[R@ntau-Net] Datuk, Yang Dihormati Yang Disegani

613 views
Skip to first unread message

Arnoldison

unread,
Aug 29, 2006, 5:41:07 AM8/29/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Datuk, Yang Dihormati Yang Disegani

Reporter : Vincent Hakim Roosadhy

indosiar.com, Solok - Inilah Nagari Sulit Air. Sebuah kampung di
Solok, Sumatera Barat. Seperti masyarakat Minang kebanyakan, kaum di
Nagari inipun masih kental memegang adat.

Nama Sulit Air, dari beberapa hikayat yang beredar, konon diberikan
oleh Datuk Mulo Nan Kawi, yang berasal dari Tanah Pariangan Padang
Panjang. Datuk Mulo, bersama istrinya, Puti Anggo Ati, beserta para
pengikutnya, ketika itu tengah melakukan perjalanan mencari tempat
permukiman baru.

Hingga akhirnya tiba di sebuah daerah, yang kemudian diberi nama
Sulit Air. Nama ini, sesuai dengan kondisi daerahnya yang memang
sulit mendapatkan air. Lokasinya yang berada di ketinggian yang
berbatu-batu, membuat air di Nagari ini begitu berharga. Jadilah
daerah ini bernama Sulit Air.

Nagari Sulit Air, kini dihuni oleh empat suku besar. Limo Singkek,
Limo Panjang, Piliang dan Simabua. Dari empat suku besar inilah
terdapat sedikitnya 116 datuk.

Di ranah Minang, pada umumnya, datuk merupakan gelar yang melekat
secara turun-temurun, kepada pribadi tokoh adat masyarakat. Seorang
datuk adalah tokoh masyarakat, yang sangat dihormati dan disegani.
Seorang datuk yang juga adalah penghulu, merupakan tokoh panutan yang
selalu menjadi teladan di tengah-tengah masyarakat.

Gelar datuk di Nagari Sulit Air, juga diberikan kepada seseorang yang
dianggap telah berbakti dan banyak berjasa bagi masyarakatnya. Gelar
datuk ini biasa disebut dengan datuk kehormatan. Untuk memilih dan
menentukan seseorang pantas menyandang gelar datuk kehormatan ini,
bukan perkara mudah. Paling tidak dibutuhkan waktu 3 bulan untuk
memutuskannya.

Kaum telah bersepakat. Sang calon datuk kehormatan telah ditentukan.
Gelar Datuk Bandaharo Sutan Nan Kayo, telah disiapkan. Waktu
penobatanpun putus sudah. Laiknya sebagai tokoh dan pemimpin besar,
sang calon penerima gelar datuk kehormatan, disambut secara meriah
oleh para datuk dan masyarakat. Sang penerima gelar diarak memasuki
gerbang Nagari.

Makan sirih menjadi semacam ritual wajib, bagi seorang tamu terhormat
yang telah diterima dalam sebuah keluarga besar. Tak terkecuali bagi
penerima gelar datuk kehormatan Datuk Bandaharo Sutan Nan Kayo. Makan
sirih merupakan simbol, ucapan selamat datang.

Upacara pelantikan datuk kehormatan, akan berlangsung tiga hari tiga
malam berturut-turut. Sebelum seluruh acara tradisi dimulai, sang
calon penerima gelar datuk kehormatan, ditempatkan dalam rumah adat
gadang dengan upacara perarakan.
Hari pertama dimulai. Sang penerima gelar, diarak ke rumah gadang 20
ruang. Rumah gadang 20 ruang menjadi pusat acara seremonial,
pelantikan datuk kehormatan. Rumah gadang 20 ruang merupakan rumah
terbesar, dengan 20 ruangan di dalamnya. Rumah yang telah berdiri
puluhan tahun ini, konon merupakan rumah adat Limo Panjang terbesar.

Menjelang hari puncak acara pengukuhan gelar datuk kehormatan
Bandaharo Sutan Nan Kayo, para datuk yang diwakili para wakil datuk
dari masing-masing suku terbesar di Nagari Sulit Air, menjalankan
upacara mengisi adat, atau mangisi adek.
Mengisi adat adalah semacam sidang internal para tokoh adat Limo
Panjang, di mana sang calon penerima gelar mempunyai darah keturunan.
Sidang ini berkaitan dengan pemberian gelar anak kemenakan. Yaitu
gelar setelah menikah, sebagai simbol kedewasaan. Gelar Sutan
Mangkuto diberikan untuk gelar anak kemenakan.

Berbalas pantun menjadi bagian penting, dalam acara mengisi adat.
Berbalas pantun dilakukan oleh beberapa orang wakil datuk, dari empat
suku terbesar. Isinya berkaitan dengan persembahan dan minta restu
atau izin, menjelang pengukuhan gelar. Biasanya masing-masing wakil
datuk melontarkan sebuah pantun, yang kemudian dibalas oleh wakil
datuk yang lain. Acara mengisi adat diakhiri dengan santap bersama,
sebagai sarana kebersamaan dan persaudaraan.

Setelah menerima pengakuan sebagai anak kemenakan Limo Panjang, sang
datuk menjalani upacara sirih atau siriah kaduik. Yakni pergi ke
rumah anak dara, si pengantin wanita atau anak daro. Siriah kaduik
merupakan acara peminangan. Hal ini dilakukan karena sang pengantin
wanita, bukan berasal dari suku dan adat istiadat yang sama. Upacara
sirih juga merupakan simbol pengakuan bagi anak daro, untuk masuk
dalam keluarga besar suku adat Limo Panjang.

Bagi masyarakat Sulit Air, seperangkat sirih merupakan komponen
penting dalam setiap kehidupan adat. Sirih, kapur, pinang, gambir dan
tembakau, adalah simbol penerimaan keakraban. Di rumah adat anak
daro, seperangkat sirih Datuk Bandaharo Sutan Nan Kayo diterima
secara adat. Dan sang datuk pun disandingkan dengan mempelai anak daro.

Hari yang dinantikan tiba. Pengukuhan gelar datuk kehormatan
Bandaharo Sutan Nan Kayo, dilakukan pada malam hari ini. Semua tamu
terhormat, keluarga, para pejabat, para tetua adat, dan para datuk
nagari, hadir memenuhi rumah gadang duo puluah ruang. Mereka menjadi
saksi.

Gelar, dengan lambang pakaian datuk pun, resmi dikenakan Datuk
Bandaharo Sutan Nan Kayo. Sejak saat itulah, gelar kehormatan Datuk
Bandaharo Sutan Nan Kayo sah disandang. Malam pun menjadi lebih
tenang menunggu esok hari, saat perarakan Datuk Bandaharo Sutan Nan
Kayo keliling desa.
Matahari masih bergelantung rendah di timur, ketika arak-arakan
keluarga Datuk Bandaharo Sutan Nan Kayo dan para pengantarnya,
berkeliling nagari. Sang datuk mengenakan baju kebesaran dari suku
Piliang datuk nan besar.

Maarak sirieh godang atau 100 bungo sirieh, masing-masing bungo
sirieh dengan empat juadah, keliling nagari mengantar rombongan sang
Datuk Bandaharo Sutan Nan Kayo. Dalam tradisi Nagari Sulit Air, acara
berkeliling nagari ini dimaksudkan untuk memperkenalkan sang datuk,
kepada masyarakat luas.

Gelar datuk kehormatan bersifat pribadi, dan tidak melekat secara
turun-temurun. Seperti halnya ketika menjelang penentuan sosok
penerima gelar datuk, segala sesuatunya dipertimbangkan melalui
semacam dewan datuk, demikian pula jika sang datuk melakukan
perbuatan tak terpuji. Maka dewan datuk akan membicarakannya secara
internal, di dalam dewan datuk.

Untuk itulah, pepatah, lebih mudah merebut daripada mempertahankan,
kelihatannya juga berlaku di sini. Menjaga gelar datuk kehormatan,
adalah segalanya buat seorang datuk yang telah dilantik. Ia tidak
hanya membawa pribadinya, namun juga kaum yang telah memberi amanat
kepadanya.
Baik buruk perilaku Datuk Bandaharo Sutan Nan Kayo, adalah cermin
baik buruknya masyarakat Nagari Sulit Air. Tak mudah menjadi datuk.(Idh)

5/14/2003


--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================

Datuk Endang

unread,
Sep 8, 2006, 3:17:37 PM9/8/06
to Arnoldison, pal...@minang.rantaunet.org
Dunsanak ysh,
Manapuak aia di dulang, iyolah taserak ka muko sendiri. Dalam kasus iko alah tajadi pelanggaran adat, nan kusuik alun salosai dan kini ko ka diurai ciek-ciek.
Kasus ini telah disikapi oleh sebagian penghulu yang ada, dan untuk itu kami pun telah menjelaskan sikap kami bajanjang naiak batanggo turun.
Baitupun dianjuangkan tangan nan sapuluah ditakuakkan kapalo nan satu, minta ampun dan minta maaf ka urang nan banyak, mintak wakotu insya Allah ka disalosaikan.
Wassalam,

-datuk endang



Arnoldison <arn...@spij.co.id> wrote:
Datuk, Yang Dihormati Yang Disegani

Reporter : Vincent Hakim Roosadhy

indosiar.com, Solok - Inilah Nagari Sulit Air. Sebuah kampung di
Solok, Sumatera Barat. Seperti masyarakat Minang kebanyakan, kaum di
Nagari inipun masih kental memegang adat.


---------------------------------
Get your email and more, right on the new Yahoo.com

chaidir latief

unread,
Sep 8, 2006, 10:12:58 PM9/8/06
to pal...@minang.rantaunet.org, Arnoldison
pak syaf yang baik
paneh juo talingo masalah gala kehormatan ko Bagi kito iko fardu kifayah Manuruik ambo diributkan apo nan alah diputuskan di Ranah ka Presiden Buah simala kama Diribuikan Nan salah bukan beliau Nan salah awak juo Manga indak kapangka manyalasaikan Gagasan dari para mantan dan petinggi yang ado sedang bertugas dan bertangggung jawab manuruik ambo salah satu solusi nan dapek kito lakukan Ambo selain umua ambo tingga di Banduang Pak Syak masih ado fasilitas dan tingga di Jakarta
Ch N LatiefDt Bandaro 78

Datuk Endang <datuk_...@yahoo.com> wrote:
Dunsanak ysh,
Manapuak aia di dulang, iyolah taserak ka muko sendiri. Dalam kasus iko alah tajadi pelanggaran adat, nan kusuik alun salosai dan kini ko ka diurai ciek-ciek.
Kasus ini telah disikapi oleh sebagian penghulu yang ada, dan untuk itu kami pun telah menjelaskan sikap kami bajanjang naiak batanggo turun.
Baitupun dianjuangkan tangan nan sapuluah ditakuakkan kapalo nan satu, minta ampun dan minta maaf ka urang nan banyak, mintak wakotu insya Allah ka disalosaikan.
Wassalam,

-datuk endang


Arnoldison wrote:
Datuk, Yang Dihormati Yang Disegani

Reporter : Vincent Hakim Roosadhy

indosiar.com, Solok - Inilah Nagari Sulit Air. Sebuah kampung di
Solok, Sumatera Barat. Seperti masyarakat Minang kebanyakan, kaum di
Nagari inipun masih kental memegang adat.


---------------------------------
Get your email and more, right on the new Yahoo.com
--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================



---------------------------------
All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster.

Saafroedin BAHAR

unread,
Sep 15, 2006, 11:20:41 PM9/15/06
to pal...@minang.rantaunet.org, Arnoldison, chaidir latief
Assalamualaikum w.w. pak Chaidir,

Nan jaleh, minggu muko gala tu ka diagiahkan ka Presiden SBY. Sacaro informal sabananyo ambo alah manyarankan ka kontak ambo di Sekneg. supayo Presiden SBY jan manarimo dulu gala adat tu, karano salamo ko kito salalu basiarak tantang soal ko. Tapi kini kan alah talongsong. Mulonyo gala tu ka diagaihan dek tokoh-tokoh salah satu nagari, tapi kudian diambiak aliah dek tokoh-tokoh nan diateh.

Nampaknyo nan paralu kito karajokan sasudah ko adolah mambuek aturannyo nan baku baa prosedur maagiahkan gala adat ko. Karano maagiahkan gala tu ateh namo urang Minang, kan rancak juo kito nan di Rantau didanga dek Dunsanak nan di Ranah, karano kito kan masih urang Minang juo [walaupun maunuruik Dunsanak Wisran Hadi, kito nan di Rantau indak paralu sato-sato pulo maurus Ranah tu lai. Kasan samantaro dari ambo, nampaknyo 'kaminangan" kito nan di Rantau ka lucuiki dek Dunsanak kito ko].

Sakian dulu,
Waasalam,
Saafroedin Bahar


----- Original Message ----
From: chaidir latief <chaidir...@yahoo.com>
To: pal...@minang.rantaunet.org; Arnoldison <arn...@spij.co.id>
Sent: Saturday, September 9, 2006 9:12:58 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Datuk, Yang Dihormati Yang Disegani


pak syaf yang baik
paneh juo talingo masalah gala kehormatan ko Bagi kito iko fardu kifayah Manuruik ambo diributkan apo nan alah diputuskan di Ranah ka Presiden Buah simala kama Diribuikan Nan salah bukan beliau Nan salah awak juo Manga indak kapangka manyalasaikan Gagasan dari para mantan dan petinggi yang ado sedang bertugas dan bertangggung jawab manuruik ambo salah satu solusi nan dapek kito lakukan Ambo selain umua ambo tingga di Banduang Pak Syak masih ado fasilitas dan tingga di Jakarta
Ch N LatiefDt Bandaro 78

Datuk Endang <datuk_...@yahoo.com> wrote:
Dunsanak ysh,
Manapuak aia di dulang, iyolah taserak ka muko sendiri. Dalam kasus iko alah tajadi pelanggaran adat, nan kusuik alun salosai dan kini ko ka diurai ciek-ciek.
Kasus ini telah disikapi oleh sebagian penghulu yang ada, dan untuk itu kami pun telah menjelaskan sikap kami bajanjang naiak batanggo turun.
Baitupun dianjuangkan tangan nan sapuluah ditakuakkan kapalo nan satu, minta ampun dan minta maaf ka urang nan banyak, mintak wakotu insya Allah ka disalosaikan.
Wassalam,

-datuk endang

chaidir latief

unread,
Sep 16, 2006, 6:08:06 AM9/16/06
to Saafroedin BAHAR, pal...@minang.rantaunet.org, Arnoldison
pak syaf yang baik

Sabalun kan kito alah sepakat kito mulai dengan pendekatan ka pimpinan LKAAM Barangkali iko SALAH SATU caro Tapi kan USAHO Barangkali ado caro lainnuo nan labiah rancak Para mantan petinggi dan para petonggi LKAAM dulu Rasonyo ABRI pernah juo menempuh pendekatan iko

Kalau alah terlanjur kan nan akan datang baa Akan taruih juo seoerti iko Untuak nan alah terlanjurko baa kito mengambil manfaar optimal Salamo ko dima dima setelah diagiah gala indak ado tindak lanjutnyo Anok se lai

Ambo pagi ko menhadiri pertemuan dengan kawan kawan ambo nan alah uzur sadonyo mangalabiak membicarokan PDRI mrngrnai banyak masalah peran urang dan daerah ko nan dilupolam Sia anah mudo nan tahu bahwa ado pejabat presiden RI nan banamo Asaat dari Banuhampu dll dll dll Baa kito memanfaatkan beliau Saluang se lah melanjutkan

Baa pun keteknyo usaho kito cubo

Ch N Latief Dt Bandaro 78

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 17, 2006, 7:17:47 AM9/17/06
to pal...@minang.rantaunet.org

D A T U K

Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Alhamdulillah, saya bersyukur karena apa yang saya cemaskan dan saya khawatirkan selama ini tidak terjadi. Saya cemas karena dapat kabar, kalau pak datuk meninggal dunia, susah, bertele-tele, bisa berlarut-larut, rundingan tidak sekali putus. Datuk belum boleh di kubur sebelum dapat pengganti untuk meneruskan jabatan penghulu ini. Bayangan kecemasan itulah yang menghantui saya sewaktu membawa jenazah Mertua saya Zainuddin Dt Nan Gadang, pulang kampung. Karena sebagai datuk, mau tak mau boleh tak boleh beliau harus di makamkan di pandam pekuburan kemenakan dan disana pulalah di tetapkan siapa yang akan mengganti untuk meneruskan tongkat estafet kepenghuluan ini. Oh betapa leganya hati ini karena jenazah dapat terkubur sebelum waktu lohor di Magek Bukit Tinggi.
Penyelenggaraan pemakaman ini dapat belangsung cepat karena jauh sebelumnya kami telah melihat dan meramalkan bahwa ayah ini tak bisa bertahan lagi. Janjiannya.... tak akan lama lagi. Maka kami berembuk dengan anak dan kemanakan, sepakat akan mensegera kan pelaksaan penyelenggaraan jenazah. Maka dirundingkanlah siapa yang pantas memikul jabatan datuk berikutnya. Sehingga sewaktu jenazah sampai dikampung tak banyak mengalami rintangan, sehingga ayah tercinta dapat beristirahat dengan tenang. Kami puas orang kampungpun lega.
Beberapa kali saya menyaksikan selengkang pentang, bertengkar berkeras arang, sampai memukul meja menepuk dada dan menge luarkan kata-kata yang tak senonoh di dekat jenazah. Hanya karena prihal rebutan antara anak dan kemenakan dan rebutan antara kemenekan dan kemenakan. Si anak ingin orang tuanya di selenggarakan di rumah anak karena sakit senangnya di rumah anak. Anak lah yang menyelenggarakan selama almarhum sakit. Kadang-kadang waktu sakit, lama tergeletak tak banyak yang hirau. Tapi waktu meninggal semua pada berebutan dan bertengkar di depan jenazah.
Pernah kejadian si bapak berpesan meninggalkan, amanah sebelum wafat agar di kubur kelak di Tunggul hitam. Tungul hitam lebih bersih lebih terpelihara, agar anak bisa sering ziarah ke pusara dan akan dapat kiriman do'a. Karena selama hidup si bapak sangat rukun bersama anak dan istrinya dan selama sakitpun di selenggarakan oleh anak istri. Dan doa anaklah nanti yang akan
sampai. Namun setelah semua argumentasi di terangkan, pihak kemenakan tak bisa terima. Sebagai Datuk dia adalah milik kaum, milik nagari maka pusaranya pun harus di pandam pekuburan kaumnya. Pertengkaran tak putus malam itu, berakhir dengan sakit hati. Esok harinya datang rombongan anak kemenakan sebanyak 3 mobil,dengan kepala diikat kain hitam dan kain merah. Mungkin ada juga yang menyandang senjata, bagaikan mau perang. Perintah dari kampung "jemput terbawa". Dia mamak kita dia penghulu kita, dia milik kita, dalam hal ini anak dan istri tak berhak. bermacam-macam kata-kata dan mungkin juga sumpah serapah di lontarkan, bersitegang, hampir saja terjadi pertempuran.
Berulang kali saya menyaksikan kematian seorang datuk, bukannya tangis kepiluan yang terdengar, bukan memudahkan penyelenggaraan pemakaman jenazah yang jadi pembicaraan, tapi bertengkar. Tidak jarang pada hari itu putus hubungan keluarga dan sanak saudara yang selama ini telah terbina. Putus bakarek rotan, tidak akan saling menjelang. Kalau mau di himpun banyak susahnya dan banyak mudaratnya dari manfaatnya, serta bermacam-macam kejadian yang dapat saya catat.
Anak saya Ihsan berbisik di telinga saya :"Pa....Jadi Datuk hidup susah, matipun payah ya...?". Saya mengangguk membenarkan pendapat yang murni dari seorang anak yang masih jernih fikirannya. Lalu saya berfikir, kenapa kebanyakan orang tidak siap menghadapi kematian seorang datuk?, kenapa jauh sebelumnya tidak diatur di rencanakan, dimana makam pekuburan, siapa yang akan gantinya, bagaimana kedudukan harta yang di tinggalkannya?. Haruskah dalam kematian yang sangat menyedihkan, berpisah selama-lamanya dengan orang yang paling di cinta, pergi dan tak akan mungkin kembali lagi?. Lalu kita asyik mempertengkarkan hal-hal yang membebani jenazah. Padahal yang dipertengkarkan itu hanyalah hal yang sepele. Dan saling memperebutkan jenazah yang sudah tak ada apa-apanya dan sudah kaku jadi mayat?. Padahal ketika almarhum masih hidup, banyak yang tak peduli. Ketika sakit betapa ingin dia berada di tengah anak kemenakan, tidak di tengah perawat yang dianggapnya sebagai
orang lain. Dan itu tak di dapatkannya. Sewaktu sakit tak banyak yang peduli, tapi setelah mati?, seakan semua orang memperebutkan, memperebutkan apa...?, tuah...? nama....? jabatan...? atau harta peninggalan... ? entahlah, semuanya berbaur jadi satu.
Saya melamun, andaikan sedang memperebutkan mayat itu, tiba-tiba si mayat bangun dan bergerak. Barangkali semua yang hadir akan putih tapak kakinya lari ketakutan, semua akan meninggalkan yang di perebutkan tadi. Mungkin mayat itu hanya berpesan, "jangan bertengkar, jangan bebani saya dengan pertengkaran yang
tak ada gunanya jangan kalian memutus tali silaturrahim. Kenapa kamu halangi juga sya untuk segera menghadap Tuhan yang saya cintai?".
Baru-baru ini seorang teman saya, Syamsul Hadi, sewaktu menunaikan ibadah Haji, meninggal di rumah sakit di Mekkah jam 2 malam. Penyelenggaraan jenazah sangat cepat, sebelum Shalat subuh dia sudah di makamkan. Sewaktu di tanya kenapa tidak di tunggu sampai subuh?. Petugas menjawab "jangan lalaikan orang baik ini untuk menemui Tuhannya dengan segera". Bayangkan Jam 2 parak siang meninggal, jam 4 sebelum fajar menyingsing pelaksanaan pemakaman sudah selesai. Mereka mematuhi ajaran agama yang dianutnya.
Nah kita semua tahu akan akan sebuah plakat yang dikenal sebagai Piagam Bukit Marapalam "Adat bersandi syara'. Syara' ber sandi kitabullah. Syara' mangato adat makai". Artinya orang beradat adalah orang yang memakaikan atau menjalankan perintah agama dalam bentuk nyata, Jadi pembawa adat dan petugas adat pada hakikatnya adalah orang-orang yang melaksanakan dakwah bilhal. Tingkah laku perbuatan dan fiilnya adalah mencerminkan agama yang di peluknya dan akan mensegerakan perintah agamanya. Lalu Agama memerintahkan segerakan menguburkan mayat yang terbujur.
Tidak jarang saya lihat kalau datuk yang meninggal, banyak pelayat yang datang, tapi mengelak sewaktu diajak melaksanakan rukun penyelenggaraan mayat. Menolak sewaktu diajak memandikan, menolak dan menghindar sewaktu mengapani, serta tidak banyak yang masuk ke Mesjid untuk menyembahyangkan. Kebanyakam mereka berdiri di luar mesjid menghota hilir mudik. Sehingga kesempatan beramal
dan berbuat sesuatu yang baik bagi jenazah terabaikan. Bahkan tidak jarang saya lihat orang sudah azan di Mesjid tapi pelayat yang datang dengan pakaian kebesaran, takut pakaiannya terjiprat air dan remoh karena duduk bersimpuh. Mereka tidak melaksanakan hal yang wajib, tapi larut oleh hal-hal yang kurang bermanfaat yang sebetulnya jauh dari ajaran agama.
Saya perhatikan lagi. Bagi orang yang menang berhasil merampok dan memboyong jenazah ke tepat kaumnya. Saya bertanya sendiri apa untungnya?, apa kemenanganya? dan untuk apa kemenangan yang seperti itu kalau akan mengorbankan hal-hal yang sangat manusiawi?. Putus tali silaturahim, menghina dan mngejek, menepuk meja, mau bertinju dan berkelahi dan kadang-kadang menghunus parang atau golok mengancam kalau tak terbawa awas!. Tidak jarang juga setelah berhasil mayat di bawa, dalam penyelenggaraannya terlihat tidak tulus, hanya mencari nama. Padahal kalau jenazah di tangan anak dan istri yang telah menjalin kasih sayang puluhan tahun agaknya sentuhan tangan waktu memandikan, ikhlasnya doa yang dipanjatkan dan khusuknya hati sewaktu menyembahyangkan akan terpancar dari wajah-wajah anak -anak tercinta.
Dilain pihak saya pernah berfikir kalau seorang datuk meninggal diluar negeri atau jauh di rantau apakah mesti juga dia berkubur di pandam perkuburan?. Atau kalau di kampung anak tak ada kemenakanpun jauh, rumah di kampung pun sudah reot, sehingga kalau jenazah di semayamkan di rumah duka, akan mengundang bahaya. Apakah mesti juga dan di paksakan untuk harus begini dan begitu?. Agaknya adat kita bukanlah adat yang kaku, tapi adalah adat yang fleksibel dapat menyesuaikan dengan keadaan. "Dimana tanah di pijak disana langit di junjung". Saya hanya berfikir-fikir, kenapa tak di beri kelonggaran dan alternatif. Kenapa dalam suasana duka di cemari oleh pertengkaran-pertengkaran. Kenapa harus di sulitkan, kenapa tidak di mudahkan?. Terngiang di telinga saya pesan baginda Rasul, "mudahkanlah nanti kamu akan di mudahkan".
Untuk semua itu saya teringat akan sebuah Firman Suci_Nya dalam Surat At Taubah ayat 128:
"Sesunguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."

P a d a n g 9 Juni 1995


---------------------------------
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low PC-to-Phone call rates.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 17, 2006, 7:22:33 AM9/17/06
to Saafroedin BAHAR, pal...@minang.rantaunet.org
Mako dari itu nak, satiok kakok ka diawai, rundiang sapatah ka disabuik. Bulek lah bana kato hati, sasuai dalam kiro-kiro, naiak-kan dulu ka daraik, caliak timbangan hukum syarak lai kok dalam ridha Allah. Itulah naraco nan tak paliang nak sarato bungkah nan piawai, indak mangicuah salamonyo.
Anak kanduang balahan nyao, jarek samato Ayah-Bundo putuih tak jo-aa ka diuleh, sapihak ka b adan diri Ayah, urang nan bukan cadiak pandai, ilmu kurang sikola tangguang, mangaji tak sampai katam, rumik lah Ayah babarito.
Ndak mungkin si bisu ka banyanyi, mustahil si lumpuah ka manari, baa rang buto ka mambimbiang. Hanyo dek sungguah rajin manyimak dari alam dapek baguru di sinan tibo pangajian. Mari kito cari rasionyo. Dibalun sabalun kuku, dikambang saleba alam, alam takambang jadi guru, bumi jo langik ado di dalam. Kini nak Ayah curai Ayah papakan, tuah cilako nan talukih, dicaliak jo mato batin, diambiak ka ujuik paham sinan tasaiah ma&#146;ananyo. Ado ampek suruhan, ampek tagah nak. Nan partamo iduiklah bak rumpun aua, usah dicontoh bak tibarau. Nan kaduo, tiru baringin tangah padang, jauahkan sifaik bak kiambang. Nan katigo, simaklah anau dalam rimbo, pantangkan jadi bio-bio. Dan nan kaampek, jadilah sarupo paku, ijan saroman jo binalu.
Baa kakanyo rumpun aua, tapuntalang buluah bambu, nyampang tumbuah hitam tapi lereang tanah suko, tabiang mamuji. Kok indak lah urek nan mangungkuang taban bandaro sadionyo. Bukik pun indak taseso, lurah di bawah talinduangan, gagang manjelo dapek junjuang, maso rabuang carian urang, kok gadang banyak manfaat, lah tuo paguno juo. Baitu sifat ka dipakai nak. Dimanapun bumi dipijak, bila di kampun
g atau di rantau mambao rahmat ka rang banyak. Pandai-pandai jo masyarakat, tau-tau manenggang raso usah pamaha takuik rugi. Kok mangecek ma&#146;agak-agak, pikiakan tiok ka bakato, tapi usah katokan nan tapikia. Sabab luko di pisau tampak darah, nak duo tigo taweh panawa, sanang nan tidak tampak bakeh, tapi luko di lidah sulik ubeknyo mandanyuik ka ubun-ubun, manggaga ka rantai hati. Di lua mungkin tak bakasan, di dalam manaruah kasam. Nan bak kain dimakan nyangek, lipek patahnyo tak barubah, dikambang nyanyai tiok ragi. Bak kato-kato rang tuo ko&#146;ee &#147;kaki tataruang inai badahannyo, muluik tun taloncek ameh tantangannyo&#148;.
Salain nan dari pado itu, satinggi-satinggi batang batuang, pucuaknyo runduak ka bawah, manyilau bumi tampek tumbuah, guno nan tidak talupokan, sambia babisiak bakeh rabuang kok sampai kalian gadang isuak usah lupokan jaso tanah, tau mambaleh budi baiak. Lamahnyo pulo kadikatokan, maliuak di puta angin, manggerai dipupuik ribuik. Bak cando-cando ka tumbang, jangan ka patah ratak tido. Tapi tibo tapaso inyo kareh bisa malantiang ka udaro indak siapo ka manahan. Satiok rueh basambilu, tiok buku bamatang pulo langkok jo duri jo miangnyo, namun tabungkuih dalam kalupak, dari lua tak nampak rupo. Aratinyo, samantang awak diateh, usah pan-den palabiak dado kujua takabua tu namonyo. Balarang bana jo ugamo nak, tacacek sapanjang adaik. Urang iduik banyak batuah, urang mati banyak kiramaik. Lauik sati rantau babego taluaknyo baranjau pulo. Ikhlas-ikhlas kalau manolong, suko-suko kalau baragiah mahamun sakali jangan. Sabaliaknyo, usah palupokan jaso urang, walau sahaluih bijo
bayam, gadang faedah manfaatnyo, pamaaf saba jo rilah habiskan dandam kasumat. Bia urang baniat buruak awak babudi baiak juo. Pakaikan bana tu nak kanduang, usah dicayah dilengahkan, itu tantang buluah jo bambu.


---------------------------------
Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 17, 2006, 11:43:11 AM9/17/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Ass ww
Tarimo kasih banyak adinda Elthaf atas laporan padangan matanya.
Memang lah terbersit dihati ini mendirikan Rs di P Baru , kiranya bisa menambah amal dan ibadah ke pada Nya
Setelah satahun berdiri Alhamdulilah Rs PMC lah malakukan operasi wajah dg bedah plastik, nan mangarajoan murid2 awak juo
di PMC ini juga bbrp kali tlah dilakukan operasi tumor otak yg selama ini selalu di kirim ke Singapura. Lah banyak tatolong dan memudahkankan masyarakat Riau agar kalau berobat tak perlu ke Tanah subarang .
secara berangsur lah disiapkan alat2 spt Ct Scan double sales dari jerman.
Lah ado usg 4 dimenbsi nandi karajoan dek anak-anak awak juo urang Magek dr Zulmaita SpOG KFM, sahinggo bantuak bayi, jenis kelamin dan kelaianan nan saketekpun dapek di deteksi oleh alat dan dotor nyo
Kita telah lengkapkan PMC dg onkologi2 di Bg Bedah dan kebidanan sarato dr neuro surgeon
Disampian alat hemoldialisa/ cuci darah ado juo O2 Liquid dg tabung besar
Dg tempat tidur 80 dan bayi 20 disertai kamar operasi 3 buah Rs Ini siap ke profesionalis,,, dan pengelolaan yg labiah/ elok. Insyaallah dlm waktu dakek JEC atau jakarta Eyes Centre juga mengembangkan sayapnya disini dg operasi tanpa jahit..alatnya sdh datang, kamar operasi khusu nya sdh siap dan tenaganyapun sudah ada. Mohon doa restu dari sanak2 agar mis kemanusiaan ini mencapai sasaranya,. semua itu di lakukan utk kepuasan pasien.

Eh sadang asyik2 merayakan Ultah PMCdi P Baru, tibo2 dtg panggilan dari Rs Bunda Padang ada kaluarga Miskin nan minta tlg. Bergegas saya terbang ke Padang dan Alhamdulillah dari sore tadi lah lahia 3 urang bayi melalui sectio caesarea, dek karano lah lamo di rumah bidan anak ngdak mancogok

sakali lai tarimo kasih adinda. Oh Yo, hari sabtu 18 sept 06 kapatang ambo menghadiri acara oengukuhun Profesor dr Kharul Ismael SpBA di UNPAD. Baliau alumni SMA tahu 1957.... Tapasolo dalam acara prosesi mamakai pakaian kabasaran dan Toga
Itulah saketek kaba barito dari kampuang

"Elthaf (elthaf)" <elt...@chevron.com> wrote:

Ari Akaik, 17 September 2006, Rumah Sakit Pekenbaru Medical Center di Pakanbaru mangadokan perayaan Ultahnyo nan partamu, RS PMC berbagi bahagia jo masyarakaik sekitarnyo, nampak dalam acara jalan santai dan bagi-bagi door price tu jajaran pimpinan, para medis doto, perawat RS PMC, staf pengajar, siswa Akbid Internasional berbaur jo masyarakat sekitarnyo, suasana berbahagia tu juga dihadiri dek Kapalo Dinas Kesehatan Riau Pak dr. H. Taswin Jacoub,
Nampak sumringah eh sanang bana Komisaris RS PMC Pak Prof. Dr. H. K. Suheimi, SpOG, MBA , Dir Akbid Internasional, Ibu dr. Zurtias Suheimi, Mkes, dan pimpinan RS PMC Pak Asri Nawas jo Pak Adrianis nan alumni 88
Lamaknyo lai curito pagi tadi tu, ambo dikenalkan dek Uda K. Suheimi, alumni 65 dan Uni Zurtias alumni SMA1 Bkt angkatan 65 ka Pak Adrianis atau Adek, alumni 88, aa lah maota lamak alumni pulo kami tadi pagi di PMC jo baliau ko dan tambah ciek lai Hermanto Ansam, 89 nan sehari-hari sebagai Redaktur Pekanbaru Pos.
Adek ko adolah angkatan 88, kini Adek nan maatur akuntansi jo keuangan RS PMC.(manager Keuangannyo)
Satahun RS PMC nampak sekali perkembangan yang luar biasa, sasuai jo tekadnyo, PMC sebagai salah satu RS terbesar di Pekanbaru selalu ingin mambuek pasien sanang barubek di PMC. RS PMC juo menjalin kerjasama jo PT Chevron Pacific Indonesia dan babarapo parusahaan gadang nan ado di Riau
Selamat Ultah RS PMC, selamat juo samo Kkd. Suheimi, Uni Zurtias Suheimi, Pak dan Ibu Herman Nawas, Pak Asri Nawas nan baliau-baliau ko adolah owner RS PMC ko.
Semoga makin sukses dan eksistensinyo makin rancak dan tagak tali di Riau, amiin.
Wassalam,
Elthaf, 80

Saafroedin BAHAR

unread,
Sep 17, 2006, 1:45:07 PM9/17/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Assalamualaikum w.w. Dunsanak Dr H.K. Suheimi,

Melihat catatan di bawah karangan Dunsanak, karangan tersebut bertanggal 9 Juni 1995, timbul pertanyaan pada diri saya, apakah masih terdapat praktek demikian pada saat ini, tahun 2006 ? Saya akan menggeleng-gelengkan kepala jika sekarang ini masih ada.

Sambil ikut bersyukur bahwa masalah pemakaman alm Bp Zainuddin Dt Nan Gadang telah dapat berlangsung dengan selamat, saya garis bawahi pernyataan Dunsanak dalam hubungannya dengan ABS SBK yang menjadi perhatian saya secara khusus, bahwa :

"[..] kita semua tahu akan akan sebuah plakat yang dikenal sebagai Piagam Bukit Marapalam "Adat bersandi syara'. Syara' ber sandi kitabullah. Syara' mangato adat mamakai". Artinya orang beradat adalah orang yang memakaikan atau menjalankan perintah agama dalam bentuk nyata, Jadi pembawa adat dan petugas adat pada hakikatnya adalah orang-orang yang melaksanakan dakwah bilhal. Tingkah laku perbuatan dan fiilnya adalah mencerminkan agama yang di peluknya dan akan mensegerakan perintah agamanya"

Saya setuju sepenuhnya dengan pemahaman Dunsanak terhadap pelaksanaan 'Adat bersendi syara', syara' bersendi Kitabullah, Syara' mangato adat mamakai'. Yang jadi masalah tentunya adalah apabila belum ada kesepakatan antara anak dengan kemenakan, yang mungkin lebih banyak kejadiannya. Menurut pendapat saya, masalah seperti ini jangan diselesaikan secara ad hoc, tetapi diatur secara lebih rapi, sehingga tidak akan terulang lagi gambaran yang memilukan ketika anak dan kemenekan bertengkar hebat di saat suasana duka.

Wassalam,
Saafroedin Bahar (70 th kurang)

----- Original Message ----
From: suheimi ksuheimi <ksuh...@yahoo.com>
To: pal...@minang.rantaunet.org
Sent: Sunday, September 17, 2006 6:17:47 PM
Subject: [R@ntau-Net] Datuk


D A T U K

Oleh : Dr.H.K.Suheimi

Alhamdulillah, saya bersyukur karena apa yang saya cemaskan dan saya khawatirkan selama ini tidak terjadi. Saya cemas karena dapat kabar, kalau pak datuk meninggal dunia, susah, bertele-tele, bisa berlarut-larut, rundingan tidak sekali putus. Datuk belum boleh di kubur sebelum dapat pengganti untuk meneruskan jabatan penghulu ini. Bayangan kecemasan itulah yang menghantui saya sewaktu membawa jenazah Mertua saya Zainuddin Dt Nan Gadang, pulang kampung. Karena sebagai datuk, mau tak mau boleh tak boleh beliau harus di makamkan di pandam pekuburan kemenakan dan disana pulalah di tetapkan siapa yang akan mengganti untuk meneruskan tongkat estafet kepenghuluan ini. Oh betapa leganya hati ini karena jenazah dapat terkubur sebelum waktu lohor di Magek Bukit Tinggi.

Penyelenggaraan pemakaman ini dapat belangsung cepat karena jauh sebelumnya kami telah melihat dan meramalkan bahwa ayah ini tak bisa bertahan lagi. Janjiannya.... tak akan lama lagi. Maka kami berembuk dengan anak dan kemanakan, sepakat akan mensegerakan pelaksaan penyelenggaraan jenazah. Maka dirundingkanlah siapa yang pantas memikul jabatan datuk berikutnya. Sehingga sewaktu jenazah sampai dikampung tak banyak mengalami rintangan, sehingga ayah tercinta dapat beristirahat dengan tenang. Kami puas orang kampungpun lega.
Beberapa kali saya menyaksikan selengkang pentang, bertengkar berkeras arang, sampai memukul meja menepuk dada dan mengeluarkan kata-kata yang tak senonoh di dekat jenazah. Hanya karena prihal rebutan antara anak dan kemenakan dan rebutan antara kemenekan dan kemenakan. Si anak ingin orang tuanya di selenggarakan di rumah anak karena sakit senangnya di rumah anak. Anak lah yang menyelenggarakan selama almarhum sakit. Kadang-kadang waktu sakit, lama tergeletak tak banyak yang hirau. Tapi waktu meninggal semua pada berebutan dan bertengkar di depan jenazah.


Pernah kejadian si bapak berpesan meninggalkan, amanah sebelum wafat agar di kubur kelak di Tunggul hitam. Tungul hitam lebih bersih lebih terpelihara, agar anak bisa sering ziarah ke pusara dan akan dapat kiriman do'a. Karena selama hidup si bapak sangat rukun bersama anak dan istrinya dan selama sakitpun di selenggarakan oleh anak istri. Dan doa anaklah nanti yang akan
sampai. Namun setelah semua argumentasi di terangkan, pihak kemenakan tak bisa terima. Sebagai Datuk dia adalah milik kaum, milik nagari maka pusaranya pun harus di pandam pekuburan kaumnya. Pertengkaran tak putus malam itu, berakhir dengan sakit hati. Esok harinya datang rombongan anak kemenakan sebanyak 3 mobil,dengan kepala diikat kain hitam dan kain merah. Mungkin ada juga yang menyandang senjata, bagaikan mau perang. Perintah dari kampung "jemput terbawa". Dia mamak kita dia penghulu kita, dia milik kita, dalam hal ini anak dan istri tak berhak. bermacam-macam kata-kata dan mungkin juga sumpah serapah di lontarkan, bersitegang, hampir saja terjadi pertempuran.
Berulang kali saya menyaksikan kematian seorang datuk, bukannya tangis kepiluan yang terdengar, bukan memudahkan penyelenggaraan pemakaman jenazah yang jadi pembicaraan, tapi bertengkar. Tidak jarang pada hari itu putus hubungan keluarga dan sanak saudara yang selama ini telah terbina. Putus bakarek rotan, tidak akan saling menjelang. Kalau mau di himpun banyak susahnya dan banyak mudaratnya dari manfaatnya, serta bermacam-macam kejadian yang dapat saya catat.

--- saya potong di bagian ini -----

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 17, 2006, 8:02:28 PM9/17/06
to Saafroedin BAHAR, pal...@minang.rantaunet.org
Ass ww
Apa yg pak saaf tuturkan benar adanya dan saya setuju dg bapak
salam teriring do'a

Oleh : Dr.H.K.Suheimi


---------------------------------
Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 17, 2006, 8:35:50 PM9/17/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Baalah pulo jo tibarau. Cubo Ang danga Ang simakkan nak dapek paham hakimahnyo. Iduik tibarau barumpun-rumpun, batangnyo barueh-rueh, badaun panjang bakalupak. Kalau dipandang dari jauah, saroman bana bantuak tabu. Tapi di mamah ramba aia raso amba indak batantu, pangicuah gadang kironyo. Tarago ketek sabantuak jaguang, disilau indak babuah, bungo sahalai tak manaruah. Kalau-inyo tumbuah di lereang atau di tanah katinggian sinan tabukak rasionyo. Barambuih angin ka mudiak, tibarau madok ka mudiak, kok bakisa arah ka ilia inyo baputa kian pulo. Nyampang ditumpu dari ateh, lah sato maangguak-angguak urang diam inyo marumuak. Kian iyo, kamari iyo, lawan jo kawan samo iyo. Pendeknyo sagalo iyo, indak ado nan tidak iyo. Tibo Golkar lah masuak Golkar, urang P-3 inyo P-3, kampanye PDI paliang di muko, indak bapendirian. Aa kasudahannyo jadi anti mun bungkuak, masuak karanjang tak baetong, kok pai indak manukuak, pulang indak maluahi, arago bara diri awak.
Di dalam bahaso nasional tapeklah kok dikatokan bahwa inilah lambang kepalsuan, penuh kepura-puraan tanpa motivasi dan munafik sulit dipercaya. Awak ko musti jujur Nak, kok indak katokan indak kok lai tunjuakkan lai, usah takah-takah spuluik alun ditanak lah badarai, manipu diri sendiri. Lagak bak cando urang kayo, mangecek pantang di bawah, baa jeneang baa lah mantiak perak basapuah dijarinyo, sarawa bagantiak juo. Padohal baju basalang balagakkan yuang, tiok kalapau tiok utang cah bon, cah pinjaman, sakali indak babayaran, ditunggu urang diariaknyo. Anak cacak tabang ka benteang, tibo di benteang makan padi, awak rancak putiah, celeang diresek saku tak barisi. Jauahkan bana nan bak nantun nak. Hongeh kecek urang kampuang, bagunjiang urang suok kida.
Ado pulo nan sok urang cadiak, manggaleh inyo nan santiang, impor ekspor buah tutua-nyo, bursa efek nan tau bana. Baisuak kawan disantuangnyo (heh ). Jo ugamo inyo nan paham, nahu musarab Mantiak Maani tafsir khazen Imam Ghazali, kasurau tiok hari rayo. Jo politik tau daulu sajak nan dari orde baru, soal KBJ pembangunan sampai ke Irak ke Bosnia, ulu nuklir tanago atom Amerika, Asean juo (heh &#133;). Awak bagak jo aruh balai, sihia jo gayuang ilmu batin, kungfu, karate, silek tuo sadonyo putuih dek baliau, di garegak lai basunguik nyo. Kok ota soal baguru pulo, anjiangnyo paliang batuah, lupak gerai nan hitam kulik, dado lapang jangkia tagantuang, pilang-pilang bapaneh pulo, sambilan bukik kajarannyo, kakandiak kakijang lamo, lah tigo liang kanai saiang, kabangkai sakali balun.
Baitupun nak, ado mangaku santiang jo adat, pantun papatah mahia bana luhak tigo larek nan duo, kato ampek undang duo baleh, pacahan undang duo puluah. Dima-alek inyo lah nampak, kamek manitah pasambahan, ayam kinantan di galanggang. Tapi parangan bacilapuik, tibo kusuik maenjo-enjo, datang karuah maundak-undang, barundiang nak manang surang, mufakat pantang mangalah, bakato indak baistilah.
Nan sahandak sabuliahnyo nak, kok iyo awak urang cadiak, cadiaknyo bisa tapakai. Kok awak urang indak tahu usah bapurak-purak tahu. Ikolah nan di katokan dek konghuchu &#147;Orang yang paling bodoh ialah orang yang tidak tahu bahwa dia tidak tahu&#148;. Urang nan tahu baraso inyo indak tahu iko bisa dibari tahu, tapi nan susah nak, indak sadar kalau inyo pandia, aa iko panyakik abih ubek tunggu mananti aja-lu lah, sifaik cadiak tak dapek dituruikkan, bodoh tak bisa diajari. Itulah sifaik cilako, buangkan bana jauah-jauah nak, usah ditiru dituladan.
Aa kini caliaklah pulo kayu gadang, baringin di tangah padang. Baurek cukam ka tanah, jauah taunjam ka pitalo, panuahlah bumi di rumpunnyo. Dek gampo indak tabukek-kan, dek badai alun ka ta-oleang, konon lah goyang angin lalu. Taguah jo pandirian, istiqamah dengan tauhid, beprinsip tegar dan kokoh. Kalau yakin tumbuah dipaham, sajangka duduak tak bakisa, satampok tagak tak bapayuang, walau baalah bujuak rayu, haram kuniang karano kunyik pantang lamak ulah dek santan. Rugi jo pitih ndak ditimbang nak, jariah payah pasa biaso, tapi jaan diago martabat urang. Lompek-salompek ambua tibo indak baserap kato duo, tak iduik mati pun jadi.


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail.

Anzori

unread,
Sep 18, 2006, 4:07:27 AM9/18/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Assalamualaikum wr.wb.

Maliek permasalahan pemberian gelar yang "pro dan kontra" serta tulisan Wisran hadi di ranah-minang.com, ambo ingin mengambil suatu kesimpulan apo yang tajadi pada "Kaum Adat" di Minangkabau baik di Minang maupun di rantau.

1. Ado perbedaan prinsipil mengenai "persepsi" kekuasaan adat antaro :pemangku kepentingan di Sumbar dengan yang ado di Rantau.
2. Tidak ado sinergi antaro pemangaku kepentingan di rantau dan di Minang.
3. Kaum di daerah melihat kaum di rantau hanyo sebagai "tempelan adat" atau extension, bukan bagian yang perlu diperhitungkan dalam adat minangkabau.
4. Kekuasaan adalah di ranah-minang bukan di rantau.
5. Adat minang adolah adat "loco centris" bukan adat yang bisa mengadaptasi perubahan seperti adat Jawa.
6. kalau urang Jawa mengadakan wayang semalam suntuk, orang-orang tidak pernah bertanya pewayanganya dari keresidenan mana. Tapi kalau orang Padang mengadakan randai semalam suntuk pasti ditanya "randai dari ma itu"
&. Tidak pernah ada simposum adat minang di rantau dengan mengundang pemuka adat daerah. Acara selalu di daerah Minang dengan mengundang kaum adat di rantau.
9. Dari zaman Belanda para Pemangku Adat sudah cendrung "menjual diri" kepada Pemerintah yang berkuasa demi mendapatkan "fulus". Ini bisa dibaca pada buku Sumatra Barat hingga pelakat Pajang. Jadi tidak aneh kalau gelar adat bisa "dijual" kepada urang luar minang. Ini tidak ada yang salah atau benar, tergantung kesepakatan kaum adat itu sendiri.
10. Belum ada kesepakatan antara pemangku adat untuk memutuskan "adat minang" adat yang "terbuka" atau "adat tertutup". Kalau terbuka soal pemberian gelar tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Kalau tertutup, it's a problem.

Jadi perlu dikaji kembali oleh pemangku kepentingan adat untuk melakukan sinkronisasi dan sinergi di antara mereka sendiri. Supaya yang muda-muda nanti tidak bingung melaihat ulah tingkah yang tua-tua. Jadikan ini sebagai tantangan dan PR para pemangku kepentingan adat di daerah dan di rantau.


Assalamualaikum w.w. pak Chaidir,

Datuk Endang wrote:
Dunsanak ysh,
Manapuak aia di dulang, iyolah taserak ka muko sendiri. Dalam kasus iko alah tajadi pelanggaran adat, nan kusuik alun salosai dan kini ko ka diurai ciek-ciek.
Kasus ini telah disikapi oleh sebagian penghulu yang ada, dan untuk itu kami pun telah menjelaskan sikap kami bajanjang naiak batanggo turun.
Baitupun dianjuangkan tangan nan sapuluah ditakuakkan kapalo nan satu, minta ampun dan minta maaf ka urang nan banyak, mintak wakotu insya Allah ka disalosaikan.
Wassalam,

-datuk endang

--------------------------------------------------------------
Website: http://www.rantaunet.org
=========================================================
* Berhenti (unsubscribe), berhenti sementara (nomail) dan konfigurasi keanggotaan,
silahkan ke: http://rantaunet.org/palanta-setting
* Posting dan membaca email lewat web di
http://groups.yahoo.com/group/RantauNet/messages
dengan tetap harus terdaftar di sini.
--------------------------------------------------------------
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan Reply
- Besar posting maksimum 100 KB
- Mengirim attachment ditolak oleh sistem
=========================================================



---------------------------------
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.

chaidir latief

unread,
Sep 18, 2006, 4:27:43 AM9/18/06
to anz...@yahoo.com, pal...@minang.rantaunet.org
ass ww

Iko kesimpulan nan rancak Tapi sudah tu apo. Iko bana nan alun jaleh Kok manuruik ambo apo nan ambo usulkajn itu salah sayu usaho Diusahokan mungkin ado hasilnyo Kalau indak diusakan pasti akan seperti iko bakataruihan

Berikutnya mancari peluang apo manfaatnnyo nan alah teterlanjur tu Terutamo Minang nan sedang terpuruak Itu nan sampai kini indak ado nan jalehnan disampaikan

proto_melayu

unread,
Sep 18, 2006, 4:48:04 AM9/18/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Masalahnyo sederhana senyoh..ndak usah rumik2 mamikiakan...
nan jadi masalah adolah indak ado kearifan dan kebijaksanaan dari
pihak pihak nan maraso punyo kuaso dan hak untuak maagiahkan gala
kehormatan kapado urang2 gadang itu..

dalam adat indak ado masalah doh karano gala kehormatan iko memang ado
nan diagiahkan kapado urang nan punyo garih keturunan jo minang atau
urang lua nan punyo jaso nan sangaik gadang bakeh MInangkabau sahinggo
paralu diagiah penghargaan gelar kehormatan sebagai wujud tarimo kasih...

nah nan tajadi kiniko adolah pambarian gala kehormatan bakeh urang nan
diraso alun berhak untuak manarimonyo.. apo sih jaso SBY untuak
MInangkabau ? Apo sih jaso Taufik Kiemas Untuak Ranah MInang ? Apo sih
jaso Yusril nan baru babini gadih tuh bakeh Minang ? malah terkesan
anyo mangaku urang BAbel dari pado MInangkabau...

itu nan masalah sabananyo..kesannyo katiko ado pajabaik nan naiak
daun..dicari cari silsilahnyo dan kalau batamu dan terkesan dipaksakan
diagaih gala..jadi pambarian gala iko bukan karano jaso urang2 tuh
kabakeh Minangkabau namun sebagai "pelicin" untuak kemudahan baurusan
jo pajabaik2 tuh...suatu mental penjilat yang sangat
memalukan..inilah yang menyebabkan jiwa kami yang muda2 ini
memberontak..disaat kami ingin mengembalikan harga diri dan kehormatan
MInangkabau yang mengalir di darah kami..pemuka adat dan pemerintahan
malah mengemis ngemis dan membungkukkan diri kabakeh urang lain nan
alun tantu punyo komitmen bantuak nan mereka impikan...

itu masalah nan sabanyo..jadi kami mohon kalau ada Bapak Bapak yang
terkait dengan pemberian gelar itu disini, mohon beri kami yang muda2
ini kesempatan untuk memulihkan harga diri sehingga mampu
mendongakkan kepala membusungkan dada di hadapan rakyat Indonesia
bahwa kami adalah suku Minangkabau yang percaya diri bahwa tanpa
menjilat penguasa pun kami sanggup memaknai hidup kami agar lebih
berarti bagi keluarga dan ranah tercinta..

salam

Benni

--- In Rant...@yahoogroups.com, chaidir latief <chaidir_latief@...>
wrote:

Datuk Endang

unread,
Sep 18, 2006, 7:31:19 AM9/18/06
to pal...@minang.rantaunet.org, suli...@yahoogroups.com
Dunsanak ysh,


Saya ingin bahas sedikit permasalahan adatnya, terlepas dari kemungkinan adanya ketentuan dalam adat salingka nagari di daerah ybs. Dalam ketentuan adat nan sabatang panjang (berlaku di seluruh Minangkabau), tidak ada ketentuan menegakkan penghulu dalam kondisi mayat terbujur. Kepemimpinan kaum sementara waktu dipegang oleh mamak tertua, atau kalau ada, oleh Wakil Datuk. Dalam kondisi tertentu, penghulu belahannya (nan samo di tanah nan sabingkah) dapat juga mewakili kaum ybs. Dengan demikian tidak ada istilah ‘kekosongan’ dalam kepemimpinan kaum.

Dalam kondisi kulipah mati, pengajuan calon penghulu adalah berdasarkan musyawarah kaum nan saparuik, betapapun almarhum datuk ybs telah menyiapkan calon pengganti sebelumnya. Jadi memang harus dikaji ulang. Namun dalam kondisi kulipah hiduik bakarilaan, otoritas penentuan pengganti adalah terletak pada datuk ybs, tentunya sesuai dengan kepatutan.

Dalam penyelenggaraan jenazah, menurut hukum syarak adalah merupakan fardhu kifayah. Didahulukan oleh keluarga terdekat, sebagaimana dicontohkan dalam wafatnya Rasulullah. Sholat jenazah sedapatnya dipimpin oleh anak almarhum. Sebaiknya ahli agama yang dapat menjelaskan hal ini.

Demikian sementara waktu, dan wassalam.

-datuk endang


suheimi ksuheimi <ksuh...@yahoo.com> wrote:
D A T U K

Oleh : Dr.H.K.Suheimi



---------------------------------
All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster.

Datuk Endang

unread,
Sep 18, 2006, 7:31:13 AM9/18/06
to pal...@minang.rantaunet.org, suli...@yahoogroups.com
Dunsanak ysh,


Saya ingin bahas sedikit permasalahan adatnya, terlepas dari kemungkinan adanya ketentuan dalam adat salingka nagari di daerah ybs. Dalam ketentuan adat nan sabatang panjang (berlaku di seluruh Minangkabau), tidak ada ketentuan menegakkan penghulu dalam kondisi mayat terbujur. Kepemimpinan kaum sementara waktu dipegang oleh mamak tertua, atau kalau ada, oleh Wakil Datuk. Dalam kondisi tertentu, penghulu belahannya (nan samo di tanah nan sabingkah) dapat juga mewakili kaum ybs. Dengan demikian tidak ada istilah ‘kekosongan’ dalam kepemimpinan kaum.

Dalam kondisi kulipah mati, pengajuan calon penghulu adalah berdasarkan musyawarah kaum nan saparuik, betapapun almarhum datuk ybs telah menyiapkan calon pengganti sebelumnya. Jadi memang harus dikaji ulang. Namun dalam kondisi kulipah hiduik bakarilaan, otoritas penentuan pengganti adalah terletak pada datuk ybs, tentunya sesuai dengan kepatutan.

Dalam penyelenggaraan jenazah, menurut hukum syarak adalah merupakan fardhu kifayah. Didahulukan oleh keluarga terdekat, sebagaimana dicontohkan dalam wafatnya Rasulullah. Sholat jenazah sedapatnya dipimpin oleh anak almarhum. Sebaiknya ahli agama yang dapat menjelaskan hal ini.

Demikian sementara waktu, dan wassalam.

-datuk endang


suheimi ksuheimi <ksuh...@yahoo.com> wrote:
D A T U K

Oleh : Dr.H.K.Suheimi


Saafroedin BAHAR

unread,
Sep 18, 2006, 1:45:29 PM9/18/06
to suheimi ksuheimi, pal...@minang.rantaunet.org
Waalaikumsalam w.w. Dunsanak Dr H.K. Suheimi,

Alhamdulillah dan tarimo kasih, mudah-mudahan samakin banyak dunsanak kito nan batua-batua meninggikan agamo dari adat, sasuai jo kato papatah adat sandiri: 'syarak mangato adat mamakai'.

Wassalam,
Saafroedin Bahar.

----- Original Message ----
From: suheimi ksuheimi <ksuh...@yahoo.com>
To: Saafroedin BAHAR <sbaha...@yahoo.com>; pal...@minang.rantaunet.org
Sent: Monday, September 18, 2006 7:02:28 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Perspektif ABS SBK dalam kasus Pemakanan seorang Datuk


Ass ww
Apa yg pak saaf tuturkan benar adanya dan saya setuju dg bapak
salam teriring do'a

Saafroedin BAHAR <sbaha...@yahoo.com> wrote:
Assalamualaikum w.w. Dunsanak Dr H.K. Suheimi,

Melihat catatan di bawah karangan Dunsanak, karangan tersebut bertanggal 9 Juni 1995, timbul pertanyaan pada diri saya, apakah masih terdapat praktek demikian pada saat ini, tahun 2006 ? Saya akan menggeleng-gelengkan kepala jika sekarang ini masih ada.

Sambil ikut bersyukur bahwa masalah pemakaman alm Bp Zainuddin Dt Nan Gadang telah dapat berlangsung dengan selamat, saya garis bawahi pernyataan Dunsanak dalam hubungannya dengan ABS SBK yang menjadi perhatian saya secara khusus, bahwa :

"[..] kita semua tahu akan akan sebuah plakat yang dikenal sebagai Piagam Bukit Marapalam "Adat bersandi syara'. Syara' ber sandi kitabullah. Syara' mangato adat mamakai". Artinya orang beradat adalah orang yang memakaikan atau menjalankan perintah agama dalam bentuk nyata, Jadi pembawa adat dan petugas adat pada hakikatnya adalah orang-orang yang melaksanakan dakwah bilhal. Tingkah laku perbuatan dan fiilnya adalah mencerminkan agama yang di peluknya dan akan mensegerakan perintah agamanya"

Saya setuju sepenuhnya dengan pemahaman Dunsanak terhadap pelaksanaan 'Adat bersendi syara', syara' bersendi Kitabullah, Syara' mangato adat mamakai'. Yang jadi masalah tentunya adalah apabila belum ada kesepakatan antara anak dengan kemenakan, yang mungkin lebih banyak kejadiannya. Menurut pendapat saya, masalah seperti ini jangan diselesaikan secara ad hoc, tetapi diatur secara lebih rapi, sehingga tidak akan terulang lagi gambaran yang memilukan ketika anak dan kemenekan bertengkar hebat di saat suasana duka.

Wassalam,
Saafroedin Bahar (70 th kurang)

--- ambo karek di siko ---

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 18, 2006, 9:51:48 PM9/18/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Kayu baringin bapucuak cewang ka langik, tinggi malepai awan biru, pidoman musafir lalu. Daun rimbun buliah bataduah, bakeh balinduang kaujanan, paneh kaganti payuang panji, ureknyo tampek baselo, batang nan gadang kasandaran, dahan nan rampak ka bagantuang. Aratinyo panutan di masyarakat, cadiak ka bakeh rang batanyo, kayo-ka tampek rang batenggang, bagak tumpuan ka mangadu. Satitiak katonyo di lauiktan, garak dibari jadi contoh, sifat ka suri jo tuladan, sumarak urang di nagari. Perduli dnegan lingkungan, baitu ungkapan maso kini.
Sungguahpun beringin tinggi manjulang, tapi tingginyo manungawi bukan maimpok nan dibawah. Walau gadangnyo tabirumbun, gadang manenggang ka nan ketek, urang nan indak takuik talendo. Itulah sifaik pamimpin nak, samantang bapisau tajam indak sumbarang dirawikkan doh, jikok manembak baalamat jaleh sasaran makan pelor. Tapi kalau daram atteh lah nyo kabawah, karusuak siku bamain kamuko manggadang sipak, atau lah runciang juo nan barawik, lah nyato lurah tak babatu, marasau sajo dari ateh, bukanlah sifaik dek baringin nak. Ingeklah apo bilo kayu lah rabah, baa bana lah kagadangnyo, batang lapuak daun karegek usah diarok ka bapucuak, antah tindawan ka bungonyo. Tuah nan lamo ilang lalek jo loncek-loncek ka batonggok urang mancibia bakuliliang tangguang lah doso salamoko. Pahamkan bana tu Nak kanduang, ubek makan pantangan dikana jauah bala jo panyakik.
Nan kaji baringin tangah padang, baa pulo nasib kiambang. Jikok kiambang ka dibaco itulah samalang-malang untuang nak. Iduik nyo manyisiah-nyiah kok ingok manapi-napi, katangah takuik dek galombang. Lai baurek indak cukam, tajuntai kapalang turun. Walaupun tumbuah di aia tapi tarandam-randam nyo tak basah, tarapuang-rapuang nyo tak anyuik. Biduak lalu awak basibak, dek angin badan batundo, kok kunun riak mahampehkan. Kiambang adolah simbol manusia rapuah, lamah darah bamental loyo. Sadangkan iduik ko parsainga nak, parang ganas medannyo kejam, tekad mambantu nan partamo, mansiu nan kaduo. Ragu-ragu dalam basikap bimbang satiok kaputusan, alamaik awak mati, satokok lah kalah sabalun parang. Urang panggamang mati jatuah nak, urang pandingin mati anyuik, takuik jo bayang-bayang surang. Dek sabab karano itu, yakin-yakin jo pandirian. Jaan bak payuang tagajai pasak co alang-alang lamah bingkai, sasiuik angin mandatang sasambua rinai manimpo awak lah kucuik mati aka. Tapi
naiakkan panji-panji Ang yuang, bangkikkan Nur Muhammad kipehlah baro tungku batin. Sakali masuak ka galanggang, pantangkan babaliak pulang. Patah sayok batungkek paruah, lagu nan usah tabangkalai, cilako ayam disabuangan.


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 19, 2006, 10:29:45 AM9/19/06
to pal...@minang.rantaunet.org
kebetulan ada kaset Yus perpatih, saya dengar, saya simak dan saya tulis. Mungkin dalam menuliskannya ada yg salah mohon di perbaiki.
Saya telah ketemu dg bpk Yus Permato dan beliau mengizinkan jika apa2 yg ada di kaset itu di lewakan ke seantero dunia, selamat menikmati

Assalamualaikum sapihak dek kami ko nan datang nan sararak langkah dari rumah, sarayun lenggang dek nan bolong, manuju ranah kampuang, nan ko kampuang nan endak katinggian dipaga bukik bakuliliang, disalo gunung tungku tigo, tigo nan cukuik sajarangan. Batang karambia linggayuran, rumpuiknyo gatia-gatia liaran, sawah bapiriang kanan data, ladang bapetak dinan lereng, cando dusun batumpak-tumpak. Maijau rono parak mudo, jaguang maupiah dek tangkai bak timak bungo lado, buah taruang ayun-ayunan salo manyalo kacang panjang antimun mengarang buah.
Mako diiliakanlah jalan nan panjang, jalan rayo titian batu labuah gadang cindai tajelo. Labuah cindai tajelo kasiah manipih bak dipipih, pasianyo aluih bak di pimpiang batu bulek susun basusun, paga iduik baliak ditimba, pudiang ameh sabalah lua, pudiang itam sabalah dalam, diluang babatang-batang mambelok lalu ka halaman, mambelok lalu ka ilaman ndak panjang amek malayah bungo saliguri marumbai bungo tali-tali bungo tinjau sapanjang kawan, tabik paromo randah-randah. mako babunyilah bunyi-bunyian maririah si balang talai bakukuak di nan pancuci marentak balam bungo tawa.
Talengong ka dalam parak, cubadak lalaian daruak, kamuniang sandaran alu limau manih pautan kubu, tabek baguntan ba kiambang, aia nyo janiah ikannyo jinak bulari babondong-bondog bada sapek basikua-sikua bada puyu barayangek gariang malinteh-linteh, salorong jo badan diri kami nan basak buruang bundo tabang sakawan di udaro babega di rimbo nan satumpak maraok di kayu rimbun, daun tatagun maliek rantiang lai ka suko diingok, kami bukan kamari sajo sikajuik tumbuah jo ilalang, kamari bukan kamari sajo, gadang mukasuik nan bajalang. badia japun dibangka ulu, penembak kapa dimuaro, bari ampun ambo dek pangulu sambuiklah salam dek juaro.


---------------------------------
Stay in the know. Pulse on the new Yahoo.com. Check it out.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 19, 2006, 8:16:25 PM9/19/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Jikok sapancuang alun putuih kalau salangkah indak sampai, kini gagal bisuak ulangi. Dibaliak-baliak ba-mamanggang baru nyo masak lua dalam, diulang-ulang bak manyapuah sinan tatampak mangileknyo, sabab “kegagalan adalah sukses yang tertunda” baitu kecek cadiak pandai.
Simaklah pulo anau jo rimbo nak, tumbuah tak rago urang tanam barabuik sigaek nak mamanjek indak suatu nan tabuang. Batangnyo manganduang sagu, makanan urang sa nagari jo kudo-kudo malamakkan, ruyuang diambiak ka pincuran, kok dikabuang dibalah-balah, elok ka kasau jo kalantai, ka paga nan rancak bana. Daun nan tou jadi atok nan pucuak ka daun rokok lidih disusun jadi sapu. Ijuaknyo elok ka tali, saga pun banyak kagunoan. Buah lamak nirunyo manih. Dimasak jadilah gulo, diparam tuak namonyo, kok rasan itulah cuko. Sampai-pun ka miang palapahnyo, tapakai ka rauak api, sabalun datang Kewe jo Ronsul jatuih dakek urang namokan. Sungguahpun awak urang batuah banso anau indak takabua sifaik sombong jauah sakali. Tagaknyo manjauah-jauah, indak mamiliah tampek tumbuah, di bukik, di lurah dalam, di nan lereang atau nan data. Bia di gurun tanah lakuang inyo basanang hati juo. Daun nyo ndak rampak bana, kok gugua salero tuo, jatuah barungguak ka rumpunnyo, indak tagaduah kiri-kanan.
Santano manusia mancontoh anau nak, batang sampia namo asiangnyo. Pastilah, nagari aman kampuang santoso gemah ripah loh jenawi, barek lurah tanam manjadi. Itulah masyarkat nan adil makmur, di bawah ampun ridha Allah. Mako tacapailah nagari nan “baghdatun tayyibatun warabun ghafur”. Sabab baalah yo baitu nak, satiok urang bapancarian mampunyoi padok surang-surang tak ado istilah pangangguran. Tatimbun jurang kamiskinan, hilanglah bingik ke nan kayo, kecemburuan sosial kato rang kini. Sadonyo berpotensi, sadonyo aktif produktif, nan buto panghuni lasuang, nan pakak palapeh badia, nan lumpuah panggaro ayam, nan binguang suruah-suruahan. Inilah sumber daya manusia modal utama pembangunan baitu pemimpin mangatokan.
Niro ndak buliah sombong ka didih, kok indaklah karajo sapu batumpuak sarok di laman. Walau hanyo miang palapah usah dileceh diremehkan. Sabab dek rabuak kaiduik api sanggup mambaka rimbo rayo. Mako kalaulah sampai tak paguno nak, ilia santai mudiak bamain, lah gadang bagelong juo, iduik bagantuang ka ranggaek. Malulah awak bakeh anau, urang lah pulo dari sampiak. inok manuangkan tu nak kanduang, bao pikia dalam-dalam.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 19, 2006, 8:23:38 PM9/19/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Jikok sapancuang alun putuih kalau salangkah indak sampai, kini gagal bisuak ulangi. Dibaliak-baliak ba-mamanggang baru nyo masak lua dalam, diulang-ulang bak manyapuah sinan tatampak mangileknyo, sabab “kegagalan adalah sukses yang tertunda” baitu kecek cadiak pandai.
Simaklah pulo anau jo rimbo nak, tumbuah tak rago urang tanam barabuik sigaek nak mamanjek indak suatu nan tabuang. Batangnyo manganduang sagu, makanan urang sa nagari jo kudo-kudo malamakkan, ruyuang diambiak ka pincuran, kok dikabuang dibalah-balah, elok ka kasau jo kalantai, ka paga nan rancak bana. Daun nan tou jadi atok nan pucuak ka daun rokok lidih disusun jadi sapu. Ijuaknyo elok ka tali, saga pun banyak kagunoan. Buah lamak nirunyo manih. Dimasak jadilah gulo, diparam tuak namonyo, kok rasan itulah cuko. Sampai-pun ka miang palapahnyo, tapakai ka rauak api, sabalun datang Kewe jo Ronsul jatuih dakek urang namokan. Sungguahpun awak urang batuah banso anau indak takabua sifaik sombong jauah sakali. Tagaknyo manjauah-jauah, indak mamiliah tampek tumbuah, di bukik, di lurah dalam, di nan lereang atau nan data. Bia di gurun tanah lakuang inyo basanang hati juo. Daun nyo ndak rampak bana, kok gugua salero tuo, jatuah barungguak ka rumpunnyo, indak tagaduah kiri-kanan.
Santano manusia mancontoh anau nak, batang sampia namo asiangnyo. Pastilah, nagari aman kampuang santoso gemah ripah loh jenawi, barek lurah tanam manjadi. Itulah masyarkat nan adil makmur, di bawah ampun ridha Allah. Mako tacapailah nagari nan “baghdatun tayyibatun warabun ghafur”. Sabab baalah yo baitu nak, satiok urang bapancarian mampunyoi padok surang-surang tak ado istilah pangangguran. Tatimbun jurang kamiskinan, hilanglah bingik ke nan kayo, kecemburuan sosial kato rang kini. Sadonyo berpotensi, sadonyo aktif produktif, nan buto panghuni lasuang, nan pakak palapeh badia, nan lumpuah panggaro ayam, nan binguang suruah-suruahan. Inilah sumber daya manusia modal utama pembangunan baitu pemimpin mangatokan.
Niro ndak buliah sombong ka lidih, kok indaklah karajo sapu batumpuak sarok di laman. Walau hanyo miang palapah usah dileceh diremehkan. Sabab dek rabuak kaiduik api sanggup mambaka rimbo rayo. Mako kalaulah sampai tak paguno nak, ilia santai mudiak bamain, lah gadang bagelong juo, iduik bagantuang ka ranggaek. Malulah awak bakeh anau, urang lah pulo dari sampiak. inok manuangkan tu nak kanduang, bao pikia dalam-dalam.


---------------------------------


All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 20, 2006, 5:54:11 AM9/20/06
to pal...@minang.rantaunet.org

Walaikumsalam warahmatullahiwabarokatuh.
Lah panek kami dek ba bansi, bansi tasanda di pamatang, lah panek kami mananti, baa nyo sutan talambek datang, dimalam samalam nanko antah bulan ko nan tarang antah bintang nan cayo, gadang ati ndak tabado kok ditunggu lah datang nan dijapuik lah tabao, ramo-ramo di padalaman patah sayok tabang baranti manukiak ka dalam ladang, usah lamo sutan di laman ambiah cibuak basuahlah kaki naiak ka ateh rumah gadang, gayuang usah tuan sambuik, jo karajo sajo tuang iriangkan.

Assalamualaikum sambah sujuik dengan simpuah sabarek bungkah nan piawai, marajo ko luruih main daun indak basibak jo basisiah bukan bainggo jo babateh sambah kapado niniak mamak nan gadang basa batuah nan bapucuak sabana bulek nan baurek sabana tungga dianjuang tinggi di amba gadang sandi andiko di dalam kampuang tampuak jo tangkai di nagari. nan baumpamo kayu gadang di tangah koto baurek di limbago matan ba dahan cupak jo gantang ba rantiang baribalabe babung rimbundi adaik babuah kato nan bana, buliah baselo di ureknyo dapek basanda dibatung nyo gantuang cupak nan duo, partamo cupak usali kaduo cupak buatan. Sampai kapado imam katik bila ulana tuanku tau jo hala dengan haran sarato sah dengan batas suluah biendang adat limbago, hulu balang jo hampung limo jo manti pagai adat parik dalam pagaran kokoh. cadiak jo tau pandai nan arih jo bijaksano tau jo amin nan basiru tau jo ombak nan basabung sarato dahan ka maimpok atau pun rantiang ka mancucuak. Tau jo ujuang kato
sampai alun takilek lah takalam bulanlah sangkap tigo puluah. takilek ikan dalam aia, ikan takilek jalo tibo lah tantu jantan jo batinonyo, sarato nan mudo pembimbiang bumi, capek kaki ringan tangan, capek kaki ndak tataruang, capek tangan ndak pa macah. Asa tarantang do sudah hatinyo suci bamuko janiah. tau dek malu, dengan sopan, sarato raso jo pareso taruih pulo ka bundo kanduang limpapeh rumah gadang su marak dalam kampuang hiasan dalam nagari. Kok iduik tampek ba nafkah, kok mati tampaik ba niaik, ka unduang-unduan ka barinak ka payuang panji ka sarugo ambun puruak alun bunyian urang nan duduuak jo sukatan, kalilawa di pulau rimbang anak ruso mati ta dabiah, kok gawa minta di timbang, kok doso ampun nan labiah, bukan kambiriang menggulampai, tambilang panggali pakuburan. bukan mambilai pandai-pandai, mambilang untuak di pasambahankan. dipanggang-panggang digatok-gatok dikira-kirai, dibakan ikan tatangguak ikan gulamo. Dibilang-bilang diarik-arik di kirai-kirai
dikambang sitabo lamo. takalo maso dahulunyo samusim maso saisak katiko langik basentak turun bumi basentak naiak laui sa campak jalo kanadarek bagulek ba nan timbua gunung marapi, lorong di niniak moyang kita asa usua kalo di kaji dalam sitambu lamo sapiah balalian tigo jurai, sajurai ka banda cino, sajurai ka bandurun, sajurai ka pulau ameh nangko, sapihak di sutan rajo marajo taniat dalam hati, tacinto dek kiro-kiro.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 20, 2006, 9:10:09 PM9/20/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Kaba baraliah, inyo lai sungguah baraliah sinan juo dikaji, tantang bio-bio. Nan dikatokan bio-bio nak, bagagang mamanjek samak, biaso tumbuah di baluka roman saujuik kacang paga. Buahnyo baduyun-duyun, kulik bakilek kuniang hamek haluik babulu anak kuciang, itulah miang sabananyo.
Mako salain banamo bio-bio kacang miang namonyo juo jarang lah urang nan tak tau. Dek inyo bagagang panjang, bio-bio manjala tanah, supayo tagak bak urang pulo tapaso malilik batang bagantuang ka rantiang kayu. Banyak kacang pakaro kacang, kacang miang paliang manggata. Gata dek miang bio-bio taseso sabatang tubuah, jantuang lah mintak gawiak pulo. Ba’a bana sakik padiahnyo nak sulih lah Ayah mangatokan, antah kok urang nan marasai.
Sumpah, kutuak, caci-makian, upek caraco, caruik kungkang, dibanci salamo hiduik. Jangankan ka mandakek, mandanga namo sajo lah jajok. Kok kunun maliek ka pamenan. Jo api mamunahkannyo nak tunggua dikikih dilantiangkan, baitu doso kacang miang.
Nyampang kok kito manusia mamakai sifaik bio-bio, sakampuang kanai miangnyo manggata turun-tamurun. Jauahkan laku nan baitu nak, buliah salamaik hiduik awak. Cubo wa’ang bayangkan, ulah dek asuang jo pitanah, gunjiang kian kincah kamari, bisa mararak kasiah sayang urang balaki di sibaknyo. Tibo didagang panggaleh lahabiah di timpo kabakaran, tansano api nan mamakan tingga juo puntuang baronyo. Taga dek bingik dangki urang toke manjadi anak buah. Santano kantua ditimponyo direktur masuak pinjaro, manajer dipecat tagak, sekretaris tabaok rendong. Untuak itu Ayah ingekkan, hati-hati dalam bagaua, banyak batamu bio-bio nak ulek bulu namonyo juo. Karena bak cando jujur muluik manih baso katuju, awak talen parlente pulo panampilan pun mayakinkan. Ado kalonyo potongan dukun paham rasio dalam batin pandai manakok hati urang. Kadang-kadang bantuak ulama, hadihnyo balapiah-lapiah, ayatnyo bak ilia-ilia, iko dalia iko ma’ana. Ado juo rupo sarjana tau jo pasal undang-undang hukum
pidana jo perdata. Geleknyo baragam, kicuah jo kecoh nan nyato inyo manyerak miang cundang kabaji nan nyo agiah. Pura-pua ibo, kasihan katonyo ingin nak manolong barisuak urang batagak gaua gawik gapai sapanjang jalan baliau mangakeh di subaliak.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 21, 2006, 12:14:39 PM9/21/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Balahia inyo di maso itu di ate dandang sagua cukuik jo caki bilang pandai dek lamo dandang bahia mak, di dalam lauik barulah tampak api bakijok-kijok puncak barapuri banamo gunuang marapi, sinan sirangkak nan badangkang sarato buayo putiah daguak di batua ampa putiah di ateh bukik siguntang-guntuang dimano titiak palito di baliak telong nan batali dari mano turun niniak kito, iyo di puncak gunung marapi. basentak turun kabawah tibo diguguak ampang sinan gundi nan baselo sinan pulo bataratak sabalun bakorong dengan kampuang sabalun ba koto jo nagari. maso badeta de paupiah, maso kamang juo kamanakan manjadi banyak, di pabuek sawah jo ladang di buek adaik di korong undang di susun tungkai ciek-ciek, di paku ka tiang panjang makanan urang tigo luhak, menolak luhak nan tigo, nan tuo luhak tanah data, nan tangah luhak agam nan bungsu luhak limo puluah lalu karantau ka pasisie alam surambi sadaran gunung pasaman, sajajaran sago jo singgalang saputaran talang jo karinci dari si
rangkak nan badang keras hingga buayo putiah daguak, sampai kapintu rajo hilia durian ditapuak rajo, sipisak pisau anyuik sialang barantak basi induak aia babaliak mudiak sampai ka ombak nan badabua, sailiran batang sikilang hinggo lauik nan sabibia. Rao ko mapa tungga sarabo gunung nan maha lintang pasisie banda sapuluah hinggo taratak aie itam sampai ka tanjuang samalidu, pucuak jambi sambilan lurah kok di kambang salaweh alam jikok di balun sa balun kuku tantang nangko basudah kalam tambo sakiro itu dahulu.
Lungkek gala amak diraji sitaba dibaliek pakan. Kalau salah nobat io ambo ka bana samo diamalkan.
manyo sutan parpatieh sambah tibo pado sutan. Pitalah pihak di kami sipangkalan di tampek hujan nan barasah paneh nan ba puhan nan menyusun maa atok pakarajoan di rumah nangko. Kironyo ado sapatah nan ka tangah iyo nan kabasabuik rundaiang sabuah nan katarabik diri ambo, iyolah. sungguh pun nan ka tarabik di badan diri ambo. Bukanlah ciek-ciek karano akanyo pencong karano kain, sorong lompatan di galanggang tapi ambo ko pai lai jo rundiangan nan hingga ko mufakek apolah nan manjadi buah pasambahan nan kaba tibokan kabakeh sutan ya itu adok ka badan diri kami sipanggkalan dek sarik bakisa di nan sampik suko batenggang di nan tido mako ba gantang panantian kami disiko. mungkin ka basuo sumbang jo salah sasek jo gawa kok tibo indak tabasokan datang indak ba mukokan. bak basuo tampan jo taratik kurenah nan patuik ka latak dihulu tailiekan kami di pabisan di parantiangkan mohon dimintak banyak-banyak ka rilaan sutan gadang sakian sambah pado sutan.


---------------------------------
Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 22, 2006, 9:25:53 PM9/22/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Lungkek gala amak diraji sitaba dibaliek pakan. Kalau salah nobat io ambo ka bana samo diamalkan. lamanyo sutan parpatieh sambah tibo pado sutan. Pitalah pihak di kami sipangkalan di tampek hujan ann barasah paneh nan ba puhan nan menyusun maa atok pakarajoan di rumah nangko. Kironyo ado sapatah nan ka nangeh iyo nan kabasabuik rundalang sabuah nan katarabik diri ambo, iyolah. Sungguah pun nan ka pangah jui nan katarabik dibadan diri ambo iyolah. sungguh pun nan ka tarabik di badan diri ambo. Bukanlah ciek-ciek karano akanyo gencong karano kain, sorong lompatan di galanggang tapi ambo ko pai lai jo rundiangan nan hingga ko pufakek apolah nan manjadi buah pasambahan nan kaba tibokan kabakeh sutan ya itu adok ka badan diri kami sipanggkalan dek sarik bakaisah di nan sampik suko batenggang di nan tidak mako ba gantang panantian kami disiko. mungkin ka basuo sumbang jo salah sasek jo gawa kok tibo indak tabasokan dahang indak ba mukokan. bak basui tampan jo haratik lelo do

kurenah nan patuik ka latak dihulu tailiekan kami di pabisan di parantiangkan mohon dimintak banyak-banyak ka rilaan sutan gadang sakian sambah pado sutan.
Ayo ma nyo sutan bandaro lai sutan sambah tibo pado sutan, nitahlah, iyo kasutan surang tampek ambo mahantarkan sambah tupik nan manjadi ujur mukasuik ambo iyolah ka pado angku-angku ninik mamak nan gadang basa batuah. Urang tunggang pucuak nan bulek nagari dahan tampak daun nan barimbun jo pusako putiek nan labek buah nan ranun makanan urang sa alam. langkok sarato palebo nan tidak kunjuang padan salaeh nyalo maso didunce bandang nyo sampai ka akhirat nan duduak nyo balamin kitab tugak nyo rintang jo pituah. Taruih ka pado cadiak pandai, urang nan arif candokio pandai mahagak mahagiekah kok runciang indak, angkuek tajamnyo ndak ma malukoi pasak kangkuang kanan tagok sumarak koto jo nagari, mako dak salangkok ganoknyo la salamnyo ambo kapado silang nan bapangka ka rajo nan bajanjang nan ma aah nan ba ijo nan mananai balatakkan pekerjaan diateh rumah gadang. Nangko anjuang pasambahan kapado sutan bandaro, iyolah ala nan manjadi buah pasambahan ambo mandanga imbauan sutan
cako gumanta sagalo batang kaduah bakipeh palueh ka dado. bakaja darah ka muko aplah asbab itu, ariek ka badan ambo. nan ibarek bidaek kaciek nan jolong sudah. kalangkapan balum lai cukuik balaye ditapi-tapi ka tangah akuik dek galombang ka pulau gariek dek buayo, lakek pituah sutan baburu, ka padang data dapek la ruso balang kaki dialua ka tangah padang baburu ka palang aja baru baraja guru mati disalau surek-surek la ilang, baguncang bumi jo langik barombak cawek saican bakumpua karang ka tapi, kok karang maotan tangih akan tetapi sesudah ditimbang makana kabo disilau makan ragu nyatolah nan kalo wajib di jawab nan gayuang wajib disambuik baala tantang dari pado itu. adok ka badan ambo kini ko tapek lah bak marangan arang juo. Ibarek pai ma nyampik ko ma sutan. dicari katiko baicek dipileh mato nan elok mako diambiek. galah salapan nan lalu, bajalan masuak hutam, lah tibo di rimbo nan satumpak di pandang iko jo madiek. diliek kiri jo kanan nampaklah siburuang nuri inggok
dikayo nan sabatang sadang mangirai-ngirai sayok sadang ma capek-capek payah lalu diambiek sumpitan gadang sarato damak nan ba ikue disumpik buruang ateh dahan sitbo damak diatek bagaluik jo bungo kambang. babenda jo buah ranan babega-bega jo awan. mako samantaro buruang nak ka tangan di alak kompkalo sakatiko nan mako mananti sakito lain kadalam banda santan.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 22, 2006, 9:23:09 PM9/22/06
to pal...@minang.rantaunet.org
PANGHULU
Oleh: K.Suheimi

Saya bangga jadi orang Minang karena mamak saya Prsiden, saya bangga jadi orang Minang karena Panghulu saya adalah Presiden SBY yg dianugerahi Gelar ”Yang Dipertuan Maha Rajo Pamuncak Sari Alam ”
Sebagai kemanakan saya harus patuh, karena kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka panghulu, panghulu barajo ka mufakat, mufakat barajo ka alua jo patuik, alua jo patuik barajo ka nan bana, bana barajo kapado Al-Haq. Inyo nan badiri sandirinyo, itulah baru samparono adat.
Saya dengar juga kaset dari Yus dt Parpatiah disana saya banyak dapat ajaran-ajaran, maka untuk mengangkat seorang panghulu orang minang ”Baralek Gadang” alek ka dipancang tagak marawa dalam kampuang gaba-gaba baradai panjang, malatuih badia pusako bagua tabuah larangan tando rang gadang naiak nobat. Mako dilapeh kulansiang ka nagari, dibantai kabau panjang tanduak, disaat kutiko itu, dialek jamuan adat disandang gala dilewakan, panghulu rang gadang basa batuah. Gadang di payuang sapatagak, basa di dalam pasukuan batuah pulo di nagari
. Ado pun nan ka manjawek warih panghulu, bukan urang sumbarang urang, urang pilihan lua dalam. Nan rimbun rampak jo adat babuah labek jo pusako mandeh kayo bapak batuah, mamak disambah urang banyak.
Adopun asa namo panghulu dari pangka sarato hulu, tampuak tangkai gagang pamacik sinan hinggoknyo mato ladiang bakeh punco arek mangungkuang., berprinsip dalam bersikap konsisten dalam bicaro, tangung jawab dalam bertindak

Saya pandangi wajah bapak SBY tinggi besar , kekar dan tampan, senyumnya menawan hati, pandangannya sejuk pandangan ke bapakkan, selalu jadi komandan yg sukses dan memperhatikan anak buahny. Dalam kaset Yus parmato saya simak
Bantuak tampan roman manakah, mukasuiknyo tahu jo anak buah, piduli jo masalah, cepat tanggap dengan aspirasi arus bawah, piduli jo anak kamanakan, sapantun gubalo tangah padang ingek taranak takucawai siang jago malam batanggang pandang caliak nyariang pandanga alih diarek ka malantiang. Alun sakik panawa tibo, baru tagamang lah bajawek tiok tangih makan pujuak baitu sifaik rang gubalo., pandai manyusun jo maatur, bijak malenggang ka talenggok sasuai agak jo agiah dek aluih karajo tukang indak bakasan sambuang paran. Nan bungkuak makanan tarah, nan kasek makanan rawik, sasuai mangko takanak talatak suatu dimakannyo

Saya perhatikan beliau sederhana dan berusaha berpihak pada yg kecil dan yg miskin, dan itupulalah inti pidato bel;iau kemarin di Unand sewaktu dapat Anugrah Doctor Honoris Causa.
adil sarato jujur, adil dalam mahukum jujur dalam manimbang di tangah latak tulang pungguang. Mmanimbang samo barek , jo kok maukua samo panjang tibo mambagi samo banyak
Mako hakikat adil kajujuran , iyolah malatakkan suatu pado tampek tapakai alua jo patuik, seimbang serasi dan selaras



SBY saya lihat kokoh bagaikan pohon beringin, seperti yg selalu diungkapkan dalam balabeh minag.
Baringin, tumbuah manangah-nangah padang dari jauah jadi pedoman lah hampia jadi tumpuan tampek bapuhun dagang singgah. Daun rimbun manyusun siriah ibaraik atok ka bataduah umpamo payuang ka balinduang. Dahan gampa baurek tunjang manyatu hunjam ka bumi, kok sakah pantang maimpik, buah nan indak labek bana gadang sakiro makan punai. Nyampang lareh buhua ditampuak jatuah manimpo urang lalu, alun manyeso nan dibawah. Diurek malantai tanah indak nan tumbuah lua rumpuik. Rumpuiknyo gatia-gatialan co lapiak perdani hijau aluih lunak bak bulu kuciang tampek musafir lapeh harat

Pak SBY dalam pasukan dan selama pendidikan adalah lulusan terbaik, dan sering meraih teladan, dan keteladanan sifatnya.
Banamo pamimpin tauladan basambuang ateh jo bawah sapaham baliak batimba komunikatif kecek rang kini. Baalah elok bunyi rabab nak dek pakak urang mandanga baliau malengah sajo mako paralu basiang ateh tumbuah mamandang di ateh rupo cito lalu mukasuik sampai sasuai umpan jo ikan biduak santondan jo pandayuang itulah s

.Miang memerlukan kepemimpina, Ado papatah mangatokan tiok lasuang ba ayam gadang tiok munggu babalamau kalau dirunyuik dipanjangkan diambiak ka ujuik paham mako dapeklah di ma’anakan, bahwa satiok kapa ba nahkoda tiok pasukan bakumandan tiok jamaah ba imamah tiok kumpulan bakatua satiok PT. punyo dirut satiok suku bapanghulu

Maka sepakatlah pemuka adat, karena sifat-sifat kepemimpinan yg ada dalam adat minang kabau itu di miliki oleh SBY. Dan karena jasa serta keteladanannya, sebagai penghormatan, di anugerahkanlah gala Sang Sako Adat Miangkabau. Harapan kita semoga beliau dapat meneladani sifat Rasul, kerna Muhammad Rasulullah, adolah lambang kapemimpinan tuladan nan tidak kunjuang usang. Baliaulah king of king, panghulu dari sugalo panghulu, di barat atau di timur, dari dulu taruih bak kini sampai balipek alam nang ko. Indak lamo jadi panghulu, tigo baleh musim tapakai mamaciak tampuak suku Arab, batuka colok dunia ko, dari bakabuik tarang jilah bakisai adat Jahiliah tatagak adat islamiah. Ilia sanang mudiak santoso, sumarak alam bakuliliang, mardeso sugalo umat,

Dalam hati saya berbisik ”Pak SBY kami bangga denganmu, banyak harapan kami tercurah padamu.

Untuk itu ingin saya petikkan sebuah Firman suci Nya dalam Al Qur.an
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka menta'atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. 4:34)


---------------------------------
Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min.

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 24, 2006, 8:37:36 AM9/24/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Yo lai ka sampai tu sutan parpatieh, kiro-kiro alah panjang buah pasambahan sutan parpatieh la sasanan adaik jo limbago. kalau adaik lai ba tangkai pusako ado ba tumpuek kok undang ado bataliinyo mangabek undang. Jo sakato mangabek kato jo mufakaik itulah bana nan ka dituruik. Baa nan kinilah tabik niek dek sutan. tumbuah pangana dalam hati. lah tabik kato jo bak inyo mancari bana nan sabuah diadat kito basuruah kanda gadang nan ba amalkan mujue batimpo jo nan elok tuah, la lakek jo nan madiek usah ragu tantang itu kami mananti baritonyo sakian pambari dari ambo. alhamdulillah.
Mak tamudo lai diawal kato nan sapatah tajelo salam tajelo dinan rapek, kato ta tabu di nan banyak jo pasambahan mamak ambo manjalan, titalah. Wujuiok jo sambah nan ta timpo pado mamak, nyato ta walak dek ukuran ta bayang di balabeh bana bak andai kato badan dek curlang dahulu diawal kato nan sapatah sambah tibo di alek jamu nan datang dari pihak sapangka, batanyo lai kini kabano sasuai ba undang jo kalonyo mamak. Babiduek ka nyiotunyo sasuai bamak ka bajalan ba nan tuo mako taradok sambah jo titah dari sipangka kapaalek ambo batiangkan ka nan tuo. kato bajawab gayuang basambuik ka dari mamak tarabuknya itu sambah dari pado mak atmado.
Ala sampai tuanku parpatiah, artinyo sambah jo titah tuanku parpatiah, diamba gadang dianjuang tinggi. Inyo indak ka ambo ulang bana permintaan tuanku parpatiah diulang bana itu jo nan ka disambuik. Kok sampai jo tuanku parpatieh di bao bana kato mufakek manjampuikan nan kabari nan mananti tuanku parpatieh jo panitahan tampek mananti sutan rajo ameh lai, inyo sabalum panitahan ambo tibokan adat barundiang jo inycek barilahan wak nyiek. Inyo samba jo titah nan ka ambo tibokan bake inyiak nan bak kak nangko. karano tibo ulak jo karajo nan bapokok jo silang nan bapangka. Nan manjadi ulak jo karajo nan bapokok jo silang nan bapangka. Rantangan rela jo maaf. kok lai lah duduak kok nan indak bapado tampeknyo ko indak ba duduekan iyo mana karajo nan bapokok silang nan bapangka mintakkan rela jo maaf kapodo niniak mamak sarato jogura nan pai sabondong pulang satampuak. taranta jo pantah bake ambo la ba jawab nan ka barinyo karajo nan karajo bapokok silang nan bapangko diadek koto
nan ba iyo dek elok jalan mah ka manjampuikan ka inyiak.


---------------------------------
All-new Yahoo! Mail - Fire up a more powerful email and get things done faster.

Zul St. Mangkuto

unread,
Sep 25, 2006, 4:21:16 AM9/25/06
to pal...@minang.rantaunet.org
&#1605;&#1572;&#1587;&#1587;&#1577;
&#1575;&#1604;&#1588;&#1610;&#1582;
&#1573;&#1576;&#1585;&#1575;&#1607;&#1610;&#1605;
&#1605;&#1608;&#1587;&#1609; &#1608;
&#1605;&#1583;&#1585;&#1587;&#1577;
&#1587;&#1608;&#1605;&#1591;&#1585;&#1575;
&#1591;&#1608;&#1575;&#1604;&#1576;
&#1601;&#1585;&#1575;&#1576;
YAYASAN SYEKH IBRAHIM MUSA
PARABEK - BUKITTINGGI

Tel/Fax. (0752) 31079 Kode Pos 26181

No. : 027/B-2/Yasim/IX/2006 Parabek, Ramadhan 1427
H

Hal : Permohonan Zakat, Infaq dan Shadaqah
Bagi Fakir Miskin, Anak Yatim dan Dhu’afa
Yayasan Syekh Ibrahim Musa Parabek.


Kepada Yth.
Bapak/Ibu .................................
Di
Tempat

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Terlebih dahulu kami atas nama Pengurus Yayasan Syekh
Ibrahim Musa Parabek Bukittinggi mengucapkan :

Selamat menunaikan Ibadah Puasa dan Hari Raya Idul Fitri
1427 H
Minal aidzin wal faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin

Selanjutnya tak lupa pula kami do’akan semoga
Bapak/Ibu/serta segenap keluarga berada dalam keadaan
sehat wal’afiat dan senantiasa berada dalam Rahmat dan
lindungan Allah SWT.
Dengan perantaraan surat ini kami sampaikan bahwa Madrasah
Sumatera Thawalib Parabek sejak didirikan tahun 1910
sampai saat ini tetap meneruskan cita-cita dan semangat
perjuangan pendirinya Syekh Ibrahim Musa, dan berkiprah
untuk melahirkan dan mencetak tokoh-tokoh pemimpin dan
ulama tingkat daerah Sumatera Barat dan Nasional.
Madrasah Sumatera Thawalib sekarang dikembangkan dengan
sistem pendidikan madrasah dalam pesantren, yaitu
perpaduan antara Madrasah dengan Pesantren sebagai upaya
mengatasi kelemahan yang ditemui dalam sistem pendidikan
Islam dalam beberapa tahun terakhir ini, mengejar dan
menyelaraskan keseimbangan antara aspek pendidikan dan
aspek pengajaran. Aspek pengajaran yang menonjol pada
sistem madrasah nenekankan pada transformasi ilmu
pengetahuan sementara sistem pesantren lebih berorientasi
pada pembentukan pribadi kader ulama.

Motto :“Tidakah sebaiknya dari setiap kelompok ummat itu
ada segolongan yang pergi memperdalam agama dan
selanjutnya dapat menjalankan da’wah kepada kaumnya
setelah mereka kembali ke kampung supaya kaumnya itu
menjadi sadar” (QS At-Taubah 122)

Mereka telah banyak yang berhasil menjadi pemimpin bangsa
dan ulama seperti Bapak Adam Malik, Buya Hamka, Buya
Gaffar Ismail dll. Juga sudah banyak yang melanjutkan
pendidikannnya ke Universitas Al-Azhar di Mesir dan
negara-negara Arab lainnya, Malaysia dan Amerika.
Semenjak 5 tahun lalu Yayasan Syekh Ibrahim Musa, Parabek
memulai kegiatan dengan memberikan beasiswa dan dana orang
tua asuh kepada sekitar 90 orang anak yatim, fakir miskin
dan dhu’afa, khususnya yang belajar di Madrasah Sumatera
Thawalib Parabek. Beasiswa juga diberikan kepada siswa/i
berprestasi dan “Hafidz” (hafal Al-Qur’an) serta bantuan
bagi mahasiswa alumni Madrasah Sumatera Thawalib yang
melanjutkan studinya ke Al-Azhar, Mesir dan Timur Tengah.
Sehubungan dengan itu kami mengajak Bapak/Ibu/Sdr untuk
ikut berpartisipasi mendukung dan membantu amal baik ini
dengan menyalurkan Waqaf, Zakat, Infaq, Shadaqah dll
kepada Yayasan Syekh Ibrahim Musa Parabek Bantuan untuk
Anak Yatim, Fakir Miskin, Dhu’afa, dan Beasiswa Hafizd
Al-Qur’an,
Bantuan dapat juga dikirimkan langsung ke Pengurus Yayasan
Syekh Ibrahim Musa Parabek, Rekeneing BNI Syariah
Bukittinggi No : 0092638343 BNI a/n YASIM Dhu’afa dan BCA
Bukittinggi Rek.No. 8050012353 a/n Zulharbi Salim, Ketua
YASIM Parabek.
Kontak Tel/Fax. (0752) 31079 atau HP 081 363 223 447
(Ketua) dan HP 081 363 480 763 (Sekretaris Yasim)
Demikianlah permohonan kami, dengan harapan
Bapak/Ibu/Saudara berkenan mengabulkannya, mudah-mudahan
dengan itu kita semua telah dapat menggembirakan dan
mendorong para anak yatim dan anak-anak yang tidak mampu
untuk maju mandiri. Kami berdo’a semoga Allah SWT akan
melipat gandakan pahala dari amal jariyah yang
Bapak/Ibu/Saudara berikan, seperti janji Allah SWT dalam
Surat Al-Baqarah ayat 261, artinya :

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir:seratus biji. Allah melipatgandakan
(ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha
Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.

“Ajarakalllahu fi ma a’thaita, wa barikallah fi ma abqaita
...” artinya : “Semoga Allah SWT memberikan pahala atas
apa yang diberikan dan memberikan keberkatan atas harta
yang masih tertinggal”

Wa billahi Taufiq wal Hidayah


Wassalam
Pengurus Yayasan Syekh Ibrahim Musa
Parabek-Bukittinggi

Ttd. Ttd. Ttd.

H. Zulharbi Salim Afrizal Azis H. Erwan M. Nur
K e t u a Sekretaris
Bendahara

Yth. Pak Datuk,
Assalamu'alaikum wr.wb.
Bersama ini saya sampaikan permohonan dari Madrasah
Sumatera Thawalib Parabek, semoga bapak dapat membantu
melaksanaknnnya kepada kawan2 dan kaum muslimin di mana
Bapak berada.
Wassalam
Zulharbi Salim
========================================================================================
Sambil berpuasa, ikuti Netkuis Ramadhan.
Semakin banyak poin yang dikumpulkan, semakin besar kesempatan untuk memenangkan hadiah mingguan.
Bergabunglah dengan para Netstar di http://netkuis.telkom.net/
========================================================================================

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 25, 2006, 10:12:51 AM9/25/06
to pal...@minang.rantaunet.org
Lah sampai buah panitahan sutan mudo artinyo sambah jo titah sutan mudo sajo diamba gadang dijunjuang tinggi menjadi panitahan nan sutan mudo cako. takato lah tibo pulo urak dari karajo nan bapokok dari silang nan bapangka namo nan co kini tantangan karaluan inyiak jo mamak sarato jo guru. Sadonyo nan diateh rumah kok lai duduak indak pado tampeknyo. Iyo bana karajo nan bapokok silang nan bapangko mintak. rila jo maaf kapado inyiak jo mamak sarato jo guru sadonya urang tangah rumah. pada perintah.
Tantang parintah ka pado tamudo bah bajawab nan kabarinyo kapado karajo nan bapokok silang nan ba pangka. Iko nan ka paumpaoan jo inyiak jo sutan rajo ameh. Kan itu parmintaan sutan mudo an iyobana nyiak kan di karano itu nan di parintaan jo karajo nan bapokok jo silang nan bapangka, co kini tibonyo badan diri ambo. ta antak ka buku, ta sanda ka dindiang masih banyak permintaan dari ka rajo nan bapokok jo silang nan bapangka namo co kini dalam adat. Sungguah pun adat namo co kini kok lai ka cukuik tambahnyo iyo bana ta sampaian ka tamudo ka pado kapalo koto, lah sampai nyiek.
Artinyo sambah jo titah inyiak di ambo gadang di anjuang tinggi tamasuk nan cako taranta diambo pamintaan bakek inyiak baa tibonyo di inyiak. Ka ba jo barinyo kok kandak babari pintak balaku. Artinyo bari rela jo maaf di inyiak jo mamak sarato jo guru alek dan karapan tangah rumah. Lambak tampisan dialeh tuan tu kok lai ka dukek tambah nyo jo nan bana. ba sarang di tamudo kan itu bana caritonyo nyiek, iyo lah.


---------------------------------
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.

chaidir latief

unread,
Sep 25, 2006, 11:05:39 AM9/25/06
to pal...@minang.rantaunet.org
amboinginmausulkan patitahan ko dibukukan Ado nan mudo mudo nan tertyarik bia di apa dan dipraktekkannyo Ma nan akan dipasingkek maa nan tetap bia seperti itu

Ch N Latief Dt Bandaro 78

----- Original Message ----
From: suheimi ksuheimi <ksuh...@yahoo.com>

suheimi ksuheimi

unread,
Sep 25, 2006, 11:58:08 AM9/25/06
to pal...@minang.rantaunet.org
ambo satuju jo usul nantun

k suheimi


---------------------------------
Get your own web address for just $1.99/1st yr. We'll help. Yahoo! Small Business.

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages