Kelima butir di atas ini jika tidak diminati oleh instansi terkait; apakah itu Operator Pelabuhan, Pemda/ Propinsi DKI Jakarta, Perusahaan Truk, Freight Forwarder maka ini akan berdampak efek domino terhadap: YOR (Yard Occupancy Ratio) Lini I Pelabuhan, berdampak kepada BOR (Berth Occupancy Ratio) dan kemacetan yang luar biasa di Lini II dan ruas jalan menuju masuk dan keluar Tanjung Priok.
Untuk mendisplinkan kelima butir di atas maka memang tidak mudah tetapi harus dicoba, yakni: adanya Adapter Tools ICT yang dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan seperti: Agen Pelayaran, Freight Forwarder, Perusahaan Truk, Cargo Owner untuk melihat berbagai informasi mulai dari :
AKAR PERMASALAHANNYA
Saat ini perusahaan-perusahaan yang terkait dalam mata rantai siklus receiving and receving sebagaimana dijelaskan di atas itu berkoordinasi secara manual: handphone dan email.
Kemudian beberapa prosedur kepelabuhanan dan kepabeanan masih mengandalkan berkas kertas sehingga pengurusan dokumen dan verifikasi dokumen oleh petugas terkait menjadi panjang dan lama.
Setiap detik dan jam selama 1 hari berjalan setelah kapal ikat tali (bertambat) maka kalau bisa durasi waktu tersebut digunakan semaksimal mungkin sehingga terjadi efisiensi dan kenaikan produksi serta pendapatan.
Detik-detik yang berjalan dalam 1 hari selalu terkendala oleh karena ketidakakuratan dalam berkoordinasi, pengurusan dokumen kepelabuhanan dan dokumen kepabeanan sehingga truk canggih sekalipun atau truk reyot letoy apapun menjadi percuma datang ke Pelabuhan untuk mengambil container.
SOLUSI
YANG SUDAH DILAKUKAN TERHADAP KEBUTUHAN (SOLUSI)
Dari kondisi solusi teknologi yang sudah terpasang di atas, itupun berjalan sendiri-sendiri membentuk pulau arogansi.
Yang mengherankan saya; mereka masing-masing terminal tersebut dikejar harus efisiensi, dikejar untuk menaikkan produksi tetapi mengabaikan kolaborasi dan koordinasi untuk membentuk adapter elektronik truk receiving delivery.
Padahal efek domino alur truk receiving delivery tersebut justru menghambat tujuan mereka dalam efisiensi dan kenaikan produksi.
Dari kondisi ini saya tidak katakan bahwa siapa sesungguhnya yang harus dibenahi untuk mendapatkan rasio biaya logistik yang rendah.
Ide revitalisasi, master blue print logistik, NSW, ILCS, Microsoft PCS - SOGET semuanya bagus tetapi jika itu semua berjalan sendiri-sendiri; mempunyai ide sendiri-sendiri maka tolong please help - wew. Silahkan dijawab sampai kapan kita bisa menurunkan biaya logistik yang ada sekarang.
Pengembangan Kalibaru pelabuhan yang baru akan semakin menjadi-jadi dan secara common sense jika kesemua di atas ini berjalan dengan sistem dan ide-idenya sendiri maka kurun waktu pencapaian adanya progress penurunan biaya logistik sangat sulit.
Selama 10 tahun lebih sebagai implementator di Batam, saya lakukan ujicoba penerapan Aplikasi SIMOPEL di Pelabuhan Batu Ampar dan berhasil, dan ujicoba penerapan Aplikasi Checking SPPB dan NPE di Pelabuhan Sekupang itu juga berhasil, dan sekarang masuk Tanjung Priok sudah 3 tahun.
Saat ini saya sedang giat mengembangkan adapter elektronik agar Pengguna Jasa khususnya koordinasi Freight Forwarder dengan Perusahaan Truk dari sisi operasional mereka itu lancar dengan melengkapi info-info elektronik tambahan via adapater elektronik tersebut mengenai status container mereka di Terminal Container dan status tanggal dan jam yang sudah disetujui oleh Operator Pelabuhan mengenai rencana Receiving dan Delivery.
Demikian saya buatkan judul subject baru sehingga berbagai respon dapat digunakan oleh milis di sini untuk pengetahuan Business Process Kepelabuhan.Dear all,
Kembali pada Business Process Kepelabuhanan yang berkenaan dengan [Truk Kepelabuhanan], maka pada kesempatan ini saya akan menjelaskan permasalahan terhadap Kinerja Kerja Terminal Petikemas dengan DO yang diterbitkan oleh Shipping Agent serta keterkaitannya dengan Trucking Company yang dikoordinasikan oleh Freight Forwarder Company sebagai berikut:
<DO.jpg>
--
Pak Rudy,
Terima kasih atas ulasannya.
Pertanyaan yang agak menggelitik buat saya adalah di butir 6 s/d 8 mengenai expired DO. Selama ini
Saya tidak pernah berani ambil resiko kirim truck kepelabuhan jika DO dan tila penumpukan expired pada hari yang sama
Saya mengirim Truck ke pelabuhan.
Saya berandai2 jika saya, katakanlah mengirim truck ke pelabuhan utk memuat cont import dengan kondisi D/O dan Tila akan
expired pada hari pengiriman truck, Sebagai berikut :
- D/O dan Tila expired Tanggal 18 oktober 2012 s/d jam 24.00
- Truck saya kirim jam 18.00
Dikarenakan satu dan lain hal, truck yang sudah saya kirim dan masuk kedalam pelabuhan jam 18.00 tersebut sampai dengan jam 24.00
Oleh pihak pelabuhan tidak dimuat juga sampai dengan batas expired tersebut.
Pertanyaan saya :
1. Apakah pihak pelabuhan akan tetap memuat container import tersebut walaupun sudah melebihi jam 24.00
2. Apakah Pihak pelabuhan memliki SOP bahwa truck yang akan memuat import harus sudah termuat dalam jangka waktu
Sekian jam setelah truck gate in ??
3. Tanggung jawab apa yang diberikan oleh pihak pelabuhan jika sampai dengan batas expired tersebut container blm dimuat ?
Demikian saya sampaikan.
Salam
Iskandar
--
Itupun Pihak Terminal Operator akan berkoordinasi dengan Freight Forwarder dan Shipping Agent agar dicari jalan keluarnya sehubungan dengan kondisi dimaksud di atas.
Jika disepakati maka proses keluarnya container tersebut harus didukung dengan BA (Berita Acara) yang ditandatangani beberapa Pihak.
Yang menjadi fokus utama adalah kesiapan yang serempak antara Freight Forwarder dengan Shipping Agent terkait dengan tanggal dan jam DO masa berlakunya, kemudian dengan Perusahaan Truk yang berurusan dengan container yang akan diambil harus tepat waktu dan sebagainya.
Kondisi atau budaya para pelaku bisnis di dunia logistik pengiriman barang ini beragam, - ada yang mau On Time,- ada yang suka telat dan sebagainya.
Tools ICT yang saya sudah jelaskan pada email yang lalu adalah untuk menghindari adanya kegiatan serempak truk masuk pelabuhan pada tanggal dan jam yang sama.
Kemudian tools ICT yang dimaksud dapat memberikan kontribusi, mana-mana container yang sudah di-discharge oleh Terminal Petikemas dari Kapalnya itu dan ditempatkan di lokasi mana di Lahan Container berdasarkan Slot, Row, Tier sehingga mempercepat proses pengambilannya.
Tools ICT yang dimaksud juga memberikan kontribusi terhadap persiapan alat fasilitas pelabuhan setempat sehingga semuanya dapat berjalan sesuai dengan SOP Manajemen Petikemas.
Tetapi sekali lagi, tidak ada jaminan di zona koordinasi Pengguna Jasa, yakni: Freight Forwarder - Shipping Agent - Trucking Company mengenai apakah koordinasi mereka itu solid.
Karena apa ? Karena saat ini mereka masih menggunakan koordinasi manual melalui email, telepon genggam dsbnya.
Saat ini, fitur koordinasi untuk meng-solid-kan mereka sudah terpasang di Portal yang saya bangun untuk Terminal non-JICT dan non-KOJA serta non-MTI di Tj. Priok yakni: Terminal III (Ocean Going).
Itu saja Pak, terima kasih atas tanggapannya.
Wassalam
Rudy Sangian
081352660049
Dear Pak Rudy
Trims pak atas infonya.
Kebenaran tadi saya ada baca juga di milist sebelah bahwa Organda mengeluhkan mengenai lamanya jeda waktu
Truck di Tg priok untuk memuat container import antara gate in dan outnya bisa sampai 5 jam, kalau pengalaman saya
Seringnya bisa lebih dari 5 jam. Dibandingkan dengan tetangga sebelah in out nya bisa dibawah 1 jam, kesimpulannya adalah
Pelayanan pelabuhan di Tg priok bisa saya katakan masih jauh dibawah standard (ini saya pikir juga salah satu penyebab kemacetan di priok)
Terus terang saya masih bingung dengan masalah tanggung jawab pelabuhan sebagai penyedia jasa terhadap importir atas
Kepastian waktu penyerahan container sejak truck masuk kedalam pelabuhan sampai truck keluar. Pengabaian hak – hak konsumen
Karena tidak adanya kejelasan waktu ini oleh operator pelabuhan ini jelas merugikan.
Contoh, katakanlah DO tidak expired sedangkan Tila akan expired jam 24.00 Truck gate in sejak pukul 18.00 disebabkan satu dan lain hal
operator baru bisa memuat melebihi expired tila, otomatis pihak pelabuhan menuntut kami agar memperpanjang tila yang berarti timbul
biaya tambahan. Menurut saya yang salah pihak pelabuhan tapi korbannya pihak konsumen…Saya yakin kasus seperti ini sangat banyak terjadi
Mengenai budaya, kalo boleh saya sampaikan disini untuk pelabuhan Tanjung priok tentunya kami sebagai pemain ingin secepat mungkin
Jeda waktu antar in dan out nya.
Untuk Tools ICT yang Bapak sampaikan, apakah juga sudah mengukur mengenai berapa lama sih pelayanan yang diberikan antara waktu
Masuk dan waktu keluar dengan asumsi truck tersebut pada saat in dalam kondisi kosong ?
Sebelumnya mohon maaf kalau saya lebih cenderung menyoroti masalah ketidak mampuan pihak operator pelabuhan memberikan kepastian
Waktu layanan antara in dan out container import. Apakah manajemen Pelabuhan harus belajar dulu dengan manajemen PHD (Pizza Hut Delivery)
Manajemen PHD berani memberikan jaminan pesanan sampai dalam waktu 30 menit ,,,hehehe
Semoga Manajemen pelabuhan bisa men-declare jaminan 2 jam container bisa keluar sejak truck gate in J
Gambar ini berguna bagi Operator CC (Container Crane) untuk mengambil container yang dituju yang berada di dalam kapal dengan informasi lokasi Bay Row Tier-nya.
Selanjutnya akan dilakukan proses Placement di Container Yard dengan bantuan ICT Tools sebagai berikut:
Artinya semua container tertata rapih di Container Yard karena diatur oleh sistem dan mudah pengambilannya ketika supir truk memberikan informasi mengenai nomor container yang dituju.
Nah, tadi itu proses bongkar dan placement (penempatan container di Container Yard).
Selanjutnya adalah proses mengeluarkan container tersebut yang diawali dengan banyak hal, yaitu:
Form Electronic Request Delivery di atas ini dapat diisi oleh Pengguna Jasa dari kantornya masing-masing.
Pada isian data form di atas, yakni: yang ada tanda panah hijaunya yang mana Freight Forwarder harus mengisi tanggal mengenai kapan truknya akan masuk pelabuhan.
Lalu tanda panah hijau lainnya adalah mengenai Nomor Container yang akan dibawa oleh truk yang bersangkutan.
Jika nomor container tersebut belum dibongkar dari atas kapal dan belum ditempatkan di lahan penumpukannya, maka anda sebagai Freight Forwarder itu tidak akan memberi komando kepada supir truk untuk datang ke pelabuhan karena sudah diberi peringatan percuma datang karena :
Pak Rudy
Terima kasih atas pencerahannya.
Tampilan placement import yang Bpk sampaikan lebih menarik dibanding JICT, hanya saja untuk JICT tanggal dan jam penempatan
Container setelah turun dari vessel di CY bisa dilihat. Seperti yang pernah Bapak sampaikan bahwa ICT Tools yang Bapak kembangkan berdasarkan
Real time movement, hal ini saya sampaikan karena ada satu masalah yang bikin saya bingung mengenai kapan dimulainya perhitungan storage.
Apakah storage itu dihitung dimulai pada saat Kapal sandar atau pada saat placement on CY ? Tanggal container grounded on CY belum tentu sama dengan
Tanggal kapal sandar. By logic, seharusnya perhitungan Tanggal storage itu dimulai pada saat container menyentuh CY. Sampling yang saya ambil dari data saya
Ada container yang kapal sandar tanggal 16, container grounded tgl 17 tapi perhitungan storage dimulai sejak tanggal 16. Apakah ada dasar hukum yang
Menyatakan bahwa perhitungan storage itu dimulai dari tanggal kapal sandar ??
Kemudian mengenai real time pergerakan pengambilan container import dimana Organda mengeluhkan waktu rata2 yang diperlukan bisa sampai 5 Jam antara truk gate in dan gate out nya. Masalah lamanya waktu yang dibutuhkan tersebut selain di operator pelabuhan bisa juga ada kaitannya dengan BC. Saya melihat
Koordinasi antara BC dan operator pelabuhan masih kurang. Contoh, jika container import (sdh SPPB) terkena NHI (Nota Hasil Intelejen), kenapa pihak BC tidak mengkoordinasikan NHI tsb ke operator ? jadi pada saat PPJK hendak membayar Nota penumpukan secara otomatis langsung ditolak, faktanya kita baru tahu
Container terkena NHI pada saat posisi container sudah dipintu hendak keluar dan dicegat petugas BC, persentasenya saya yakin sangat kecil tapi sangat mengganggu. Kemudian masalah klasik yang sudah sangat sangat sering terjadi adalah, container yg sudah SPPB seringkali dicegat petugas BC pintu dengan alasan yang agak terlalu mengada2, contoh : Tanggal laden on board atau tanggal issue B/L tidak sama dengan data manifest atau jenis kemasan di DO/BL tidak sama dengan manifest kalau mau disebutkan satu persatu mungkin terlalu banyak ya disini, tapi point nya adalah apa gunanya SPPB kalau petugas pintu bisa main cegat seperti itu ? masalah langsung beres kalo petugas PPJK datang menghadap dan urusan “menyan” (menyan = makanan setan) beres..:D
Jadi disini harus ada juga parameter yang bisa mengukur antara tanggal dan jam truk masuk, container on truk dan truk keluar dari gate pelabuhan.
Salam
isk
2012/10/18 M. Iskandar <iskand...@bdg.centrin.net.id>
2012/10/18 M. Iskandar <iskand...@bdg.centrin.net.id>
- Container belum dibongkar,
- Container belum ditempatkan
- Bahkan container belum diterbitkan DO-nya oleh Shipping Agent terkait.
Setuju Pak Iskandar,
Pertanyaan Pak Iskandar mengenai ICT Tools yakni: Apakah bisa sistem bisa mengukur berapa lama truk berada di Lini I Pelabuhan melakukan kegiatan Lift On Delivery atau Lift Off Receiving maka sistem memiliki pencatatan tanggal truk masuk GATE dan tanggal keluar GATE. Kemudian sistem diperlengkapi dengan Laporan Performance GATE sehingga dapat diketahui rata-rata lama truk berada di Lini I Pelabuhan.
Keluhan ini memang sudah banyak Pak Iskandar saya dengar dari beberapa Pengguna Jasa lainnya.
Berikut adalah gambar flow bagaimana Perencanaan Bongkar itu diolah Operator Terminal Petikemas menjadikan posisi container mudah dilacak mengenai posisi keberadaannya.
<stevedoring_plan.jpg>
Sekali lagi saya berbicara, sistem ini diterapkan di Terminal Non-JICT, Non-KOJA dan Non-MTI yang dibuat oleh Deverloper/ Programmer Indonesia.
Delivery Container itu melalui beberapa fase perencanaan bongkar sebagaimana digambarkan pada beberapa butir kegiatan di atas, yaitu:
- Langkah pertama ini saya menamakan Stevedoring Plan yakni: informasi yang berkenaan dengan Voyage Kapal, Estimate Time Arrival dan Departure, Profil Kapal (GRT dan lain-lain) serta Profil Container yang dapat memberi gambaran isi muatan Kapal ada di Bay Row Tier mana.
- Profil Container ini dibuat oleh Tim saya hanya dengan menggunakan Microsoft Excel yang biasa digunakan oleh Pengguna Jasa lalu di-upload dari kantornya masing-masing ke sistem ICT Tools seperti layaknya Bapak melakukan upload foto di facebook. Jika Bapak familiar dengan Baplie Data maka sistem juga dapat membaca format data tersebut. Namun perlu diketahui bahwa terlalu banyak perusahaan kecil di Indonesia yang harus dibantu sehubungan dengan mereka hanya terbiasa menggunakan Microsoft Excel
- Setelah dilakukan proses upload maka tibalah saatnya hal itu menjadi STDV GRID yang akan menjadi dasar Perencanaan Bongkar Operator Petikemas
- Sistem akan mengeluarkan DISCH-LIST (Daftar Urut Bongkar sesuai profil penempatan container di Bay Row Tier Kapal) sebagaimana tertera pada gambar di bawah ini:
<brt_kapal.jpg>
Gambar ini berguna bagi Operator CC (Container Crane) untuk mengambil container yang dituju yang berada di dalam kapal dengan informasi lokasi Bay Row Tier-nya.
Selanjutnya akan dilakukan proses Placement di Container Yard dengan bantuan ICT Tools sebagai berikut:
<placement1.jpg>
Artinya semua container tertata rapih di Container Yard karena diatur oleh sistem dan mudah pengambilannya ketika supir truk memberikan informasi mengenai nomor container yang dituju.
Nah, tadi itu proses bongkar dan placement (penempatan container di Container Yard).
Selanjutnya adalah proses mengeluarkan container tersebut yang diawali dengan banyak hal, yaitu:
- Anda harus melakukan Request Delivery kepada Terminal Petikemas, lalu ternyata container tersebut belum dibongkar atau container tersebut belum di-placement seperti pada gambar di atas.
- Mengapa demikian ? Hal ini bisa terjadi karena Form Elektronik Request Delivery yang dibangun oleh si-pembuat software-nya tidak melakukan validasi checking secara otomatis apakah Nomor Container yang akan diangkut oleh truk anda itu masih berada di atas kapal atau sudah berada di lapangan container.
- Untuk ICT Tools saya ini maka saya jamin anda tidak akan dapat melakukan Request Delivery jika container tidak berada di lahan penumpukannya. Dengan demikian belum ada instruksi lanjutan agar truk boleh datang ke pelabuhan sehingga berlama-lama.
- Lihat form Request Delivery di bawah ini:
<req_delvr.jpg>
Logika pada alur di atas, jika butir 1 di atas tidak ada, yakni: checking NOMOR CONTAINER --> apakah statusnya sudah discharge atau placement maka alur sistem akan terus berlanjut ke butir 2,3, dan 4.
Artinya: SP2 bisa dicetak dan diberikan kepada truk dan masuk ke lini I lalu menunggu container tersebut sedang discharge atau sedang placement oleh Petugas Lapangan. Dan hal ini menjadikan truk tersebut itu "ngendon" beberapa jam di Lini I Pelabuhan.
Jika dikatakan bahwasannya ICT Tools saya belum bisa meng-efektif-kan Freight Forwarder dalam perencanaan truk dan checking yang telah diterima oleh Terminal Container sehingga hal itu menjadi tidak efisien maka saya bersedia men-demo-kan kepada siapa saja di milis ini dengan bukti-bukti data yang kongkrit dari operator pelabuhan termasuk saya peragakan sistem ini telah diperlengkapi dengan e-Payment dan e-Billing yang dapat dilihat oleh Freight Forwarder.
Saya juga bersedia memperagakan bahwasannya Laporan GATE Performance dapat membuktikan berapa lama rata-rata truk berada di Lini I Pelabuhan.
Sistem saya ini sudah saya katakan sebelumnya bahwa tidak dipasang di JICT, KOJA dan MTI tetapi di pelabuhan lainnya.
Saya jelaskan kembali bahwasannya vendor pembuat software untuk suatu Terminal Petikemas jika berasal dari luar negeri maka untuk merubahnya memerlukan biaya yang tinggi, sehingga bisa saja validasi checking yang seperti saya utarakan di atas itu diabaikan demi percepatan penerbitan SP2.
Demikian respon dari saya.
Rgds
Rudy Sangian
081352660049
--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
Kalau dari saya hanya bertanya kapan, tanggal dan jamnya saja. Nanti disesuaikan dengan ketersediaan terhadap waktu masing-masing kita ini. Rudy Sangian Sent from Yahoo! Mail on Android |
--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
Yth P Erwin
Usulan "Brainstorming" dari bapak cukup bagus dan mungkin agar bisa lebih fokus temanya adalah
"Bagaimana Cara dan Upaya Menurunkan Biaya Logistik di Pelabuhan"
Seperti yang bapak sampaikan. Alangkah baiknya pada pembahasan tersebut kita juga bisa fokus kepada :
1. Penyebab Biaya Logistik di Pelabuhan tinggi dilihat dari sisi proses maupun pelaksananya serta hal-hal lain yang dapat menjadi penyebabnya. Mungkin P Rudi (dari sisi Sistem/IT), P Gumilang (dari sisi Transportasi/biaya tinggi transportasi di pelabuhan), dan rekan lainnya bisa menyampaikan dari sisi yang berbeda yang menyebabkan biaya tinggi di pelabuhan dan dilengkapi dengan data-data yang kongkret.
2. Biaya-biaya Logistik di Pelabuhan yang bisa ditekan atau dikurangi dan langkah menguranginya (berdasarkan pada kesimpulan hasil brainstorming)
Demikian saya sampaikan sebagai usulan untuk acara brainstorming
Diharapkan dari hasil brainstorming kita dapat memperoleh suatu usulan langkah yang betul-betul bisa dilaksanakan atau diimplementasikan walaupun mungkin baru draft awal tetapi yang paling penting bukan sekedar wacana atau konsep saja.
Terima kasih
Salam
R. Budi Setiawan
Dear Pak Rudy,
Kalo diundang saya siap datang.
@ Pak Tarigan, Pada zaman Dryport Gede bage masih Normal, di bandung dalam 1 hari kerja 1 mobil bisa jalan 4 s/d 5 rit pak bukan Cuma 2 rit ..:)
Salam
isk
Dear P’ Tarigan
Iya Pak, ngenes saya lihat kondisi Dry port Gede Bage sekarang ini.
Saya pikir bukan Cuma masalah infrastruktur saja, saya curiga mindset pengambil kebijakan kalau bicara tentang Kereta Api
Yang dipikir KA itu identik dengan angkutan Penumpang bukan untuk angkutan barang. Seringkali saya lihat posting di milist ini dan di milist sebelah
Yang point nya biaya logistic di Indonesia ini mahal and semua teriak2 ingin menurunkan biaya logistic agar bisa bersaing dengan Negara lain.
Padahal ada moda transportasi massal dan murah tapi tidak dilirik. Saya ngebayangin seandainya ada regulasi dan perbaikan infrastruktur yang massive
Di Kereta Api, seperti misalnya KA itu jangan double track aja yang dipikirin tapi bisa double decker atau bila perlu untuk barang2 tertentu bisa triple decker
Saya rasa arus keluar masuk truck dari dan ke Jakarta akan sangat jauh berkurang dan bisa mengurangi kemacetan, penghematan BBM subsidi dan yang pasti
Akan menurunkan biaya logistic di Indonesia
Salam
Isk
Saya Quote Tanggapan dari Pak Angga di milist sebelah :
Berikut saya sampaikan statistik dari modal split di
Pelabuhan di Eropah (Intermodal Yearbook, 2010):
Rotterdam : 11% by Rail vs 30% by Barge
vs 59% by Road;
Zeebrugge : 45% (rail) vs 1% (barge)
vs 54% (road);
Le Havre : 6% (rail) vs 7%
(barge) vs 87% (road);
Southampton : 30% (rail) vs 0% (barge) vs 70% (road);
Marseilles : 12% (rail) vs 6% (barge) vs
82% (road);
Hamburg : 30% (rail) vs 3% (barge)
vs 67% (road);
Bremen : 53% (rail) vs
5% (barge) vs 42% (road).
Bandingkan dgn kinerja KA Barang di Pulau Jawa,
dari penelitian yg belum rampung (baru akhir tahun ini baru akan rampung...),
Kereta Api Barang diperkirakan akan mengambil share skitar 0,05 % (nol koma nol
lima persen) dari total angkutan (pergerakan barang) di Pulau Jawa !
Salam,
Angga.
"Wong cilik yg bermimpi Short Sea Shipping / Coastal Shipping dan Kereta
Api Barang dpt menjadi backbone angkutan barang nasional... sehingga dpt
mengurangi kepadatan / kemacetan di Jalan Raya...."
--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
From: Erwin Raza <rzerw...@yahoo.co.id>Sender: supplychai...@googlegroups.comDate: Wed, 31 Oct 2012 09:42:12 +0800 (SGT)ReplyTo: supplychai...@googlegroups.comSubject: Bls: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
Kepada Yth anggota milis SCI.
Bapak Rudy Sangian;
Bapak Gemilang Tarigan;
Bapak Achmad Malkan Lubis;
Bapak M. Iskandar;
Bapak Ridwan;
Bapak Hartono Gani;
Bapak R. Budi Setiawan;
Bapak Setijadi Adjhari;
Bapak Tata Djuarsa
Bapak Yusmar Anggadinata;
Menindak lanjuti usulan saya untuk diadakan pertemuan "brainstorming" dari diskusi milis ini, mengenai Upaya Menurunkan Biaya Logistik di Pelabuhan, khususnya terkait dengan Penerapan ICT Tools dalam integrasi pelayanan kepelabuhan, dengan ini kami mengundang Bapak-Bapak untuk pertemuan brainstroming dimaksud, pada:
Hari/Tanggal��� : Senin, 5 November 2012
Waktu��� ��� ��� �� : 13.00 WIB (didahului dengan makan siang)
Tempat� ����������� : Ruang Rapat Kemenko Perekonomian , Lantai I, Jl.Medan Merdeka Barat No.7 Jakarta Pusat
��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� (letaknya bersebelahan dengan Gedung Mahkamah Konstitusi/ex. GD.Menteri Penerangan).
Agar diskusi dapat berjalan efektif, diharapkan Bapak Rudy Alfred Sangian bersedia menyampaikan paparan ringkas mengenai penerapan ICT Tools dalam integrasi pelayanan kepelabuhanan. Disamping anggota milis SCI ini kami juga mengundang beberapa anggota tim Sislognas, dan Bappenas.
Menyusul undangan melalui milis ini, kami akan sampaikan surat undangan resmi ke masing-masing email Bapak-Bapak.
Catatan:
Agar tidak salah alamat: Gd. Kemenko Perekonomian di Jl. Medan Merdeka Barat No.7 Jakarta Pusat, adalah salah satu kantor Kemenko Perekonomian yang baru ditempati untuk KEN, KP3EI, dan Sekretariat Tim Pengembangan Sislognas.
Salam
Erwin Raza
Dari: Ina Primiana <ina...@yahoo.co.id>
Kepada: "supplychai...@googlegroups.com" <supplychai...@googlegroups.com>
Dikirim: Selasa, 30 Oktober 2012 17:52
Judul: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
Dear teman- teman SCI,�
Menarik sekali sharing di SCI, karena merupakan para pelaku. Hanya yg jadi pertanyaan saya sejauh mana permasalahan yang ada sudah terjawab di Sislognas ya..Kira2 berapa persen dari permasalahan logistik sudah terjawab, sehingga memang betul biaya logistik bisa ditekan.
SalamIna Primiana
Sent from my iPad
Dear P� Tarigan�
Iya Pak, ngenes saya lihat kondisi Dry port Gede Bage sekarang ini.Saya pikir bukan Cuma masalah infrastruktur saja, saya curiga mindset pengambil kebijakan kalau bicara tentang Kereta ApiYang dipikir KA itu identik dengan angkutan Penumpang bukan untuk angkutan barang. Seringkali saya lihat posting di milist ini dan di milist sebelahYang point nya biaya logistic di Indonesia ini mahal and semua teriak2 ingin menurunkan biaya logistic agar bisa bersaing dengan Negara lain.Padahal ada moda transportasi massal dan murah tapi tidak dilirik. Saya ngebayangin seandainya ada regulasi dan perbaikan infrastruktur yang massive
Di Kereta Api, seperti misalnya KA itu jangan double track aja yang dipikirin tapi bisa double decker atau bila perlu untuk barang2 tertentu bisa triple decker �Saya rasa arus �keluar masuk truck dari dan ke Jakarta akan sangat jauh berkurang dan bisa mengurangi kemacetan, penghematan BBM subsidi dan yang pasti
Akan menurunkan biaya logistic di Indonesia
�SalamIsk�
Saya Quote Tanggapan dari Pak Angga di milist sebelah :
�
Berikut saya sampaikan statistik dari modal split di Pelabuhan di Eropah (Intermodal Yearbook, 2010):
Rotterdam ��� ��� : 11% by Rail vs 30% by Barge vs 59% by Road;
Zeebrugge���� ��� : 45% (rail) vs 1% (barge) vs 54% (road);
Le Havre��� �� ��� : 6% (rail) vs 7% (barge) vs 87% (road);
Southampton��� : 30% (rail) vs 0% (barge) vs 70% (road);
Marseilles��� ��� : 12% (rail) vs 6% (barge) vs 82% (road);
Hamburg��� ��� � : 30% (rail) vs 3% (barge) vs 67% (road);
Bremen��� ��� ��� : 53% (rail) vs 5% (barge) vs 42% (road).
Bandingkan dgn kinerja KA Barang di Pulau Jawa,
dari penelitian yg belum rampung (baru akhir tahun ini baru akan rampung...), Kereta Api Barang diperkirakan akan mengambil share skitar 0,05 % (nol koma nol lima persen) dari total angkutan (pergerakan barang) di Pulau Jawa !
Salam,
Angga.
"Wong cilik yg bermimpi Short Sea Shipping / Coastal Shipping dan Kereta Api Barang dpt menjadi backbone angkutan barang nasional... sehingga dpt mengurangi kepadatan / kemacetan di Jalan Raya...."
�
From: supplychai...@googlegroups.com [mailto:supplychai...@googlegroups.com] On Behalf Of gemilan...@yahoo.com
Sent: Tuesday, October 30, 2012 4:48 PM
To: supplychai...@googlegroups.com
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�
Dear P Iskandar,
Kalau dulu di gedebage bisa 4 rit, karena pakai 2 atau 3 trailer dengan 1 head truck. Kalau sekarang mungkin enggak ngerit lagi alias bubar.
Negeri ini memang sangat ironis, bangun dry port, alias pelabuhan kering, benar benar kering pak.
Mengapa? Karena memang tidak ada yang perduli.
Padahal system itu sudah dibangun dengan concept centerpoint. Semua fasilitas kepabeanan sudah online, tapi infrastruktrur memang gak pernah mendapat perhatian.
Kontainer tidak pernah bisa masuk sd pinggir dermaga dipelabuhan hanya di terminal pasoso berjarak kurang dari 1km , padahal rel nya sudah ada.
Akibatnya doble handle dan shipping company tdk mau mengakui container yang naik KA sbg BL on board karena memang belon on board , KA ahirnya kalah bersaing .
Ahirnya malang lah gede bage seeepi sesepi KA Parahiangan tinggal kenangan yang melegenda.
Demikian.
Powered by Telkomsel BlackBerry�
From: "M. Iskandar" <iskand...@bdg.centrin.net.id>Sender: supplychai...@googlegroups.comDate: Mon, 29 Oct 2012 16:27:41 +0800ReplyTo: supplychai...@googlegroups.comSubject: RE: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�Dear Pak Rudy,�
Kalo diundang saya siap datang.
�
@ Pak Tarigan, Pada zaman Dryport Gede bage masih Normal, di bandung dalam 1 hari kerja 1 mobil bisa jalan 4 s/d 5 rit pak bukan Cuma 2 rit ..:)
�Salamisk�
From: supplychai...@googlegroups.com [mailto:supplychai...@googlegroups.com] On Behalf Of Ridwan
Sent: Monday, October 29, 2012 3:32 PM
To: supplychai...@googlegroups.com
Cc: Rudy Sangian; secre...@ali.web.id; erh...@yahoo.com; rudyt...@yahoo.com; Tata.d...@bintangbaruraya.com; ac...@indognt.com; tnt....@yahoo.com; rick...@hotmail.com
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�Dear Rudy,�Ok kelapa gading karena �saya disekitar tg priok ....��Best Regards :
Ridwan
From: Rudy Sangian <rudys...@gmail.com>
To: supplychai...@googlegroups.com
Cc: Rudy Sangian <rudys...@yahoo.com>; "secre...@ali.web.id" <secre...@ali.web.id>; "erh...@yahoo.com" <erh...@yahoo.com>; "rudyt...@yahoo.com" <rudyt...@yahoo.com>; "Tata.d...@bintangbaruraya.com" <Tata.d...@bintangbaruraya.com>; "ac...@indognt.com" <ac...@indognt.com>; "tnt....@yahoo.com" <tnt....@yahoo.com>; "rick...@hotmail.com" <rick...@hotmail.com>
Sent: Monday, October 29, 2012 12:24 PM
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�
Enggak apa-apa Pak Nofrisel.
Kalo bole usul gimana masing-masing dari kita menyebutkan lokasi rutin keberadaannya.
Ambil contoh dari saya aja, yakni: saya rutin; selalu berada di area Kelapa Gading, lalu Jalan Yos Sudarso dan Tj. Priok most of the time, lalu bagaimana dengan yang lainnya. Maka dari situ akan ketauan titik lokasi terdekat dari masing-masing kita ini.
Kemudian, ditentukan misalnya 1 atau 2 jam kita just minum kopi sejenak di titik area dari masing-masing kita yang terdekat lalu janjian ketemuannya.
Nah, 1 atau 2 jam itu sangat berharga sambil dari kita masing-masing punya foot-note tentang how to make it happen.
As time goes by, there will be a lot of ideas from all of us.
Rgds
Rudy Sangian
2012/10/29 Nofrisel <nofr...@yahoo.com>
Thanks pak Rudy,Utk bpk2 sekalian, benar juga nich pak Rudy, mesti di arrange dengan baik agar semua bisa hadir. Sorry banget, untuk minggu ini sy agk full krn sy ke luar kota sampai Jumat. Next week insya allah, tks
�
Salam.Nofrisel
Sent from my iPad
On Oct 29, 2012, at 11:49 AM, Rudy Sangian <rudys...@yahoo.com> wrote:
Kalau dari saya hanya bertanya kapan, tanggal dan jamnya saja. Nanti disesuaikan dengan ketersediaan terhadap waktu masing-masing kita ini.
Kalau brainstorming saya punya tempat di Ruko daerah Kelapa Gading ya cukuplah untuk beberapa orang sebagai Tim Pengarah.
Kita tentukan saja siapa yang jadi arrangernya sehingga kesemuanya mengerucut untuk menuju terjadinya.Rudy Sangian
081352660049Sent from Yahoo! Mail on Android
�
From: Nofrisel <nofr...@yahoo.com>;
To: supplychai...@googlegroups.com <supplychai...@googlegroups.com>;
Cc: supplychai...@googlegroups.com <supplychai...@googlegroups.com>; ALI Secretariat <secre...@ali.web.id>; Rudy <erh...@yahoo.com>; Rudy Thehamihardja <rudyt...@yahoo.com>; Tata.d...@bintangbaruraya.com <Tata.d...@bintangbaruraya.com>; acil <ac...@indognt.com>; acil Acil <tnt....@yahoo.com>; ricky <rick...@hotmail.com>;
Subject: Re: Bls: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
Sent: Mon, Oct 29, 2012 4:07:05 AM
Setuju pak Erwin,Sekalian kita agendakan juga diskusi dengan pak Tommy cs dr SC Unpad soal Agro Logistics pak, tks
�
Salam,Nofrisel
Sent from my iPad
On Oct 29, 2012, at 9:49 AM, Erwin Raza <rzerw...@yahoo.co.id> wrote:
Yth. P. Rudy, P. G.Tarigan,� P.Nofrisel ,P Budi, P Iskandar , Pak Ridwan, P.Gani, dan rekan2 milis�Saya menyimak diskusi bapak-bapak dalam milis ini, sangat menarik. Walaupun saya belum sepenuhnya mengerti, tapi saya� menangkap esensinya yaitu bagaimana cara dan upaya untuk menurunkan biaya logistik di pelabuhan. Saya kira,pemikiran-pemikiran yang cemerlang ini perlu disampaikan kepada pengambil kebijakan agar dapat direalisasikan.Kebetulan saya adalah salah satu Anggota Sekretariat Tim Kerja Pengembangan Sistem Logistik Nasional di Kemenko Perekonomian. Jika bapak-bapak berkenan, saya mengusulkan untuk kita adakan pertemuan "brainstorming" dengan beberapa Tim Pengembangan Sislognas dan pejabat terkait lainnya. Dari pertemuan "brainstorming" tsb, saya berharap dapat terbangun perspektif yang sama, diantara pelaku, pakar, dan pemerintah. Dan dari pertemuan tsb diharapkan juga dapat diperoleh dan disampaikan masukan yang konkrit� kepada pengambil kebijakan� mengenai fokus dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan biaya logistik di pelabuhan (termasuk rencana kerja, output dan timelinenya).
Mohon usulan waktu yang sesuai bagi bapak-bapak.SalamErwin Raza
�
Dari: Era Transindo <eratrans...@yahoo.com>
Kepada: "supplychai...@googlegroups.com" <supplychai...@googlegroups.com>
Cc: ALI Secretariat <secre...@ali.web.id>; Rudy <erh...@yahoo.com>; Rudy Thehamihardja <rudyt...@yahoo.com>; "Tata.d...@bintangbaruraya.com" <Tata.d...@bintangbaruraya.com>; acil <ac...@indognt.com>; acil Acil <tnt....@yahoo.com>; ricky <rick...@hotmail.com>
Dikirim: Minggu, 28 Oktober 2012 11:11
Judul: Re: [SCI] Re: [Truk Kepelabuhanan] kaitannya dengan Business Process Kapal, Petikemas dan Non-Petikemas (Barang)
�
Dear all friends,sangat benar ulasan2 ini utk kita pelajari, sangat ter abai kan, ter lupa kan, masa bodoh etc. hal hal ini yg jadi penyebab utama ambur adul nyalogistik Indo.Penyebab utama RENDAH nya UTILISASI kend. ber arti INCOME KECIL sedangkan INVESTASI KEND. SANGAT MAHAL !!pandai meng siasati hal ini maka masalah beres, tarif bisa turun 40% siapa yg JELI & MAMPU ?? mari duduk berdiskusi dgn gani .hal ini tak berbeda dgn air minum terkenal, hanya 75 Km lokasi ambil dari Jakarta, bila jalan lancar bisa kita tempuh dlm waktu 2 jam p.p.,dgn management mrk ( dlm hal transportasi / design kend. apa yg hrs dipakai ), yg menurut gani sangat kurang / sangat tak tahu, maka RAKYAT PEMBELIhrs membeli dgn cost trspt yg mahal !! kenapa ? dari pintu masuk sampai keluar mrk menahan KENDARAAN sekitar 2 - 2,5 jam, kurun waktu tsb dgn design DEMOUNTABLE BODY (trailer & box ) yg baik & tepat maka hanya diperlukan waktu max. 10 menit saja !! design, copot / tinggal lalu ambil lagi yg telah ter isi kan, waktu tunggu sudah dpt penghematan 1 round trip lagi .contoh2 dan kritik2 yg membangun dari gani dgn istilah ini kami namakan " MANAGEMENT WAKTU ", yg ter abai kan selama ini .
�
disamping itu SARANA banyak yg tak tepat, yg dipakai krn pengetahuan ttg sarana juga sangat MINIM, sarana yg ad
--
Mitra SCI:
PT Enseval Putera Megatrading, Tbk., PT Wira Logitama Saksama,
PT CEVA Logistics Indonesia, PT Sistim Solusindo International (Schaefer Indonesia), Logistics & Supply Chain Center - Widyatama University
---
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Supply Chain Indonesia" group.
To post to this group, send email to supplychai...@googlegroups.com.
To unsubscribe from this group, send email to supplychainindon...@googlegroups.com.
Visit this group at http://groups.google.com/group/supplychainindonesia?hl=en.
��
�
�
----- Original Message -----From: Erwin RazaSent: Wednesday, October 31, 2012 8:42 AM