Sambil mengisi kekosongan di tengah kurungan ruang dan waktu
dan setelah gagal menerawang tentang spesies baru yang mungkin terbentuk
setelah wabah corona usai, lalu jadi ingin membuat semacam ringkasan atau kilas
balik..
_serial ke-3 dari 8 serial_
*Cara Mengatasi Wabah*
Berbagai cara orang mencoba mengatasi wabah. Seperti tersebar di whatsapp dan
media yang lain, kita akan bisa mengoleksi banyak cara tersebut, bahkan mungkin
juga bisa dibukukan lengkap dengan kesaksian atas kesembuhannya. Tertarik untuk
membuat atau sudah adakah yang menyusunnya?
Ada yang menggunakan jahe, kunyit, dan segala jenis empon-empon yang lain,
minum teh, minum lemon, minum vitamin C dan masih banyak lagi. Ada yang berjemur, ada yang
minum ramuan obat herbal. Lalu choloroquine, pil antiviral EIDD-2801 dst,
sedang dicobakan ke manusia untuk mengatasinya. Dan..,ada satu lagi, yaitu mengobati
dengan ‘masker’.., katanya ampuh sekali. Tapi kenapa ada 20 dokter di Indonesia
yang meninggal sekalipun mereka rajin bermasker? Haruskah kita semua
menggunakan alat pelindung diri yang lebih tebal lagi selayak menyelam agar
bisa sembuh?
Ada juga yang melakukan beberapa gerakan olah raga seperti yoga dan berbagai
jurus olah raga yang lain. Segar dan kuat memang. Yuk, kita melakukannya.
dan lalu..
Bersyukur kepada Tuhan, pasrah adalah tindakan berikutnya. Ketegaran,
kehebatan, kekayaan, ketenangan, bahkan juga kebahagian dan ketakutan hanya
menjadi luluh dengan kepasrahan dan rasa syukur kepada Tuhan. “SURODIRO
JAYANINGRAT LEBUR DENING PANGASTUTI,” kata Ronggorwarsito.. Kita tidak tahu
lagi apa yang harus kita perbuat lagi, selain pasrah dan bersyukur di dalam
kurungan ruang dan waktu ini. Tapi, kenapa
tidak dari dulu kita melakukannya? Apakah memang wabah ini mengajak kita untuk
sadar agar segera bersyukur dan berserah?
Hmm, apakah semua ini bisa mengatasi wabah? Tentu bisa……, karena banyak sekali
kesaksian orang yang bisa sembuh dari wabah, bisa mengatasinya dan melewati
semuanya dengan melakukan beberapa tips tertentu. Bahkan “pasrah” pun bisa
mengatasi wabah.
Hebat ya?
Iya memang, ini semua adalah hal yang sulit dibuktikan di ruang laboratorium,
kecuali alam itu sendiri. Alam bisa menjadi laboratorium kita semua dan bahkan
juga sekaligus pelaku percobaannya..Seperti kata wanita terhormat di India itu,
“Alam ini adalah pelaku eksperimen”…
Sudah berkali-kali kita bertanya pada rumput yang bergoyang, tapi dia selalu
menggeleng-geleng dan kita tidak tahu artinya.
Yuk, kita bertanya kepada Alam, apakah yang sedang Engkau lakukan dalam
laboratorium mu sendiri?
_Mampukah kita berbicara dengan Alam atau mendengarkan Alam berbicara?_
Ikuti serial berikutnya …
(_bersambung_)