The Panas Dalam Lagu

0 views
Skip to first unread message

Awilda

unread,
Aug 5, 2024, 5:52:08 AM8/5/24
to ricimenos
Permasalahanyang dianalisis dalam penelitian ini yaitu (i) bagaimana unsur ketidaklangsungan ekspresi pada lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN?; (ii) bagaimana sistem pembacaan heuristik dan hermeneutik lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN?; (iii) bagaimana matriks, model, dan varian lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN?; dan (iv) bagaimana hipogram (hubungan intertekstual) lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN?

Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mendeskripsikan unsur ketidaklangsungan ekspresi pada lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN; (ii) mendeskripsikan sistem pembacaan heuristik dan hermeneutik lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN; (iii) menjelaskan matriks, model, dan varian lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN; (iv) menjelaskan hipogram (hubungan intertekstual) lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN.

Metode yang digunakan penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Objek penelitian dari penelitian ini adalah lima lirik lagu TPD dalam album ONCSMN dan hipogramnnya. Lima lirik lagu tersebut adalah (i) Ayo Kita Kemana, (ii) Lagu Timur, (iii) Cita-Citaku, (iv) Malin Kundang in Memorial, dan (v) Chicha in Nostalgia. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, simak, dan catat.Data-data yang ada dikumpulkan dan diklasifikasikan untuk kepentingan analisis. Kemudian dipilih data sesuai dengan teori, dalam hal ini datanya adalah lima lirik lagu TPD dalam album ONCSMN yang berhubungan dengan teori struktural dan intertekstual Michael Riffatterre.

Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa ketidaklangsungan ekspresi pada lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN meliputi penggantian arti berupasimbolik, metonimi, repetisi, litotes, ekskalamasio, dan retoris.Dalam penyimpangan arti, memiliki unsur ambiguitas dankontradiksi Dalam penciptaan arti, memiliki rima dan enjambemen. Pembacaan heuristik tidak menimbulkan perubahan kata. Sementara itu, pembacaan hermeneutik memiliki makna yang berbeda-beda

sesuai dengan latar belakang penciptaan lagu tersebut.Tema dan masalah adalah mengenai nasionalisme, kepercayaan diri dan popularitas, perkembangan lagu anak, pengaruh pergaulan bebas dan penyimpangan seks, dan pendidikan moral.Hipogram berkaitan dengan penurunan kinerja petani dan lapangan pekerjaan petani, lirik lagu Diana karya Koes Plus, bimbingan belajar, legenda Malin Kundang, popularitas selebritis, menghilangnya lagu anak, lirik lagu Helly karya Chicha Koeswoyo, aktivitas prostitusi, petinju Mike Tyson, dan Farida Pasha pemeran Mak Lampir.


Di lagu ini, suara merdu folk yang dimiliki Jason Ranti masih sangat terdengar dalam menyanyikan lirik demi lirik dalam lagu ini. Sentuhan gitar serta suara harmonika yang terdengar jelas khasnya pun membuat lagu ini terdengar santai dan sederhana, namun masih dapat dinikmati pendengar.


Film Koboy Kampus sendiri kiprah pertama Jason Ranti di layar lebar. Di Film ini, musisi yang belum lama merilis album keduanya, Sekilas Info ini bermain bersama beberapa aktor seperi Ricky Harun, David Jhon, Bisma Karisma, Chicha Koeswoyo sampai Ria Irawan. Selain Jason Ranti, di film berlatar belakang kehidupan mahasiswa di Bandung ini juga menampilkan Danilla. Sama seperti Jason Ranti, ini juga kiprah pertama Danilla di layar lebar.


Ada keunikan tersendiri pada lirik ini. Sebuah sajak kecil karya Pidi Baiq yang terpampang di sebuah tembok jalan raya yang terletak di dekat alun-alun Bandung turut menjadi bagian dari lirik lagu ini, menguatkan aura kota Bandung yang ada di dalam lagu.


Dalam The Panasdalam Bank berkolaborasi dengan Solois, Danilla Riyadi. Lirik yang tersurat di dalamnya bakal mengundang senyum bagi para pendengar bahkan mereka yang memiliki kenangan terhadap kota Bandung.


Lantunan musik pop/folk yang dihiasi dengan suara Danila menjadikan lagu ini sebuah lagu yang mudah diterima oleh masyarakat, khususnya kaum milenial yang menjadi target pasarnya. (Tazkia Falah Rahmani)***


PIKIRAN RAKYAT - Menjelang perilisan film Milea: Suara Dari Dilan, band The Panasdalam Bank merilis soundtrack berjudul Librani. Band yang dipimpin penulis novel trilogi Dilan, Pidi Baiq ini menggandeng Fiersa Besari untuk berkolaborasi.


Sang penulis lagu, Pidi Baiq mengungkapkan, Librani berasal dari bahasa Ibrani. Menurut Pidi, lagu Librani menceritakan rasa sakit yang dirasakan Dilan. Perasaan menyedihkan karena kehilangan seseorang yang dicintai.


"Lirik puitis yang ditulis dalam lagu Librani melambangkan kecintaan Dilan terhadap puisi. Untuk itulah, para penggemar mereka benar-benar dapat berhubungan dengan rasa sakit Dilan, terutama setelah putus dengan Milea," tutur Pidi lewat pos-el Jumat, 24 Januari 2020.


Lagu Librani dan Mudah-mudahan akan termuat di album soundtrack Voor Milea. Di album yang dirilis bersama label Warner Music Indonesia itu, The Panasdalam Bank mengajak sejumlah penyanyi untuk bekerja sama. Selain Fiersa Besari, ada juga Hanin Dhiya, Vanesha Prescilla, Yoriko Angeline, dan Rahmania Astrini.


Pidi mengatakan, lagu-lagu di album ini adalah representasi perasaan Dilan terhadap Milea dan sebaliknya. Album Voor Milea akan menjadi penyelesaian kisah cinta mereka dan menawarkan perspektif yang berbeda untuk melengkapi apa yang telah disebutkan dalam buku dan film.


Pasalnya, album Voor Dilan 1990-1991 berhasil meraih penghargaan Karya Produksi Original Soundtrack Terbaik di Anugerah Musik Indonesia 2019. Penghargaan ini diberikan lewat lagu Berpisah yang dinyanyikan Vanesha Prescilla.


Suara USU, Medan. The Panasdalam salah satu band anak negeri yang cukup populer di kalangan anak muda. Tak jarang lagu-lagu dari The Panasdalam menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang jarang terlintas di pikiran serta pikiran-pikiran yang sulit diungkapkan. Misalnya lagu Koboy kampus dari album Argumentum in Absurdum, yang bahkan pernah masuk nominasi Award untuk Karya Produksi Folk/Country/Balada Terbaik.


Lagu Koboy Kampus digemari karena lagu ini menceritakan tentang lika-liku kehidupan mahasiswa. Lirik lagu yang terbilang sederhana membuat siapa saja dapat mencerna liriknya dengan baik. Walaupun, lirik yang dibawakan The Panasdalam walaupun tidak puitis seperti pada lagu yang bernuansa cinta tetapi tetap mengandung makna yang dalam.


Secara umum, lagu ini sangat cocok didengar oleh mahasiswa maupun alumni, terutama mereka yang sedang mengerjakan tugas akhir. Walaupun suasana lagu ini sedih, bisa saja dijadikan sebagai motivasi dan penyemangat dalam mengerjakan tugas akhirnya.


Kemudian bagi mahasiswa baru juga dapat dijadikan referensi agar bisa memaknai kuliah. Untuk mahasiswa yang sudah lulus juga lagu ini ajakan membantu mengingatkan tentang kenangan-kenangan di masa kuliah dulunya.


Lagu ini benar-benar memiliki makna dan emosi yang mendalam. Liriknya benar-benar menggugah kembali dan mempertanyakan bagaimana kita menjadi mahasiswa yang seharusnya. Seperti kata pepatah, hidup memang pilihan. Kita sebagai mahasiswa memang selalu diberikan pilihan-pilihan yang kadang membuat kita dilema. Misalnya saja pilihan untuk bolos kuliah atau bersenang-senang bersama teman se-tongkrongan.


Pada akhirnya, kita harus mengingat bahwa kita sebagai mahasiswa mempunyai tujuan utama sebagai seorang yang mengejar cita-cita. Memang pada dasarnya juga manusia adalah makhluk sosial yang mustahil hidup sendirian. Maka, hal yang paling bisa dilakukan oleh mahasiswa adalah tetap mengingat orang tua dan masa depannya agar tetap termotivasi dalam belajar.


Liputan6.com, Jakarta The Panasdalam Bank merilis lagu terbaru berjudul Saat Ingin Denganmu. Lagu ini juga menjadi salah satu soundtrack film Ancika: Dia yang Bersamaku 1955 yang rilis pada 11 Januari 2024.


Lagu Saat Ingin Denganmu menggambarkan tentang pencarian cinta dan pengharapan terhadap segala kebaikan dalam kehidupan yang dinamis. Lagu in pun dipilih menjadi soundtrack film Ancika: Dia yang Bersamaku 1995.


lagu ini di ciptakan dengan nuansa yang romantis, lagu Saat Ingin Denganmu bercerita tentang kisah Ancika dan Dilan yang sedang berbunga-bunga. Lirik lagunya dibuat puitis dengan ciri khas seorang Pidi Baiq, lagu ini turut menggaet penyanyi muda asal Medan, Chintya Gabriella sebagai pengisi soundtrack tersebut.


Mengikuti syair The PanasDalam, kita seperti terobati dari kerinduan lagu-lagu humor yang pernah dibawakan Iwan Fals ketika awal karirnya, Doel Sumbang, Harry Roesli, hingga Djaduk Ferrianto. Selain syairnya, The Panas Dalam kuat dengan karakter musiknya yang simpel dan enak didengar, juga dengan karakter suara vokalnya Pidi Baiq. Namun, sayang tidak ada yang baru dalam hal musikalitas dalam album ini, terlintas seperti repetisi album sebelumnya.


Akan terdapat 14 lagu di album OST film adaptasi novel Dilan: Dia adalah Dilanku Tahun 1991 tersebut, yang dirilis di bawah label Warner Music Indonesia. Ke-14 lagu ini merupakan hasil karya The Panasdalam, dan akan berkolaborasi dengan penyanyi-penyanyi bersuara syahdu.


Berbarengan dengan dirilisnya lagu Kau Ada, keseluruhan OST Dilan 1991 juga akan dirilis secara resmi. Termasuk beberapa lagu yang sebelumnya menjadi OST Dilan 1990. Lagu-lagu mellow ini juga bisa jadi teman untuk kamu saat membaca novelnya, loh.


[caption id="" align="alignnone" width="352" caption="The Panas Dalam ketika peluncuran buku At-Twitter karya Pidi Baiq, sang vokalis. (Foto: indonesiakreatif.net)"][/caption] Siapa pun kamu Bagaimana pun Kasak kusuk mencari kelamin Mencari orang yang terbaik Cantik tanpa kelamin percuma Mengaku punya cinta murni Ujung-ujungnya minta kelamin


Penggalan di atas merupakan lirik lagu Kelamin Uber Alles karya The Panas Dalam. Lagu yang menyentak dengan lirik yang menghentak, tentunya membuat siapa pun akan tersentak. Namun, beginilah ciri khas lagu-lagu The Panas Dalam. Sekilas tampak absurb, tetapi bila dipikirkan dengan mendalam, ada nilai-nilai filosofi yang menurut saya sih luar biasa, termasuk lirik di atas. Lagu Kelamin Uber Alles seperti "mengkritik" bahwa urusan percintaan tak jauh-jauh dari urusan kelamin. Seperti yang ditunjukkan pada lirik baris kedua bait kedua. Siapa pun pasti akan setuju dengan pernyataan tersebut. Bahwa seorang manusia dinilai tidak "sempurna" bila tidak memiliki kelamin. Bahkan, secantik apa pun wanita, bila tidak memiliki kelamin, tidak akan "laku". Kemudian di baris ketiga pada bait yang sama, seperti menggugat makna cinta murni itu sendiri. Benarkah cinta kita kepada seseorang benar-benar dilandasi oleh kemurnian perasaan dari hati yang terdalam? Atau hanya "buaian" untuk "meminta" kelamin? Bagi saya, lagu ini seperti menyadarkan bahwa manusia pada dasarnya akan selalu terikat dengan yang namanya kelamin. Banyak yang kemudian menikah lagi dan memiliki istri lebih dari satu, salah satunya karena "hasrat" berkelaminnya tidak mampu terpuaskan dengan satu istri. Lebih dari itu, Kelamin Uber Alles mengingatkan saya untuk beranjak ke urusan "primitif" manusia menuju nilai-nilai yang lebih tinggi dan illahiah. Seperti yang pernah saya baca dalam literatur tasawuf. Bahwa pada hakikatnya manusia merupakan yang tertinggi dari yang tinggi. Kemudian Tuhan menempatkannya pada tempat yang terendah dari yang rendah. Kedudukan yang "rendah" ini menempatkan manusia pada alam jasadi yang mensyaratkan makan, minum, tidur, dan tentu saja seks. Tuhan kemudian mensyaratkan manusia untuk meninggalkan kenikmatan jasadi tersebut bila ingin kembali mencapai derajatnya yang tinggi. Salah satunya dengan puasa. Karena puasa merupakan jalan penempaan jiwa dengan meninggalkan kenikmatan-kenikmatan jasadi. Pada akhirnya, hanya manusia yang berhasil meninggalkan tataran jasadi lah yang mampu menjadi manusia paripurna. Pencapaian nilai-nilai illahiah juga mensyaratkan cinta hakiki seorang hamba kepada Tuhannya. Berbeda dengan pengakuan cinta murni manusia yang ujung-ujungnya kelamin, cinta hakiki justru tanpa syarat. Hanya kerinduan akan kehadiran-Nya lah yang menjadi landasan cinta ini. Pandangan inilah yang membuat saya menilai bahwa lagu Kelamin Uber Alles memiliki makna yang sangat dalam. Bila ingin dikaji secara filsafat, mungkin akan lebih kaya lagi. Namun, saya tidak memiliki alat analisisnya, sehingga tidak mampu memaparkannya di sini dan saat ini. The Panas Dalam sendiri merupakan kelompok musik besutan Pidi Baiq, seorang seniman lulusan FSRD ITB yang dikenal dengan gaya dan pikirannya yang out of mainstream. The Panas Dalam merupakan "perlawanan" kaum muda di dalamnya terhadap kondisi politik Indonesia di akhir era Orde Baru pada 1995. Hal ini tampak dari visi pendirian serta ragam lagu dan liriknya. Dari segi komposisi musiknya, saya sendiri tidak mampu menilai banyak. Namun, sepemahaman saya, The Panas Dalam menggabungkan balada, blues, dan rock. Beat musiknya seringkali kencang, tetapi tak jarang juga melankolis yang diiringi tiupan harmonika dan gesekan biola. Komposisi musik ini berbalut dengan pemikiran out of mainstream yang tertuang dalam lirik-liriknya. Lirik-lirik ini benar-benar terasah dari pengamatan yang detail dan out of the box. Hasilnya, paduan lagu yang indah sekaligus "nendang". Dari tema percintaan, beberapa yang saya suka, sebutlah lagu Cinta Kandas Beda Usia, Jatinangor, Jane, Nia, Erwin Loves Mira, Rintihan Kuntilanak, Semacam Kasih Sayang, Suka Dukaku Mencari Lala, Aku Jatuh Cinta, dan Love is Giant. Cinta Kandas Beda Usia bercerita tentang percintaan antara mahasiswa S2 dan anak TK. Di lagu ini, diceritakan bagaimana tersiksanya seorang mahasiswa S2 yang harus jatuh cinta kepada anak TK. Mereka dihadapi keputusan yang dilematis antara melanjutkan hubungan atau menyudahinya. Bila melanjutkan hubungan, pertanyaannya, bila si anak TK tumbuh menjadi seorang gadis, apakah akan menerima mahasiswa S2 yang tentunya sudah berusia lanjut dan tua bangka? Saya pribadi menyangsikan bahwa lagu ini diangkat dari kisah nyata. Namun, kejelian dan keunikan untuk mengangkat tema percintaan seperti ini bagi saya harus diapresiasi dengan ungkapan "cerdas!". Juga lagu Rintihan Kuntilanak. Lagu ini menceritakan tentang hantu Kuntialanak yang menunggu mati kekasihnya. Menurut saya lagu ini juga unik. Kapan mati kekasihku // Kumenanti kau di sini // Ayo mati bunuh diri // Agar kita jumpa lagi. Demikian penggalan sebait lirik lagu tersebut. Lagu itu benar-benar menjadi hidup dengan lengkingan vokal Pidi Baiq yang benar-benar meresapi dan menunjukkan kesetiaan dan ketidaksabaran Kuntilanak menunggu kekasihnya mati. [caption id="" align="alignnone" width="380" caption="Pidi Baiq, sang pendiri dan vokalis. (Foto: indonesiakreatif.net)"] [/caption] Tak hanya tentang keputusasaan cinta, The Panas Dalam juga mencoba menggambarkan cinta antara sepasang suami dan istri dalam lagu Erwin Loves Mira. Erwin sendiri merupakan pemain harmonika dan vokal kedua The Panas Dalam. Lagu ini menceritakan cinta Erwin kepada keluarganya kendati dia ikut bermain musik dengan The Panas Dalam. Bahkan, lagu ini seperti menyampaikan jaminan kepada Mira bahwa Erwin ada di tengah orang-orang yang baik. Dalam reff, The Panas Dalam menceritakan bahwa Mira dan Mutiara (anak Erwin) bangga karena kepala keluarganya adalah anggota The Panas Dalam. Sedangkan untuk lagu-lagu percintaan lainnya, silahkan analisis sendiri. Pastinya, coba dengarkan, hayati, dan Anda mungkin akan jatuh cinta dengan lagu-lagu The Panas Dalam. Ada pun lagu-lagu lainnya memiliki tema dan karakter yang beragam dan unik. Beberapa yang banyak disukai oleh pendengarnya adalah Cita-Citaku, Budak Baheula, Lagu Timur, Wanita, Jangan Sombong, Bencong Sapoy, Jampi Maling, Novi Si Suara Seribu, dan Urang Mah Bae. Cita-Citaku bercerita tentang seorang pria yang ingin menjadi wanita. Lagu ini memberikan satu per satu contoh unik tentang keengganan seorang lelaki yang tidak ingin menjadi lelaki. Misalnya dalam lirik pada bait pertama. Cita-citaku ingin menjadi Polwan // Mana mungkin aku hanya lelaki // Oh Tuhan tolong hamba-Mu // Aku tak sudi jadi bapak Polwan. Demikian seterusnya. Dengan membandingkan status perempuan dan laki-laki, lirik ini seperti menggugat status seorang laki-laki ketika ingin menjadi perempuan. Selain lagu-lagu yang tampak absurb seperti Cita-Citaku, juga terdapat lagu yang "rada cageur". Dua di antaranya adalah Lagu Timur dan Jangan Sombong. Lagu Timur mengajak pendengar The Panas Dalam agar jangan takut terhadap hal-hal di dunia ini kecuali dibenci dan kehilangan teman. Sedangkan lagu Jangan Sombong mengajak pendengar untuk merenungi bahwa "Di atas langit ada langit". Ah, tampaknya bila menceritakan lagu-lagu The Panas Dalam tidak akan ada habisnya. Bahkan, di bank lagu saya ada 106 lagu The Panas Dalam. Saya kira bisa menjadi tema skripsi atau tesis yang menarik. Juga tidak akan pernah selesai euforia saya dalam mendengarkannya. Bila penasaran, silahkan dengarkan sendiri, dan rasakan euforianya. Bagi saya, lagu-lagu The Panas Dalam seperti tidak pernah kehilangan "ruang" di hati saya selama ini. Komposisi musiknya yang asyik dan lirik-liriknya yang menilisik pikiran, seperti tidak pernah mau berhenti mengisi relung-relung lubang pendengaran saya di antara kotoran dan rambut telinga. Bagaimana dengan Anda? Punya pengalaman dan sensasi dalam mendengarkan lagu-lagu The Panas Dalam?***

3a8082e126
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages