_serial ke-5 dari 8 serial_
*Solusi*
Solusinya memang menjadi “vegan”, yaitu menghindari semua
produk hewani, baik untuk dikonsumsi maupun untuk pakaian atau keperluan lain.
Kalau banyak dari kita yang menjadi vegan maka pebisnis peternakan, pebisnis
pakan ternak, pebisnis tas kulit dst akan mengubah bisnisnya menjadi yang ramah
lingkungan.
Tapi, tentu ada yang bertanya, kalau kita sendirian berubah menjadi vegan, atau
hanya sekolompok orang yang menjadi vegan, apakah bisa mengubah para pebisnis
peternakan, perikanan dan pebinis tas kulit, dan bahan-bahan dari prdouk hewani
menjadi berbisnis yang ramah lingkungan?
Hmmm, jadi ingat si bapak berambut acak-acakan, Albert Einstein, “*A clever
person solves the problem. A wise person avoids it*”… Dan…, tidak pernah ada
orang yang pandai yang berhasil membinasakan virus bukan?
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memperkirakakan bahwa sekitar
75% dari wabah yang timbul di dunia berasal dari hewan tetapi kita belum
mengambil langkah mendasar untuk menghilangkan eksploitasi hewan.
Penularan cepat dan kematian akibat COVID-19 membuat virus ini menjadi virus zoonotik yang paling menakutkan pada akhir-akhir ini. Dan…, manusia tidak menghentikan eksploitasi pada hewan.
WHO memperkirakan tingkat kematian akibat COVID-19 adalah 3.4%. Dr. Marc Lipsitch dari Harvard School of Publid Health memperkirakan 40% hingga 70% penduduk dunia akan terinfeksi virus ini dalam jangka waktu setahun. Jika perkiraan ini benar maka kita akan mendapatkan sekitar 106 hingga 186 juta penambahan kematian pada tahun ini (sebelum ada COVID-19, tingkat kematian di dunia adalah 60 juta per tahun).
Kita harus mulai dari dari kita sendiri, lalu ajak orang di sekitar kita untuk menjadi vegan ….., karena planet ini, para hewan dan kesehatan kita saat ini dan kesehatan generasi mendatang sangat tergantung pada langkah kita sekarang.