Subject: Ketika Prajogo Mantu
Ketika Prajogo Mantu
Tiga menteri dan ratusan
pengusaha kakap hadir di Singapura. Total aset
mereka satu triliun dolar,
ujar seorang konglomerat. Ada berlian 100 karat
seharga 35 juta
dolar.
LAGU Popsicle Toes dari penyanyi smooth jazz Michael Franks
mengalun
lamat-lamat. Suara lembut itu akhirnya terbenam dalam riuhnya
percakapan
sekitar 600 hadirin yang mengisi penuh semua kursi dalam formasi
meja
bundar di Ballroom Hotel The Ritz-Carlton Millennia, Singapura. Sabtu
malam
dua pekan lalu itu, mereka datang di pesta perkawinan putri taipan
Prajogo
Pangestu, Nancy , yang dipersunting pria Prancis, Nicolas
Tabardel.
Sebuah big-band tiba-tiba menghentakkan musik pembuka acara. Sorot
lampu
benderang di panggung lalu terfokus pada para musikusnya-sejumlah
pria
bule. Hadirin terkesiap, lalu memberi aplaus ketika master of
ceremony
membuka perhelatan megah dengan sejumlah kristal raksasa yang
menggantung
di atap ruang pesta itu. Di tengah setiap meja terpajang tonggak
warna emas
dan perak berhiaskan lilin dan kembang sedap
malam.
Salad lobster, sup porcini, daging wagyu kelas satu, yang
diselipi jamur
dan tomat, disajikan berurutan dalam cara hidang rijstafel.
Pesta bernuansa
Barat dalam suasana Imlek itu-banyak perempuan yang
mengenakan busana
cheongsam-diselingi toast para tamu. "Untuk kebahagiaan
mempelai berdua,
mari kita bersulang... ," teriak sang pembawa acara. Lalu,
triiing...
gelas-gelas berisi anggur kelas wahid Dom Perignon saling beradu.
Hadirin
bertepuk-tangan.
Glamor di seberang Teluk Singapura ini hanya bisa
tertandingi oleh kenduri
perkawinan berlian Liem Sioe Liong atau Sudono
Salim. Pria kelahiran
Fukien, Cina, hampir
92 tahun silam ini adalah pendiri kerajaan bisnis Grup
Salim, yang pernah
berpuluh tahun bertengger di puncak tangga orang terkaya
di Indonesia. Om
Liem merayakan pesta usia perkawinannya yang ke-60 itu di
Shangri-La Island
Ballroom, Hotel Shangri-La, di kawasan mentereng Orchard
Road , Singapura,
April 2004.
Saat itu hadirin betul-betul mendapat perlakuan istimewa.
Mereka-umumnya
saudagar besar dan bekas pejabat era Orde Baru-dijemput khusus
dengan
pesawat Singapore Airlines. Tampak mantan
Menteri Penerangan Harmoko, eks
Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, bekas
Menteri Transmigrasi Siswono
Yudhohusodo, dan mantan Ketua DPR Akbar
Tandjung. Ratusan pebisnis yang
namanya berkibar belakangan setelah Soeharto
lengser ikutan hadir, semisal
Harry Tanoesoedibjo dari Bhakti Investama dan
Chaerul Tanjung, bos Bank
Mega dan Trans TV (Tempo, 25 April
2004).
lll
Prajogo Pangestu, 64 tahun, menyambut tetamunya dengan
berpidato memakai
teks dalam bahasa Indonesia aksen Mandarin. Bos Barito
Pacific yang dalam
dua tahun terakhir namanya masuk daftar majalah Forbes
Asia, sebagai 20
besar orang terkaya di Indonesia ini menyinggung sebuah
kisah lama, saat si
kecil Nancy dilepas belajar ke Singapura meski belum
genap berusia empat
tahun. Mata Nancy berkaca-kaca. Nicolas lalu
didaulat menyanyikan My Way,
yang biasa dilantunkan oleh Frank
Sinatra.
Daya pikat pesta tak sebatas lagu-lagu nostalgia, kristal, semerbak
bunga
dan kaviar hitam dari Laut Kaspia, tapi juga pada seonggok benda
gemerlap
yang menggelayut di dada istri Prajogo, Herlina Tjandinegara.
Tengoklah
liontin putih yang terus-menerus berkilau "mengganggu" pandangan
mata itu.
Ups! ternyata berlian super-langka seberat 100 karat, sebesar
jempol kaki
orang dewasa, salah satu yang terbesar di dunia yang, konon,
dibeli pada
1990 di Amerika. "Ini memang investasi saya,"
kata Prajogo. Harganya? Sang
taipan hanya tersenyum. Tapi ada yang
menaksir "cuma" US$ 35 juta atau
sekitar Rp 300 miliar.
Tak berlebihan
kalau ada yang berbisik bahwa inilah pesta taipan terbesar
di awal Tahun
Tikus. Tengoklah pula tamu-tamu yang hadir di sana . Di meja
sentral, yang berseberangan
dengan tempat sahibul hajat, duduk Menteri
Koordinator Kesejahteraan Rakyat
Aburizal "Ical" Bakrie, Menteri
Perdagangan Mari E. Pangestu dan Menteri
Kehutanan M.S. Ka'ban. Bersama
bekas Menteri BUMN Tanri Abeng, mereka
mengapit Madame Ho Ching, CEO
Temasek Holdings, yang juga istri PM Singapura
Lee Hsien Loong.
Sang Madame yang tahun lalu dijuluki majalah Time sebagai
satu dari 100
orang berpengaruh di dunia, rupanya betah duduk hampir
lima jam
hingga
acara usai. "Pestanya luar biasa dan menyenangkan
bisa bertemu banyak
orang," kata Ho Ching. Semula ia bakal disandingkan
dengan mantan Presiden
Megawati dan Taufik Kiemas, namun mendadak Taufik
kurang sehat sehingga
batal hadir. Ia mengirim putrinya, Puan Maharani.
Sedangkan Wakil Presiden
Jusuf Kalla "mengutus" kerabatnya, Aksa Mahmud, bos
Bosowa Grup. Solihin
Kalla, putra JK, ikut pula meramaikan pesta.
Ratusan
pengusaha terkemuka juga hadir. Dua konglomerat yang moncreng dan
menjadi
andalan di masa Orde Baru, Sudwikatmono dan Ibrahim Risjad, tampak
hadir
hingga acara usai. Keduanya bersama Liem Sioe Liong dan Djuhar
Sutanto
dijuluki The Gang of Four. Sayang, Om Liem batal hadir.
"Karena flu
berat," kata seorang panitia. Bos besar yang berpuluh tahun
menjadi orang
terkaya di Tanah Air itu diwakili putranya, Anthony Salim, CEO
Salim Grup.
Di kursi para taipan kawakan ini bergabung pula William
Soeryadjaya, yang
mulai uzur dan menggunakan kursi roda.
Nama-nama beken
yang akrab menghiasi majalah Fortune dan Forbes juga
tampak. Ada keluarga
grup Sinar Mas, Djarum (Budi Hartono
), Sampoerna,
Raja Garuda Mas (Sukanto Tanoto), Wings (Eddy William Katuari),
Berca
(Murdaya Po dan Hartati Murdaya), Mukmin Ali Gunawan, bos Panin
Bank,
Sugianto Kusuma atau Aguan, bos Artha Graha Grup, bahkan chairman
Charoen
Pokphand, Summet Jiaravanon. Dari bos media tampak Chaerul
Tanjung (Trans
TV), Surya Paloh (Metro TV), Peter F. Gontha (Q TV). "Saya datang karena
Prajogo memang hopeng (kawan) sejak lama,"
kata Peter.
Seorang taipan lalu berbisik, kalau ditotal, ini adalah pesta
saudagar
besar yang mempunyai aset senilai satu triliun dolar-kalau dikurskan
ke
rupiah menjadi lebih dari Rp 9.000 triliun! Nilai ini hampir setara
dengan
12 kali APBN kita atau sekitar 3.000 kali pendapatan asli daerah
terkaya di
Indonesia , Kabupaten Kutai Kertanegara. Tanri Abeng, bekas CEO
Bakrie
Brothers, ikut mengangguk. Maka itulah, "Wah, kalau terjadi sesuatu
di
sini, kita bisa repot hehe," kata Tanri.
Coba saja dikalkulasi.
Temasek, perusahaan investasi milik Negeri Singa
itu, beraset sedikitnya US$
100 miliar (namun ada versi lain yang
menghitung kekayaan sebenarnya lima
kali lipatnya). Merekalah sang empunya
Singapore Airlines, dan memutar US$ 11
miliar uangnya di Jakarta , di
antaranya untuk memborong saham Bank Danamon
dan Bank Internasional
Indonesia. Ho Ching, 54 tahun, tampak terus-menerus
ditempel dan
berbisik-bisik dengan Tanri, Anthony, dan Sofjan Wanandi, bos
Grup Gemala.
Lalu Ical jangan dilupakan. Ia datang khusus dengan pesawat jet
pribadi.
Anggap saja Pak Menko, juragan Kelompok Bakrie, bekas saudagar
besar
pribumi yang tahun lalu namanya bercokol sebagai orang terkaya nomor
wahid
di republik ini. Belum lagi Anthony, Sukanto Tanoto (dua tahun
lalu
dinobatkan majalah Forbes Asia sebagai taipan terkaya Indonesia ),
Budi
Hartono , dan beratus nama
besar lainnya yang tak bisa disebutkan di sini.
Para taipan itu seperti
hendak "membenamkan" Singapura. Tengok saja lobi
Hotel Ritz-Carlton, Grand
Hyatt, Mandarin, juga Shangri-La, ramai dengan
tegur sapa para taipan dari
Jakarta . Prajogo, selain menyiapkan tiket
Singapore Airlines kelas bisnis,
juga menyediakan 350-an kamar hotel
berbintang untuk undangan tertentu.
Mereka pulalah yang khusus diundang
untuk pesta koktail, petang sebelum
resepsi dan pemberkatan, dengan sajian
kaviar hitam kelas wahid, sambil
menenggak sampanye dan vodka diiringi
lantunan Michael Franks, you're so
brave to expose... all those... popsicle
toes....
Wahyu Muryadi
(Singapura)
You rock. That's why Blockbuster's offering you one
month of Blockbuster
Total Access, No Cost.
=========================================================
This
e-mail, including any attachment is confidential and may be privileged. Use or
disclosure of it by anyone other than an intended adressee is strictly
prohibited. If you are not an intended addressee, please notify the sender by
telephone or e-mail and delete the e-mail and any attachment from your
system.
PT Excelcomindo Pratama Tbk. ("the Company") does not accept any
liability in respect of communication made by its employee which is contrary to
the company policy or outside the scope of the employment of the individual
concerned. The employee responsible will be personally liable for any damages or
other liability
arising.
=========================================================