Jurnal Ulkus Pepticum.pdfl

2 views
Skip to first unread message

Dorian Plane

unread,
Dec 7, 2023, 8:16:05 AM12/7/23
to ShareJS

Ulkus peptikum adalah kerusakan pada lapisan mukosa, submukosa sampai lapisan otot
saluran cerna yang disebabkan oleh aktivitas pepsin dan asam lambung yang berlebihan.
Ulkus peptikum dapat bersifat primer (akut dan kronis) atau sekunder akibat adanya
penyakit lain. Tujuan utama pengobatan ulkus peptikum adalah untuk mengurangi rasa
sakit, mempercepat penyembuhan ulkus dan mencegah terjadinya residif ataupun
komplikasi. Antagonis reseptor H2 berperan dalam mengurangi sekresi asam lambung
dengan menghambat pengikatan histamin secara selektif pada reseptor H2 dan
menurunkan kadar cyclic-AMP dalam darah. Antagonis reseptor H2 yang paling banyak
digunakan pada kelompok anak sebagai pengobatan standar terhadap ulkus peptikum
adalah simetidin dan ranitidin. Simetidin dan ranitidin efektif untuk menghilangkan
gejala nyeri pada episode akut dan mempercepat penyembuhan ulkus dengan toksisitas
relatif ringan. Pada kasus ulkus peptikum kronik yang disertai infeksi oleh Helicobacter
pylori, diperlukan pemberian antibiotik amoksisilin dan atau metronidazol.

Latar Belakang. Perforasi ulkus peptikum merupakan kondisi emergensi di seluruh dunia, dengan tingkat mortalitas sampai dengan 30%. Penilaian kadar laktat dan albumin dalam darah diharapkan dapat menjadi suatu perangkat penilai untuk memperkirakan tingkat mortalitas dan morbiditas pasien perforasi ulkus peptikum.3,5

Jurnal Ulkus Pepticum.pdfl


Download File https://shurll.com/2wIU6t



Penggunaan Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID) jangka panjang tanpa pengawasan dapat menyebabkan kerusakan pada sistem Gastrointestinal akibat difusi balik dari asam klorida yang dapat menyebabkan kerusakan sistem didalam tubuh. NSAID dibedakan menjadi dua golongan yaitu Selektif dan Non Selektif. Sistem Gastrointestinal merupakan peran penting yang ada didalam tubuh manusia terutama dalam proses saluran cerna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek samping pada sistem gastrointestinal dalam perbandingan pemberian obat NSAID. Penelitian ini merupakan studi literatur menggunakan berbagai database. Hasil diperoleh 10 Jurnal terindeks sinta, google scholar, pubmed, sciencedirect, dan research gate. Hasil penelitian menjelaskan golongan ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin yang dapat meredakan rasa nyeri, tetapi juga menghambat COX2 yang berperan dalam sekresi mukus pada lambung. Umum nya menyebabkan pengikisan lapisan dinding lambung sehingga terjadi ulkus dan perdarahan gastrointestinal. Golongan NSAID yang digunakan antara lain Salisilat (Apirin), Coxib (Celecoxib dan Refocoxib), Asetat Heteroaryl Acid (Diklofenak), Arylpropionat Acid (Ibuprofen, Naproxen) dan Enolat Acid (Piroxicam, Meloxicam). Dampak penggunaan NSAID terhadap gastrointestinal meliputi perdarahan gastrointestinal, kerusakan usus kecil, kerusakan gastrointestinal atas, ulkus gastrointestinal, tukak gastroduodenal asimtotik, gastropati dan kerusakan mukosa lambung. Kesimpulannya penggunaan jenis NSAID harus dipertimbangkan sesuai dengan kondisi pasien, agar efek penggunaan dapat diminimalisir.

Daun asam jawa (Tamarindus indica L.) merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat. Kandungan senyawa kimia yang terkandung salah satunya Kuersetin. Kuersetin merupakan senyawa flavonoid yang dapat digunakan sebagai anti inflamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aktivitas Kuersetin dari daun asam jawa sebagai anti inflamasi terhadap protein COX-1 dan COX-2 secara in silico. Ekstrak daun asam jawa diperoleh dengan maserasi bertingkat menggunakan heksan dan etanol. Kadar Kuersetinnya dihitung secara spektrofotometri UVVis. Konfirmasi aktivitas antiinflamasi dilakukan secara in silico. Protein yang digunakan adalah 6COX, 3PGH, dan 1EQH. Kuersetin sebagai senyawa aktif sedangkan Aspirin digunakan sebagai zat pembanding. Preparasi ligan Kuersetin menggunakan MarvinSketch kemudian preparasi protein target 6COX, 1EQH, dan 3PGH menggunakan YASARA. Selanjutnya melakukan molecular docking menggunakan program PLANTS. Parameter evaluasi validasi dapat dilihat dari nilai Root Mean Square Deviation (RMSD), dimana nilai RMSD yang diterima adalah kurang dari 2Å. Kadar Kuersetin yang diperoleh dalam ekstrak dalam daun asam jawa sebesar 31,26 mg/g. Hasil docking menunjukkan bahwa Kuersetin mampu berinteraksi dengan 1EQH, 3PGH, dan 6COX dimana skor dockingnya masing-masing adalah -77,6195; -75,1344; dan -82,2454, sedangkan hasil docking Aspirin masing-masing adalah -69,8784; -75,2421; dan - 72,0884. Kuersetin memiliki potensi sebagai anti inflamasi yang lebih baik dibandingkan dengan Aspirin namun memiliki resiko lebih tinggi menyebabkan ulkus lambung dibanding Aspirin.

eebf2c3492
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages