[Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

1,128 views
Skip to first unread message

Rudy Sangian

unread,
Oct 12, 2012, 9:01:54 AM10/12/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear all,

Melihat email respon dari permasalahan trucking dan keterkaitannya dengan alur truk tersebut di pelabuhan maka pada judul baru ini saya namakan: Business Process Kepelabuhanan.

Ada filosofi mengatakan jika ingin menggantikan buahnya maka gantilah akar pohon tersebut.
Jika ingin merubah yang terlihat maka sentuh dan rubahlah yang tidak terlihat; karena disitulah akar permasalahannya.

Sekalipun terjadi revitalisasi sarana pengangkut truk maka saya kira semua orang di milis ini memiliki sense bahwasannya apakah betul Biaya Logistik kita ini akan turun.
Saya berani bersimulasi seperti ini: katakanlah jalan-jalan ruas menuju pelabuhan sudah diperlebar kemudian semua tipe truk yang masuk pelabuhan itu canggih dan gak lagi truk yang reyot letoy maka jika mereka semua truk yang canggih tersebut rame-rame serempak datang ke pelabuhan maka kebayang enggak apa jadinya pelabuhan kita.

Throughput Tanjung Priok itu per tahun kurang lebih 5 juta TEUS, artinya ini sama dengan 5 juta truk pengangkut rata per tahun keluar masuk  Tanjung Priok.
Jika 5 juta truk dibagi 365 hari maka per hari itu ada 13,698.63 dibulatkan menjadi 14.000 truk per hari itu in and out GATE Tanjung Priok.

Saya bekerja di area sekitar Tanjung Priok dan sering mengalami di jam-jam tertentu yakni: dari Pelabuhan Tj. Priok ke Telkom Yos Sudarso itu memakan waktu 2 (dua) jam.

Di atas ini saya bicara data, dan data-data itu dapat dibuktikan secara transaksional; dengan demikian semuanya objective - tidak melihat kepentingan apapun dan semuanya berpikir untuk menyelesaikan permasalahan truk In and Out GATE Pelabuhan Tanjung Priok.

Di email penjelasan saya itu saya menekankan perlunya menata truk in and out dalam kaitannya dengan Business Process Kepelabuhanan, yakni:
  1. Receiving Planning
  2. Receiving Realization 
  3. Delivery Planning
  4. Delivery Realization
  5. Dan yang terakhir adalah: One Time Truck Movement : Receiving and Delivery Planning beserta Realization

Kelima butir di atas ini jika tidak diminati oleh instansi terkait; apakah itu Operator Pelabuhan, Pemda/ Propinsi DKI Jakarta, Perusahaan Truk, Freight Forwarder maka ini akan berdampak efek domino terhadap: YOR (Yard Occupancy Ratio) Lini I Pelabuhan, berdampak kepada BOR (Berth Occupancy Ratio) dan kemacetan yang luar biasa di Lini II dan ruas jalan menuju masuk dan keluar Tanjung Priok.

Untuk mendisplinkan kelima butir di atas maka memang tidak mudah tetapi harus dicoba, yakni: adanya Adapter Tools ICT yang dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan seperti: Agen Pelayaran, Freight Forwarder, Perusahaan Truk, Cargo Owner untuk melihat berbagai informasi mulai dari :

  1. ETA - ETD Kapal,
  2. Perencanaan Pengurusan Dokumen D/O, B/L, SI, SO, dan lain-lain, 
  3. Perencanaan membawa container ke Pelabuhan menjadi Receiving Container bagi Terminal Petikemas, yang terdiri dari:
    • Penyelesaian Dokumen Kepabeanan (PEB, NPE)
    • Penyelesaian Nota Receiving melalui pembayaran Online - Internet Banking; supaya jangan terlalu bolak balik pelabuhan
    • Koordinasi dengan Truk Pengangkut yang akan membawa container ke Pelabuhan
    • Koordinasi dengan Agen Pelayaran yang melakukan Booking Stack Container Yard Lini I Pelabuhan
    • Koordinasi dengan Agen Pelayaran mengenai Closing Time Dokumen dan Fisik sehingga tidak terjadi Batal Muat atau Alih Kapal
  4. Perencanaan membawa container dari Pelabuhan menjadi Delivery Container bagi Terminal Petikemas, yang terdiri dari:
    • Penyelesaian Dokumen Kepabeanan (PIB, BC 2.3 dan SPPB) dan respon jalur Bea Cukai: Merah atau Hijau atau terkena OB
    • Penyelesaian Nota Delivery melalui pembayaran Online - Internet Banking; supaya jangan terlalu bolak balik pelabuhan
    • Koordinasi dengan Truk Pengangkut yang akan mengambil container dari Pelabuhan berdasarkan tanggal dan jam berlakunya SP2 supaya tidak terjadi perpanjangan SP2
    • Koordinasi dengan Agen Pelayaran mengenai DO yang expired

AKAR PERMASALAHANNYA

Saat ini perusahaan-perusahaan yang terkait dalam mata rantai siklus receiving and receving sebagaimana dijelaskan di atas itu berkoordinasi secara manual: handphone dan email.

Kemudian beberapa prosedur kepelabuhanan dan kepabeanan masih mengandalkan berkas kertas sehingga pengurusan dokumen dan verifikasi dokumen oleh petugas terkait menjadi panjang dan lama.

Setiap detik dan jam selama 1 hari berjalan setelah kapal ikat tali (bertambat) maka kalau bisa durasi waktu tersebut digunakan semaksimal mungkin sehingga terjadi efisiensi dan kenaikan produksi serta pendapatan.

Detik-detik yang berjalan dalam 1 hari selalu terkendala oleh karena ketidakakuratan dalam berkoordinasi, pengurusan dokumen kepelabuhanan dan dokumen kepabeanan sehingga truk canggih sekalipun atau truk reyot letoy apapun menjadi percuma datang ke Pelabuhan untuk mengambil container.

SOLUSI

  1. Butuh tools ICT yang dibuat oleh orang Indonesia sehingga harganya tidak terkena lisensi yang gila-gila-an dan mudah maintenance-nya karena deket di Indonesia
  2. Butuh Programmer Developer yang mengerti mengenai Business Process Kepelabuhan dan Kepabeanan untuk tools ICT tersebut
  3. Butuh Jendela Info Elektronik yang dapat dilihat oleh semua pihak mengenai Status Container apakah sudah dibongkar dan siap diambil atau sebaliknya lahan CY Lini I sudah kosong dan siap menerima container sehingga realisasi Receiving Delivery yang dilakukan oleh Truk Pengangkut menjadi teratur pada setiap tanggal dan jamnya
  4. Butuh regulasi paper-less terhadap pengurusan dokumen kepelabuhanan dan kepabeanan
  5. Butuh perangkat mobile yang dapat digunakan oleh Petugas Lapangan dalam melakukan verifikasi dokumen paper-less tersebut
  6. Butuh TID - Truk ID sehingga truk yang masuk pelabuhan hanya truk yang berkepentingan saja
  7. Butuh Internet Banking dalam menyelesaikan Nota-Nota Delivery dan Receiving
  8. Butuh eJobSlip yakni: suatu tiket layanan yang memberi indikator bahwa Pengguna Jasa sudah menyelesaikan kewajiban pembayaran Nota Delivery dan Receiving
  9. Butuh fisik GATE yang berteknologi tinggi yang dapat melakukan scanning ID yang cepat sehingga tidak terjadi antrian
  10. Butuh penataan fisik GATE Lini II dan GATE Lini I di Pelabuhan Tj. Priok sehingga alur truk berjalan rapih dan memudahkan proses verifikasi paper-less
  11. Butuh kedisplinan dari Unit Kerja Terkait mulai dari Kepanduan sampai penambatan kapal sehingga apa yang sudah direncanakan pada Receiving and Delivery Plan tidak terganggu oleh karena adanya keterlambatan kapal ikat tali atau lepas tali.
  12. Butuh transparancy Berthing Window sehingga semua pihak dapat melihat dan berkoordinasi dengan Operator Pelabuhan untuk mengikuti keputusan Operator Pelabuhan secara transparan tanpa mementingkan pihak-pihak tertentu.
  13. Butuh komunikasi dua arah antara Operator Pelabuhan dengan Pengguna Jasa yang dilakukan secara notifikasi online via email atau SMS otomatis sehingga Semua Pihak terjaga bila terjadi mendadak perubahan schedule kesiapan dermaga dan lapangan lini I atau kerusakan alat, cuaca dan sebagainya.

YANG SUDAH DILAKUKAN TERHADAP KEBUTUHAN (SOLUSI)

  1. Setiap Inhouse System Terminal Pelabuhan, Terminal Petikemas saat ini sudah terpasang dan berjalan lancar yang dibuat oleh berbagai vendor dalam dan luar negeri
  2. Permintaan layanan secara online sudah dapat dilakukan oleh Pengguna Jasa dari kantornya masing-masing sampai kepada pembayaran online atas nota-nota yang diterbitkan Inhouse System Terminal Pelabuhan sehingga tidak perlu lagi kurir yang membawa uang tunai ke loket layanan Terminal Pelabuhan.
  3. Belum ada adapter elektronik yang dapat terintegrasi antara Inhouse System masing-masing terminal operator dan terminal petikemas dan memerlukan pendekatan yang alot karena masing-masing terminal punya kebijakan yang berbeda. Dengan demikian alur truk pada visi yang dimaksud di atas perlu waktu untuk mewujudkannya.
  4. Sudah ada adapter checking SPPB tetapi NPE masih belum lancar sehingga pengurusan dokumen yang berkenaan dengan izin bongkar, izin keluar (delivery), izin muat masih tersendat oleh karena Pengguna Jasa atau Petugas Operator Pelabuhan perlu melakukan verfikasi manual dengan bantuan berkas kertas dan koordinasi per telpon kepada instansi-instansi terkait

Dari kondisi solusi teknologi yang sudah terpasang di atas, itupun berjalan sendiri-sendiri membentuk pulau arogansi.

Yang mengherankan saya; mereka masing-masing terminal tersebut dikejar harus efisiensi, dikejar untuk menaikkan produksi tetapi mengabaikan kolaborasi dan koordinasi untuk membentuk adapter elektronik truk receiving delivery.

Padahal efek domino alur truk receiving delivery tersebut justru menghambat tujuan mereka dalam efisiensi dan kenaikan produksi.

Dari kondisi ini saya tidak katakan bahwa siapa sesungguhnya yang harus dibenahi untuk mendapatkan rasio biaya logistik yang rendah.

Ide revitalisasi, master blue print logistik, NSW, ILCS, Microsoft PCS - SOGET semuanya bagus tetapi jika itu semua berjalan sendiri-sendiri; mempunyai ide sendiri-sendiri maka tolong please help - wew. Silahkan dijawab sampai kapan kita bisa menurunkan biaya logistik yang ada sekarang.

Pengembangan Kalibaru pelabuhan yang baru akan semakin menjadi-jadi dan secara common sense jika kesemua di atas ini berjalan dengan sistem dan ide-idenya sendiri maka kurun waktu pencapaian adanya progress penurunan biaya logistik sangat sulit.

Selama 10 tahun lebih sebagai implementator di Batam, saya lakukan ujicoba penerapan Aplikasi SIMOPEL di Pelabuhan Batu Ampar dan berhasil, dan ujicoba penerapan Aplikasi Checking SPPB dan NPE di Pelabuhan Sekupang itu juga berhasil, dan sekarang masuk Tanjung Priok sudah 3 tahun.

Saat ini saya sedang giat mengembangkan adapter elektronik agar Pengguna Jasa khususnya koordinasi Freight Forwarder dengan Perusahaan Truk dari sisi operasional mereka itu lancar dengan melengkapi info-info elektronik tambahan via adapater elektronik tersebut mengenai status container mereka di Terminal Container dan status tanggal dan jam yang sudah disetujui oleh Operator Pelabuhan mengenai rencana Receiving dan Delivery.

Demikian saya buatkan judul subject baru sehingga berbagai respon dapat digunakan oleh milis di sini untuk pengetahuan Business Process Kepelabuhan.

--
Regards
Rudy Alfred Sangian
081352660049

Era Transindo

unread,
Oct 12, 2012, 1:43:23 PM10/12/12
to supplychai...@googlegroups.com, Rudy Thehamihardja, Bpk Iskandar Abubakar, Bpk Sugihardjo LLAJ, Tarigan Gemilang DPU Angsuspel, orgd soedirman, gaol
pak Rudy,
sharing solusi ttg ulasan you, Ok .
Hitungan kepadatan alur L.lintas pelabuhan yg sudah begitu padat maka kita tak boleh lupa atas ke jelihan Pem. orba yl gani sangat apresiasi Pem. orba dgn ke pemimpinan almh pak Harto serta para menterinya !!
mrk telah membuat program yg betul betul baik & tepat yaitu + 2 pel. laut bojonegara utk belahan Barat dan di timur Krawang
tapi sayang disayangkan bhw sepeninggal Orba maka apapun yg terbaik tak dilaksanakan oleh pengganti2 nya, KERUGIAN NASIONAL bagi kita semua, apapun yg jadi kesulitan kita sekarang berpulang dari batalnaprogram tsb.
Tak usah kita sesalkan dan yg terbaik laksanakan pembangunan 2 pel laut itu, bila di tunda2 lagi maka akan tambah parah keadaan, pihak jepang sudah mintak kita utk membangun fasiltas di Krawang dan mrk mengharapkan ada 2 pel. disana yaitu laut dan udara !!
solusi sementara, gani telah meng ajukan design angk. cont. 20' agar bisa disetujui menjadi 2 unit diatas trailer 40' dgn Technology memperbesar front axle dari 6 ton menjadi 7,5 ton dan BAN & Pelek yg sesuai, memperlebar penampang BAN , engine power ratio 5,5 Kw/ton memakai HUB REDUCTION pd drive axle jadi mesin truk head hrs minimum 420 HP  lalu suspensi airbag atau mengganti ban penampang lebar utk merubah/improve J.B.I. truk head 6X4 / 6X2 dari JBI 24 ton menjadi 29,5 ton sesuai aturan/legal by law lalu trailer 3 sumbu ( 2 rigid & 1 steering axle ) pakai airbag susp.meng improve kap. dari 21 ton menjadi 33 ton total improvement 17,5 ton, trcuk & trailer diturunkan berat sehingga ujung2 per hitungan mendapatkan GCW 62,5 ton dan bisa meng angkut 2 X 20' iso cont. secara legal .
60% cont. umumnya 20' cont maka dpt menurunkan jumlah kend. di jalan raya sekitar Pel. dan industri dgn improvement design ini, sedang menunggu keputusan bersama Hubdar LLAJ dgn Bina Marga dan BPPT mudah2 an mrk cepat memutuskan .
setelah akses fly over masuk Pelabuhan maka akan ada design A atau B train, yg dpt menarik 2 trailer 40' sekaligus ( 1 rangkaian ) hanya dalam TOL, yaitu dari Tg.Priok ke DRY PORT Jababeka dan bila memungkinkan bisa menarik 3 trailer 40" akan kita lihat perkembangannya nanti !! inilah kira2 sharing gani dlm masalah sarana trspt , dgn memakai Technology kita 
bantu selesaikan masalah kemacetan !! tapi toh achirnya Pel. 2 itu yg tetap menjawab solusi yg terbaik kedepan mau tak mau ,senang tak senang program Orba hrs tetap kita kerjakan, inilah bagian achir Politik yg tak sehat.

demikian pak sharing gani .


