Aku bawa kesini dari diskusi milis sebelah...
----------------------------------------------------------------
Aku coba jawab bertahap ya...
Vendor dan customer
harus setuju dulu bahwa fix cost, fix time, dan fix scope itu
bermasalah. Masalah utama biasanya pada scope yang terlalu luas namun
waktu tidak cukup. Bila scope terpenuhi biasanya kualitas dikorbankan.
Bila ini tidak bisa dipahami oleh customer, maka jangan pakai cara
Agile.
Agile contract bisa dengan fix cost dan fix
time, namun scope harus dinegosiasikan atau bisa berubah. Scope harus
sering di-review ulang siapa tahu ada scope yang sebenarnya tidak
dibutuhkan oleh customer.
Itu dulu... :)
2015-09-15 16:09 GMT+07:00 Mizan Rizqia
<bao...@gmail.com>:
Dear sobat grup,
Ada sesuatu yang menggelitik di pikiran saya terkait budgeting pd proposal.
Ada yang pernah membuat proposal proyek namun pengerjaan software developmentnya menggunakan metode agile?
Bagaimana cara menulis budgetnya?
Atau dari sobat grup, ada masukan atau ide terkait hal tersebut?
Hal
ini saya tanyakan, karena biasanya pembuatan proposal proyek itu
nengguakan metode fix cost, fix time, dan fix scope. Sedangkan metode
agile cocok untuk menghadapi proyek yang tidak fix (red: belum jelas)
alias cost-nya fluktuatif.
Terima kasih