Dalammenjalani hidup, manusia tidak akan pernah lepas dari segala macam ujian yang diberikan Tuhan kepada hamba-hamba-Nya. Ada yang diuji dengan kemiskinan, ketakutan, dan juga kematian. Semua ujian yang dialami oleh manusia adalah bentuk kasih sayang sekaligus cobaan apakah manusia mampu menerimanya atau justru meratapinya.
Ujian hidup yang senantiasa dialami oleh anak manusia memerlukan pendidikan, yakni pendidikan jiwa agar tidak menjadi pribadi yang rapuh dan mudah menyerah ketika menghadapi masalah. Pendidikan jiwa akan memperkokoh hati manusia, meskipun bertubi-tubi diterpa ujian dan cobaan yang datang silih berganti.
Salah satu ujian yang kerap dialami manusia adalah ketika mengalami musibah berupa kematian. Bagi banyak orang, kematian adalah peristiwa yang mampu mengguncang jiwa seseorang. Siapa pun yang ditinggal mati oleh orang-orang terdekatnya, maka dia akan menangis, bahkan tak sedikit yang meratapinya hingga berhari-hari. Padahal, hal itu tidak seharusnya terjadi.
Ujian ini pernah terjadi pada Nabi Ibrahim a.s yang tercatat dalam Al-Quran. Yakni, ketika Nabi Ibrahim a.s diuji dengan perintah untuk menyembelih anak dan jantung hatinya, Ismail a.s., yang dikaruniakan kepadanya ketika ia telah berusia senja, sesungguhnya Allah hanya ingin mengetahui apakah Ibrahim disibukkan dengan sang anak sehingga lalai kepada Tuhan, ataukah ia tetap menjaga kedekatan dengan-Nya. Ketika Allah mengetahui kejujuran Ibrahim dalam beribadah dan ia tidak lalai, ketika itulah Ismail diganti dengan sembelihan yang agung.
3a8082e126