From: Rudy Sangian <rudys...@gmail.com>
To: supplychai...@googlegroups.com
Sent: Friday, October 12, 2012 8:01 PM
Subject: [SCI] [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
 
 


Rudy Sangian

unread,
Oct 17, 2012, 4:59:48 PM10/17/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear all,

Kembali pada Business Process Kepelabuhanan yang berkenaan dengan [Truk Kepelabuhanan], maka pada kesempatan ini saya akan menjelaskan permasalahan terhadap Kinerja Kerja Terminal Petikemas dengan DO yang diterbitkan oleh Shipping Agent serta keterkaitannya dengan Trucking Company yang dikoordinasikan oleh Freight Forwarder Company sebagai berikut:

Inline image 1

Pada ilustrasi di atas, terdapat 8 butir langkah untuk Container Delivery Planning dan butir langkah itu satu sama lainnya saling memberikan efek domino terhadap truk yang akan masuk pelabuhan (tidak peduli apakah truk tersebut canggih or letoy).
Untuk membuktikan kesemuanya ini membutuhkan Opinion Campaign yang dapat dilakukan via milis, Acara Talk Show media TV atau Radio sehingga semua pihak terjaga mengenai isu-isu Reformasi Kepelabuhanan.

Opinion Campaign ini saya yakin dapat diterima oleh semua pihak sehingga terjaga dan tidak mudah dipengaruhi oleh ulasan-ulasan lain yang tidak obyektif.

Fitur ini sudah saya publish pada sistem aplikasi Quick Win ILCS dan akan segera tayang perdananya dalam waktu dekat hanya untuk Terminal Operator non-JICT dan non-KOJA dikarenakan oleh sesuatu "hal arogansi terminal" yang sudah saya sebutkan pada email-email saya sebelumnya.

Untuk mematahkan "hal arogansi terminal" di atas demi Visi Reformasi Kepelabuhan dan penurunan Biaya Logistik secara utuh maka berdasarkan pengalaman saya di Batam selama 10 tahun itu saya akan terapkan di Pelabuhan Tj. Priok sampai tuntas.
Saya tidak akan beranjak dari dunia logistik kepelabuhanan dan kepabeanan sampai kiamat karena merasa terpanggil untuk membereskan hal ini.
Anak saya seorang Senior Developer Programmer yang mahir dan terlibat membuat sistem ini dan hal ini membuat saya semakin yakin akan ada waktunya entah kapan Change Management ini berakhir sehingga kesemua sistem yang saya buat dapat diterapkan sebagai persembahan Reformasi Kepelabuhanan dan Kepabeanan

Butir 1 s/d 5 di atas adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan respon Terminal Petikemas untuk segera membuat Discharge Planning yang akurat sehingga YOR dan BOR terjaga dengan baik.
Sedangkan butir 6 s/d 8 adalah Koordinasi dan Komunikasi antara Agen Pelayaran - Freight Forwarder - Trucking Company untuk melakukan Delivery Planning dan Delivery Operation after Planning yang berkenaan dengan persiapan Container Truck-nya (tidak peduli truk tersebut canggih atau lemot).

Ketidakstabilan butir 6 s/d 8 sehingga terjadi DO Expired dan akhirnya truk berlama-lama di pelabuhan atau harus balik lagi di Truck Temporary Pool menanti DO Diperpanjang lalu kembali lagi ke pelabuhan ini sangat bergantung dari Kinerja Kerja dan Respon Terminal Petikemas dalam menyusun Kebutuhan Alat Bongkar Muat yang akan dipersiapkan ketika kapal ikat tali, kemudian Tenaga Operator alat CC (Container Crane), RTG, Top Loader, Reach Taker, serta Haulage Truck Internal Pelabuhan untuk menempatkan container pada lahannya sehingga mudah dalam pengambilannya ketika kegiatan Lift On Container saat truk masuk pelabuhan.

Saya pernah berhadapan dengan seseorang di pelabuhan yang mengatakan dirinya pernah bekerja di Pelabuhan International dengan throughput 10 juta TEUS per tahun lalu kami berdua berdiskusi dan turun ke lapangan berbulan-bulan untuk membenahi pelabuhan lainnya yang total TEUS-nya hanya 17.000.
Dari pengalaman pembenahan tersebut maka saya dapati konsep aja gak cukup jika tidak ditunjang dengan ICT Tools dan pengalaman-pengalaman lainnya mengenai kultur daerah Indonesia serta budaya supir-supir truk dan sebagainya.
Kalau semua container sudah di-placement di lahannya lalu supir-supir truk tersebut sudah "kenyang kampung tengahnya" terus mereka dangdutan - minum kopi - santai dsbnya, kita mau bilang apa.
Saya tidak katakan bahwa hal ini terjadi di Tj. Priok tetapi di pelabuhan lainnya.
Dan hal ini mempunyai efek domino karena jarak tempuh kapal mulai dari Tanjung Priok sampai ke pelabuhan tersebut hanya 48 jam.
Dan jika kapal menuju pelabuhan tujuan dan YOR-nya penuh dikarenakan budaya supir-supir truk tersebut dangdutan - males ngambil container yang sudah ditempatkan di lahannya karena sudah kenyang cukup 2 juta per hari dapet duit lalu santai, maka kapal akhirnya mengalami labuh yang cukup lama untuk dibongkar di pelabuhan setempat dan menjadi lama untuk kembali lagi ke Pelabuhan Tj. Priok.

Ada banyak key-word yang dilontarkan kepada Petinggi Pelabuhan sehingga semua recognize dan "meng-istimewa-kan" orang-orang yang berpengalaman luar negeri. Tetapi dari perjalanan pembenahan itu saya analisa malah throughput yang tadinya 17.000 TEUS turun menjadi 12.000 TEUS.

Saya lebih cendrung menyampaikan hal-hal yang non-teknis karena hal itu sangat menghalangi ide-ide cemerlang yang terkandung pada suatu aplikasi ICT yang dibangun dengan susah payah berdasarkan pengalaman 10 tahun sehingga dapat menjadi tools bagi Terminal Pelabuhan dan Manajemen Pengguna Jasa dunia logistik.
Namun, jika ada hal-hal teknis ingin ditanyakan oleh para milis maka saya siap.

Ada beberapa hal yang saya rasa aneh pada milis ini dikarenakan jika para anggota milis ini ada yang Shipping Agent, Freight Forwarder/ EMKL/ PPJK, Perusahaan Truk maka ulasan saya di atas akan mendapat banyak respon.
Ulasan di atas diperoleh dari kegiatan interview dengan Operator Pelabuhan dan internview dengan beberapa Pengguna Jasa Pelabuhan di dunia logistik.

Demikian update terkini mengenai Business Process Kepelabuhan dan Kepabeanan.

Wassalam.
Rudy Sangian
081352660049







2012/10/12 Rudy Sangian <rudys...@gmail.com>
DO.jpg

Nofrisel

unread,
Oct 17, 2012, 11:48:45 PM10/17/12
to supplychai...@googlegroups.com
Great,
Terimakasih pak Rudy, sangat bermanfaat...

Salam,
Nofrisel


Sent from my iPad

On Oct 18, 2012, at 3:59 AM, Rudy Sangian <rudys...@gmail.com> wrote:

Dear all,

Kembali pada Business Process Kepelabuhanan yang berkenaan dengan [Truk Kepelabuhanan], maka pada kesempatan ini saya akan menjelaskan permasalahan terhadap Kinerja Kerja Terminal Petikemas dengan DO yang diterbitkan oleh Shipping Agent serta keterkaitannya dengan Trucking Company yang dikoordinasikan oleh Freight Forwarder Company sebagai berikut:

<DO.jpg>
--

M. Iskandar

unread,
Oct 18, 2012, 1:31:57 AM10/18/12
to supplychai...@googlegroups.com

Pak Rudy,

 

Terima kasih atas ulasannya.

 

Pertanyaan yang agak menggelitik buat saya adalah di butir 6 s/d 8 mengenai expired DO. Selama ini

Saya tidak pernah berani ambil resiko kirim truck kepelabuhan jika DO dan tila penumpukan expired pada hari yang sama

Saya mengirim Truck ke pelabuhan.

 

Saya berandai2 jika saya, katakanlah mengirim truck ke pelabuhan utk memuat cont import  dengan kondisi D/O dan Tila akan

expired pada hari pengiriman truck, Sebagai berikut :

 

-          D/O dan Tila expired Tanggal 18 oktober 2012  s/d jam 24.00

-          Truck saya kirim jam 18.00

 

Dikarenakan satu dan lain hal, truck yang sudah saya kirim dan masuk kedalam pelabuhan jam 18.00 tersebut sampai dengan jam 24.00

Oleh pihak pelabuhan tidak dimuat juga sampai dengan batas expired tersebut.

 

Pertanyaan saya :

 

1.       Apakah pihak pelabuhan akan tetap memuat container import tersebut walaupun sudah melebihi jam 24.00

2.       Apakah Pihak pelabuhan memliki SOP bahwa truck yang akan memuat import harus sudah termuat dalam jangka waktu

Sekian jam setelah truck gate in ??

3.       Tanggung jawab apa yang diberikan oleh pihak pelabuhan jika sampai dengan batas expired tersebut container blm dimuat ?

 

Demikian saya sampaikan.

 

Salam

Iskandar

--

image002.jpg

Rudy Sangian

unread,
Oct 18, 2012, 5:52:49 AM10/18/12
to supplychai...@googlegroups.com
Pertanyaan Pak Iskandar bagus.

Jadi gini Pak Iskandar,

Esensi DO adalah Pengguna Jasa dalam hal ini adalah EMKL atau Freight Forwarder sudah melakukan kewajibannya atas biaya-biaya yang berkenaan dengan Sarana Pengangkut Kapal atas container yang tertera dalam DO tersebut.
Artinya: jika DO expired maka Terminal Petikemas tidak berani untuk mengeluarkan container yang ada pada DO tersebut sehubungan dengan biaya-biaya yang disepakati antara Freight Forwarder dengan Shipping Agent-nya.

Kemudian esensi SP2 yang diterbitkan Terminal Operator adalah ketika itu diserahkan kepada Freight Forwarder maka mulai tanggal dan jam keluar GATE-OUT segala sesuatunya yang berkenaan dengan isi container BUKAN lagi menjadi tanggung jawab Pengelola Terminal Petikemas.

Semua ini mengandung aspek hukum yang mana ketaatannya terjadi secara alamiah dikarenakan Pengelola Terminal Petikemas tidak mau atau tidak boleh disalahkan.

Selanjutnya, SP2 diterbitkan hanya jika DO belum expired dan jika itu Ocean Going (container dari luar negeri) maka harus ada izin dari Pabean setempat berupa SPPB.

Dengan demikian pertanyaan bahwasannya container tersebut telah menyentuh batas jam 23:59 malam dan tinggal 1 detik lagi menjadi 00:00 maka oleh karena konsekuensi hukumnya di atas itu tadi; akan memposisikan Pihak Terminal Petikemas tidak akan mengizinkan container ybs dibawa oleh truk tersebut.

Truk yang masuk pelabuhan jam 18:00 atau jam 23:59 maka sudah pasti keluar tidak akan membawa container yang DO nya sudah expired.

SOP Pelabuhan mengenai berapa lama truk berada di dalam pelabuhan (Lini I) itu ada Pak Iskandar dan mereka Operator Terminal Petikemas bekerja berdasarkan SOP tersebut, kecuali:
  1. Kondisi peralatan rusak tiba-tiba
  2. Kondisi cuaca dan lain-lain

Itupun Pihak Terminal Operator akan berkoordinasi dengan Freight Forwarder dan Shipping Agent agar dicari jalan keluarnya sehubungan dengan kondisi dimaksud di atas.

Jika disepakati maka proses keluarnya container tersebut harus didukung dengan BA (Berita Acara) yang ditandatangani beberapa Pihak.

Yang menjadi fokus utama adalah kesiapan yang serempak antara Freight Forwarder dengan Shipping Agent terkait dengan tanggal dan jam DO masa berlakunya, kemudian dengan Perusahaan Truk yang berurusan dengan container yang akan diambil harus tepat waktu dan sebagainya.

Kondisi atau budaya para pelaku bisnis di dunia logistik pengiriman barang ini beragam, - ada yang mau On Time,- ada yang suka telat dan sebagainya.

Tools ICT yang saya sudah jelaskan pada email yang lalu adalah untuk menghindari adanya kegiatan serempak truk masuk pelabuhan pada tanggal dan jam yang sama.

Kemudian tools ICT yang dimaksud dapat memberikan kontribusi, mana-mana container yang sudah di-discharge oleh Terminal Petikemas dari Kapalnya itu dan ditempatkan di lokasi mana di Lahan Container berdasarkan Slot, Row, Tier sehingga mempercepat proses pengambilannya.

Tools ICT yang dimaksud juga memberikan kontribusi terhadap persiapan alat fasilitas pelabuhan setempat sehingga semuanya dapat berjalan sesuai dengan SOP Manajemen Petikemas.

Tetapi sekali lagi, tidak ada jaminan di zona koordinasi Pengguna Jasa, yakni: Freight Forwarder - Shipping Agent - Trucking Company mengenai apakah koordinasi mereka itu solid.

Karena apa ? Karena saat ini mereka masih menggunakan koordinasi manual melalui email, telepon genggam dsbnya.

Saat ini, fitur koordinasi untuk meng-solid-kan mereka sudah terpasang di Portal yang saya bangun untuk Terminal non-JICT dan non-KOJA serta non-MTI di Tj. Priok yakni: Terminal III (Ocean Going).

Itu saja Pak, terima kasih atas tanggapannya.


Wassalam

Rudy Sangian

081352660049


2012/10/18 M. Iskandar <iskand...@bdg.centrin.net.id>
image002.jpg

M. Iskandar

unread,
Oct 18, 2012, 8:34:08 AM10/18/12
to supplychai...@googlegroups.com

Dear Pak Rudy

 

Trims pak atas infonya.

Kebenaran tadi saya ada baca juga di milist sebelah bahwa Organda mengeluhkan mengenai lamanya jeda waktu

Truck di Tg priok untuk memuat container import antara gate in dan outnya bisa sampai 5 jam, kalau pengalaman saya

Seringnya bisa lebih dari 5 jam. Dibandingkan dengan tetangga sebelah in out nya bisa dibawah 1 jam, kesimpulannya adalah

Pelayanan pelabuhan di Tg priok bisa saya katakan masih jauh dibawah standard (ini saya pikir juga salah satu penyebab kemacetan di priok)

 

Terus terang saya masih bingung dengan masalah tanggung jawab pelabuhan sebagai penyedia jasa terhadap importir atas

Kepastian waktu penyerahan container sejak truck masuk kedalam pelabuhan sampai truck keluar. Pengabaian hak – hak konsumen

Karena tidak adanya kejelasan waktu ini oleh operator pelabuhan ini jelas merugikan.

Contoh, katakanlah DO tidak expired sedangkan Tila akan expired jam 24.00 Truck gate in sejak pukul 18.00 disebabkan satu dan lain hal

operator baru bisa memuat melebihi expired tila, otomatis pihak pelabuhan menuntut kami agar memperpanjang tila yang berarti timbul

biaya tambahan. Menurut saya yang salah pihak pelabuhan tapi korbannya pihak konsumen…Saya yakin kasus seperti ini sangat banyak terjadi

 

Mengenai budaya, kalo boleh saya sampaikan disini untuk pelabuhan Tanjung priok tentunya kami sebagai pemain ingin secepat mungkin

Jeda waktu antar in dan out nya.

 

Untuk Tools ICT yang Bapak sampaikan, apakah juga sudah mengukur mengenai berapa lama sih pelayanan yang diberikan antara waktu

Masuk dan waktu keluar dengan asumsi truck tersebut pada saat in dalam kondisi kosong ?

 

Sebelumnya mohon maaf kalau saya lebih cenderung menyoroti masalah ketidak mampuan pihak operator pelabuhan memberikan kepastian

Waktu layanan antara in dan out container import. Apakah manajemen Pelabuhan harus belajar dulu dengan manajemen PHD (Pizza Hut Delivery)

Manajemen PHD berani memberikan jaminan pesanan sampai dalam waktu 30 menit ,,,hehehe

 

Semoga Manajemen pelabuhan bisa men-declare jaminan 2 jam container bisa keluar sejak truck gate in  J

image001.jpg

Rudy Sangian

unread,
Oct 18, 2012, 11:42:41 AM10/18/12
to supplychai...@googlegroups.com
Setuju Pak Iskandar,

Pertanyaan Pak Iskandar mengenai ICT Tools yakni: Apakah bisa sistem bisa mengukur berapa lama truk berada di Lini I Pelabuhan melakukan kegiatan Lift On Delivery atau Lift Off Receiving maka sistem memiliki pencatatan tanggal truk masuk GATE dan tanggal keluar GATE. Kemudian sistem diperlengkapi dengan Laporan Performance GATE sehingga dapat diketahui rata-rata lama truk berada di Lini I Pelabuhan.

Keluhan ini memang sudah banyak Pak Iskandar saya dengar dari beberapa Pengguna Jasa lainnya.

Berikut adalah gambar flow bagaimana Perencanaan Bongkar itu diolah Operator Terminal Petikemas menjadikan posisi container mudah dilacak mengenai posisi keberadaannya.

Inline image 1

Sekali lagi saya berbicara, sistem ini diterapkan di Terminal Non-JICT, Non-KOJA dan Non-MTI yang dibuat oleh Deverloper/ Programmer Indonesia.

Delivery Container itu melalui beberapa fase perencanaan bongkar sebagaimana digambarkan pada beberapa butir kegiatan di atas, yaitu:
  1. Langkah pertama ini saya menamakan Stevedoring Plan yakni: informasi yang berkenaan dengan Voyage Kapal, Estimate Time Arrival dan Departure, Profil Kapal (GRT dan lain-lain) serta Profil Container yang dapat memberi gambaran isi muatan Kapal ada di Bay Row Tier mana.
  2. Profil Container ini dibuat oleh Tim saya hanya dengan menggunakan Microsoft Excel yang biasa digunakan oleh Pengguna Jasa lalu di-upload dari kantornya masing-masing ke sistem ICT Tools seperti layaknya Bapak melakukan upload foto di facebook. Jika Bapak familiar dengan Baplie Data maka sistem juga dapat membaca format data tersebut. Namun perlu diketahui bahwa terlalu banyak perusahaan kecil di Indonesia yang harus dibantu sehubungan dengan mereka hanya terbiasa menggunakan Microsoft Excel
  3. Setelah dilakukan proses upload maka tibalah saatnya hal itu menjadi STDV GRID yang akan menjadi dasar Perencanaan Bongkar Operator Petikemas
  4. Sistem akan mengeluarkan DISCH-LIST (Daftar Urut Bongkar sesuai profil penempatan container di Bay Row Tier Kapal) sebagaimana tertera pada gambar di bawah ini:

Inline image 2

Gambar ini berguna bagi Operator CC (Container Crane) untuk mengambil container yang dituju yang berada di dalam kapal dengan informasi lokasi Bay Row Tier-nya.

Selanjutnya akan dilakukan proses Placement di Container Yard dengan bantuan ICT Tools sebagai berikut:

Inline image 3

Artinya semua container tertata rapih di Container Yard karena diatur oleh sistem dan mudah pengambilannya ketika supir truk memberikan informasi mengenai nomor container yang dituju.

Nah, tadi itu proses bongkar dan placement (penempatan container di Container Yard).

Selanjutnya adalah proses mengeluarkan container tersebut yang diawali dengan banyak hal, yaitu:

  1. Anda harus melakukan Request Delivery kepada Terminal Petikemas, lalu ternyata container tersebut belum dibongkar atau container tersebut belum di-placement seperti pada gambar di atas.
  2. Mengapa demikian ? Hal ini bisa terjadi karena Form Elektronik Request Delivery yang dibangun oleh si-pembuat software-nya tidak melakukan validasi checking secara otomatis apakah Nomor Container yang akan diangkut oleh truk anda itu masih berada di atas kapal atau sudah berada di lapangan container.
  3. Untuk ICT Tools saya ini maka saya jamin anda tidak akan dapat melakukan Request Delivery jika container tidak berada di lahan penumpukannya. Dengan demikian belum ada instruksi lanjutan agar truk boleh datang ke pelabuhan sehingga berlama-lama.
  4. Lihat form Request Delivery di bawah ini:

Inline image 4

Form Electronic Request Delivery di atas ini dapat diisi oleh Pengguna Jasa dari kantornya masing-masing.

Pada isian data form di atas, yakni: yang ada tanda panah hijaunya yang mana Freight Forwarder harus mengisi tanggal mengenai kapan truknya akan masuk pelabuhan.

Lalu tanda panah hijau lainnya adalah mengenai Nomor Container yang akan dibawa oleh truk yang bersangkutan.

Jika nomor container tersebut belum dibongkar dari atas kapal dan belum ditempatkan di lahan penumpukannya, maka anda sebagai Freight Forwarder itu tidak akan memberi komando kepada supir truk untuk datang ke pelabuhan karena sudah diberi peringatan percuma datang karena :

  1. Container belum dibongkar,
  2. Container belum ditempatkan
  3. Bahkan container belum diterbitkan DO-nya oleh Shipping Agent terkait.
Dari titik ini saja, truk-truk yang akan masuk pelabuhan sudah bisa diminimalkan berdasarkan tanggal tersebut di atas.

PEMBAYARAN NOTA DELIVERY DAN PEROLEHAN TICKET SP2

Untuk melihat besaran Nota Delivery di atas, maka anda sebagai Freight Forwarder tidak perlu datang ke pelabuhan, tidak perlu kurir untuk membawa uang tunai ke pelabuhan.
Besaran nota yang akan dibayar dapat dilihat dari kantor anda, dan setelah itu anda langsung bayar di ATM terdekat kantor anda, atau dapat menggunakan Internet Banking.

Selanjutnya, mengenai ticket SP2 dapat dicetak via Internet di kantor Freight Forwarder, lalu diberikan kepada Supir Truk untuk diverifikasi di GATE-IN.
Jika anda memalsukan ticket tersebut maka sistem secara otomatis mengetahui bahwa anda bukanlah orang yang berwenang mengambil container tersebut.
Jika tiket anda sudah tidak berlaku maka anda harus memperpanjang tiket tersebut.

Ticket SP2 itu bentuknya hanya kertas dan bukan yang canggih-canggih, tapi cukup handal mendeteksi kepalsuan dan masa berlakunya.

Kemudian anda melalui Ticket SP2 tadi akan mendapat jaminan bahwa container anda sudah ada di lapangan tinggal diangkat naik ke atas truk anda - cepat jalan gak lama-lama.
Bahkan Terminal Petikemas juga mendapatkan jaminan bahwa DO belum expired, namun karena mereka masih perlu berkas Original DO untuk pengdokumentasian guna kebutuhan Audit maka anda harus menyerahkan berkas Original Dokumen DO tersebut.

Melalui ticket SP2 anda dapat menukarnya di loket layanan dengan Berkas Original Nota Delivery untuk kebutuhan audit dan perpajakan perusahaan anda dan juga menerima Original Berkas SP2 untuk diverifikasi di GATE OUT.
Proses penukaran ticket SP2 ini dengan Berkas Original Nota Delivery dan SP2 dilakukan sembari container di Lift On ke atas truk anda.

Jadi, penjelasan di atas kiranya mendapatkan informasi tambahan bagi anda sebagai Perusahaan Truk, dan bagi anda sebagai Freight Forwarder termasuk Shipping Agent yang menerbitkan DO-nya.
Menurut hemat saya proses pengambilan container dengan ketersediaan alat Reach Taker atau Top Loader yang ada di Lini I Pelabuhan itu tidak lama sampai dengan 5 jam tadi seperti yang disebutkan di atas.

SENI DAN MANAJEMEN PENGATURAN ALAT DI LINI I PELABUHAN.

Terus terang saya terlibat dengan beberapa orang di terminal yang anda sebutkan di atas tadi dan mereka meng-atribut-kan bahwa mereka ahli dan berpengalaman internasional sementara saya ini hanya dari Batam berpengalaman 10 tahun di dunia pelabuhan Indonesia dan tidak internasional.
Lalu saya dengan tim ahli tersebut menelusuri suatu sistem yang telah terpasang di suatu pelabuhan yang menggunakan sistem ICT Tools di atas yang menghasilkan throughput 17.000 TEUS per bulan.
Kalau boleh saya katakan bahwa sistem saya dilecehkan sedemikian rupa, namun saya tetap diam.
Alhasilnya setelah di-oprak-oprek oleh mereka malah menjadikan throughput pelabuhan tersebut turun dari 17.000 TEUS menjadi 12.000 TEUS. Sungguh mengenaskan ?
Saya diam dan tidak protes apapun dan sampai sekarang membiarkan mereka di sana menyelesaikan kusutnya alur container yang ada yakni: ada 9 kombinasi permutasi yang memerlukan sistem ICT Tools yang handal.

Seni pengaturan alat reach taker dan top loader itu memang sulit karena sementara alat tersebut digunakan untuk menurunkan container dari haulage truk ex bongkar, e ternyata dibutuhkan alat itu juga untuk mengangkat container ke atas truk untuk delivery.
Ini tidak bisa seluruh dijamah oleh sistem mengenai pengaturan alat on the spot-nya tapi Supervisor Petugas Lapangan harus dilengkapi dengan data-data realisasi bongkar dan data-data realisasi delivery sehingga bisa cekatan memerintah apa yang harus dilakukan on the spot ketika truk sudah masuk pelabuhan pada detik itu: apakah ke haulage truk ex. bongkar atau ke lokasi truk untuk delivery.

Setelah mendengar bahwa di Priok itu 5 jam truk di dalam "ngendon" maka indikator ini membuat saya yakin bahwa sistem ICT Toolnya tidak berjalan baik, tadinya butuh sistem tetapi sekarang koq sistem jadi bottle-neck-nya.

Permasalahan adalah sistem itu must have dan bukannya nice to have. Dan kalau sistem tersebut dibuat oleh Vendor Luar Negeri maka kebayang lah bagaimana hal itu perlu dirubah tetapi developer/ programmernya tidak berlokasi di Indonesia.

Itu saja penjelasan saya. Mana nich yang User Role nya sebagai Freight Forwarder di milis ini.
Saya berharap komunikasi email dapat dijadikan pedoman bagi siapapun yang menyusun Sistem Logistik Nasional, atau yang menyusun NSW.
Tetapi saya sendiri tetap seperti ini doing based on my self-experience dan implement all of those.
req_delvr.jpg
brt_kapal.jpg
stevedoring_plan.jpg
placement1.jpg

M. Iskandar

unread,
Oct 20, 2012, 12:43:36 AM10/20/12
to supplychai...@googlegroups.com

Pak Rudy

 

Terima kasih atas pencerahannya.

Tampilan placement import yang Bpk sampaikan lebih menarik dibanding JICT, hanya saja untuk JICT tanggal dan jam penempatan

Container setelah turun dari vessel di CY bisa dilihat. Seperti yang pernah Bapak sampaikan bahwa ICT Tools yang Bapak kembangkan berdasarkan

Real time movement, hal ini saya sampaikan karena ada satu masalah yang bikin saya bingung mengenai  kapan dimulainya perhitungan storage.

Apakah storage itu dihitung dimulai pada saat Kapal sandar atau pada saat placement on CY ? Tanggal container grounded on CY belum tentu sama dengan

Tanggal kapal sandar. By logic, seharusnya perhitungan Tanggal storage itu dimulai pada saat container menyentuh CY. Sampling yang saya ambil dari data saya

Ada container yang kapal sandar tanggal 16, container grounded tgl 17 tapi perhitungan storage dimulai sejak tanggal 16. Apakah ada dasar hukum yang

Menyatakan bahwa perhitungan storage itu dimulai dari tanggal kapal sandar ??

 

Kemudian mengenai real time pergerakan pengambilan container import dimana Organda mengeluhkan waktu rata2 yang diperlukan bisa sampai 5 Jam antara truk gate in dan gate out nya. Masalah lamanya waktu yang dibutuhkan tersebut selain di operator pelabuhan bisa juga ada kaitannya dengan BC. Saya melihat

Koordinasi antara BC dan operator pelabuhan masih kurang. Contoh, jika container import (sdh SPPB) terkena NHI (Nota Hasil Intelejen), kenapa pihak BC tidak mengkoordinasikan NHI tsb ke operator ? jadi pada saat PPJK hendak membayar Nota penumpukan secara otomatis langsung ditolak, faktanya kita baru tahu

Container terkena NHI pada saat posisi container sudah dipintu hendak keluar dan dicegat petugas BC, persentasenya saya yakin sangat kecil tapi sangat mengganggu. Kemudian masalah klasik yang sudah sangat sangat sering terjadi adalah, container yg sudah SPPB seringkali dicegat petugas BC pintu dengan alasan yang agak terlalu mengada2, contoh : Tanggal laden on board atau tanggal issue B/L tidak sama dengan data manifest atau jenis kemasan di DO/BL tidak sama dengan manifest kalau mau disebutkan satu persatu  mungkin terlalu banyak ya disini, tapi point nya adalah apa gunanya SPPB kalau petugas pintu bisa main cegat seperti itu ? masalah langsung beres kalo petugas PPJK datang menghadap dan urusan “menyan” (menyan = makanan setan) beres..:D

Jadi disini harus ada juga parameter yang bisa mengukur antara tanggal dan jam truk masuk, container on truk dan truk keluar dari gate pelabuhan.

 

Salam

isk   

2012/10/18 M. Iskandar <iskand...@bdg.centrin.net.id>

2012/10/18 M. Iskandar <iskand...@bdg.centrin.net.id>

Image removed by sender. Inline image 1

image002.jpg
image004.jpg
image005.jpg
image007.jpg
image008.jpg

gemilang Tarigan

unread,
Oct 23, 2012, 1:40:13 PM10/23/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear Pak Rudy 

Mohon maaf  baru sempat balas diskusi kita ini.

Terima kasih dan salut kepada bapak yang dapat menyampaikan potret atau flow basic sistem secara cepat, sehingga mudah dipahami oleh siapapun.

Berdasarkan pengalaman kami bahwa Permasahan truk datang ke pelabuhan percuma karena :
  1. Container belum dibongkar, 
  2. Container belum ditempatkan 
  3. Bahkan container belum diterbitkan DO-nya oleh Shipping Agent terkait.
TIDAK PERNAH Terjadi dan tdk mungkin terjadi karena di setiap pintu pelabuhan tertulis "TRUK dilarang masuk tanpa membawa SP2 atau kartu ekspor, kalau pun truk memaksa kan diri masuk kedalam pelabuhan , maka tidak akan boleh parkir karena akan diusir oleh petugas.

Truk yang mengangkut cont interinsulair akan dikirimkan ke pelabuhan jika do dan biaya OPT serta jaminan kontainer sudah dibayarkan baru truk dikirimkan ke pelabuhan.

Artinya ICT Tools yang bapak maksudkan sebagai Alat utk mendisiplinkan Stakeholder pelabuhan belum terjawab, dan sistem delivery request dalam ICT oleh Forwarder tidak efektif.

Namun demikian saya sependapat dengan bapak bahwa ICT Tools sebagai  adapter  dari integrasi sistem yang telah dibangun oleh operator operator pelabuhan adalah sangat penting utk membangun sistem yang terkoordinasi , efisien dan cepat dalam pelayanan administrasi dan pendataan.

Contoh:
Siapa yang bisa mengontrol YOR ? dengan data YOR bisa bermain main OB ?, kalau kita lihat parkir gedung sudah bisa menampilkan sisa ruang parkir berapa mobil yang tersedia , ICT juga seharusnya bisa.

Siapa bisa mengatakan pelayanan pelabuhan sudah baik, sudah cepat, atau sangat lambat, adapter tolls ICT akan menditeksi in out kendaraan di gate , sistem ini  akan menampilkan nya dengan cepat dan akurat, sekaligus mengukur dan menampilkan level of service masing masing operator. Sebenarnya data ini sudah di cetak dalam slip CTMS tetapi mungkin hanya di olah di masing masing terminal.

Termasuk layanan bea cukai bisa diukur dari tiap tahap mulai dari pemberitahuan pabean SD sppb, begitu juga ekspor, mulai pemberitahuan SD Fiat ekspor.

Kalau tolls itu terpasang saya yakin, profesionalisme segala bidang akan tercipta.


Dalam soal sistem bayar jasa pelabuhan terdapat 2 hal
1. e-payment.
2. e- billing.

Yang sudah tersedia saat ini di beberapa operator itu baru e-payment , artinya orang orang yang mau membayar jasa pelabuhan sudah boleh lewat atm, ebanking, pindah buku. dll namun untuk menerbitkan nota pembayaran nya masih harus datang ke pelabuhan. Mudah mudahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama e-billing bisa jalan maka berkurang lah manusia berkunjung ke pelabuhan Tanjung Priok.

Demikian tanggapan dari saya, semoga dalam waktu dekat kita bisa diskusi kan
Salam.

Dikirim dari iPad saya

Pada 18 Okt 2012, pukul 22:42, Rudy Sangian <rudys...@gmail.com> menulis:

Setuju Pak Iskandar,

Pertanyaan Pak Iskandar mengenai ICT Tools yakni: Apakah bisa sistem bisa mengukur berapa lama truk berada di Lini I Pelabuhan melakukan kegiatan Lift On Delivery atau Lift Off Receiving maka sistem memiliki pencatatan tanggal truk masuk GATE dan tanggal keluar GATE. Kemudian sistem diperlengkapi dengan Laporan Performance GATE sehingga dapat diketahui rata-rata lama truk berada di Lini I Pelabuhan.

Keluhan ini memang sudah banyak Pak Iskandar saya dengar dari beberapa Pengguna Jasa lainnya.

Berikut adalah gambar flow bagaimana Perencanaan Bongkar itu diolah Operator Terminal Petikemas menjadikan posisi container mudah dilacak mengenai posisi keberadaannya.

<stevedoring_plan.jpg>


Sekali lagi saya berbicara, sistem ini diterapkan di Terminal Non-JICT, Non-KOJA dan Non-MTI yang dibuat oleh Deverloper/ Programmer Indonesia.

Delivery Container itu melalui beberapa fase perencanaan bongkar sebagaimana digambarkan pada beberapa butir kegiatan di atas, yaitu:
  1. Langkah pertama ini saya menamakan Stevedoring Plan yakni: informasi yang berkenaan dengan Voyage Kapal, Estimate Time Arrival dan Departure, Profil Kapal (GRT dan lain-lain) serta Profil Container yang dapat memberi gambaran isi muatan Kapal ada di Bay Row Tier mana.
  2. Profil Container ini dibuat oleh Tim saya hanya dengan menggunakan Microsoft Excel yang biasa digunakan oleh Pengguna Jasa lalu di-upload dari kantornya masing-masing ke sistem ICT Tools seperti layaknya Bapak melakukan upload foto di facebook. Jika Bapak familiar dengan Baplie Data maka sistem juga dapat membaca format data tersebut. Namun perlu diketahui bahwa terlalu banyak perusahaan kecil di Indonesia yang harus dibantu sehubungan dengan mereka hanya terbiasa menggunakan Microsoft Excel
  3. Setelah dilakukan proses upload maka tibalah saatnya hal itu menjadi STDV GRID yang akan menjadi dasar Perencanaan Bongkar Operator Petikemas
  4. Sistem akan mengeluarkan DISCH-LIST (Daftar Urut Bongkar sesuai profil penempatan container di Bay Row Tier Kapal) sebagaimana tertera pada gambar di bawah ini:

<brt_kapal.jpg>

Gambar ini berguna bagi Operator CC (Container Crane) untuk mengambil container yang dituju yang berada di dalam kapal dengan informasi lokasi Bay Row Tier-nya.

Selanjutnya akan dilakukan proses Placement di Container Yard dengan bantuan ICT Tools sebagai berikut:

<placement1.jpg>

Artinya semua container tertata rapih di Container Yard karena diatur oleh sistem dan mudah pengambilannya ketika supir truk memberikan informasi mengenai nomor container yang dituju.

Nah, tadi itu proses bongkar dan placement (penempatan container di Container Yard).

Selanjutnya adalah proses mengeluarkan container tersebut yang diawali dengan banyak hal, yaitu:

  1. Anda harus melakukan Request Delivery kepada Terminal Petikemas, lalu ternyata container tersebut belum dibongkar atau container tersebut belum di-placement seperti pada gambar di atas.
  2. Mengapa demikian ? Hal ini bisa terjadi karena Form Elektronik Request Delivery yang dibangun oleh si-pembuat software-nya tidak melakukan validasi checking secara otomatis apakah Nomor Container yang akan diangkut oleh truk anda itu masih berada di atas kapal atau sudah berada di lapangan container.
  3. Untuk ICT Tools saya ini maka saya jamin anda tidak akan dapat melakukan Request Delivery jika container tidak berada di lahan penumpukannya. Dengan demikian belum ada instruksi lanjutan agar truk boleh datang ke pelabuhan sehingga berlama-lama.
  4. Lihat form Request Delivery di bawah ini:

<req_delvr.jpg>

Rudy Sangian

unread,
Oct 23, 2012, 5:20:32 PM10/23/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear Pak Tarigan,

Setuju dengan Bapak bahwasannya truk masuk lini I tidak diperbolehkan jika membawa dokumen SP2.
Saya gambarkan alurnya Pak Tarigan.
  1. Pengguna Jasa Request Delivery
    • Pada elemen data isian form delivery ada isian NOMOR CONTAINER
    • Pertanyaannya adalah apakah NOMOR CONTAINER tersebut sudah di-check secara sistem bahwasannya container tsb sudah di discharge atau di placement
    • Jika ternyata NOMOR CONTAINER yang diminta belum di discharge atau di placement, maka sistem mencegat Pengguna Jasa tidak bisa melanjutkan Request Delivery-nya ke butir 2,3, dan 4 di bawah ini.
  2. Sistem ICT Tools menghitung berapa besar Nota Delivery yang harus dibayar oleh Pengguna Jasa
  3. Sistem ICT Tools mencetak Nota Delivery
  4. Sistem ICT Tools mencetak Berkas SP2

Logika pada alur di atas, jika butir 1 di atas tidak ada, yakni: checking NOMOR CONTAINER --> apakah statusnya sudah discharge atau placement maka alur sistem akan terus berlanjut ke butir 2,3, dan 4.

Artinya: SP2 bisa dicetak dan diberikan kepada truk dan masuk ke lini I lalu menunggu container tersebut sedang discharge atau sedang placement oleh Petugas Lapangan. Dan hal ini menjadikan truk tersebut itu "ngendon" beberapa jam di Lini I Pelabuhan.

Jika dikatakan bahwasannya ICT Tools saya belum bisa meng-efektif-kan Freight Forwarder dalam perencanaan truk dan checking yang telah diterima oleh Terminal Container sehingga hal itu menjadi tidak efisien maka saya bersedia men-demo-kan kepada siapa saja di milis ini dengan bukti-bukti data yang kongkrit dari operator pelabuhan termasuk saya peragakan sistem ini telah diperlengkapi dengan e-Payment dan e-Billing yang dapat dilihat oleh Freight Forwarder.

Saya juga bersedia memperagakan bahwasannya Laporan GATE Performance dapat membuktikan berapa lama rata-rata truk berada di Lini I Pelabuhan.

Sistem saya ini sudah saya katakan sebelumnya bahwa tidak dipasang di JICT, KOJA dan MTI tetapi di pelabuhan lainnya.

Saya jelaskan kembali bahwasannya vendor pembuat software untuk suatu Terminal Petikemas jika berasal dari luar negeri maka untuk merubahnya memerlukan biaya yang tinggi, sehingga bisa saja validasi checking yang seperti saya utarakan di atas itu diabaikan demi percepatan penerbitan SP2.

Demikian respon dari saya.

Rgds

Rudy Sangian

081352660049





2012/10/24 gemilang Tarigan <gemilan...@yahoo.com>
--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
 
 

Ridwan

unread,
Oct 23, 2012, 10:49:50 PM10/23/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear Pak Gemilang,

Benar untuk 1,2,3 dan DO baru terbit paling tidak dibuthkan satu hari setelah kapal sandar ( shipping line ) harus memastikan  fisik container lying at CY port.
SP2 baru terbit dengan pembayaran storage dgn mebawa hard original  DO. 

1. E-payment dan e-billing  Target :  handicap harus submit Original DO dan collect SP2 / Kartu Export  
2. Apakah tolls pembayaran dengan E-payment or e-Billing  dapat membuat Print Out SP2 / Kartu Export saat melakukan pembayaran.

Karena terlalu sulit untuk empower responsibility seperti bagi operator dgn pertimbangan crack or crush piranti lunak karena menyagkut revenue dan 
resposibilty/get out-in   operator dalam merelease container shipping line. 

Mungkin target dari E-payment hanya dapat memotong line up pembayaran di kasir saja dan submit DO dan collection SP2 harus tetap dilakukan.    
  
Maaf ini hanya sebuah pendapat dari keinginan tahuan saja. 

Salam dan selamat bekerja ...

Ridwan 

From: gemilang Tarigan <gemilan...@yahoo.com>
To: "supplychai...@googlegroups.com" <supplychai...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, October 24, 2012 12:40 AM
--

gemilang Tarigan

unread,
Oct 24, 2012, 1:21:15 PM10/24/12
to supplychai...@googlegroups.com
Pak Rudy,

Kita telah ber diskusi tentang proses pergerakan Container mulai dari perut kapal sampai pintu keluar pelabuhan dalam sistem ICT , ada hal telah kita sepakat namun ada beberapa hal yang masih belum sepaham itu biasa, dan diskusi panjang lebar ini belum berujung pada penurunan dweeling time.

Tetapi ada yang menarik disampaikan oleh Pak Rudy adalah perlu suatu software program adapter tolls ICT, untuk menarik database dari sistem sistem yang telah dibangun oleh masing masing terminal operator dan instansi yang terkait di pelabuhan, dengan demikian sinkronisasi antara arus phisik dan arus dokumen harus benar benar terintegrasi dalam satu sistem maka dapat mempercepat proses penyelesaian administrasi, sekaligus memberikan informasi kepada semua pihak guna perencanaan delivery and receiving in one time movement, sehingga asumsi utk 5jt teus setahun memerlukan 14000 truk berlalu lalang perhari menurun menjadi 7000 truk perhari, Fantastis..........macet hilang...... income double............luar biasa.

Kalau ini bisa digarap maka ini merupakan KARYA BESAR, yang dapat dipersembahkan pada bangsa ini.

Potret kondisi saat ini:
Trailer Truck produktifitasnya tergambar dalam Turn Round Time Trip (TRTT) dan added Value Movement.

Business proses Truck untuk kegiatan ekspor sbb :

1. Garasi-->2. DEPO emty Cont --->3. pabrik/gudang-->4.pelabuhan -->5.kembali ke garasi

A.Waktu tempuh dari titik 1 ke 2..........................normal 30 menit.......kondisi saat ini 60' - 120 '
B.TRT di DEPO, antri -muat-kontainer ............ ..normal 30 menit.......kondisi saat ini  60' -120 '
C.Waktu tempuh dari titik 2 ke 3 utk jarak 50 km normal 90 menit.....kondisi saat ini 120-180
D.TRT di Pabrik, mulai Antri sd selesai muat......normal 120 menit... Kondisi saat ini 120-240
E.Waktu tempuh dari titik 3 ke 4  utk jarak 50 km normal 120 menit.....kondisi saat ini 180-300
F.TRT di Plbhn Antri di gate, msk ke CY, ...Antri bongkar 60 menit...kondisi saat ini.  120-300
G.Waktu tempuh dari pelabuhan ke garasi, ..........normal 30 menit......kondisi saat ini 60-120

TRTT normal utk jarak 50km(100km PP) = 30+30+90+120+120+60+30=480menit.   = 8 Jam

TRTT saat ini yang tercepat....................=  60+60+120+120+180+120+60=720menit= 12 jam

TRTT kondisi macet terjadi maka............= 120+120+180+240+300+300+120=1620 = 24 jam

Hanya Gerakan dari titik 3 ke titik 4 yang memilik added Value, atau hanya 120 menit saja gerakan truk yang memberikan NILAI. (Lihat huruf E)

Kalau satu trip TRTT normal 8 jam , hanya 2 jam gerakan yang memberi nilai maka gerakan yang mubazir ada 6 jam.

Kesimpulan saya sementara ada 2 hal.

1. Jika ICT Tolls mampu menciptakan delivery and receiving in one movement maka terjadi penghematan luar biasa.
2. Untuk menghilang kan gerakan mubazir maka letak depo emty harus berada di kawasan industri

Pendapat dari  P. Rudy,  P.Nofrisel ,P Budi, P Iskandar , Pak Ridwan dan teman lainnya tentu sangat diharapkan.

Salam,
Gemilang Tarigan.


Dikirim dari iPad saya

Era Transindo

unread,
Oct 28, 2012, 12:11:09 AM10/28/12
to supplychai...@googlegroups.com, ALI Secretariat, Rudy, Rudy Thehamihardja, Tata.d...@bintangbaruraya.com, acil, acil Acil, ricky
Dear all friends,
sangat benar ulasan2 ini utk kita pelajari, sangat ter abai kan, ter lupa kan, masa bodoh etc. hal hal ini yg jadi penyebab utama ambur adul nya
logistik Indo.
Penyebab utama RENDAH nya UTILISASI kend. ber arti INCOME KECIL sedangkan INVESTASI KEND. SANGAT MAHAL !!
pandai meng siasati hal ini maka masalah beres, tarif bisa turun 40% siapa yg JELI & MAMPU ?? mari duduk berdiskusi dgn gani .
hal ini tak berbeda dgn air minum terkenal, hanya 75 Km lokasi ambil dari Jakarta, bila jalan lancar bisa kita tempuh dlm waktu 2 jam p.p.,
dgn management mrk ( dlm hal transportasi / design kend. apa yg hrs dipakai ), yg menurut gani sangat kurang / sangat tak tahu, maka RAKYAT PEMBELI
hrs membeli dgn cost trspt yg mahal !! kenapa ? dari pintu masuk sampai keluar mrk menahan KENDARAAN sekitar 2 - 2,5 jam, kurun waktu tsb dgn design DEMOUNTABLE BODY (trailer & box ) yg baik & tepat maka hanya diperlukan waktu max. 10 menit saja !! design, copot / tinggal lalu ambil lagi yg telah ter isi kan, waktu tunggu sudah dpt penghematan 1 round trip lagi .
contoh2 dan kritik2 yg membangun dari gani dgn istilah ini kami namakan " MANAGEMENT WAKTU ", yg ter abai kan selama ini .

disamping itu SARANA banyak yg tak tepat, yg dipakai krn pengetahuan ttg sarana juga sangat MINIM, sarana yg ada di pasar sangat terbatas dan monopoli
kend. dari jepang !! yg harganya sangat2 tinggi .
kamis yl gani launching kend. trucktor head 4X2 mesin 190 HP, BAN LEBAR sangat turunin cost ban, rangkaian Truk & trailer ini hanya butuh 6 ban saja  ( truk baru harga 50% ) di angsuspel tg. priok utk angkutan ISO CONT. EMPTY dgn tariff antar Rp.200 ribu P.P. jarak hanya 10 Km dgn tingkat kemacetan yg sangat tinggi, waktu operasi 24 jam penuh rata2 round trip 4 - 5, income sangat rendah, boros BBM, maintenance tinggi krn macet berat sekitar pelabuhan, tiap 10 mtr stop & go, ada faktor pungli tak resmi turun naik cont. serta pas pelbhn. total rp. 35 ribu, yg mrk terima hanya rp. 165 ribu X 5 = rp. 825 ribu/ max. pe hari, kend. bodong terkadang rem juga ambur adul, Truk head ini pakai FULL AIR BRAKE (hindari REM BLONG ) dan rem yg sesuai utk TRAILER BRAKE , pajak2 tentu ngak bayar, sering mogok, kecelakaan kerja 24 jam ngantuk, dengar nya saja kita serem banget, nah inilah yg gani cs termasuk ketua angsupel. pak Tarigan, kami benahin angkutan empty cont.

Truk head ini akan gani perkenalkan juga ( setelah kend. dpt kan surat uji type ) utk angkutan barang rigan mis. KACANG GARUDA, KACANG 2 KELINCI, CEMILAN2, BISCUIT2, PARTS S. MOTOR & MOBIL, BUSA (FOAM), ROKOK, FUNITURE, ELECTRONIK, PLASTIK, ALAT2 MASAK DLL.
trailer panjangnya 45' ( 13,5 meter ) volume angkut 80 - 110 M3, bisa wing box , double drop deck, box, flat bed dll.
Mesin bisa DIESEL SOLAR, CNG , LNG, power dari 160 - 260 HP harga ngak beda banyak, parts terjamin dan telah dipakai di banyak BUS repowering & baru.
gani membantu Logistik dlm hal sarana yg tepat guna, low invesment, ekonomis dan SAFETY .
akan gani kirimkan techn. spec. kend. bila ada yg berminat, garansi 1 tahun atau 50.000 KM.
bila ada logistik yg berkendala dlm cost trspt product maka silahkan kirimin data2 dan kami akan coba membantu memikirinya .

demikian sedikit info dari gani utk konco2 SCI dan ALI mari kita yg hrs memulai pembenahan bukan orang lain tentu Pem. hrs support juga, kita semua yg meng himbau Pem. krn mrk tak tahu dlm tingkat kesulitan yg kita hadapi .
wass h gani 08128137532 - 081546019090.
Sent: Thursday, October 25, 2012 12:21 AM

Erwin Raza

unread,
Oct 28, 2012, 10:49:06 PM10/28/12
to supplychai...@googlegroups.com, ALI Secretariat, Rudy, Rudy Thehamihardja, Tata.d...@bintangbaruraya.com, acil, acil Acil, ricky
Yth. P. Rudy, P. G.Tarigan,  P.Nofrisel ,P Budi, P Iskandar , Pak Ridwan, P.Gani, dan rekan2 milis

Saya menyimak diskusi bapak-bapak dalam milis ini, sangat menarik. Walaupun saya belum sepenuhnya mengerti, tapi saya  menangkap esensinya yaitu bagaimana cara dan upaya untuk menurunkan biaya logistik di pelabuhan. Saya kira,pemikiran-pemikiran yang cemerlang ini perlu disampaikan kepada pengambil kebijakan agar dapat direalisasikan.
Kebetulan saya adalah salah satu Anggota Sekretariat Tim Kerja Pengembangan Sistem Logistik Nasional di Kemenko Perekonomian. Jika bapak-bapak berkenan, saya mengusulkan untuk kita adakan pertemuan "brainstorming" dengan beberapa Tim Pengembangan Sislognas dan pejabat terkait lainnya. Dari pertemuan "brainstorming" tsb, saya berharap dapat terbangun perspektif yang sama, diantara pelaku, pakar, dan pemerintah. Dan dari pertemuan tsb diharapkan juga dapat diperoleh dan disampaikan masukan yang konkrit  kepada pengambil kebijakan  mengenai fokus dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan biaya logistik di pelabuhan (termasuk rencana kerja, output dan timelinenya).
Mohon usulan waktu yang sesuai bagi bapak-bapak.
Salam
Erwin Raza


Dari: Era Transindo <eratrans...@yahoo.com>
Kepada: "supplychai...@googlegroups.com" <supplychai...@googlegroups.com>
Cc: ALI Secretariat <secre...@ali.web.id>; Rudy <erh...@yahoo.com>; Rudy Thehamihardja <rudyt...@yahoo.com>; "Tata.d...@bintangbaruraya.com" <Tata.d...@bintangbaruraya.com>; acil <ac...@indognt.com>; acil Acil <tnt....@yahoo.com>; ricky <rick...@hotmail.com>
Dikirim: Minggu, 28 Oktober 2012 11:11
Judul: Re: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

Nofrisel

unread,
Oct 29, 2012, 12:07:05 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com, supplychai...@googlegroups.com, ALI Secretariat, Rudy, Rudy Thehamihardja, Tata.d...@bintangbaruraya.com, acil, acil Acil, ricky
Setuju pak Erwin,
Sekalian kita agendakan juga diskusi dengan pak Tommy cs dr SC Unpad soal Agro Logistics pak, tks

Salam,
Nofrisel


Sent from my iPad

Rudy Sangian

unread,
Oct 29, 2012, 12:49:19 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com, nofr...@yahoo.com, supplychai...@googlegroups.com, secre...@ali.web.id, erh...@yahoo.com, rudyt...@yahoo.com, Tata.d...@bintangbaruraya.com, ac...@indognt.com, tnt....@yahoo.com, rick...@hotmail.com

Kalau dari saya hanya bertanya kapan, tanggal dan jamnya saja. Nanti disesuaikan dengan ketersediaan terhadap waktu masing-masing kita ini.
Kalau brainstorming saya punya tempat di Ruko daerah Kelapa Gading ya cukuplah untuk beberapa orang sebagai Tim Pengarah.
Kita tentukan saja siapa yang jadi arrangernya sehingga kesemuanya mengerucut untuk menuju terjadinya.

Rudy Sangian
081352660049


Sent from Yahoo! Mail on Android



From: Nofrisel <nofr...@yahoo.com>;
To: supplychai...@googlegroups.com <supplychai...@googlegroups.com>;
Cc: supplychai...@googlegroups.com <supplychai...@googlegroups.com>; ALI Secretariat <secre...@ali.web.id>; Rudy <erh...@yahoo.com>; Rudy Thehamihardja <rudyt...@yahoo.com>; Tata.d...@bintangbaruraya.com <Tata.d...@bintangbaruraya.com>; acil <ac...@indognt.com>; acil Acil <tnt....@yahoo.com>; ricky <rick...@hotmail.com>;
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
Sent: Mon, Oct 29, 2012 4:07:05 AM

Ridwan

unread,
Oct 29, 2012, 12:44:59 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com, ALI Secretariat, Rudy, Rudy Thehamihardja, Tata.d...@bintangbaruraya.com, acil, acil Acil, ricky
Setuju  Pak Erwin,

Menunggu progress lebih lanjut.

Salam,
Ridwan 
Sent: Monday, October 29, 2012 9:49 AM
Subject: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

Malkan

unread,
Oct 29, 2012, 12:55:12 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com, ALI Secretariat, Rudy, Rudy Thehamihardja, Tata.d...@bintangbaruraya.com, acil, acil Acil, ricky
Terima kasih pak Erwin dan mendukung usulan pertemuan "brainstorming"-nya.

UU No. 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik memberi landasan keabsahan transaksi-transaksi elektronik yang dicakup ICT system yang dipaparkan pak Rudy sebelumnya.

Salam,
Ahmad Malkan


From: Erwin Raza <rzerw...@yahoo.co.id>
Subject: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

Nofrisel

unread,
Oct 29, 2012, 1:08:26 AM10/29/12
to Rudy Sangian, supplychai...@googlegroups.com, secre...@ali.web.id, erh...@yahoo.com, rudyt...@yahoo.com, Tata.d...@bintangbaruraya.com, ac...@indognt.com, tnt....@yahoo.com, rick...@hotmail.com
Thanks pak Rudy,
Utk bpk2 sekalian, benar juga nich pak Rudy, mesti di arrange dengan baik agar semua bisa hadir. Sorry banget, untuk minggu ini sy agk full krn sy ke luar kota sampai Jumat. Next week insya allah, tks

Salam.
Nofrisel


Sent from my iPad

Rudy Sangian

unread,
Oct 29, 2012, 1:24:54 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com, Rudy Sangian, secre...@ali.web.id, erh...@yahoo.com, rudyt...@yahoo.com, Tata.d...@bintangbaruraya.com, ac...@indognt.com, tnt....@yahoo.com, rick...@hotmail.com
Enggak apa-apa Pak Nofrisel.

Kalo bole usul gimana masing-masing dari kita menyebutkan lokasi rutin keberadaannya.

Ambil contoh dari saya aja, yakni: saya rutin; selalu berada di area Kelapa Gading, lalu Jalan Yos Sudarso dan Tj. Priok most of the time, lalu bagaimana dengan yang lainnya. Maka dari situ akan ketauan titik lokasi terdekat dari masing-masing kita ini.
Kemudian, ditentukan misalnya 1 atau 2 jam kita just minum kopi sejenak di titik area dari masing-masing kita yang terdekat lalu janjian ketemuannya.
Nah, 1 atau 2 jam itu sangat berharga sambil dari kita masing-masing punya foot-note tentang how to make it happen.
As time goes by, there will be a lot of ideas from all of us.

Rgds
Rudy Sangian

2012/10/29 Nofrisel <nofr...@yahoo.com>
--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
 
 

R. Budi Setiawan

unread,
Oct 29, 2012, 2:26:32 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com

Yth P Erwin

Usulan "Brainstorming" dari bapak cukup bagus dan mungkin agar bisa lebih fokus temanya adalah

"Bagaimana Cara dan Upaya Menurunkan Biaya Logistik di Pelabuhan"

Seperti yang bapak sampaikan. Alangkah baiknya pada pembahasan tersebut kita juga bisa fokus kepada :

1. Penyebab Biaya Logistik di Pelabuhan tinggi dilihat dari sisi proses maupun pelaksananya serta hal-hal lain yang dapat menjadi penyebabnya. Mungkin P Rudi (dari sisi Sistem/IT), P Gumilang (dari sisi Transportasi/biaya tinggi transportasi di pelabuhan),  dan rekan lainnya bisa menyampaikan dari sisi yang berbeda yang menyebabkan biaya tinggi di pelabuhan dan dilengkapi dengan data-data yang kongkret.

2. Biaya-biaya Logistik di Pelabuhan yang bisa ditekan atau dikurangi dan langkah menguranginya (berdasarkan pada kesimpulan hasil brainstorming)

Demikian saya sampaikan sebagai usulan untuk acara brainstorming

Diharapkan dari hasil brainstorming kita dapat memperoleh suatu usulan langkah yang betul-betul bisa dilaksanakan atau diimplementasikan walaupun mungkin baru draft awal tetapi yang paling penting bukan sekedar wacana atau konsep saja.

Terima kasih
Salam

R. Budi Setiawan

Ridwan

unread,
Oct 29, 2012, 3:32:28 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com, Rudy Sangian, secre...@ali.web.id, erh...@yahoo.com, rudyt...@yahoo.com, Tata.d...@bintangbaruraya.com, ac...@indognt.com, tnt....@yahoo.com, rick...@hotmail.com
Dear Rudy,

Ok kelapa gading karena  saya disekitar tg priok .... 
 
Best Regards :
Ridwan

M. Iskandar

unread,
Oct 29, 2012, 4:27:41 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com

Dear Pak Rudy,

 

Kalo diundang saya siap datang.

 

@ Pak Tarigan, Pada zaman Dryport Gede bage masih Normal, di bandung dalam 1 hari kerja 1 mobil bisa jalan 4 s/d 5 rit pak bukan Cuma 2 rit ..:)

 

Salam

isk

cep anang

unread,
Oct 29, 2012, 8:27:07 AM10/29/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear Pak Rudy,

Dari paparan yang disampaikan sungguh suatu langkah ke arah yang lebih baik, karena mamang pengembangan informasi logistics jadi salah satu kunci keberhasilan logistics dan sangat ideal bila ditunjang konsep pengembangan infrastruktur dan tata ruang system logistics , seperti ap ayang sudah diterapkan unutk batam sebagai kawasan bonded....mungkin ada gambarang soal ini...

Salam/ Anang H

2012/10/29 M. Iskandar <iskand...@bdg.centrin.net.id>

gemilan...@yahoo.com

unread,
Oct 30, 2012, 4:47:44 AM10/30/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear P Iskandar,

Kalau dulu di gedebage bisa 4 rit, karena pakai 2 atau 3 trailer dengan 1 head truck. Kalau sekarang mungkin enggak ngerit lagi alias bubar.

Negeri ini memang sangat ironis, bangun dry port, alias pelabuhan kering, benar benar kering pak.

Mengapa? Karena memang tidak ada yang perduli.

Padahal system itu sudah dibangun dengan concept centerpoint. Semua fasilitas kepabeanan sudah online, tapi infrastruktrur memang gak pernah mendapat perhatian.

Kontainer tidak pernah bisa masuk sd pinggir dermaga dipelabuhan hanya di terminal pasoso berjarak kurang dari 1km , padahal rel nya sudah ada.

Akibatnya doble handle dan shipping company tdk mau mengakui container yang naik KA sbg BL on board karena memang belon on board , KA ahirnya kalah bersaing .

Ahirnya malang lah gede bage seeepi sesepi KA Parahiangan tinggal kenangan yang melegenda.

Demikian.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "M. Iskandar" <iskand...@bdg.centrin.net.id>
Date: Mon, 29 Oct 2012 16:27:41 +0800
Subject: RE: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

M. Iskandar

unread,
Oct 30, 2012, 5:48:10 AM10/30/12
to supplychai...@googlegroups.com

Dear P’ Tarigan

 

Iya Pak, ngenes saya lihat kondisi Dry port Gede Bage sekarang ini.

Saya pikir bukan Cuma masalah infrastruktur saja, saya curiga mindset pengambil kebijakan kalau bicara tentang Kereta Api

Yang dipikir KA itu identik dengan angkutan Penumpang bukan untuk angkutan barang. Seringkali saya lihat posting di milist ini dan di milist sebelah

Yang point nya biaya logistic di Indonesia ini mahal and semua teriak2 ingin menurunkan biaya logistic agar bisa bersaing dengan Negara lain.

Padahal ada moda transportasi massal dan murah tapi tidak dilirik. Saya ngebayangin seandainya ada regulasi dan perbaikan infrastruktur yang massive

Di Kereta Api, seperti misalnya KA itu jangan double track aja yang dipikirin tapi bisa double decker atau bila perlu untuk barang2 tertentu bisa triple decker  

Saya rasa arus  keluar masuk truck dari dan ke Jakarta akan sangat jauh berkurang dan bisa mengurangi kemacetan, penghematan BBM subsidi dan yang pasti

Akan menurunkan biaya logistic di Indonesia

 

Salam

Isk

 

Saya Quote Tanggapan dari Pak Angga di milist sebelah :

 

Berikut saya sampaikan statistik dari modal split di Pelabuhan di Eropah (Intermodal Yearbook, 2010):

Rotterdam         : 11% by Rail vs 30% by Barge vs 59% by Road;

Zeebrugge         : 45% (rail) vs 1% (barge) vs 54% (road);
Le Havre           : 6% (rail) vs 7% (barge) vs 87% (road);
Southampton    : 30% (rail) vs 0% (barge) vs 70% (road);
Marseilles        : 12% (rail) vs 6% (barge) vs 82% (road);
Hamburg          : 30% (rail) vs 3% (barge) vs 67% (road);
Bremen            : 53% (rail) vs 5% (barge) vs 42% (road).

Bandingkan dgn kinerja KA Barang di Pulau Jawa,
dari penelitian yg belum rampung (baru akhir tahun ini baru akan rampung...), Kereta Api Barang diperkirakan akan mengambil share skitar 0,05 % (nol koma nol lima persen) dari total angkutan (pergerakan barang) di Pulau Jawa !

Salam,
Angga.
"Wong cilik yg bermimpi Short Sea Shipping / Coastal Shipping dan Kereta Api Barang dpt menjadi backbone angkutan barang nasional... sehingga dpt mengurangi kepadatan / kemacetan di Jalan Raya...."

Ina Primiana

unread,
Oct 30, 2012, 6:52:35 AM10/30/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear teman- teman SCI, 

Menarik sekali sharing di SCI, karena merupakan para pelaku. Hanya yg jadi pertanyaan saya sejauh mana permasalahan yang ada sudah terjawab di Sislognas ya..Kira2 berapa persen dari permasalahan logistik sudah terjawab, sehingga memang betul biaya logistik bisa ditekan.

Salam
Ina Primiana

Sent from my iPad

Erwin Raza

unread,
Oct 30, 2012, 9:42:12 PM10/30/12
to supplychai...@googlegroups.com
Kepada Yth anggota milis SCI.
Bapak Rudy Sangian;
Bapak Gemilang Tarigan;
Bapak Achmad Malkan Lubis;
Bapak M. Iskandar;
Bapak Ridwan;
Bapak Hartono Gani;
Bapak R. Budi Setiawan;
Bapak Setijadi Adjhari;
Bapak Tata Djuarsa
Bapak Yusmar Anggadinata;

Menindak lanjuti usulan saya untuk diadakan pertemuan "brainstorming" dari diskusi milis ini, mengenai Upaya Menurunkan Biaya Logistik di Pelabuhan, khususnya terkait dengan Penerapan ICT Tools dalam integrasi pelayanan kepelabuhan, dengan ini kami mengundang Bapak-Bapak untuk pertemuan brainstroming dimaksud, pada:
Hari/Tanggal    : Senin, 5 November 2012
Waktu               : 13.00 WIB (didahului dengan makan siang)
Tempat              : Ruang Rapat Kemenko Perekonomian , Lantai I, Jl.Medan Merdeka Barat No.7 Jakarta Pusat
                            (letaknya bersebelahan dengan Gedung Mahkamah Konstitusi/ex. GD.Menteri Penerangan).
Agar diskusi dapat berjalan efektif, diharapkan Bapak Rudy Alfred Sangian bersedia menyampaikan paparan ringkas mengenai penerapan ICT Tools dalam integrasi pelayanan kepelabuhanan. Disamping anggota milis SCI ini kami juga mengundang beberapa anggota tim Sislognas, dan Bappenas.
Menyusul undangan melalui milis ini, kami akan sampaikan surat undangan resmi ke masing-masing email Bapak-Bapak.

Catatan:
Agar tidak salah alamat: Gd. Kemenko Perekonomian di Jl. Medan Merdeka Barat No.7 Jakarta Pusat, adalah salah satu kantor Kemenko Perekonomian yang baru ditempati untuk KEN, KP3EI, dan Sekretariat Tim Pengembangan Sislognas.

Salam
Erwin Raza




Dari: Ina Primiana <ina...@yahoo.co.id>
Kepada: "supplychai...@googlegroups.com" <supplychai...@googlegroups.com>
Dikirim: Selasa, 30 Oktober 2012 17:52
Judul: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

--

Rudy Sangian

unread,
Oct 30, 2012, 1:05:56 PM10/30/12
to supplychai...@googlegroups.com
Dear Ibu Ina

Saya tidak terlibat di Sislognas namun dari respon-respon email di atas ada beberapa issue yang dapat dijadikan sebagai parameter acuan, yakni:

ARUS BARANG DARI SHIPPER PELABUHAN ASAL KE CONSIGNEE PELABUHAN TUJUAN

Berdasarkan masukan dari Pak Tarigan, saya capture kembali:


Business proses Truck untuk kegiatan ekspor sbb :

1. Garasi-->2. DEPO emty Cont --->3. pabrik/gudang-->4.pelabuhan -->5.kembali ke garasi

A.Waktu tempuh dari titik 1 ke 2..........................normal 30 menit.......kondisi saat ini 60' - 120 '
B.TRT di DEPO, antri -muat-kontainer ............ ..normal 30 menit.......kondisi saat ini  60' -120 '
C.Waktu tempuh dari titik 2 ke 3 utk jarak 50 km normal 90 menit.....kondisi saat ini 120-180
D.TRT di Pabrik, mulai Antri sd selesai muat......normal 120 menit... Kondisi saat ini 120-240
E.Waktu tempuh dari titik 3 ke 4  utk jarak 50 km normal 120 menit.....kondisi saat ini 180-300
F.TRT di Plbhn Antri di gate, msk ke CY, ...Antri bongkar 60 menit...kondisi saat ini.  120-300
G.Waktu tempuh dari pelabuhan ke garasi, ..........normal 30 menit......kondisi saat ini 60-120

TRTT normal utk jarak 50km(100km PP) = 30+30+90+120+120+60+30=480menit.   = 8 Jam

TRTT saat ini yang tercepat....................=  60+60+120+120+180+120+60=720menit= 12 jam

TRTT kondisi macet terjadi maka............= 120+120+180+240+300+300+120=1620 = 24 jam

Hanya Gerakan dari titik 3 ke titik 4 yang memilik added Value, atau hanya 120 menit saja gerakan truk yang memberikan NILAI. (Lihat huruf E)

Kalau satu trip TRTT normal 8 jam , hanya 2 jam gerakan yang memberi nilai maka gerakan yang mubazir ada 6 jam.

Pak Tarigan mengungkapkan alur barang di atas pada kegiatan ekspor yang mana ekspor barang yang diproduksi dari pabrik kita ini secara mikro diharapkan dapat dilancarkan secara tuntas sehingga dapat memberikan kontribusi peningkatan devisa negara secara makro.

KINERJA KERJA MANAJEMEN

Pada ulasan Pak Tarigan di atas bahwa dalam kondisi terburuk yakni: kondisi macet; hal itu hanya bisa menghasilkan satu route truk dalam durasi waktu 24 jam 1 hari sehingga hal ini merupakan biaya ekonomi tinggi dalam siklus logistik pengiriman barang.

Kalau di-fokus pada titik-titik kegiatan yang disampaikan Pak Tarigan itu dari A s/d G maka kita akan mendapatkan gambaran sebagai berikut:
  1. Manajemen DEPO Container khususnya Pengelolaan Empty Container yang akan digunakan oleh Shipper (Pabrik) memuat Barang Jadi (Finished Good) untuk di-ekspor ke negara tujuan itu pada kondisi normal 30 menit, dan kondisi saat ini 60 s/d 120 menit (lihat butir B di atas)
  2. Manajemen Stuffing Container di lokasi Shipper (Pabrik) pada butir D di atas, yakni: kondisi normal 120 menit, dan kondisi saat ini 120 s/d 240 menit
  3. Manajemen Pengelolaan Terminal Petikemas Pelabuhan pada butir F di atas, yakni: kondisi normal 60 menit dan kondisi saat ini 120 s/d 300 menit
Berapa % issue manajemen di atas memberi kontribusi output pada kerangka disain Sislognas sebagaimana pertanyaan Ibu tadi di atas mungkin hanya bisa dikomentari oleh mereka-mereka yang terlibat dalam tim Sislognas terkait.

Namun setelah diketahui dan ternyata atau katakanlah sekian % maka tindaklanjut berikutnya tidak berhenti pada indikator atau identifikasi problem tetapi terus berlanjut pada penyelesaian permasalahannya yang Master Plan-nya hanya dapat disusun oleh mereka-mereka yang ahli berpengalaman dalam nuansa dan budaya pelaku bisnis serta pengetahuan business process kepelabuhanan dan kepabeanan terkait.

Menyelesaikan ketiga issue manajemen di atas sehingga bisa dicapai suatu titik efisiensi yang berguna: Pertama, bagi Pelaku Bisnis Dunia Logistik dan: Kedua, bagi Operator Pelabuhan memerlukan strategi dan filosofi ketimbang political will; menurut hemat saya.

Di Indonesia, sudah ada yang namanya Tim NSW dan Struktur Organisasinya yang diawali sejak tahun 2000 dan dimulai dari embryo prakarsa di beberapa daerah pabean mulai dari Batam, Surabaya dan lain-lain. Selanjutnya, sudah ada Sislognas dan seterusnya dan berikutnya kita semua dengar ada MP3EI yang baru saja diresmikan dan seterusnya.

Ada yang dimulai dari titik kepabeanan dengan "hidden-agenda" pelan-pelan ingin merambat ke titik kepelabuhanan...
Ada yang dimulai dari titik kepelabuhanan dengan "hidden-agenda" pelan-pelan ingin merambat ke titik kepabeanan..
Ada yang dimulai dari titik top down to earth...dengan "political-will" dan sebagainya

Sekarang kita berada di penghujung tahun 2012 dan perjalanan plug and play ini telah berlangsung selama 12 tahun dan dipelopori sedemikian rupa dari titik acu sebagaimana dimaksud di atas,

Mungkin atau bisa saja saya salah yakni: Pemerintah sesuai dengan hakekatnya hanya boleh sebatas Regulator dan Fasilitator jangan melebihkan perannya dari situ. Selebihnya Eksekutornya adalah Pelaku Bisnis dengan berbagai Asosiasi yang ada.
Sekali lagi ini hanya pengamatan saya selama 12 tahun dan bisa saja pandangan saya ini salah.

Telah banyak Master Plan yang secara kebetulan ditunjukan kepada saya oleh beberapa orang tertentu secara "back-door", namun sampai saat ini kita semua menanti dan berharap kesemuanya ini harus berakhir.
Sekali lagi harus berakhir karena cukup lama 12 tahun.

Kiranya komentar saya dapat menggugah untuk dimulai atau dipicu dari sisi lain selain yang disebutkan di atas.

Rgds
Rudy Sangian
081352660049

2012/10/30 Ina Primiana <ina...@yahoo.co.id>
--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
 
 

Malkan

unread,
Oct 30, 2012, 10:59:48 PM10/30/12
to supplychai...@googlegroups.com
Pak Erwin, many thanks! Saya akan hadir pada pertemuan dimaksud.
Salam, malkan
Date: Wed, 31 Oct 2012 09:42:12 +0800 (SGT)
Subject: Bls: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

Ridwan

unread,
Oct 30, 2012, 11:44:25 PM10/30/12
to supplychai...@googlegroups.com
Saya hadir Pak Erwin. Thanks
 
Wassalam :
ridwan

From: Erwin Raza <rzerw...@yahoo.co.id>
To: "supplychai...@googlegroups.com" <supplychai...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, October 31, 2012 8:42 AM
Subject: Bls: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

harini agustina kamal

unread,
Oct 30, 2012, 11:23:06 PM10/30/12
to supplychai...@googlegroups.com
To Pak Erwin dan rekans sekalian

Dh,
Saya belum mengerti bener sih tentang ICT ini.. Cuma bolehkah saya ikut jadi penyimak?
Thanks.

Harini A

2012/10/31 Erwin Raza <rzerw...@yahoo.co.id>

Angga

unread,
Oct 31, 2012, 12:26:34 AM10/31/12
to supplychai...@googlegroups.com
Siap Bang ER...

Hanya saja kebetulan tgl. 5 Nov sd 11 Nov saya masih di Jepang, ada diskusi dgn Japan Maritime Bureau and Japan Coast Guard membahas tentang Pengembangan kapal RORO utk mendukung Short Sea (Coastal) Shipping di Indonesia.

Tetapi saya berharap masih bisa mengikuti perkembangan dan hasil2 diskusi dgn teman2 SCI... Qta perlu mendukung dan mengembangkan focus group discussion disisi praktisi lapangan, yang tentu saja akan sangat bermanfaat menjadi masukan utk pengembangan kebijakan kelancaran arus barang di Pelabuhan Utama di Indonesia.

Memang strategi pemerintah utk bisa menurunkan biaya logistik dari perspektif internasional (seperti LPI World Bank), maka qta (suka tidak suka... mau tidak mau...) harus membenahi pelabuhan2 ekspor / impor-nya. PR qta (pemangku kepentingan logistik Nasional) banyak sekali, tetapi qta perlu mengerjakan yg realistis yg paling bisa qta kerjakan dalam jangka pendek dan menengah. Pembenahan Seaport menjadi prioritas pemerintah seperti tertuang dlm MP3EI dan Sislognas.

Saya fikir pemecahan di Pelabuhan Utama Indonesia (Tg. Priok) memang perlu mengambil pendekatan Rantai Pasokan, perlu memahami pergerakan Kapal, Barang dan Dokumen, untuk Inbound mulai dari Kapal masuk ke kolam parkir (menunggu antrian, utk mendpt pelayanan), panduan masuk access channel menuju dermaga, pelayanan di dermaga, pengelolaan di CY, proses clearance karantina & BC, proses di Gate, lalu konektivitas antara TO dgn pemilik barang (consignee ataupun forwarder) dan Truck Company, dan juga operator Dry Port. Disetiap segmen kegiatan dipetakan para pihak yg terlibat. Lalu qta bisa mengusulkan perbaikan2 pd setiap segmen tsb. Begitu pula sebaliknya utk Outbound. Kemudian supaya usulan perbaikan tsb dpt dilaksanakan maka nanti perlu didesain dan diterbitkan kebijakan / peraturan pendukungnya.

Contoh sederhana tapi bisa membawa dampak efisiensi di Pelabuhan, misalnya.... Jika saja pengurusan pemberitahuan impor barang (PIB) bisa dilakukan segera setelah proses master B/L (inward manifest). Katakanlah Masterl B/L di approve oleh BC pada pagi hari (jam 10), lalu siangnya notice of arrival disampaikan oleh Shipping Lines kpd Notify to Address (Consignee), lalu sorenya Consignee bisa submit CusDec (PIB). Maka jika respon dari BC tidak ada PPB maka besok pagi atau siangnya Consignee sdh bisa pegang SPPB dan tinggal menunggu kapal sandar dan kargonya ditransfer oleh TO ke CY. Consignee (forwarder) sehari (ataupun pada hari yg sama) setelah kargo sdh di CY bisa langsung mengurus Tila / SP2 dan satu jam setelahnya bisa langsung mengambil kargo tsb dari CY. Kalo saja proses tsb bisa diterima pemangku kepentingan terkait, maka Pelabuhan Tg. Priok bisa menurunkan Dwelling Time secara signifikan. Tapi memang prosedur tsb hanya bisa dilakukan jika qta bisa merubah prosedur pabean eksisting dan didukung oleh ICT yang memadai. Bayangkan... memproses PIB sementara kapalnya belum sandar.... ! Itu terobosan luar biasa... semestinya secara teknis itu bisa dilakukan..... dan dukungan lainnya adalah penyediaan fasilitas pergudangan umum baik terbuka maupun tertutup di sekitar kawasan2 industri agar kargo yg telah memiliki SPPB dpt menyimpan sementara, supaya pemilik barang tidak menyimpannya di CY di pelabuhan (baik lini satu maupun lini dua...).

Seperti qta fahami, struktur biaya logistik nasional terhadap produk domestik bruto adalah sbb:
total national logistics cost = 26% dari PDB Nasional. dengan komposisi sbb:
kontribusi dari inventory carrying cost = 30%.
kontribusi dari transportation cost = 65%.
kontribusi dari administration cost = 5%.
tantangan bagi seluruh pemangku kepentingan utk secara bersama2 sesuai kontribusi dr bidang masing2 utk melakukan efisiensi / optimasi kegiatan logistik masing2. Thailand thn 2011, meng-claim national logistics cost mereka skitar 16%.

banyak sekali yang perlu qta benahi meliputi (dan tdk terbatas pd):
>>Pola arus barang nasional (by commodity), ini akan menentukan kebutuhan dan desain dari tiap simpul2 transportasi;
>>Infrastruktur logistik (seaport, airport, jalan arteri, jalan tol, pipa gas, pipa crude oil, pipa BBM, kawasan industri, logistics center / dry port, warehousing, pusat2 distribusi regional utk Bapokstra, dll.);
>>Kebijakan di sektor transportasi, pergudangan, investasi, dll.

Demikian untuk sementara pemikiran sederhana dari saya....


Salam penuh semangat utk Kejayaan Merah Putih... dari Bandung...
Angga.

Sent: Wednesday, 31 October 2012, 8:42
Subject: Bls: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

Erwin Raza

unread,
Oct 31, 2012, 12:58:27 AM10/31/12
to supplychai...@googlegroups.com
Silakan mbak Harini, dengan senang hati.
Salam
Erwin Raza
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: harini agustina kamal <harini.agu...@gmail.com>
Date: Wed, 31 Oct 2012 10:23:06 +0700
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

R. Budi Setiawan

unread,
Oct 31, 2012, 1:03:26 AM10/31/12
to supplychai...@googlegroups.com
Yth
P Erwin
 
Terima kasih atas undangannya, saya akan coba agendakan untuk bisa hadir & berkontribusi sekecil apapun
 
Jika boleh memberi saran pak, jika ada yang bisa memaparkan master plan pelabuhan itu sangat lebih baik
karena akan memperkaya bahan diskusi dan disesuaikan kondisi yang akan dipaparkan oleh P Rudy maupun
rekan-rekan lainnya
 
Terima kasih
Salam
RBS

2012/10/31 Erwin Raza <rzerw...@yahoo.co.id>

Akhmad Yunani

unread,
Oct 31, 2012, 1:21:55 AM10/31/12
to supplychai...@googlegroups.com
Rekans SCI ysh,
Permasalahan kereta api untuk moda transportasi barang memang "agak pelik" karena sangat sarat dengan kebijakan. Setahu saya kalau komitmen dari PT KAI sendiri untuk dukungan kelancaran arus barang cukup tinggi. Bagaimana kalau peran kereta api sebagai "pemungkin" kelancaran arus barang diangkat jadi topik di even SCI? 
salam
Yunan



Sent from my iPad

Trismawan Sanjaya

unread,
Oct 31, 2012, 1:49:59 AM10/31/12
to supplychai...@googlegroups.com
Yth : Bpk Erwin ,
Sebagai praktisi logistics , saya sangat tertarik dan ingin mengetahui lebih banyak tentang konsep Sislognas terutama mengenai ICT tools dan integrasi pelayanan ke-pelabuhan-an� . Bila diperkenankan untuk menjadi penyimak dalam dialog tersebut tentunya akan membuka pandangan saya untuk menerapkan pola logistics yang effisien dan effektif .

Salam Hormat
Trismawan Sanjaya
Business Division PT. Sumisho Global Logistics Indonesia

From: Erwin Raza <rzerw...@yahoo.co.id>
Date: Wed, 31 Oct 2012 09:42:12 +0800 (SGT)
Subject: Bls: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

Kepada Yth anggota milis SCI.
Bapak Rudy Sangian;
Bapak Gemilang Tarigan;
Bapak Achmad Malkan Lubis;
Bapak M. Iskandar;
Bapak Ridwan;
Bapak Hartono Gani;
Bapak R. Budi Setiawan;
Bapak Setijadi Adjhari;
Bapak Tata Djuarsa
Bapak Yusmar Anggadinata;

Menindak lanjuti usulan saya untuk diadakan pertemuan "brainstorming" dari diskusi milis ini, mengenai Upaya Menurunkan Biaya Logistik di Pelabuhan, khususnya terkait dengan Penerapan ICT Tools dalam integrasi pelayanan kepelabuhan, dengan ini kami mengundang Bapak-Bapak untuk pertemuan brainstroming dimaksud, pada:
Hari/Tanggal��� : Senin, 5 November 2012
Waktu��� ��� ��� �� : 13.00 WIB (didahului dengan makan siang)
Tempat� ����������� : Ruang Rapat Kemenko Perekonomian , Lantai I, Jl.Medan Merdeka Barat No.7 Jakarta Pusat
��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� (letaknya bersebelahan dengan Gedung Mahkamah Konstitusi/ex. GD.Menteri Penerangan).
Agar diskusi dapat berjalan efektif, diharapkan Bapak Rudy Alfred Sangian bersedia menyampaikan paparan ringkas mengenai penerapan ICT Tools dalam integrasi pelayanan kepelabuhanan. Disamping anggota milis SCI ini kami juga mengundang beberapa anggota tim Sislognas, dan Bappenas.
Menyusul undangan melalui milis ini, kami akan sampaikan surat undangan resmi ke masing-masing email Bapak-Bapak.

Catatan:
Agar tidak salah alamat: Gd. Kemenko Perekonomian di Jl. Medan Merdeka Barat No.7 Jakarta Pusat, adalah salah satu kantor Kemenko Perekonomian yang baru ditempati untuk KEN, KP3EI, dan Sekretariat Tim Pengembangan Sislognas.

Salam
Erwin Raza




Dari: Ina Primiana <ina...@yahoo.co.id>
Kepada: "supplychai...@googlegroups.com" <supplychai...@googlegroups.com>
Dikirim: Selasa, 30 Oktober 2012 17:52
Judul: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)

Dear teman- teman SCI,�

Menarik sekali sharing di SCI, karena merupakan para pelaku. Hanya yg jadi pertanyaan saya sejauh mana permasalahan yang ada sudah terjawab di Sislognas ya..Kira2 berapa persen dari permasalahan logistik sudah terjawab, sehingga memang betul biaya logistik bisa ditekan.

Salam
Ina Primiana

Sent from my iPad

On Oct 30, 2012, at 4:48 PM, "M. Iskandar" <iskand...@bdg.centrin.net.id> wrote:

Dear P� Tarigan
�
Iya Pak, ngenes saya lihat kondisi Dry port Gede Bage sekarang ini.
Saya pikir bukan Cuma masalah infrastruktur saja, saya curiga mindset pengambil kebijakan kalau bicara tentang Kereta Api
Yang dipikir KA itu identik dengan angkutan Penumpang bukan untuk angkutan barang. Seringkali saya lihat posting di milist ini dan di milist sebelah
Yang point nya biaya logistic di Indonesia ini mahal and semua teriak2 ingin menurunkan biaya logistic agar bisa bersaing dengan Negara lain.
Padahal ada moda transportasi massal dan murah tapi tidak dilirik. Saya ngebayangin seandainya ada regulasi dan perbaikan infrastruktur yang massive
Di Kereta Api, seperti misalnya KA itu jangan double track aja yang dipikirin tapi bisa double decker atau bila perlu untuk barang2 tertentu bisa triple decker �
Saya rasa arus �keluar masuk truck dari dan ke Jakarta akan sangat jauh berkurang dan bisa mengurangi kemacetan, penghematan BBM subsidi dan yang pasti
Akan menurunkan biaya logistic di Indonesia
�
Salam
Isk
�
Saya Quote Tanggapan dari Pak Angga di milist sebelah :
�
Berikut saya sampaikan statistik dari modal split di Pelabuhan di Eropah (Intermodal Yearbook, 2010):

Rotterdam ��� ��� : 11% by Rail vs 30% by Barge vs 59% by Road;

Zeebrugge���� ��� : 45% (rail) vs 1% (barge) vs 54% (road);
Le Havre��� �� ��� : 6% (rail) vs 7% (barge) vs 87% (road);
Southampton��� : 30% (rail) vs 0% (barge) vs 70% (road);
Marseilles��� ��� : 12% (rail) vs 6% (barge) vs 82% (road);
Hamburg��� ��� � : 30% (rail) vs 3% (barge) vs 67% (road);
Bremen��� ��� ��� : 53% (rail) vs 5% (barge) vs 42% (road).


Bandingkan dgn kinerja KA Barang di Pulau Jawa,
dari penelitian yg belum rampung (baru akhir tahun ini baru akan rampung...), Kereta Api Barang diperkirakan akan mengambil share skitar 0,05 % (nol koma nol lima persen) dari total angkutan (pergerakan barang) di Pulau Jawa !

Salam,
Angga.
"Wong cilik yg bermimpi Short Sea Shipping / Coastal Shipping dan Kereta Api Barang dpt menjadi backbone angkutan barang nasional... sehingga dpt mengurangi kepadatan / kemacetan di Jalan Raya...."

�
From: supplychai...@googlegroups.com [mailto:supplychai...@googlegroups.com] On Behalf Of gemilan...@yahoo.com
Sent: Tuesday, October 30, 2012 4:48 PM
To: supplychai...@googlegroups.com
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�
Dear P Iskandar,

Kalau dulu di gedebage bisa 4 rit, karena pakai 2 atau 3 trailer dengan 1 head truck. Kalau sekarang mungkin enggak ngerit lagi alias bubar.

Negeri ini memang sangat ironis, bangun dry port, alias pelabuhan kering, benar benar kering pak.

Mengapa? Karena memang tidak ada yang perduli.

Padahal system itu sudah dibangun dengan concept centerpoint. Semua fasilitas kepabeanan sudah online, tapi infrastruktrur memang gak pernah mendapat perhatian.

Kontainer tidak pernah bisa masuk sd pinggir dermaga dipelabuhan hanya di terminal pasoso berjarak kurang dari 1km , padahal rel nya sudah ada.

Akibatnya doble handle dan shipping company tdk mau mengakui container yang naik KA sbg BL on board karena memang belon on board , KA ahirnya kalah bersaing .

Ahirnya malang lah gede bage seeepi sesepi KA Parahiangan tinggal kenangan yang melegenda.

Demikian.
Powered by Telkomsel BlackBerry�

From: "M. Iskandar" <iskand...@bdg.centrin.net.id>
Date: Mon, 29 Oct 2012 16:27:41 +0800
Subject: RE: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�
Dear Pak Rudy,
�
Kalo diundang saya siap datang.
�
@ Pak Tarigan, Pada zaman Dryport Gede bage masih Normal, di bandung dalam 1 hari kerja 1 mobil bisa jalan 4 s/d 5 rit pak bukan Cuma 2 rit ..:)
�
Salam
isk
�
From: supplychai...@googlegroups.com [mailto:supplychai...@googlegroups.com] On Behalf Of Ridwan
Sent: Monday, October 29, 2012 3:32 PM
To: supplychai...@googlegroups.com
Cc: Rudy Sangian; secre...@ali.web.id; erh...@yahoo.com; rudyt...@yahoo.com; Tata.d...@bintangbaruraya.com; ac...@indognt.com; tnt....@yahoo.com; rick...@hotmail.com
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�
Dear Rudy,
�
Ok kelapa gading karena �saya disekitar tg priok ....�
�
Best Regards :
Ridwan

From: Rudy Sangian <rudys...@gmail.com>
To: supplychai...@googlegroups.com
Cc: Rudy Sangian <rudys...@yahoo.com>; "secre...@ali.web.id" <secre...@ali.web.id>; "erh...@yahoo.com" <erh...@yahoo.com>; "rudyt...@yahoo.com" <rudyt...@yahoo.com>; "Tata.d...@bintangbaruraya.com" <Tata.d...@bintangbaruraya.com>; "ac...@indognt.com" <ac...@indognt.com>; "tnt....@yahoo.com" <tnt....@yahoo.com>; "rick...@hotmail.com" <rick...@hotmail.com>
Sent: Monday, October 29, 2012 12:24 PM
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�
Enggak apa-apa Pak Nofrisel.

Kalo bole usul gimana masing-masing dari kita menyebutkan lokasi rutin keberadaannya.

Ambil contoh dari saya aja, yakni: saya rutin; selalu berada di area Kelapa Gading, lalu Jalan Yos Sudarso dan Tj. Priok most of the time, lalu bagaimana dengan yang lainnya. Maka dari situ akan ketauan titik lokasi terdekat dari masing-masing kita ini.
Kemudian, ditentukan misalnya 1 atau 2 jam kita just minum kopi sejenak di titik area dari masing-masing kita yang terdekat lalu janjian ketemuannya.
Nah, 1 atau 2 jam itu sangat berharga sambil dari kita masing-masing punya foot-note tentang how to make it happen.
As time goes by, there will be a lot of ideas from all of us.

Rgds
Rudy Sangian
2012/10/29 Nofrisel <nofr...@yahoo.com>
Thanks pak Rudy,
Utk bpk2 sekalian, benar juga nich pak Rudy, mesti di arrange dengan baik agar semua bisa hadir. Sorry banget, untuk minggu ini sy agk full krn sy ke luar kota sampai Jumat. Next week insya allah, tks
�
Salam.
Nofrisel


Sent from my iPad

On Oct 29, 2012, at 11:49 AM, Rudy Sangian <rudys...@yahoo.com> wrote:
Kalau dari saya hanya bertanya kapan, tanggal dan jamnya saja. Nanti disesuaikan dengan ketersediaan terhadap waktu masing-masing kita ini.
Kalau brainstorming saya punya tempat di Ruko daerah Kelapa Gading ya cukuplah untuk beberapa orang sebagai Tim Pengarah.
Kita tentukan saja siapa yang jadi arrangernya sehingga kesemuanya mengerucut untuk menuju terjadinya.
Rudy Sangian
081352660049
Sent from Yahoo! Mail on Android
�

From: Nofrisel <nofr...@yahoo.com>;
To: supplychai...@googlegroups.com <supplychai...@googlegroups.com>;
Cc: supplychai...@googlegroups.com <supplychai...@googlegroups.com>; ALI Secretariat <secre...@ali.web.id>; Rudy <erh...@yahoo.com>; Rudy Thehamihardja <rudyt...@yahoo.com>; Tata.d...@bintangbaruraya.com <Tata.d...@bintangbaruraya.com>; acil <ac...@indognt.com>; acil Acil <tnt....@yahoo.com>; ricky <rick...@hotmail.com>;
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
Sent: Mon, Oct 29, 2012 4:07:05 AM
Setuju pak Erwin,
Sekalian kita agendakan juga diskusi dengan pak Tommy cs dr SC Unpad soal Agro Logistics pak, tks
�
Salam,
Nofrisel


Sent from my iPad

On Oct 29, 2012, at 9:49 AM, Erwin Raza <rzerw...@yahoo.co.id> wrote:
Yth. P. Rudy, P. G.Tarigan,� P.Nofrisel ,P Budi, P Iskandar , Pak Ridwan, P.Gani, dan rekan2 milis
�
Saya menyimak diskusi bapak-bapak dalam milis ini, sangat menarik. Walaupun saya belum sepenuhnya mengerti, tapi saya� menangkap esensinya yaitu bagaimana cara dan upaya untuk menurunkan biaya logistik di pelabuhan. Saya kira,pemikiran-pemikiran yang cemerlang ini perlu disampaikan kepada pengambil kebijakan agar dapat direalisasikan.
Kebetulan saya adalah salah satu Anggota Sekretariat Tim Kerja Pengembangan Sistem Logistik Nasional di Kemenko Perekonomian. Jika bapak-bapak berkenan, saya mengusulkan untuk kita adakan pertemuan "brainstorming" dengan beberapa Tim Pengembangan Sislognas dan pejabat terkait lainnya. Dari pertemuan "brainstorming" tsb, saya berharap dapat terbangun perspektif yang sama, diantara pelaku, pakar, dan pemerintah. Dan dari pertemuan tsb diharapkan juga dapat diperoleh dan disampaikan masukan yang konkrit� kepada pengambil kebijakan� mengenai fokus dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan biaya logistik di pelabuhan (termasuk rencana kerja, output dan timelinenya).
Mohon usulan waktu yang sesuai bagi bapak-bapak.
Salam
Erwin Raza
�

Dari: Era Transindo <eratrans...@yahoo.com>
Kepada: "supplychai...@googlegroups.com" <supplychai...@googlegroups.com>
Cc: ALI Secretariat <secre...@ali.web.id>; Rudy <erh...@yahoo.com>; Rudy Thehamihardja <rudyt...@yahoo.com>; "Tata.d...@bintangbaruraya.com" <Tata.d...@bintangbaruraya.com>; acil <ac...@indognt.com>; acil Acil <tnt....@yahoo.com>; ricky <rick...@hotmail.com>
Dikirim: Minggu, 28 Oktober 2012 11:11
Judul: Re: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�
Dear all friends,
sangat benar ulasan2 ini utk kita pelajari, sangat ter abai kan, ter lupa kan, masa bodoh etc. hal hal ini yg jadi penyebab utama ambur adul nya
logistik Indo.
Penyebab utama RENDAH nya UTILISASI kend. ber arti INCOME KECIL sedangkan INVESTASI KEND. SANGAT MAHAL !!
pandai meng siasati hal ini maka masalah beres, tarif bisa turun 40% siapa yg JELI & MAMPU ?? mari duduk berdiskusi dgn gani .
hal ini tak berbeda dgn air minum terkenal, hanya 75 Km lokasi ambil dari Jakarta, bila jalan lancar bisa kita tempuh dlm waktu 2 jam p.p.,
dgn management mrk ( dlm hal transportasi / design kend. apa yg hrs dipakai ), yg menurut gani sangat kurang / sangat tak tahu, maka RAKYAT PEMBELI
hrs membeli dgn cost trspt yg mahal !! kenapa ? dari pintu masuk sampai keluar mrk menahan KENDARAAN sekitar 2 - 2,5 jam, kurun waktu tsb dgn design DEMOUNTABLE BODY (trailer & box ) yg baik & tepat maka hanya diperlukan waktu max. 10 menit saja !! design, copot / tinggal lalu ambil lagi yg telah ter isi kan, waktu tunggu sudah dpt penghematan 1 round trip lagi .
contoh2 dan kritik2 yg membangun dari gani dgn istilah ini kami namakan " MANAGEMENT WAKTU ", yg ter abai kan selama ini .
�
disamping itu SARANA banyak yg tak tepat, yg dipakai krn pengetahuan ttg sarana juga sangat MINIM, sarana yg ad
--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
�
�
�
�

li...@primaintitrans.co.id

unread,
Oct 31, 2012, 2:31:55 AM10/31/12
to supplychai...@googlegroups.com
Yth, Pak Erwin,
 
Sebelumnya ijinkan saya untuk memperkenalkan diri, saya Lili dari PT Prima Intitrans, sama seperti email teman2 yang lain, bolehkan saya ikut menyimak dan sebagai pendengar dipertemuan pertemuan ini ?
 
Hormat kami.
Lili Arumijati
 
----- Original Message -----
From: Erwin Raza
Sent: Wednesday, October 31, 2012 8:42 AM

Era Transindo

unread,
Nov 3, 2012, 3:24:31 AM11/3/12
to supplychai...@googlegroups.com, Tarigan Gemilang DPU Angsuspel, ina...@yahoo.com, iskand...@bdg.centrin.net.id

Bu Ina, pak Is, Pak Tarigan ,
masalah gede bage ini tak luput dari percaturan harga BBM dan adanya tol Bandung , kita tak boleh tak melihat hal ini , load and unload cont. juga cost , truk trailer ngak langsung muat begitu K.api tiba maka cost akan + lagi ,
(penumpukan ) .
terminal ini akan berjalan lagi bila BBM naik thn depan (rencana) bila ngak naik maka tetap mubasir investasinya !! disinilah letak kesalahan nasional !! bila kita meng acu pd economic rule maka kita lebih siap dlm persaingan dunia
atau sesama asean thn 2013 !!
interfensi tak semuanya baik , banyak jeleknya d.p. baiknya .
Energy sangat menentukan MODA  &  JARAK, percayalah, lebih baik kita siap di depan, subsidi ini tak meng untungkan kita semua, yg diuntungkan pengusaha KENDARAAN , akibat achir bagi negara bhw achirnya moda , design yg salah yg kita pakai terus, berapa kerugian negara ??? ngak ada seorangpun yg lihat/pikirin masalah ini !!
banyak contoh2 yg menarik yg hrs kita pelajari kebenaran2 ungkapan gani diatas , sering X gani lemparkan tapi ngak ada yg nangkap krn ngak nyampai knowledge nya
demikian sumbang saran dari gani ttg dry port gede bage .
wass gani

--
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages