Breatharian atau Inedia, 5, Victor Truviano dari Argentina.
Catatan:
Berikut ini kita membahas lagi tentang kemungkinan melakukan “breatharian” atau “inedia”, atau hidup tanpa mengkonsumsi makanan dan tanpa minuman. Tapi perlu diingat bahwa semua yang akan kita bicarakan ini bukanlah “petunjuk” untuk melakukan “breatharian’, juga bukan saran bahwa ‘breatharian’ adalah cara ‘diet’ yang baik untuk kita. Semua ini sekedar pengetahuan bahwa hidup ini tidak tergantung pada protein, lemak dan karbohidrat yang begitu banyak, bahwa kita tidak perlu mendapatkan itu semua untuk hidup atau kita tidak harus mendapatkannya (protein, lemak dan karbohidrat itu) dari makanan dan minuman yang berbentuk cair dan padat.
Kalau Anda juga ingin melakukannya, jangan lakukan sendiri, carilah guru yang baik dan berpengalaman yang dapat memandu Anda, karena tanpa panduan yang baik, gaya hidup ini juga dapat berakibat fatal.
Sekitar lima tahun yang lalu Supreme Master Television, sebuah siaran televisi internasional yang disebarkan ke seluruh penjuru dunia, menayangkan tentang beberapa tokoh breatharian. Salah satu tokoh yang dibicarakannya adalah Victor Truviano, seorang vegetarian dari Argentina1). Dia adalah orang Italia yang lahir di pantai Buenos Aires, Argentina.
1) wawancara dengan Victor Truviano tersebut bisa diunduh mellaui:
https://www.youtube.com/watch?v=DrX4TjlcfTk
Menjelang perayaan hari Nyepi tahun ini, atas prakarsa Bapak Merta Ada, pengelola Meditasi Kesehatan Bali Usada, Victor Truviano diundang untuk memberikan seminar di Bali TV. Victor Truviano juga diundang Pak Merta Ada untuk menikmati hari Nyepi di Bali.
Sebagai pengantar dalam seminar sore itu, Pak Merta Ada menceritakan tentang pengamatan beliau pada salah satu pasiennya. Pasien itu seorang wanita. Badannya gemuk sekalipun makannya sangat sedikit. Setelah dianalisa, Pak Merta melihat bahwa hirupan nafasnya 8 kali lebih banyak ketimbang yang dibuangnya. Apakah ini yang membuatnya menjadi gemuk? Bagaimana bisa?
Pak Merta Ada juga menambahkan bahwa di Bali juga sudah banyak yang melakukan breatharian. Ada yang sebulan, 39 hari, ada yang beberapa hari, tapi belum ada yang bertahun-tahun seperti Victor. Mereka tidak hanya sekali melakukannya dan melakukannya dengan berbagai tujuan masing-masing.
Bagaimana dengan Victor Truviano? Mengapa dia melakukan breatharian dan sudah 7 tahun melakukannya?
Victor bercerita bahwa sejak berusia antara 5 – 7 tahun, dia sudah sering melakukan latihan prana.
(prana=pernafasan? Catatan: bukankah kita juga sering bernafas? Mengapa harus berlatih?).
Victor dibesarkan oleh keluarga besar pemusik. Sudah sejak 300 tahunan musik menjadi budaya keluarganya turun menurun Musik adalah darah dagingnya. Dia tak pernah mengenal cerita lain kecuali musik, pemusik dan hal-hal lain yang berkenaan dengan musik. Nama-nama yang dikenal hanyalah seperti Mozart dan Sebastian Bach saja.
“Mungkin, saya adalah yang terakhir menjadi pemusik, karena tidak saya turunkan lagi!”, kata Victor.
Hal yang penting dalam keluarga saya hanyalah seni dan bagaimana menginterpretasikan seni dan musik klasik saja. Pada usia 7 tahun dia sudah melakukan konser tunggal. Biola adalah sahabat karibnya.
Dia tak kenal dengan Babaji, India, meditasi, prana dst.
Tapi sejak usia kecil, antara 5 hingga 7 tahun itu pula dia sering mengalami suatu transmisi yang tak diketahuinya apa itu sebenarnya. Dia juga melihat suatu makhluk yang selalu berada di dekatnya.
Sejak berusia 4 tahun, dia selalu takut untuk pergi tidur karena makhluk itu selalu muncul begitu dia akan memejamkan mata. Pada usia itu Victor sudah melakukan keadaan pranik (tanpa makan dan tanpa minum) selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Awalnya dia selalu dikelilingi oleh dokter, ilmuwan, psikolog dan berbagai terapis yang lain.
Kurang lebih 10 tahun yang lalu, dia melihat sebuah buku biografi seorang yogi yang bernama Yogananda. Anehnya, dari buku itu, yang membuatnya tertarik hanya sebuah foto, yaitu foto seorang yogi yang bernama Babaji. Ternyata Babaji adalah sesuatu yang selalu dilihatnya sejak kecil, yang berada di dalam ruangannya dan yang sekarang, katanya, juga berada di ruangan seminar itu.
Dari situ, dia mulai merasakan alam semesta dengan lebih baik.
Akibat tekanan pekerjaan, stres, kekawatiran dan konser, sekitar 9 tahun yang lalu dia pergi ke sebuah hutan di Argentina. Selama setahun Victor berada di hutan.
Victor merasa sangat bahagia berada di dalam hutan tetapi dia tak bisa menceritakannya karena dia tak mengerti apakah kebahagiaan itu sebenarnya.
Di hutan dia hanya makan buah yang ada saja, dan apa saja yang mungkin dimakan.
Setelah itu, setelah tidak dihutan, dia merasa buah-buah itu terasa berat dan dia lalu hanya minum cairan saja. Semuanya dijus atau diblender terlebih dahulu. Dia melakukannya selama setahun.
Ketika dia sendiri, Victor bisa mendengar suara tubuhnya.
Tapi lama kelamaan, jus buah pun terasa terlalu berat dan terlalu manis, Victor lalu hanya minum jus sayuran saja. Itu dilakukannya selama 2 bulan, tapi itupun terasa “terlalu banyak gas di dalamnya” dan dia lalu berhenti minum jus sayuran dan lalu minum teh.
Berbagai jenis teh diminumnya. Tetapi setelah 2 bulan kemudian, Victor merasakan bahwa semua tanaman juga memiliki kecerdasan. Dia tak bisa meneruskan melakukan itu. Victor tak bisa lagi minum teh.
Victor lalu hanya minum air saja. Dua bulan pertama dia minum air, tanpa rasa, adalah waktu yang paling sulit.
Tapi setelah itu, dia merasakan ternyata dia merasakan “hanya air” jauh lebih kuat ketimbang jus sayuran. Dia merasa menelan pegunungan, bukit, lautan dst.
Tubuhnya mengatakan, “No more water, Victor!”
Dia lalu berhenti makan dan minum hingga sekarang.
Tapi, sesungguhnya, “Makan atau Tidak Makan tidaklah terlalu penting, ini normal-normal saja,” katanya.
Sebenarnya juga, tubuhnya selalu memberitahu dia tentang apa yang harus dilakukannya, tapi dia selalu melawan sampai sesuatu yang parah terjadi dengannya barulah dia berhenti melakukannya.
Dia juga disuruh berhenti main musik, disuruh berhenti makan buah dan sayuran, berhenti mengkonsumsi cairan, dst. dst.
Pada suatu periode, dia pernah suka sekali bermain paragliding (terbang layang). Berkali-kali tubuhnya mengatakan agar dia berhenti, tetapi Victor terus melakukannya. Dia bahkan sering terbang di atas ketinggian 2.000 m.
Pada suatu saat, ketika bermain terbang layang lagi, payungnya menutup dan Victor jatuh tersungkur di lembah. Semua badannya remuk, tulangnya patah. Semua dokter mengatakan bahwa dia akan cacat seumur hidup dan tak mungkin bisa jalan lagi.
Victor menyadari semua itu. Tapi, anehnya dan semua dokter serta ilmuwan heran, dia bisa pulih kembali, giginya pun tumbuh lagi. Giginya tumbuh ketiga kalinya.
Sekarang kulit dan wajah Victor juga kelihatan lebih bersih ketimbang 5 tahun yang lalu, ketika dia diwawancari oleh Supreme Master Telivision.
Pada acara tanya jawab, saya menanyakan beberapa pertanyaan, antara lain:
- Jika kami ingin menjadi breatharian seperti Anda, apa yang sebaiknya harus kami lakukan?
Victor menjawab dengan penuh suara halus dan jelas
Saya tak bisa merekomendasikan apapun. Tidak Makan dan Tidak Minum adalah tidak penting, yang lebih penting adalah berhubungan langsung dengan Tuhan, dengan alam semesta ini.
Dengarkan suara tubuh hingga kita menyadari bahwa tubuh kita ternyata lebih cerdas dari segala-gelanya.
Acara harus segera disudahi, kami pulang dengan bahagia dan puas sekalipun sesungguhnya tak satupun pertanyaan kami terjawab dengan baik oleh Victor. Aneh ya?
Apapun, kita makin yakin bahwa :
- makanan tidak selalu berbentuk padat atau cairan
- fakta (data statistik, meta analysis) tentang jumlah kebutuhan protein, karbohidrat dan lemak yang adalah tepat untuk mereka yang makan banyak dan rakus
- makin kita sedikit makanan yang meracuni tubuh yang kita makin, makin bisa kita mendengarkan suara tubuh kita.
Kita akan berhenti makan pisang (kalau hanya satu jenis) sebelum kita kekenyangan makan pisang. Ini adalah sebuah contoh sederhana.
Sudahkah Anda melakukan membuktikannya juga dengan eksperimen sederhana semacam ini juga?
Masih mengantukkah atau keringatan ketika Anda habis makan?
Terima kasih Victor Truviano, terima kasih Pak Merta Ada, terima kasih Bali TV, terima kasih para sahabat!
Mari kita ikuti perbincangan tengan tokoh breatharian yang lain supaya kita makin sadar bahwa hidup ini tidak bergantung pada protein, karbohidrat dan lemak seperti banyak dibicarakan orang..
pada diskusi tentan breatharian yang lain.
Selamat Hari Raya Nyepi!
yuk hening dan meditasi…., juga tidak makan.. Bisa?
(hehehe…, pasti bisa, yaitu pada saat kita diam saja bermeditasi atau berdoa atau sembahyang. Benar ga?)
(bersambung pada kisah para breatharian yang lain)