Mata Uang Zimbabwe 100 Triliun

0 views
Skip to first unread message

Kym Wash

unread,
Aug 3, 2024, 4:03:43 PM8/3/24
to roramweleb

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Sentral Zimbabwe, yang menjadi terkenal secara global pada tahun 2008 karena mencetak uang kertas senilai seratus triliun dolar, pada hari Jumat (5/4/2024) waktu setempat mengatakan pihaknya meluncurkan mata uang nasional baru dan sekali lagi menjanjikan untuk mengakhiri gejolak moneter yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

John Mushayavanhu, yang mengambil alih jabatan gubernur bank sentral minggu lalu, mengatakan unit baru, Zimbabwe Gold, atau ZiG, akan menggantikan dolar Zimbabwe yang telah kehilangan sekitar tiga perempat nilainya tahun ini.

Mata uang tersebut baru-baru ini diperdagangkan lebih dari 30.674 dolar Zimbabwe terhadap dolar AS, menurut data bank sentral. Nilai tukar tersebut telah anjlok dari ketika bank meluncurkan kembali unit baru mata uang lokal pada tahun 2019, yang mana US$ 1 hanya dapat membeli 2,50 dolar Zimbabwe.

Mushayavanhu mengatakan mata uang baru tersebut awalnya akan bernilai 13,56 ZiG untuk setiap US$1 dan kemudian akan ditentukan oleh pasar. Semua rekening bank yang saat ini berdenominasi dolar Zimbabwe akan dikonversi menjadi ZiG dengan jumlah yang setara, katanya.

Untuk meningkatkan kepercayaan terhadap mata uang tersebut, Mushayavanhu mengatakan bahwa hal tersebut akan sepenuhnya didukung oleh cadangan dolar AS dan logam mulia Zimbabwe, khususnya emas. Dia juga berjanji untuk mengakhiri praktik jangka panjang bank yang mengeluarkan lebih banyak uang untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

"Ini hanyalah cara cerdas untuk menghilangkan angka nol," kata Gift Mugano, ekonom dan direktur Pusat Pengembangan Tata Kelola Pemerintahan Afrika di Universitas Teknologi Durban di Afrika Selatan yang berbasis di Harare.

Mugano mengatakan agar Zimbabwe memiliki mata uang yang stabil, pertama-tama pemerintah perlu menyesuaikan pengeluarannya dengan pendapatan yang diperoleh melalui pajak dan pendapatan lainnya. Jika tidak, Mushayavanhu, seperti para pendahulunya, akan kesulitan melawan tekanan pemerintah untuk menghidupkan mesin cetak uang, kata Mugano.

"Setiap gubernur bercita-cita untuk tidak mencetak uang, ingin tidak mencetak uang," kata Mugano. "Tetapi pengamatan saya adalah bahwa Departemen Keuangan, Menteri Keuangan, adalah penggerak jumlah uang beredar."

Zimbabwe menghapuskan dolar Zimbabwe pada tahun 2009, setelah terjadi hiperinflasi yang, menurut beberapa perkiraan, menyebabkan harga-harga naik sebesar 500 miliar persen. Selama hampir satu dekade, negara ini kemudian beroperasi dengan menggunakan dolar AS dan mata uang asing lainnya. Ketika bank sentral tidak lagi mampu membayar tabungan dalam bentuk dolar tunai, bank sentral memperkenalkan kembali dolar Zimbabwe pada tahun 2019.

Sejak itu, nilai mata uang lokal kembali terpuruk. Mushayavanhu mengatakan pada hari Jumat bahwa antara 80% dan 85% transaksi di negara tersebut dilakukan dalam dolar AS. Inflasi tahunan di bulan Maret melewati 55% dan tingkat suku bunga kebijakan bank sentral mencapai 130%. Mushayavanhu mengatakan mata uang baru ini akan memungkinkan bank untuk memotong suku bunga utamanya menjadi 20%.

Tino Kapesa, seorang mahasiswa berusia 23 tahun, mengatakan dia tidak terlalu percaya bahwa ZiG akan bekerja lebih baik dibandingkan pendahulunya. "Saya mencium bau tikus di sini. Apa gunanya memperkenalkan mata uang baru ketika banyak dari kita tidak mempercayai kebijakan pemerintah?" dia berkata. "Mereka pasti akan mencetak lebih banyak uang dalam waktu dekat."

Yeukai Chiripanyanga, seorang sopir taksi di Harare, mengatakan dia berharap mata uang baru ini akan memudahkan pelanggan untuk membayar ongkos secara tunai dan dia tidak lagi harus membawa banyak uang.

JAKARTA, KOMPAS.com - Dollar Zimbabwe disebut sebagai salah satu mata uang yang tidak paling tidak memiliki nilai tukar di dunia. Pasalnya, nilai tukar dollar Zimbabwe terus mengalami penurunan bahkan setelah dilakukan beberapa kali redenominasi.

Pengamat ekonomi dari Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, salah satu hal yang membuat nilai tukar dollar Zimbabwe terus merosot adalah masalah inflasi yang sudah terjadi sejak 1960-an.

Awal mula inflasi Zimbabwe didasari karena adanya ekspektasi inflasi. Ekspektasi inflasi adalah faktor yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat serta pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan.

Pada saat bersamaan, pemerintah juga menanggung dampak krisis ekonomi yang membuat pendapatan negara turun. Tak hanya itu, Zimbabwe juga mengalami penurunan ekspor yang berdampak pada defisit pergadangan dan utang yang besar.

Tauhid menekankan, inflasi yang terjadi bukan karena peningkatan permintaan, melainkan karena suplai uang yang terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan kondisi asli di negara yang terletak di Afrika Selatan itu.

Dengan kondisi tersebut, nilai tukar dollar Zimbabwe terus terdepresiasi terhadap dollar AS. Depresiasi nilai tukar adalah penurunan exchange rate mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain.

Menurut Tauhid, penanganan inflasi di Zimbabwe tidak cukup hanya dengan pendekatan moneter, misalnya dengan menaikkan suku bunga acuan. Zimbabwe membutuhkan penanganan lain terutama di masalah lahan, pangan, ekspor, dan perbaikan pendapatan.

Dalam upaya untuk menjinakkan inflasi dan melindungi mata uang negara yang melemah, Reserve Bank of Zimbabwe pada 6 Juni menaikkan suku bunga pinjaman utamanya sebesar 10 poin persentase menjadi 150 persen.

Dilansir dari BBC, Minggu (7/4/2024), Bank Sentral Zimbabwe memperkenalkan mata uang baru dengan nama ZiG, yang merupakan kependekan dari "Zimbabwe Gold". Sebagaimana nama yang diperkenalkan, ZiG merupakan mata uang yang didukung oleh emas.

Gubernur Bank Sentral John Mushayavanhu mengatakan, ZiG akan menggantikan dollar Zimbabwe yang nilainya telah terkoreksi hingga 75 persen sejak awal tahun ini saja. Pelemahan nilai tukar ini memicu terjadinya inflasi sebesar 55 persen pada Maret lalu.

Ia pun berkomitmen untuk memastikan, sirkulasi mata uang yang baru ini akan ditentukan oleh ekuivalen nilai dari logam mulai dan mata uang yang ada di bank sentral, untuk mencegah hilangnya valuasi nilai seperti dollar Zimbabwe. Saat ini, Bank Sentral Zimbabwe memiliki uang tunai sebesar 100 juta dollar AS dan 2,52 ton emas senilai 185 juta dollar AS.

Ketika inflasi mencapai 230 juta persen pada tahun 2009, Bank Negara Zimbabwe -- yang terkenal dengan ketidakmampuannya menahan meroketnya hiperinflasi -- menyatakan US dolar sebagai mata uang resmi negara mereka.

Walupun begitu, negara yang terkenal dengan lahan pertanian yang subur itu tetap melakukan pencetakan uang. Harganya berubah setiap menit, mengakibatkan perubahan fluktuasi sebagai salah satu efek hiperinflasi.

"Kami menerima mata uang lain juga. Jika impor dan ekspor dari Afrika Selatan, bisa menggunakan rand, jika mengimpor dari China, bisa menggunakan yuan. Dolar AS adalah mata uang cadangan kami," kata John.

Zimbabwe meluncurkan mata uang baru yang didukung emas dan mata uang asing untuk menggantikan mata uang lokal yang terpuruk pada Jumat (5/4). Peluncuran tersebut diharapkan dapat membuat perekonomian lebih stabil dan menurunkan inflasi.

Gubernur Bank Sentral Zimbabwe, John Mushayavanhu mengatakan bahwa mata uang baru tersebut bernama Emas Zimbabwe (Zimbabwe Gold/ZiG). ZiG diharapkan dapat meraih kembali kepercayaan masyarakat yang sempat enggan bertransaksi dengan mata uang lokal. Pasalnya, 80% transaksi domestik di negara tersebut kini dilakukan dengan mata uang asing.

Dolar Zimbabwe diketahui turun lebih dari 70% pada awal 2024, hal ini mendorong kenaikan harga 55% secara tahunan pada Maret dan membangkitkan kenangan pahit hiperinflasi di era kepemimpinan Robert Mugabe.

Dalam pernyataan kebijakan moneternya, Bank Sentral Zimbabwe (Reserve Bank of Zimbabwe/RBZ) mengatakan bahwa nilai tukar ZiG akan ditentukan oleh nilai tukar penutupan antarbank pada 5 April dan harga emas London pada tanggal 4.

Di situs lelang Internet eBay, selembar uang 100 triliun dolar Zimbabwe merupakan barang kolektor, dihargai sampai US$35 -- jauh lebih tinggi daripada 40 sen yang ditawarkan bank sentral yang secara resmi akan menghapus mata uang tak berharga itu.

Dolar Zimbabwe yang terpuruk itu, akibat inflasi luar biasa tinggi yang memuncak pada 500 miliar persen tahun 2008, berhenti menjadi alat penukar uang sah hari Jumat (12/6) ketika negara Afrika selatan itu beralih ke dolar AS.

Namun para ekonom mengatakan 90 persen perekonomian di negara itu telah didasarkan pada dolar AS sejak 2009, jadi sedikit orang yang diperkirakan akan menukar uang lama, apalagi karena mereka bisa mendapatkan nilai lebih di tempat lain.

Hiperinflasi Zimbabwe oleh Dana Moneter Internasional dianggap sebagai yang terparah di suatu negara yang tidak berperang, dan 100 triliun dolar Zimbabwe adalah lembaran uang dengan angka tertinggi yang telah dicetak bank sentral di dunia.

Di situs lelang online eBay, uang kertas dolar Zimbabwe pecahan 100 triliun merupakan barang yang dicari kolektor yang nilainya mencapai 477 ribu rupiah (35 dolar A.S.), jumlah yang lumayan dibandingkan dengan 5.500 rupiah (40 sen dolar A.S.) yang ditawarkan oleh bank sentral negara itu ketika Zimbabwe berusaha untuk mengubur secara resmi mata uang yang tidak ada harganya tersebut.

Dolar Zimbabwe yang tidak dicintai ini dilanda hiperinflasi yang mencapai puncaknya pada 500 miliar persen pada tahun 2008. Mata uang ini tidak lagi menjadi alat pembayaran yang sah di pertengahan tahun 2014 ketika negara Afrika bagian selatan ini beralih ke dolar A.S.

Hiperinflasi di Zimbabwe dianggap oleh Dana Moneter Internasional sebagai yang terburuk bagi negara mana pun yang tidak sedang berperang, dan uang kertas pecahan 100 triliun dolar Zimbabwe merupakan uang kertas resmi tunggal dengan nilai terbesar yang pernah dicetak oleh bank sentral.

Indo-Pacific Defense FORUM adalah sebuah majalah militer professional yang diterbitkan triwulanan oleh komandan Komando Indo-Pasifik A.S. untuk menyediakan forum internasional bagi personel militer di kawasan Indo-Pasifik. Pendapat yang dituangkan dalam majalah ini tidak mewakili kebijakan atau sudut pandang komando ini atau lembaga pemerintah A.S. lainnya. Semua artikel ditulis oleh staf FORUM kecuali jika disebutkan lain. Menteri pertahanan A.S. yakin bahwa penerbitan majalah ini perlu adanya bagi upaya pendekatan pada masyarakat sebagaimana yang dikehendaki oleh Departemen Pertahanan A.S.

c80f0f1006
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages