Kanda, iko nan kito bicarakan di akhir taun di RN, tapi sayang Artikel nan uda makasuik indak basuo.
Barikuik dibawah nan uda kirim tadi…
From:
Lies Suryadi [mailto:niad...@yahoo.co.id]
Sent: 03 Maret 2008 12:24
To: Nofend St. Mudo
Subject: genealogi AB-SBK
Dinda Nofendri,
Iko ciek lai tulisan buruak ambo. Kok lai ka baguno dek dunsanak kito di lapau rancak juo dipostiangkan. Tulisanko dimuek di harian Padang Ekspres, Jumat, 28 Desember 2007.
Lai sehat2 sae Dinda? Senoga lai andaknyo.
Salam arek,
Suryadi
Dimuat di harian Padang Ekspres, Jumat, 28 Desember 2007
POSISI GEOGRAFIS BENTENG MARAPALAM: CATATAN SINGKAT KE ARAH STUDI GENEALOGI ABS-SBK
Suryadi
Munculnya kini euphoria ABS-SBK di Sumatera Barat, langsung atau tidak, tentu menimbulkan pertanyaan dalam masyarakat, terutama generasi muda, tentang sejarah pembentukan falsafah hidup kebanggaan orang Minang itu. Siapa yang merumuskan, bagaimana rumusannya, apakah rumusan itu tertulis atau lisan saja, tak ditemukan penjelasan yang komprehensif dalam buku sejarah.
Generasi Minangkabau kini tidak memperoleh warisan tertulis apapun mengenai falsafah ABS-SBK, “dasar negara” etnis Minangkabau itu. Akibatnya, muncul berbagai interpretasi dan implementasinya dalam masyarakat. Memang ada semacam ‘TOR’ lisan ABS-SBK itu yang diciptakan oleh cerdik-pandai Minangkabau di zaman dulu: “syarak mandaki, adat manurun; syarak mangato, adat mamakai; syarak babuhua mati, adat babuhua sentak; syarak balinduang, adat bapaneh; syarak basisampiang, adat ‘batilanjang’”. Akan tetapi ‘TOR’ yang penuh ciri kelisanan (orality) itu mungkin susah dipahami dan dijabarkan oleh generasi Minangkabau kini yang sudah tidak lagi paham bahasa Minangkabau ragam sastra yang penuh kata malereng itu.
Oleh karena itu kini muncul gagasan untuk menyusun kompilasi tertulis ABS-SBK. Ini antara lain dikemukakan oleh Dr. Saafroedin Bahar dalam Semiloka Inventarisasi dan Perlidungan Hak Masyarakat Hukum Adat di Universitas Andalas pada 19-21 Juli 2007. Ide di balik gagasan itu adalah agar generasi Minangkabau ke depan memiliki acuan tertulis ABS-BSK, sehingga implementasinya dalam kehidupan masyarakat tidak lagi bersifat manasuka (arbitrer).
Tulisan singkat ini tidak mendiskusikan gagasan penyusunan kompilasi ABS-SBK, tapi membicarakan sedikit sejarahnya. ABS-SBK otomatis mengingatkan kita kepada Piagam Bukit Marapalam (atau “Sumpah Sati Bukik Marapalam” dalam bahasa Minangkabau). Konon momen historis yang amat penting bagi etnis Minang itu terjadi tahun 1837, usai Perang Paderi. Tapi rujukannya kurang jelas juga. Kalau Piagam itu memang dituliskan, masih adakah tersimpan di satu perpustakaan atau koleksi pribadi di dunia ini? Mungkin ini tugas sejarawan kita untuk terus mencarinya. Atau mungkin juga “Piagam” itu hanya ikrar yang bersifat lisan saja.
Yang kita ketahui hanyalah bahwa Piagam Bukit Marapalam lahir sebagai solusi untuk ‘mempertautkan’ kembali Minangkabau yang ‘terbelah dua’ akibat Perang Paderi. Kaum Adat dan Kaum Agama saling ‘berangkulan’, dan mencoba melupakan perbalahan di antara mereka yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun.
Peristiwa bersejarah itu konon terjadi di puncak Bukit Marapalam, yang menurut beberapa sumber klasik adalah salah satu benteng Paderi di Luhak 50 Kota. Untuk menentukan dimana persisnya lokasi benteng ini, ada cukup data sejarah yang dapat kita rujuk. Salah seorang yang pernah mengujungi Benteng (Fort) Marapalam adalah botanikus Belanda, Lodewijk Horner. Ia bersama rekannya, Solomon Müller, menjelajahi pulau Sumatera (1833-1838) untuk meneliti alam dan tumbuh-tumbuhan tropis Hindia Belanda. Di Sumatra’s Weskust mereka menyisiri pantai Padang hingga Pariaman sebelum membelok ke Luhak Nan Tigo. Catatan ilmiah dan laporan perjalan L. Horner dan S. Müller selama di Sumatera dapat dibaca dalam Reizen en onderzoekingen in Sumatra, gedaan op last der Nederlandsche Indische regering, tusschen de jaren 1833 en 1838 [Perjalanan dan Penelitian di Sumatera yang ditugaskan oleh Pemerintah Hindia Belanda, antara tahun 1833-1838] ('s-Gravenhage: Fuhri, 1855). Buku harian L. Horner selama perjalanannya di Sumatera kini tersimpan di Institut Herbarium Leiden, Belanda.
L. Horner mengunjungi Fort Marapalam pada awal Maret 1838, kira-kira 8 bulan setelah benteng Paderi Bonjol berhasil direbut Belanda. Ia menulis: “Omtrent anderhalf tot twee uren van het fort Schenk [of Lintou] bereikt men de hoogte van den bergpas, links van welken het verlaten fort Marapalam nog ongeveer 60 voeten hooger ligt. Het schijnt op de uiterste zandsteen hoogte te liggen; men ziet echter geen gesteente. Verder beneden gaat men over de Tampo, als eene kleine beek. De bergpas Marapalam 11 u. O’: barometer 294’’’52; thermometer 180,8. Van deze hoogte geniet men een heerlijk uitzigt naar het westen. Noordelijk verheft zich de Sago nog bijna 3000 voeten hooger. Hij stond echter groottendeels in wolken. Zijne kloven zijn diep ingesneden en hij schijnt zijnen lava over den sangkar-steen uitgegoten te hebben” (L. Horner, “Reizen over Sumatra [1838]”, Tijdschrift van Bataviaasch Genootschaap 10 (1861):367).Terjemahan bebasnya: “Sekitar satu setengah sampai dua jam jauhnya dari Benteng Schenk [di Lintau] kita sampai setinggi puncak pelintasan. Kira-kira 60 kaki lebih tinggi di sebelah kiri puncak itu terletak Benteng Marapalam yang telah ditinggalkan.Ternyata letaknya di atas batuan pasir yang paling pinggir; namuan batuannya tidak kelihatan. Lantas lebih ke bawah kita melewati kali kecil bernama Tampo. Di puncak Benteng Marapalam itu pada jam 11 pagi: tekanan udara 294’’’52; suhu 180,8. Dari ketinggian ini kita dapat menikmati pemandangan yang amat menyenangkan ke arah barat. Di sebelah utara menjulang Gunung Sago sampai hampir sekitar 3000 kaki lebih tinggi. Namun gunung itu sebagian besarnya diliputi awan. Lembahnya dalam bergores-gores dan ternyata laharnya disemburkan sampai menutupi sangkar-steen [Batusangkar?].”
Catatan lain yang lebih awal mengenai Fort Marapalam didapat dari laporan Kolonel A. T. Raaf. Ia dan anak buahnya melakukan inspeksi ke tempat itu pada tahun 1822, tak lama setelah Belanda memutuskan ikut campur tangan dalam Perang Paderi. Catatan Kolonel Raaf itu dirujuk oleh sejarawan militer Belanda, H.M.Lange: “Den 6den Mei [1822] werd de weg die over den Marapalam naar de vallei van Lintau voert door den OVERSTE RAAF verkend. Hij bevond dan men langs die zijde ook met groote zwarigheden zou te kampen hebben, wanneer de doortogt met geweld moest gebaand worden. Voor het geval echter dat die doortogt niet door de L Kota’s zoude kunnen plaats hebben, hetgeen nader zou moeten blijken, werd de weg over den Marapalam toch verkieslijker geacht dan die over Ajer-betomba, langs welken men reeds te vergeefs had beproefd in de vallei van Lintau door te dringen. Deze verkenning gaf tot gene vijandelijkheden hoegenaamd aanleiding, hetgeen den Overste nog steeds de hoop deed voeden, dat de door hem voorgeslagen overeenkomst zou worden aangenomen.” (H.M. Lange, Het Nederlandsch Oost-Indisch Leger ter Westkust van Sumatra (819-1845) (’S Hertogenbosch: Gebroeders Muller, 1852:I, 59-60).Terjemahan bebasnya sebagai berikut: “Pada 6 Mei [1822] jalan ke Lembah Lintau yang melintasi [Benteng] Marapalam diselidiki oleh Overste Raaf. Ia menemukan bahwa kita di sana juga dapat mengalami kesulitan besar kalau harus dipaksakan melewatinya. Namun, seandainya jalan melalui Lima Puluh Kota tidak dapat dilewati, yang belum tentu pasti, jalan melalui Marapalam dianggap lebih baik daripada jalan melalui Air Bertumbuk, karena ternyata jalan melalui daerah ini untuk dapat tembus sampai ke lembah Lintau telah dicoba dengan sia-sia. Penyelidikan ini hampir tidak mengakibatkan permusuhan apapun [dengan Kaum Paderi), dan hal ini masih tetap memberikan harapan kepada sang Overste bahwa persetujuan yang diusulkan olehnya akan diterima [Kaum Paderi].”
Letak Benteng Marapalam juga dicatat dalam peta yang dibuat oleh Frans Junghuhn dalam nukunya Die Battalander auf Sumatra (Berlin: G. Reimer, 1847) (2 jilid). Di dalam peta itu (lampiran) jelas sekali bahwa letak Benteng Marapalam tak jauh dari Batang Tampo, dekat Lintau.
Jadi, cukup jelas sekarang dimana letak Benteng Marapalam, tempat konsep ABS-SBK konon diikrarkan pada tahun 1837. Dari laporan Overste A.T. Raaf dan L. Horner di atas cukup jelas juga bahwa Marapalam adalah salah satu benteng Paderi di Luhak 50 kota, tetapi seusai perang benteng itu telah ditinggalkan.
Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat bagi sejarawan kita yang berminat menulis sejarah dan genealogi ABS-SBK. Selanjutnya tentu perlu melakukan sigian akademik lebih dalam untuk mengetahui siapa (-siapa saja) tokoh yang menggagas dan mendeklarasikan Piagam Bukit Marapalam itu, yang kemudian melahirkan falsafah ABS-SBK. Juga harus diteliti lebih kanjut berbagai aspek yang terkait dengan pendeklarasian Piagam itu. Hasil penyelidikan itu tentu akan banyak manfaatnya bagi memperjelas banyak hal yang masih kabur seputar ABS-SBK yang dibangga (-bangga)kan orang Minang itu.
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.21.3/1307 - Release Date: 02/03/2008 15:59
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.21.3/1307 - Release Date: 02/03/2008 15:59
Kanda, iko nan kito bicarakan di akhir taun di RN, tapi sayang Artikel nan uda makasuik indak basuo.
Barikuik dibawah nan uda kirim tadi...
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.21.3/1307 - Release Date: 02/03/2008 15:59
Assalamu’alaikum wr.wb
Puncak Marapalam (Puncak Pato) yang ambo tau memang bana di Lintau yaitu babateh jo Bawak Bukit kec. Sungayang, dan sungai kecil Tampo (Batang Tampo) adolah dibawah Puncak marapalam di ka nagarian Batu Bulek Lintau.
Wassalam,
Nafris Chaniago
Urang Lintau di SUMSEL
Looking for last minute shopping deals? Find
them fast with Yahoo! Search.</a
salam,
Suryadi
--- Nafris <naf...@bukitasam.co.id> wrote:
> Assalamu'alaikum wr.wb
>
>
>
> Puncak Marapalam (Puncak Pato) yang ambo tau memang
> bana di Lintau yaitu babateh jo Bawak Bukit kec.
> Sungayang, dan sungai kecil Tampo (Batang Tampo)
> adolah dibawah Puncak marapalam di ka nagarian Batu
> Bulek Lintau.
>
>
>
> Wassalam,
>
> Nafris Chaniago
>
> Urang Lintau di SUMSEL
>
>
>
>
>
> _____
>
=== message truncated ===
________________________________________________________
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di di bidang Anda! Kunjungi Yahoo! Answers saat ini juga di http://id.answers.yahoo.com/
Jan kan kato-kato takah itu, kaminakan ambo nan gadang
di Padang kini se indak tahu arati kato "canggu" jo
"mamapeh" doh.
Mungkin dek kini ko sanitasi jo kebersihan alah rancak
jadi indak banyak bana urang nan kanai "canggu" tu
doh. Jadi kaminakan2 nan ABG tu indak parnah marasoan
puncak "canggu" tasingguang, snek se jadi lah kok
indak tapakiak ko hah...
> Generasi Minangkabau kini tidak memperoleh warisan
> tertulis apapun mengenai falsafah ABS-SBK, "dasar
> negara" etnis Minangkabau itu. Akibatnya, muncul
> berbagai interpretasi dan implementasinya dalam
> masyarakat. Memang ada semacam 'TOR' lisan ABS-SBK
> itu yang diciptakan oleh cerdik-pandai Minangkabau
> di zaman dulu: "syarak mandaki, adat manurun;
> syarak mangato, adat mamakai; syarak babuhua mati,
> adat babuhua sentak; syarak balinduang, adat
> bapaneh; syarak basisampiang, adat 'batilanjang'".
> Akan tetapi 'TOR' yang penuh ciri kelisanan
> (orality) itu mungkin susah dipahami dan dijabarkan
> oleh generasi Minangkabau kini yang sudah tidak lagi
> paham bahasa Minangkabau ragam sastra yang penuh
> kata malereng itu.
____________________________________________________________________________________
Never miss a thing. Make Yahoo your home page.
http://www.yahoo.com/r/hs
salam,
Suryadi
________________________________________________________
-adyan
Kok arago-e sekitar $20 - $30 masih takao lah dek
karano ambo indak mangarati pulo sebagian kato-kato
dari Pak Doto Suryadi ko doh:
- canggu -> nan iko lai ambo mangarati bana hehehe...
- talenang -> ????
- payuak -> = pariyuak = periuk (Ind.) = priok
(betawi)
- laka -> dari ulek laka (ulat kaki seribu?)
- sakin -> = pisau; sakin pamuih = pisau silet merek
"famous".
- saleyan -> ????
- kapareh -> ????
- kakobeh -> perangai, prilaku, kebiasaan
- careteh -> ????
- katayo -> ????
- arik -> = arit (alat menyabit rumput/padi)
- angik -> = rangik = nyamuk
- cimuntu -> ????
- cancaduang -> ????
- sinangih -> sejenis tanaman perdu untuk obat2an,
bisa mambuek mato baraia (manangih)?
- sikaduduak -> sejenis tanaman perdu makanan favorit
burung, biaso-e daun-e dipakai untuak mailangan bau
anyia ikan darek takah puyu, rutiang, limbek, dsb.
Ikan "puyu" iko bahasa indonesia-e ado nan tahu?
--- Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id> wrote:
>
>
> Kamus Minangkabau Gerard Moussay paralu diterbitkan
> versi Minang-Indonesia-nyo mah. Kaba2nyo dulu,
> kutiko
> alm Bapak Lukman Ali masih iduik, alah ado rencana
> tu,
> didukuang dek Gebu Minang. Kini baa kolah kabanyo?
> Lai
> jadi atau indak? Mungkin ado dunsanak di lapau nan
> tau. Kalau ado kamus nan rancak dan langkok, tantu
> urang mudo kito dapek maliek apo arti kato: canggu,
> talenang, payuak, laka, sakin, saleyan, kapareh,
> kakobeh, careteh, katayo, arik, angik, cimuntu,
> cancaduang, sinangih, sikaduduak, dll...
>
> salam,
> Suryadi
>
>
>
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
--- Lies Suryadi wrote:
>
>
> Kamus Minangkabau Gerard Moussay paralu diterbitkan
> versi Minang-Indonesia-nyo mah. Kaba2nyo dulu,
> kutiko
> alm Bapak Lukman Ali masih iduik, alah ado rencana
> tu,
> didukuang dek Gebu Minang. Kini baa kolah kabanyo?
> Lai
> jadi atau indak? Mungkin ado dunsanak di lapau nan
> tau. Kalau ado kamus nan rancak dan langkok, tantu
> urang mudo kito dapek maliek apo arti kato: canggu,
> talenang, payuak, laka, sakin, saleyan, kapareh,
> kakobeh, careteh, katayo, arik, angik, cimuntu,
> cancaduang, sinangih, sikaduduak, dll...
>
> salam,
> Suryadi
>
>
>
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Ne gardez plus qu'une seule adresse mail ! Copiez vos mails vers Yahoo! Mail
Disampiang itu, juo ado 2 Kamus Bahasa Indonesia – Minang (I dan II) nan di kaluakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dulu.
Nan partamo 376 halaman, dan yang kaduo 465 halam
Antah dima mancari buku macam iko kini.
From:
Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Tanjuang Heri
Sent: 03 Maret 2008 16:24
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] RE :
[R@ntau-Net] Re: Kamuih Gerard Moussay
Sanak sapalanta,
Sekedar info se, kamuih ko alah ditabik an di Indo, klo ndak salah dek gramedia. jadi ndak samaha nantun. Klo versi Minang Parancis ambo ado punyo ;Memang kamuih ko iyo sabana rancak. Terakhir ambo dangan Wak Moussay tu alah baliak ka Paris, tp ambo alun pernah basuo lai. Namun ambo ado punyo kontak jo anak buahnyo nan salamo Kiek tinggi, nan pasih pulo babaso awak. Kini liau tu di kamboja. Ambo cari tahu dulu apo versi Minang Indonesia nyo apo masih ado.
Heri
L 44+ Paris
Ambo alah rancah Puncak Pato tu babarapo kali dalam iduik dan tahu
bana baa rancaknyo pamandangan dari sinan. Lah babarapo kali
postiang ambo manganai itu di Lapau ko.
Untuak mancaliak posisi kiro-kironyo, nikmati Google Google Earth.
Gunuang Sago jaleh di sinan karano awak dalam lingkuangan selatan
Gunuang Sago. Calaiak teks Balaia Tangah. Sebelah Barat teks Balai
Tangah caliak ado duo titiak manandokan gambar. Pencet kaduo titiak
tu tampak gambar masiang-masiang. Nan di Utara adolah Puncak Pato,
titiak selatan adolah Bukik Maapalam dicaliak dari Puncak Pato.
sudah tu malayang-layang lah di langik sakitar tu. Sanang paratian.
Cubo lah kok indak.
Kalau Pato alah masuak (di Timur) mako di barat di bawah Puncak Pato
tu di ado Nagari Baruah Bukik (di Barat) masuak Kacamatan Sugayang.
Kalau di website dibawah ko inyo manarangkan pemboman Andaleh
Baruaah Bukik 1958, ambo ado disekitar tu. Saminggu sabalunnyo ambo
lalok di Baruah Bukik, panuah Rumah-rumah Gadang, ambo taruih ka
Lintau. Wakatu ambo baliak sasudah pamboman tu, masih baasok
kampuang-kampuang, rumah tampek ambo lalok tadinyuo tu indak ado
lai. Sabana ibo ati maagaki. Panjang lo carito beko. Silakan caliak:
1. Google earth dengan posisi di duo titiak nan ambo gambarkan diateh
2. Caliak Website di bawah ko:
http://www.members.tripod.com/raso_pareso/prri.html
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, "Nafris" <nafris@...> wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr.wb
>
> Puncak Marapalam (Puncak Pato) yang ambo tau memang bana di Lintau
yaitu babateh jo Bawak Bukit kec. Sungayang, dan sungai kecil Tampo
(Batang Tampo) adolah dibawah Puncak marapalam di ka nagarian Batu
Bulek Lintau.
>
> Wassalam,
>
> Nafris Chaniago
>
> Urang Lintau di SUMSEL
>> _____
>
> "Nofend St. Mudo" <nofend@...> wrote:
>
> Kanda, iko nan kito bicarakan di akhir taun di RN, tapi
sayang Artikel nan uda makasuik indak basuo.
>
> Barikuik dibawah nan uda kirim tadi...
>
>
>
>
> _____
<http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=Reizen> en
onderzoekingen <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?
IKT=4&TRM=onderzoekingen> in Sumatra
<http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=Sumatra> ,
gedaan <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=gedaan>
op last <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=last>
der Nederlandsche <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?
IKT=4&TRM=Nederlandsche> Indische
<http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=Indische>
regering <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?
IKT=4&TRM=regering> , tusschen
<http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=tusschen> de
jaren <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=jaren>
1833 <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=1833> en
1838 <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=4&TRM=1838>
[Perjalanan dan Penelitian di Sumatera yang ditugaskan oleh
Pemerintah Hindia Belanda, antara tahun 1833-1838] ('s-Gravenhage
<http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?IKT=1018&TRM=s%
2DGravenhage> : Fuhri <http://asa2.pica.nl/DB=1/SET=1/TTL=2/CLK?
IKT=1018&TRM=Fuhri> , 1855). Buku harian L. Horner selama
Sinangih tu sejenis ikan. Dek nan mudo2 kini makan
ikan kaleng sae lai, indak tahu bantuak ikannyo. Tapi
kan lai tingga di pantun:
Sinangih lauak rang Tiku,
Diatua jo ujuang pandan,
Manangih Uni Hanifah duduak di pintu,
Maliek Uda e kabajalan.
salam,
Suryadi
> Heri Tanjuang(44)
> Rang Tabiang
> Paris, Perancis
> HP : +33627532880
> Fax :+33140598958
> HP Indo : 0811885627 (hanyo utk SMS)
>
> ---------------------------------
> Ne gardez plus qu'une seule adresse mail ! Copiez
> vos mails vers Yahoo! Mail
>
>
>
________________________________________________________
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
http://id.yahoo.com/
Cubadak badakak-dakak,
antimun batali-tali.
Abak den pai malagak,
Uwaik den barusuah hati ...
> > Ikan "puyu" iko bahasa indonesia-e ado nan tahu?
Puyu ko pun sabangso ikan, sagadang "bada putiah" kalau di daghek.
Ambo suko manangguak di banda-banda sawah maso ketek. Banyak dapek
bada putiah, pantu, tali-tali bagai. Sakali-sakali dapek ikan puyu,
awaah harus shati-tahi mancakaunyo karano siriaknyo ["sirip"
Indonesia, bukan "syriq" Arab doh] tajam bisa luko tangan awak, apo
lai kucatiangnyo kareh lo dari bada putih. Kiro-kiro ikan "betot"
Indonesia.
Papatah "Bak puyu di aia janieh" kiasan urang nan sanang iduiknyo.
> > - angik -> = rangik = nyamuk
Angik ko ndak samo jo ghangik do Jo.
Angik aratinyo busuak, alah babaun, tengik Caro Indonesia. Alah
angik, alah busuak.
Mariangik, mambari angik, mambari malu, mambuek malu.
> > - payuak -> = pariyuak = periuk (Ind.) = priok (betawi)
Payuak, indak lo samo jo paghiyuak do.
Payuak, lampai, rampiang.
"Payuak bak pimpiang di lereng, lamah bak langgundi mudo" pujian
untuak padusi nanl rancak badannyo lamah gumalai jalannyo. ( cf.
M.Thaib St.Pamntjak, 1935)
> > - saleyan -> ????
Ambo raso samo jo salaian, untuak panyalaian atau mangariangkan
sasuatu misanyo ikan, nan akhianyo manjadi ikan salai.
> > - laka -> dari ulek laka (ulat kaki seribu?)
Laka ko kalau dikampuang, aleh pariuak, tampek malatakan ikua
pariuak, nan dibuek saroman karanjang dari lidih atau rotan.
Indak pulo samo jo laka walmulk dalam talbiah doh ...:)
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, Lies Suryadi <niadilova@...> wrote:
>
> Ha..kan banyak sanak Syafrinal nan ndak tau tu. Samo
> jo ambo mah...
>
> Sinangih tu sejenis ikan. Dek nan mudo2 kini makan
> ikan kaleng sae lai, indak tahu bantuak ikannyo. Tapi
> kan lai tingga di pantun:
>
> Sinangih lauak rang Tiku,
> Diatua jo ujuang pandan,
> Manangih Uni Hanifah duduak di pintu,
> Maliek Uda e kabajalan.
>
> salam,
> Suryadi
>
> >
> > Syafrinal Syarien <ssyarien@...> a écrit :
Kalau memang lah tabik tarjumahan Dictionnaire Minangkabau,
indonesien français / Gérard Moussay tu ka dalam Bahaso Indonesia,
apolai ditabikkan di Jakarta, rancak dibali buku tu. Bidaso untuak
simpanan referensi rumah tanggo turun tamurun. Mudah-mudahan sajo
indak manjadi pakaro lo nanti sia nan ka jadi warih buku pusako
tu. :)
Wakatu nan asli bahaso Parancihnyo tabik ambo sanang bana jo buku
tu, sangat kagum ambo mancaliak karajonyo.
Di bawah ko ambo salekkan macam-macam kamus Minangkabau nan dapek
dicaliak di melvyl, database California Library.
Salam,
--MakNgah
1 Details/Locations
Author Pamuntjak, Muhammad Thaib Sutan.
Title Kamoes bahasa Minangkabau-bahasa Melajoe-Riau [microform].
Publisher Batavia, Balai Poestaka, 1935.
Format Book
Library CRL NRLF UCB
1 Details/Locations Author Moussay, Gerard.
Title Dictionnaire Minangkabau, indonesien français / Gérard
Moussay.
Publisher Paris : L'Harmattan : Association Archipel, 1995.
Series Collection "Recherches asiatiques"
Cahier d'Archipel ;27
Format Book
Library UCLA UCB
1 Details/Locations Author Asnan, Gusti.
Title Kamus sejarah Minangkabau / Gusti Asnan.
Publisher [Padang] : Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau,
2003.
Format Book
Library UCB
2 Details/Locations Author Saydam, Gouzali.
Title Kamus lengkap bahasa Minang : Minang-Indonesia, Indonesia-
Minang / Gouzali Saydam.
Publisher Padang : Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau, 2004.
Format Book
Library UCLA
3 Details/Locations Author Majolelo, Yunus St.
Title Kamus kecil bahasa Minangkabau, Indonesia-Minang, Minang-
Indonesia : disertai dengan uraian tentang bahasa Minang / Yunus St.
Majolelo.
Publisher Jakarta : Mutiara, 1983.
Format Book
Library CRL NRLF
4 Details/Locations Title Kamus Minangkabau-Indonesia / oleh Marah
Rusmali ... [et al.].
Publisher Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
Series Seri K ;85.031
Format Book
Government document
Library UCB
5 Details/Locations Author Adnan, Nurlela.
Title Kamus bahasa Indonesia-bahasa Minangkabau / Nurlela Adnan,
Ermitati, Rosnida M. Nur.
Publisher Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994.
Format Book
Government document
Library UCB
6 Details/Locations Author Yang Dipatuan, Abdul Kadir Usman Dt.
Title Kamus umum bahasa Minangkabau Indonesia / dihimpun dan
disusun oleh Abdul Kadir Usman Dt. Yang Dipatuan.
Publisher Padang : Anggrek Media, 2002.
Format Book
Library SRLF UCB
7 Details/Locations Author Adnan, Nurlela.
Title Kamus bahasa Indonesia-Minangkabau / Nurlela Adnan, Ermitati,
Rosnida M. Nur.
Publisher Jakarta : Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan
Nasional : Balai Pustaka, 2001.
Series Serial kamus bahasa Nusantara
Format Book
Government document
Library UCB SRLF
====================
--- In Rant...@yahoogroups.com, "Nofend St. Mudo" <nofend@...>
wrote:
>
> Disampiang itu, juo ado 2 Kamus Bahasa Indonesia – Minang (I dan
II) nan di
> kaluakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dulu.
> Nan partamo 376 halaman, dan yang kaduo 465 halam
> Antah dima mancari buku macam iko kini.
>
> _____
>
Ambo manumpang ciek, nak ka batanyo arti kato
"piladang".
Ciek lai (he he tambuah) kato "santano". Ambo bisa
mangiro-ngiro artinyo (seandainya???). Tapi ambo
penasarn lo, di daerah atau di jaman ma urang mamakai
kato santano tu?)
Ambo dapek kato2 tu di lagu 2 ko:
.... Kok luko dek sambilu, cegak diubek nan jo piladang
.... Kalto malereng, kato malereng biso nyo tajam
[dari lagu Pasan Mande]
.... Santano risau pautan hati, tolong mande sampaikan
pasan cinto den
[judul lagunyo lupo, nan manyanyi Charles Hutagalung]
Tarimokasi
Riri Chaidir
L 46 ---
--- Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id> wrote:
>
>
> Ha..kan banyak sanak Syafrinal nan ndak tau tu. Samo
> jo ambo mah...
>
> Sinangih tu sejenis ikan. Dek nan mudo2 kini makan
> ikan kaleng sae lai, indak tahu bantuak ikannyo.
> Tapi
> kan lai tingga di pantun:
>
____________________________________________________________________________________
Looking for last minute shopping deals?
Find them fast with Yahoo! Search. http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping
> Ikan "puyu" iko bahasa indonesia-e ado nan tahu?
>
Ikan Puyu, merupakan spesies ikan aia tawa (darek) nan paliang lincah, biasonyo banyak di bancah2 atau anak aia ditapi sawah (banda) punya sisiak nan kareh dan tajam. Memudahkan iko bergerak di ateh tanah nan baraia (bancah2), dan ikan iko suko pindah pindah dari suatu banda/bancah ka banda lainnyo.
Ikan Puyu, atau bahaso latinnyo Anabas Testudineus, labiah terkenal di daerah malayu malaka (malaysia), ditampek awak lai banyak, dan relatif mudah mengembang biakannyo, cuman sayang, dek kapalo gadang dan kareh, banyak pulo tulang, ikan ko kurang disukoi dek masyarakat kito, tarutamo dikampuang ambo, disampiang ikan puyu ko, ado ciek lai nan kurang digemari (lupo namonyo) ikan ko mirip limbek, tapi ba sisiak cando puyu ko, ado sanak nan tau namo ikannyo?
Dek manyabuk Ikan Puyu, raso pernah ingek lagu P. Ramlee
*Ikan keli didalam sawah
Ikan puyu dirawa-rawa *
Ingat pesan Datuk Hang Tuah
Takkan Melayu Hilang Di Dunia
Hehehe… parintang2 patang…
From:
Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of R. Y. Perry Burhan
Sent: 04 Maret 2008 17:47
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Re: Balasan:
[R@ntau-Net] RE : [R@ntau-Net] Re: Kamuih Gerard Moussay
> Ikan "puyu" iko bahasa indonesia-e ado nan tahu?
>
Kalau di rantau surabaya
: ikan puyu = ikan betik
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.21.4/1309 - Release Date: 03/03/2008 18:50
Sakitar awal thn 2000an, ambo maambiak sakitar 20an buku
"Tata Bahasa Minangkabau" karangan Gerard Moussay di Mampang.
Buku tu gratis. Buku tu mbo bagikan dgn caro mangirim via pos,
maantakan lansung ka babarapo Rantaunetter.
Ado kamuh : "Kamus Umum Bahasa Minangkabau Indonesia"
dihimpun dan disusun H Abdul Kadir Usman, 571
halaman
Penerbit : Anggrek Media - Padang
Ang...@ranahminang.net
arago Rp 95,000.-
Wass
mak Ban
~~~~~~~~
Ikan Puyu, merupakan spesies ikan aia tawa (darek) nan paliang lincah, biasonyo banyak di bancah2 atau anak aia ditapi sawah (banda) punya sisiak nan kareh dan tajam. Memudahkan iko bergerak di ateh tanah nan baraia (bancah2), dan ikan iko suko pindah pindah dari suatu banda/bancah ka banda lainnyo.Ikan Puyu, atau bahaso latinnyo Anabas Testudineus, labiah terkenal di daerah malayu malaka (malaysia), ditampek awak lai banyak, dan relatif mudah mengembang biakannyo, cuman sayang, dek kapalo gadang dan kareh, banyak pulo tulang, ikan ko kurang disukoi dek masyarakat kito, tarutamo dikampuang ambo, disampiang ikan puyu ko, ado ciek lai nan kurang digemari (lupo namonyo) ikan ko mirip limbek, tapi ba sisiak cando puyu ko, ado sanak nan tau namo ikannyo?Dek manyabuk Ikan Puyu, raso pernah ingek lagu P. Ramlee*Ikan keli didalam sawah
Ikan puyu dirawa-rawa *
Ingat pesan Datuk Hang Tuah
Takkan Melayu Hilang Di Dunia
Hehehe... parintang2 patang...
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of R. Y. Perry Burhan
Sent: 04 Maret 2008 17:47
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Re: Balasan: [R@ntau-Net] RE : [R@ntau-Net] Re: Kamuih Gerard Moussay
> Ikan "puyu" iko bahasa indonesia-e ado nan tahu?
>
Kalau di rantau surabaya : ikan puyu = ikan betik
Di Sumatera ikan ko tantu indak asiang pulo. Apolai di
Minang. Makonyo ado babarapo pepatah Minang dengan
lema ikan ko. Tadi lah disabuik papatah "BAK PUYU DI
AIA JANIAH". Urang nan riang gembira, malenggok ka
sinan malenggok kamari. Makna pepatah ko positif.
Tapi ado pulo nan negatif: SEMBA PUYU TUMAH. AIANYO
SAMPAI KA ATEH TABIANG. Mangiehkan urang ketek, tapi
balagak gadang; ongeh kato urang kini. Kok kecek antah
a kadisabuik, nan kajadian indak ado... Basobok
papatah lamo: "Tipu Aceh gurindam Barus, lagak Padang
omong Batawi".
Bara ka arifnyo rang mudo Minangkabau kini kalau tetap
tau di papatah kato basayok ko. Sungguahpun kaia nan
dibantuak, ikan di lauik nan ka dihadang.... Iko nan
'inti' Minangkabau....sanak!
salam,
Suryadi
> Hehehe... parintang2 patang...
>
>
>
>
>
>
>
> _____
>
> From: Rant...@googlegroups.com
> [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
> Behalf Of R. Y. Perry Burhan
> Sent: 04 Maret 2008 17:47
> To: Rant...@googlegroups.com
> Subject: [R@ntau-Net] Re: Balasan: [R@ntau-Net] RE :
> [R@ntau-Net] Re: Kamuih
> Gerard Moussay
>
>
>
>
> > Ikan "puyu" iko bahasa indonesia-e ado nan tahu?
> >
>
>
> Kalau di rantau surabaya : ikan puyu = ikan betik
>
>
>
>
>
>
> No virus found in this outgoing message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.21.4/1309 -
> Release Date: 03/03/2008
> 18:50
>
>
>
>
>
________________________________________________________
"Lulua se lah puyu go eeeh!"
Sanang ambo mancaliak gambar puyu kiriman Angku Jamaludin Mohyiddin
takana maso saisuak. Bana, ikan puyu tu lamak bana kalau digoreng
masiak, badaruak-daruak; siriakno nan tajam tu pun taraso ampuak.
Karano ambo dapek sakali-sakali katu manangguak dulu tu, mungkin
karano agak susah manangguakno, ano agak lia, mungkin santiang
bakalundok di lunau.
Karano siripno tajam, dan ikanno kuat mangkacipa, kok talulua iduik-
iduik susah suruik ka muluik. Maso ketek-ketek kok mancaliak urang
palak hiduik, kami basorak kareh-kareh:
"Lulua sin lah puyu go eeeh!" :)
Panggilan "betit" nan tadanga dek Angku Perry Burhan di surabaya tu
tampakno variasi ucapan dari "betot" tertulis dalam kamus Indonesia,
tapi ambo indak tahu dimaa bana kata betot tu dipakai dalam
kehidupan pembicara bahasa.
Mancaliak lagu P. Ramlee ko, iyo tadanga-danga tangiang-ngiang
suaronyo manyanyi jo Kasma Booty sisuak.
Merpati dua sejoli,
terbang dua sekawan.
Dimana oh Matahari,
di sana pula Bulan ...
Kok ado sanak nan basuo jo website Lagu-lagu P Ramlee tolong
katangahkan.
Salam,
--MakNgah
Mungkin postiang MakNgah tantang puyu mamuyu ko lah takalimbun pulo,
dikutip baliak:
--- In Rant...@yahoogroups.com, "hambociek" <hambociek@...> wrote:
>
> > > Ikan "puyu" iko bahasa indonesia-e ado nan tahu?
> Puyu ko pun sabangso ikan, sagadang "bada putiah" kalau di daghek.
> Ambo suko manangguak di banda-banda sawah maso ketek. Banyak dapek
> bada putiah, pantau, tali-tali bagai. Sakali-sakali dapek ikan
puyu,
> awaah harus shati-tahi mancakaunyo karano siriaknyo ["sirip"
> Indonesia, bukan "syiriq" Arab doh] tajam bisa luko tangan awak,
apo
> lai kucatiangnyo kareh lo dari bada putih. Kiro-kiro ikan "betot"
> Indonesia.
> Papatah "Bak puyu di aia janieh" kiasan urang nan sanang iduiknyo.
>
> Salam,
> --MakNgah
> Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, jamaludin mohyiddin
> "Nofend St. Mudo" <nofend@...> wrote: v\:* {behavior:url
(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:*
{behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url
(#default#VML);} st1\:*{behavior:url
(#default#ieooui) } Ikan Puyu, merupakan spesies ikan aia
tawa (darek) nan paliang lincah, biasonyo banyak di bancah2 atau
anak aia ditapi sawah (banda) punya sisiak nan kareh dan tajam.
Memudahkan iko bergerak di ateh tanah nan baraia (bancah2), dan ikan
iko suko pindah pindah dari suatu banda/bancah ka banda lainnyo.
>
> Ikan Puyu, atau bahaso latinnyo Anabas Testudineus, labiah
terkenal di daerah malayu malaka (malaysia), ditampek awak lai
banyak, dan relatif mudah mengembang biakannyo, cuman sayang, dek
kapalo gadang dan kareh, banyak pulo tulang, ikan ko kurang disukoi
dek masyarakat kito, tarutamo dikampuang ambo, disampiang ikan puyu
ko, ado ciek lai nan kurang digemari (lupo namonyo) ikan ko mirip
limbek, tapi ba sisiak cando puyu ko, ado sanak nan tau namo ikannyo?
>
> Dek manyabuk Ikan Puyu, raso pernah ingek lagu P. Ramlee
> *Ikan keli didalam sawah
> Ikan puyu dirawa-rawa *
> Ingat pesan Datuk Hang Tuah
> Takkan Melayu Hilang Di Dunia
>
> Hehehe... parintang2 patang...
>
>
>
>
> ---------------------------------
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, Lies Suryadi <niadilova@...> wrote:
...
Tabulang diitiak..
salam,
-adyan
Ikan Puyu, merupakan spesies ikan aia tawa (darek) nan paliang lincah, biasonyo banyak di bancah2 atau anak aia ditapi sawah (banda) punya sisiak nan kareh dan tajam. Memudahkan iko bergerak di ateh tanah nan baraia (bancah2), dan ikan iko suko pindah pindah dari suatu banda/bancah ka banda lainnyo.
Ikan Puyu, atau bahaso latinnyo Anabas Testudineus, labiah terkenal di daerah malayu malaka (malaysia), ditampek awak lai banyak, dan relatif mudah mengembang biakannyo, cuman sayang, dek kapalo gadang dan kareh, banyak pulo tulang, ikan ko kurang disukoi dek masyarakat kito, tarutamo dikampuang ambo, disampiang ikan puyu ko, ado ciek lai nan kurang digemari (lupo namonyo) ikan ko mirip limbek, tapi ba sisiak cando puyu ko, ado sanak nan tau namo ikannyo?
Baliak manjapuaik puyu,
ado lo dalam Bahaso Melayu "angin puyu"
nan kadang-kadang disabuik juo "angin puyuh".
Kalau rutiang, kabanyo suko makan anaknyo,
"Apak Rutiang!"
Limbek atau Ikan Kalang acok kami sabuik Kinkalang, siriak
sampiangnyo runciang tajam, hati hati mangacanyo. Ikannyo agak lia
lo, licin indak basisiak, saroman baluik.
"Mamintak sisiak ka Limbek".
Mitaka nasehat ka urang bodoh
atau, manyalang ka urang nan indak punyo.
Sairiang jo itu takana pulo:
"Mintak tanduak kudo!"
Bakandak nan indak ka mungkin.
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, jupardi andi <jupardi_jp@...>
wrote:
Saudara Nofend St. Mudo dan pengunjung Palanta RN
Assalam mu Alaikum wa Rahmatul Llah hi wa Barokatuh
Antara banyak ikan air tawar, ikan puyu enak di makan. Saya tidak tahu, maklumlah sudah lama tak makan masakan ikan puyu, masakan yang cukup sesuai dengan ikan puyu ini. Di goreng garingkah atau di masak gulai asam pedas atau masak lemak cili api. Yang jelas nya kalau digulai dengan perencah yang di buat dari giling batu, benar benar enak.
-----------------ambo kuduangkan----------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
jan baitu da Sjamsir...
"minta tanduak kudo" tu insha ALLAH balaku...hehhe
iko tantunyo tantang lagu puteh ramlee.
lai ado 26 lagu baliau di ambo.
apo ka mandangakan di toronto?
kok dimasuakkan ka siko, bisa di
'ban' ambo dek Miko.
wassalam
boes
Aa itu lain kaji, indak sakategori.
Lain limbek, lain rutiang, balain pulo puyu-puyu.
Baliak manjapuaik puyu,
ado lo dalam Bahaso Melayu "angin puyu"
nan kadang-kadang disabuik juo "angin puyuh".
Kalau rutiang, kabanyo suko makan anaknyo,
"Apak Rutiang!"
Limbek atau Ikan Kalang acok kami sabuik Kinkalang, siriak
sampiangnyo runciang tajam, hati hati mangacanyo. Ikannyo agak lia
lo, licin indak basisiak, saroman baluik.
"Mamintak sisiak ka Limbek".
Mitaka nasehat ka urang bodoh
atau, manyalang ka urang nan indak punyo.
Sairiang jo itu takana pulo:
"Mintak tanduak kudo!"
Bakandak nan indak ka mungkin.
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, jupardi andi
wrote:
>
> Limbek..rutiang..gabuih..bakok
> mungkin itu..nan sanak makasuik (lupo)
salam
Ben
--- In Rant...@yahoogroups.com, Hayatun Nismah Rumzy <hnismah@...>
wrote:
>
> Tahun 50an untuak wakatu sikola di Padang untuak mancimoohkan rang
Padang Luar Kota bakecekkan: "Waang puyu" Lalu dibalehnyo dengan
"Waang darek".
> Lalu kalau urang gadang atinyo ado keributan dan kusuik nagari
mako dikecekkan bananyo sarupo ikan kalang suko mangaruahkan aia.
> Kalau rutiang dikampuang kami namonyo ruan atau mungkin bahasa
Indonesianya ikan gabus. Kalau ado ikan ruan ko didalam tabek
alamaik abih ikan nan lain jo anak2nyo dimakannyo.
> Sakian carito pakaro ikan
> Nismah dan Rumzy
>
> hambociek <hambociek@...> wrote:
>
> Aa itu lain kaji, indak sakategori.
> Lain limbek, lain rutiang, balain pulo puyu-puyu.
>
> Baliak manjapuaik puyu,
> ado lo dalam Bahaso Melayu "angin puyu"
> nan kadang-kadang disabuik juo "angin puyuh".
>
> Kalau rutiang, kabanyo suko makan anaknyo,
> "Apak Rutiang!"
>
> Limbek atau Ikan Kalang acok kami sabuik Kinkalang, siriak
> sampiangnyo runciang tajam, hati hati mangacanyo. Ikannyo agak lia
> lo, licin indak basisiak, saroman baluik.
> "Mamintak sisiak ka Limbek".
> Mitaka nasehat ka urang bodoh
> atau, manyalang ka urang nan indak punyo.
>
> Sairiang jo itu takana pulo:
> "Mintak tanduak kudo!"
> Bakandak nan indak ka mungkin.
>
> Salam,
> --MakNgah
> Sjamsir Sjarif
> --- In Rant...@yahoogroups.com, jupardi andi
> wrote:
> >
> > Limbek..rutiang..gabuih..bakok
> > mungkin itu..nan sanak makasuik (lupo)
>
>
>
> ---------------------------------
Limbek atau Ikan Kalang acok kami sabuik Kinkalang, siriak
sampiangnyo runciang tajam, hati hati mangacanyo. Ikannyo agak lia
lo, licin indak basisiak, saroman baluik.
"Mamintak sisiak ka Limbek".
Mitaka nasehat ka urang bodoh
atau, manyalang ka urang nan indak punyo.
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
Iyo mak Ndaro, babeda sangaik kalau dikampuang ambo
Walaupun sarumpun, sejenis, tapi balain-lain ukuran dan kemampuannyo, ado babarapo macam ikan an nan sejenis ko nampak diambo.
- Limbek/Lele, ikannyo ndak babiso patilnyo do, iduiknyo bakalompok/bakaluarga, ukuran bisa labiah gadang, bisa manyubarangi daratan untuak pindah lokasi antar anak sungai dirimbo.
- Kalang/Kalang kalang, agak ketek2, biasonyo banyak dibanda2 sawah, tapi patilnyo kok kanai tangan sabana sakik, samntaro warnanyo alah mak ndaro sabuikan.
- Baruang, kalau ikan iko suko diayia nan janiah (anak sungai), warna agak ka putiahan saketek, iko ikannyo sangek babiso, kok ndak pandai manangkonyo jiko dapek, jan cubo2 juo lai, bisa angek dingin tangan kok kanai patil/sangeknyo, tapi ikan iko saban manih, diabuih jo ayia putia pakai garam dan wang se, saban lamak.
- Ikan Bakok, lah samo2 disampikan tadi
- Silaghian, iko ikannyo ketek, paliang saampi jari, sangaik lamak di pangek jo paki
- Ado ciek lai, sarupo silagian ko, tapi ambo lupo namonyo
Mungkin ado nan lain sejenis limbek/lele ko??
Taka lagu Gamat “pucuak pisang” mak Ndaro
Pucuak
lah pisang hijau daunnyo
Ditimpo paneh ditangah lah hari
Ditangah lalok rasian tibo
Raso batamu si jantuang hati
Lala
lala lalala … Lala lala lalala
Denai dendangkan lagu nan lamo
Lala lala lalala … Lalala lala lalala
Dendang parintang hati nan ibo
Guruah jo patuih panubo limbek
Limbek ditubo di aia nan tanang
Lah tujuah ratuih carikan ubek
Badan batamu mangko ka sanang
Lala
lala lalala … Lala lala lalala
Denai dendangkan lagu nan lamo
Lala lala lalala … Lalala lala lalala
Dendang parintang hati nan ibo
Gadang
ombaknyo si Pasia Puruih
Urang manjalo ditangah lah hari
Bukan tak makan badan ko kuruih
Kuruih mamikia si jantuang hati
Lala
lala lalala … Lala lala lalala
Denai dendangkan lagu nan lamo
Lala lala lalala … Lalala lala lalala
Dendang parintang hati nan ibo
From:
Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Bandaro Labiah
Sent: 05 Maret 2008 10:07
Assalamu'alakumw.w
Mak Ngah Jo Mak Lembang Alam.
arah ka puun agak kamudiak dari Canduang, tapekno dikampuang ambo, .antaro Ikan Kalang jo Limbek ko iyo indak saroman doh, tapi babeda, sungguahpun nampak sakileh pado bantuak iyo lai samo, namun kalau alah diparatikan bana pado rono jo dima tampaik sarang idukno, baru tahu bedano
nan ciek, rono no agak tuo sampai ka itam, nan ciek lai kuniang sampai kasikalaik.
kalau pakaro sarangno, nan ciek dibaliak-baliak batu sarato aia nan dareh, sadang ciek lai sarangno batanah jo ba"bungin", aiano tanang
kalau ndak pandai mangkok Ikan Kalang jo limbek ko, iyo bisa kanai "sangok" tangan dibuekno
Kok ado urang nan sadang "malapeh" tabek jo sakalian 'maanyuk" bungin, pai lah ka tabek tu tangah malam, lah "bi" manggalepa limbek tu disarangno nan biasono disuduk tabek tu, tinggan "maunja" sajo li, langsuang bisa di cakau
carito pangawani minun kawa
Wassalamu'alaykum w.w.
Bandaro Labiah
* Ya Alllah jauhkan lah ambo dari parbuatan ba simanjua-jua tanah pusako tinggi, sabaliakno mamuhun pertolonganMU untuak manambah nan alah ado .. amiiiin
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.21.4/1312 - Release Date: 04/03/2008 21:46
Iyo mak Ndaro, babeda sangaik kalau dikampuang ambo
Guruah jo patuih panubo limbek
Limbek ditubo di aia nan tanang
Lah tujuah ratuih carikan ubek
Badan batamu mangko ka sanang
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
Bundo, katiko ketek kami dulu kodok monangguak ikan di sawah, diayia
Bonda..banyaklah mondapek ikan tali-tali jo ikan puyu ko. Puyu ko
kalau diangkek sisiaknyeh digoreng koriang yo lomak bona. kalau ikan
ruan ko dek kami pek sungai rimbang mungkin ikan Bakok. sisiak koreh,
suko makan anak ikan. kadang kalau mombuek tambun (taronak ikan
disawah) kalau sonjo kodok bocibuakkan kalau ado nampak ikan bakok ko
lagsuang di tembak jo bodia angin. Ado pulo sabangso ikan bakok ko
non lobiah godang kodok basuo di lubuak di batang sinama. kami sobuk
itu ikan tongguluang. sisiak toba, dagiang toba jadi kalau dirondang
atau di samba korambia sobona lomak, bpminyak samba tu kadinyeh..
salam
Ben
Mungkin disebagian ranah, iyo mak.
Tapi dikampung ambo alun pernah mandanga ikan Rutiang lai, Ikan Bakok namonyo umum di muaro labuah, solok selatan.
Tapi nan mantap, yo Ikan bujang (iko jenis ikan gariang nan lah sampai ka batang ayia nan gadang dan dalam), sarupo batang hari.
Ikan ko sampai pulahan kilo bareknyo, dulu masiah acok di jua di pasa2 dikampuang ambo, kini antah lah, indak ado mungkin lai.
** Nan pernah bakaja2 surang managkok ikan gariang sagadang paho sehabis banjir di lubuak nan mulai kariang.
From:
Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Madahar (madahar)
Sent: 05 Maret 2008 7:57
kalo ndak salah namonyo ikan rutiang go tuan st Mudo nan bantuak limbek du.
From:
Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Nofend St. Mudo
Sent: Tuesday, March 04, 2008 6:45
PM
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] (Lauak) Ikan
Puyu
Ikan Puyu, merupakan spesies ikan aia tawa (darek) nan paliang lincah, biasonyo banyak di bancah2 atau anak aia ditapi sawah (banda) punya sisiak nan kareh dan tajam. Memudahkan iko bergerak di ateh tanah nan baraia (bancah2), dan ikan iko suko pindah pindah dari suatu banda/bancah ka banda lainnyo.
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.21.4/1312 - Release Date: 04/03/2008 21:46
Melihat gambar-gambar yang ditunjukkan dalam websites tu rasanya
saya ingin memesan Puyu Pekasan itu. Saya tak tahu apakah boleh
dipesan dari Luar Negeri (bukan lua banda). Apakah dia cukup tajan
lama dalam perjalanan?
Angku Idris Talu di mana?Di Virginia (USA) ada puyu pekasan pekasan?
Kalau begitu mungkinada juga ditoko-toko Asian Food di mana-mana di
US. Apa merek (brand) Pekasan Puyu atuTilapia itu. Kalau Tlaapia
saya sering masa, goreng atau gulai asam pedaslam.
Salam,
--MakNgah
--- In Rant...@yahoogroups.com, jamaludin mohyiddin
<jmohyiddin@...> wrote:
>
> Assalam mu Alaikum,
>
> Sdr. Idris Talu dan pengunjung RN,
>
> Terus terang saya katakan pekasam adalah kegemaran saya. Samaada
Pekasam ikan puyu atau sepat terutama sefat ronggeng semua enak
belaka. Apatah lagi makan dengan ulam, petai atau kedas. Just yummmy
yummy Saya rasa pekasam lebeh sedab dari cencalok. Menyebut pasal
peribahas teringat saya peribahasa alang alang menyelok pekasam biar
sampai ke pangkal lengan. Kebetulan memang ada pekasam di Virginia
ini. Tidak lah sebegitu sedabnya kalau di banding di tempat kita.
Mungkin ikannya Tilapia.
>
> Masakan asam ala Perak terutama asam pedas durian amat terkenal di
Semenanjung. Ini memang masakan asli orang Perak. Saya pernah makan
gulai asam jering di Kuala Kangsar. It is simply 'sekali makan dua
kali mau'.
>
> Saya ingin tahu juga sejauh perkembangan pembiakkan dan
commercialization of puyu di pasaran Malaysia. Mungkin telah menjadi
sumber sampingan petani atau orang kampung.
>
> Terima kasih sekali lagi mengingatkan kami di rantau keistimewaan
masakan masakan ikan ini.
>
> Idris Talu <idristalu03@...> wrote: Waalaikumussalam wa
rahmatullahi wa barakatuhu,
>
> Sdr Jamaludin dan netters sekalian, bicara tentang ikan puyu
(Anabas Testudineus), Perak Darul Ridzuan pun punya nama tempat
yang berkait dengan ikan puyu iaitu, Gelung Pepuyu. Terletak di
dalam daerah Perak Tengah, boleh dilihat di:
>
> http://pmr.penerangan.gov.my/?action=prestasitentukan.htm
>
> Mengenai ikan puyu, di Perak khususnya, ianya menjadi pilihan
masak asam bersama pelepah keladi lembut atau pun bersama dengan
sulur keladi (anak keladi yang menjalar). Rasanya cukup enak. Ikan
puyu juga boleh dibuat asinan (fermented fish) - di Perak disebut
ikan pekasam. Coba lihat di:
>
> http://www.flickr.com/photos/44514852@N00/1094201777/
>
> Di Perak ikan puyu boleh didapati di anak-anak sungai yang
hampir dengan sawah padi dan juga di kawasan kolam bekas lombong
bijih timah. Contohnya di sini:
> http://shw.fotopages.com/16581195/serene-seberang-perak.html
>
>
> Ingin tahu tentang ikan puyu, sila lawati:
http://www.worldisround.com/articles/212396/index.html
>
> Wassalam,
>
> Idris Talu
> Perak Darul Ridzuan.
>
>
>
> jamaludin mohyiddin <jmohyiddin@...> wrote: Saudara Nofend St.
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
Angku Jamaludin Mohyiddin sarato Rang Lapau nan Basamo,
Melihat gambar-gambar yang ditunjukkan dalam websites tu rasanya
saya ingin memesan Puyu Pekasan itu. Saya tak tahu apakah boleh
dipesan dari Luar Negeri (bukan lua banda). Apakah dia cukup tajan
lama dalam perjalanan?
--------------ambo kuduangkan----------------
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-...@googlegroups.com
Daftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
Terima kasih banyak. Sanang bana MakNgah dapek berbagai info
websites mengenai pekasam ini. MakNgah print cara membuatnya sambil
menikmati gambar-gambar, mudahan-mudahan dapat ditiru nanti. Di
Asian Stores di California banyak ikan Tilapia, senangnya boleh
minta dibersihkan dan digoreng langsung ditokoh-toko itu.
Oh iyo, sebagai tambahan pemakaian kata antara Caro Awak dan Bahasa
Melayu, P\panggilan "Mak Ngah" berbeda jantina. Dalam Caro Awak,
Makngah tu terang panggilan kepada laki-laki, tetapi di Semenanjung
Makngah itu panggilan untuk Puan-puan. Jadi, kalau kita jumpa di
Naniang atau di Klang nanti entah bila-bila, tak usahlah panggil
MakNgah, boleh kenalkan MakNgah kepada kawan-kawan awak sebagai Nyak
Sunguik. :)
Makngah sudah mengeluyur juga di Sri Menanti, Kuala Pilah dan Nagori-
nagori sekitarnya sampai ke kaki-kaki bukit.
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, Idris Talu <idristalu03@...> wrote:
>
> Mak Ngah di santa kuruih, Sdr Jamaludin and netters sekalian,
>
> Ambo ndak pasti samaado pekasam puyu sampai ka santa kuruih atau
indak. Ambo mencari di Makkah dan Madinah pun indak basuo. Ikan
asin dari Muangthai ado pulak tu.
>
> Walau bagaimana pun, kalau ingin mancoba mambuek pakasam
sendiri, boleh dipelajari dari:
>
> Ikan Pekasam:
> http://www.angkasa.coop/pelancar/index.php?p=dec017-2007
>
> Kiat membuat ikan pekasam menggunakan ikan lampam sungai
dari Tasek Kenyir, Terengganu:
>
> http://www.fishing.net.my/forum/topic.asp?TOPIC_ID=12650
>
> Cerita fasal ikan pekasam:
> http://jimi-wiser.blogspot.com/2007/04/changkat-jering.html
>
> Cara membuat ikan pekasam:
> http://sofieyya.wordpress.com/2006/09/13/cara-membuat-
pekasamtelur-masin/
>
> Pusat Membuat Ikan Pekasam:
> http://berita.perak.gov.my/jun04/muka13.htm
>
> Humble Ikan Pekasam:
> http://www.kperak.com.my/index/news/173.html?vcid=35
>
> Sekian daulu dari ambo
>
> Idris Talu
>
Kalau di kami Muaro Labuah, disampiang panggilan mak ngah ka kaun ibu (mak
Ngah = amam/ibu nan tangah) ado juo mak ngah ka nan laki-laki (mamak nan
tangah, nomor duo).
Makngah ko kadang disingkek juo jo "angah".
Pagitu juo jo panggilan "uncu" kami adi juo ba uncu ka mamak/etek nan
paliang bonsu.
Salam, sekedar tambahan.
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of hambociek
Oh iyo, sebagai tambahan pemakaian kata antara Caro Awak dan Bahasa
Melayu, P\panggilan "Mak Ngah" berbeda jantina. Dalam Caro Awak,
Makngah tu terang panggilan kepada laki-laki, tetapi di Semenanjung
Makngah itu panggilan untuk Puan-puan. Jadi, kalau kita jumpa di
Naniang atau di Klang nanti entah bila-bila, tak usahlah panggil
MakNgah, boleh kenalkan MakNgah kepada kawan-kawan awak sebagai Nyak
Sunguik. :)
Makngah sudah mengeluyur juga di Sri Menanti, Kuala Pilah dan Nagori-
nagori sekitarnya sampai ke kaki-kaki bukit.
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.516 / Virus Database: 269.21.4/1312 - Release Date: 04/03/2008
21:46
Wassalam
Batuduang Ameh (41) Babandera Sirah
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of Nofend St. Mudo
Sent: Thursday, March 06, 2008 9:51 AM
To: Rant...@googlegroups.com
Maa Rang Lapau nan Basamo,
Ambo alah rancah Puncak Pato tu babarapo kali dalam iduik dan tahu
bana baa rancaknyo pamandangan dari sinan. Lah babarapo kali
postiang ambo manganai itu di Lapau ko.
Untuak mancaliak posisi kiro-kironyo, nikmati Google Google Earth.
Gunuang Sago jaleh di sinan karano awak dalam lingkuangan selatan
Gunuang Sago. Calaiak teks Balaia Tangah. Sebelah Barat teks Balai
Tangah caliak ado duo titiak manandokan gambar. Pencet kaduo titiak
tu tampak gambar masiang-masiang. Nan di Utara adolah Puncak Pato,
titiak selatan adolah Bukik Maapalam dicaliak dari Puncak Pato.
sudah tu malayang-layang lah di langik sakitar tu. Sanang paratian.
Cubo lah kok indak.
Kalau Pato alah masuak (di Timur) mako di barat di bawah Puncak Pato
tu di ado Nagari Baruah Bukik (di Barat) masuak Kacamatan Sugayang.
Kalau di website dibawah ko inyo manarangkan pemboman Andaleh
Baruaah Bukik 1958, ambo ado disekitar tu. Saminggu sabalunnyo ambo
lalok di Baruah Bukik, panuah Rumah-rumah Gadang, ambo taruih ka
Lintau. Wakatu ambo baliak sasudah pamboman tu, masih baasok
kampuang-kampuang, rumah tampek ambo lalok tadinyuo tu indak ado
lai. Sabana ibo ati maagaki. Panjang lo carito beko. Silakan caliak:
1. Google earth dengan posisi di duo titiak nan ambo gambarkan diateh
2. Caliak Website di bawah ko:
http://www.members.tripod.com/raso_pareso/prri.html
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, "Nafris" wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr.wb
>
> Puncak Marapalam (Puncak Pato) yang ambo tau memang bana di Lintau
yaitu babateh jo Bawak Bukit kec. Sungayang, dan sungai kecil Tampo
(Batang Tampo) adolah dibawah Puncak marapalam di ka nagarian Batu
Bulek Lintau.
>
> Wassalam,
>
> Nafris Chaniago
>
> Urang Lintau di SUMSEL
>> _____
>
> From: Rant...@googlegroups.com
[mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Abraham Ilyas
> Sent: 03 Maret 2008 14:23
> To: Rant...@googlegroups.com
> Subject: [R@ntau-Net] Letak benteng Marapalam
>
>
> Ass. w.w.
>
> Dinda Suryadi Yth
>
> Apakah benteng Marapalam (yang disebutkan berada di luhak 50 Kota)
berbeda dengan Puncak Marapalam.
>
> Ambo asal nagari Tanjuang Sungayang, yang berjarak lk 7 km dari
puncak Marapalam. Penduduk sekitar puncak Marapalam menyebut lokasi
tersebut sebagai puncak Pato (batas antara kecamatan Sungayang
dengan kecamatam Lintau Buo).
>
> Di puncak bukit Marapalam tersebut ada sebuat kuburan lama yang
yang disemen dan masyarakat disekitar menyebutnya sebagai kuburan
Kapitan Belanda (?)
>
> Mungkin ambo masih menyimpan foto 20 tahun yl. dari kuburan tsb.
>
> Sebagai catatan, ketika peristiwa PRRI th. 1958 - 1961 jalan
antara nagari Tanjuang sampai ke puncak Marapalam merupakan benteng
pertahanan batalyon Harimau Minang yang dipimpin oleh Kapten
Badarudin untuk melindungi Lintau dari serangan tentara Pusat ke
Lintau dari kota Batusangkar dan pertahanan ini tidak pernah tembus
sekalipun juga.
>
> Tentara Pusat memasuki Lintau dari lain yaitu dari arah Tigo
Jangko. Sedangkan jalan lain untuk menuju Lintau ialah dari Situjuah
(50 Kota)
>
>
>
> Abraham Ilyas (L 63)
>
> "Nofend St. Mudo" wrote:
>
> Kanda, iko nan kito bicarakan di akhir taun di RN, tapi
sayang Artikel nan uda makasuik indak basuo.
>
> Barikuik dibawah nan uda kirim tadi...
>
>
>
>
> _____
>
>
> From: Lies Suryadi [mailto:niadilova@...]
> Sent: 03 Maret 2008 12:24
> To: Nofend St. Mudo
> Subject: genealogi AB-SBK
>
>
>
> Dinda Nofendri,
>
> Iko ciek lai tulisan buruak ambo. Kok lai ka baguno dek
dunsanak kito di lapau rancak juo dipostiangkan. Tulisanko dimuek
di harian Padang Ekspres, Jumat, 28 Desember 2007.
>
>
>
> Lai sehat2 sae Dinda? Senoga lai andaknyo.
>
>
>
> Salam arek,
>
> Suryadi
>
>
>
>
>
> Dimuat di harian Padang Ekspres, Jumat, 28 Desember 2007
>
>
>
> POSISI GEOGRAFIS BENTENG MARAPALAM: CATATAN SINGKAT KE ARAH
STUDI GENEALOGI ABS-SBK
>
>
>
> Suryadi
>
>
> Dosen & peneliti pada Department of Languages and Cultures
of Southeast Asia and Oceania, Leiden University, the Netherlands
>
>
>
>
> Munculnya kini euphoria ABS-SBK di Sumatera Barat, langsung
atau tidak, tentu menimbulkan pertanyaan dalam masyarakat, terutama
generasi muda, tentang sejarah pembentukan falsafah hidup kebanggaan
orang Minang itu. Siapa yang merumuskan, bagaimana rumusannya,
apakah rumusan itu tertulis atau lisan saja, tak ditemukan
penjelasan yang komprehensif dalam buku sejarah.
>
>
>
> Generasi Minangkabau kini tidak memperoleh warisan tertulis
apapun mengenai falsafah ABS-SBK, "dasar negara" etnis Minangkabau
itu. Akibatnya, muncul berbagai interpretasi dan implementasinya
dalam masyarakat. Memang ada semacam 'TOR' lisan ABS-SBK itu yang
diciptakan oleh cerdik-pandai Minangkabau di zaman dulu: "syarak
mandaki, adat manurun; syarak mangato, adat mamakai; syarak babuhua
mati, adat babuhua sentak; syarak balinduang, adat bapaneh; syarak
basisampiang, adat 'batilanjang'". Akan tetapi 'TOR' yang penuh ciri
kelisanan (orality) itu mungkin susah dipahami dan dijabarkan oleh
generasi Minangkabau kini yang sudah tidak lagi paham bahasa
Minangkabau ragam sastra yang penuh kata malereng itu.
>
>
>
> Oleh karena itu kini muncul gagasan untuk menyusun kompilasi
tertulis ABS-SBK. Ini antara lain dikemukakan oleh Dr. Saafroedin
Bahar dalam Semiloka Inventarisasi dan Perlidungan Hak Masyarakat
Hukum Adat di Universitas Andalas pada 19-21 Juli 2007. Ide di balik
gagasan itu adalah agar generasi Minangkabau ke depan memiliki acuan
tertulis ABS-BSK, sehingga implementasinya dalam kehidupan
masyarakat tidak lagi bersifat manasuka (arbitrer).
>
>
>
> Tulisan singkat ini tidak mendiskusikan gagasan penyusunan
kompilasi ABS-SBK, tapi membicarakan sedikit sejarahnya. ABS-SBK
otomatis mengingatkan kita kepada Piagam Bukit Marapalam
(atau "Sumpah Sati Bukik Marapalam" dalam bahasa Minangkabau). Konon
momen historis yang amat penting bagi etnis Minang itu terjadi tahun
1837, usai Perang Paderi. Tapi rujukannya kurang jelas juga. Kalau
Piagam itu memang dituliskan, masih adakah tersimpan di satu
perpustakaan atau koleksi pribadi di dunia ini? Mungkin ini tugas
sejarawan kita untuk terus mencarinya. Atau mungkin juga "Piagam"
itu hanya ikrar yang bersifat lisan saja.
>
>
>
> Yang kita ketahui hanyalah bahwa Piagam Bukit Marapalam
lahir sebagai solusi untuk 'mempertautkan' kembali Minangkabau
yang 'terbelah dua' akibat Perang Paderi. Kaum Adat dan Kaum Agama
saling 'berangkulan', dan mencoba melupakan perbalahan di antara
mereka yang telah berlangsung lebih dari 30 tahun.
>
>
>
> Peristiwa bersejarah itu konon terjadi di puncak Bukit
Marapalam, yang menurut beberapa sumber klasik adalah salah satu
benteng Paderi di Luhak 50 Kota. Untuk menentukan dimana persisnya
lokasi benteng ini, ada cukup data sejarah yang dapat kita rujuk.
Salah seorang yang pernah mengujungi Benteng (Fort) Marapalam adalah
botanikus Belanda, Lodewijk Horner. Ia bersama rekannya, Solomon
Müller, menjelajahi pulau Sumatera (1833-1838) untuk meneliti alam
dan tumbuh-tumbuhan tropis Hindia Belanda. Di Sumatra's Weskust
mereka menyisiri pantai Padang hingga Pariaman sebelum membelok ke
Luhak Nan Tigo. Catatan ilmiah dan laporan perjalan L. Horner dan S.
Müller selama di Sumatera dapat dibaca dalam Reizen
en
onderzoekingen IKT=4&TRM=onderzoekingen> in Sumatra
,
gedaan
op last
der Nederlandsche IKT=4&TRM=Nederlandsche> Indische
regering IKT=4&TRM=regering> , tusschen
de
jaren
1833 en
1838
[Perjalanan dan Penelitian di Sumatera yang ditugaskan oleh
Pemerintah Hindia Belanda, antara tahun 1833-1838] ('s-Gravenhage
2DGravenhage> : Fuhri IKT=1018&TRM=Fuhri> , 1855). Buku harian L. Horner selama
perjalanannya di Sumatera kini tersimpan di Institut Herbarium
Leiden, Belanda.
>
>
>
> L. Horner mengunjungi Fort Marapalam pada awal Maret 1838,
kira-kira 8 bulan setelah benteng Paderi Bonjol berhasil direbut
Belanda. Ia menulis: "Omtrent anderhalf tot twee uren van het fort
Schenk [of Lintou] bereikt men de hoogte van den bergpas, links van
welken het verlaten fort Marapalam nog ongeveer 60 voeten hooger
ligt. Het schijnt op de uiterste zandsteen hoogte te liggen; men
ziet echter geen gesteente. Verder beneden gaat men over de Tampo,
als eene kleine beek. De bergpas Marapalam 11 u. O': barometer
294'''52; thermometer 180,8. Van deze hoogte geniet men een heerlijk
uitzigt naar het westen. Noordelijk verheft zich de Sago nog bijna
3000 voeten hooger. Hij stond echter groottendeels in wolken. Zijne
kloven zijn diep ingesneden en hij schijnt zijnen lava over den
sangkar-steen uitgegoten te hebben" (L. Horner, "Reizen over Sumatra
[1838]", Tijdschrift van Bataviaasch Genootschaap 10
(1861):367).Terjemahan bebasnya: "Sekitar satu setengah sampai dua
jam jauhnya dari Benteng Schenk [di Lintau] kita sampai setinggi
puncak pelintasan. Kira-kira 60 kaki lebih tinggi di sebelah kiri
puncak itu terletak Benteng Marapalam yang telah
ditinggalkan.Ternyata letaknya di atas batuan pasir yang paling
pinggir; namuan batuannya tidak kelihatan. Lantas lebih ke bawah
kita melewati kali kecil bernama Tampo. Di puncak Benteng Marapalam
itu pada jam 11 pagi: tekanan udara 294'''52; suhu 180,8. Dari
ketinggian ini kita dapat menikmati pemandangan yang amat
menyenangkan ke arah barat. Di sebelah utara menjulang Gunung Sago
sampai hampir sekitar 3000 kaki lebih tinggi. Namun gunung itu
sebagian besarnya diliputi awan. Lembahnya dalam bergores-gores dan
ternyata laharnya disemburkan sampai menutupi sangkar-steen
[Batusangkar?]."
>
>
>
> Catatan lain yang lebih awal mengenai Fort Marapalam didapat
dari laporan Kolonel A. T. Raaf. Ia dan anak buahnya melakukan
inspeksi ke tempat itu pada tahun 1822, tak lama setelah Belanda
memutuskan ikut campur tangan dalam Perang Paderi. Catatan Kolonel
Raaf itu dirujuk oleh sejarawan militer Belanda, H.M.Lange: "Den
6den Mei [1822] werd de weg die over den Marapalam naar de vallei
van Lintau voert door den OVERSTE RAAF verkend. Hij bevond dan men
langs die zijde ook met groote zwarigheden zou te kampen hebben,
wanneer de doortogt met geweld moest gebaand worden. Voor het geval
echter dat die doortogt niet door de L Kota's zoude kunnen plaats
hebben, hetgeen nader zou moeten blijken, werd de weg over den
Marapalam toch verkieslijker geacht dan die over Ajer-betomba, langs
welken men reeds te vergeefs had beproefd in de vallei van Lintau
door te dringen. Deze verkenning gaf tot gene vijandelijkheden
hoegenaamd aanleiding, hetgeen den Overste nog steeds de hoop deed
voeden, dat de door hem voorgeslagen overeenkomst zou worden
aangenomen." (H.M. Lange, Het Nederlandsch Oost-Indisch Leger ter
Westkust van Sumatra (819-1845) ('S Hertogenbosch: Gebroeders
Muller, 1852:I, 59-60).Terjemahan bebasnya sebagai berikut: "Pada 6
Mei [1822] jalan ke Lembah Lintau yang melintasi [Benteng] Marapalam
diselidiki oleh Overste Raaf. Ia menemukan bahwa kita di sana juga
dapat mengalami kesulitan besar kalau harus dipaksakan melewatinya.
Namun, seandainya jalan melalui Lima Puluh Kota tidak dapat
dilewati, yang belum tentu pasti, jalan melalui Marapalam dianggap
lebih baik daripada jalan melalui Air Bertumbuk, karena ternyata
jalan melalui daerah ini untuk dapat tembus sampai ke lembah Lintau
telah dicoba dengan sia-sia. Penyelidikan ini hampir tidak
mengakibatkan permusuhan apapun [dengan Kaum Paderi), dan hal ini
masih tetap memberikan harapan kepada sang Overste bahwa persetujuan
yang diusulkan olehnya akan diterima [Kaum Paderi]."
>
>
>
> Letak Benteng Marapalam juga dicatat dalam peta yang dibuat
oleh Frans Junghuhn dalam nukunya Die Battalander auf Sumatra
(Berlin: G. Reimer, 1847) (2 jilid). Di dalam peta itu (lampiran)
jelas sekali bahwa letak Benteng Marapalam tak jauh dari Batang
Tampo, dekat Lintau.
>
>
>
> Jadi, cukup jelas sekarang dimana letak Benteng Marapalam,
tempat konsep ABS-SBK konon diikrarkan pada tahun 1837. Dari laporan
Overste A.T. Raaf dan L. Horner di atas cukup jelas juga bahwa
Marapalam adalah salah satu benteng Paderi di Luhak 50 kota, tetapi
seusai perang benteng itu telah ditinggalkan.
>
>
>
> Mudah-mudahan informasi ini bermanfaat bagi sejarawan kita
yang berminat menulis sejarah dan genealogi ABS-SBK. Selanjutnya
tentu perlu melakukan sigian akademik lebih dalam untuk mengetahui
siapa (-siapa saja) tokoh yang menggagas dan mendeklarasikan Piagam
Bukit Marapalam itu, yang kemudian melahirkan falsafah ABS-SBK. Juga
harus diteliti lebih kanjut berbagai aspek yang terkait dengan
pendeklarasian Piagam itu. Hasil penyelidikan itu tentu akan banyak
manfaatnya bagi memperjelas banyak hal yang masih kabur seputar ABS-
SBK yang dibangga (-bangga)kan orang Minang itu.
>
>
Sanang ambo mambaco Angku Abraham Ilyas sabagai panulih website tu
ado duduak di Lapau ko. Tarimo kasih banyak dengan presentasi tu.
Mungkin iyo duo kajadian nan babeda nan kitocaritokan. Nan ambo
alami tu memang Andaleh Baruah Bukik, jadi labiah dahulu dari nan
Angku alami di Tanjuang.
Sabalun itu dalam pajalanan ambo dari Agam ka Lintau ambo lai
singgah di Tanjuang ka rumah saurang kawan urang Tanjuang Sungayang,
dipanggikan kawan-kawan Ida Black. Namonyo sabananyo Ida Hitam, anak
dari bekas Opsinar (Pengawas Sekolah maso Bulando) nan banamo Angku
Hitam, atau masih panggilan kesayangan Opsinar Hitam. Ayah ambo
sebagai Guru kenal jo baliau. Kami singgah di rumah Ida di sabalah
kida jalan di Tanjuang tu kalau maarah ka Andaleh Baruah Bukik. Ambo
dikenalkan ka Ida waktu itu oleh kawan sapajuangan nan juo samo-samo
sasikola jo Ida Fakultas Pertanian Payokumbuah. Sajak itu kami indak
panah basuo lai. Mudah-mudahan masih sehat. Ambo raso Angku tahu jo
keluarga Opsinar Hitam.
Bajalan dari Tanjuang ka Andaleh Baruah Bukik, mandaki lereng-leeng
bukik sampai ka Puncak Pato tu sabana-bana segar manyanangkan hati.
Baa ka indak, awak bajalan kaki, salangkah-salangkah pamandangan
dinikamati. Kalau auih kadang-kadang awak basuo jo urang mambawo
niro, awak dibarinyo sacangkia atau rasonyo minum jo sayak sambia
maota kaadaan setempat wakatu itu. Aduh, niro segar dari batangnyo
bukan main sajuaknyo. Urang nan maagiah niro ka awak suko pulo
bacarito bukan main sanang hati jo tarimo kasih kami.
Sakitulah dulu sabagai kenangan salincah. Banyak carito pajalanan
ambo maso itu nan lah lapeh ka Lapau ko sakatiko-sakatiko sajak
Lapau ko kito dirikan.
Salam,
--MakNgah
Sjamsi Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, Abraham Ilyas <abrahamilyas@...>
wrote:
Maa Angku Abraham Ilyas sararo Lapau nan Basamo,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sanang ambo mambaco Angku Abraham Ilyas sabagai panulih website tu
ado duduak di Lapau ko. Tarimo kasih banyak dengan presentasi tu.
Mungkin iyo duo kajadian nan babeda nan kitocaritokan. Nan ambo
alami tu memang Andaleh Baruah Bukik, jadi labiah dahulu dari nan
Angku alami di Tanjuang.
Sabalun itu dalam pajalanan ambo dari Agam ka Lintau ambo lai
singgah di Tanjuang ka rumah saurang kawan urang Tanjuang Sungayang,
====
Bajalan dari Tanjuang ka Andaleh Baruah Bukik, mandaki lereng-leeng
bukik sampai ka Puncak Pato tu sabana-bana segar manyanangkan hati.
===
Sakitulah dulu sabagai kenangan salincah. Banyak carito pajalanan
ambo maso itu nan lah lapeh ka Lapau ko sakatiko-sakatiko sajak
Lapau ko kito dirikan.
Salam,
--MakNgah
Sjamsi Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, Abraham Ilyas
wrote:
>
> Assalamualaikum.w.w.
> Kanda Sjamsir Sjarif yth.
>
> Cerita di website
http://www.members.tripod.com/raso_pareso/prri.html nan ambo tulih
tersebut bukan terbakarnya nagari Andaleh Baruah Bukik, tapi
pemboman oleh dua pesawat mustang di nagari Tanjuang dengan sasaran
kantor Komando Teritorial Ketjamatan (Koterketj. Sungayang) yang
kebetulan menempati rumah pusako ambo.
>
> > Sebagai catatan, ketika peristiwa PRRI th. 1958 - 1961 jalan
> antara nagari Tanjuang sampai ke puncak Marapalam merupakan
benteng
> pertahanan batalyon Harimau Minang yang dipimpin oleh Kapten
> Badarudin untuk melindungi Lintau dari serangan tentara Pusat ke
> Lintau dari kota Batusangkar dan pertahanan ini tidak pernah
tembus
> sekalipun juga.
> >
> > Tentara Pusat memasuki Lintau dari lain yaitu dari arah Tigo
> Jangko. Sedangkan jalan lain untuk menuju Lintau ialah dari
Situjuah
> (50 Kota)
> >
> > Abraham Ilyas (L 63)
Sadang mangana-ngana "Bukik Marapalam" ko tabuak pangana mahunjam ka
Sejarah Kampuang Halaman nan babalik-balik. Sabana panjang sejarah
kito; topik marupokan proyek penelaahan nan indak sadang sabanta.
Samantaro tu, manganai PRRI ambo caliak ado tulisan Angku Basri
Segeh Padang Eksspres sabanta ko di porowaikan di Lapau. Rancak kito
simak basamo untuak muloi sabagai dasar kronologi dan latar
buklakang untuak angkatan nan kini banyak nan alun tahu. Mudahan
inyo manulih seri tantang topik tu.
Karano tanggal sajak 10 Fbruari 1958 sampai 17 April 1958 lah 50
tahun sampai kini, mungkin Surek-surek kaba di Padang, atau urang-
urang nan mangana pangalaman sejarah Kampuang lai kalua jo carito-
carito maso itu. Mungkin itu sababnyo PadEk mangalua kan tulisan tu.
Sakitulah dahulu. Samo-samo kito simak.
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, Bandaro Labiah <zhendrif@...>
wrote:
Maa Rang Lapau nan Basamo,
Ambo alah rancah Puncak Pato tu babarapo kali dalam iduik dan tahu
bana baa rancaknyo pamandangan dari sinan. Lah babarapo kali
postiang ambo manganai itu di Lapau ko.
Untuak mancaliak posisi kiro-kironyo, nikmati Google Google Earth.
Gunuang Sago jaleh di sinan karano awak dalam lingkuangan selatan
Gunuang Sago. Calaiak teks Balaia Tangah. Sebelah Barat teks Balai
Tangah caliak ado duo titiak manandokan gambar. Pencet kaduo titiak
tu tampak gambar masiang-masiang. Nan di Utara adolah Puncak Pato,
titiak selatan adolah Bukik Maapalam dicaliak dari Puncak Pato.
sudah tu malayang-layang lah di langik sakitar tu. Sanang paratian.
Cubo lah kok indak.
Kalau Pato alah masuak (di Timur) mako di barat di bawah Puncak Pato
tu di ado Nagari Baruah Bukik (di Barat) masuak Kacamatan Sugayang.
Kalau di website dibawah ko inyo manarangkan pemboman Andaleh
Baruaah Bukik 1958, ambo ado disekitar tu. Saminggu sabalunnyo ambo
lalok di Baruah Bukik, panuah Rumah-rumah Gadang, ambo taruih ka
Lintau. Wakatu ambo baliak sasudah pamboman tu, masih baasok
kampuang-kampuang, rumah tampek ambo lalok tadinyuo tu indak ado
lai. Sabana ibo ati maagaki. Panjang lo carito beko. Silakan caliak:
1. Google earth dengan posisi di duo titiak nan ambo gambarkan diateh
2. Caliak Website di bawah ko:
http://www.members.tripod.com/raso_pareso/prri.html
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, "Nafris" wrote:
>
> Assalamu'alaikum wr.wb
>
> Puncak Marapalam (Puncak Pato) yang ambo tau memang bana di Lintau
yaitu babateh jo Bawak Bukit kec. Sungayang, dan sungai kecil Tampo
(Batang Tampo) adolah dibawah Puncak marapalam di ka nagarian Batu
Bulek Lintau.
>
> Wassalam,
>
> Nafris Chaniago
>
> Urang Lintau di SUMSEL
>> _____
>
> From: Rant...@googlegroups.com
[mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Abraham Ilyas
> Sent: 03 Maret 2008 14:23
> To: Rant...@googlegroups.com
> Subject: [R@ntau-Net] Letak benteng Marapalam
>
>
> Ass. w.w.
>
> Dinda Suryadi Yth
>
> Apakah benteng Marapalam (yang disebutkan berada di luhak 50 Kota)
berbeda dengan Puncak Marapalam.
>
> Ambo asal nagari Tanjuang Sungayang, yang berjarak lk 7 km dari
puncak Marapalam. Penduduk sekitar puncak Marapalam menyebut lokasi
tersebut sebagai puncak Pato (batas antara kecamatan Sungayang
dengan kecamatam Lintau Buo).
>
> Di puncak bukit Marapalam tersebut ada sebuat kuburan lama yang
yang disemen dan masyarakat disekitar menyebutnya sebagai kuburan
Kapitan Belanda (?)
>
> Mungkin ambo masih menyimpan foto 20 tahun yl. dari kuburan tsb.
>
> Sebagai catatan, ketika peristiwa PRRI th. 1958 - 1961 jalan
antara nagari Tanjuang sampai ke puncak Marapalam merupakan benteng
pertahanan batalyon Harimau Minang yang dipimpin oleh Kapten
Badarudin untuk melindungi Lintau dari serangan tentara Pusat ke
Lintau dari kota Batusangkar dan pertahanan ini tidak pernah tembus
sekalipun juga.
>
> Tentara Pusat memasuki Lintau dari lain yaitu dari arah Tigo
Jangko. Sedangkan jalan lain untuk menuju Lintau ialah dari Situjuah
(50 Kota)
>
>
>
> Abraham Ilyas (L 63)
>
Kok buliah ambo taliti saketek dari sagi waktu jo lokasi. "Dahulu"
baoto, bilo kiro-kiro. "Dari Payakumbuah kami daulu bajalan ka arah
Batusangka." ambo ambiak itu Angku Datukendang bajalan jo oto bukan
bajalan kaki.
Kalau bajalan jo oto, cuma ado tigo jalan dari Payokumbuah ka
Batusangka, (1) Payokumbuah - Baso - Batusangka, (2) Payokumbuah -
Situjuah - Tungka - Barulak - Tabek Patah (ado panorama indah tiok
lalu ambo acok singgah) - Batusangka, (3) Payokumbuah - Batuhampa -
Barulak - Tabek Patah - Batusangka.
Kalau bajalan kaki, namuah masuak rimbo gadang, tibo di Tungka
(Luhak Limopuluah) arak ka Selatan naik ka rimbo (di siko malalui
Bukit Tambun Tulang) kalua di Situmbuak, Sungai Patai, Sungayang
(Tanahdata).
Baiak katigo jalan oto, maupun jalan kaki mamutuih masuak rimbo
marancah Bukik Tambun Tulang, alah ambo alami. Jan disangko MakNgah
urang jadi-jadian, iko memang sabagian kisah pangalaman diri.
Nah, kok iyo ado 'sawah nan satampang baniah, untuak pamakan urang
nan tigo luhak' kok iyo talatak di bateh tigo, Luhak, Agam -
Limopuluah - Tanah Data, kito harus mancarimyo di lokasi batu
sipadan antaro tigo nagari, Padang Tarok (Agam) - Barulak
(Limopuluah)- Tanjuang Alam (Tanah Data). Pamandangan di sinan dapek
kito rasokan dari Carito Sabai nan Aluih nan lokasi carito antaro
Situjuah (Limopuluah) jo Padang Tarok (Agam). Di sinan ado Padang
Siantah, pun alah ambo rancah.
Manganai katarangan Angku Abraham Ilyas "Tentara Pusat memasuki
Lintau dari lain yaitu dari arah Tigo Jangko. Sedangkan jalan lain
untuk menuju Lintau ialah dari Situjuah (50 Kota)" paralu ambo
koreksi saketek. Indak ado jalan masuak langsuang ka Lintau dari
Situjuah doh, Gunuang Sago mambatehnyo. Salain masuak dari Tigo
Jangko di Selatan, dari Utara dapek dimasuki dari Payokumbuah
malalui Alang Laeh Halaban. Baiak Tigo Jangko maupun Halaban alah
pulo ambo jalan kakii.
Sakitulah dahulu.
Salam,
--MakNgah
Sjamsir Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, Datuk Endang <datuk_endang@...>
wrote:
> > From: Lies Suryadi [mailto:niadilova@]
Another triangle, makNgah.. sasudah triangle Buo - Sumpu Kudus -
Kumani, kini tolonglah mamak curitoan pulo tantang pusek alam Minangkabau
patamuan tigo luak ko.. patamuan Agam, Tanah Data jo Luak Limpuluah..
Konon daulu kalau ado masalah-masalah penting nan maharuskan musyawarak
Pangulu-pangulu sa-minangkabau, dipiliahlah tampek nan strategis
dipatamuan tigo luak ko.. iyo baitu Mak?
Di buku sumtra barat hingga plakat panjang tu ado curito paparangan bulando jo paderi di Tanjuang Alam.. Kok diagak-agaki, mungkin catatan bulando tentang lokasi ado nan maleset seketek2 di kawasan sekitar perbatasan tu..
contohnyo kampuang awak Pandai Sikek dikatokan di Agam, acok disabuik Haji Miskin dari Pandai Sikek di luak Agam.. memang dakek agam tapi kan masih masuak tanah data juo.. Mungkin namonyo dalam parang, daerah administratif tu masih baubah-ubah?
Wassalamualaikum w.w.
-adyan
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
Waktunya pasti sesudah Lebaran, karano Hari Rayo 1958 ambo masih di
Palembang, sadangkan Pak Natsir mambarikan Khutbah Hari Rayo di
Batusangka. Lamo ambo simpan khutbah baliau, tapi hilang dalam
pengembaraan. Mudah-mudahan panitia penerbit karya Pak Natsir dapek
manamukannyo karano dalam kumpulan karangan baliau nan sampai ambo
baco indak basuo khutbah 1958 tu.
Wakatu ambo basuo jo Ida Black di rumahnyo September 1958 tu suasana
memang sudah dalam arah pengungsian, urang di jalan alah langang di
rumahpun waktu itu barangkali ado duo tigo urang sajo.
Dalam pajalanan lain dari Limopuluah ka Tanah Data ambo marancah
Bukik Tambun Tulang antaro Tungka (dakek Situjuah) jo Situmbuak
Sungai Patai. Ambo singgah ka rumah kawan di Sungayang, Sjamwil
Munaf, mungkin Angku Abrahan kenal juo. Baliau terakhir barangkali
pensiunan Kepala SMP di Sungayang. Wakatu kami sadang di rumah,
tadanga pulo Tantara Sukarno masuak. Kami ijok baliak ka sawah-sawah
antaro Sungayang jo Sungai Patai. Sasudah itu kami bapisah, ambo
taruih ka Lintau and beyond...
Penghujung 1965 ambo ka Batusangka untuak manangakan pertemuan
Niniak Mamak disatu gedung, tapi indak dapek masuak lai karano acara
tertutup, suasana genting waktu itu manjalang gestapu. Bambo bajalan-
jalanka pasa rami dn basuolah pulo baliak Sjamwil manjua manimbang
cangkeh di Pasa Batusangka. Kami bapisah baliak, salamo 35 tahun
sampai pulo batamu di Makah basamo urang rumah baliau tahun 2000.
Di Makah pulo ambo mancubo Randang Baluik partamu kali, dan memang
baru sakali tu tahu baluik dibuek randang pulo. Pertemuan kami
kembali sangat menakjubkan, panjang carito. Di Makah lah ambo tahu
dan kagum, nan bahaso Jemaah Haji dari Nagari Sungayang adolah nan
terbesar jumlahnyo untuak kanagarian, 83 urang dalam rombongan
Sjamwil wakatu itu.
Terakhir (2004) baliak dari Myanmar ambo basuo jo Sjamwil di Hotel
Pangeran Pakanbaru basamo jo Angku Elthaf (suami adiak urang rumah
baliau) jo Angku Gindo Arisman Adnan dan Rengkayo Yenni Rosa jo anak
mereka Jeka.
Sjamwil adolah kawan kami jo Bundo Nismah di Payokumbuah dahulu.
Sabalun ambo basuo jo Sjamwil 1958 tu, ambo pun basuo jo Bundo
Nismah dan Angku Rumzy di Kampuang baliau di Talang Maua Pek Ten.
Sakitu lah dahulu, panjang amek puo carito ko.
Salam,
--MakNgah
Sjamsi Sjarif
--- In Rant...@yahoogroups.com, Abraham Ilyas <abrahamilyas@...>
wrote:
Ma Angku Bandaro Labiah, Angku Abraham Ilyas, sarato Rang Lapau nan
Basamo,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sadang mangana-ngana "Bukik Marapalam" ko tabuak pangana mahunjam ka
Sejarah Kampuang Halaman nan babalik-balik. Sabana panjang sejarah
kito; topik marupokan proyek penelaahan nan indak sadang sabanta.