarakat Jawa yang sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Yuk simak lebih lanjut penjelasan mengenai tarian kuda lumping!</div><div></div><div></div><div>Kuda lumping yang juga dikenal sebagai jaran kepang atau jathilan, merupakan sebuah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit menunggang kuda. Menurut Monika Proba, seorang peneliti seni asal Kanada yang tinggal di Warsawa, Polandia, tarian Kuda Lumping berasal dari Yogyakarta.</div><div></div><div></div><div>Tarian kuda lumping menggunakan anyaman kuda dari bambu atau bahan lainnya yang dibentuk menyerupai kuda, lalu dihiasi dengan rambut tiruan dari tali plastik dan kain berwarna. Selain menampilkan adegan prajurit berkuda, tarian ini juga seringkali menyajikan atraksi seperti kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti memakan beling atau kebal terhadap deraan pecut. Meskipun berasal dari Jawa, tarian ini juga banyak dilakukan oleh orang-orang Jawa yang menetap di Sumatera dan di beberapa daerah di luar Indonesia seperti di Malaysia, Suriname, Hong Kong, Jepang, dan Amerika.</div><div></div><div></div><div>Atraksi kuda lumping awalnya merupakan sebuah pertunjukan untuk merefleksikan semangat juang serta simbol perlawanan pasukan berkuda Pangeran Diponegoro saat melawan penjajahan Belanda. Namun dalam perkembangannya, pertunjukan ini memasukkan unsur spiritual.</div><div></div><div></div><div>Atraksi kuda lumping juga digunakan sebagai bentuk perlawanan non-militer terhadap pasukan Belanda. Gerakan-gerakan dalam tarian ini mencerminkan semangat heroisme dan aspek militer dari sebuah pasukan berkuda atau kavaleri, terlihat dari gerakan yang ritmis, dinamis, dan agresif, dengan mengibaskan anyaman bambu menirukan gerakan kuda di medan perang. Selain itu kuda lumping juga ditujukan sebagai sarana hiburan.</div><div></div><div></div><div>Sebagai salah satu sarana hiburan, pertunjukan kuda lumping terkadang berlangsung hingga 1-2 hari. Saat ini, kuda lumping sering ditampilkan di berbagai acara, seperti menyambut tamu kehormatan, pernikahan, festival budaya, dan acara syukuran. Bahkan, kuda lumping juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mensosialisasikan peraturan kepada masyarakat, salah satunya contohnya yakni pada Operasi Simpatik Candi 2016 dan Sosialisasi Tertib Lalu Lintas wilayah Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) di kabupaten Purbalingga dimana personel polisi dari Satlantas Polres Purbalingga menjadi pemain kuda lumping.</div><div></div><div></div><div>Nah itulah penjelasan mengenai kuda lumping. Sebagai warga Indonesia, kita perlu melestarikannya karena selain memiliki nilai sejarah, kuda lumping juga memiliki nilai seni yang tinggi. Cara melestarikannya bisa dimulai dengan sering menonton pertunjukkan kuda lumping dan mengikuti kegiatan-kegiatan di sanggar seni yang mempelajari atraksi kuda lumping. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Sobat SMP!</div><div></div><div></div><div>Kuda Lumping is a very popular West Javanese (Indonesia) dance. It is dances by four or eight pairs of men who pretend to ride on imitation horses made of woven bamboo. It is a remant of old dances that we ecstatic and warlike in nature. In Cirebon the dance called kuda lumping and the music accompanying it is the gamelan. In Bandung it is called kuda kepang and is accompanied by bamboo angklung instruments. There is also kuda lumping in Bandung accompanied by the terbang (tambourine), kendang (drum) and Sundanese trumpet.</div><div></div><div> 8d45195817</div>
0 new messages