Saya rasa penundaan kereta api wisata tersebut wajar
sekali, karena agenda yang mendesak untuk saat ini
adalah penanganan musibah pasca gempa yang demikian
mengagetkan kita semua.
Dari berbagai informasi yang kita terima, ada satu hal
yang teringat oleh saya, yaitu bahwa ancaman gempa ini
bukan hanya dihadapi oleh daerah Sumatera Barat,
tetapi oleh seluruh atau sebagian besar daerah di
Indonesia, yang berada pada kawasan yang disebut
sebagai 'ring of fire' yang rawan bencana.
Oleh karena itu, sesungguhnya masalah gempa dan
letusan gunung api perlu dipandang sebagai masalah
permanen, dan bukan sebagai musibah insidentil belaka.
Sebagai konsekuensinya, maka pencegahan dan penanganan
bencana harus merupakan salah satu program pokok
Negara cq Pemerintah sehingga korban dapat ditekan
sekecil-kecilnya. Kita patut bersyukur bahwa pada saat
ini sudah selesai dibahas RUU Penanggulan Bencana di
DPR RI dan diharapkan segera daoat diundangkan.
Dalam kaitan tugas saya di Komnas HAM -- sampai bulan
Agustus 2007 yang akan datang -- bersama dengan
rekan-rekan dari PBHI Jakarta saya ikut mengusulkan
kepada DPR RI agar perspektif hak asasi manusia
meresapi seluruh UU ini, dalam arti bahwa santunan
yang diberikan Negara kepada para korban bukan
bersifat kemurahan hati, tetapi karena memang sudah
haknya sebagai manusia. Bagi para Dunsanak yang
berminat terhadap masalah keterkaitan antara bencana
dan hak asasi manusia ini dapat membaca buku Proyek
Sphere, Edisi 2006, "Piagam Kemanusiaan dan Standar
Minimum dalam Respons Bencana", Penerbit PT Grasindo,
Jakarta.
Dalam konteks Sumatera Barat, izinkan saya bertanya
apa tak perlu dibentuk Masyarakat Peduli Bencana
Sumatera Barat (MPBSB), agar ada yang menekuni masalah
ini secara terus menerus sebagaiu suatu kelompok dan
memberi saran kepada fihak yang berwenang untuk
mengambil langkah preventif yang diperlukan ?
Satu hal lagi, tentang rencana Pekan Budaya
Minangkabau bulan Juli 2007 nanti, apa tak terlalu
dekat waktunya dengan suasana kita masih berduka ? Apa
tak baik terlebih dahulu diadakan pendalaman hasil
Kongres Kebudayaan Minangkabau bulan November 2006
yang lalu, untuk menyusun tindak lanjut
rekomendasinya, antara lain saran Dr Mochtar Naim,
agar untuk melaksanakan ABS SBK secara lebih terpadu,
dibentuk Dewan Adat dan Syarak sejak dari tingkat
nagari sampai tingkat provinsi ?
Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- Yulnofrins Napilus <ynap...@yahoo.com> wrote:
> Dear All,
>
> Sesuai pernyataan lisan Gubernur Sumatera Barat
> yang disampaikan hari Jumat 16 Maret 2007 lalu,
> sehubungan dengan musibah bencana Gempa yang menimpa
> Sumbar, maka peresmian KA Wisata yang semula
> dijadwalkan 8 April depan, dimundurkan ke
> pertengahan bulan Juni 2007 (tentatively). Menurut
> Kadis Pariwisata Sumbar (by sms dari Kuala Lumpur),
> 8-14 Juli ada Pekan Budaya Minangkabau di Padang.
>
> Berikut tambahan satu foto lagi tentang rel kereta
> yang bengkok didaerah Sumani, Kab. Solok akibat
> Gempa. Foto ini merupakan salah satu foto dari
> materi presentasi Pak Gubernur didepan hampir semua
> cellular operators untuk menggalang dana bencana
> melalui SMS. Thanks.
>
> Salam,
> Nofrins
>
>
> ---------------------------------
> We won't tell. Get more on shows you hate to love
> (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures
> list.
>
>
>
____________________________________________________________________________________
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.
http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097
Wassalam,
Saafroedin Bahar
> Dear All,
>
> Sesuai pernyataan lisan Gubernur Sumatera Barat
> yang disampaikan hari Jumat 16 Maret 2007 lalu,
> sehubungan dengan musibah bencana Gempa yang menimpa
> Sumbar, maka peresmian KA Wisata yang semula
> dijadwalkan 8 April depan, dimundurkan ke
> pertengahan bulan Juni 2007 (tentatively). Menurut
> Kadis Pariwisata Sumbar (by sms dari Kuala Lumpur),
> 8-14 Juli ada Pekan Budaya Minangkabau di Padang.
>
> Berikut tambahan satu foto lagi tentang rel kereta
> yang bengkok didaerah Sumani, Kab. Solok akibat
> Gempa. Foto ini merupakan salah satu foto dari
> materi presentasi Pak Gubernur didepan hampir semua
> cellular operators untuk menggalang dana bencana
> melalui SMS. Thanks.
>
> Salam,
> Nofrins
>
>
> ---------------------------------
> We won't tell. Get more on shows you hate to love
> (and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures
> list.
>
>
>
Memang perlu kita telaah secara sungguh-sungguh
mengapa kali ini koq tidak demikian 'bergelora'
semangat perantau untuk menghimpun dana untuk menolong
kampung sendiri, dibandingkan dengan dahulu. Selain
keadaan ekonomi memang sedang sulit, mungkin ada
masalah psikologis yang lebih mendasar, yang menjadi
hambatan.
Salah satu kemungkinan [terburuk] adalah kurang
hangatnya hubungan antara dunsanak di Ranah dengan
urang Rantau, yang dalam suatu kesempatan pernah saya
sebut sebagai 'mentimun bungkuknya' Minangkabau, masuk
ada dihitung tidak. Dengan kata lain, cinta urang
Rantau terhadap Ranah memberi kesan cinta yang
bertepuk sebelah tangan. Mungkinkah urang Rantau masih
cinta pada alam Minangkabau sebagai lambang dan sumber
identitas diri, tepi tak bergitu bergairah [lagi]
dengan dunsanak kita di Ranah?
Saya memang khawatir bahwa cinta yang bertepuk sebelah
tangan ini lama-lama bisa habis, terutama dari
generasi ketiga dan keempat yang lahir di Rantau.
Tanda-tanda awalnya sudah mulai kelihatan.
Dalam hubungan ini sangat menarik perhatian, bahwa
sebagian besar sumbangan perantau akhir-akhir yang
dikumpulkan Wapres JK berasal dari beberapa tokoh
pejabat saja, sehingga tidak atau belum bisa dipandang
sebagai cermin dukungan luas dari perantau.
Dengan kata lain, sudah ada kebutuhan untuk
benar-benar mengkaji kembali ikatan batin antara urang
Rantau dengan dunsanak kita di Ranah, yang tidak bisa
lagi dianggap sebagai sesuatu yang bersifat 'given'.
'Panta rei', kata orang Yunani kuno, segalanya
berobah. Menyakitkan memang, namun begitulah
keadaannya.
Kalau soal teknis pengumpulan dana kelihatannya ada
cara yang lebih mudah, seperti mengirim ke SMS kalimat
'Sumbar' ke 7575 yang diprakarsai pak Sekjen kita
akhir-akhir ini.
Kita usahakanlah sekuat-kuatnya untuk meringankan
beban dunsanak kita di Ranah, sambil mengharapkan
kepada tokoh-tokoh Ranah untuk menjawab pertanyaan
mendasar: dimanakah posisi melembaga dari urang Rantau
dalam tatanan adat dan budaya Minangkabau ? Masihkah
akan tetap diperlakukan sebagai 'mentimun bungkuk'
juga ?
Wassalam,
Saafroedin Bahar
> ---- saya potong disini ----
____________________________________________________________________________________
TV dinner still cooling?
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
http://tv.yahoo.com/
- Waalaikumsalam bapak Saaf
- salam
- Ben
- Saafroedin BAHAR <sbaha...@yahoo.com> wrote:
- Wassalam,
- Saafroedin Bahar
- chaidir latief <chaidir...@yahoo.com> wrote:
- pak saf yang baik
- Chaidir N Latief
- ----- Original Message ----
- From: benni inayatullah <proto_...@yahoo.com>
- To: Rant...@googlegroups.com
- Assalamualaikum
- chaidir latief <chaidir...@yahoo.com> wrote:
- pak saf yang baik
- Chaidir M latief
- ----- Original Message ----
- From: Saafroedin BAHAR <sbaha...@yahoo.com>
- To: Rant...@googlegroups.com
- Pak Chaidir yth,
- hambatan.
- keadaannya.
- akhir-akhir ini.
- juga ?
- Wassalam,
- Saafroedin Bahar
- > pak Saf yang baik
- > tetapi membangun dana sendiri
- > 120 M Bukan main
- > ulayat baru urang Minang
- > pengamannyo
- > paralu TEMBAK
- > Chaidir N Latief
- >
- ____________________________________________________________________________________
- TV dinner still cooling?
- http://tv.yahoo.com/
- Don't pick lemons.
- See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.
- Never miss an email again!
- Yahoo! Toolbar
alerts you the instant new Mail arrives. Check it out.
- Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
- No need to miss a message. Get email on-the-go
- with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
- No need to miss a message. Get email on-the-go
- with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.
Waalaikumsalam bapak Saaf
memang betul selama ini kita berbicara hanya berdasarkan asumsi dan pengalaman belaka belum berdasarkan data dan fakta yang empiris.
MEngenai ikatan kejiwaan sendiri sangat jamak dan banyak indikator sesungguhnya dalam memberikan penilaian tersebut. saya pribadi misalnya yang hanya pekerja kelas bawah di jakarta akan terkejut sekali ketika saya misalnya hanya menyumbang sedikit bagi ranah dan itupun tidak diumumkan berapa jumlahnya ke publik bisa dikategorikan mempunyai ikatan kejiwaan yang sudah longgar pada ranah bundo. padahal saya masih sangat mencintai ranah sebagai identitas kultural saya misalnya. saya setiap hari memutar lagu2 minang dan selalu berbicara pakai bahasa minang dengan orang sekampung. Dan banyak hal yang selalu merekat jiwa saya dengan setiap aspek kehidupan yang terjadi di Minangkabau.
saya pikir kita yang berada di palanta ini mempunyai ikatan kejiwaan yang kuat dengan ranah Minang, betapa tidak ? kita selalu membahas persoalan demi persoalan disini demi kemajuan ranah meskipun barangkali ada yang tidak menyumbang.. :) karena kesulitan ekonomi misalnya..tidak sedikit perantau kita yang hidupnya hanya pas pasan bahkan secara kualitas hidup mungkin lebih baik mereka di ranah ..tapi secara kejiwaan saya yakin dan percaya mereka sangat mencintai Minangkabau paling tidak sebagai identitas kultural yang patut dibanggakan..
salam
Ben
Saafroedin BAHAR <sbaha...@yahoo.com> wrote:Assalamualaikum w.w. Pak Chaidir dan Ananda Beni,Susahnya persepsi kita tentang hubungan Ranah-Rantau -- atau sebaliknya -- lebih banyak didasarkan pada kesan, dan belum pernah benar-benar didasarkan pada penelitian dengan data yang akurat. Saya dukung penuh jika ada yang berminat untuk benar-benar mengkaji hal ini secara sunggih-sungguh. Rasanya capek juga kalau pendapat kita hanya berdasar asumsi serta kesan belaka.Kalau memang ikatan kejiwaan masih kuat, alhamdulillah.Wassalam,pak saf yang baikApo nan disampaikan sdr Benny ko memperkuat alasan ado kajian dan penelitian nan alah sejak lamo kito ancang ancang agar semua data itu akuratJumlah urang Minang se sampai kini masih simpang siur
Chaidir N Latief
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
Assalamualikum WWSato manyolo saketek pak Ben.Sanang mambaco cilotehnyo Pak Ben. tapi mungkin labieh baiek juo barang kali kalau ciliteh di Rantau net ko juo pakai bahaso minang kali pak Ben. sarupo awak mangecek jo urang kampuang.Taraso dan tabayang samo duduek kito dilapauko. dan sarupo pulo kato jo parbuatan. sagitu dulu pak Ben.Mohon dimafkan kok talaendo di kanaiek tasingguang katiko turunWassalam WW.Darius Nurdin--
Saya ikut senang dan bersyukur bahwa orang Rantau
masih cinta Ranah, setidak-tidaknya sebagai identitas
kultural seperti dikatakan Ananda Beni.
Tapi rasanya tidak sedikit yang sejak tahun 1958
berusaha menyembunyikan keminangaannya itu, antara
lain dengan mengambil atau memberi nama pribadi yang
tidak lagi "berbau" Minang kepada diri atau
keturunannya. Kelihatannya gejala itu berlangsung
terus sampai sekarang. Pemilihan nama pribadi adalah
suatu indikasi kecil dari identitas seseorang, yang
lazimnya terkait dengan suatu 'homeland'.
Mengapa koq sampai terjadi gejala penyembunyian
identitas yang agak aneh itu ? Mungkinkah karena tidak
banyak lagi yang bisa dibanggakan sebagai orang
Minang, yang sampai sekarang hanya bisa membanggakan
masa lampau dan tokoh-tokoh masa lampau belaka? Mana
tokoh Minang masa kini, yang 'tacelak tampak jauah".
Bisa dihitung dengan jari di sebelah tangan. Tidakkah
kita terdorong untuk mengungkapkannya secara objektif
dan realistis?
Sehubungan dengan itu sejak tahun 2004 yang lalu saya
mengajak semua dunsanak untuk melihat realita
Minangkabau seperti apa adanya, agar kita bisa bersama
merancang masa depan bersama. Setelah berkali-kali
mengkomunikasikan ajakan saya ini di Ranah, sekarang
ini saya merasa tidak perlu terlalu gigih lagi
melanjutkannya, karena setiap kali saya mengajak
melihat ke depan, hampir selalu dijawab dengan pola
masa `lampau. Dengan kata lain, paradigma yang dianut
berbeda jauh, sehingga bahkan untuk berkomunikasi saja
sungguh amat sukar. Baru-baru ini seorang penghulu
yang sering menulis buku adat Minangkabau -- tapi
bermukim di Jakarta -- mengirimkan kepada saya
tembusan suratnya kepada seorang penghulu lain, yang
memuat ajakan agar memperjuangkan kembalinya suatu
'pemerintahan ninik mamak', dalam wujud secara
otomatis menyerahkan pemerintahan nagari kepada ketua
kerapatan adat nagari. Artinya golongan-golongan baru
yang muncul dalam masyarakat agar mematuhi saja
'perintah-perintah' ketua kerapatan adat nagari itu,
yang pasti tidak akan mengundang kaum perempuan, anak
muda, orang rantau, urang sumando, kaum cadiak pandai,
sudagar, pegawai negeri, atau seniman dan budayawan.
Saya benar-benar terpana dengan pola pikir retrogresif
seperti itu. Ya sudahlah, apa boleh buat, kalau memang
itu yang diinginkan. Terserah kepada para dunsanak
kita di Ranah untuk memutuskan menerima atau menolak.
Oleh karena itulah, akhir-akhir ini saya memilih Riau
sebagai tumpuan perjuangan saya untuk memulihkan hak
masyarakat hukum adat Indonesia melalui Komnas HAM,
karena hampir seluruh pemuka adat Riau itu
berorientasi ke masa depan, dan tidak ke masa`lampau
seperti di Ranah. Insya Allah sekarang ini sedang
disiapkan akta notaris pembentukan Sekretariat
Nasional Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat
Hukum Adat, dimana saya akan jadi Ketua Dewan
Pakarnya. Jika tidak ada aral melintang, Sekretariat
Nasional ini akan diresmikan Presiden di Pekanbaru
atau Siak Sri Indrapura akhir Mei mendatang.
Sudah tentu `saya masih cinta pada Ranah, tapi soalnya
apakah cinta itu bukan bagaikan 'bertepuk sebelah
tangan' ? Mengapa demikian sulit kita berkomunikasi
dengan para dunsanak kita di Ranah ? Bukankah --
sebagai reaksi -- sejak beberapa lama kita risau
dengan gejala 'marantau cino' yang ditengarai semakin
banyak di kalangan para perantau Minang. Bukankah itu
juga yang mendorong kita untuk membentuk MPKAS dan
MAPPAS agar cinta itu tetap terpelihara dengan baik ?
Bukankah kita selalu mengeluh betapa tidak ramahnya Ra
nah terhadap kita yang pulang kampung, sehingga kita
menyarankan agar 'service' diperbaiki ?
Saya rasa jawabnya yang otentik terhadap kerisauan
kita bersama itu akan kita peroleh dengan mengadakan
pengkajian berlanjut terhadap hubungan Rantau-Ranah
ini, seperti dianjurkan pak Chaidir, tetapi yang juga
disambut dingin-dingin saja sampai sekarang.
Bagi saya -- selaku peneliti dan pengamat icak-icak --
hal ini sangat menarik perhatian.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- Linda_QA <arl...@solectron.com> wrote:
ibanggakan..
> >salam
> >Ben
> >Saafroedin BAHAR <sbaha...@yahoo.com> wrote:
> >Assalamualaikum w.w. Pak Chaidir dan Ananda Beni,
> >
> >Susahnya persepsi kita tentang hubungan
> Ranah-Rantau -- atau sebaliknya -- lebih banyak
didasarkan pada kesan, dan belum pernah
> >benar-benar didasarkan pada penelitian dengan data
> yang akurat. Saya dukung penuh jika ada yang
berminat untuk benar-benar mengkaji hal
> >ini secara sungguh-sungguh. Rasanya capek juga
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
----- Original Message -----From: Darius_NSent: Thursday, March 22, 2007 2:19 PMSubject: [R@ntau-Net] Re: Masalah Pengumpulan Dana dan Melonggarnya IkatanKejiwaan.Assalamualikum WWSato manyolo saketek pak Ben.Sanang mambaco cilotehnyo Pak Ben. tapi mungkin labieh baiek juo barang kali kalau ciliteh di Rantau net ko juo pakai bahaso minang kali pak Ben. sarupo awak mangecek jo urang kampuang.Taraso dan tabayang samo duduek kito dilapauko. dan sarupo pulo kato jo parbuatan. sagitu dulu pak Ben.Mohon dimafkan kok talaendo di kanaiek tasingguang katiko turunWassalam WW.Darius Nurdin
----- Original Message -----From: benni inayatullahSent: Thursday, March 22, 2007 1:06 PMSubject: [R@ntau-Net] Re: Masalah Pengumpulan Dana dan Melonggarnya IkatanKejiwaan.Waalaikumsalam bapak Saaf
memang betul selama ini kita berbicara hanya berdasarkan asumsi dan pengalaman belaka belum berdasarkan data dan fakta yang empiris.
MEngenai ikatan kejiwaan sendiri sangat jamak dan banyak indikator sesungguhnya dalam memberikan penilaian tersebut. saya pribadi misalnya yang hanya pekerja kelas bawah di jakarta akan terkejut sekali ketika saya misalnya hanya menyumbang sedikit bagi ranah dan itupun tidak diumumkan berapa jumlahnya ke publik bisa dikategorikan mempunyai ikatan kejiwaan yang sudah longgar pada ranah bundo. padahal saya masih sangat mencintai ranah sebagai identitas kultural saya misalnya. saya setiap hari memutar lagu2 minang dan selalu berbicara pakai bahasa minang dengan orang sekampung. Dan banyak hal yang selalu merekat jiwa saya dengan setiap aspek kehidupan yang terjadi di Minangkabau.
saya pikir kita yang berada di palanta ini mempunyai ikatan kejiwaan yang kuat dengan ranah Minang, betapa tidak ? kita selalu membahas persoalan demi persoalan disini demi kemajuan ranah meskipun barangkali ada yang tidak menyumbang.. :) karena kesulitan ekonomi misalnya..tidak sedikit perantau kita yang hidupnya hanya pas pasan bahkan secara kualitas hidup mungkin lebih baik mereka di ranah ..tapi secara kejiwaan saya yakin dan percaya mereka sangat mencintai Minangkabau paling tidak sebagai identitas kultural yang patut dibanggakan..
salam
Ben
Saafroedin BAHAR <sbaha...@yahoo.com> wrote:
Assalamualaikum w.w. Pak Chaidir dan Ananda Beni,
==============> dikuduang nan bejelo-jelo ko .................
----- Original Message -----From: benni inayatullahSent: Thursday, March 22, 2007 3:13 PMSubject: [R@ntau-Net] Re: Masalah Pengumpulan Dana dan Melonggarnya IkatanKejiwaan.
==========================> kuduang disiko ....................................
Assalamualaikum WW
Sanak Dt. MB dan Benni
Sarancakno awak iyo baciloteh disiko jo bahaso asli kampuang awak, bia mampalaweh wawasan bahasa daerah awak. Kecek urang bijak : Bahasa manunjukan identitas bangsa”
Benni mambao ciloteh Payokumbuah. Dt. MB jo logat Solokno, Ajo Duta jo Piaman nan ka Medanan, Miko jo Painan, dan Ambo jo Kiktinggino sarato banyak lai nan lainno. Kan iyo rami lapau dek bacampua banyak logat nan kadang lucu didanga.
Ayo awak bangun budaya awak nan kondusif. Kalau dapek dijua, maksudno dapek dinikmati dek urang asing kan batambah manfatno. Kan awak iduikko nan paliang rancak banyak manfaat dek urang lain duh kioh.
Wassalam WW
Darul
Awak = kita = orang pertama jamak.
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Mulyadi
Sent: Thursday, March 22, 2007
10:59 PM
To: Rant...@googlegroups.com
Cc: rgm...@yahoogroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Bahaso
Minang logat nagari kito masiang-masiang di Internet
-------- dikuduang ----------
Jawekno basalekkan yo pak
Talabiah takurang mohon maaf
Saya ikut senang dan bersyukur bahwa orang Rantau
masih cinta Ranah, setidak-tidaknya sebagai identitas
kultural seperti dikatakan Ananda Beni.
Alhamdulillah ů.
Untuak hanifah pribadi.. Sungai Tanang adolah tampek berlibur nan paliang indah di dunia. Kami bisa manikmati alam, bisa mamanciang, bisa basanda gurau jo sanak dan kawan-kawan lamo, kalau lagi baruntuang bisa pulo manikmati pesta dangan makan bajamba.
Tapi rasanya tidak sedikit yang sejak tahun 1958
berusaha menyembunyikan keminangaannya itu, antara
lain dengan mengambil atau memberi nama pribadi yang
tidak lagi "berbau" Minang kepada diri atau
keturunannya. Kelihatannya gejala itu berlangsung
terus sampai sekarang. Pemilihan nama pribadi adalah
suatu indikasi kecil dari identitas seseorang, yang
lazimnya terkait dengan suatu 'homeland'.
Bukannya ini akibat penguasa Jawa yang pilih kasih?
Yang lebih mengutamakan si Jawa daripada suku lain?
Kan orang Minang harus menyesuaikan diri jo kaadaan.
Lahia di Jawa dengan namo Jawa mudah-mudahan dikiro Jawa sahinggo lancer usaha.
Mengapa koq sampai terjadi gejala penyembunyian
identitas yang agak aneh itu ? Mungkinkah karena tidak
banyak lagi yang
bisa dibanggakan sebagai orang
Minang, yang sampai sekarang hanya bisa membanggakan
masa lampau dan tokoh-tokoh masa lampau belaka? Mana
tokoh Minang masa kini, yang 'tacelak tampak jauah".
Bisa dihitung dengan jari di sebelah tangan. Tidakkah
kita terdorong untuk mengungkapkannya secara objektif
dan realistis?
Mungkin bapak bisa jawab sendiri bagaimana cara bapak memberi nama anak-anak bapak. Kayaknya nama mereka tidak berbau nama rang Minang tuh. Papa hanifah kayaknya memang memilih nama orang
terkenal atau nama yang mengandung harapan tertentu untuk nama anak-anaknya dengan harapan kelak jadi terkenal atau jadi orang yang dinginkan papa. (Fatma, Rahmi, Abduh dll)
Rasanya akan di tolak oleh warga Sungai Tanang.
Di Sungai Tanang Alhamdulillah ikatan emosi rang ranah dengan rang rantau masih terjalin dengan baik. Keterlibatan rang rantau dengan ranah terpulang ke rang rantaunya. mau proaktif atau diam saja?
Alhamdulillah masih banyak yang pro aktif.
Pembangunan kampuang tidak hanya diserahkan ke rang kampuang, tapi malibatkan rang rantau. Ketua yayasan pembangunan kampuang Sungai Tanang kalau indak salah adolah Dr Badrul Mustafa yang bermukim di Padang. Bendahara dr Asri yang bermukim di Bukittinggi. Katiko ado persoalan berat yang dihadapi kampuang. rang rantau di Jakarta ikut dilibatkan untuak mambantu manyalasaikan kemelut itu.
Oleh karena itulah, akhir-akhir ini saya memilih Riau
sebagai tumpuan perjuangan saya untuk memulihkan
hak
masyarakat hukum adat Indonesia melalui Komnas HAM,
karena hampir seluruh pemuka adat Riau itu
berorientasi ke masa depan, dan tidak ke masa`lampau
seperti di Ranah.
Wah bapak bisa dimarahin orang-orang yang berorientasi ke depan nih. Kecuali bapak punya data
Insya Allah sekarang ini sedang
disiapkan akta notaris pembentukan Sekretariat
Nasional
Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat
Hukum Adat, dimana saya akan jadi Ketua Dewan
Pakarnya. Jika tidak ada aral melintang, Sekretariat
Nasional ini akan diresmikan Presiden di Pekanbaru
atau Siak Sri Indrapura akhir Mei mendatang.
Karir ke empat ya pak.
Sudah tentu `saya masih cinta pada Ranah, tapi soalnya
apakah cinta itu bukan bagaikan 'bertepuk sebelah
tangan' ?
He he he bapak yang tau jawabnya.
Mengapa demikian sulit kita berkomunikasi
dengan para dunsanak kita di Ranah ?
Kali bahasa yang bapak pakai tidak cocok.
Bapak biasa dimiliter dan di kampus.
Kalau dengan dunsanak pakai bahaso kampuang jo caro kampuang..
Lapehan atribut nan malakek di badan.
Cukuik pakai gala adaik sen. Apa bapak bisa begitu?
Bukankah --
sebagai reaksi -- sejak beberapa lama kita risau
dengan gejala 'marantau cino' yang ditengarai semakin
banyak di kalangan para perantau Minang.
Bukankah itu juga yang mendorong kita untuk membentuk MPKAS dan
MAPPAS agar cinta itu tetap terpelihara dengan baik ?
Bukankah kita selalu mengeluh betapa tidak ramahnya Ra
nah terhadap kita yang pulang kampung, sehingga kita
menyarankan agar 'service' diperbaiki ?
Hmmm .. apo jawek no go eh ???
Ya ů kita ingin rang ranah kembali sejajar dengan suku lain.
Terhindar dari kemiskinan dll
Saya rasa jawabnya yang otentik terhadap kerisauan
kita bersama itu akan kita peroleh dengan mengadakan
pengkajian berlanjut terhadap hubungan Rantau-Ranah
ini, seperti dianjurkan pak Chaidir, tetapi yang juga
disambut dingin-dingin saja sampai sekarang.
Musibah nan malando kampuang awak bisa jadi cermin atau pambandiang jo daerah lain nan samo-samo dilando musibah.
Sia nan duluan bisa maatasi masalah dengan capek ?
Baa katalibatan rang rantau ka ranah?
Bagi saya -- selaku peneliti dan pengamat icak-icak --
hal ini sangat menarik perhatian.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Waalaikum Salam Wr Wb bapak Saafroedin Bahar yth
Jawekno basalekkan yo pak
Talabiah takurang mohon maaf
Saya ikut senang dan bersyukur bahwa orang Rantau
masih cinta Ranah, setidak-tidaknya sebagai identitas
kultural seperti dikatakan Ananda Beni.
Alhamdulillah ů.
Untuak hanifah pribadi.. Sungai Tanang adolah tampek berlibur nan paliang indah di dunia. Kami bisa manikmati alam, bisa mamanciang, bisa basanda gurau jo sanak dan kawan-kawan lamo, kalau lagi baruntuang bisa pulo
manikmati pesta dangan makan bajamba.
Tapi rasanya tidak sedikit yang sejak tahun 1958
berusaha menyembunyikan keminangaannya itu, antara
lain dengan mengambil atau memberi nama pribadi yang
tidak lagi "berbau" Minang kepada diri atau
keturunannya. Kelihatannya gejala itu berlangsung
terus sampai sekarang. Pemilihan nama pribadi adalah
suatu indikasi kecil dari identitas seseorang, yang
lazimnya terkait dengan suatu 'homeland'.
Bukannya ini akibat penguasa Jawa yang pilih kasih?
Yang lebih mengutamakan si Jawa daripada suku lain?
Kan orang Minang harus menyesuaikan diri jo kaadaan.
Lahia di Jawa dengan namo Jawa mudah-mudahan dikiro Jawa sahinggo lancer usaha.
Mengapa koq sampai terjadi gejala penyembunyian
identitas yang agak aneh itu ? Mungkinkah karena
tidak
banyak lagi yang bisa dibanggakan sebagai orang
Minang, yang sampai sekarang hanya bisa membanggakan
masa lampau dan tokoh-tokoh masa lampau belaka? Mana
tokoh Minang masa kini, yang 'tacelak tampak jauah".
Bisa dihitung dengan jari di sebelah tangan. Tidakkah
kita terdorong untuk mengungkapkannya secara objektif
dan realistis?
Mungkin bapak bisa jawab sendiri bagaimana cara bapak memberi nama anak-anak bapak. Kayaknya nama
mereka tidak berbau nama rang Minang tuh. Papa hanifah kayaknya memang memilih nama orang terkenal atau nama yang mengandung harapan tertentu untuk nama anak-anaknya dengan harapan kelak jadi terkenal atau jadi orang yang dinginkan papa. (Fatma, Rahmi, Abduh dll)
Sehubungan dengan itu sejak tahun 2004 yang lalu saya
Rasanya akan di tolak oleh warga Sungai Tanang.
Di Sungai Tanang Alhamdulillah ikatan emosi rang ranah dengan rang rantau masih terjalin dengan baik. Keterlibatan rang rantau dengan ranah terpulang ke rang rantaunya. mau proaktif atau diam saja?
Alhamdulillah masih banyak yang pro aktif.
Pembangunan kampuang tidak hanya diserahkan ke rang kampuang, tapi malibatkan rang rantau. Ketua yayasan pembangunan kampuang Sungai Tanang kalau indak salah adolah Dr Badrul Mustafa yang bermukim di Padang. Bendahara dr Asri yang bermukim di Bukittinggi. Katiko ado persoalan berat yang dihadapi kampuang. rang rantau di Jakarta ikut dilibatkan untuak mambantu manyalasaikan kemelut itu.
Oleh karena itulah, akhir-akhir ini saya memilih Riau
sebagai tumpuan perjuangan saya untuk memulihkan hak
masyarakat hukum adat Indonesia melalui Komnas HAM,
karena hampir seluruh pemuka adat Riau itu
berorientasi ke masa depan, dan tidak ke masa`lampau
seperti di Ranah.
Wah bapak bisa dimarahin orang-orang yang berorientasi ke depan nih. Kecuali bapak punya data
Insya Allah sekarang ini sedang
disiapkan akta notaris pembentukan Sekretariat
Nasional Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat
Hukum Adat, dimana saya akan jadi Ketua Dewan
Pakarnya. Jika tidak ada aral melintang, Sekretariat
Nasional ini akan diresmikan Presiden di Pekanbaru
atau Siak Sri Indrapura akhir Mei mendatang.
Karir ke empat ya pak.
Sudah tentu `saya masih cinta pada Ranah, tapi soalnya
apakah cinta itu bukan bagaikan 'bertepuk sebelah
tangan' ?
He he he bapak yang tau jawabnya.
Mengapa demikian sulit kita berkomunikasi
dengan para dunsanak kita di Ranah ?
Kali bahasa yang bapak pakai tidak cocok.
Bapak biasa dimiliter dan di kampus.
Kalau dengan dunsanak pakai bahaso kampuang jo caro kampuang..
Lapehan atribut nan malakek di badan.
Cukuik pakai gala adaik sen. Apa bapak bisa begitu?
Bukankah --
sebagai reaksi -- sejak beberapa lama kita risau
dengan gejala 'marantau cino' yang ditengarai semakin
banyak di kalangan para perantau Minang.
Bukankah itu juga yang mendorong kita untuk membentuk MPKAS dan
MAPPAS agar cinta itu tetap terpelihara dengan baik ?
Bukankah kita selalu mengeluh betapa tidak ramahnya Ra
nah
terhadap kita yang pulang kampung, sehingga kita
menyarankan agar 'service' diperbaiki ?
Hmmm .. apo jawek no go eh ???
Ya ů kita ingin rang ranah kembali sejajar dengan suku lain.
Terhindar dari kemiskinan dll
Saya rasa jawabnya yang otentik terhadap kerisauan
kita bersama itu akan kita peroleh dengan mengadakan
pengkajian berlanjut terhadap hubungan Rantau-Ranah
ini, seperti dianjurkan pak
Chaidir, tetapi yang juga
disambut dingin-dingin saja sampai sekarang.
Musibah nan malando kampuang awak bisa jadi cermin atau pambandiang jo daerah lain nan samo-samo dilando musibah.
Sia nan duluan bisa maatasi masalah dengan capek ?
Baa katalibatan rang rantau ka ranah?
Bagi saya -- selaku peneliti dan pengamat icak-icak --
hal ini sangat menarik perhatian.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Saya memang berharap demikianlah hendaknya. Namun agak
sukar juga untuk mengabaikan gejala sebaliknya, yang
demikian sering dirisaukan, baik dalam pembicaraan
sehari-hari maupun dalam milis ini.
Satu hal adalah jelas, yaitu bahwa perasaan dan
kesadaran keminangan itu perlu dirawat, dimutakhirkan,
dirapikan, untuk kemudian didayagunakan untuk
kepentingan bersama. Kita hidup bersama dengan
suku-suku bangsa lain, yang juga mempunyai pengaruh
dan daya tariknya sendiri, yang bisa mengalahkan daya
tarik keminangan itu sendiri. Dengan kata lain, saya
ingin mengajak kita untuk sadar, bahwa keminangan itu
jangan sampai dianggap sebagai sesuatu yang 'given'
yang dapat dianggap akan bertahan tanpa dirawat
baik-baik. Keminangan itu bisa sirna !
Dalam hubungan ini, izinkan saya menginformasikan,
bahwa dua adik Ayah saya sebapak, yang satu laki-laki
bermukim di Amerika Serikat [sekarang sudah meninggal]
dan seorang lagi perempuan, bermukim di Jakarta, telah
masuk kristen, karena lingkungan pergaulannya dengan
orang luar, dan sangat sedikit dengan urang Minang
sendiri. Yang perempuan sekarang bahkan menajdi
penginjil, dan tidak bosan-bosannya mencoba menarik
saya, yang sudah barang tentu saya hadapi saja dengan
senyum, karena bagaimanapun juga beliau adalah etek
saya. Dalam tahun 1968 dahulu, sebagai perwira Kodam
III/17 Agustus `saya pernah mewawancarai seorang
penginjil orang Lintau (!) dari Yayasan Maleachi,
Bandung, tentang mengapa beliau sebagai orang Minang
kok masuk kristen. Jawabnya sangat sederhana, yaitu
karena sewaktu ia dalam keadaan sakit berat, tak
seorangpun orang Minang yang datang menjenguknya.
Hanya seorang pendeta Kristen yang bukan saja datang
menghibur tetapi juga memberikan bantuan.
Jika demikian, ada `pertanyaan saya: apa memang tak
perlu kita pererat hubungan silaturrahmi antar warga
Minang sebagai suatu suku bangsa, tanpa mengaitkannya
dengan suatu tujuan khusus dan berjangka pendek ?
Atau, pertanyaan ini lebih nakal lagi: apakah kita
merasa sebagai suatu suku bangsa, ataukah tidak, dan
terkesan bersatu hanya karena kita sama-sama berbahasa
Minang ?
Sekedar catatan, saya menduga salah satu faktor
mengapa orang Arab amat sukar disatukan adalah karena
memang mereka bukan merupakan suatu komunitas. Mereka
hanya kebetulan berbahasa`Arab yang sama. Saya
khawatir kita orang Minang sudah lama terjangkit
dengan apa yang bisa sebut sebagai 'sindrom Arab',
yaitu kelihatannya bersatu, tetapi nyatanya tidak.
Karena itulah saya selalu menghimbau, jangan puas
diri, sudah lama kita orang Minang bermasalah, hanya
heran koq sulit amat mengajak para dunsanak untuk
melihat kenyataan, karena lebih suka 'berdiang dengan
kegemilangan masa lampau' yang entah ada entah tidak
pula.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
> ---------------------------------
> Finding fabulous fares is fun.
> Let Yahoo! FareChase search your favorite travel
> sites to find flight and hotel bargains.
>
>
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
Finding fabulous fares is fun.
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains.
wassalam
Sy Syarien
____________________________________________________________________________________
Get your own web address.
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL
Pak Syafrudin Bahar.Yth.
Abo saketek babeda pandapek jo Pak Syafrudin Bahar untuek marapekan barisan.
ambo raso bukan manyambunyikan kaminangannyo. tapi mungkin ado alasan
tersendiri masiang2 awakko..
Ambo juo punyo anak tujueh urang Apak jomandenyo asli urang minang, tapi
ambo satuju namo minang. tapi sebagai urang nan bagamo. kembali kaadat
Minang .Adait basandi sarak sarak basandi Kitabullah. bukan Kitabullah
basandi Sariat bukan pulo Kitabulloah basandi Adat.
Intinyo Urang islam dianjurkan barilah namo anak nan Gampang dipanggie dan
gampang di ingek. kemudian namonyo rancak dan punyo arti nan rancak pulo
skaligus Namo adalah Do'a untuk anak yg dibari namo.
Wakatu anak tarkhir ambo lahie Kamba laki2 kaduonyo kini Kurang labieh 5
(limo) Thn. Kakanyo 13(tigo balaeh) Thn .banamo Rafid nan artinyo Pembela
.dek laienyo Tgl. 3 Mei : ambo kasih namo Tri Meida Rafid.
Nan kamba, harapan ambo ber harab untuek anak ambo : laki kadunyo manjadi
Pemimpin Yg bijaksana. ambo kasih namo Asyam Hmmam : Pemimpin Yg bijak sana
dan kembarannya nan ketek . kok nyamapng Doa' lai dikabulkan Allah , supayo
ndak barabuik kekuasaan ambo bari namo :Hasyam Harist : Wakil Pemimpin yang
bijaksana. dengan harapan satu jadi Pemimpin dan yang satu jadi wakil
Pemimpin. jadi indak paralu berebut kekuasaan. kok nyampang satu partai ndak
paralu pindah Partai. itu Do'a. ndak tahu kalau nanti Sorang jadi Pemimpin
nan sorang Wakil. kato urang kini nanti bisa juo jadi KKN namonyo.Walloa
huallam bissawab.
Pak Syafrudin jan sampai lo nanti awak urang minang kabau. Nanti minang nyo
hilang tingga kabaunyo.
sabaieknyo awak kambali kadat basandi sarak . sarak basandi kitabullah.
Bangga rasonyo punyo adat urang minang.
Wassalamualikum WW.
Darius Nurdin
Waalaikum Salam Wr Wb bapak Saafroedin Bahar ythJawekno basalekkan yo pakTalabiah takurang mohon maafSaya ikut senang dan bersyukur bahwa orang Rantau
masih cinta Ranah, setidak-tidaknya sebagai identitas
kultural seperti dikatakan Ananda Beni.
Alhamdulillah ….
Ya … kita ingin rang ranah kembali sejajar dengan suku lain.
Terhindar dari kemiskinan dllSaya rasa jawabnya yang otentik terhadap kerisauan
kita bersama itu akan kita peroleh dengan mengadakan
pengkajian berlanjut terhadap hubungan Rantau-Ranah
ini, seperti dianjurkan pak Chaidir, tetapi yang juga
disambut dingin-dingin saja sampai sekarang.
Musibah nan malando kampuang awak bisa jadi cermin atau pambandiang jo daerah lain nan samo-samo dilando musibah.Sia nan duluan bisa maatasi masalah dengan capek ?Baa katalibatan rang rantau ka ranah?
Bagi saya -- selaku peneliti dan pengamat icak-icak --
hal ini sangat menarik perhatian.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
WassHanifah Damanhuri
>> >Saafroedin BAHAR wrote:
>> >Assalamualaikum w.w. Pak Chaidir dan Ananda Beni,
>> >
>> >Susahnya persepsi kita tentang hubungan
>> Ranah-Rantau -- atau sebaliknya -- lebih banyak
> didasarkan pada kesan, dan belum pernah
>> >benar-benar didasarkan pada penelitian dengan data
>> yang akurat. Saya dukung penuh jika ada yang
> berminat untuk benar-benar mengkaji hal
>> >ini secara sungguh-sungguh. Rasanya capek juga
>> kalau pendapat kita hanya berdasar asumsi serta
> kesan belaka.
>> >
>> >Kalau memang ikatan kejiwaan masih kuat,
>> alhamdulillah.
>> >
>> >Wassalam,
>> >Saafroedin Bahar
Looking for earth-friendly autos?
Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.
>> >Saafroedin BAHAR wrote:
>> >Assalamualaikum w.w. Pak Chaidir dan Ananda Beni,
>> >
>> >Susahnya persepsi kita tentang hubungan
>> Ranah-Rantau -- atau sebaliknya -- lebih banyak
> didasarkan pada kesan, dan belum pernah
>> >benar-benar didasarkan pada penelitian dengan data
>> yang akurat. Saya dukung penuh jika ada yang
> berminat untuk benar-benar mengkaji hal
>> >ini secara sungguh-sungguh. Rasanya capek juga
>> kalau pendapat kita hanya berdasar asumsi serta
> kesan belaka.
>> >
>> >Kalau memang ikatan kejiwaan masih kuat,
>> alhamdulillah.
>> >
>> >Wassalam,
>> >Saafroedin Bahar
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.
Mohon maaf, ikut sato pulo ambo Pak Saaf,
Manuruik ambo, visi adalah sesuatu nan dinamis dan memerlukan penyempurnaan
waktu demi waktu sesuai perubahan zaman. Alhamdulillah, pembicaraan di milis
rantaunet ini dari waktu ke waktu sarat dengan visi yang dalam. Tidak aneh,
karena sebenarnya orang minang terkenal sebagai para visioner.
Visi Minangkabau 2020 pada dasarnya dapat diperinci atas berbagai aspek,
seperti:
-Visi Perkeretaapian Sumbar 2020
-Visi Pariwisata Sumbar 2020
-Visi Pendidikan Sumbar 2020,
-Visi Tanggap Gempa Sumbar 2020
-Visi Menghadapi Kristenisasi di Sumbar 2020
-Visi Kesejahteraan Sumbar 2020,
-dll
Visi Perkeretaapian dan Pariwisata, Alhamdulillah telah banyak dibahas di
milis ini, bahkan untuk jangka yang sangat jauh ke depan. Mungkin visi-visi
yang lain perlu juga dibahas atau dijelaskan di milis ini, seperti visi dari
GM, DAMI, untuk melengkapi.
Setelah ada visi, mau apa?
Kita bentuk dan jalankan menggunakan organisasi, seperti MPKAS dan MAPPAS, GM
dll.
Cukup sampai di situ? Tidak, orang minang terkenal susah bekerja sama, ingin
prestise sendiri. Hasilnya? Kiprah organisasi minang redup dan sayu (mudah2an
MPKAS tidak), tidak bisa mengangkat harkat dan martabat warga di ranah.
Minang lambat laun mulai tertinggal dalam kungkungan kebesaran masa lalu.
Apa yang kita perlukan?
Ambo berpendapat yang perlu dilakukan adalah penguatan organisasi-organisasi
minang yang bertebaran di mana-mana, yaitu mendahulukan sinergi,
produktivitas, orientasi kemajuan, dll, atau dengan kata lain profesional.
Perlukah organisasi?
Rasanya perlu, karena tidak mungkin menjalankan visi-misi itu bergantung pada
perorangan. Visi dan misi hanya dapat dijalankan oleh tim yang solid dan
profesional.
Adakah organisasi nirlaba yang solid dan profesional? ataukah ini hanya
khayalan?
Untungnya ada, partai politik lagi, yaitu PKS, yang tidak memiliki tokoh-tokoh
sekaliber Amien Rais, SBY, dll, dengan infrastruktur dari nol karena tidak
punya kader penguasa dan pengusaha. PKS pertama berkiprah 1998 dengan nama
Partai Keadilan, gagal memenuhi electoral threshold. 2004 berhasil mendapat
47 kursi DPR. Setelah itu wakilnya memenangkan Pilkada di Depok, Bekasi,
sehingga mengurung DKI. Tahun ini menjadi satu-satunya partai yang berani
maju sendirian di DKI.
Pertanyaan tinggal satu. Mungkinkah organisasi orang Minang profesional?
No comment.
Cat: Profesional di sini artinya dilakukan dengan manajemen modern, penggunaan
data statistik yang benar (bukan asumsi), program-program yang jelas dan
terarah, pemberian reward yang pantas, kerja sama yang solid, dll.
wassalam
erwin z
On Friday 23 March 2007 15:53, Saafroedin BAHAR wrote:
> Assalamualaikumsalam w,w. Ananda Hanifah,
Kakanda Darius Nurdin (dek karano labiah tuo ampek tahun dari ambo) nan
ambo hormati, dan sidang palanta RN dan Solok kasadonyo, tak kenal mangko
tak sayang, tak sayang mangko tak cinto, ruponyo lai sa Solok kito tumah.
Dari segi umua tantu ambo ba uda atau ba kakanda ka Kkd Darius Nurdin.
Kembali ka masalah namo, ambo diagiah namo dek rang gaek ambo "MULYADI"
sebuah namo nan babaun kejawaan dan tidak pulo terlahir di kampuang
(kampuang ambo Sulik Ayie - Solok). Ambo lahie di Kota Katupek Bangkahulu
alias Bengkulen pado tgl 29 Maret 1957. Didalam perjalanan hiduik ambo,
dek urang dikampuang maupun dirantau nan sakaum atau sasuku jo ambo nan
sukunyo banamo "LIMO SINGKEK" didaulat untuak dijadikan pangulu atau
pemangku adat di suku kami tersebut pado usia ambo baru tamaik sikolah di
Fakultas Teknik USU Medan 23 tahun nan silam. Tapi dek karano ambo alun
siap dan indak dapek restu dari amak ambo nan wakatu itu masih hiduik,
mako permintaan tu ambo tulak sacaro haluih. Pado tahun 2002, pangulu kami
nan manjabat maningga dunia, mako baliak kaum ambo tadi mamintak ka ambo
untuak maisi jabatan tersebut. Kembali ambo tulak dengan alasan ambo ingin
naiak haji dulu untuak mamantapkan hiduik, emosi dan spiritual ambo. Mako
sasudah manjalankan ibadah haji diawal tahun 2004, permintaan kaum tadi
ambo kabulkan dengan dinobatkannyo ambo manjadi pangulu di bulan November
2004 saminggu sasudah lebaran dengan gala Dt.MARAH BANGSO.
Ambo bakarajo di PT.Pusri Palembang mulai dari tahun 1985 hinggo kini
manjadi Inspektor Pabirik. Bini masih surang (biasonyo di kampuang, angku
datuak punyo bini labiah dari surang), anak batigo, nan baduo sadang
kuliah di Banduang dan Malaysia dan nan ketek masih SMP.
Nah, itulah sebagai ka jawek nyo dek ambo tentang perkenalan Kkd Darius
Nurdin sahinggo pergaulan kito di dunia maya ko indak sabateh komputer dan
jari tangan sajo nan manari-nari ke key board komputer tapi bisa kito
wujuikkan di dunia nyato. Kok ado niaik nak pulang ka kampuang malewati
darek mambao oto sandiri malintasi Lintas Timur Sumatera (baeko ambo kirim
via japri Sketsa Lintas Sumatera awal tahun 2007 nan ambo buek berdasar
pengalaman ambo sendiri), singgahlah di dangau dinas kami di Jl.Durian
No.2 Komplek Pusri Palembang.
Wassalam,
HM Dt.MB (hampia 50 th)
Basatu kito taguah, bacarai kito runtuah
Duduak surang basampik-sampik, duduak basamo balapang-lapang
Kabukik samo mandaki, kalurah samo manurun
Nan ringan samo dijinjiang, nan barek samo dipikua
Alangkah indahno kato kiasan nan diusuang dek urang tuo kito. Saharusno awak
urang Minang arif jo rangkaian kato-kato nantun.
Jikok awak bisa basatu, iyo banyak manfaat nan dapek diraiah, banyak karajo
gadang nan bisa disubarangkan. Kalau awak bapacah balah mako kahancuranlah
nan katasuo. Apo lai dalam mahadoki globalisasi. Srangan budaya nan alah
ndak tabendung. Kalau awak masih mangecekan awak bisa survive surang, rasono
bisa dipastikan akan tagiliang.
Indak ado karajo kini nan bisa dilakukan surang, paralu urang lain untuak
sato manopangno. Kok awak ingin jadi urang gadang, mako harus disusun
kaki-kaki nan kokoh. Kalau kaki tompak tagak lai kokoh, susah digoncang
urang.
Bak kecek pak Saaf, mancaliak urang utara Be a te a ka, iyo bana disadarino
bahaso mambuek kaki kokoh tu iyo paralu bana. Kecek urang awak sandi itu
harus kuaik. Sakali C. Batubara jadi Menaker, mako sampai kini Departemen
nantun dikuosoi dek kaki baliau.
Jikok diawak ado nan diateh iyo bana kariang nan diawak dibawah. Indak ado
nan disuarokan dek mak Nggah sajak rantaunet badiri, "elo maelo". Sarik bana
diawak tu. Dima/dept apo urang awak nan lai banyak, buliah dikecekan indak
ado, walau lai juo urang awak nan sempat mencapai puncak.
Mungkinkah kini awak sadari, bahaso dunia zaman modernko, makin paralu
disadari bahaso "basatu awak taguah bacarai awak runtuah". Kalau lai sajo
disadari dek 1000 urang rangawak, rasono iyo banyak nan bisa dihoyak. Banyak
karajo nan bisa disalasaikan.
Kini baa mambuek awak sabaun, samo tujuan, kecek pak Saaf, samo frame work.
Iyo manyamokan vision itu bana nan sulik. Manyamokan tujuan nan ka dicapai
iyo bana susah. Apo lai kalo alah maadokan komitmen untuak mancapai tujuan,
makono ciek mangecekan dululah angku salangkah, ambo manuruik di bulakang.
Nan aratino pai silah waang surang aden iyo indak kasato doh.
Kadang awak batanyo karumpuik nan bagoyang, apo masih ado nan banmo
KEMINANGAN hari gini? Sabok dikampuang sajo urang alah mangecek jo bahaso
indokabau. Sakarek ula sakarek baluik. Pakai bahasa Indonesia dengan logat
dan slank daerah. Bukan slanknyo sajo malah kato2 nan dipakai bahaso dari
langik. "Kalau kamu begitu tidak kena disaya tu doh" "Kamu ini galir tu mah"
Masih koh ado awako nan sabaun. Baa manyatukan frame work ko. Antahlah
yuang.
Wassalam WW
St.P
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Win organisasi nya diindonesia aja atau dunia ? Kalou didunia yh pasti banyak he he he.
Trus omong omong tentang PKS ?, omongan senior gua ini satu ini bener gak yh ?
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/03/tgl/23/time/202505/idnews/758047/idkanal/10
Btw dulu waktu PKS dibentuk daku salah satu undangan resmi lho win, maklum Igo ilham itu teman gua berantem kalou diforum, hobi gua tuh kalou dia ngomong mesti gua debat, mulai dari smp - smu, nah pas dah gede waktu dia main film gua ikutan nonton gratis he he he.
Tapi malah abang gua itu yang ngundang waktu dekralasi PKS. Tapi kalou PKS dukung juga hiburan malam, tambah keren aja yh PKS he , he he, demi DKI satu semua halal...
He he
Regards
Ronal chandra
Alhamdulillah, indak ado nan paralu ambo tambahkan ka
pandangan Dunsanak Erwin ko lai. Ambo satuju saratuih
persen, dan tarimo kasih ateh sambutan Dunsanak ka
usul ambo agar ado "Visi Minangkabau 2020" , nan
ditindaklanjuti untuak tiok-tiok bidang.
Cuma ado nan alun tasabuik lai, yaitu apo visi kito
tantang ABS SBK ? Apo bisa kita susun "Visi ABS SBK
2020" ?
Nan jaleh, dalam tahap pakambangan wacana kito kini --
satidak-tidaknyo dalam milis RantauNet -- rumusan
informal dalam taraf taganang kini kiro-kiro babunyi
" ABS SBK minus Hukum Kekerabatan dan Hukum Waris".
Jadi kaadaannyo indak baranjak dari taraf sajak Syekh
Akhmad Khatib al Minangkabauwi dahulu manyampaikan
kritik baliau nan sangat tajam taradok duo masalah ko.
Apo buliah buat.
Bisa iko disalasaikan ? Tantu bisa, yaitu kito
salasaikan surang-surang sajolah, manimbo ilham dari
ajaran agamo kito Islam: "lakum dinakum waliyadin".
Walau dianjurkan sumbayang bajamaah, tapi kito kan
indak dilarang sumbayang surang-surang.
Namun ambo tagalitik juo untuak mangatahui ma nan
bamanfaat untuak kamajuan urang Minang, apo Rumusan A
nan sacaro informal ado kini [" ABS SBK minus Hukum
Kekerabatan jo Hukum Waris"] atau Rumusan B nan ambo
ingin sato mandorong {"ABS SBK sacaro panuah"].
Sakadar informasi, disertasi Prof Dr. Keebet von
Benda-Beckmann nan alah diterjemahkan ka dalam bahaso
Indonesia, bajudul "Goyahnya Tangga Menuju Mufakat",
alah merekam dan manganalisis sacaro janiah baa bana
wujudnyo dalam palaksanaan apo nan ambo namokan
Rumusan A ko . Ringkasnyo: panuah jo silang sangketo,
dan dalam kasaluruhan silang sangketo nan lazimnyo
balaruik-laruik sampai ka Mahkamah Agung tu, indak
sakali juo para "Bundo Kanduang" diajak barundiang.
Aratinyo, sistem kekerabatan matrilineal hanyo maagiah
peranan administratif sajo kapado perempuan Minang,
tanpa peran nan bararti. Sungguah sadiah.
Indak lain doa ambo, sumago Allah s.w.t marahmati kito
urang Minang, nan nampaknyo sarik bana manarimo ajaran
Islam tantang hukum kakarabatan jo hukum waris ko.
Satidak-tidaknyo kan rato-rato urang awak kan lai
rajin sumbayang, bazakat, dan naiak haji. Lumayan. Kok
indak panuah kateh, panuah ka bawah kan lai. Untuak
samantaro bia kito parambunkan dulu soal ko.
Kalau buliah ambo maagiah usul ciek lai. Mangingek
mandasarnyo pambicaroan kito di RantauNet tantang
barbagai hal nan manyangkuik adat jo budaya Minang,
kok ado dunsanak nan kaluangan waktu dan baminat, ambo
sarankan agar pakambangan wacana ko dihimpun jadi satu
buku, dan ditabikkan. Kalau nak biayanyo murah meriah,
pabanyak sajo dalam bantuak CD Rom. Supayo janiah
duduaknyo parakaro, bisa kito minta Kato Pandahuluan
ka Prof Dr Taufik Abdullah atau Prof Dr Azyumardi
Azra, MA. Sayang kalau indak dihimpun, nanti bisa
hilang baitu sajo.
Mukasuiknyo adolah kalau nanti alah ado niaik untuak
bana-bana ka malaksanakan ABS SBK ko sacaro labiah
murni, indak usah mulai dari awal bana. Bisa
malanjuikkan dari taraf kito mamparambunkan ko sajo.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Wassalam,
Saafroedin Bahar.
--- Erwin <er...@mail.tempo.co.id> wrote:
____________________________________________________________________________________
Need Mail bonding?
Go to the Yahoo! Mail Q&A for great tips from Yahoo! Answers users.
http://answers.yahoo.com/dir/?link=list&sid=396546091
Nampaknya memang perlu disegerakan penelitian tentang
Minangkabau ini, supaya data yang kita gunakan sama.
Pernyataan Ananda bahwa "Kalau masyarakat di Kampuang
sendiri silaturahmi antar masyarakat masih sangat
bagus sekali terutama di lapau lapau, pengajian
ataupun buru babi" mungkin benar secara lahiriah di
atas permukaan, tapi -- seperti diungkap oleh
disertasi Prof Keebet von Benda-Beckman serta
penelitian Lusi Herlina dan Zaiyardam Zubir dkk,
melengkapi kritik Syehk Akhmad Khatib al
Minangkabauwi, Buya Hamka dll -- di bawah permukaan
nan tidak kasat mata, Minangkabau itu mengandung
banyak masalah.
Kalau memang benar-benar tidak ada masalah, lantas
mengapa begitu riuh rendah kritik terhadap Minangkabau
selama 170 tahun belakangan ini ?
Tentang "Sindrom Arab" sesungguhnya pandangan kita
tidak berbeda banyak. Orang Minang pada dasarnya juga
bersikap seperti orang Arab, hidup dalam
kelompok-kelompok kecil tertutup, dan sangat sukar
untuk menyatukannya, seperti Ananda akui sendiri.
Bahkan posisi orang Minang yang ibunya bukan Minang --
termasuk Dr Mohammad `Hatta ! -- sampai sekarang masih
dipersoalkan. Yang berbeda dengan orang Arab memang
hanya cara menyelesaikan konflik itu, sekarang, yang
lebih banyak diparambunkan saja. Bagaimana dahulu ?
Kan Perang Paderi 1803-1837 juga sangat berkuah darah
?
Soal berbeda pendapat ? Itu mah wajar-wajar saja.
"Basilang kayu dalam tungku makonyo api akan iduik",
bak kato papatah kita. Kan susah kalau kito salalu
satuja-satuju sajo, kan?
Wassalam,
Saafroedin Bahar
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
Now that's room service! Choose from over 150,000 hotels
in 45,000 destinations on Yahoo! Travel to find your fit.
http://farechase.yahoo.com/promo-generic-14795097
Ente kok bahas masalah politiknya, ane kan bicarain soal perkembangan
organisasinya.
Nal, kalau ngomongin politik itu bisa kemana-mana, dan ane bukan ahlinya atau
pun pelaku langsung. Tapi, memang nih orang PKS yang muda-muda seringkali
kelihatan terlalu naif.
Kalau soal pendekatan, sebenarnya kan tidak masalah kita mendekati siapapun.
Dakwah itu kalau hanya ke pak haji, anak-anak rohis, atau orang-orang yang
telah terhijaukan gak ada seninya.
Yang perlu dijaga sih, rasanya, soal ucapan yang keluar dari itu mulut.
Sebagai politisi, semestinya, kata-kata yang keluar, titik, koma, dll, mesti
terukur, sehingga tidak keliatan terlalu naif.
BTW, back to organisasi.
Sebenarnya ane ingin mengatakan bahwa dalam soal profesionalisme, Islam yang
dibawa Rasulullah SAW itu telah memberi contoh dan pelajaran yang sempurna.
Dulu waktu rajin baca buku-buku manajemen dari luar, rasanya kok hebat banget
yah orang barat itu. Tapi, lama-lama jika dibandingkan dengan khazanah islam
kok jadi biasa-biasa saja yang dulunya terlihat hebat. Rasa-rasanya
keunggulan saat ini hanya sekitar teknologi saja.
Beberapa teknik/metode yang digunakan Rasulullah dan sekarang dipakai
organisasi modern.
- Selalu menggunakan data statistik yang valid. Rasulullah tahu betul
statistik kekuatan musuh, kaum muslim yang miskin, kaya, munafik, dll,
sehingga perhitungan beliau sangat valid. Contoh yang terkenal, beliau tahu
betul posisi makmum di belakang beliau saat shalat Shubuh, sehingga jika ada
yang tidak hadir segera beliau ketahui.
- Rasulullah membagi-bagi tugas para sahabat sesuai keahlian masing-masing.
Oleh karena itu ada sahabat yang khusus mempelajari bahasa Yahudi dan asing
lainnya, ada yang berprofesi sebagai akuntan, ada yang berfungsi sebagai
intelijen, ada yang khusus mempelajari peralatan tempur seperti tank, dll.
Saat ini teknik/metoda ini kita kenal sebagai spesialisasi.
- Rasulullah selalu melakukan musyawarah sebelum mengambil keputusan, dan
suara beliau nilainya sama dengan suara yang lain. Contoh yang terkenal saat
melakukan perang Badr, Rasulullah memilih menunggu musuh tiba di tempat kaum
muslimin, tapi para sahabat memilih untuk menyongsong musuh. Akhirnya kaum
muslimin mengikuti putusan Syura untuk menyongsong musuh, meskipun para
sahabat di detik-detik terakhir sempat ragu melihat kekuatan musuh.
- Rasulullah memberi reward dan punishment yang sangat terukur, dan itu
dijamin sendiri oleh Allah SWT.
- Rasulullah adalah communicator terbaik. Mengulang setiap ucapannya hingga 3
kali sehingga jelas, selalu berhadapan muka dengan lawan bicara, dan tidak
ada barrier apapun untuk bertemu dengan beliau. CEO-CEO top sekarang
melakukan hal ini, terkenal dengan management by walking arround, mereka
datangi pabrik-pabrik mereka, para ujung tombak penjualan dan berbicara
langsung dengan bawahan mereka yang terendah untuk mengetahui kondisi di
pasar dan kekuatan lawan.
- dll (gak bakalan habis kalau disebut satu-satu)
wassalam
erwin z
Dalam pemahaman Win, visi itu adalah sesuatu yang satu, tidak terpecah-pecah.
Dua alternatif yang Pak Saaf sampaikan, "ABS SBK minus Hukum
Kekerabatan jo Hukum Waris" atau "ABS SBK sacaro panuah", bisa dipandang
berbeda secara prinsipil (masalah waris diatur secara jelas oleh Allah SWT
hingga jumlahnya secara menditail).
Win melihat kecenderungan perkembangannya, masalah ABS SBK ini dipabiakan
indak ado kepastian.
Data dan analisa yang pak Saaf sampaikan sebelumnya, bahwa sekitar 90 persen
warga minang di rantau telah meninggalkan sistem kekerabatan dan waris sesuai
adat (mohon dikoreksi jika salah) menunjukkan perkembangan telah
ditinggalkannya bagian dari sistem adat ini di kehidupan rantau.
Yang Win khawatirkan adalah adanya suatu kecenderungan seseorang meninggalkan
suatu sistem keseluruhan karena ketidaksetujuannya atas sebagian sistem
tersebut. Kondisi ini pun sudah diutarakan pak Chaidir yang melihat banyaknya
anak muda Minang yang tidak peduli lagi asal usulnya.
Padahal, masih banyak hal-hal positif lain yang harus diwariskan dari sejarah
dan budaya minang ini ke generasi penerus.
Paling tidak, para tokoh agama dan tokoh adat, harus menjawab salah satu di
antara dua hal ini: Masalah ini dibiarkan saja sehingga adat minang semakin
ditinggalkan seperti fakta yang ada atau berupaya mencari jalan keluarnya
secara serius.
Setelah itu baru kita teruskan apakah kita bisa berbicara soal visi ke depan.
Wallahu'alam bis shawab
wassalam
erwin z
Pertama, data tentang prevalensi keluarga batih yang
saya kutip berasal dari penelitian Universitas Andalas
tahun 1978, yang menyatakan bahwa 96.5 % responden [di
Ranah] sudah hidup dalam keluarga batih yang dipimpin
ayah dan bukan lagi dipimpin oleh mamak [lihat Masri
Usman "Kedudukan dan Peranan Bapak dalam Keluarga
Minang Dewasa Ini" dalam Anonim, 1982, Diskusi
Manajemen Rumah Tangga dan Adat Minangkabau dalam
rangka ulang tahun sewindu Bundo Kanduang Tingkat I
Sumatera Barat di Aula Universitas Andalas, Padang, h.
125-162]. Saya percaya bahwa kalau yang di Rantau
sudah 100% hidup dalam keluarga batih.
Kedua, saya sependapat dengan Dunsanak bahwa masalah
hukum kekerabatan dan hukum kewarisan dalam ABS SBK
ini sengaja 'dipabiakan sajo', yang menurut dugaan
saya disebabkan karena adanya semacam 'vested
interest' untuk kepentingan pribadi dari para
fungsionaris sistem kekerabatan yang ada selama ini,
khususnya dalam penguasaan serta pengelolaan harta
pusaka. Dalam hubungan ini saya menunjuk kenyataan
bahwa usaha Dunsanak Drs Firdaus Oemar Dt Maradjo dari
Solok untuk memperkenalkan Manajemen Suku yang lebih
rapi disambut dingin-dingin saja di Sumatera Barat,
mungkin sekali karena hal itu akan berimplikasi
keharusan adanya akuntabilitas dari para manajer harta
pusaka ini.
Dalam hubungan ini, menurut pendapat saya, akan sangat
menarik, jika diadakan suatu survai atau angket kepada
para 'stakeholders' sistem kekerabatan sekarang --
khususnya kepada kaum perempuan dan para anak
kemenakan, di Ranah dan di Rantau -- untuk menanyakan
apakah menurut mereka harta pusaka itu sudah dikelola
dengan baik atau tidak baik oleh para manajernya, dan
jika tidak baik, apa sanksi yang akan -- atau harus --
dijatuhkan kepada mereka yang mengabaikan tugasnya
itu.
Saya setuju untuk mempertahankan hal-hal yang baik
dari sistem yang ada, sambil mengurangi atau
meniadakan sisi-sisi negatifnya. Tahun 2004 dahulu
saya menawarkan nama 'sistem parental plus' untuk
sistem kekerabatan yang sudah diperbaiki ini, tetapi
nama ini ternyata banyak disalah mengerti, terutama
oleh para fungsionaris adat di Ranah. Tahun 2006 yang
lalu, tanpa merubah esensi konsepnya, Buya Masoed
Abidin dalam pertemuan di TMII -- yang juga dihadiri
oleh Bp Amir MS -- menawarkan nama yang mungkin lebih
dapat diterima, yaitu 'sistem matrilineal plus', yang
langsung saya setujui.
Visi saya tentang 'sistem matrilineal plus' ini adalah
sebagai berikut: buah paruik, kaum, dan suku yang
sudah ada selama ini tetap diakui apa adanya sesuai
dengan ketentuan adat Minangkabau, dibawah
kepemimpinan para ninik mamak, hanya dengan
pengkhususan tugas dalam bidan sosial ekonomi semata,
yaitu untuk pengelolaan dan pemeliharaan harta pusaka,
kalau bisa untuk mengembangkannya. Agar
pertanggungjawabannya lebih mantap, buah paruik, kaum,
atau suku ini diberi bentuk badan hukum, misalnya
sebagai yayasan. Bersamaan dengan itu, sesuai dengan
ajaran Islam tentang nasab, kedudukan ayah diakui
secara formal sebagai pemimpin keluarga, yang
bertanggungjawab penuh dalam mencari nafkah,
membimbing keluarga, serta pendidikan pribadi
anak-anaknya.
Menurut pandangan saya, sistem matrilineal plus ini
akan mampu baik untuk memelihara sisi-sisi yang
terbaik dari warisan budaya Minang yang lama maupun
untuk menyesuaikannya dengan ajaran Islam dan Hukum
negara tentang keluarga batih, yang terdiri dari ayak,
ibu dan anak-anaknya. Lebih dari itu akan menciptakan
suasana keluarga yang wajar bagi pertumbuhan pribadi
seorang anak di bawah pimpinan ayah dan ibunya
sendiri.
Oleh karena sesungguhnya seluruh orang Minang -- baik
di Ranah maupun di Rantau -- sudah hidup dalam
keluarga
batih menurut ajaran islam dan hukum negara ini, maka
masalahnya adalah hanya untuk mengakomodasi secara
formal kenyataan tersebut ke dalam tataran noma adat
dan budaya Minangkabau. Tidak lebih dan tidak kurang.
Menurut penglihatan saya, prakarsa ke arah penyesuaian
secara formal dari sistem kekerabatan tradisional
Minangkabau -- yang tidak atau belum mengakomodasi
peran keluarga batih menurut ajaran Islam dan hukum
negara ini -- mustahil akan dilakukan oleh para
fungsionaris adat yang sekarang, karena 'vested
interest' mereka yang saya tengarai di atas. Prakarsa
ke arah itu harus diambil oleh para 'stakeholders',
yaitu kaum perempuan serta anak cucu, didukung oleh
kaum terpelajar Minang. Jangan lupa mengajak Bp Drs
Firdaus Oemar Dr Maradjo dari Solok Saiyo Sakato, yang
sudah dua tahun ini menawarkan konsep Manajemen Suku,
yang disambut dingin-dingin saja oleh rekan-rekan
beliau sesama penghulu.
Sampai disini dahulu.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- Erwin <er...@mail.tempo.co.id> wrote:
____________________________________________________________________________________
Looking for earth-friendly autos?
Browse Top Cars by "Green Rating" at Yahoo! Autos' Green Center.
> Bisa iko disalasaikan ? Tantu bisa, yaitu kito
> salasaikan surang-surang sajolah, manimbo ilham dari
> ajaran agamo kito Islam: "lakum dinakum waliyadin".
> Walau dianjurkan sumbayang bajamaah, tapi kito kan
> indak dilarang sumbayang surang-surang.
>
Pak Saaf, semoga sih indak paralu sampai kalua "Lakum diinukum
waliyadiin." Masalahnyo ungkapan tu konteksnyo antaro muslim jo
non-muslim (kan di surat al-Kaafirun).
Baa supayo ABS-SBK tu murni? Jadi nan paralu kini ko adolah tashfiyah
(pemurnian) jo tarbiyah (pendidikan). Di bawah ko ado artikel untuk
jalehnyo.
Allahu Ta'ala a'lam.
--
Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)
-----------------------------------------------------------------------------
ASAS PERUBAHAN KEPADA PERBAIKAN ADALAH MANHAJ TASHFIYAH DAN TARBIYAH
Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
Oleh karena itu, kami selalu mendengungkan setiap saat dan selalu
memfokuskan pada seputar dua point mendasar yang merupakan kaidah
perubahan yang benar. Keduanya adalah Tashfiyah (pemurnian) dan
Tarbiyah (pendidikan), kedua hal ini mesti berjalan bersama-sama
sekaligus, yaitu tashfiyah dan tarbiyah.
Jika dalam suatu negeri terdapat suatu jenis dari tashfiyah, yaitu
tashfiyah dalam hal aqidah, maka hal ini termasuk peristiwa yang
sangat besar yang terjadi dalam masyarakat Islam yang merupakan bagian
bangsa di antara bangsa-bangsa lain.
Adapun dalam hal ibadah, maka perlu membebaskan ibadah itu dari
fanatik madzhab yang sempit dan berusaha kembali kepada sunnah yang
shahih. Kadang-kadang terdapat ulama besar yang memahami Islam dengan
pemahaman yang shahih dari segala sisi, tetapi saya tidak yakin bahwa
ada satu, dua, tiga, sepuluh atau dua puluh orang saja mampu
menegakkan kewajiban mengadakan tashfiyah (pemurnian) Islam dari
setiap apa yang masuk ke dalamnya, baik dalam hal aqidah, ibadah atau
akhlak.
Sesungguhnya orang yang sedikit tidak akan mampu menunaikan kewajiban
ini, yaitu kewajiban mengadakan tashfiyah (pemurnian) dari apa-apa
yang melekat dengan Islam berupa hal-hal yang masuk ke dalam Islam
(padahal sebenarnya bukan dari Islam) serta kita harus mendidik
orang-orang di sekitar kita dengan tarbiyah (pendidikan) yang benar
dan lurus, akan tetapi tashfiyah dan tarbiyah sekarang ini telah
hilang.
Oleh karena itu, gerakan politik di masyarakat Islam manapun yang
tidak berhukum dengan syari'at (Islam) akan menghasilkan dampak yang
buruk sebelum kita merealisasikan dua masalah penting ini.
Adapun nasehat itu dapat menggantikan posisi gerakan politik di negeri
manapun yang berhukum dengan syari'at, dengan cara musyawarah atau
menyampaikan nasehat dengan cara yang lebih baik sesuai dengan
batasan-batasan syar'i yang jauh dari bahasa pemaksaan atau
pendiskriminatifan. Menyampaikan nasehat itu akan menegakkan hujjah
dan membebaskan kita dari dosa.
Dan termasuk sebagai nasehat adalah kita menyibukkan manusia dengan
apa-apa yang bermanfaat bagi mereka, dengan memperbaiki aqidah,
ibadah, akhlak dan muamalah.
Sebagian mereka menduga bahwa kami ingin merealisasikan tarbiyah dan
tashfiyah pada masyarakat Islam seluruhnya. Hal ini tidak pernah kami
pikirkan dan impikan dalam tidur, karena merealisasikan hal itu adalah
mustahil, dan karena Allah Azza wa Jalla berfirman dalam Al-Qur'an
Karim.
"Artinya : Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia
umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat" [Huud :
118].
Firman Allah ini tidak akan terealisasi pada mereka kecuali apabila
mereka memahami Islam dengan pemahaman yang benar dan mendidik diri
mereka serta keluarga mereka dengan dan orang-orang disekitar mereka,
di atas Islam yang benar ini.
[Disalin dari buku At-Tauhid Awwalan Ya Du'atal Islam, edisi Indonesia
TAUHID, Prioritas Pertama dan Utama, oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin
Al-Albani, hal 41-43, terbitan Darul Haq, penerjemah Fariq Gasim Anuz]
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=890&bagian=0
-----------------------------------------------------------------------------
ad 1) Agak susah saya mencari keterangan lain untuk
menerangkan mengapa ajaran syarak dari agama Islam
yang kita anut -- khususnya tentang hukum kekerabatan
dan hukum waris -- koq susah sekali untuk
menerapkannya di Ranah Minang. Namakanlah itu suatu
hipotesis yang masih perlu dibuktikan kebenaran atau
kesalahannya.
ad 2) Saya mengikuti perkembangan konsep manajemen
suku-nya Bp Drs Firdaus Oemar Dt Maradjo, yang ingin
menata secara lebih baik menurut konsep manajemen masa
kini, apa yang sesungguhnya tak ada yang baru itu, dan
tetap terheran-heran kok sambutan orang Solok koq
dingin-dingin saja.
ad 3) Saya kurang faham mengenai Ananda sudah kenal
lama dengan Angku Drs Firdaus Oemar tetapi baru satu
dua tahun ini mengenal Drs Firdaus Oemar Dt Maradjo.
Koq bisa ?
Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- Datuk Endang <datuk_...@yahoo.com> wrote:
> Pak Saaf ysh,
> Pada prinsipnya ‘tidak ada hal yang baru’ dari
> gagasan di bawah, walau pakai istilah apapun.
> Sedikit tanggapan saja:
> 1 Kurang mengerti tentang kecurigaan ‘vested
> interest’ dari para fungsionaris sistem kekerabatan,
> atau ini suatu tuduhan?
> 2 Saya sudah mempelajari konsep ‘manajemen suku’,
> tidak ada hal yang baru, malah dalam beberapa
> sistematika terdapat kesalahan/kekeliruan.
> 3 Angku Drs. Firdaus Oemar sudah saya kenal lama,
> namun Drs. Firdaus Oemar Dt. Maradjo, sejujurnya
> pada saat itu baru saya kenal 1-2 tahun.
> Mohon maaf belum dapat berpanjang-panjang
> sementara waktu. Wassalam.
>
> -datuk endang
>
> ---- saya potong di sini ---
____________________________________________________________________________________
Sucker-punch spam with award-winning protection.
Try the free Yahoo! Mail Beta.
http://advision.webevents.yahoo.com/mailbeta/features_spam.html
Satuju panuah. Di palanta ko kan paangekkan saluang,
untuak 'sounding' pandapek kito nan iduik di Rantau.
Dari wacana salamo ko alah jaleh bana nampak bahaso
ado duo aliran gadang nan alun bisa dipatamukan
tentang ABS SBK. Itu makonyo ambo sarankan supayo
diparambunkan sajo dalu. Rasonyo memang barek untuak
manyalasaikan masalah warisan sejarah 170 tahun ko
dalam wakatu singkek.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
The fish are biting.
Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.
http://searchmarketing.yahoo.com/arp/sponsoredsearch_v2.php
Tarimo kasih ateh kiriman artikel. Ambo mangutip
ungkapan tu karano kadang-kadang ambo maraso
saakan-akan adat tu alah diagamokan. Padohal kan ado
ampek macam adat: nan sabana adat, nan taradat, nan
diadatkan, dan istiadat. Kini nampak di ambo, sagalo
wacana tantang adat dipandang sabagai adat nan sabana
adat. Apo iyo saroman tu ?
Wasslam,
Saafroedin Bahar
____________________________________________________________________________________
Never miss an email again!
Yahoo! Toolbar alerts you the instant new Mail arrives.
http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
Alhamdulillah Ananda setuju dengan merumuskan masa
depan ini. Sudah barang tentu Ananda sendiri juga
berhak memberikan kontribusi pikiran dalam
penyusunannya, khususnya untuk menjaga kesinambungan
dengan masa lampau yang menjadi kepedulian Ananda.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- Datuk Endang <datuk_...@yahoo.com> wrote:
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
Jawabannyo 'pasti' "tidak".....Pak Syaaf
Tetapi nan paralu kito lakukan adolah berbuat untuak marubah ka nan labiah
baiak.....anggaplah Visi Minangkabau 2020... dan supayo indak bak maukua
kain saruang....kito harus punyo cut off point...
Di ma cut off point itu ?
Ambo raso awak bisa mamulai dengan meninggalkan orang-orang yang resistant
dan pro status quo; para kaum terpelajar (SMA) dan beragama; pada dasarnya
... disadari tidak disadari sudah banyak yang mempertanyakan adat....dan
membandiangkannya dengan ketidak berdayaan adat menyelesaikan masalah adat
(minimal) apalagi masalah ekonomi dll...hiks....
Sabab dengan masih mambaok nan resistant dan pro status quo itu sarupo
mambaok baban singguluang batu - bagi perubahan positif....dan kok terjadi
konflik itu resiko perjuangan....
Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - Kaganti sawah jo ladang
======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================
>From: Saafroedin BAHAR <sbaha...@yahoo.com>
>Assalamualaikum w.w.
Kini nampak di ambo, sagalo
>wacana tantang adat dipandang sabagai adat nan sabana
>adat. Apo iyo saroman tu ?
>
>Wasslam,
>Saafroedin Bahar
_________________________________________________________________
It’s tax season, make sure to follow these few simple tips
http://articles.moneycentral.msn.com/Taxes/PreparationTips/PreparationTips.aspx?icid=HMMartagline
Ass Wr Wb bapak Saaf dan dunsanak kasadono yth
Pak Saaf
Mulo-mulo hanifah indak mangarati apo nan dimukasuik jo tanah ulayat.
Karano dikampuang Hanifah Sungai Tanang bahkan Banuhampu, rasono indak ado tanah ulayat doh.
Sajak di jaman mama hanifah….. masiang-masiang kaluarga dipasukuan hanifah maupun di kaluarga lain dikampuang alah punyo rumah dan tanah / sawah surang-surang. Aratino pusako nan ado di kampuang alah jadi pusako randah, tapi dimiliki padusi sabagai pawaris.
Namun kedepan mungkin akan jadi masalah pulo baliak karano pusako randah akan jadi pusako tinggi baliak. Baa kamambagino …. bara surang kadapek du ? bahkan banyak kaluarga … indak ado lai nan kadibagi kacuali rumah pusako. Sia pulo barani manjua rumah? Mendingan larek di rantau he he he. Kalau indak takao marantau … sabagian mamiliah manumpang di rumah kosong nan di tingga marantau, daripado sarumah dengan babarapo kaluarga. Jadi alah banyak rumah nan punyo lain, nan mahuni lain.
Fenomena lain nan tampak di Sungai Tanang kiniko adolah .. ado babarapo laki-laki nan mambuek rumah untuak keluargano baiak istrino urang kampuang maupun urang daerah lain di tanah sukuno di Sungai Tanang. Tanah tersebut mungkin di bali kadunsanak, mungkin pulo di hibahkan dunsanak.
Babarapo rang sumando hanifah nan alah kamatian istri…. tetap sajo mamiliah hidup di rumah anak-anak (rumah istrino). Hal iko alah balansuang sajak dulu …. tidak tau kapan, tamasuak kakek hanifah di pihak ibu,nan memiliah menghabiskan sisa umurnya di rumah mama, makanya ada kamar yang diberinama “ Biliak Ayah “, sedangkan nenek sudah tiada sejak mama masih kecil. Papa hanifah mantun pulo… menghabiskan sisa umur di rumah uni di payakumbuah.
Kalau indak salah .. laki-laki minang jaman dahulu…indak tingga dirumah istri doh. Yo kan pak? Anak-anakpun jadi tanggungan mamak.
Ndak basuo dek hanifah konsep itu kini doh. Banyak mamak nan kayo gadang di rantau… tapi lupo jo kamanakan dikampuang .. karano ado bapak kamanakan nan punyo kawajiban.
Hanifah indak tau baa nan tajadi di nagari lain, nan punyo tanah ulayat. Hanifah tanyo ka si uda baa pambagian tanah ulayat dikampuangno, kabatulan katiko si uda singgah kakampuangno, urang kampuang sadang manyalasaikan masalah tanah ulayat milik jorong/ kampuang. Kato si uda “ dibagi sasuai jo banyak anggota kaluarga di masiang-masiang pasukuan ”.
Itu sen dulu info dari hanifah. Mungkin bisa jadi bahan renungan bapak.
Wass
Hanifah Damanhuri
Kalau catatan nan ado diambo HP Ridwan Mahmud adolah +96654383151
Ambo pernah basobok jo beliau bahkan dibao bajalan-jalan di kota Jeddah
pado wakatu malam hari saat ambo pai naiak haji tahun 2004 nan lalu.
Salamaik batugeh di Jeddah ka dunsanak Syafrinal Syarien, mudah2an beliau
Ridwan Mahmud lai mambaco email nangko.
Wassalam,
HM Dt.Marah Bangso (50-)
---
Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1980 M/1400 H)
Sabananyo ambo alun sampai ka taraf mancari 'cut off
point' tu lai, karano ambo masih mancubo mancari
titiak tamu. Apolagi ado di antaro fungsionaris adat
nan juo ingin batua-batua malaksanakan ABS~SBK tu jo
caro manampekkan syarak sabagai hukum nan labiah
tinggi ['lex superiori' kato urang kampus].
Sajak tahun 2004 ambo bahkan alah manawarkan suatu
kompromi ['modus vivendi'] dalam rangka malaksanakan
pepatah kito 'lamak di awak katuju di urang', dalam
bantuak 'sistem kekerabatan matrilineal plus', sasuai
jo saran Buya Masoed Abidin tahun 2006 nan lalu di
TMII Jakarta. Tapi nampaknyo iko juo indak mangkuih.
Usaho untuak mancari titiak tamu tu -- paliang tidak
dalam wacana kito di RantauNet -- nampaknyo indak
maju-maju. Kito baputa-puta di situ-situ juo. Sakareh
kito maelo kamuko, sakareh tu pulo kito dielo ka
balakang. Makin lamo makin jaleh kalihatan bahasa ado
duo 'mazhab' ABS SBK sarupo nan ambo sabuikkan sabalun
iko, yaitu 'mazhab ABS SBK minus hukum kakarabatan dan
hukum waris manuruik syarak' dan 'mazhab ABS SBK nan
ingin sapanuahnyo manarimo hukum kekerabatan dan hukum
waris manuruik syarak'.
Kaduo 'mazhab' ABS SBK ko kini nampaknyo yo agak susah
didakekkan. Dalam usaho masih malanjuikkan usaho
mancari titiak tamu, samantaro ko ambo usulkan juo
untuak mamparambunkannyo.
Namun, kalau memang iyo indak bisa bana dipatamukan
lai, yo apo buliah buat, kito tampuahlah jalan
surang-surang jo dunsanak kito nan lain tu. Kalau ambo
disuruah mamiliah, ambo mamiliah 'ABS SBK sacaro
panuah'. Dari Minangkabau akan ambo ambiak kearifan
budayanyo sajo, dan untuak pagangan iduik sarato
untuak hukum kakarabatan dan hukum waris ambo batumpu
ka Islam [tantu ditambah a la kadarnyo jo hukum
negara, dibumbui jo konsep hak asasi manusia nan ambo
tekuni sajak tahun 1995].
Ajaran Islam alah labiah dari cukuik maagiah palito
nan tarang dari dunia sampai akhirat. Ambo indak ka
paranah maangkek Dt Parapatiah nan Sabatang jo Datuak
Katumanggungan -- sia sabananyo baliau-baliau ko ?
--manjadi samacam nabi atau rasul, apolagi
baliau-baliau nan naduo ko kan dari zaman sabalum
Islam masuak. Kito wajib mangkritisi 'ajaran-ajaran'
baliau nan baduo ko, baiak dari pandangan ajaran Islam
maupun dari kaparaluan kito nan iduik dalam abad ka 21
ko.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Apo nan Ananda sampaikan ko adolah bukti alah
tajadinyo parubahan sosial ('social change') di Ranah
Minang dalam bantuak ketek.
Sabananyo parubahan sosial tu juo balangsuang sacaro
bagadang-gadang, tapi nampaknyo indak ado urang awak
nan manakuninyo sacaro mandasar dan balanjuik.
Sababnyo iolah karano struktur masyarakat Minangkabau
tu bana na dirancang sanagari-sanaragi, indak sacaro
manyaluruah.
Sajak 2004 ambo -- basamo jo Dunsanak Ir Mohammad
Zulfan Zadjoeddin MA -- alah mancubo maangkek masalah
ko pado tingkek gadang Sumatera Barat, dalam rangka
manindak lanjuti semboyan 'ABS SBK' nan diulang tiok
cacah tu, namun indak ado hasilnyo.
Ambo usulkan agar Ananda maadokan samacam riset
tantang Sungai Tanang tu, bukan sajo tantang parubahan
nan dialami dalam soal tanah ulayato k, tapi juo
tantang parubahan sosial masyarakat Sungai Tanang itu
sandiri. Rasonyo akan asyik, apolagi sabagai padusi
kan Ananda disabuikkan sabagai 'limpapeh rumah nan
gadang'. Apo iyo koh memang sarupo itu atau indak.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
Get your own web address.
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL
Pak Saaf dan sanak spalanta RN nan dianjuang tinggi.
Ambo ingin batanyo saketek, mungkin iyo sangat mendasar. Apokoh harto ulayat
itu indak ado dan indak dapek dimasuakan dalam hokum Islam? Harto ulayat
nantun kan adolah harto kolektif, bisa dianalogikan sebagai harta kerajaan,
harta Negara, walau aslino adolah harta suku di Minangkabau. Nan harta
kolektifko kan iyo indak dimasuakan ka harta keluarga bukan? Selain harta
suku, dikampuang juo ado harato nagari, nan barupo asset nagari. Iko kan juo
indak dimasuakan ka harta keluarga kan.
Sudah tu kaduo, apokoh dalam syariat ado pengakuan atas harta kolektif? Baa
duduakno harta kolektif nan punyo aturan sandiri dalam Islam?
Harato suku kan punyo aturan sandiri, nan tatap sebagai harta suku, buliah
dipakai dek katurunan nan padusi, dalam pengawasan katurunan nan laki2
(niniak mamak). Harto suku adolah harta untuak malindungi kaum ibu, nan
punyo kelemahan dalam kehidupan, apo lai tajadi perceraian.
Cubo awak caliak perceraian artis akhirko. Sangat sedih, siibu tidak boleh
menemui dan membelai anaknyo. Nan nyato2 adolah hasil kandungannyo, 9 bulan
dibao kian kamaro jo penderitaan, sudahtu babarapo bulan, bahkan sampai 2
tahun disuse dengan cinta kasih. Eh diaktu mujua indak dapek diraiah, malang
indak dapek ditulak, pacaraian nan tajadi. Sianak diputuskan adalah milik si
bapak. Dan malah siibu sampai tidak boleh menemui sianak. Adil kah ini.
Paling baikah matrilineal ini? Kadang melamun pkiran nakal ku, disinilah
kelihatan kebaikan matrilineal.
Balik ke laptop ........ eh salah. Di kampungku, didaerah yang diperdebatkan
hukumnya saat ini, jikok mujua indak dapek diraiah, malang indak dapek
ditulak, pacaraian nan tajadi, mako harato dan anak disarahkan ka padusi,
dek meeka itu tidak mampu bahkan tidak boleh keluar rumah, karena mereka
adalah makhluk lemah. Yang sibapak yang bujaa, tangkas dan kuat, boleh pergi
mambawa pakaiannya saja.
Tapi di rantauku, bila terjadi seperti itu, sedih, seorang ibu diusir dengan
pakaian sapatagak saja dari rumah. Apa yang akan terjadi? Antalah yuang.
Nama nan elokko? Jadi kalau dicaliak elokno, pasti ado. Jadi baa jika kita
tagak ditangah?
Salam
St.P
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of Saafroedin BAHAR
> Sajak di jaman mama hanifah….. masiang-masiang kaluarga dipasukuan hanifah
> maupun di kaluarga lain dikampuang alah punyo rumah dan tanah / sawah
> surang-surang. Aratino pusako nan ado di kampuang alah jadi pusako randah,
> tapi dimiliki padusi sabagai pawaris.
>
Kalau tidak salah yang tidak mengikuti aturan waris Islam hanya pusaka
tinggi (CMIIW). Nah, jadinya aneh ketika harta itu menjadi pusaka
rendah namun tetap tidak mengikuti aturan waris dalam Islam.
Nampaknyo masalah nan paliang barek untuak
disalasaikan dalam ABS SBK ko yo masalah sako jo
pusako, nan takaik jo ajaran Islam tantang hukum
kekerabatan jo hukum waris. Sacaro pribadi minat ambo
adolah pado hukum kakarabatan karano iko manyangkuik
jo soal nasab nan diajakan ugamo kito. Soal harato
pusako ambo sarahkan sajo kapado para dunsanak kito
nan lain, karano sacaro pribadi ambo indak maraso
kakapantiangan bana doh.
Untuak manjawab masalah-masalah nan diajukan dek pak
Chaidir jo pak Darul, salamo ko ambo sarankan kito
rumuskan sacaro janiah baa bana hubuangan antaro norma
adat Minangkabau jo ajaran ugamo Islam nan kito anuik.
Supayo kito jo anak cucu kito indak basiarak
kapanjangan, padohal sabana banyak masalah lain nan
paralu kito tangani.
Dalam pahamanan ambo, ajaran ugamo Islam -- nan kito
picayoi baasa dari Allah swt -- tantu labiah tinggi,
dalam arti kalau norma adat batantangan atau indak
sasuai jo ajaran agamo, mako norma adat itu gugur atau
batal sandirinyo.
Tapi kan ado pulo pamahaman dunsanak kito nan lain,
indak sarupo itu doh, yaitu antaro adat jo ugamo tu
bajalan badampingan atau basisian, buliah samo-samo
dianut, kalaupun misalnya indak cocok bana satu samo
lain. Ambo khawatir jan-jan caro bapikia sarupo iko
manyababkan kito sacaro indak sadar manjadikan Dt
Parpatiah nan Sabatang dan Dt Katumanggungan -- duo
tokoh legende pra Islam nan dipicayoi malatakkan
dasar-dasar adat Minangkabau -- manjadi nabi-nabi atau
rasul-rasul urang Minang, nan ajarannyo satingkek pulo
jo ajaran Islam. Ambo yo indak ingin sato jo pamahaman
sarupo itu.
Ambo alah bausaho mancari jalan kalua -- tantu
sapanjang nan dapek de ambo -- jo manawarkan apo nan
disabuik dek buya Mas'oed Abidin sabagai 'sistem
kekerabatan matrilineal plus' -- jo mangakui peranan
bapak dalam keluarga, tapi ikopun nampaknyo ditulak,
sahinggo mau indak mau ambo tapaso satuju jo saran
dunsanak Z. Chaniago, yaitu paralu dicari 'cut off
point'.
Sabagai tindak lanjuiknyo, kito nan sabaun paralu
mancari wakatu nan elok, untuak manuntaskan rumusan
palaksanaan ABS SBK tu indak pakai minus-minusan,
karano kito alah manarimo ABS SBK tu sabagai 'jati
diri urang Minang'.
Tantang para dunsanak kito nan bapaham bahaso adat jo
ugamo bisa bajalan basisian, kito parsilakan pulo
untuak maanuik paham beliau-baliau tu surang.
Kalau kito indak mampu manyalasaikan masalah nan ampia
baumua duo abad ko untuak saluruah Minangkabau, karano
kareh bana resistensi sabagian dunsanak kito, kito
salasaikan malah untuak sabagian kito 'nan sabaun'
sajo.
Baa bana saharusnyo duduak masalah iko ambo ingin
manyarahkan kapado nan ahli karano ambo bukan ahli
ahli adat dan juo bukan ahli ugamo. Kok ado ilimu ambo
barang saketek , itu hanyo ilimu-ilimu sosial sajo.
Tapi rasonyo ugamo Islam ado maagiah ruang nan cukuik
laweh untuk masalah duniawi ko. Jadi masih ado paluang
untuk mencari kompromi, antah bilo masonyo.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- chaidir latief <chaidir...@yahoo.com> wrote:
____________________________________________________________________________________
> Don't get soaked. Take a quick peek at the forecast
> with the Yahoo! Search weather shortcut.
> http://tools.search.yahoo.com/shortcuts/#loc_weather
Insya Allah, ambo jo keluarga tanggal 29/3 s/d 5/4 ado di Jeddah,
Medinah jo Makkah, ambo akan maraso bersyukur bana kalau sempat
basilaturrahim jo rang awak di sinan.
HP Ambo 0816373321
Terimakasih,
Wassalam,
Elthaf
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Samalaman ambo baco buku sosial nan lain....kebetulan soal adat inggris
kuno....
dari hal tsb .... cut off point kaduo mungkin adolah MEMURNIKAN ADAT
MINANGKABAU DAN MENJALANKANNYA SECARA KONSEKWEN, kalau pendekatan perubahan
adat indak bisa dipakai ?
Nah satu pertayaan ka Angku Dt Bandaro..... dalam kaset Diskusi Adat Minang
Angku Yus Dt Parapatiah ... ado pernyataan " Baraso adat itu barado di area
mubah dalam hukum Islam " nah , pertanyaannya : " Apokoh angku Dt setuju
dengan pernyataan itu ?"
Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - Kaganti sawah jo ladang
======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================
>From: chaidir latief <chaidir...@yahoo.com>
>
>pak Darul dan dusanak sapalanta
>
>Ambopun pernah mananyokan pada beberapa kiayau pertanyaan nan samo tentang
>posisi harta bersama Seperti halnyo milik kerajaan di Arab Saudi Selain
>itu kan sesuatu konsep hidup yang ada dibelahan dunia lainnya dari negri
>Arab tempat lahirnya agama Islam. Masa Tuhan marah kalau ada suatu
>komonitas punya harta bersama turun temurun yang merupakan ( de joselin de
>jong menamakan sebagai social fund ) Digunakan tidak betrtentangan dengan
>agama Islam
>Chaidir N Latief
>
>
>----- Original Message ----
>From: Darul <da...@dr-net.biz>
_________________________________________________________________
i'm making a difference. Make every IM count for the cause of your choice.
Join Now.
http://clk.atdmt.com/MSN/go/msnnkwme0080000001msn/direct/01/?href=http://im.live.com/messenger/im/home/?source=hmtagline
Angku Dt Bagindo dan Pak Syaaf....
Cut off nan ambo tawarkan adolah :
a. Kito mulai sistem pewarisan harato pusako randah melalui hukum faraidh
(iko alah disetujui oleh sebagian besar pemuka adat) dan tidak menjadikan
pusako randah tsb menjadi pusako tinggi lagi (eg. sarupo carito Uni Hanifah
Daman).
b. Matrilineal : garis keturunan ibu : tatap dipakai dalam hal kekerabatan
dan hubungan sosial ...dengan analogi kito bebas untuak mamiliah kumpulan
ataupun organisasi nan kito masuki karano iko hal muamalah.
c. Pusako tinggi nan biasonyo adolah harato diam (tanah) di freeze dengan
menjadikannya tanah ulayat bersama sarupo tanah waqaf , tidak lagi di
'miliki' dan tidak lagi diwariskan dan penggunaannya diatur dengan mekanisme
:
- Disewakan kepada siapapun , dan hasil sewanya dimasukkan ke puro.
- Prioritas penyewaan diberikan kepada anggota kaum (laki-laki /perempuan)
d. Hasil dari tanah ulayat tsb yang akan digunakan untuk - Mambangkik batang
tarandam, rumah gadang katirisan, dst dan saluruah kaparaluan kaum....nan
disepakati, misalnya operasional pemangku adat.
e. Fungsi pemangku adat dan adat istiadat tetap berjalan seperti biasa....
Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - Kaganti sawah jo ladang
======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================
>From: azmi abu kasim azmi abu kasim <azmi_libr...@yahoo.co.id>
>
> Assalamu’alaikum.w.w
>
> Angku Niniak Mamak, Angku Alim Ulama Angku Cadiak pandai,
> nan ambo hormati sarato dunsanak2 dima sajo barado
>
> Sato Ambo Saketek, malihek perdebatan yang berkembang di milis nangko,
>yaitu diawali tentang “Visi Minangkabau 2020” dan Matrilinalnya Plusnya
>pak Saaf. Ambo ingin batanyo kepada Pak Saaf sebagai yang memulai
>mangatangahkan persoalan, pak Saaf kan sudah mamulai dari buku yang
>berjudul “Masih Ada Haparan” pertanyaan ambo adolah :
>
>
> Apo sabananyo nan manjadi alasan Bapak untuak memperjuangkan perobahan
>nan sangat mandasar tehadap aturan Adat Minangkabau, yaitu berusaha untuak
>maadokan perobahan terhadap sytem Kekerabatan Matrinial dan sytem
>pewarisan Harato pusako Tinggi di Minangkabau ?. dengan mangatokan
>(ABS-ABK) minus hukum kekerabatan dan hukum waris.
>
>
> Wassalam,
>
> Azmi Dt.Bagindo
_________________________________________________________________
Interest Rates near 39yr lows! $430,000 Mortgage for $1,399/mo - Calculate
new payment
http://www.lowermybills.com/lre/index.jsp?sourceid=lmb-9632-18466&moid=7581
Nan agak manggalitik katiko ka di berlakukan hukum faraidh untuak
pusako tinggi.
Sadangkan asa usua arato tu indak jaleh dek awak do. Selain statusnyo
nan milik basamo dek urang nan sa pasukuan. Sahinggo ragu juo awak
untuak menyatakan itu milik awak nan akan diwariskan ka anak.
Jangankan untuk diberlakukan hukum faraidh untuak di sertifikatkan di
BPN sajo dikawatirkan kalau sertifikat itu ateh namo laki-laki. Karano
bisa di claim dan diwariskan pado anaknyo
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of Z Chaniago
Sent: Monday, March 26, 2007 11:26 AM
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Re: Balasan: [R@ntau-Net] Re: "Visi Minangkabau
2020" dan Matrilinial Plus
> Assalamu’alaikum.w.w
>
> Angku Niniak Mamak, Angku Alim Ulama Angku Cadiak pandai,
> nan ambo hormati sarato dunsanak2 dima sajo barado
>
> Sato Ambo Saketek, malihek perdebatan yang berkembang di milis nangko,
>yaitu diawali tentang “Visi Minangkabau 2020” dan Matrilinalnya Plusnya
>pak Saaf. Ambo ingin batanyo kepada Pak Saaf sebagai yang memulai
>mangatangahkan persoalan, pak Saaf kan sudah mamulai dari buku yang
>berjudul “Masih Ada Haparan” pertanyaan ambo adolah :
>
>
> Apo sabananyo nan manjadi alasan Bapak untuak memperjuangkan perobahan
>nan sangat mandasar tehadap aturan Adat Minangkabau, yaitu berusaha untuak
>maadokan perobahan terhadap sytem Kekerabatan Matrinial dan sytem
>pewarisan Harato pusako Tinggi di Minangkabau ?. dengan mangatokan
>(ABS-ABK) minus hukum kekerabatan dan hukum waris.
>
>
> Wassalam,
>
> Azmi Dt.Bagindo
_________________________________________________________________
Interest Rates near 39yr lows! $430,000 Mortgage for $1,399/mo - Calculate
new payment
http://www.lowermybills.com/lre/index.jsp?sourceid=lmb-9632-18466&moid=7581
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
Tarimo kasih ateh patanyaan Angku, ambo mancubo
manjawab langsuang di bawah partanyaan Angku. Supayo
mudah, ambo tulih jo huruf gadang.
Manarik paratian ambo, bahaso dari sapuluah partanyaan
Angku, hanyo tigo nan manyangkuik hubungan
kakarabatan, dan tujuah tantang harato pusako.
Imbangan minat Angku iko manunjuakkan bahaso dalam
adat kito harato memang labiah penting dari urang.
Untuak mamaliharo harato pusako -- nan pasti indak ka
banyak bana di daerah Sumatera Barat nan balahan
sampik tu -- mako kito mambuang urang nan batali
darah. Apo akibatnyo ? Kalau urang lain tambah lamo
tambah kambang, kito urang Minang ko makin lamo makin
ciut.
Wassalam,
Saafroedin Bahar.
--- azmi abu kasim azmi abu kasim
<azmi_libr...@yahoo.co.id> wrote:
>
> Assalamu’alaikum.w.w
>
> Angku Niniak Mamak, Angku Alim Ulama Angku Cadiak
> pandai, nan ambo hormati sarato dunsanak2 dima sajo
barado
>
> Sato Ambo Saketek, malihek perdebatan yang
> berkembang di milis nangko, yaitu diawali tentang
> “Visi Minangkabau 2020�€� dan Matrilinalnya
> Plusnya pak Saaf. Ambo ingin batanyo kepada Pak
> Saaf sebagai yang memulai mangatangahkan persoalan,
> pak Saaf kan sudah mamulai dari buku yang berjudul
> “Masih Ada Haparan�€� pertanyaan ambo
adolah :
>
>
1.> Apo sabananyo nan manjadi alasan Bapak untuak
> memperjuangkan perobahan nan sangat mandasar tehadap
> aturan Adat Minangkabau, yaitu berusaha untuak
> maadokan perobahan terhadap sytem Kekerabatan
> Matrinial dan sytem pewarisan Harato pusako Tinggi
> di Minangkabau ?. dengan mangatokan (ABS-ABK) minus
> hukum kekerabatan dan hukum waris.
> JAWAB: KALAU ANGKU PARATIKAN BAIAK-BAIAK SAGALO
TULISAN AMBO, NAN AMBO PARJUANGKAN SEDERHANA SAJO,
YAITU KOK IYO KITO MANGAKU BAUGAMO ISLAM,
LAKSANAKANLAH AJARAN ISLAM TU SACARO PANUAH, TAMASUAK
HUKUM KAKARABATAN DAN HUKUM WARIHNYO. DALAM HUBUANGAN
IKO AMBO MANUNJUAK KAPADO APO NAN DISABUIK SABAGAI
"PIAGAM BUKIK MARAPALAM" NAN KABANYO DIADOKAN SASUDAH
PARANG PADERI 1803-1837. DALAM WACANA DI RANTAUNET
IKO, JALEH BANA ADO KABARATAN SABAGIAN KITO TARADOK
HUKUM KEKERABATAN ISLAM JO HUKUM WARIH ISLAM TU,
SAHINGGO BALIAU-BALIAU NAN BAKABARATAN TU AMBO SABUIK
SABAGAI 'MANARIMO ABS SBK TAPI MINUS HUKUM KEKERABATAN
JO HUKUM WARIS ISLAM.'
>
2. Apakah menurut Bapak, perobahan nan dimungkasuik
> merobah cara pewarisan harta pusako tinggi sesuai
> dengan aturan Agama Islam ?.
> JAWAB : SACARO PRIBADI INDAK BANYAK BANA PARATIAN
AMBO KA SOAL HARATO PUSAKO IKO, APOLAGI NAN NAMPAK
DIAMBO HARATO PUSAKO TINGGI TU INDAK PULO DIURUS BANA,
DAN MUNGKIN ALAH BANYAK NAN TAGADAI DAN ATAU TAJUA.
MUNGKIN BAIAK KALAU PARA NINIAK MAMAK MABUEK
PATANGGUNGJAWABAN KAPADO SUKUNYO MASIANG-MASIANG
MANGANAI SOAL IKO.
UNTUAK MASO DATANG, SUPAYO JALEH PATANGGUNGJAWABAN
PAMALIHAROAN DAN PANGALOLAAN HARATO PUSAKO TINGGI TU
SABAIAKNYO DIYAYASANKAN, PARA PANGHULU JADI
PANGURUIHNYO.
>
3. Apakah kita nan ado sekarang, mengetahui siapa
> anak dari mamak atau niniak moyang pengarap
> terdahulu ?, Karen jika mau jujur dialah, anak yang
> berhak, itupun batantangan dengan niat si pemberi,
> karena bukan untuak anak.
>
>JAWAB: KARANO DALAM RANJI ADAT SAMO SAKALI INDAK ADO
TAMPEK UNTUAK ANAK DARI ANAK LAKI-LAKI, PASTI INDAK
BISA DIKATAHUI SIA ANAK DARI MAMAK TU. ITU MAKO AMBO
ANJURKAN DIBUEK RANJI DAN SILSILAH JO KOMPUTER [ANTARO
LAIN PROGRAM FAMILY TREE MAKER, BISA DIBALI DI MANGGA
DUA, JAKARTA]
>4. Atau menurut Bapak suluruh hartatu dibagi-bagikan
> kepada anak-anak dari pihak kaum laki-laki di
> Minangkabau ?.
>JAWAB: AMBO ULANG BAIAK PANDIRIAN AMBO, NAN JADI
PARATIAN AMBO ADOLAH HUKUM KEKERABATAN ISLAM NAN INDAK
DITARIMO DEK ADAT MINANGKABAU. SOAL PAMBAGIAN HARATO
SILAHKAN SAJOLAH. SABAIAKNYO TANTU DIPARATIKAN AJARAN
UGAMO ISLAM, KOK IYO KITO BAUGAMO ISLAM. TIPAK DI
AMBO, AMBO AJA ANAK-ANAK AMBO UNTUAK MANCARI HARATONYO
SURANG-SURANG SASUAI JO KAMAMPUANNYO SURANG, JAN
SAMPAI BACAKAK SOAL HARATO PUSAKO NAN SALAMO KO BANYAK
BANA AMBO CALIAK DI NAGARI KITO.
>
5. Dan jika ini nan dilakukan, apakah ini tidak
> bertentangan pula dengan ajaran Agam Islam ?, karena
> kita telah merobah niat seseorang, yaitu niat
> pemeberian kepada kemanakan bukan kepada anak, dan
> itu berlaku secara umum di Minangkbau.
> JAWAB; CALIAK JAWAB AMBO DI ATEH. CIEK PARTANYOAN
AMBO, BAA MAKO ADAT MINANG KO MAANAKTIRIKAN ANAK
KANDUANG DAN MAANAKAMEHKAN KAMANAKAN. APO YO ITU NAN
DIAJAKAN ISLAM. APO INDAK ANEH KO, ANGKU ? APO ANGKU
SANDIRI JUO MAANAKTIRIKAN ANAK KANDUANG ANGKU ?
>
6. Apakah menuruik ajaran Agamo Islam, kita ber hak
> untuk merobah niat seseorang ?
> JAWAB; KARANO IKO SOAL HARATO PUSAKO JUO, CALIAK
JAWAB AMBO DI ATEH. AMBO SARAHKAN JAWABAN KO KA NAN
AHLI UGAMO ISLAM.
>
>7. Apokoh ado pihak keluarga “Batik�€� nan
maraso
> dirugikan dan kemudian mereka manuntuik dengan
> memintak hak atau bagian atas harato pusako tinggitu
>JAWAB; IKO JUO SOAL HARATO PUSAKO, CALIAK JAWAB AMBO
DI ATEH.
> >
> 8. Dan kalau ado, baa caronyo, dan kama jalurnyo ?
> JAWAB: SAKALI LAI IKO SOAL HARATO PUSAKO, CALIAK
JAWAB AMBO SABALUNNYO.
>
>9. Pak Saaf mangatokan bahwa kaum perempuan tidak
> dilibatkan dalam setiap hal, baik dalam sengketa
> harato pusako atau dalam musyawarah-musyawarah adat.
> Apakah bapak lupo ?, bahwa ayahda Bapak sendiri,
> dikalahkan oleh adek perempuannya nan bernamo
> Nahimah. Ini jaleh bahwa kebenaranlah nan tagak
> bukan kekuatan.
JAWAB: BATANYO AMBO CIEK, LAI ADO BUNDO KANDUANG
DIAJAK RAPEK DALAM RAPEK-RAPEK ADAT? ATAU DIBAO LALU
SAJO ? NAK JALEH BANA, TOLONG ANGKU HUBUNGI DUO
PANALITI MASALAH PADUSI DI MINANG: DRA SRI SETYAWATI,
DOSEN UNAND, DAN LUSI HERLINA, KINI ANGGOTA PARWAKILAN
KOMNAS HAM SUMBAR.
MANGANAI KALAHNYO AYAH AMBO DI PENGADILAN NAGARI
PADANG PANDANG, IKO AGAK ANEH, KARANO BALIAU
MAMPARTAHANKAN SAWAH WAKAF NAN ALAH BALIAU AGIAHKAN KA
TIGO MUSAJIK DI PADANG PANJANG, TAPI KUDIAN
DISERTIFIKATKAN DEK WAN BASYIR ST KABASARAN, KAMANAKAN
ATAU ANAK ADIAK BALIAU NAIMAH. PAKARO IKO INDAK
DIANGKEK DEK ADIAK BALIAU NAIMAH DOH, TAPI DEK CUCU
NAIMAH NAN BANAMO RINI, BASUAMIKAN SURANG PANGACARA
URANG BANTEN. PANGACARA IKOLAH IKOLAH NAN BAMAIN DI
PENGADILAN PADANGPANJANG. JADI BUKAN 'KARANO KABANARAN
NAN TAGAK BUKAN KAKUATAN' SAPARATI DUGAAN ANGKU. KAMI
ANAK-ANAK AYAHANDA H BAHAROEDIN THAIB SUETAN SAIDI
SAMO SAKALI INDAK SATO DAN SAMO SAKALI INDAK BAMINAT
DALAM BAPAKARO SOAL PUSAKO TU. ITU ANTARO LAIN NAN
MANYABABKAN KAMI PATAH SALERO MAMBICAROKAN SOAL HARATO
PUSAKO KO. STERIL DAN INDAK PRODUKTIF. LABIAH RANCAK
HARATO TU DICARI SURANG, INSYA ALLAH KAMI LAI
BARASAKI, WALAU INDAK BANYAK BANA.
>
>10. Menuruik nan ambo ketahui, bahwa secara
> keseluruhan masyarakat Minangkabau mimiliki harato
> pusako tinggi yang dikatakan sebagai harto bajalan
> atau arato miliak basamo dalam satu paruik atau
> kaum, buliah diambil hasinyo oleh kamanakan nan
> padusi tetapi indak buliak dimiliki.
>
> Pado saat kini harotu kito liek ado duo
> manfaatnyo; pertamu sebagai wadah untuak bakumpua
> atau basatu seluruh keluarga nan saparuik. Nan kaduo
> sebagai arato cadangan jikok ado donsanak kamanakan
> kito nan barado dirantau, kehidupan agak susah atau
> laki mati hiduik marando kamalah badan kabagantung,
> inyo ado tampek babaliak, yaitu harato pusako
> tinggi. Baliaklah kakampung dan tinggalah di rumah
> gadang dan ambiak hasil harato pusakotu. Namun
> kalualah tabuka pulo kesempatan baik pai pulolah
> marantau.
JAWAB; AMBO INDAK BAKABARATAN DAN BASYUKUR KALAU
HARATO PUSAKO TINGGI TU MASIH ADO DAN DIMANFAATKAN
SASUAI JO MUKASUIKNYO. UNTUAK MANJAMIN HAL ITU AMBO
SARANKAN SUPAYO DIBUEK BANA BADAN HUKUM SAPARATI
YAYASAN, KARANO SALAIN ADO NINIAK MAMAK NAN ELOK --
SARUPO ANGKU AZMI DT BAGINDO -- KAN ADO JUO NINIAK
MAMAK NAN MAMANTIANGKAN DIRINYO SURANG.
UNTUAK MANGATAHUI SACARO LANGKOK, BAIAKNYO KITO ADOKAN
INVENTARISASI HARATO PUSAKO IKO DI SALURUAH
MINANGKABAU. KALAU MASIH BANYAK NAN ADO,
ALHAMDULLILLAH. AMBO KHAWATIR KOK NAN BANYAK ALAH JADI
PEPESAN KOSONG SAJO, SARUPO NAN AMBO DANGA LANGSUANG
DARI KETUA LKAAM PASAMAN, SAWAKATU AMBO BAKUNJUANG KA
SITU.
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
Satuju panuah, mari kto mulai.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
____________________________________________________________________________________
Be a PS3 game guru.
Get your game face on with the latest PS3 news and previews at Yahoo! Games.
http://videogames.yahoo.com/platform?platform=120121
Wassalamualaikum w.w. Angku Azmi Dt Bagindo,
Tarimo kasih ateh patanyaan Angku, ambo mancubo
manjawab langsuang di bawah partanyaan Angku. Supayo
mudah, ambo tulih jo huruf gadang.
Manarik paratian ambo, bahaso dari sapuluah partanyaan
Angku, hanyo tigo nan manyangkuik hubungan
kakarabatan, dan tujuah tantang harato pusako.
Imbangan minat Angku iko manunjuakkan bahaso dalam
adat kito harato memang labiah penting dari urang.
Untuak mamaliharo harato pusako -- nan pasti indak ka
banyak bana di daerah Sumatera Barat nan balahan
sampik tu -- mako kito mambuang urang nan batali
darah. Apo akibatnyo ? Kalau urang lain tambah lamo
tambah kambang, kito urang Minang ko makin lamo makin
ciut.
Wassalam,
Saafroedin Bahar.
--- azmi abu kasim azmi abu kasim
wrote:
>
> Assalamu’alaikum.w.w
>
> Angku Niniak Mamak, Angku Alim Ulama Angku Cadiak
> pandai, nan ambo hormati sarato dunsanak2 dima sajo
barado
>
> Sato Ambo Saketek, malihek perdebatan yang
> berkembang di milis nangko, yaitu diawali tentang
> “Visi Minangkabau 2020�€� dan Matrilinalnya
> Plusnya pak Saaf. Ambo ingin batanyo kepada Pak
> Saaf sebagai yang memulai mangatangahkan persoalan,
> pak Saaf kan sudah mamulai dari buku yang berjudul
> “Masih Ada Haparan�€� pertanyaan ambo
>7. Apokoh ado pihak keluarga “Batik�€� nan
Angku Dt Bandaro yam,...
Sacaro prisnsip ambo setuju dengan DAMI,
Tetapi dalam konteks thread iko , kito masih mambahas tantang ULAYAT LAMO
dan Angku Dt. katokan dlm KONSEP HAK ULAYAT dimana di Minangkabau saat ini
alah amburadul.
Nah bagaimana kalau yang amburadul itu di BERES kan dulu ?
Wassalam
Z Chaniago - Palai Rinuak - Kaganti sawah jo ladang
======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================
>From: chaidir latief <chaidir...@yahoo.com>
>
>ass ww
>Masalah hak Ulayat di Minangkabau alah amburadul Ado yang alah di Hak
>Milikkan dan dperjual belikan dll Karano itu yang dipermasalahkan kini
>KONSEP HAK ULAYAT itu sendiri sebagai harta bersama Apakah ini DILARANG
>oleh Agama Islam Bagaimana posisi Harta kerajaan di Saudi Arabia dan
>negara negara Arab Apakah Agama Islam melarang adanya harta bersama ( yang
>oleh para akhli seperti de Joselin de Jong menamakan nya sebagai Social
>Comunity Fund )
>Ini yang hendak dibenahi dengan DANA ABADI berupa Hak Ulayat baru
>Chaidir N Latief
_________________________________________________________________
Get a FREE Web site, company branded e-mail and more from Microsoft Office
Live! http://clk.atdmt.com/MRT/go/mcrssaub0050001411mrt/direct/01/
Rang lapau kasadonyo,
Kalau ambo mancaliak namo rang Minang ko sangaik dinamis, dan ado asal
usulnyo biasonyo, misalnyo kalau ayahnyo Kasni mako anak padusinyo bisa
Kasnidar, ado pulo nan maikuik sajarah, misalnyo, anak-anak nan laie
antaro taun 59 - 60 banyak nan punyo namo dari turunan PRRI, sarupo ambo
misalnyo diagiah namo "perry" dan samaso sikola smp di ndonguang sakalas
kami batgo pakai namo tu, ado jon perri, ado pulo perienda. Dan
akhie-akhie ko malah samakin dinamis. Di kampuang ambo di mudiek ten, ado
nan lah banamo Dicky Suprapto dan Endang gai.
Jadi awak sabananyo di minangko maagiah namo yo ndak khas doh,
kalamahannyo sulik manokok ("menebak") asal kampuangnyo, balain jo
dunsanak awak dari jawa.
Yu itulah kakayaan kampaung awak .
wasalam
perry imam sati
(48 th labiah stek)
> Waalaikumsalam w.w. Dunsanak Darius N,
>
> Kalau maambiak dari namo-namo islami, itu kan namo Minang juo. Jadi kito
> indak babeda pandapek doh tumah. Kan indak mesti namo Minang itu
> saparati Puti Linduang Bulan, Sabai nan Aluih, atau si Mangkutak sajo.
> Banyak pilihan.
>
> Cuma mau indak mau ambo mambandiangkan namo-namo urang awak, jo namo
> dunsanak-dunsaak kito urang Indonesia lain, nan agak mudah kito manakok
> daerah asa urang nan basangkutan. Tipak di kito yo paralu ditanyo dulu.
>
> Wassalam,
> Saafroedin Bahar.
> Assalamu'alaikum.w.w
>
Wa'alaykumus salaam warahmatullahi wabarakaatuh,
> 3. Apakah kita nan ado sekarang, mengetahui siapa anak dari mamak atau
> niniak moyang pengarap terdahulu ?, Karen jika mau jujur dialah, anak yang
> berhak, itupun batantangan juo dengan niat si pemberi, karena bukan untuak
> anak.
...
> Dan jika ini nan dilakukan, apakah ini tidak bertentangan pula dengan ajaran
> Agam Islam ?, karena kita telah merobah niat seseorang, yaitu niat
> pemeberian kepada kemanakan bukan kepada anak, dan itu berlaku secara umum
> di Minangkbau.
> 6. Apakah menuruik ajaran Agamo Islam, kita ber hak untuk merobah niat
> seseorang ?. Dan orang itupun sudah tidak ada.
>
Sebelumnya perlu diperjelas bahwa jika yang dibicarakan adalah masalah
waris maka pihak pemilik harta yang dibicarakan telah meninggal dunia.
Oleh karena itu, masalahnya berbeda dengan hadiah. Kalau hadiah secara
umum boleh-boleh saja seseorang menghadiahkan atau mensedekahkan
hartanya walaupun dalam Islam ada beberapa ketentuan misalnya:
- jangan sampai memberi hadiah ke anak secara tidak adil. Seorang
shahabat pernah menghadiahkan sebuah kebun ke salah satu anaknya lalu
ditanya Rasulullah apakah anaknya yang lain juga dapat. Ketika dijawab
tidak maka Rasulullah menyuruh agar kebun itu diambil lagi oleh si
bapak (maaf saya lupa redaksi lengkapnya, CMIIW).
- jangan sampai menelantarkan keluarga setelahnya karena bapak punya
kewajiban memberi nafkah kepada istri dan anaknya.
Yang lebih cocok dengan masalah ini adalah wasiat. Dalam Islam pun
wasiat dibatasi maksimal sepertiga.
Ketika Rasulullah menjenguk Sa'ad bin Abi Waqqas, Sa'ad bertanya:
"Wahai, Rasulullah! Saya orang yang banyak harta, sementara saya tidak
punya ahli waris kecuali seorang anak perempuan. Bolehkah saya
berwasiat dengan dua pertiga hartaku?" Beliau bersabda,"Jangan!" Sa'ad
bertanya,"Dengan setengah hartaku?" Beliau bersabda,"Jangan!" Sa'ad
bertanya,"Dengan sepertiga hartaku?" Beliau bersabda,"Boleh dengan
sepertiga, dan sepertiga itu sudah banyak," Kemudian Rasulullah
bersabda,
"Sesungguhnya, bila kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan
berkecukupan lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam
kekurangan, menjadi beban orang lain. Dan sungguh tidaklah kamu
memberi nafkah, kecuali menjadi sedekah buatmu hingga satu suapan yang
kamu berikan kepada isterimu." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Jadi memang dalam Islam penggunaan dan penyaluran harta tidak
diserahkan sepenuhnya pada niat pemiliknya.
Juga jika dikatakan bahwa niat pemilik tidak dapat diubah, bagaimana
jika pemegang hak pusaka tinggi sekarang mewasiatkannya tidak sesuai
aturan adat? Apakah akan diterima dengan alasan mengikuti niat
pemberi? Saya rasa tidak begitu kan.
Allah Tabaraka wa Ta'ala berfirman (yang artinya):
"Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapak dan
kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta
peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut
bahagian yang telah ditetapkan." (QS. an-Nisaa' 4:7)
Allahu Ta'ala a'lam.
Ambo ikuik basyukur bahaso di pasukuan Ananda indak
ado masalah kekerabatan jo hak waris nan sacaro umum
manjadi soal pado tingkek Minangkabau, tautamo kalau
kito telaah dari segi kaidah dan limbagonyo. Banyak
nan
alun pas bana antaro adat jo syarak.
Sapanjang pangatahuan ambo, pangaturan tentang yayasan
dalam Undang-undang Tantang Yayasan nan baru, mungkin
tapek digunokan sebagai wadah untuak [tanah] ulayat
sabagai harato pusako tinggi.Panguruih Yayasan tadiri
dari Badan Pendiri, Badan Pengurus, dan Badan
Pengawas, dan rasonyo aman dari kamungkinan
panyalahgunoan. Di dalam tigo jinih badan ko bisa
diagiah peran untuk para bindo kanduang jo niniak
mamak.
Ambo indak bakabaratan kalau gagasan ambo ko dibahas
labiah dalam dek para ahli hukum basamo jo para niniak
mamak. Saran ambo ko ambo ajukan untuak amannyo harato
pusako tinggi tu, untuak digunokan dek buah
paruik,kaum, atau suku.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
> > “Visi Minangkabau 2020�€� dan
> Matrilinalnya
> > Plusnya pak Saaf. Ambo ingin batanyo kepada Pak
> > Saaf sebagai yang memulai mangatangahkan
> persoalan,
> > pak Saaf kan sudah mamulai dari buku yang
> berjudul
> > “Masih Ada Haparan�€� pertanyaan ambo
> >7. Apokoh ado pihak keluarga “Batik�€�
> nan
> maraso
> > dirugikan dan kemudian mereka manuntuik dengan
> > memintak hak atau bagian atas harato pusako
> tinggitu
>
> >JAWAB; IKO JUO SOAL HARATO PUSAKO, CALIAK JAWAB
> AMBO
> DI ATEH.
> > >
> > 8. Dan kalau ado, baa caronyo, dan kama jalurnyo
> ?
>
> > JAWAB: SAKALI LAI IKO SOAL HARATO PUSAKO, CALIAK
> JAWAB AMBO SABALUNNYO.
> >
> >9. Pak Saaf mangatokan bahwa kaum perempuan tidak
>
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
Finding fabulous fares is fun.
Let Yahoo! FareChase search your favorite travel sites to find flight and hotel bargains.
Salamaik kapado Pak Syafrinal ateh panugasan baliau di Jeddah, semoga
sukses, amiin.
Insya Allah, ambo jo keluarga tanggal 29/3 s/d 5/4 ado di Jeddah,
Medinah jo Makkah, ambo akan maraso bersyukur bana kalau sempat
basilaturrahim jo rang awak di sinan.
HP Ambo 0816373321
Terimakasih,
Wassalam,
Elthaf
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of mul...@pusri.co.id
Sent: Sunday, March 25, 2007 5:12 PM
To: Rant...@googlegroups.com
Cc: ssya...@yahoo.com
Subject: [R@ntau-Net] Re: Ado nan tingga di Jeddah KSA?
Ass,wr,wb.
Kalau catatan nan ado diambo HP Ridwan Mahmud adolah +966 504 383 151 Ambo
pernah basobok jo beliau bahkan dibao bajalan-jalan di kota Jeddah pado
wakatu malam hari saat ambo pai naiak haji tahun 2004 nan lalu.
Salamaik batugeh di Jeddah ka dunsanak Syafrinal Syarien, mudah2an
beliau Ridwan Mahmud lai mambaco email nangko.
Wassalam,
HM Dt.Marah Bangso (50-)
>
> Tarimokasih banyak utk infonyo.
> ambo ka batugeh di Jeddah bulan april bisuak.
> Jadi kok ado perkumpulan minang saiyo khan bisa pulo ambo dapek kawan
> maota di sinan.
>
> --- Zulharbi Salim wrote:
>>
>> Wassalamu'alaikum,
>> Rang sanak kito Ketua Minang Saiyo dan RN Ridwan Mahmud HP
>> +966504383151 ZS Mangkuto
>>
>> ----- Original Message -----
>> From: "Syafrinal Syarien"
>> To:
>> Sent: Friday, March 23, 2007 1:35 PM
>> Subject: [R@ntau-Net] Ado nan tingga di Jeddah KSA?
>> >
>> > Ado anggota Rantaunet nan kini tinggal di Jeddah
>> KSA?
>> > Kalau ado tolong dijapri sen ka ambo...
>> >
>> > wassalam
>> > Sy Syarien
JAWAB: KALAU ANGKU PARATIKAN BAIAK-BAIAK SAGALO TULISAN
AMBO, NAN AMBO PARJUANGKAN SEDERHANA SAJO, YAITU KOK IYO
KITO MANGAKU BAUGAMO ISLAM, LAKSANAKANLAH AJARAN ISLAM TU
SACARO PANUAH, TAMASUAK HUKUM KAKARABATAN DAN HUKUM
WARIHNYO. DALAM HUBUANGAN IKO AMBO MANUNJUAK KAPADO APO
NAN DISABUIK SABAGAI "PIAGAM BUKIK MARAPALAM" NAN KABANYO
DIADOKAN SASUDAH PARANG PADERI 1803-1837. DALAM WACANA DI
RANTAUNET IKO, JALEH BANA ADO KABARATAN SABAGIAN KITO
TARADOK HUKUM KEKERABATAN ISLAM JO HUKUM WARIH ISLAM TU,
SAHINGGO BALIAU-BALIAU NAN BAKABARATAN TU AMBO SABUIK
SABAGAI 'MANARIMO ABS SBK TAPI MINUS HUKUM KEKERABATAN JO
HUKUM WARIS ISLAM.'
> Seperti yang bapak ditulis dalam buku Bapak "Masih Ada Harapan" cuplikannyo adolah
> sbb :
>
> Secara pribadi penulis sangat merasa risau dengan ajaran pikih yang
> menyatakan bahwa seorang anak perempuan hanya mempuynyai hak warisan separo
> dari hak anak laki-laki. Sebabnya ialah karena sebagian anak-anak penulis
> adalah perempuan, dan mereka ini dalam segala hal tidak kurang dengan
> saudara-saudaranya yang laki-laki. Penulis sangat yakin bahwa ajaran tentang
> warisan yang menyatakan bahwa anak perempuan hanya mendapat separo dari
> perolehan anak laki-laki tersebut bukan merupakan esensi ajaran islam,
> sehingga melalui ijtihat para alim ulama mestinya bisa disesuai kan dengan
> tuntutan zaman. ( MAH Hlm. 41 – nomor 62 )
>
Terus terang saya sangat terkejut membaca nukilan tersebut yang secara
jelas menunjukkan keberatan terhadap aturan Islam yang sangat-sangat
jelas. Allah 'Azzw wa Jalla berfirman (yang artinya):
"Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian
dua orang anak perempuan;
.....
(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di
antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana." (QS. an-Nisaa' 4:11)
Pendapat tersebut berimplikasi bahwa aturan waris Islam tidak adil
sehingga perlu diubah. Padahal Allah Ta'ala berfirman (yang artinya):
"Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"
(QS. al-Maa-idah 5:50)
Juga berimplikasi bahwa Rasulullah, para shahabat beliau, para tabi'in
dan para tabi'ut tabi'in yang dikatakan Rasulullah sebagai
generasi-generasi terbaik tidak paham esensi ajaran Islam sehingga
tetap memberlakukan pembagian bagian anak perempuan separuh bagian
anak laki-laki. Semoga Allah menjauhkan kita dari pemahaman seperti
itu.
Paratamo ambo sanang bana mangatahui bahaso Angku alah
mampalajari buku ambo "Masih Ado Harapan" sacaro
taliti, khususnyo tantang: 1) kritik ambo tantang
diskriminasi manusia untuak kapantingan harato pusako
dalam sistem kekerabatan matrilineal , dan 2) maagiah
komentar soal sikap ambo tantang diskriminasi warisan
antaro anak laki-laki dan anak padusi dalam Islam
[dan manggunokan kutipannyo untuak 'mambae
ambo',he,he].
Baiaklah. Saparati ambo tulih dahulu, nan jadi
paratian ambo nan utamo ambo adolah hukum kekerabatan,
karano iko manyangkuik masalah hubungan darah, sadang
kasan ambo paratian Angku labiah banyak ka soal harato
pusako, nan indak banyak manjadi minat ambo. Sikap
ambo tantang anak padusi tatap saparati nan ambo tulis
dalam buku MAH tahun 2004 itu. Ambo indak ka paranah
mambedakan antaro anak padusi jo anak laki-laki ambo
doh.
Sarupo jawaban ambo nan paratamo, jawaban lanjutan
ambo kini ambo sisipkan di salo-salo partanyaan Angku
di bawah ko.
Kini, lai buliah ambo batanyo pulo kabakeh Angku ?
Tolong Angku jawab pulo sacaro langsuang di bawah
partanyaan ambo ko.
1. Manuruik Angku, ma nan labiah penting: manusia atau
harato?
2. Apo iyo bana padusi diharagoi tinggi dalam sistem
kekerabatan matrilineal salamo ko, atau hanyo
dijadikan sakadar manjadi rujukan untuak mambuek ranji
sajo ?
3. Apo Angku Azmi Dt Bagindo mampraktekkan
diskriminasi antaro anak Angku nan padusi taradok anak
Angku nan laki-laki?
4. Baa mako para panghulu indak panah maajak para
Bundo Kanduang barundiang dalam rapek-rapek adat ?
Kan alah ado nan bapandidikan tinggi, tamasuak nan
bagala Prof, Dr ?
5. Baa pandapek Angku tantang panghulu nan indak
malaksanakan kawajibannyo sacaro baiak, antaro lain
nan banyak manggadai dan manjua harato pusako, dan
bukan manyalasai tapi malah mambao parakaro harato
pusako ko ka pangadilan, saparati dikaji dek baitu
banyak panaliti?
6. Lai satuju Angku kalau para panghulu nan indak
malaksanakan tugasnyo itu di-'lengser' sajo?
7. Lai satuju Angku kalau kito adokan angket untuak
mananyokan panilaian para bundo kanduang dan para
kamanakan taradok kapamimpinan para niniak mamaknyo
masiang-masing?
8. Kalau iyo sistem kakarabatan matrilineal salamo ko
sabana manghormati kaum ibu, baa mako banyak bana
protes dari para bundo kanduang nan terpelajar
taradok diskriminasi taradok padusi di Minangkabau ?
9. Manunjuak rintisan Dunsanak Drs Firdaus Oemar Dt
Maradjo, apo Angko ado mampunyai catatan langkok anak
kamanakan dan harato pusako kaum Angku ?
10. Karano Angku bamukim di Jakarta, baa caro Angku
malaksanakan tugas Angku sabagai panghulu di Ranah ?
Tarimo kasih.
Wassalam,
Saafroedin Bahar.
--- azmi abu kasim azmi abu kasim
<azmi_libr...@yahoo.co.id> wrote:
JAWAB ; MEMANG BANA.
> 2. Jika benar, kenapa Bapak masih
> mempertanyakan dan sangat risau, tentang aturan
> agama Islam tentang hokum warih, yang sudah
> jelas-jelas merupakan aturan yang sudah baku dan
> tidak dapat ditawar-tawar ?.
JAWAB: KINI ANGKU INDAK LAI BAKOMENTAR TANTANG ADAT
MINANGKABAU, TAPI TANTANG UGAMO ISLAM. ALHAMDULILLAH.
ALASAN AMBO ADOLAH KARANO AMBO MANCINTAI SALURUAH
ANAK-ANAK AMBO DAN INDAK INGIN MANDISIKRIMINASI
ANAK-ANAK AMBO NAN SATU TARADOK ANAK AMBO NAN LAIN.
SALAIN ITU JAN LUPO ANGKU AZMI DT BAGINDO BAHASO
AJARAN UGAMO KITO MANAMPEKKAN MANUSIA PADO TAMPEK NAN
TINGGI SABAGAI "KHALIFATULLAH FI'L ARDHI".
ADO CIEK LAI, DALAM KALUARGA AMBO, AMBO TUNDA DAHULU
MASALAH PAMBAGIAN HARATO WARISAN AMBO NAN INDAK PULO
BANYAK BANA KO. AMBO INGIN BARAJA DULU BAA CARO PARA
ULAMA MINANG MANYALASAIKAN MASALAH KO. KABATULAN AMBO
HADIR WAKATU BUYA HAMKA MANINGGA DI RUMAH BALIAU DI
KABAYORAN BARU, DAN MANDANGA KAPUTUSAN KALUARGA BALIAU
TANTANG HARATO WARISAN KO. SAMANTARO KO AMBO DORONG
MEREKA UNTUK MANCARI NAFKAH SAKUAIK-KUAIKNYO, DAN JAN
BACAKAK SOAL HARATO WARISAN NAN MANJADI 'PINYAKIK
MANAHUN URANG MINANG'.
> 3. Apakah manuruik Bapak Sistem Kekarabatan
> Matrilineal itu, apa bertentangan dengan ajaran
> Agamo Islam ?.
JAWAB: IYO.
> 4. Dima latak pertentangannyo ?. mohon
> penjelasan bapak.
>
JAWAB: PARATAMO AMBO MANUNJUAK ALASAN NAN ALAH LAMO
DIAJUKAN DEK SYEKH AKHMAD KHATIB AL MINANGKABAUWI,
BUYA HAMKA, DAN BAITU BANYAK PANGARANG MINANGKABAU
DARI ALIRAN PUJANGGA BARU SAISUAK. INDAK KA AMBO ULANG
DI SIKO.
KADUO, DALAM MANYUSUN RANJI NAN MANCATAT NAMO-NAMO
URANG NAN BATALI DARAH, RANJI SISTEM KEKERABATAN
MATRILINEAL INDAK MAMASUAKKAN NAMO-NAMO DARI KATURUNAN
ANAK LAKI-LAKI, SASUAI JO AJARAN ISLAM TANTANG NASAB.
SAKADAR CATATAN, KOK DIPAIYOBANAKAN BANA, IKO BISA
MANJADI MASALAH HUKUM PIDANA. ANGKU BACOLAH PASAL 277
AYAT 1 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA.
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
TV dinner still cooling?
Check out "Tonight's Picks" on Yahoo! TV.
http://tv.yahoo.com/
Memperhatikan pandangan-pandangan Ananda yang sangat
harfiah selama ini tentang agama Islam -- yang dalam
ilmu hukum lazimnya disebut sebagai aliran
positivistik atau aliran legalistik -- saya bisa
mengerti mengapa Ananda merasa terkejut dengan sikap
saya yang tidak ingin mendiskriminasi anak perempuan
dari anak laki-laki. Apalagi alasan Ananda cukup kuat
karena didasarkan pada ayat Al-Quran, kitab suci kita
semua.
Seperti saya jelaskan dahulu, saya bukan ahli adat dan
bukan ahli agama. Tiga tahun yang lalu saya
menyampaikan secara terbuka bahwa hati nurani saya --
yang tentunya merupakan anugerah Allah swt kepada saya
sebagai makhlukNya -- belum bisa menerima
diskriminasi perempuan terhadap laki-laki itu.
Adapun implikasi yang Ananda sebutkan itu dalam
pandangan saya adalah tafsiran pribadi Ananda sendiri,
yang tidak -- atau belum -- dapat saya setujui. Dan
belum tentu juga disepakati oleh para ahli fiqh
lainnya.
Bersamaan dengan itu, tolong Ananda jelaskan 'asbabun
nuzul' dari ayat-ayat harta warisan tersebut dan
bagaimana caranya mengakomodasi pemahaman kita
sekarang ini tentang kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan. Apakah turunnya ayat-ayat warisan tersebut
tidak merupakan refleksi dari kondisi Tanah Arab pada
saat itu ? Apakah ada ahli fiqh -- entah di mana --
yang juga terganggu hati nuraninya terhadap
diskriminasi ini dan berusaha menyusun tafsiran yang
lebih menghormati perempuan?
Sekali lagi, dalam pandangan saya posisi manusia
sebagai 'khalifatullah fi'l ardhi' jauh lebih tinggi
dari sekedar masalah harta warisan. Saya tidak akan
pernah menzalimi anak perempuan saya yang adalah darah
daging saya sendiri. Bahwa kaidah itu tercantum
langsung dalam Al Quran memang menjadi pikiran saya.
Tentu pada taraf terakhir hal ini akan menjadi masalah
iman kita masing-masing, yang akan kita
pertanggungjawabkan kelak di hadhirat Allah s.w.t.
Kalau sekiranya pemahaman saya salah, Ananda tidak
akan dimintai pertanggungjawaban, kan ? Namun
pandangan Ananda dapat saya terima sebagai masukan.
Saya masih ingin mendengar penjelasan dari para ahli
fiqh lainnya yang lebih 'enlightened'.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
> Assalamu’alaikum.w.w
>
> Angku Niniak Mamak, Angku Alim Ulama Angku Cadiak pandai,
> sarato dunsanak2 dima sajo barado nan ambo hormati.
>
> Sato Ambo Saketek, ambo tatarik ateh pembicaran nan
> berkembang, yaitu nan diawali tentang “Visi Minangkabau
> 2020” dan Matrilinial Plus, nya pak Saaf. Ambo ingin
> batanyo kepada Pak Saaf sebagai nan memulai mangatangahkan
> persoalan, pak Saaf kan sudah mamulai dari buku yang
> berjudul “Masih Ada Haparan” pertanyaan ambo adolah :
>
>
> Apo sabananyo nan manjadi alasan Bapak untuak
> memperjuangkan perobahan nan sangat mandasar tehadap
> aturan Adat Minangkabau, yaitu berusaha untuak maadokan
> perobahan terhadap sitem Kekerabatan Matrinial dan sitem
> pewarisan Harato pusako Tinggi di Minangkabau ?. dengan
> mangatokan (ABS-ABK) minus hukum kekerabatan dan hukum
> waris. Apakah menurut Bapak, perobahan nan dimungkasuik
> merobah cara pewarisan harta pusako tinggi sesuai dengan
> aturan Agama Islam ?.
> 3. Apakah kita nan ado sekarang, mengetahui siapa anak
> dari mamak atau niniak moyang pengarap terdahulu ?,
> Karen jika mau jujur dialah, anak yang berhak, itupun
> batantangan juo dengan niat si pemberi, karena bukan
> untuak anak.
>
>
> Atau menurut Bapak suluruh hartatu dibagi-bagikan kepada
> anak-anak dari pihak kaum laki-laki di Minangkabau ?.
>
> Dan jika ini nan dilakukan, apakah ini tidak bertentangan
> pula dengan ajaran Agam Islam ?, karena kita telah merobah
> niat seseorang, yaitu niat pemeberian kepada kemanakan
> bukan kepada anak, dan itu berlaku secara umum di
> Minangkbau.
> 6. Apakah menuruik ajaran Agamo Islam, kita ber hak
> untuk merobah niat seseorang ?. Dan orang itupun
> sudah tidak ada.
>
>
> Apokoh ado pihak keluarga “Batik” nan maraso dirugikan
> dan kemudian mereka manuntuik dengan memintak hak atau
> bagian atas harato pusako tinggitu ?.
>
> Dan kalau ado, baa caronyo, dan kama jalurnyo ?
> 9. Pak Saaf mangatokan bahwa kaum perempuan tidak
> dilibatkan dalam setiap hal, baik dalam sengketa
> harato pusako tinggi atau dalam musyawarah-musyawarah
> adat. Apakah bapak lupo ?, bahwa ayahda Bapak sendiri,
> dikalahkan oleh adek perempuannyo nan bernamo Nahimah.
> Ini jaleh bahwa kebenaranlah nan tagak bukan kekuatan.
>
> Menuruik nan ambo ketahui, bahwa secara keseluruhan
> masyarakat Minangkabau mimiliki harato pusako tinggi yang
> dikatakan sebagai harto bajalan atau arato miliak basamo
> dalam satu paruik atau kaum, buliah diambil hasinyo oleh
> kamanakan nan padusi tetapi indak buliak dimiliki.
>
> Pado saat kini harotu kito liek ado duo manfaatnyo; pertamu
> sebagai wadah untuak bakumpua atau basatu seluruh keluarga
> nan saparuik. Nan kaduo sebagai arato cadangan jikok ado
> donsanak kamanakan kito nan barado dirantau, kehidupan agak
> susah atau laki mati hiduik marando kamalah badan
> kabagantung, inyo ado tampek babaliak, yaitu harato pusako
> tinggi. Baliaklah kakampung, dan tinggalah di rumah gadang
> dan ambiak hasil harato pusakotu. Namun kalaulah tabuka
> pulo kesempatan baik, pai pulolah marantau. Sakitu sajo
> dulu pak Saaf ambo ambo mohon maaf dan ambo tunggu jawaban
> bapak terima kasih.
>
> Wassalam,
>
> Azmi Dt.Bagindo
>
>
>>
___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
Syukur Alhamdulillah jiko harato pusako tinggi memang
lai digunokan sasuai jo mukasuiknyo. Untuak mangatahui
sampai dima hal itu talaksana dalam kanyataan, mungkin
paralu kito adokan inventarisasi baa kaadaan aktualnyo
kini.
Sekedar klarifikasi, ambo indak mampasoalkan harato
pusako tinggi atau harato pusako randah. Nan ambo
pasoalkan adolah hubungan darah dan diskiriminasi
antaro padusi dan laki-laki dalam adat kito.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- hay...@indo.net.id wrote:
____________________________________________________________________________________
It's here! Your new message!
Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
http://tools.search.yahoo.com/toolbar/features/mail/
Satuju panuah. Sasuai jo posting ambo tantang bantuan
pasca bencana untuak Sumatera Barat, basamo jo kawan
ambo Dr Imam Prasodjo, ambo ikuik mandorong bantuan ka
nagari awak itu dalam mungu-minggu mandatang.
Soal nan lain tantu bisa juo kito tangani. Sapuluah
partanyaan Angki Azmi Dt Bagindo -- tigo tantang
kakarabatan dan tujuah tantang harato pusako -- jo
kritik Ananda Dt Endang ka ambo, alah ambo jawab satu
demi satu.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
--- chaidir latief <chaidir...@yahoo.com> wrote:
=== message truncated ===
____________________________________________________________________________________
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
Waalaikumsalam w.w. Bundo,
Syukur Alhamdulillah jiko harato pusako tinggi memang
lai digunokan sasuai jo mukasuiknyo. Untuak mangatahui
sampai dima hal itu talaksana dalam kanyataan, mungkin
paralu kito adokan inventarisasi baa kaadaan aktualnyo
kini.
Sekedar klarifikasi, ambo indak mampasoalkan harato
pusako tinggi atau harato pusako randah. Nan ambo
pasoalkan adolah hubungan darah dan diskiriminasi
antaro padusi dan laki-laki dalam adat kito.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
Darius Nurdin
----- Original Message -----
From: <mul...@pusri.co.id>
To: <Rant...@googlegroups.com>
Cc: <so...@yahoogroups.com>
Sent: Friday, March 23, 2007 6:18 PM
Subject: [R@ntau-Net] Re: Bahaso Minang logat nagari kito
masiang-masiangdiInternet
>
> Waalaikum salam,wr,wb.
>
> Kakanda Darius Nurdin (dek karano labiah tuo ampek tahun dari ambo) nan
> ambo hormati, dan sidang palanta RN dan Solok kasadonyo, tak kenal mangko
> tak sayang, tak sayang mangko tak cinto, ruponyo lai sa Solok kito tumah.
> Dari segi umua tantu ambo ba uda atau ba kakanda ka Kkd Darius Nurdin.
>
> Kembali ka masalah namo, ambo diagiah namo dek rang gaek ambo "MULYADI"
> sebuah namo nan babaun kejawaan dan tidak pulo terlahir di kampuang
> (kampuang ambo Sulik Ayie - Solok). Ambo lahie di Kota Katupek Bangkahulu
> alias Bengkulen pado tgl 29 Maret 1957. Didalam perjalanan hiduik ambo,
> dek urang dikampuang maupun dirantau nan sakaum atau sasuku jo ambo nan
> sukunyo banamo "LIMO SINGKEK" didaulat untuak dijadikan pangulu atau
> pemangku adat di suku kami tersebut pado usia ambo baru tamaik sikolah di
> Fakultas Teknik USU Medan 23 tahun nan silam. Tapi dek karano ambo alun
> siap dan indak dapek restu dari amak ambo nan wakatu itu masih hiduik,
> mako permintaan tu ambo tulak sacaro haluih. Pado tahun 2002, pangulu kami
> nan manjabat maningga dunia, mako baliak kaum ambo tadi mamintak ka ambo
> untuak maisi jabatan tersebut. Kembali ambo tulak dengan alasan ambo ingin
> naiak haji dulu untuak mamantapkan hiduik, emosi dan spiritual ambo. Mako
> sasudah manjalankan ibadah haji diawal tahun 2004, permintaan kaum tadi
> ambo kabulkan dengan dinobatkannyo ambo manjadi pangulu di bulan November
> 2004 saminggu sasudah lebaran dengan gala Dt.MARAH BANGSO.
>
> Ambo bakarajo di PT.Pusri Palembang mulai dari tahun 1985 hinggo kini
> manjadi Inspektor Pabirik. Bini masih surang (biasonyo di kampuang, angku
> datuak punyo bini labiah dari surang), anak batigo, nan baduo sadang
> kuliah di Banduang dan Malaysia dan nan ketek masih SMP.
>
> Nah, itulah sebagai ka jawek nyo dek ambo tentang perkenalan Kkd Darius
> Nurdin sahinggo pergaulan kito di dunia maya ko indak sabateh komputer dan
> jari tangan sajo nan manari-nari ke key board komputer tapi bisa kito
> wujuikkan di dunia nyato. Kok ado niaik nak pulang ka kampuang malewati
> darek mambao oto sandiri malintasi Lintas Timur Sumatera (baeko ambo kirim
> via japri Sketsa Lintas Sumatera awal tahun 2007 nan ambo buek berdasar
> pengalaman ambo sendiri), singgahlah di dangau dinas kami di Jl.Durian
> No.2 Komplek Pusri Palembang.
>
> Wassalam,
> HM Dt.MB (hampia 50 th)
>
>
>> Assalmualikum WW.
>>
>> Bapak Dt.MB. nan Mulia.
>>
>> Darius Nurdin bukan nan palang salib di SCTV, mancaliek tampang urang
>> sakileh banyak salah alamaik. apolai kok pakai Asumsi kato rang kini.
>> tampang kayak batak agak sangar dan saketek Vocal .Vokal apo
>> fokalya.kiro2 baitulah. ambo pernah manjadi Instruktur Karyawan Texmaco
>> waktu ambo mamulai acaranyo, ambo baco Assalmualikum WW. tibo2 adon nan
>> Protes looh kok baco Assalamualikum. emang kenapa ???, orang bali kok
>> Assalmualikum. ambo balas jawab emangnya ngak orang Bali ngak boleh baca
>> Assalamualaikum. Jawabnya baru sakaliko kami mandanga urang bali boco
>> Assalmualikum. Sambie galak masam ambo mangajukan pertanyaan diforum.
>> Kalau Bapak2 nan lain tahu ndak kira2 saya asli dari mana ???. dengan
>> lantang ado nan manjawek Dari Aceh Pak. a a ah .. iko adolonan labieh
>> parah lai.
>> itulah akibeknyo kalau ba Asumsi.
>>
>> jadi..Tugeh ambo majalehkan ka Bapak2 Kasadonyo. untuek mamperkenalkan
>> diri baliek dilapauko. maklumlah lahlamo tabuang jawueh dibao Ombak
>> kasinan kamari lah sarupo sarampang anyuik tasangkuik dimano -mano.
>> Alahamdulillah kiniko lah dabanam 36 Tahun dijawa.ndak tabangkik lai doh
>> batang tarandam.
>>
>> Maklumlah Tak kenal mako tak tahu, tak tahu mako tak sayang, tak sayang
>> mako tak cinto.
>> Bapak Dt MB. ambo juo kiro2 kapatang ambo panggie mamak kini ambo pangie
>> Bapak. ambo maraso agak kasleo lidah. Mancaliek gala indak panteh ambo
>> panggie mamak.nak jaleh bialah Bp. Dt.MB. nan manjalehkan.
>>
>> Identitas ambo :
>>
>> Namo Asli : Darius Nurdin
>> Suku : Malayu Rumah Panjang (Cucu angku Gadang Bahan
>> Alahan Panjang)
>> Tampek Layie : Muaro Paneh (Solok)
>> Tgl Layie : 5 Maret 1953
>> Baladang di : PT.Astra Honda Motor Jakarta (32 Thn lah bajalan)
>> Agamo : lai alun batuka Masih Asli Islam (Indak ado bayang
>> salib do. nan ado Anti Salib)
>>
>> Ayah kanduang : Nurdin Rajo Nan Sati (gala paragieh Induek bako baliau)
>> gala asli Dt. Panghulu Basa
>> (suku Sikumbang asli Muaro Paneh.)
>> Ibu Kanduang : Nurani H.Tahib ( Keponaan Angku gadang bahan jo Angku
>> Johar Dt. Mudo Jo
>> St. Galomek Alahan Panjang).
>> Lah bagabuang jo rantau net dari Tahun 90 han, lupo ambo Tahunnyo, tapi
>> sampek hilang kontak labieh kurang 4 tahun.kini alah tasambuang baliek.
>>
>> Baitulah kironyo Bp. Dt.MB. Bak kecek urang awak bajalan lah sampai
>> katujuan balayie sampai kabateh nak duduek ambo lapeh angok sabanta. nak
>> ambo dangalo saluang jo dendang nan lain.
>> Bari maaf ambo bapak Dt. MB.
>>
>> Wassalmualikum WW.
>> Darius Nurdin.
>
>
>
> >
Saparati Bundo, ambo juo maraso bautang sabalun
salasainyo gagasan kito tantang pandidikan pra-nikah.
Sasudah ambo lengser di Komnas HAM bukan Agustus nanti
nanti, ambo ingin manaruihkan karajo gadang ko,
mungkin tatap maajak rekan-rekan kito nan masih
mangabdi di Komnas, ditambah Komnas Perlindungan Anak
Indonesia, BKKBN, Komnas Perempuan, dan mungkin juo
BKKBN dan Departemen Agamo.
Ambo sadar bana baa pentingnyo peranan keluarga,
apolagi peranan Ibu, dalam mandidik dan mambantuak
watak sarato pribadi anak, sahinggo sasungguahnyo
malalui persiapan pembentukan keluarga iko kito akan
ikuik mambantuak masyarakat Indonesia nan labiah
baiak. Masyarakat Minangkabau tantu marupkokanj bagian
dari masyarakat Indonesia nan kito cito-citokan itu.
Ambo mangamini parnyataan Bundo tantang kito sabagai
kalompok "WULAN". Kito kan hanyo tingga mampabanyak
ama jo ibadaik sajo, tamasuak bausaho manyampaikan
saran dan pandapek, kok lai ado gunonya untuak urang
banyak.
Wassalam,
Saafroedian Bahar
> ---------------------------------
> Be a PS3 game guru.
> Get your game face on with the latest PS3 news and
> previews at Yahoo! Games.
>
>
>
____________________________________________________________________________________
We won't tell. Get more on shows you hate to love
(and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list.