Dunsanak palanta RN n.a.h,
sebelum cyber war memanas antara hacker Indonesia vs hacker Australia dalam hari-hari ini, sejak pekan lalu sudah lebih dulu pecah kontroversi di socmed akibat posting "Jilbab Hitam" di Kompasiana yang membeberkan tudingan bahwa sejumlah wartawan media arus utama menjadi koordinator "jale" (suap), termasuk petinggi majalah Tempo. "Jilbab Hitam" mengaku dia adalah wartawan Tempo yang masuk tahun 2006 dan keluar 2013.
Meski posting itu hanya bertahan tak sampai 24 jam karena ditarik oleh admin Kompasiana, namun kegegeran besar tak bisa dihindarkan. Keesokan harinya kubu Tempo mengeluarkan sejumlah artikel pendek lewat situs mereka untuk membantah tudingan "Jilbab Hitam", termasuk rilis dari Bank Mandiri yang sempat dituduh "Jilbab Hitam" ikut terlibat dalam pengaturan sejumlah berita.
Hari ini, identitas "Jilbab Hitam" diungkap oleh Lin Che Wei, salah satu nama yang dituduh terlibat dalam laku lancung fabrikasi berita oleh JH. Seorang eks jurnalis Beritasatu.com, Ulin Yusron, juga ikut membongkar identitas "Jilbab Hitam". Keduanya menyebutkan bahwa pemilik akun itu ternyata mantan wartawan Detik bernama Indro Bagus Satrio Utomo, yang diberitakan Tempo beberapa tahun lalu termasuk sindikat wartawan yang memeras Krakatau Steel.
Namun meski identitasnya sudah diungkap, melalui akun Twitter @indrobagus, sang "Jilbab Hitam
" terlihat tak takut, tegang, apalagi menyampaikan kata maaf. Dia seperti menjanjikan akan terus melanjutkan serangan.
Siapa Indro Bagus Satrio Utomo?
Jurnalis berusia 33 tahun ini berayah seorang Jawa dan ibu dari ranah Minang. Skripsinya di FIB UI mengupas tentang Tan Malaka. Percampuran dua etnis ini disebut Indro sebagai "Sekarmadji Jezebel". Sekarmadji jelas mengacu pada tokoh DI/TII Jawa Barat. Tapi siapa Jezebel?
Rupanya di mata Indro, suku Minangkabau adalah keturunan dari etnis Yahudi dengan adanya kemiripan bahasa dan garis keturunan yang matrilineal. Itu yang diyakini Indro yang mengaku pernah mengikuti pertemuan Yahudi Antar Bangsa.
http://sosok.kompasiana.com/2013/11/19/menelusuri-jejak-indro-bagus-satrio-utomojilbab-hitam--609294.html
Menyangkut kualitas skripsi Indro tentang Tan Malaka, berdasarkan komentar di Twitter dari orang-orang yang mengenalnya, banyak yang kagum dengan ketajaman analisis "Sekarmadji Jezebel" ini. Sayang siapa nama ibunya, apalagi dari suku apa sang ibu berasal, tak dituliskan Indro dalam kata pengantar skripsinya yang hanya menjura hormat kepada orang tuanya dengan kalimat abu-abu: "... Kemudian orang tua, yang telah berjuang tiada henti untuk mempertahankan kehidupan keluarga ditengah (note: seharusnya "di tengah" -- ANB) krisis yang tiada henti-hentinya: keuangan".
Esok, dan beberapa hari ke depan, tampaknya perseteruan Tempo (bersama Lin Che Wei dan KataData) vs "Jilbab Hitam" a.k.a "Sekarmadji Jezebel" a.k.a. Indro Bagus Satrio Utomo tampaknya masih akan terus berlanjut. Tak kalah seru dibandingkan konflik diplomatik Indonesia vs Australia hari-hari ini, bahkan mungkin lebih menarik.
Apa yang dicari "Sekarmadji Jezebel" yang tergila-gila dengan Tan Malaka ini?
Wassalam,
ANB
45, Cibubur