assalaamu’alaikum wr. wb.
Ya, apa kabarnya Islam Liberal 101 yang sempat menghebohkan dunia
maya, terutama jagad twitter itu? Cetakan pertamanya konon hanya
bertahan sebentar saja, dan cetakan keduanya sudah dipesan orang jauh
sebelum selesai cetak. Mari ikuti wawancara dengan penulisnya.
Wawancara betulan atau imajiner? Does it matter???
*****
Jadi, bagaimana kabar Islam Liberal 101? Kabar baik, alhamdulillaah. Akhir Februari yang lalu baru saja rilis cetakan keduanya.
Kabarnya laku keras, nih? Alhamdulillaah, memang
jauh di luar perkiraan sebelumnya. Cetakan pertama (350 eks.) habis
dalam dua pekan, kurang lebih sama dengan waktu penulisannya. Cetakan
kedua dibuat lebih banyak, yaitu sebanyak 1.000 eks. Doakan semoga
cepat habis, ya!
Ada perbedaan antara cetakan pertama dan kedua? Revisi
isinya sih tidak. Hanya saja kami berusaha mengevaluasi
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada cetakan pertama dan berusaha
mengoreksinya di cetakan kedua. Kualitas cetakan insya Allah lebih
baik. Kami juga menambahkan pembatas buku sebagai bonus dan yang
memesan secara online juga semuanya mendapatkan tanda tangan asli
penulis. Perubahan isi hanya pada Kata Pengantar, yang pada cetakan
pertama diberikan oleh ust. Ahmad Sarwat, kini diberikan oleh ust.
Hamid Fahmy Zarkasyi. Di belakang, ada juga perubahan endorsement.
Ada apa di balik perubahan Kata Pengantar dan endorsement itu? Pertanyaannya
kok kayak liputan berita politik aja, ha.. ha.. ha.. Tidak ada
apa-apa, hanya saja memang sejak awal kami bertekad memberikan sesuatu
yang berbeda pada setiap cetakan. Jadi setiap cetak ulang akan selalu
ada yang berganti. Pergantian Kata Pengantar memberikan kita
kesempatan untuk melihat komentar-komentar dari tokoh-tokoh yang
berbeda terhadap buku Islam Liberal 101, dan juga terhadap isu Islam
liberal secara umum. Kalau di cetakan pertama kita sudah lihat
pandangan ust. Ahmad Sarwat, nah sekarang giliran ust. Hamid Fahmy
Zarkasyi yang menyuarakan pendapatnya. Demikian juga endorsement,
alhamdulillaah ada tambahan dari ust. Suhairy Ilyas dari Komisi Fatwa
MUI Pusat. Pendeknya, kami berusaha melibatkan sebanyak mungkin tokoh
umat dalam isu yang kami bawa ini.
Masih ada perubahan lainnya? Ada. Sekarang di bagian Tentang Penulis ada foto penulisnya, hehehe...
Kenapa isinya tidak direvisi? Kami akan merevisi
isinya jika memang ada kesalahan yang cukup fatal. Penambahan materi
sepertinya akan dihindari, karena Islam Liberal 101, sesuai dengan
pembubuhan kode “101” itu, memang dimaksudkan sebagai ‘kuliah dasar’.
Kalau materinya diperdalam, nanti nggak “101” lagi namanya, mungkin
“102” atau “201”. Sejauh ini, materi yang diberikan dalam Islam
Liberal 101 kami anggap cukup sebagai kuliah dasar. Bagaimana pun,
kami sangat berterima kasih jika ada yang memberikan feedback sebagai
bahan pertimbangan kami untuk cetakan-cetakan berikutnya.
Menurut Anda, mengapa Islam Liberal 101 begitu diminati orang? Mungkin
karena cara penuturannya yang sedikit ‘berbeda’. Kebanyakan buku
tentang Islam liberal memang terkesan berat dan njelimet, karena mau
tidak mau bahasannya harus sedikit filosofis. Buku ini memang berusaha
menjelaskan masalah-masalah tersebut sedapat mungkin dengan bahasa yang
mudah dicerna.
Jadi sebenarnya tidak ada hal baru yang ditawarkan? Tentu
saja ada. Pertama, buku ini memaparkan bahwa ghazwul fikriy,
metode-metode yang digunakan di dalamnya, dan orang-orang munafiq yang
merongrong umat Islam, semuanya itu sudah dijelaskan di dalam
Al-Qur’an. Jika mengikuti penjelasan di buku ini, insya Allah kita
akan semakin meyakini kebenaran Al-Qur’an, karena semuanya sudah
dijelaskan secara tuntas. Kedua, buku ini mengkompilasi modus operandi
dan retorika-retorika yang biasa digunakan oleh kalangan liberalis,
dari yang golongan elitnya sampai ke akar rumputnya. Modus operandi
ini barangkali yang akan membuat kelompok liberalis marah, karena
cara-cara kotor mereka diungkap di sini. Teman-teman di Twitter
sekarang sudah banyak yang memberikan perlawanan terhadap Islam
liberal, karena mereka sudah tahu cara kerjanya.
Sudah ada reaksi dari kalangan liberalis? Alhamdulillaah,
sudah ada. Sayang belum ada perlawanan yang bisa saya kategorikan
‘intelek’ atau ‘akademis’. Kalau dibilang suka memfitnah orang, itu
sih sudah biasa. Biarpun kita sodorkan begitu banyak bukti, tetap saja
akan dibilang memfitnah. Lucunya, mereka pun tidak bisa membuktikan
bahwa apa yang kita katakan itu fitnah. Yang paling blunder adalah
seseorang dengan ID @wilsonsitorus di Twitter pernah mengatakan bahwa
buku Islam Liberal 101 tidak ada footnote-nya sama sekali, dan hanya
berjarak sesenti saja dari sampah. Silakan saja kalau mau dibilang
sampah, karena itu opini. Tapi ada atau tidaknya footnote adalah
sebuah fakta yang terukur. Sudah ratusan orang membaca buku itu, jadi
saya punya ratusan saksi yang bisa membenarkan bahwa buku itu
dilengkapi dengan banyak footnote. Dengan kata lain, meskipun niatnya
menjelek-jelekkan, toh akhirnya malah kejelekan diri sendiri yang
terungkap. Kasihan.
Sama sekali tidak ada sanggahan yang intelek? Belum
ada dan kelihatannya tidak akan ada, sebelum mereka memutuskan untuk
membeli bukunya. Atau meminjam dari teman. Atau ada yang membelikan.
Tapi masak sih kucuran dana dari luar negeri yang cukup untuk beli BB
dan iPad itu nggak bisa mereka gunakan untuk membeli sebuah buku?
Sudah ada liputan dari media? Sudah ada 1 media
online yang mewawancara saya, yaitu situs Islamedia. Pondok Pesantren
Sidogiri juga telah memuat wawancara saya dan resensi buku Islam
Liberal 101 di Buletin Sidogiri edisi Februari 2011. Ada dua buah
majalah lagi yang insya Allah dalam waktu dekat akan memuat wawancara
juga, dan salah satu Radio Islam paling terkemuka juga sudah
dijadwalkan untuk meresensinya. Alhamdulillaah, ini berkat dukungan
yang kuat dari semua pihak.
Apakah Islam Liberal 101 juga akan hadir di perhelatan
Islamic Book Fair (IBF) yang akan diadakan di Senayan, 4-13 Maret
mendatang? Insya Allah, silakan mampir ke stand Media
Dakwah di Madinah 67-68 dan Mina Utara 85-86. Buku Islam Liberal 101
akan dijual di sana, tentunya dengan harga diskon, minus tanda tangan
penulisnya. Tapi kalau ketemu saya di IBF, boleh saja minta tanda
tangan hehehe...
Kabarnya didaftarkan juga sebagai kandidat IBF Award 2011? Iya
memang, karena semua buku kan boleh saja didaftarkan untuk IBF Award
2011. Yang penting daftar dulu, kalau nggak menang ya nggak apa-apa.
Tapi kalau menang? Pantang ditolak!
Sudah cetakan kedua, sudah ratusan kopi terjual, tapi masih
banyak yang bertanya-tanya: bagaimana cara mendapatkan buku Islam
Liberal 101? Untuk pemesanan, tinggal kirimkan e-mail ke malami.b...@gmail.com,
cantumkan nama lengkap, alamat lengkap dan no. telp/HP. Setelah itu
akan ada e-mail balasan yang menjelaskan harga buku, ongkos kirim dan
cara pembayarannya. Alternatifnya, bisa didapatkan di Toko Buku Media
Dakwah, di Komplek Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII), Jl. Kramat
Raya No. 45, Jakarta.
Kenapa tidak beredar di toko-toko buku yang besar-besar dan tersebar luas? Mulai
cetakan kedua ini kami berusaha untuk mendistribusikannya ke toko-toko
buku. Hanya saja, kami bersikeras ingin mendistribusikannya hanya
kepada toko-toko buku yang secara spesifik menjual buku-buku Islam.
Untuk sementara baru ada di Toko Buku Media Dakwah, insya Allah dalam
waktu dekat akan hadir juga di Bogor dan Bandung. Mohon doanya, ya!
wassalaamu’alaikum wr. wb.
Berbagi berita untuk semua
|