Jalur Lintas Riau-Sumbar Putus, Banjir Rendam Pangkalan Koto Baru - Tribun Pekanbaru

42 views
Skip to first unread message

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 3, 2017, 4:55:35 AM3/3/17
to rant...@googlegroups.com
Banjir Pangkalan Kitobaru 3 Maret 2017


~~ Via iPhone, Sjamsir Sjarif, Santa Cruz, CA, USA

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 3, 2017, 5:05:55 AM3/3/17
to RantauNet

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 3, 2017, 7:33:00 PM3/3/17
to RantauNet

Terkait Banjir Pangkalan, PLTA Koto Panjang Harus Bertanggung Jawab!


Jumat,03 Maret 2017 - 14:39:33 WIB
Terkait Banjir Pangkalan, PLTA Koto Panjang Harus Bertanggung Jawab! Bendungan PLTA Koto Panjang. Foto INDRA PERDANA


PADANG, HARIANHALUAN.COM - Banjir besar yang melanda Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (3/3), adalah petaka berulang. Persisnya sejak PLTA Koto Panjang dioperasikan.


Hal itu diungkapkan tokoh muda Kabupaten Limapuluh Kota Bhenz Maharajo. "Pengelola PLTA Koto Panjang harus turut bertanggung jawab terhadap banjir yang melanda Pangkalan. Bencana itu datang karena aliran sungai tersendat akibat bendungan PLTA," terang Bhenz, putera asal Situjuah, yang juga Wakil Ketua KNPI Sumbar itu.


Menurut Bhenz, banjir di Pangkalan itu terjadi sejak PLTA Koto Panjang berdiri. Banjir besar pertama tahun 1998. Sebelum PLTA berdiri, jarang sekali Pangkalan dihantam banjir. Kalau pun ada, tak terlalu tinggi. Air juga cepat surut. "Sejak 1998, atau sejak pengoperasian PLTA Koto Panjang, Pangkalan jadi langganan banjir. Rakyat sengsara," papar pengurus PW Al-Wasliyah Sumbar.


Limapuluh kota secara umum merupakan daerah tangkapan air dengan beberapa sungai dan anak sungai seperti; Batang Mangilang, batang Samo dan Batang Mahat. Meskipun hujan turun berhari-hari, tidak pernah terjadi banjir besar. Karena, wilayah ini memiliki siklus banjir alami yakni satu kali dalam 25 tahun. Namun, semuanya berubah sejak PLTA Koto Panjang berdiri.


"Poin pentingnga, PLTA Koto Panjang nan dulu pembangunannya dibiayai Jepang, lebih banyak mudaratnya bagi Sumbar dibandingkan untungnya. Pemprov Sumbar dan Pemkab Limapuluh Kota harus bertegas-tegas dengan pengelola PLTA, dan mencari jalan keluar permasalahan ini. Kalau tidak, bencana akan terus berulang," tegas Bhenz.


Dana CSR PLTA Koto Panjang, konon kabarnya juga lari ke Riau. Pangkalan dan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota nyaris tak menikmati CSR. Padahal, Sumber air dari sana. Pajak air permukaannya juga ndak jelas bagaimana pembagian antara Riau dan Sumbar. "Jangan sampak, Sumbar, khususnya Limapuluh Kota kebagian masalahnya saja," harap Bhenz. (*)




On Friday, March 3, 2017 at 2:05:55 AM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote:

https://www.google.com/amp/pekanbaru.tribunnews.com/amp/2017/03/03/banjir-di-pangkalan-masjid-raya-ini-yang-terlihat-hanya-kubahnya-saja

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 3, 2017, 7:52:52 PM3/3/17
to RantauNet

Banjir Pangkalan, Lima Pintu PLTA Koto Panjang Bakal Dibuka


Jumat,03 Maret 2017 - 12:14:15 WIB
Banjir Pangkalan, Lima Pintu PLTA Koto Panjang Bakal Dibuka Bendungan PLTA Koto Panjang. Foto INDRA PERDANA


LIMAPULUH KOTA, HARIANHALUAN.COM—Hujan deras yang melanda Kabupaten Limapuluh Kota menyebabkan banjir di Kecamatan Pangkalan. Bahkan aliran sungai di wilayah Pangkalan menyebabkan waduk di PLTA Koto Panjang mengalami kenaikan.

 

Informasi yang disampaikan dari akun media sosial @humaspolda_riau bahwa pihak Manajemen PLTA Koto Panjang bakal membuka lima pintu spillway (pembuangan air) setinggi 30 sentimeter hingga 50 sentimeter pada pukul 14.00 WIB.

 

Saat Ini Elapasi Air diwaduk PLTA Koto Panjang pada ketinggian 80,48 M yang masih dalam batas normal, namun pembukaan dilakukan karena tingginya curah hujan yang terjadi di wilayah Kabupaten Kampar dan Sumbar. Ditambah meluapnya air sungai kiriman dari Pangkalan Sumatera Barat, dan hulu Sungai Kampar membuat permukaan waduk terus naik.

 

Terkait hal ini, dihimbau kepada masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Kampar khususnya disisi hilir waduk PLTA Koto Panjang untuk waspada apabila dilakukan pembukaan pintu air waduk PLTA Koto Panjang, maka wilayah hilir Sungai Kampar akan mengalami kenaikan ketinggian air.

 

Selain itu juga dihimbau agar masyarakat tidak beraktifitas dan menjauhi bantaran Sungai Kampar untuk keselamatan.

 


Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 4, 2017, 5:13:43 PM3/4/17
to RantauNet

Terisolir, Ribuan Warga dan Pengendara Mulai Kelaparan


Jumat,03 Maret 2017 - 21:58:50 WIB
Terisolir, Ribuan Warga dan Pengendara Mulai Kelaparan Kondisi banjir yang merendam rumah dan masjid di Kecamatan Pangkalan, Jumat (3/3). FOTO MARDA LENI


LIMAPULUH KOTA, HALUAN—Untuk yang kesekian kalinya, Kecamatan Pangkalan Koto Baru dilanda bencana banjir. Meluapnya sungai Batang Maek yang membentang di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kampar, Riau itu menyebabkan ratusan rumah warga setempat direndam air setinggi lebih dari 1 meter.

 

“Sampai sore tadi, air masih tinggi,”terang Nur Akmal, Sekretaris BPBD Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (3/3).

 

Hampir seluruh kawasan di Kecamatan Pangkalan, terutama di Nagari Pangkalan, Nagari Gunuang Malintang datar dengan air.

 

Tak hanya rumah, perkantoran dan sekolah tak luput dari rendaman air kiriman yang berasal dari utara Kabupaten Limapuluh Kota. Tak hanya rumah yang direndam, akses penghubung darat seperti jalan raya, tidak bisa dilalui kendaraan apapun.

 

Bahkan ratusan pengandara mobil dari Riau ke sumbar dan sebaliknya yang berada di Pangkalan, terjebak masih terjebak oleh banjir dan longsor.

 

“Banyak mobil yang terjebak di tengah banjir, terutama di antara lokasi longsor,”ucapnya. Dengan kondisi air yang belum surut tersebut, Nur Akmal mengkhawatirkan kondisi warga disana.

 

“Pasokan makanan pasti berkurang disana. Ini menyebabkan ribuan masyarakat di Pangkalan Koto Baru termasuk pengendara yang terjebak jadi kelaparan, diperkirakan ada ribuan masyarakat disana,”katanya lagi.

 

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 4, 2017, 10:18:16 PM3/4/17
to RantauNet

Limapuluh Kota darurat bencana banjir-longsor tujuh hari
Sabtu, 4 Maret 2017 10:51 WIB - 3.800 Views

Pewarta: Miko Elfisha



Limapuluh Kota darurat bencana banjir-longsor tujuh hari
Sejumlah warga melintas di samping material longsor di daerah Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, Jumat (3/3/2017). Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumatera Barat, sebanyak 8 kendaraan roda empat tertimbun longsor, tiga orang meninggal dunia, 8 orang selamat dan satu masih dalam pencarian, akibatnya jalan Sumbar-Riau putus total. (ANTARA/Muhammad Arif)

Sarilamak, Sumbar (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar), menetapkan daerah tersebut dalam kondisi darurat bencana banjir dan longsor selama tujuh hari ke depan.

"Mulai saat ini, kita tetapkan darurat bencana untuk tujuh hari ke depan," kata Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi seusai rapat koordinasi antara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Taruna Siaga Bencana (Tagana), DPRD, dan instansi terkait di eks kantor bupati yang berada di Kota Payakumbuh, Sabtu pagi

Ia mengatakan status tersebut ditetapkan karena melihat dampak bencana banjir dan longsor yang melanda daerah itu sehingga banyak infrastruktur yang rusak, area pertanian rusak, dan banyak warga yang merasakan dampaknya secara langsung.

Menurutnya, tim penanganan bencana yang terdiri atas Basarnas, Dinas Sosial, PMI, Tim Kesehatan, TNI, Polri dan berbagai ormas lainnya telah melakukan penanganan hingga sebelum tanggap darurat ditetapkan.

Bupati juga akan melakukan rapat dengan semua instasi terkait untuk mendapatkan langkah-langkah penangannya bencana tersebut, termasuk tindakan untuk mengevakuasi masyarakat, serta penyedian logistik.

Ia meminta semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat untuk berperan aktif dalam menangani bencana banjir dan longsor itu.

"Kepada BPBD, Basarnas, Tagana mengambil langkah untuk penyelamatan masyarakat dari banjir, Dinas Sosial menyuplai makanan dan logistik, serta Dinas Kesehatan menyediakan obat-obatan sehingga tidak banyak masyarakat yang sakit. Untuk OPD lainnya untuk berperan aktif dalam musibah ini," kata Bupati.

Berdasarkan data yang dihimpun di BPBD setempat, banjir dan longsor terjadi di 23 titik, dari 23 lokasi tersebut, 13 titik longsor dan 10 lokasi banjir.

Dari 13 titik longsor, tujuh di antaranya terjadi di Nagari Koto Alam dan satu titik di Sibunbun Nagari Tanjung Balik, Kecamatan Pangkalan Koto Baru. Selain itu, tiga titik di Nagari Maek, Kecamatan Bukit Barisan, dua titik sebelum Kelok Sebilan, tepatnya di Air Putiah, Kecamatan Harau.

Banjir melanda 10 lokasi, di antaranya Nagari Sopang, Pangkalan, dan Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Selain itu, di Kecamatan Kapur IX, Nagari Limbanang Baruah, Kecamatan Suliki, Nagari Mungka, Kecamatan Mungka, dan Nagari Subarang air, Balai Panjang, dan Bukik Sikumpa, Kecamatan Lareh Sago Halaban.

Pemkab sudah menurunkan alat berat untuk menyingkirkan material longsor sehingga badan jalan yang tertimbun meterial dapat dilalui. Jalan tersebut sebagai akses masyarakat ke Pangkalan.

Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota Safaruddin menyarankan agar penanganan bencana tersebut dilakukan dalam satu komando sehingga memudahkan mengambil langkah penanganan ke depannya.

Selain itu, ditunjuk koodinasi di masing-masing kecamatan, hal itu mengingat lokasi bencana bukan hanya satu atau dua titik, melainkan banyak lokasi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Pagar Negara meminta bantuan pada BPBD Kabupaten Kampar untuk penanggulangan banjir dan longsor di Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

"Kita sudah berusaha untuk masuk ke daerah bencana, tetapi terhambat oleh beberapa titik longsor. Terpaksa kita minta bantuan BPBD Kampar yang kemungkinan memiliki akses lebih baik ke daerah bencana," kata dia.

Ia mengatakan sekarang BPBD bersama pihak terkait sedang berupaya menyingkirkan material longsor menggunakan alat berat agar bisa masuk ke lokasi banjir untuk membantu masyarakat.
Editor: Fitri Supratiwi

COPYRIGHT © ANTARA 2017

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 5, 2017, 4:20:16 PM3/5/17
to RantauNet
Sementara berita-berita Banjir Pangkalan sangat mengharukan, memutuskan jalan Payakaumbuh - Pekanbabru, namun pemindahan jalan ke Riau via Sijunjung juga menghadapi banjir di Nagari Kamang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung:

Ini Dia Foto Detik-detik Pria Terseret Banjir di Sijunjung


Sabtu,04 Maret 2017 - 10:30:38 WIB
Ini Dia Foto Detik-detik Pria Terseret Banjir di Sijunjung Warga yang hampir hanyut dan bertahan di salah satu pohon saat terjadi banjir di Kenagarian Kamang Kecamatan kamang Baru, Kabupaten Sijunjung Jumat (3/3).OGY


SIJUNJUNG, HARIANHALUAN.COM-- Banjir menggenangi ratusan rumah yang tersebar di delapan jorong yang ada di Kenagarian Kamang Kecamatan kamang Baru, Jumat (3/3).

 

Selain menggenangi pemukiman warga, bencana tersebut juga merendam seratusan hektar lahan pertanian, termasuk kebun sawit milik warga setempat serta membuat arus lalu lintas Sumbar-Pekanbaru macet. Curah hujan yang tinggi dan meluapnya tiga Sungai yang melintasi Kenagarian Kamang menjadi penyebab terjadinya banjir.

 

Tak hanya itu, banjir hampir saja memakan korban, yakni seorang warga yang terseret oleh derasnya air. Beruntung, nyawa pria yang beberapa menit bertahan di salah satu pohon untuk berpegangan itu dapat tertolong setelah seorang warga lainnya.

 

Kejadian menegangkan lainnya yakni, salah seorang warga berusaha melewati jalan yang dilintasi oleh derasnya arus banjir. Namun, sampai di tengah arus, motor yang ia bawa terseret beberapa meter. Lagi-lagi warga sigap membantu pengendara itu.

 

 

Seperti tidak ingin kejadian tersebut terulang kembali, warga sepekat mengangkat motor yang ingin melintasi banjir. Terlihat, motor yang diangkat oleh empat orang dengan menggunakan dua potongan kayu.

 

 

Banjir di kawasan tersebut mulai terjadi sekitar pukul 06.00 WIB, luapan tiga sungai yang mengalir melalui kenagarian Kamang Kecamatan Kamang Baru, yaitu Sungai Batang Kering, Sungai Batang Lalo dan Sungai batang Moran yang melintasi desa tersebut.

 

Dari data sementara yang diperoleh pihak BPBD Sijunjung sekitar 468 rumah warga sempat terendam banjir dengan ketinggian air hingga 40 dan 60 sentimeter, namun ada juga yang terendam banjir dengan ketinggian air hingga mencapai satu meter lebih di Jorong Simpang Kamang dan Jorong Kamang. Tidak ada korban jiwa dalam bencana yang sebagian wilayahnya kini mulai surut tersebut.

 

"Kondisi air saat ini sudah mulai surut dibeberapa lokasi banjir di Kenagarian Kamang Kecamatan Kamang Baru, bahkan beberapa warga mulai membersihkan rumahnya dari sisa banjir," ujar Kepala BPBD Sijunjung Hardiwan SP saat berada dilokasi bencana.

 

Selain rumah, puluhan hektar lahan pertanian dan perkebunan milik warga yang rata-rata ditanami sawit dan padi ikut terendam.

 

Sementara itu personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sijunjung beserta Dinas Sosial dibantu Tagana, Polri dan TNI serta Pemuda Pancasila saat ini masih terus melakukan pemantauan lokasi dan mendirikan dapur umum.

 

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 5, 2017, 4:25:56 PM3/5/17
to RantauNet

Banjir di Sijunjung, Sekolah Diliburkan


Jumat,03 Maret 2017 - 14:45:34 WIB
Banjir di Sijunjung, Sekolah Diliburkan Beberapa orang anak bermain di jalan timpeh 4 Nagari Kamang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung. Ketinggian air di kawasan tersebut mencapai 30 sentimeter. Foto Bagus Budi Antoro


SIJUNJUNG, HARIANHALUANHALUAN.COM-- Hujan yang terjadi sejak, Kamis (2/3) malam, membuat sejumlah kawasan di Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung terendam banjir.Ketinggian air mencapai antara 30 centimeter sampai 60 sentimeter.
 

Seperti di Timpeh 4 dan 5 Nagari Kamang Kecamatan Kamang Baru.Ketinggian air di jalan 30  centimeter.Namun di dalam rumah warga mencapai 60 centimeter.
 

Tidak ada korban jiwa, namun aktifitas warga setempat terganggu.

 

“ Sekolah terpaksa diliburkan karena ketinggian air di jalan mencapai 30 sentimeter,” kata Bugus Budi Antoro kepada Harianhaluan.com melalui pesan singkat, Jumat (3/3).
 

Menurut Bagus Budi, air mulai merendam wilayah Timpeh 4 dan 5 sekitar pukul 03.00 IWIB.Kondisi itu selain disebabkan tingginya intensitas hujan, banjir yang merendam kawasan itu, diduga aliran Batang Timpeh dan Batang Kering tidak mampu menampung dan mengaliri air hujan.
 

“Saat ini, kawasan Timpeh 5 air mulai surut, tapi banjir masih mengancam karena kawasan itu masih diselimuti awan hitam yang disertai gerimis,” jelasnya.(h/azn)


Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 10, 2017, 5:44:51 PM3/10/17
to RantauNet

Penanganan Bencana Pangkalan 'Bagaleboh', BNPB Ancam Tarik Personel


Jumat,10 Maret 2017 - 12:21:12 WIB
Penanganan Bencana Pangkalan 'Bagaleboh',  BNPB Ancam Tarik Personel Tim gabungan melakukan evakuasi terhadap korban yang tertimbun longsor di Kabupaten Limapuluh Kota. FOTO @POLRES 50 KOTA


PENANGANAN BENCANA PANGKALAN BAGALEBOH

 

BNPB Ancam Tarik Personel

 

“Pemkab Limapuluh Kota harus segera menyelesaikan seluruh administrasi yang diminta oleh BNPB. Jika belum, kami tidak bisa membantu dan akan menarik seluruh fasilitas dan personil BNPB ke JakartaBudi Erwanto.

 

“Memang belum selesai. Tapi, hari ini semuanya akan diselesaikan. Kemarin, kita fokus ke penanganan dan memastikan bantuan tersalurkan merata” Irfendi, Bupati Limapuluh Kota

 

PAYAKUMBUH, HALUAN – Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) meradang. Sikap jajaran Pemkab Limapuluh Kota yang tak juga menyelesaikan administrasi, menjadi pemicu marahnya lembaga penanganan bencana itu. Tak tanggung-tanggung, BNPB mengancam akan menarik seluruh personel dari lokasi bencana di Pangkalan Koto Baru dan Kapur IX ke Jakarta.

 

Bantuan yang sudah disalurkan, termasuk dua helikopter juga direncanakan akan ditarik, jika proses administrasi tidak juga diselesaikan dalam waktu yang ditentukan. Sebab, tanpa kejelasan administrasi, BNPB juga tidak akan bisa berbuat banyak, termasuk menyalurkan untuk warga yang ditimpa musibah.

 

“Pemkab Limapuluh Kota harus segera menyelesaikan seluruh administrasi yang diminta oleh BNPB. Jika belum, kami tidak bisa membantu dan akan menarik seluruh fasilitas dan personil BNPB ke Jakarta. Ini tidak main-main. Seluruhnya mesti diselesaikan,” tegas Kasubdit Penanganan Darurat Bencana BNPB, Budi Erwanto.

 

Dijelaskan Budi, amburadulnya manajemen administrasi kebencanaan di Limapuluh Kota, menghambat kinerja BNPB. Apalagi, sekarang masa tanggap darurat juga diperpanjang. “Boleh-boleh saja memperpanjang masa tanggap darurat, tapi kami minta diselesaikan administrasinya dulu. Percuma BNPB di sini, kalau administrasi tak tuntas,” papar Budi Erwanto.

 

Budi yang merupakan mantan Kepala BPBD Damkar Padang menyebutkan, sejak personel BPBD berada di Kabupaten Limapuluh Kota, belum ada satupun administrasi seperti permohonan yang diminta BNPB diselesaikan Pemkab Limapuluh Kota.

 

“Kami juga bingung bagaimana membuat laporan pertanggungjawabannya nanti. Jika tetap tidak selesai sampai besok (hari ini-red), kami akan menarik seluruh personel dan fasilitas BNPB dari Kabupaten Limapuluh Kota dan kembali ke Jakarta,” tegas Budi.

 

Ditambahkan Budi, dengan tersendatnya administrasi, bantuan berupa uang Rp50 ribu setiap rumah dan bantuan lainnya tidak bisa disalurkan. Padahal, di Jakarta BNPB sudah siap mendistribusikan bantuan kepada Pemkab dan Satgas.

 

“Kami sudah mempersiapkan segala hal keperluan untuk bencana alam. Baik saat tanggap darurat selama tujuh hari pertama ini maupun perpanjangan sekarang. Termasuk bantuan Rp50 ribu setiap rumah selama sepuluh hari,” ungkap mantan Kasat Pol PP Padang itu.

 

Berkemungkinan, juga proses administrasi tidak juga siap, helikopter juga akan ditarik ke Jakarta. Padahal, keberadaan helikopter sangat penting dalam pendistribusian bantuan.

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 11, 2017, 4:09:55 PM3/11/17
to RantauNet

Banjir Bandang di Padang, Warga Dievakuasi


Sabtu,11 Maret 2017 - 21:11:53 WIB
Banjir Bandang di Padang, Warga Dievakuasi Banjir bandang yang melanda Kelurahan Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang menyebabkan satu jembatan terputus, Sabtu (11/3). FOTO YALDI CHANIAGO

PADANG, HARIANHALUAN.COMBanjir yang mengguyur Kota Padang dari pukul 15.00 WIB, Sabtu (11/3), hingga malam menyebabkan sejumlah aliran sungai meluap dan merendam puluhan rumah. Bahkan satu jembatan putus dihantam air bah.

 

Kawasan yang terendam banjir berada di Kelurahan Padang Basi, Batuang Taba, dan Kelurahan Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang.

 

Informasi dari Kalaksa BPBD Kota Padang Edi Hasymi, tim TRC dari Pusdalops sudah berada di lokasi untuk pengamanan dan evakuasi.

 

Karena dikhawatirkan terjadi banjir susulan, sejumlah warga di Simpang patai RW 2 Kel. Padang Besi diveakuasi. Termasuk 20 Kepala Keluarga (KK) di RT 1 RW 1 Batung Taba dievakuasi tim ke tempat yang lebih tinggi.

 

Hingga malam ini hujan masih turun dengan intensitas rendah, dan banjir sudah mulai surut. Sebagian warga ada yang kembali ke rumah untuk membersihkan sisa-sisa lumpur.(h/ina).

 

 

Editor : Rivo Septi Andries

Sjamsir Sjarif

unread,
Mar 14, 2017, 4:06:14 PM3/14/17
to RantauNet

Dua Sungai di Limapuluh Kota Alami Pendangkalan


Selasa,14 Maret 2017 - 08:18:13 WIB
Dua Sungai di Limapuluh Kota Alami Pendangkalan ilustrasi banjir dan longsor di Limapuluh Kota awal bulan ini. IST

LIMAPULUH KOTA, HALUAN – Pasca terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor di Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (2/3) silam, dua Daerah Aliran Sungai (DAS) yakni sungai Batang Maek dan Batang Kapur yang membentang di Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kapur IX mengalami pendangkalan.

Material longsor dan banjir yang terbawa ke dalam sungai membuat debit air semakin sedikit di tampung dan menjadi acuan bagi PLTA Koto Panjang untuk memperhitungkan ketinggian pintu air.

Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan mengatakan dalam tinjauannya kedua DAS ini pasca bencana banjir, terjadi pendangkalan yang cukup serius. Pengurangan debit air yang ditampung oleh sungai menurun drastis dan ini menjadi ancaman serius bagi Kabupaten Limapuluh Kota jika hujan lebat Jumat (2/3) kemarin terjadi.

Dijelaskannya, kondisi geografis di Kecamatan Pangkalan dan Kapur IX sangat labil. Daerah perbukitan dengan lembah yang curam membuat serapan air tidak terlalu tinggi. Ditambah lagi dengan adanya aktivitas galian C yang diduga menggunakan dinamit. Sedangkan sungai yang menampung dan mengaliri air akan cepat penuh serta meluap jika terjadi hujan lebat. Hal ini akan memberikan celah bagi alam untuk kembali mengamuk.

“Banjir dan tanah longsor di Pangkalan dan Kapur IX ini sudah menjadi penyakit yang menahun. Bencana seperti ini sudah berulang kali terjadi dalam 29 tahun terakhir dengan intensitas sedang dan berat. Jika tidak ada tindakan yang real, ditakutkan banjir yang meluluh lantakkan Pangkalan dan Kapur IX akan terjadi lagi. Contohnya banjir awal bulan Maret ini seperti ini juga pernah terjadi di tahun 2016 dan 2010,” kata Ferizal.

Terparah, pendangkalan terjadi di Batang Kapur yng bermuara ke Kabupaten Kampar,Riau. Sejak lima tahun terakhir, pendangkalan mulai terjadi dari Nagari Sialang ke Durian Tinggi, Batang Kapur setinggi 1-1,5 meter dari dasar aslinya. Bahkan sepanjang sungai ini, ribuan material turut andil dalam penyembitan badan sungai.

“Wajar jika nagari Sialang dan Batang Kapur terendam banjir. Pendangkalan di sungai ini sangat parah. Termasuk di Batang Maek yang menyempit di bagian hulunya. Jadi sangat mudah air meluap ke pemukiman penduduk,” Tambah Wakil Bupati Kabupaten Limapuluh Kota.

Akibat pendangkalan ini, tidak tertutup kemungkinan akan berpengaruh kepada kinerja turbin PLTA Koto Panjang dalam memproduksi listrik dan ketinggian pintu air. “Alangkah baiknya sungai ini dikeruk dan dibantu oleh pemerintah pusat agar Daerah Kabupaten Limapuluh Kota bisa terbebas banjir dan PLTA Koto Panjang bisa beraktifitas dengan baik,” tambahnya. (h/ang)



On Friday, March 10, 2017 at 2:44:51 PM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote:
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages