Keluarga urang awak : Kesebelasann Gen Halilintar (Kasabalean Anak/Geni Halilintar)

675 views
Skip to first unread message

Nofend St. Mudo

unread,
May 14, 2015, 4:58:05 AM5/14/15
to RN - Palanta RantauNet
Mungkin mamak alumni caltex ado nan tau, minimal jo urang tuo kaduo pasutri ko dulu...

===========

Lebih Dekat dengan Keluarga Unik Kesebelasan Gen Halilintar
Wartawan : JPNN - Editor : Riyon - 24 March 2015 13:24 WIB    Dibaca : 117 kali

Ke Mana-mana Pergi Bersama, Sekolah pun di Mobil

Bagi sebagian besar masyarakat, punya banyak anak kini menjadi masalah tersendiri. Tetapi, tidak demikian halnya dengan pasangan  Lenggogeni Faruk dan Halilintar Anofial Asmid yang akrab dipanggil pasangan GenHalilintar. Bagi mereka, merawat keluarga besar justru menyenangkan.

Azan Maghrib berkumandang di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kamis petang (19/3). Kesibukan pun langsung terlihat di sebuah rumah di salah satu sudut kawasan permukiman elite tersebut.Para penghuni rumah itu langsung bersiap-siap. Tidak untuk pergi ke masjid atau mushala, melainkan mendirikan shalat di ruang keluarga. Shalat dipimpin sang kepala keluarga, Halilintar.

Sang istri, Lenggogeni, beserta 11 (sebelas) anak mereka menjadi makmum. Setelah shalat, mereka melanjutkan dengan tadarus Al Quran sejenak. Maka, suara orang mengaji pun terdengar ramai di ruang keluarga itu.

Begitu kegiatan rutin setiap maghrib tersebut rampung, Hali (panggilan Halilintar) menyempatkan untuk menemui koran ini yang menunggu di ruang tamu. Istri dan putra-putrinya diperintah untuk menyiapkan makan malam bersama.

Mereka menata delapan meja kecil setinggi 60 sentimeter di ruangan yang sebelumnya menjadi tempat shalat berjamaah itu. Setelah semua siap, acara makan malam dimulai.

Suasana pun jadi ramai oleh celoteh anak-anak GenHalilintar dan beradunya sendok-piring mereka. Sementara itu, Hali dan Gen (panggilan Lenggogeni) makan di satu piring tanpa sendok dan garpu. Mereka makan dengan tangan.

“Ya, beginilah suasana setiap hari kalau pas makan bersama. Ramai kan?” ujar Hali. Rumah GenHalilintar tergolong besar. Rumah itu bertingkat tiga. Maklum, penghuninya banyak: 13 orang. Selain kamar-kamar tidur anak-anak, ada beberapa ruangan untuk gudang dan kepentingan usaha.

Hali sempat menjelaskan beberapa ruangan itu. Hampir semua difungsikan sebagai tempat kerja atau semacam laboratorium untuk belajar bisnis anak-anak Hali. Ruang keluarga, misalnya.

Selain tempat bercengkerama, ruangan itu multiguna. Bisa digunakan untuk shalat berjamaah, makan bersama, sekaligus tempat latihan kerja bagi anak-anak. Tumpukan portable hard disk terlihat di salah satu meja.

Hali menyebut anak-anak sebagai Kesebelasan GenHalilintar. Mereka tidak memiliki asisten rumah tangga atau pengasuh balita. Hanya beberapa staf dan guru yang memang sering datang untuk mengajar putra-putri GenHalilintar. Sebelas anak GenHalilintar terdiri atas enam laki-laki dan lima perempuan.

Mereka adalah Muhammad Atta Halilintar (Atta), 19; Sohwa Mutammima Halilintar (Sohwa), 18; Sajidah Mutamimah Halilintar (Sajidah), 17; Muhammad Thariq Halilintar (Thariq), 16; Abqariyyah Mutammimah Halilintar (Abqariyyah), 14; dan Muhammad Saaih Halilintar (Saaih), 12. Lalu, Siti Fatimah Halilintar (Fatim), 11; Muhammad Al Fateh Halilintar (Fateh), 9; Muhammad Muntazar Halilintar (Muntaz), 6; Siti Saleha Halilintar (Saleha), 4; dan Muhammad Shalaheddien El-Qahtan Halilintar (Qahtan), 2.  

Gen menjelaskan, seluruh anaknya lahir secara normal dan lulus ASI (air susu ibu) eksklusif. Empat di antara 11 anak Gen  lahir di luar Indonesia. Yang pertama, Thariq lahir saat GenHalilintar transit di Brunei Darussalam dalam perjalanan bisnis.

“Pada usia 24 hari dia kami bawa terbang, lalu umrah pada usia 56 hari,” tutur Gen. Berikutnya, Abqariyyah juga lahir saat pasutri itu transit di Jordania. Awalnya, Abqariyyah direncanakan lahir di London, Inggris.

Namun, Gen kecopetan di Bandara Heathrow. Paspornya hilang. Dalam perjalanan kembali ke Indonesia untuk mengurus paspor baru, mereka transit di Jordania. Di situlah Abqariyyah lahir.

Kemudian, ada Saaih yang lahir saat GenHalilintar singgah di Pulau Labuan, Malaysia. Terakhir, Fateh lahir di Kuala Lumpur tidak lama setelah GenHalilintar terbang dari Jakarta. “Saya sangat bersyukur diberi kemudahan-kemudahan saat hendak melahirkan,” ucapnya.

Kelahiran anak di luar negeri itu tidak lepas dari aktivitas bisnis GenHalilintar. Sejak menikah, mereka menjelajah ke lima benua untuk berbisnis. Puluhan negara sudah mereka singgahi. Tidak untuk jalan-jalan, melainkan untuk berdagang, khususnya di bidang retail.

GenHalilintar membuka butik dan kafe di Perancis, lalu peternakan kambing di Australia yang luasnya, kata Gen, hampir sama dengan kompleks Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Menurut dia, orang-orang yang sukses zaman dahulu adalah pengelana.

“Vasco Da Gama, Cheng Hoo, mereka berkeliling dunia tidak dengan tangan kosong, tapi membawa barang dagangan,” tuturnya. Dalam bukunya, Kesebelasan Gen Halilintar, Gen menyebut dirinya sebagai pregnant traveler, breastfeeding traveler, dan keluarganya sebagai family traveler.

Bahkan, dalam keadaan hamil tua pun, Gen nekat menjalani penerbagan ke berbagai negara hingga empat anaknya lahir di luar Indonesia. Hingga saat ini, GenHalilintar rutin bepergian bersama seluruh anak mereka. “Tiap pekan kami traveling, tidur di hotel,” ujar Hali.

Hal itu dilakukan karena pria kelahiran 13 Oktober 1968 tersebut sering diminta menjadi adviser di berbagai perusahaan, tidak hanya di Jakarta. Karena itu, setiap ke luar kota, Kesebelasan GenHalilintar selalu diajak serta. Tidak heran bila mereka menjadi kompak.

Bagaimana pendidikan anak-anak? Di situlah letak ciri khas GenHalilintar. Sebagai alumnus UI, bahkan Gen kini calon doktor di Malaysia, mereka tidak membiarkan anak-anak lepas dari pendidikan. Untuk itu, mereka membuat sistem homeschooling plus.

Beberapa anak GenHalilintar memang sempat mengikuti pendidikan formal hingga SMP. Selebihnya, mereka dididik dengan metode traveling. “Sekolah” dilakukan dalam perjalanan bisnis. Menurut Gen, ilmu lebih mudah disampaikan saat mereka bersama-sama di dalam mobil.

Perjalanan panjang tidak terasa karena diisi dengan model pendidikan yang konsepnya berbeda dengan perkuliahan. Cara tersebut diyakini lebih efektif dan mendalam.

Sistem pendidikan homeschooling plus dilakukan 24 jam sehari tanpa libur. Yang diajarkan bukan hanya soal akademis, namun juga pembinaan  fisik, napsu, serta hati.

Sejak kecil, seluruh anggota Kesebelasan GenHalilintar dikenalkan kepada Tuhan dan diajari konsep-konsep mencintai Tuhan. Lewat konsep ketuhanan itu, mereka menjadi anak-anak yang peduli terhadap lingkungan sekitar, serta hormat dan sayang kepada orangtua.

Saat sesi makan malam itu, tampak jelas kerja sama di antara tiap anggota Kesebelasan GenHalilintar. Kata “tolong” selalu terucap setiap salah seorang anggota meminta bantuan kepada kakak atau adiknya. Yang lebih tua mampu mengasuh yang muda dan yang lebih muda pun sayang kepada yang tua.

Hali menuturkan, ada empat unsur dalam pendidikan yang harus diajarkan secara bersamaan. Tetapi, di antara empat unsur itu, hanya dua yang diajarkan sekolah-sekolah formal di Indonesia. Yakni, unsur fisik dan akal. Dua unsur lain nyaris tidak pernah diajarkan. Yakni, jiwa dan napsu.

Sistem pendidikan tersebut, kata Hali, merupakan buah petualangan GenHalilintar semasa muda, terutama Hali. Sejak muda, Hali gemar bertualang. Agustus 1992, saat masih berada di Malaysia, dia memutuskan untuk pergi ke Uzbekistan. Kala itu, dia mengaku sedang dalam pencarian jati diri.

Berbekal visa yang didapatnya di Malaysia, Hali seorang diri bertualang ke negara pecahan Uni Soviet tersebut. Dia menjadi orang Indonesia pertama yang masuk Uzbekistan setelah merdeka pada 1 September 1991.

Kala itu, kedutaan Indonesia bahkan belum berdiri karena kedua negara belum punya hubungan diplomatik. “Kalau ada yang lebih dahulu, saya kalah. Tapi, menurut Kedubes Uzbekistan, saya yang pertama,” tuturnya.

Selama di Uzbekistan, Hali baru tahu bahwa negara tersebut merupakan tempat kelahiran penemu-penemu besar. Misalnya, Ibnu Batutah, Aljabbar, Ibnu Sina, dan cendekiawan hebat lain.

Penemu ilmu atom, perbintangan, serta ilmu-ilmu dasar lainnya lahir di Uzbekistan. Bukan hanya muslim, banyak ilmuwan nonmuslim yang juga berasal dari sana. Hali pun bertanya-tanya, bagaimana bisa mereka menjadi sehebat itu?

“Rupanya, kuncinya adalah empat unsur tersebut. Mereka mampu mengelola dengan baik,” tutur sulung lima bersaudara itu. Sebab, ketika akal tidak dibatasi jiwa, napsu akan berbicara. Jadilah barang berbahaya seperti bom atom dan senjata kimia.

Para cendekiawan itu sukses mengerem napsunya dalam mengembangkan akal sehingga yang dihasilkan adalah penemuan penting yang berguna, tidak sampai berbahaya. Selama 21 hari, Hali berkelana di negara tersebut dan belajar banyak hal.

Sekembali ke Indonesia, dia pun meminang Gen. Kala itu, mereka masih sama-sama kuliah. Hali kuliah di Jurusan Elektro UI tahun ketiga, sedangkan Gen jurusan ekonomi tahun pertama. Mereka sama-sama berasal dari Riau. Hali di Dumai, Gen di Rumbai. Orang tua mereka sama-sama pegawai di Caltex. (*)

http://www.koran.padek.co/read/detail/21603







Ke Mana-Mana Pergi Bersama, Sekolah pun di Mobil >> http://www.jawapos.com/baca/artikel/14760/Ke-Mana-Mana-Pergi-Bersama-Sekolah-pun-di-Mobil

Hebat! Pasutri Ini Keliling Dunia bersama 11 Anaknya >> http://travel.kompas.com/read/2015/03/04/180300127/Hebat.Pasutri.Ini.Keliling.Dunia.bersama.11.Anaknya


--

Wassalam

Nofend St. Mudo
38th+/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan
Tweet: @nofend | YM: rankmarola 

Darwin Chalidi

unread,
May 14, 2015, 5:11:26 AM5/14/15
to Rantau Net

Kami lai tau jo Geni anak dari Uda Umar Faruk. Mantan Staff Medical Caltex. Lai ughang Pikumbuah juo sakampuang jo Bundo Nismah. Kini tingga di Bintaro Permai.

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Nofend St. Mudo

unread,
May 14, 2015, 6:49:55 AM5/14/15
to RN - Palanta RantauNet
Mokasi Mak Darwin atas tambahan infonyo

Salam

Pada 14 Mei 2015 16.11, Darwin Chalidi <dcha...@gmail.com> menulis:

Kami lai tau jo Geni anak dari Uda Umar Faruk. Mantan Staff Medical Caltex. Lai ughang Pikumbuah juo sakampuang jo Bundo Nismah. Kini tingga di Bintaro Permai.

On May 14, 2015 3:58 PM, "Nofend St. Mudo" <nof...@rantaunet.org> wrote:
Mungkin mamak alumni caltex ado nan tau, minimal jo urang tuo kaduo pasutri ko dulu...

===========


Maturidi Donsan

unread,
May 14, 2015, 6:58:56 AM5/14/15
to rant...@googlegroups.com
Ado ciek lai anak mantan staff HOP caltex apakah sudah diekpos di RN atau belum, mungkin saya tertinggal,  Sandiago Uno , sudah punya kekayaat 6 T, mungkin 11/12 dalam usaha dengan Hali.

Maturidi

--

Nofend St. Mudo

unread,
May 14, 2015, 7:20:38 AM5/14/15
to RN - Palanta RantauNet
ado dari dulu mak, salah satunyo iko https://groups.yahoo.com/neo/groups/rantaunet/conversations/messages/68509

satau kito SU ko urang Gorontalo mak, alun pernah mandanga kito keturunan minang lai, mungkin mak maturidi tau dima kampuang ketek orang tuonyo.

ciek lai mak, tread hali ko nan kito angkek, dek kini sadang acok tayang di TV tentang anak e nan sabaleh ko mak, sabaleh urang, laia sebagian di lua waktu sadang bajalan2, indak punyo pembantu dan kasbaleannyo pull ASI.
bukan soal sukses kayonyo mak, tapi sukses jo papatah lamo banyak anak banyak rasaki, indak cando kebanyakan awak kini, labih 3 sajo banyak nan meha dek anak2nyo..

kalau SU ko bara urang anaknyo mak?

Pada 14 Mei 2015 17.58, Maturidi Donsan <matur...@gmail.com> menulis:
Ado ciek lai anak mantan staff HOP caltex apakah sudah diekpos di RN atau belum, mungkin saya tertinggal,  Sandiago Uno , sudah punya kekayaat 6 T, mungkin 11/12 dalam usaha dengan Hali.

Maturidi


Maturidi Donsan

unread,
May 14, 2015, 9:27:33 AM5/14/15
to rant...@googlegroups.com
Tk nakan Nofend

Iko dek tasaru: Mungkin mamak alumni caltex ado nan tau, minimal...

Karano Hali ko tampaknyo pangusaho tagolong kakap, ambo sorong lo Sandiago Uno ko
 
Kalau Sadiago Uno ko memang bukan minang,  mande Indramayu, bapak Pilipina-Indonesia mancangkua di caltex

Maturidi








Maturidi Donsan

unread,
May 14, 2015, 10:09:08 AM5/14/15
to rant...@googlegroups.com
Tk nakan Nofend

Iko dek tasaru: Mungkin mamak alumni caltex ado nan tau, minimal...

Karano Hali ko tampaknyo pangusaho tagolong kakap, ambo sorong lo Sandiago Uno ko
 
Kalau Sadiago Uno ko memang bukan minang,  mande Indramayu - Min Uno, bapak Pilipina-Indonesia mancangkua di caltex

Maturidi








taufiq rasjid

unread,
May 14, 2015, 10:16:13 AM5/14/15
to rant...@googlegroups.com
Kalau yg suaminyo kelahiran Dumai, ayahnyo pak Asmid pernah bertugas di CPI Dumai-Duri

Madahar (madahar)

unread,
May 15, 2015, 12:34:08 AM5/15/15
to rant...@googlegroups.com

Pak Darwin, Ciek lai adiaknyo kalo ndak salah namonyo Hestia Farouk anak Pramuka Cendana. Kutiko kuliah inyo adolah Putri Indonesia nan bajilbab. (nampaknyo iyo paralu mak Uwo/Bundo turun gunuang baliak go kalo lah ka masalah kaluarga pak Umar Farouk go).

 

Salam

Batuduag Ameh (48) Pekanbaru

Babandera Sirah

 

"Learning by Doing"

Nofend St. Mudo

unread,
May 15, 2015, 4:20:30 AM5/15/15
to RN - Palanta RantauNet
nan iko mak bapayuang ameh??


Iko mail bundo soal eboh pro kontra tentang keberhasilan Melania manjadi Putri Inodnesia 2002 lalu

Sent: Tuesday, July 16, 2002 5:43 AM
Subject: Re: [RantauNet] Gadih Minang Putri Indonesia 2002

Assalamu Alaikum W. W.

Selamat untuk puti Minang nan jadi Putri Indonesia. Dengan ini telah 2 kali Sumbar mempunyai Putri Indonesia. Yang pertama dulu ditahun 88 (?) Ade Hestia Umar Faruk yang mewakili Riau tapi seorang Putri Minang. Kalau tidak salah 3B yaitu "brain, behaviour, and beauty" yang dipunyainya yang menjadi dasar dari penilaian yuri dapat jadi modal untuk mengangkat kembali keterpurukan Minang. Upiak rancak nan diawak ko mudah-mudahan dapat menjadi duta untuk mempromosikan tanun Pandai Sikek, suji caie dari Kota Gadang, dan bordiran dari Payakumbuah serta memperkenalkan proyek wisata-wisata yang banyak sekali di seluruh Sumbar. Ingin sekali bundo mengucapkan Selamat untuk kedua orangtua yang berhasil mendidik anaknya dan semoga dapat mempertahankan kejayaannya. Mungkin yang perlu juga bundo katakan kalau nanti menjadi pemain sinetron atau bintang iklan dapat memilih-milih jangan asalan. Pasti tawaran banyak dan pertimbangkan masak-masak sebelum mengambilnya. Teruskan juga study aka demiknya karena enak melihat orang cantik dan pintar.

Wassalam Bundo Nismah

Pada 15 Mei 2015 11.33, Madahar (madahar) <mad...@chevron.com> menulis:

Pak Darwin, Ciek lai adiaknyo kalo ndak salah namonyo Hestia Farouk anak Pramuka Cendana. Kutiko kuliah inyo adolah Putri Indonesia nan bajilbab. (nampaknyo iyo paralu mak Uwo/Bundo turun gunuang baliak go kalo lah ka masalah kaluarga pak Umar Farouk go).

 

Salam

Batuduag Ameh (48) Pekanbaru

Babandera Sirah

 

"Learning by Doing"

 

From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Darwin Chalidi
Sent: Thursday, May 14, 2015 4:11 PM
To: Rantau Net
Subject: Re: [R@ntau-Net] Keluarga urang awak : Kesebelasann Gen Halilintar (Kasabalean Anak/Geni Halilintar)

 


Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages