(OOT) Haji Pengabdi Setan: Kolom Ali Mustafa Yaqub

352 views
Skip to first unread message

akmal n. basral

unread,
Oct 20, 2012, 6:22:27 AM10/20/12
to Milis M- Rantau Net G

Ternyata haji "pengabdi setan" itu menurut Prof. Dr. KH Ali Mustafa Yaqub, Imam Besar Masjid Istiqlal yang juga pakar ilmu hadis, bukanlah yang mencopet atau melakukan tindak kriminal lain di tanah suci, melainkan yang melakukan apa yang dipandang baik oleh orang kebanyakan tapi tak pernah dilakukan Nabi SAW.

Salam,

Akmal N. Basral
Cibubur.

* * *

HAJI PENGABDI SETAN

Shalat Menghadap Ka'bah (Yahoo! News/REUTERS/Ali Jarekji)IBADAH haji 1426 H, pekan lalu, usai sudah. Jamaah haji Indonesia mulai pulang ke Tanah Air. Bila mereka ditanya apakah Anda ingin kembali lagi ke Mekkah, hampir seluruhnya menjawab, ''Ingin.'' Hanya segelintir yang menjawab, "Saya ingin beribadah haji sekali saja, seperti Nabi SAW."

Jawaban itu menunjukkan antusiasme umat Islam Indonesia beribadah haji. Sekilas, itu juga menunjukkan nilai positif. Karena beribadah haji berkali-kali dianggap sebagai barometer ketakwaan dan ketebalan kantong. Tapi, dari kacamata agama, itu tidak selamanya positif.

Kendati ibadah haji telah ada sejak masa Nabi Ibrahim, bagi umat Islam, ia baru diwajibkan pada tahun 6 H. Walau begitu, Nabi SAW dan para sahabat belum dapat menjalankan ibadah haji karena saat itu Mekkah masih dikuasai kaum musyrik. Setelah Nabi SAW menguasai Mekkah (Fath Makkah) pada 12 Ramadan 8 H, sejak itu beliau berkesempatan beribadah haji.

Namun Nabi SAW tidak beribadah haji pada 8 H itu. Juga tidak pada 9 H. Pada 10 H, Nabi SAW baru menjalankan ibadah haji. Tiga bulan kemudian, Nabi SAW wafat. Karenanya, ibadah haji beliau disebut haji wida' (haji perpisahan). Itu artinya, Nabi SAW berkesempatan beribadah haji tiga kali, namun beliau menjalaninya hanya sekali. Nabi SAW juga berkesempatan umrah ribuan kali, namun beliau hanya melakukan umrah sunah tiga kali dan umrah wajib bersama haji sekali. Mengapa?

Sekiranya haji dan atau umrah berkali-kali itu baik, tentu Nabi SAW lebih dahulu mengerjakannya, karena salah satu peran Nabi SAW adalah memberi uswah (teladan) bagi umatnya. Selama tiga kali Ramadan, Nabi SAW juga tidak pernah mondar-mandir menggiring jamaah umrah dari Madinah ke Mekkah.

Dalam Islam, ada dua kategori ibadah: ibadah qashirah (ibadah individual) yang manfaatnya hanya dirasakan pelakunya dan ibadah muta'addiyah (ibadah sosial) yang manfaatnya dirasakan pelakunya dan orang lain. Ibadah haji dan umrah termasuk ibadah qashirah. Karenanya, ketika pada saat bersamaan terdapat ibadah qashirah dan muta'addiyah, Nabi SAW tidak mengerjakan ibadah qashirah, melainkan memilih ibadah muta'addiyah.

Menyantuni anak yatim, yang termasuk ibadah muta'addiyah, misalnya, oleh Nabi SAW, penyantunnya dijanjikan surga, malah kelak hidup berdampingan dengan beliau. Sementara untuk haji mabrur, Nabi SAW hanya menjanjikan surga, tanpa janji berdampingan bersama beliau. Ini bukti, ibadah sosial lebih utama ketimbang ibadah individual.

Di Madinah, banyak ''mahasiswa'' belajar pada Nabi SAW. Mereka tinggal di shuffah Masjid Nabawi. Jumlahnya ratusan. Mereka yang disebut ahl al-shuffah itu adalah mahasiswa Nabi SAW yang tidak memiliki apa-apa kecuali dirinya sendiri, seperti Abu Hurairah. Bersama para sahabat, Nabi SAW menanggung makan mereka. Ibadah muta'addiyah seperti ini yang diteladankan beliau, bukan pergi haji berkali-kali atau menggiring jamaah umrah tiap bulan. Karenanya, para ulama dari kalangan Tabiin seperti Muhammad bin Sirin, Ibrahim al-Nakha'i, dan Malik bin Anas berpendapat, beribadah umrah setahun dua kali hukumnya makruh (tidak disukai), karena Nabi SAW dan ulama salaf tidak pernah melakukannya.

Dalam hadis qudsi riwayat Imam Muslim ditegaskan, Allah dapat ditemui di sisi orang sakit, orang kelaparan, orang kehausan, dan orang menderita. Nabi SAW tidak menyatakan bahwa Allah dapat ditemui di sisi Ka'bah. Jadi, Allah berada di sisi orang lemah dan menderita. Allah dapat ditemui melalui ibadah sosial, bukan hanya ibadah individual. Kaidah fikih menyebutkan, al-muta'addiyah afdhol min al-qashirah (ibadah sosial lebih utama daripada ibadah individual).

Jumlah jamaah haji Indonesia yang tiap tahun di atas 200.000 sekilas menggembirakan. Namun, bila ditelaah lebih jauh, kenyataan itu justru memprihatinkan, karena sebagian dari jumlah itu sudah beribadah haji berkali-kali. Boleh jadi, kepergian mereka yang berkali-kali itu bukan lagi sunah, melainkan makruh, bahkan haram.

Ketika banyak anak yatim telantar, puluhan ribu orang menjadi tunawisma akibat bencana alam, banyak balita busung lapar, banyak rumah Allah roboh, banyak orang terkena pemutusan hubungan kerja, banyak orang makan nasi aking, dan banyak rumah yatim dan bangunan pesantren terbengkalai, lalu kita pergi haji kedua atau ketiga kalinya, maka kita patut bertanya pada diri sendiri, apakah haji kita itu karena melaksanakan perintah Allah?

Ayat mana yang menyuruh kita melaksanakan haji berkali-kali, sementara kewajiban agama masih segudang di depan kita? Apakah haji kita itu mengikuti Nabi SAW? Kapan Nabi SAW memberi teladan atau perintah seperti itu? Atau sejatinya kita mengikuti bisikan setan melalui hawa nafsu, agar di mata orang awam kita disebut orang luhur? Apabila motivasi ini yang mendorong kita, maka berarti kita beribadah haji bukan karena Allah, melainkan karena setan.

Sayangnya, masih banyak orang yang beranggapan, setan hanya menyuruh kita berbuat kejahatan atau setan tidak pernah menyuruh beribadah. Mereka tidak tahu bahwa sahabat Abu Hurairah pernah disuruh setan untuk membaca ayat kursi setiap malam. Ibadah yang dimotivasi rayuan setan bukan lagi ibadah, melainkan maksiat.

Jam terbang iblis dalam menggoda manusia sudah sangat lama. Ia tahu betul apa kesukaan manusia. Iblis tidak akan menyuruh orang yang suka beribadah untuk minum khamr. Tapi Iblis menyuruhnya, antara lain, beribadah haji berkali-kali. Ketika manusia beribadah haji karena mengikuti rayuan iblis melalui bisikan hawa nafsunya, maka saat itu tipologi haji pengabdi setan telah melekat padanya. Wa Allah a'lam.

Ali Mustafa Yaqub
Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta
[Kolom, Gatra Nomor 10 Beredar Senin, 16 Januari 2006]
 
minds are like parachutes. they work best when open.

hilman.m...@gmail.com

unread,
Oct 21, 2012, 5:39:47 AM10/21/12
to rant...@googlegroups.com
Agaknya apa yang disampaikan oleh imam besar mesjid lstiqlal yg dikutip sanak Akmal msh perlu dipertanyakan,apakah itu kesimpulan beliau secara pribaDi atau bukan.Kalau dasarnya Rasulullah hanya sekali berhaji (haji wadak),bukankah sesudah itu Rasulullah salallu'alaihi wasallam sesudah itu wafat,jadi tak sempat lagi.Saya khawatir kl pendapat yg blm tentu benar,kita orang kecil ini merasa hal tsb benar.Dalam menyiarkan ibadah hendaklah dg dalil /hadis yang shahih. Wassalam.
Hilman Mahyuddin, MD

From: "akmal n. basral" <an...@yahoo.com>
Date: Sat, 20 Oct 2012 03:22:27 -0700 (PDT)
To: Milis M- Rantau Net G<rant...@googlegroups.com>
Subject: [R@ntau-Net] (OOT) Haji Pengabdi Setan: Kolom Ali Mustafa Yaqub

--
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
 
 
 

Abraham Ilyas

unread,
Oct 21, 2012, 5:55:33 PM10/21/12
to rant...@googlegroups.com
bisa menambah bahan diskusi kito di palanta ttg. ibadah haji:

1. Menurut para ulama, kewajiban menunaikan ibadah haji dan umrah diterima oleh Rasulullah SAW pada tahun 6 Hijriah/628 Masehi. Untuk menjalankan perintah Allah SWT tersebut, pada tanggai 6 Dzulqa’dah tahun 6 Hijriah, Rasulullah SAW bersama 1.500 pengikutnya bertolak menuju Makkah untuk melaksanakan umrah.....(bukan pada 9-10  Zulhijah --->tidak wukuf di Arafah/bukan berhaji)

2. Selain riwayat dari tiga tokoh di atas, ada banyak informasi lain tentang berapa kali Rasulullah SAW menunaikan ibadah. Namun dari berbagai informasi tersebut, pendapat paling sahih menyatakan bahwa Nabi hanya melakukan umrah sebanyak tiga kali.

3. Umrah pertama dilaksanakan pada tahun 7 Hijriah/629 Masehi, umrah kedua dilakukan pada tahun 8 Hijriah/630 Masehi dan dikenal dengan umrah Dzulqa’dah atau umrah Ji’ranah, dan umrah ketiga terjadi pada tahun 10 Hijriah/632 Masehi, yaitu ketika Nabi mengerjakan Haji Wada’.

4. Manasik haji yang dikenalkan oleh Rasulullah SAW dapat diuraikan dalam urutan, yaitu: ihram; thawaf; shalat dua rakaat di Maqam Ibrahim; sa’i (berlari-lari kecil) antara bukit Shafa dan Marwah; wukuf di Padang Arafah; bermalam di Muzdalifah; melempar Jumrah Aqabah; menyembelih binatang kurban; melaksanakan thawaf ifadhah; tahallul atau bercukur; mabit atau menginap di Mina; melempar tiga jumrah pada Hari Tasyriq (tanggai 11, 12, dan 13 Dzulhijjah); dan melakukan tawaf wada’ atau tawaf perpisahan.

------
kalau urang dari kampuang/badandiri, ambo memahaminyo: 

Ketika hendak tunaikan haji
Semua jamaah telah mengerti
Mabit, tahalul, tawaf dan sa-i
Lalu dipahami lebih hakiki


asmun sjueib

unread,
Oct 21, 2012, 7:44:27 PM10/21/12
to rant...@googlegroups.com
Aww. Tarimokasih banyak Ddn AI sangeik bermanfaat untuk labieh memahami suatu kegiatan ibadah tarutamo Rukun Islamnyo.Pengupasan labieh mendalam untuk meningkatkan keimanan kepada Allah subhanawataala.

Dari: Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Dikirim: Senin, 22 Oktober 2012 4:55
Judul: Re: [R@ntau-Net] (OOT) Haji Pengabdi Setan: Kolom Ali Mustafa Yaqub

ZulTan

unread,
Oct 21, 2012, 8:49:52 PM10/21/12
to Rant...@googlegroups.com

Quote dari artikel di bawah:

"Sewaktu mengerjakan Haji Wada’ atau haji terakhir, Rasulullah SAW berpesan agar umat Islam mengikuti manasik atau tata cara haji yang beliau contohkan. Manasik haji tidak boleh dimodifikasi sebab ditetapkan secara langsung melalui wahyu Allah SWT."

Timbul pertanyaan:

1. Mengapa Jamaah Indonesia tidak menginap di Mina pada tanggal 8 Dzulhijjah dan malah menuju Arafah?
Sementara Jamaah yang ingin ke Mina diharuskan membuat pernyataan bermaterai bahwa sanggup menanggung semua resiko yang mungkin timbul untuk diserahkan kepada Ketua Kloter. Akibatnya beberapa jamaah mundur karena takut. Padahal, nyaris semua jamaah dunia justru menuju Mina kecuali Jamaah Indonesia dan Malaysia. Negara yang kebetulan namanya diakhiri dengan kata "sia-sia". Namun umumnya ONH Plus Indonesia terlihat ikut ke Mina.

2. Mengapa penyembelihan dilaksanakan sebelum hari Nahr dan hari Tasyrik? Padahal buku pegangan yang diterima dari Kemenag sudah melarang hal ini. Di lokasi penyembelihan, tak satu pun ditemukan jamaah negara lain.

3. Mengapa kebanyakan melontar Jumrah Aqabah sebelum matahari terbit, bahkan ada yang "parak siang" sesaat sesampai di Mina setelah dari Muzdalifah lepas tengah malam dibawah bimbingan para ustadznya?

4. Mengapa jamaah seakan "dipaksa" menggunakan kacu (selendang penanda rombongan) yang berjahit padahal tengah berihram? Ketika jamaah menolak, belakangan dicap oleh ustadz KBIH sebagai "pembangkang". Ustadz mengatakan boleh karena bukan pakaian. Entah apa dalillnya. Mengapa tidak dilepaskan saja agar terhindar dari khilafiyah. Jamaah China menggunakan potongan kain berwarna tanpa jahit selebar setengah telapak tangan untuk disematkan di pundak.

5. Mengapa sebagian besar jamaah melakukan umrah berkali-kali dari berbagai miqat yang memang disediakan KBIH, padahal tidak ada dasar hukumnya?

6. Mengapa tidak melakukan shalat Subuh di Muzdalifah dan malah melakukannya di Mina sebagaimana layaknya orang uzur, lemah, wanita, atau anak-anak yang memang dibolehkan langsung menuju Mina selepas tengah malam?

7. Mengapa tidak difasilitasi melakukan thawaf Ifadah yang afdhal setelah melontar dan tahalul, namun mengakhirkannya walaupun ini dibolehkan. Sebaliknya malah ditakuti tidak dapat kembali sebelum terbenam matahari karena macet dan akhirnya kena dam.

8. Mengapa jamaah seperti disyariatkan untuk mengunjungi masjid-masjid di seputaran Makkah, bukit dan gunung-gunung dan melakukan doa bersama di beberapa tempat tersebut.

9. Mengapa ada ustadz yang mengatakan shalat di seluruh tanah suci mendapat ganjaran sama seperti shalat di Masjidil Haram yakni 100.000 kali. Akibatnya yang menerima pendapat ini lebih memilih shalat di masjid dekat mahtab ketimbang di depan Ka'bah padahal tidak dalam keadaan uzur.

10. Mengapa selama wuquh di Arafah para ustadz KBIH memimpin doa atau membaca 100 lafaz tertentu yang diikuti para jamaah menggunakan micro/megaphone sehingga tidak ada ketenangan yang tersisa sedikitpun selama di Arafah? Di antara ustadz pemimpin ini ada yang sudah 22 kali menunaikan ibadah haji. Suara-suara riuh seperti ini muncul dari berbagai tenda dengan pengeras suara.

Wallahu a'lam

Salam,
ZulTan, L, Bogor
Action cures fear.

From: Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com>
Date: Mon, 22 Oct 2012 04:55:33 +0700
Subject: Re: [R@ntau-Net] (OOT) Haji Pengabdi Setan: Kolom Ali Mustafa Yaqub

Fitrianto

unread,
Oct 22, 2012, 2:49:19 AM10/22/12
to rant...@googlegroups.com
"Sayangnya, masih banyak orang yang beranggapan, setan hanya menyuruh kita berbuat kejahatan atau setan tidak pernah menyuruh beribadah. Mereka tidak tahu bahwa sahabat Abu Hurairah pernah disuruh setan untuk membaca ayat kursi setiap malam. Ibadah yang dimotivasi rayuan setan bukan lagi ibadah, melainkan maksiat."
 
Tentang hadist ini, perintah membaca ayat Kursi itu diakui oleh Nabi SAW sebagai perintah yg benar, walaupun setannya adalah pembohong.
Jadi Abu Hurairah menjalankan perintah Nabi, bukan perintah setan.
 
Ada baiknya hadistnya tidak dipotong begitu saja, tapi ditulis lengkapnya.
 
Btw, banyak juga kiyai2 ahli hisap yang masih menyembah tuhan lima senti...:)
 
Wassalam
fitr


2012/10/20 akmal n. basral <an...@yahoo.com>
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages