*PadangKini.com* | Rabu, 03/02/2010, 16:57 WIB
*PADANG--*Pantai Padang di Kota Padang merupakan tempat perdagangan
telur penyu terbesar dan paling terang-terangan di Indonesia, bahkan
mungkin juga di dunia. Padahal perdagangan telur penyu telah dilarang
undang-undang.
Hal itu dinyatakan Harfiandri Damanhuri, peneliti penyu dari Sea Turtle
Information Centre of Indonesia (Setia). Bahkan ia menyebut Pantai
Padang sebagai ‘Pasar Regional Telur Penyu'.
Menurut Harfiandri, penyu sudah ditetapkan oleh CITES appendix I
katagori hewan yang terancam. Penyu dan telurnya juga sudah dilarang
Undang-Undang No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya untuk dieksploitasi. Namun di Kota Padang perdagangan telur
penyu, bahkan dalam jumlah banyak, masih tetap bebas.
"Di tempat lain ada yang menjual telur penyu, tapi tidak banyak, paling
sekantong dua kantong, kalau di Pantai Padang sekitar 20 gerobang
berderet menjual telur penyu," katanya.
Ironisnya, tempat itu tak jauh dari kantor Dinas Perikanan dan Kelautan
Kota Padang. Selain itu, Sumatera Barat juga sudah ditetapkan salah satu
dari 15 provinsi di Indonesia sebagai kawasan konservasi penyu.
"Pemerintah daerah dan lembaga terkait kurang tegas, sudah ditetapkan
sebagai hewan yang dilindungi kok dibiarkan terus, tidak terlihat
serius, mestinya tempat itu dikontrol," katanya kepada PadangKini.com,
Rabu (3/2/2010).
Perdagangan telur penyu memang sudah lama berlangsung di Pantai Padang.
Setia mencatat perdagangan telur penyu yang disebut di Padang sebagai
�Talua Katuang' sudang berlangsung di sana sejak 1942, tiga tahun
sebelum Indonesia merdeka. Namun itu, katanya, bukan berarti legitimasi
untuk membiarkannya.
"Perdagangan telur penyu di Pantai Padang terlihat setiap tahun bukan
menurun, malah semakin naik, baik jumlah pedagang yang menjual, maupun
jumlah telur yang dijual," katanya.
Setia telah mengamati perdagangan telur penyu di Pantai Padang sejak
2004. Berdasarkan catatan empat tahunan, pada 2004 terdapat sekitar 19
pedagang dengan rata-rata setiap hari menjual 52 butir telur. Pada 2009
jumlah pedagang bertambah menjadi 20 dengan jumlah telur yang dijual
rata-rata per hari 77,8 butir.
"Tahun 2010 ini bertambah satu pedagang lagi karena tak sanggup lagi
jadi nelayan," kata Harfiandri.
Telur-telur penyu ini dipasok dari sejumlah pulau di Sumatera Barat.
Sebagian besar, sekitar 45 persen dari Pesisir Selatan. Sisanya dari
Padangpariaman, Kota Pariaman, Pasaman, dan Kepulauan Mentawai.
"Bahkan saat pasokan di Sumbar kurang, telur penyu didatangkan dari
Pekabaru dengan membawanya dalam kardus buah-buahan, itu tandanya orang
lebih leluasa menjual di Pantai Padang," katanya.
Sementara, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sumatera Barat Yosmeri
mengatakan, sudah membuat program pengurangan eksploitasi telur penyu di
sejumlah pulau yang biasa memasok ke Pantai Padang. Ia menargetnya
pengurangan eksploitasi 30 persen.
"Pulau-pulau yang penduduknya mengambil telur penyu milik hak ulayat,
sedangkan perdagangan telur penyu di Pantai Padang sudah lama, karena
itu kami terus melakukan sosialisasi dulu agar mereka beralih usaha,
meski ada larangan Undang-Undang kami tidak serta merta menerapkan
langsung, perlu bertahap," katanya. (syof)
Maaf, sanak palanta satu alasan kenapa talua katuang ko laku, katonyo
ado hubungan jo vitalitas kelaki-lakian. Apakah mitos ini ada kebenarannya ?
Salam
andiko
Abraham Ilyas wrote:
> Kmd. Andiko yth.
>
> Manuruik ambo, karajo sarupo itu marupokan perbuatan sanak sanak awak
> urang SB nan indak,
>
> *Tahu pada empat faktor yang melingkungi kehidupan manusia; yang
> sangat mempengaruhi kelestarian serta kualitas hidup*
>
> *1*. Tanah
> *2*. Air
> *3*. Udara
> *4*. Tumbuhan & hewan
>
> Masalah lingkungan kehidupan manusia merupakan permasalahan besar yang
> harus dipahami oleh semua orang, agar kelangsungan hidup di atas bumi
> ini tetap lestari.
>
> Kalau Hak Asasi Manusia titik berat pelaksanaannya dilakukan oleh
> pemerintah, maka isu Lingkungan Hidup harus dipahami dan dilaksanakan
> oleh seluruh umat manusia.
>
> *Walau jaman telah berganti
> Pelajari lingkungan hidup orang awak
> "Bumi senang, padi menjadi,
> hewan berkembang, ternak berbiak"*
>
> Kehidupan manusia tidak sendiri
> Ada lingkungan membuat nikmat
> Jagalah kehidupan agar lestari
> Sebelum dunia datang kiamat
>
> Lingkungan pertama yang amat vital
> Tempat hidup di atas *tanah*
> Boleh diolah secara optimal
> Lahan kering ataupun basah
>
> Buatlah aturan secara baik
> Setiap kapling ada yang punya
> Tentukan nama siapa pemilik
> Jelaskan lokasi serta peruntukannya
>
> Tiada kehidupan tanpa *air*
> Itulah ketetapan untuk manusia
> Setiap orang harus berfikir
> Menjaga air selalu tersedia
>
> Kalau pandai menyampaikan tafsir
> Tentulah selamat lingkungan dunia
> Ada larangan mengotori air
> Pesannya bagus untuk manusia
>
> Di lingkungan keluarga pendidikan dimulai
> Menumpuk limbah secara khusus
> Jangan mengotori aliran sungai
> Buanglah hajat di dalam kakus
>
> Hindari menghirup *udara* kotor
> Seperti asap gas beracun
> Hasil buangan kendaraan bermotor
> Membuat orang cepat pikun
>
> Asap rokok udara beracun
> Kenapa diisap setiap hari
> Di dalam erythrocyt CO tertimbun
> Membuat oksigen kurang terpenuhi
>
> Ada manusia yang kurang pikiran
> Menembak *hewan* sesuka hati
> Hobi bertentangan dengan aturan
> *Makhluk yang punah tak dapat diganti*
>
> *Karena sifat sangat egois*
> Binatang musnah di dalam sangkar
> Banyak burung yang sangat manis
> Tak ada lagi di dalam belukar
>
> *Ketika akal baru sejengkal
> Memelihara alam belum sanggup
> Semua kekayaan ingin dijual
> Karena tak paham lingkungan hidup*
>
> */Meskipun pangkat sudah tinggi
> Ataupun harta cukup banyak
> Perlu merenung tafakur lagi
> Mengelola alam haruslah bijak/*
>
> Salam
>
> Abraham Ilyas 64th.
>
> www.nagari.org <http://www.nagari.org>
> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan
> ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> <http://groups.google.com/group/RantauNet/%7E>
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email
> lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan
> keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dari sangkek ketek dulu ambo alah familiar jo suaro urang nan manjojo an talua katuang ko.
Biasonyo galeh baliau2 ko 3 macam satali kalua jo sepeda.
Nan ingek dek ambo kok malam tu tadanga nyo mahariek “ Taalue Asin, Talue Katuang, Kaaacang..”
Jadi galeh nyo salain talue katuang tu, ado pulo talue asin jo kacang randang…….
Dari ambo masih sakolah SD alah pernah juo ambo tanyo an ka Guru ambo, koq iyo Penyu ko dilindungi koq talue nyo di pajuai dek urang….
Ampang sakali kami rekreasi sakelas ka pantai aie manieh Batu Malin Kundang, malah disinan ado urang nan manju penyu nan lah ba awet kan…
Kicek urang nan mangaleh ko, talue nyo nan dijua tu bukan dari jenis penyu yang dilindungi……
Ka ba a lai, lah pariuk nasi urang bana disinan……
Wassalam
Ilvi rajo sampono / 33 / L/ Btm
Disamping tidak lagi membeli telur penyu, saya juga tidak ikut2an membeli karang-karang atau terumbu-terumbu karang di jualdi sepanjang jalan teluk bayur ke bungus dan air manis. Semakin kita beli, semakin banyak terumu karang yang hilang. Salam Bot Sosani Piliang Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream www.botsosani.wordpress.com Hp. 08123885300 --- On Tue, 2/9/10, Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com> wrote: |
|
|
ini ada cerita pelarangan dari http://duniapenyu.wordpress.com sbb:
Dengan masuknya penyu sebagai satwa dilindungi mempunyai arti yang penting dalam upaya pelestarian penyu di Indonesia. Sehingga yang paling penting adalah bagaimana proses penegakan hukum ini dapat dijalankan. Keberadaan penyu telah dilindungi baik secara nasional maupun internasional.
Jenis penyu yang pertama kali statusnya dilindungi oleh Indonesia adalah jenis penyu Blimbing (Dermochelys coriacea) melalui Keputusan Menteri Pertanian No.327/Kpts/Um/5/1978, kemudian disusul oleh penyu Lekang (Lepidochelys olivacea) dan Tempayan (Caretta caretta) melalui Keputusan Menteri Pertanian No. 716/Kpts/-10/1980
Pada tahun 1990 pemerintah RI kembali mengeluarkan Undang-Undang No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dimana dialamnya terdapat pasal-pasal penting tentang satwa dilindungi, seperti berikut ini.
Pasal21
(2) Setiap orang dilarang untuk :
menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;
a.) menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan
mati;
b.) mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
c.) memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi atau
barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke
tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
d.) mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.
Pasal 40
(2) Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pada tahun 1992 pemerintah Indonesia kembali melindungi penyu pipih (Natator depressus) melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 882/Kpts/-II/92, kemudian disusul 4 tahun kemudian dengan melindungi penyu sisik (Eretmochelys imbricata) melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 771/Kpts/-II/1996. Sampai dengan saat ini hanya penyu hijau (Celonia mydas) yang belum dilindungi, walaupun pada era tahun 90an Greenpeace sempat meluncurkan hasil investigasi tentang perdagangan penyu di Bali.
Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa, semua penyu termasuk penyu hijau (Celonia mydas) statusnya dilindungi (dapat dilihat di lampiran PP 7/199). Pada tahun yang sama juga dikeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa.
Secara internasional semua jenis penyu juga dilindungi melalu konvensi CITES (Convention on International Trade of Endangered Species of Flora and Fauna) dimana penyu masuk adalam Appendix I CITES yang berarti perdagangan secara internasional adalah dilarang. Sampai dengan saat ini jumlah negara yang meratifikasi konvensi CITES 174 negara yang umum disebut parties. Indonesia telah meratifikasi konvensi ini semenjak tahun 1978. Informasi lebih lengkap tentang CITES silahkan kunjungi www.cites.org
http://duniapenyu.wordpress.com
Lautan Sati Rantau Batuah Sutan Palito Alam39 th
--- On Tue, 2/9/10, Bot S Piliang <bots...@yahoo.com> wrote:
Mohon maaf Pak Ambo kurang mangarati maksudnyo. Ambo cuma berpikiran kalau menjual telur penyu dan terumbu karang, akan mengancam kelestarian ekosistem laut, jadi mata rantai itu harus diputus. Untuk saat ini, saya hanya bisa menahan diri saya untuk tidakmakan telur penyu pas ke padang atau membeli kerang2 putih yang di jajakan di sekitar pantai air manis dan bungus, dan menularkannya kepada temen2 terdekat saya untuk melakukan yang serupa. Masalah alur patut, petatah dan petitih, saya rasa kondisional. Apapun bisa dirumah kecuali isi Al-Qur'an. salam |
Bot Sosani Piliang Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream www.botsosani.wordpress.com Hp. 08123885300 --- On Tue, 2/9/10, Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com> wrote: |
|
|
|
|
Salam
Andiko
Lies Suryadi wrote:
>
>
> Dunsanak di lapau,
> Memang frase dari kato *AKA* ko agak langkok dalam bahaso awak
Ado ciek lai nan tingga,
Sabalum sampai ka nomor 3 ado ciek lai nan manyalek, sahinggo nomor 3
jadi nomor 4:
1. Boco Aluih
2. Tea
3. Gilo2 Ranang--(acok disabuik urang di kampuang)
4. batuka aka
Maaf kok salah
Wassalam
mm
-----Original Message-----
From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of andikoGmail
Sent: Wednesday, February 10, 2010 4:10 PM
To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pantai Padang Lokasi Perdagangan Telur Penyu
Terbesar di Dunia
Ha ha iyo...Dinda Andiko. Ambo caliak banyak kanai di nan tigo tu dek dunia politik kito kini. Baabih2 supayo jadi CELEK eh CALEG. Kiro e indak tapiliah....sudah tu manapuak2 kapalo....mamacaik2 tali di tangan....ado nan batilanjang gegek bagai di tangah labuah. Nah....iko lah B-A-T-U-K-A A-K-A namoe mah, he he.
Wassalam,
|
|
Basabuik pulo kato "gegek" tu. Jadi takana ambo jo kalamai gegek. Lai
panah ajo mamakannyo ?. Kalau lai, apo samo ndak jo Lompong Sagu Bagulo
Lawang tu....he..ha..
Andiko
Ron jo dunsanak palanta,
Lai tau caleg nan malompek di Sei Ladi di Batam?
Sabana rami jembatan sei ladi jadi sidak dadakan banyak pejabat teras Batam jam 5 sore tu.
Katiko tu Uni seru-seru sajo manonton mereka disitu pas pulang karajo ka arah Sekupang
Lai takana???
Naahh… masuak nan nan nomor bara tu nan jenis mode tu….:-)
Tapi lawaknyo indak ado koran Batam nan mamberitakan baso nan malompek tu Caleg doh????!!!!
Wass
Rina, 33, batam
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Ha iyo dak obeh urang2 mode itu dek awak do Uninda…
Biasonyo kalau pun ado dipinggia2 jalan, kadang bapamakluman se… aa paliang urang sakik, mode tu kecek ati…
Kalau ado kecelakaan lalu lintas, ado kemacetan, lai agak tajingau juo saketek tu mah…
Wassalam
mm
Ha ha....Sanak Jepe,
Iyo..iyo bana a nan Sanak kecek'an tu. Tabayang dek ambo baa natuak e kalau urang lah BATILANJANG GEGEK ko, ha ha. Ibaraik e, Sanak Jepe, alah abih bana buah tu, lah tingga arai sae lai, lah tingga puntaran sae lai. Ibaraik main domino, lah tapakok balak tu sado e, lah angek balak tu di tangan.....
Salam,
|
|
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Ado nan lupo da Sur
Tak”aka”..wakakakakakakakakaa
Regards
Aslim, MalinSutan
From:
rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Lies Suryadi
Sent: Wednesday, February 10, 2010
4:06 PM
To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Pantai
Padang Lokasi Perdagangan Telur Penyu Terbesar di Dunia
|
--
O iyo, sanak Ryan,
"aka kancia", jo "aka baluik "kadang lai tadanga mah. Tapi "busuak aka" jarang tadanga, kalau "busuak hati" acok tingaran.
Wassalam,
|
|
Tanggal: Rabu, 10 Februari, 2010, 7:15 PM |