Dear all,
1.
Sebenarnya, bukan tujuan DS untuk memperkatakan soal
"agama", yg. merupakan pilihan & kepercayaan secara mut-
lak seorang individu. Apalagi di T-net secara tertulis alias ter-
surat dinyatakan sebagai suatu larangan untuk membicara-
kannya. Ya, akibatnya, tulisan DS, dianggap bersifat "sara",
tanpa merenungkannya tentang apa yg. tersirat dlm. tulisan
DS. Terutama tentang tujuan "penerusan" tentang apa yg.
tertulis di GLORA45-net, yg. dianggap sebagai loper koran
alias "cross posting".
Pokoknya, sara dan cross posting ! Bohwat, deh !
2.
Kata "melebihi" memang lebih tepat dikatakan "lebih sedikit
penyimpangannya". Terimakasih, bung DK !
3.
Ya, kalau memang percaya dan yakin akan perwahyuan yg.
bersifat "ke-Tuhan-an yg. mutlak". Dan karenanya dianggap
sebagai yg.serba "Maha" itu, maka "agama" itu dari sononya
memang sudah "sempurna". Sehingga, bagi para penganut
agama tersebut segala sesuatu yg. diajarkan dlm. kitab suci
merupakan suatu "condition sine quanon".
Namun, orang lupa bhw. kitab suci itu pun hasil "tulisan ma-
nusia". Sehingga tak terlepas dari pengaruh kepentingan /
politik apa pun, dan karenanya atas dasar "akal-budi dan ke-
hendak bebas" yg. melengkapi manusia ciptaan YME itu, ma-
ka "logika manusiawi" lalu mengadakan suatu penilaian atas
ayat-ayat tertentu dlm. kitab suci tersebut. Seperti halnya
dng. apa yg. dikatakan oleh bung DK tentang Musa, bahwa
manusia karena "ego"/ ke-"aku"-annya telah salah menafsir-
kan bahwa dirinya seakan-akan sebagai Tuhan.
Akibatnya, karena kemanusiaannya itu maka dikatakan "re-
latif" alias tak mutlak lagi !
4.
Ya, begitulah pikiran manusiawi yg. filosofis atas dasar aka-
budi dan kehendak bebas yg. nota bene berasal dari Tuhan,
dan karenanya seyogianya bersifat religius pula !?
Bagaimana opini Anda ?
5.
Last but not least,DS sendiri penganut agama Kristen aliran
Katolik.
Salam opini,
DS