Alkisah seorang residen Belanda di SumBar meneer francis ( Yang asli Inggris) yg bekerja dimasa sekitar perang Padri( Meneer francis ini yg menjebak Tuanku Imam Bonjol untuk datang ke Palupuah- lalu ditangkap)
Nah konon sebelum masa perang Padri ini belum ada tanaman singkong di Sumbar. Francis membawa bibit tanaman tersebut dari jawa dimasa keresidenan beliau. Anak nagari mulai menamakan tanaman tu ubi Francis yang lambat laun jadi Parancih. Jadi ubi Parancih itu , bukan dari Paris . Demikian alm Soewardi Idris berkisah dibukunya yg berjudul " Sekitar Adat Minangkabau).
Wakatu ambo masih ketek dikampuang, acok tumah amak ambo mintak takah Ko" Tolong ambiakkan amak pucuak Parancih saketek , Uok Pucuak Parancih nan mudo memang kegemaran kawan samba lado lauak bilih sampai kini dek kami.
Ado kisah kisah Pucuak Parancih nan lain?
salam Ries ( 58) |
Baa soal Kapelo Doli (Ubi Jala nan Kamek), adolo ko hubuangannyo jo
Si Dolly Patton, tukang nyanyi kampuang di Rantau Makngah nan kapelo
dolinyo biaso tasingkok stek... :)
Saklam,
--MakNgah
--- In Rant...@yahoogroups.com, ries woodhouse <aniswoodhouse@...>
wrote:
Assalamaualaiku wa rahmatullahi wa barakatuh, Bicara kaitan namo Parancih iko , ingin ambo manambah. Di Samananjuang, banyak yang batukar manjadi ulando. Contoh:- Buah markisa (tamarillo) juga disabuik urang terung belanda:- http://warung-makan.blogspot.com/2007/11/tamarillo.html
Terung pipit pula dikenali sebagai terung belanda di Semenanjuang: http://pkukmweb.ukm.my/~ahmad/tugasan/s2_99/a67827.htm http://jhn.penang.gov.my/v1/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=133 http://jhn.penang.gov.my/v1/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=31&Itemid=66
Buah sirsak di Semenanjuang dikenali sebagai durian belanda:- http://halaqah.net/v10/index.php?topic=3599.0 http://flickr.com/photos/rafamerchan/2328684759/
turkey juga disabuik ayam belanda:- http://nurlela.fotopages.com/?entry=1083518 http://ms.wikipedia.org/wiki/Ayam_Belanda
Cuma asam jawa tidak dipanggil asam belanda, malah bertukar menjadi tamar hindi (sabab ianya datang dari benua hindi) di Middle East, sampai di England disabuik tamarind.
Baitu dulu dari ambo.
Idris Talu Untuk menikmati keindahan alam semulajadi, layari: http://www.west-sumatra.com/ Untuk menambah maklumat alam Minangkabau, layari: http://www.cimbuak.net/ --- On Thu, 23/10/08, hambociek <hamb...@yahoo.com> wrote: |
|
Wa'alaykumus salaam warahmatullahi wabarakaatuh,
> Cuma asam jawa tidak dipanggil asam belanda, malah bertukar menjadi tamar
> hindi (sabab ianya datang dari benua hindi) di Middle East, sampai di
> England disabuik tamarind.
>
Kalau dalam Bahasa Arab Hind itu India, Pak. Tamr Hind berarti kurma India.
--
Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)
Tarimo kasi
Wassalamu'alaikum ww
Batuduang Ameh (40)
"4 Rancak 5 Lamak Bana"
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. br> Cepat sebelum diambil orang lain!
Ado kabatanyo ambo ka Palanta.
Rasonyo panah ambo mandanga katokato "NYAI BULANDO".
Apo arati nan tapeknyo, dima asa kato2 iko Pak?
Wassalam,
Muljadi, German.
-------- Original-Nachricht --------
> Datum: Thu, 23 Oct 2008 14:32:17 +0700 (ICT)
> Von: Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id>
> An: Rant...@googlegroups.com
> Betreff: [R@ntau-Net] Balasan: [R@ntau-Net] Re: Asal Usul namo Pucuak Parancih -- Kapelo Doli
> Tamsuak garam Ulando; durian Ulando (sirsak), kantang ulando (kantang
> aluih2 untuak randang),
>
>
> Idris Talu <idris...@yahoo.com> wrote:
> Assalamaualaiku wa rahmatullahi wa barakatuh,
>
> Bicara kaitan namo Parancih iko , ingin ambo manambah. Di Samananjuang,
> banyak yang batukar manjadi ulando. Contoh:-
>
>
> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } Buah markisa (tamarillo)
--
"Feel free" - 5 GB Mailbox, 50 FreeSMS/Monat ...
Jetzt GMX ProMail testen: http://www.gmx.net/de/go/promail
Mungkin dek masih mudo (manuruik kriteria pak Mul), istilah "Nyai" ko
alun pernah tadanga untuak panggilan diminanglai.
Antah kok ado dulu bini2 atau apolah urang bulando tersebut nan datang
dari bagian barat pulau jawa. Sahinggo dipanggia "Nyai Bulando"
Yahh.. mungkin sarupo Nyai Dasimah, :)
Salam
--- In Rant...@yahoogroups.com, "Muljadi Ali Basjah" <muljadi@...>
wrote:
>
>
> Ass.Wr.Wb.
> Salam kenal, ambo Muljadi!
>
> Ado kabatanyo ambo ka Palanta.
>
> Rasonyo panah ambo mandanga katokato "NYAI BULANDO".
>
> Apo arati nan tapeknyo, dima asa kato2 iko Pak?
>
> Wassalam,
> Muljadi, German.
>
> -------- Original-Nachricht --------
> ===CUTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT------------------
Oleh : Dedi Yusmen Endah Kayo (DYEK)
Dulu, teringat saya masa kanak, Apak punya kedai kecil menjual 'pnd',
barang harian, didepan pasar ikan. Di Kota Bukittinggi jaman tahun
80-an pasar ikan masih terletak di tengah, 'pasa maco' agak keatas naik
tangga atau lalu lewat lereng dekat orang menjual kompor 'patian',
tepatnya dibawah sedikit pasar atas, pasar daging dibawah pasar ikan,
semua itu termasuk area 'pasa lereang'. Selain pasar atas yang merupakan
toko elit, menjual pakaian, buku, sepatu, emas dan barang mewah untuk
ukuran kami orang pinggiran, yang belanja semacam itu sekali setahun pas
mau hari raya, atau beli buku pas mulai tahun ajaran. Setelah itu
'peradakan saja apa yang ada', kata Apak kalau tak cukup setahun umur
barang yang dibeli. Pernah suatu kali saya bertanya kenapa kedai kita
namanya tidak pakai toko saja Pak, agak mentereng bila terdengar, kena
pajak kita nanti kalau kedai ya tak jauhlah dari 'lapau', kata Apak.
Masih ingat nama kedai itu, Kedai Semoga Jaya namanya, belakangan tidak
lagi Jaya karena tergusur. Tapi nama Semoga Jaya tetap dipakai untuk
usaha yang lain oleh Apak, kenangan katanya. Pasar atas termasuk kelas
pedagang tinggi, ada lagi pasar bawah jaman itu sudah sebagai tempat
jual beras yang berupa los, kelapa, sayur mayur seperti sekarang . Tahun
1986, 'komplek' pasar lereng yg menjual ikan, daging dan maco mulai
dibongkar dipindah ke pasar bawah sekarang. Apak dipindahkan ke 'pasar
putih' dilahan pasar maco dahulunya yang baru dibangun. Usaha tidak
berkembang sehingga belakangan dilepaslah Kedai pengganti itu ke penjual
baju 'vietnam' istilah jamak dipasar waktu itu yang maksudnya adalah
penjual baju bekas.
Saat ikut menunggu kedai, tiap waktu banyak makanan yang lewat, ingin
rasanya memakan semua jajanan itu, tapi tentu tidak sembarangan Apak
mau memberi belanja. Ada jajanan murah, dan unik: 'kacang tujin', ada
juga yang menyebut kacang tojin. Kacang tujin ini dibeli dengan sendok,
tepatnya sendok makan. Satu sendok makan berharga 25 perak (dua puluh
lima rupiah), bila ingin dua sendok harus mengeluarkan 'sasuku', lima
puluh rupiah, waktu itu penjualnya berdua perempuan, seorang tua dengan
anaknya, dan ada lagi seorang laki-laki. Perempuan berdua itu dari
Kampung Sianok dan ada pula penjual laki-laki kata Apak 'urang pasa
juo'. Kacang tojin itu dijajakan dengan sendok langsung ketelapak tangan
pembeli, kacangnya sendiri tersimpan dalam mangkok tentengan
'bertangan-tangan' yang ada gantungannya, dengan warna kurik-kurik
hijau, warna kurik-kurik ini bagi yang masih ingat jaman itu adalah
model yang umum untuk peralatan rumah tangga, seperti 'sia', mangkok,
nampan maupun piring 'kanso' yang terbuat dari semacam belek campuran,
sering pula dipakai untuk perhelatan dan acara 'mandoa'
Lain lagi kalau kita berkehendak ke Padang jaman 80-an, dari Payakumbuh
ke Padang naik Bus TES, Gagak Hitam, Bintang Kedjora, ANS, naik Bus
bayar Rp. 1100. Kalau ke Padang waktu itu sudah terasa kerantau jauh,
bisa 4-5 jam-an ditambah ngetem cari panumpang, harus dipersiapkan,
harus ada sanak keluarga yang dituju, supaya bisa bermalam. Biasanya bus
singgah sebentar di Sicincin menurun-naikkan penumpang, oleh pedagang
lokal penumpang selalu 'dijojokan' Telur Asin, Pisang Rebus dan satu
lagi buah Manggih Muda yang ditusuk-rangkai pakai lidi, isinya 4 yang
besar dan biasanya 5 yang kecil-kecil .
Sekarang 25 tahun kemudian, saya pulang lebaran, telah 10 tahun terakhir
saya tak pulang saat hari raya Idul Fitri, waktu ini sudah tidak lagi
saya sendiri, sudah beranak pinak. Ketemu lagi Telur Asin dan Buah
Manggis, kali ini tidak di Sicincin tapi di lereng bukit kecil di bawah
Tri Arga Gedung Istana Negara Bukitinggi arah Jam Gadang. Saya beli agak
lima tangkai Buah Manggis dan berikan ke anak-anak di rumah neneknya
yang kami tumpangi selama liburan hari raya, seketika anak-anak
berteriak 'Sate Manggis'. Sate Manggis, nama yang pas rasa saya. Rasanya
dulu susah menyebut Buah Manggis yang dirangkai itu, saya menjadi
terinspirasi dari anak-anak untuk menyebut pula Sate Manggis. Satu hal
yang khas dari 'sate manggis ' ini adalah bendera hijau, yaitu daun
kelapa yang sedikit ditingggalkan di ujung lidi sebagai penahan supaya
Sate Manggis tidak lepas-lepas.
Ada yang tak berubah dari penjual telur asin itu, baik dulu 20 tahun
lalu yang saya beli di Sicincin kalau mau ke Padang atau yang saya beli
di lereng Gedung Tri Arga pas lebaran kemaren. Dijual tetap sama 'tiga
serangkai', telur asin, pisang rebus dan sekarang saya pakai istilah
anak-anak: 'sate manggis'. Satu lagi yang sama, si tiga serangkai
ditempatkan di wadah berupa mangkok kurik-kurik hijau, satu lagi
penjualnya tetap sama, Uni-Uni atau Amai-Amai dengan guratan semangat
juang di wajah tanpa lelah.
Kacang Tujin dan Telur Asin diwadahi oleh tempat yang sama mangkok
kurik-kurik, tapi kacang tujin tamat riwayatnya sedang telur asin tetap
berjaya dan penjualnya hampir rata-rata perempuan paroh baya.
Jakarta, 23 Oktober 2008
Itu saketek tambahan dari ambo.
Wassalam
Hanif + 35
============
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG.
Version: 7.5.549 / Virus Database: 270.8.2/1740 - Release Date: 10/22/2008
7:24 PM
--- On Wed, 10/22/08, hambociek <hamb...@yahoo.com> wrote:
> From: hambociek <hamb...@yahoo.com>
> Subject: [R@ntau-Net] Re: Asal Usul namo Pucuak Parancih -- Kapelo Doli
> To: Rant...@googlegroups.com
Dahulu jariang frozen, MakNgah simpan di freezer salapan tahun
diirih saketek-saketek ka tangka jumbalang! Sayang, sampai kini
dicari-cari joghiang tu indak ado lai di toko Asia.
Salam,
--MakNgah
--- In Rant...@yahoogroups.com, Syafrinal Syarien <ssyarien@...>
wrote:
>
> Namun baitu, salamo ambo marantau di rantau MakNgah dulu, iyo
indak basarobok dek ambo pucuak parancih tu doh. Kalau sayua lalidih
(kangkung) banyak dijua di asian supermarket.
> Kawan ambo dulu sampai mananam batang parancih tu di halaman
balakang apartment we-e. Tapi mungkin dek iklim babeda, iyo
mangkaruik se batang parancih tu. Indak manjadi doh.
>
>
> --- On Wed, 10/22/08, hambociek <hambociek@...> wrote:
>
> > From: hambociek <hambociek@...>
> > Subject: [R@ntau-Net] Re: Asal Usul namo Pucuak Parancih --
Kapelo Doli
> > To: Rant...@googlegroups.com
> > Date: Wednesday, October 22, 2008, 8:03 PM
> > Iyo ado-ado se Ota nan dikatangahkan Angku Suwardi Idris ko.
> > Memang
> > Kapelo Batang tu disabuik juo Ubi Parancih. Tapi soal;
> > parancih-
> > mamarancih ko bukan Ota Tanh Parancih tu sajo doh. Di
> > Rantau MakNgah kantang goreng, dinamoi French Fries
> > (Parancih
> > Goreng). Mungkin baliau dapek lo manambah Ota ciek lai...
> >
> > Baa soal Kapelo Doli (Ubi Jala nan Kamek), adolo ko
> > hubuangannyo jo
> > Si Dolly Patton, tukang nyanyi kampuang di Rantau Makngah
> > nan kapelo
> > dolinyo biaso tasingkok stek... :)
> >
> > Salam,
> > --MakNgah
"4 Rancak 5 Lamak Bana"
Di Ateh (Kik Tenggi) lai dipakai juo istilah Pajak tu untuak Lapau
Nasi atau Kadai Kopi. Pajak memang duo aratinyo, ciek nan Lapau tu,
ciek lai belasting. Saromam kato "haram" dalam Bahaso Arab duo pulo
aratinyo, nan ciek "terlarang" nan ciek "suci". Ado Masjid haram.
Jadi jan tacangang kalau awak pai ka Tanah Suci tu mukasuiknyo awak
pai ka Tanah Haram (dalam hal iko arati suci). Makah jo Madinah
dikenal sabagai Harramaini, Duo Nagari Suci.
Tampaknyo di Padang Jopang tu banyak Jopang saisuak. Dokek-dokek tu
kan ado pulo Padang Kandih.
Memang musim Japang di nagari awak, istilah "Japan" tu tapaso
disabuik Labu Siam, takuik ka kanai babab dek Urang Jopang. Kan lai
lo takana istilah "Cino mati, Japan tumbuah diikuanyo!"
Salam,
--MakNgah
--- In Rant...@yahoogroups.com, Hayatun Nismah Rumzy <hnismah@...>
wrote: