Mari kita lihat dari sisi yang berbeda..
Kita lihat proses terjadinya listrik pada “sel surya”, yang sekarang sedang tren dan memang seharusnya diterapkan oleh semua orang pada atap rumahnya, yaitu : agar polusi atmosfer bisa berkurang sangat banyak.
…
Foton dari cahaya matahari mengenai material semikonduktor pada panel surya.
Foton itu membuat sejumlah elektron pada ikatan atomnya menjadi bergerak aktif
(tereksitasi) di antara atom-atom yang lain dalam semikonduktor. Pergerakan
elektron inilah yang menjadi arus listrik dan bisa kita manfaatkan untuk
berbagai keperluan.
Virus
Bergitu pula dengan virus. Kalau virus itu kita anggap partikel, partikel itu mempengaruhi suatu jaringan DNA ke jaringan DNA yang lain. Tapi berbeda dengan yang terjadi pada peristiwa fotosintesa atau pada sel-sel surya, virus itu “tidak membuat daya (power)” seperti yang terjadi pada peristiwa fotosintesa atau pada sel-sel surya. Virus itu meneruskan energi kecil itu dengan menambahkan suatu pusat reaksi di tempat lain dan di situ lah proses berikutnya terjadi, atau mereplikasi, dan begitulah terus menerus terjadi hingga “tidak ada tempat lagi” untuk membuat proses reaksi terjadi1).
Para ahli terus mendebatkan apakah virus itu “makhluk hidup”
atau “bukan”, karena mereka sendiri bingung mendefinisikan arti “makhluk hidup”
itu sendiri.
Namun, dari manakah sebenarnya “virus” itu berasal?. Sejumlah ahli mengatakan bahwa itu adalah asal mula makhluk hidup. Jadi, apakah kerusakan yang terjadi akibat suatu virus bakal membuat sebuah bentuk makhluk hidup baru, seperti tanaman atau hewan?
Ketika kita melihat virus menginfeksi sel-sel pada makhluk hidup, makhluk hidup (atau Anda) itu akan sakit. Walaupun demikian, selain bisa membuat Anda sakit, virus juga bisa dimanfaatkan. Kemampuan virus untuk menginfeksi dan bertindak sebagai agen pengiriman antar sel bisa digunakan sebagai cara pengiriman obat dan terapi gen2). Hebat ya?
Lebih lanjut, sebuah genome (sebuah gabungan DNA atau RNA, keseluruhan material genetik suatu organisme) dapat secara permanen menjajah inangnya, menambahkan gen virus ke garis keturunan inang dan akhirnya menjadi bagian penting dari genom spesies inang. Oleh karena itu, virus memiliki efek yang lebih cepat dan lebih langsung daripada kekuatan eksternalnya. Populasi virus yang sangat besar, dikombinasikan dengan tingkat replikasi dan mutasi yang cepat, menjadikannya sumber inovasi genetika terdepan di dunia: mereka secara konstan “menciptakan” gen baru. Dan gen unik dari asal virus dapat melakukan perjalanan, menemukan jalan mereka ke organisme lain dan berkontribusi terhadap perubahan evolusioner.
Mungkin menjadikan suatu organisme baru yang lain dari sebelumnya. Bahkan, sejumlah ahli mengatakan bahwa virus adalah asal mula makhluk hidup.
Ooo..🤔
Yang jelas, virus akan mereplikasi hanya pada organisme, walau tidak semua sel organisme bisa menjadi tempat untuk mereplikasikan diri. Virus itu selayak mesin di dalam tubuh organisme yang akan membuat bentukan atau susunan DNA atau RNA yang persis sama di tempat baru.
Kalau dalam sel-sel surya (photovoltaic), kita perlu konduktor untuk meneruskan
arus listrik, dalam ilmu biologi, virus memerlukan habitat untuk
mereplikasikanya. Habitat itu bisa air liur, bisa sel ogranisme itu sendiri dan
banyak lagi.
Penyebaran Virus
Sudah banyak orang memberikan solusi agar penyebaran virus itu berhenti,
yaitu dengan menghentikan habitatnya, misalnya dengan menggunakan masker, mencuci
bersih bagian-bagian tubuh, berjemur, dst. Silahkan cari sendiri di luar..
Asal Usul Virus
Tapi dari manakah virus itu berasal? Bagaimana mesin aneh itu terbentuk dalam
tubuh organisme?
Para ahli memperdebatkan hal ini sejak lama tanpa pernah
selesai.
Kalau saja virus itu kita sebutkan sebagai “gangguan” maka siapakah yang pada awalnya
mengganggu?.
Mengapa sering hewan disebut sebagai tempat virus terbentuk?
Hewan dalam peternakan itu stres dengan keadaannya yang
begitu mengerikan di kandangnya, pada saat dipotong, atau pada saat dia akan
dibunuh/dijagal. Keadaan stres itu membuat susunan DNA/RNA nya tidak stabil
atau bahkan ada yang melemah. Ketika susunan itu menjadi rusak maka di situlah “bisa”
sebuah virus baru terbentuk. Dengan sedikit energi dari secercah sedikit sekali
cahaya atau sedikit panas, partikel virus tereksitasi membentuk atau
mereplikasi suatu pusat reaksi baru dan seterusnya dan seterusnya.
Kalau tidak virus babi, SARS, MERS, Corona, akan terbentuk berbagai virus-virus
lain lagi yang jauh lebih membahayakan, kalau kita tidak menghentikannya…
Tidak begitu saja…
Peternakan menghabiskan pakan dunia padahal ada lebih dari sejuta orang
kelaparan dan tiap 5 detik satu orang meninggal dunia karena kelaparan. Orang
lebih suka memberikan hasil panennya kepada hewan ternak ketimbang dimakannya
sendiri.
Krisis pangan akan makin menjadi ketika orang makin
membudidayakan hewan/peternakan. Berbagai pakan ternak dibuat dari sawah-sawah
yang non-organik. Benih-benih dibuat atas rekayasa genetika agar cepat tumbuh
dan dituai dalam waktu singkat. Berbagai hal seperti pestisida kuat dan
berbagai hal ditambahkan agar manusia bisa mendapatkan pakan yang mencukupi
untuk kebutuhan ternak.
Akibatnya, sekarang “lele dan siput”, yang terkenal sebagai hewan yang punya
ketahanan hidup yang tinggi, tak dapat hidup di sawah-sawah non-ogranik.
Pada akhirnya obat dan pestisida itu meracuni tumbuhan. Segala sesuatu menjadi
beracun. Tanah menjadi seperti plastik yang sudah tidak layak ditanami itu.
Pada saat itu tanaman yang kita makan pun akan menjadi beracun….
Oh, jangan sampai terjadi….
Hentikan peternakan, stop mengkonsumsi hasil ternak seperti
daging, telur, susu dst demi memelihara Bumi untuk kita dan anak cucu kita…
Apakah Anda pecinta hewan tapi masih mengkonsumsi produk hewani?
Buah Segar musiman dan apa yang ada pada saat ini? Duku, manggis, atau apa?
Sayur segar organik, carilah di tempat terdekat..
Salam segar bugar tanpa obat dan suplemen selalu …
Sumber :
1) https://phys.org/news/2015-10-viruses-quantum-based-energy.html
2) Jef Wagner, PHYSICS AND ASTRONOMY COLLOQUIUM - THEORETICAL PHYSICS OF VIRUSES, Union College, March 5, 2020.