Datuk Karama, Urang Minang Penyebar Islam di Palu

322 views
Skip to first unread message

Andiko

unread,
Apr 8, 2013, 8:53:58 PM4/8/13
to rant...@googlegroups.com
Urang Minang penyebar Islam di Palu


Salam


andiko

Palu Sulteng

Datuk Karama

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama)
Langsung ke: navigasi, cari
Datuk Karama
Lahir Abdullah Raqie
Minangkabau
Meninggal Abad 17
Kampung Lere, Palu, Sulawesi Tengah
Nama panggilan Dato Karama
Pekerjaan Ulama
Dikenal karena Penyebar Islam di Tanah Kaili, Sulawesi Tengah
Agama Islam
Pasangan Intje Dille
Anak Intje Dongko
Intje Saribanu

Datuk Karama atau Syekh Abdullah Raqie adalah seorang ulama Minangkabau yang pertama kali menyebarkan agama Islam ke Tanah Kaili atau Bumi Tadulako, Sulawesi Tengah pada abad ke-17.[1] Awal kedatangan Syekh Abdullah Raqie atau Datuk Karama di Tanah Kaili bermula di Kampung Lere, Lembah Palu (Sulawesi Tengah) pada masa Raja Kabonena, Ipue Nyidi memerintah di wilayah Palu. Selanjutnya Datuk Karama melakukan syiar Islam-nya ke wilayah-wilayah lainnya di lembah Palu yang dihuni oleh masyarakat Suku Kaili. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Palu, Donggala, Kulawi, Parigi dan daerah Ampana.

Syiar Islam

Seperti beberapa masyarakat lainnya di nusantara, pada masa itu masyarakat suku Kaili juga masih menganut kepercayaan animisme/dinamisme yang mereka sebut "tumpuna", dimana mereka mempercayai adanya makhluk yang menunggui benda-benda yang dianggap keramat. Namun dengan metode dan pendekatan yang persuasif serta wibawa dan kharismanya yang tinggi, syiar Islam yang dilakukan Datuk Karama melalui ceramah-ceramah pada upacara-upacara adat suku tersebut akhirnya secara perlahan dapat diterima oleh raja dan masyarakat Kaili. Perjuangan Datuk Karama akhirnya berhasil mengajak Raja Kabonena, Ipue Nyidi beserta rakyatnya masuk Islam, dan dikemudian hari Ipue Nyidi dikenang sebagai raja yang pertama masuk Islam di Lembah Palu.

Datuk Karama atau Syekh Abdullah Raqie tak kembali lagi ke Minangkabau. Sampai akhir hayatnya, dia dan keluarganya beserta pengikutnya terus menyampaikan syiar Islam di Lembah Palu, Tanah Kaili, Sulawesi Tengah.

Makam

Setelah wafat, jasad Datuk Karama dimakamkan di Kampung Lere, Palu (Kota Palu sekarang). Makam Syekh Abdullah Raqie atau Datuk Karama kemudian hari menjadi Kompleks Makam Dato Karama dan berisi makam istrinya yang bernama Intje Dille dan dua orang anaknya yang bernama Intje Dongko dan Intje Saribanu serta makam para pengikut setianya yang terdiri dari 9 makam laki-laki, 11 makam wanita, serta 2 makam yang tidak ada keterangan di batu nisannya.[2]


Andiko

unread,
Apr 8, 2013, 8:55:23 PM4/8/13
to rant...@googlegroups.com

Serial Minang Diaspora: Duet Datuk di Tanah Sulteng


http://umum.kompasiana.com/2009/09/11/serial-minang-diaspora-duet-datuk-di-tanah-sulteng-11468.html

OPINI Dibaca: 1326   Komentar: 8   Nihil

Bagi masyarakat Sul-Teng, berziarah ke makam orang-orang yang berilmu agama tinggi tentu hal yang lumrah dilakukan seperti yang dilakukan orang-orang dimanapun. Termasuk ke makam Datuak Karamah dan Datuak Mangaji. Kedua perantau Minang yg pedagang  dan juga ulama ini menyebarkan agama islam di tanah Kaili (Datuak Karamah) dan Parigi (Datuak Mangaji).

Entah bagaimana mulanya spt dituturkan turun temurun oleh tetua-tetua setempat, dikatakan bahwa Datuk Karamah datang ke tanah Kaili hanya dengan menggunakan selembar sajadah. Saya kira cerita ini diluar nalar yang bisa diterima akal sehat dimana jaman itu belum ada pesawat terbang, wallahualam.

Berikut cerita yang saya dapat saya rangkumkan:

Satu hal yang sangat penting penyebaran Islam di Tanah Kaili (lembah Palu) disebarkan oleh Datuak Karamah, seorang pedagang Muslim dari Minangkabau, selanjutnya ditambahkan bahwa di Parigi (sebuah kota kecil dekat teluk Tomini) penyebaran Islam dilakukan oleh Datuak Mangaji, yang telah bersama-sama masyarakat lokal melawan Portugis yang mencoba membuat benteng disitu….

Diceritakan oleh tetua-tetua Kaili bahwa dulu Datuak Karamah tiba di tanah kaili hanya dengan selembar Sajadah, kemudian beliau menyiarkan Islam dengan cara menunjukan kekeramatannya melalui uji ilmu dengan Raja lokal-PUE BONGO, dimana datuk Karamah berhasil menundukan hati mereka. Karena ke-karomahan-nya inilah dia dipanggil Datu Karamah.

Dikatakan juga Datuak Karamah akhirnya kawin dengan salah seorang putri Raja Kaili tersebut yang sekarang beranak pinak di kampung LERE, dekat Kota Palu. Sementara itu makam Datuak Karamah telah dibenahi pula, di pagar, di atap dengan kontruksi rumah Gadang khas Minang dan dijadikan sebagai cagar budaya oleh pemerintah setempat. Untuk penghormatan kepada jasa beliau Perguruan Tinggi Islam di Palu dinamakan “IAIN DATU KARAMAH”.

Sangat banyak peninggalan yang dibuat oleh Datuak tersebut, misalnya alat musik tradisional Kaili yang disebut KUKULA, itu sama dengan TALEMPONG di Sum-Bar, yang menurut tetua kaili juga merupakan peninggalan sang Datuak.

Setelah periode Datuak Karamah, Islam selanjutnya dikembangkan oleh SIS AL JUFRI, seorang keturunan Arab, Hadramaud, yang sekarang terdapat perguruan Al-Khairat yang massanya sampai ke Ternate (termasuk Fadel Muhammad, Gubernur Gorontalo pernah sekolah di SMP Alkhairat Palu)..

Kaitan lainnya antara Minangkabau dengan Tanah kaili adalah : Gubernur Sulawesi Tengah adalah perantau Minang bernama ANWAR DATUAK RANGKAYO BASA NAN KUNIANG, setelah MUNAFRI, yang juga orang Minang. Kemudian pendiri UNIVERSITAS TADULAKO Palu berkat jasa seorang Minang bernama Drh. NAZRI GAYUR dt NAN HITAM tahun 1960-an. Yang lainnya adalah RAJO TIANGSO salah satu fam (marga) terkenal di Palu juga merupakan keturunan Minang, yang berkerja di “DINAS PU”-nya zaman Belanda. Menurut turunan beliau, dimana beliaulah orang yang pertama membuka jalan raya Palu-Parigi di waktu Zaman Belanda.

sumber: http://groups.google.com/group/RantauNet/browse_thread/thread/3f0bf4af23fbc5c8?pli=1

sjamsir_sjarif

unread,
Apr 8, 2013, 9:46:07 PM4/8/13
to rant...@googlegroups.com
Angku Andiko sarato Adidunsanak nan Basamo,

Aaa kok dikubiak-kubiak kulik bawang sejarah, iyo salai-salai tasingkok juo Laweh-e Piaman ko yo?

Tarimo kasih Angku Andiko malewakannyo. Kapado adidunsanak nan suko mangulibiak-i sejarah turuihkanlah saketek-saketek manjarah daerah sentrifugal sahinggo dapek nanti dipetakan Piaman Laweh dalam panggung Sejarah.

Samantaro di Sulawesi ko dakek-dakek jo angku Ramadhani Pitopang, cari-cari lo copy buku nan Tongga Magek Jabang dalam Bahaso Bugih sarato Panabik dan tahun terbitnnyo. Mudah-mudahan ado kawan nan dapek mambaco Bahaso Bugihnyo samantaro di sinan.

Iyo mungkin lah tibo anjuran kawan-kawan antaro lain Angkuj Jepe di Mahakam, Angku Ibnu Mas'ud dari Madinah kok kito adokan Kopi Darek di Palu. Dipapadek saketek, MakNgah ingin sarankan kok diadoan bana Seminar Budaya Minangkabau Sulawesi disponsor oleh kalangan akademik di Univrsitas Tampek Angku R. Pitopang sinan. Diatur tanggalnya agak jauah saketek, indak taguluik-guluik, sahinggo painyo awak ka sinan tu dapek baiyo batido jo para peminat sejarah budaya dan multidisplin dari berbagai daerah. Sadangkan Field Trip barangkali dapek disponsor akomodasi dan transportasinyo oleh Universitas dengan ikuiknyo peserta seminar atau konperensi nanti. Salanjuiknyo konperensi itu nanti diadokan bienially, sakali du tahun atau barangkali sakalitigo tahun dan tampeknyo dupalegakan baiak di Sulawesi maupun di Sumatera Barat dengan tuan Rumah Universitas setempat dan panitia tetap teratur balega.

Salam,
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif
Santa Curz, CA, 8 April 2013
Salam,
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif
Santa Crus, California, April 8, 2013

--- In Rant...@yahoogroups.com, Andiko <andi.ko.ko@...> wrote:
>
> Urang Minang penyebar Islam di Palu
>
>
> Salam
>
>
> andiko
>
> Palu Sulteng
>
> Datuk Karama
> Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
> (http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama)
> Langsung ke: navigasi<http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama#mw-navigation>,
> cari <http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama#p-search>
> Datuk Karama Lahir Abdullah Raqie
> Minangkabau <http://id.wikipedia.org/wiki/Minangkabau> Meninggal Abad 17
> Kampung Lere, Palu <http://id.wikipedia.org/wiki/Palu>, Sulawesi Tengah<http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tengah> Nama
> panggilan Dato Karama Pekerjaan Ulama <http://id.wikipedia.org/wiki/Ulama>
> Dikenal karena Penyebar Islam <http://id.wikipedia.org/wiki/Islam> di Tanah
> Kaili <http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Kaili>, Sulawesi Tengah Agama
> Islam Pasangan Intje Dille Anak Intje Dongko
> Intje Saribanu
>
> *Datuk Karama* atau Syekh <http://id.wikipedia.org/wiki/Syekh> Abdullah
> Raqie adalah seorang ulama <http://id.wikipedia.org/wiki/Ulama> Minangkabau<http://id.wikipedia.org/wiki/Minangkabau>yang pertama kali menyebarkan agama
> Islam <http://id.wikipedia.org/wiki/Islam> ke Tanah Kaili<http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Kaili>atau Bumi
> Tadulako<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bumi_Tadulako&action=edit&redlink=1>,
> Sulawesi Tengah <http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Tengah> pada abad
> ke-17.[1] <http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama#cite_note-1> Awal
> kedatangan Syekh Abdullah Raqie atau Datuk Karama di Tanah Kaili bermula di
> Kampung Lere, Lembah Palu (Sulawesi Tengah) pada masa Raja Kabonena, Ipue
> Nyidi memerintah di wilayah Palu <http://id.wikipedia.org/wiki/Palu>.
> Selanjutnya Datuk Karama melakukan syiar Islam-nya ke wilayah-wilayah
> lainnya di lembah Palu yang dihuni oleh masyarakat Suku Kaili<http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Kaili>.
> Wilayah-wilayah tersebut meliputi Palu<http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palu>,
> Donggala <http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Donggala>, Kulawi, Parigi<http://id.wikipedia.org/wiki/Parigi>dan daerah
> Ampana <http://id.wikipedia.org/wiki/Ampana>.
> Syiar Islam
>
> Seperti beberapa masyarakat lainnya di nusantara<http://id.wikipedia.org/wiki/Nusantara>,
> pada masa itu masyarakat suku Kaili juga masih menganut kepercayaan animisme<http://id.wikipedia.org/wiki/Animisme>
> /dinamisme <http://id.wikipedia.org/wiki/Dinamisme> yang mereka sebut
> "tumpuna", dimana mereka mempercayai adanya makhluk yang menunggui
> benda-benda yang dianggap keramat. Namun dengan metode dan pendekatan yang
> persuasif serta wibawa dan kharismanya yang tinggi, syiar Islam yang
> dilakukan Datuk Karama melalui ceramah-ceramah pada upacara-upacara adat
> suku tersebut akhirnya secara perlahan dapat diterima oleh raja dan
> masyarakat Kaili. Perjuangan Datuk Karama akhirnya berhasil mengajak Raja
> Kabonena, Ipue Nyidi beserta rakyatnya masuk Islam, dan dikemudian hari
> Ipue Nyidi dikenang sebagai raja yang pertama masuk Islam di Lembah Palu.
>
> Datuk Karama atau Syekh Abdullah Raqie tak kembali lagi ke Minangkabau.
> Sampai akhir hayatnya, dia dan keluarganya beserta pengikutnya terus
> menyampaikan syiar Islam di Lembah Palu, Tanah Kaili, Sulawesi Tengah.
> Makam
>
> Setelah wafat, jasad Datuk Karama dimakamkan di Kampung Lere, Palu (Kota
> Palu <http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palu> sekarang). Makam Syekh
> Abdullah Raqie atau Datuk Karama kemudian hari menjadi Kompleks Makam Dato
> Karama dan berisi makam istrinya yang bernama Intje Dille dan dua orang
> anaknya yang bernama Intje Dongko dan Intje Saribanu serta makam para
> pengikut setianya yang terdiri dari 9 makam laki-laki, 11 makam wanita,
> serta 2 makam yang tidak ada keterangan di batu nisannya.[2]<http://id.wikipedia.org/wiki/Datuk_Karama#cite_note-2>


Ramadhanil pitopang

unread,
Apr 8, 2013, 9:50:10 PM4/8/13
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum ww.
Sanak Andiko alah Ziarah ke Makam Datuak Karamah di kampuang Lere tu ? Makamnya di atok bagonjong bantuak Rumah Gadang  Minangkabau..

Kampung Lere, kecek urang Kaili berasal dari nama tumbuhan "Lere" yg banyak tumbuah di pinggir pantai , bungonyo violet, sarupo terompet..bhs Indonesianya "Bungo Tapak Kuda" =  Ipomoea pes-caprae L (fam. Convolvulaceae)

Ambo sadang ado tugas di Jakarta, Meeting di Kementerian Kesehatan di Hotel IBIS, jl. S. Parman.....Hari kamih pulang ka Palu

Wassalam,

Ramadhanil
Palu-49 thn
Kini sdg di jkt


--- Pada Sel, 9/4/13, Andiko <andi....@gmail.com> menulis:
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

Ramadhanil pitopang

unread,
Apr 8, 2013, 9:53:27 PM4/8/13
to rant...@googlegroups.com
Mak Ngah yth,
Insyaallah ambo cubo usahakan mengkoordinasikan dgn kawan-kawan di Palu (dari kalangan akademik, LSM dan kalangan PEMDA, sarato Komunitas Minangkabau di Palu) , ambo raso ide nan sangaik brilian, apolai Gubernur Sulawesi Tengah nan kini Bpk. Drs. H. Longki Djanggola, MSi, APt, Urang sumando awak juo..

Wassalam,
Ramadhanil

--- Pada Sel, 9/4/13, sjamsir_sjarif <hamb...@yahoo.com> menulis:

Dari: sjamsir_sjarif <hamb...@yahoo.com>
Judul: Re: [R@ntau-Net] Datuk Karama, Urang Minang Penyebar Islam di Palu
Kepada: rant...@googlegroups.com

sjamsir_sjarif

unread,
Apr 8, 2013, 10:43:24 PM4/8/13
to rant...@googlegroups.com
"Lare" ruponyo ado pangaratian Bungo Lere. Cako MakNgah cubo takok-takok Uwok ko ado hubuangank atonyo jo "Larek" atau "lari" Caro Awak, dengan kamungkinan Kampuang Lare tu tampek lareknyo Datuak-datuah tu karano lari dari Kampuang Halaman antah apo lah sabab karanonyo nan mungkin paralu lo dikulibiaki sejarahnyo.

Mangko baitu MakNgah baasosiasi jo Namo "Den Larry" namo Uda Bachtiar asa Maninjau nan lah lamo di Chicago, USA, tamatan INS murik Inyiak M. Sjafei Kaayutanam. Manruik baliau memang Den atau Dan Larry ko asakatonyo memang "Aden Lari" dari Kampuang Halaman...

Salam,
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif

--- In Rant...@yahoogroups.com, Ramadhanil pitopang <pitopang_64@...> wrote:
>
> Assalamualaikum ww.
> Sanak Andiko alah Ziarah ke Makam Datuak Karamah di kampuang Lere tu ? Makamnya di atok bagonjong bantuak Rumah Gadang  Minangkabau..
>
> Kampung Lere, kecek urang Kaili berasal dari nama tumbuhan "Lere" yg banyak tumbuah di pinggir pantai , bungonyo violet, sarupo terompet..bhs Indonesianya "Bungo Tapak Kuda" =  Ipomoea pes-caprae L (fam. Convolvulaceae)
>
> Ambo sadang ado tugas di Jakarta, Meeting di Kementerian Kesehatan di Hotel IBIS, jl. S. Parman.....Hari kamih pulang ka Palu
>
> Wassalam,
>
> Ramadhanil
> Palu-49 thn
> Kini sdg di jkt
>
>
> --- Pada Sel, 9/4/13, Andiko <andi.ko.ko@...> menulis:
>
> Dari: Andiko <andi.ko.ko@...>
> Judul: [R@ntau-Net] Re: Datuk Karama, Urang Minang Penyebar Islam di Palu
> Kepada: rant...@googlegroups.com
> Tanggal: Selasa, 9 April, 2013, 7:55 AM
>
> Serial Minang Diaspora: Duet Datuk di Tanah Sulteng
> http://umum.kompasiana.com/2009/09/11/serial-minang-diaspora-duet-datuk-di-tanah-sulteng-11468.html
>
>
>
>
>
>
> OPINI
> Dibaca: 1326   Komentar: 8   Nihil

Dessy Yulia

unread,
Apr 9, 2013, 12:28:55 AM4/9/13
to rant...@googlegroups.com

Uda Andiko dan mamak2 kasadonyo

 

Sebagai tambahan informasi, masakan masyarakat suku Kaili hampir sama dengan masakan Padang,

Kebetulan Mertua Dessy urang (Bugis) Palu dan setahun lalu adik ipar Dessy menikah dengan seorang perempuan dari Suku Kaili, kami dihidangkan dengan masakan yang mirip dengan masakan Padang dan dihidangkan dalam dulang seperti yang ada di adat Minang...

Mungkin Uda Ramadhanil Pitopang bisa menambahkan.....

 

Salam,

Dessy,  39 th, Jambak

Jakarta

--

.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 


--
This message has been scanned for viruses and
dangerous content by MailScanner, and is
believed to be clean.

Andiko

unread,
Apr 9, 2013, 2:11:13 AM4/9/13
to rant...@googlegroups.com, dyu...@lemigas.esdm.go.id
Mak Ngah, Mak Danil, Bundo Desi dan Sanak Palanta

Sore pas pesawat mandarek, di puta stiur lansuang menyisiri tapi ombak nan badabuah Teluk Palu. Di kiri kanan alah banyak tabiang-tabiang colak-colak dek penambangan. Tujuan ka sebuah pusara kawan ambo nan maningga beberapa bulan lalu di Bogor, dimano baliau dikubuakan dipelukan kampuang halamannyo di kampuang Limboro dalam ranah Donggala nan melegenda itu (Kana seri Si Buta Dari Gua Hantu nan bajudul "Badai Teluk Donggala"...kalau indak salah). Kawan ambo ko pasti mamak Danil kenal.....

Kapatang sasudah dilapeh do'a waktu ziarah itu, lai sempat pulo raun sabanta, taragak makan Kaledo baliak di tapi Teluk Palu. Ondeh.....yo ba piuah suok mancaliak soup eksotik ko. Harumnyo Kaki Lembu Donggala (Kaledo) sabana maimbau-imbau, batingkah jo ubi abuih. Disiramkan lado Sulawesi nan padehnyo indak menipu tu, langkok jo piuhan asam nan mambunuah bibit Koleterolnyo. Sasudah tu di taburi pulo jo bawang goreng khas Palu tu. Iyo indak nampak mintuo lalu deknyo.

Ide Mak ngah untuak mambuek diskusi diaspora Minangkabau di Sulawesi iko adolah ide nan sangaik menarik, sabab sajajaran pulau gadang iko, mulai dari Makasar, Palu, Gorontalo, Lapeh ka Mindanao, disinan jajak ditanamkan dek urang Minangkabau. Sajak dari generasi penyebaran agamo, sampai ka generasi perantau mancari iduik sangkek kini. Konon kabanyo, Universitas Tadulako ko, sato pulo urang awak sakaki managakkannyo, mangubah status kelas jauh Universitas Hasanuddin Makasar manjadi universitas mandiri.

Ondeh Desi, banyak ukatu ambo abihkan bagaua jo urang Kaili dan suku-suku pegunungan dataran tinggi jantuang Sulawesi, sebuah perjalanan adventure nan sulik dilupakan. Kalau di pasisienyo, urang Bugih jo Mandar nan memainkan peran.

Mak Danil, barisuak di urak selo, diayun langkah manurun ka Makasar, taragak pulo basilaturrahmi jo sanak-sanak di Makasar, langkok jo wisata kulinernyo, mulai dari coto ka konro, lapeh pulo ka soup saudara, indak lupo pulo mie titi nan bagalintin kuahnyo. Babarapo hari disinan, rantau Palopo nan ka dihadang, disinan Kahar Muzakkar mengakhiri karir. Kok palopo ka disabuik, disinan karajaan Luwu tagak badiri, lamo bahabih maso, hinggo bajajak langkah di selat Malaka jo tanah semenanjung, disinan Si Sawerigading turun ka bumi, hinggo Illaga Ligo di tulih urang. Tapi nan takana ciek lai, iyo Kapurung mak, makanan khas nagari ko, sagu bakuah gurih nan manggoyang lidah. Indak pulo lupo, poco...poco ko Sushi ala palopo, ikan matah nan dimakan jo padiahnyo lado sulawesi dan basiram jo limau kapeh....ondeh...antahlah ka disabuik.

Kalau lai talakik sore ko ambo kajaan pai ka pusaronyo Datuak Karama

Sakian dulu

Salam

andiko

Dari Tapian Teluk Palu

sjamsir_sjarif

unread,
Apr 9, 2013, 3:19:16 AM4/9/13
to rant...@googlegroups.com
Baa induak kaki Angku Andiko? Pakai cik lalek ndak? Anto tangkumari tajumbok se. Karik kapatang ko awak mangecek jo talipon San Francisco - Santa Cruz, tabang malayang ka Ssingapura lah manyubarang ferry lo ka Batam kini lah mancumbok lo di Sulawesi. Sedangkan lagu Senja di Kaimana babarapo tahunnan lalu masih ngiang-ngiang di talingo.

Kok sampai di UnHas, ado kawan lamo samo maaja Bahaso Indonesia di U of Wisconsin Madison 1978, namonyo Hamzah Mahmud. Terakhir ambo basuo katu ambo datang ka Makassar dan Malino 1985. Mungkin Dr. Hamzah (PhDnyo dari Australia) masih maaja kini atau kalau lah pansiun pulo indak tahu. Mungkin inyo di bahagian bahaso, tantu urang administrasi UnHas tahu tu. Salam ambo ka baliau, mudahan sehat sakaluarga.

Salam,
-- MakNgah

--- In Rant...@yahoogroups.com, Andiko <andi.ko.ko@...> wrote:
>

Andiko

unread,
Apr 9, 2013, 3:40:27 AM4/9/13
to rant...@googlegroups.com
Mak Ngah

Ha...ha...Nenek ambo mangecek pulo, bacilalek kakinyo. Ikolah nasip manggaleh babelok mak, nasip tukang rabab kuliliang. Dima pasa malam, disinan kito inggok, digesek pulo rabab tuo ko, kok lai dapek benggo agak saketek...he..he...Sayang sakali indak talakik dek ambo ka santa kuruih tu, semoga tahun depan ado baliak saruan ka USA West Coast itu, indah daerahnyo. Bia ambo rencanakan bana pai ka Santa Kuruih itu. Kecek kawan ambo urang disinan, yo indah sangaik rantau mak ngah itu. Kalau batamu urang Unhas, ambo tanyolah kawan mak ngah itu.

Oh yo, masih tabayang dek ambo isi ota lamak kito ukatu di San Fransisco itu. Banyak nan ka ditanyokan dan ditindaklanjuti jo mak Ngah, terutama curito soal kincia di Sumpu itu

Salam

andiko

Lies Suryadi

unread,
Apr 9, 2013, 4:44:48 AM4/9/13
to rant...@googlegroups.com
Nha, kan ado DATUAK tu ha nan menyebarkan agama Islam. Manga juo dipertentangkan adaik jo agamo di Minangkabau ko?
 
Salam,
Suryadi

pi_l...@yahoo.com

unread,
Apr 9, 2013, 4:58:19 AM4/9/13
to rant...@googlegroups.com
Ambo pernah ka makam Datuak Karama ko di Palu. Sangat dihormati. Pak Emil Salim juga pernah singgah.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

From: Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id>
Date: Tue, 9 Apr 2013 16:44:48 +0800 (SGT)
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Datuk Karama, Urang Minang Penyebar Islam di Palu

sjamsir_sjarif

unread,
Apr 9, 2013, 5:14:57 PM4/9/13
to rant...@googlegroups.com
Aa iyo salangkah-salangkah dalam jangko panjang ide ko dapek dipakambang. Tantu Angku Ramadhani nan ka mangajuik ambun kan... sudah tu dikocok karateh dimainkan cuki tu.

Iko tampak yutube Kota Palu dikatangahkan officials.

http://www.youtube.com/watch?v=5JJ70zKduQg

Iko pamandangan pasa, mungkin dikodak turih asiang. Tampak saroman Pasa Pawah Bukittinggi. Nan agak ganjia pasa dagiangnyo nan diulang-ulang mangodakkannyo. Dagiang aa tu nan dijua urang?

http://www.youtube.com/watch?v=-tsVrmiadGc&NR=1&feature=fvwp

--- In Rant...@yahoogroups.com, Ramadhanil pitopang <pitopang_64@...> wrote:
>
> Mak Ngah yth,
> Insyaallah ambo cubo usahakan mengkoordinasikan dgn kawan-kawan di Palu (dari kalangan akademik, LSM dan kalangan PEMDA, sarato Komunitas Minangkabau di Palu) , ambo raso ide nan sangaik brilian, apolai Gubernur Sulawesi Tengah nan kini Bpk. Drs. H. Longki Djanggola, MSi, APt, Urang sumando awak juo..
>
> Wassalam,
> Ramadhanil
>
> --- Pada Sel, 9/4/13, sjamsir_sjarif <hambociek@...> menulis:
>
> Dari: sjamsir_sjarif <hambociek@...>
> Judul: Re: [R@ntau-Net] Datuk Karama, Urang Minang Penyebar Islam di Palu
> Kepada: rant...@googlegroups.com
> Tanggal: Selasa, 9 April, 2013, 8:46 AM
>
> Angku Andiko sarato Adidunsanak nan Basamo,
>
> Aaa kok dikubiak-kubiak kulik bawang sejarah, iyo salai-salai tasingkok juo Laweh-e Piaman ko yo?
>
> Tarimo kasih Angku Andiko malewakannyo. Kapado adidunsanak nan suko mangulibiak-i sejarah turuihkanlah saketek-saketek manjarah daerah sentrifugal sahinggo dapek nanti dipetakan Piaman Laweh dalam panggung Sejarah.
>
> Samantaro di Sulawesi ko dakek-dakek jo angku Ramadhani Pitopang, cari-cari lo copy buku nan Tongga Magek Jabang dalam Bahaso Bugih sarato Panabik dan tahun terbitnnyo. Mudah-mudahan ado kawan nan dapek mambaco Bahaso Bugihnyo samantaro di sinan.
>
> Iyo mungkin lah tibo anjuran kawan-kawan antaro lain Angkuj Jepe di Mahakam, Angku Ibnu Mas'ud dari Madinah kok kito adokan Kopi Darek di Palu. Dipapadek saketek, MakNgah ingin sarankan kok diadoan bana Seminar Budaya Minangkabau Sulawesi disponsor oleh kalangan akademik di Univrsitas Tampek Angku R. Pitopang sinan. Diatur tanggalnya agak jauah saketek, indak taguluik-guluik, sahinggo painyo awak ka sinan tu dapek baiyo batido jo para peminat sejarah budaya dan multidisplin dari berbagai daerah. Sadangkan Field Trip barangkali dapek disponsor akomodasi dan transportasinyo oleh Universitas dengan ikuiknyo peserta seminar atau konperensi nanti. Salanjuiknyo konperensi itu nanti diadokan bienially, sakali du tahun atau barangkali sakalitigo tahun dan tampeknyo dupalegakan baiak di Sulawesi maupun di Sumatera Barat dengan tuan Rumah Universitas setempat dan panitia tetap teratur balega.
>
> Salam,
> -- MakNgah
> Sjamsir Sjarif
> Santa Curz, CA, 8 April 2013
> Salam,
> -- MakNgah
> Sjamsir Sjarif
> Santa Crus, California, April 8, 2013
>
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages