Cerita di balik foto kakek-kakek tua di rumah makan Padang

131 views
Skip to first unread message

Sri Yansen Tanjung

unread,
May 6, 2014, 3:48:16 AM5/6/14
to rant...@googlegroups.com
Dunsanak sadonyo,,,

iko nyato atau carito muluik ka muluik sajo? dan di dalam kehidupan ABS SBK ba'a pulo hukumnyo picayo bisa manjadi "jimat pelaris dagangan" dek ma masang poto angku ko?

mohon pencerahannyo....


Merdeka.com - Saat berkunjung ke rumah makan padang, kedai, atau tempat yang pemiliknya orang Minang acap kali kita menemukan foto seorang kakek berkopiah hitam terpajang di dinding rumah makan tersebut? Barangkali anda berpikir bahwa si kakek ini memiliki anak atau cucu segudang yang memiliki usaha di semua profesinya.

Atau mulut mulai terasa gatal untuk bertanya pada pemilik rumah makan atau kedai yang dikunjungi, 'Hei Uda, siapa kakek itu?' atau 'Uda, apakah bersaudara dengan rumah makan ini atau rumah makan itu, sebab di sana ada foto kakek itu juga'

Selanjutnya jika mulai membuka pertanyaan itu, maka si pemilik rumah makan akan bercerita panjang mengenai si kakek tersebut. Selesai mengetahui cerita siapa kakek tersebut, kesimpulan berikutnya adalah siapapun yang memajang foto kakek tersebut, mereka adalah orang Pariaman, Sumatera Barat.

Penasaran dengan siapa kakek yang ada di dalam foto tersebut? kenapa dia begitu dihormati oleh banyak perantau yang berasal dari Pariaman. Mari kita mulai bercerita.

Kakek yang fotonya sering terpajang di beberapa rumah makan padang atau kedai yang pemiliknya berasal dari Pariaman itu seringnya tidak memiliki hubungannya dengan si pemilik rumah. Mereka bukan keturunan dari kakek tersebut, mereka hanya pengagum atau orang-orang yang mengikuti ajaran yang dianut kakek tersebut. Orang-orang percaya, bahwa memajang foto kakek itu akan membawa keberuntungan, rizki dalam usaha mereka. Sebab, kakek tersebut dikenal keramat oleh mereka.

Nama si kakek itu adalah Syech Kiramatulla Ungku Saliah, namun lebih dikenal dengan sebutan Angku Saliah atau Ungku Saliah. Ungku Saliah merupakan ulama yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman khususnya Kecamatan VII Koto Sei Sarik.

Menurut berbagai sumber yang dihimpun, Ungku Saliah lahir sekitaran tahun 1887 dan merupakan penganut Mazhab Syafi'i. Nama Saliah sendiri merupakan sebuah gelar yang beliau dapati saat mempelajari ilmu tarekat dari gurunya karena beliau merupakan anak yang rajin belajar dan beribadah. Beliau memiliki murid dan pengikut yang sangat banyak.

Semasa hidupnya, dari cerita orang-orang tua dulu dan pengikutnya, Ungku memiliki keistimewaan khusus layaknya wali Allah. Bila ada yang minta obat kepada Ungku Saliah terkadang beliau hanya mengambil sembarangan apa yang tampak di depan matanya. Seperti misalnya daun, rumput, batu atau yang lainnya. Ajaibnya benda-benda yang diambilnya mujarab jadi alat penyembuh.

Cerita lain yang beredar adalah soal kehebatan Angku dalam memecah raga. Ungku disebut-sebut bisa menghadiri acara beberapa tempat yang berbeda di waktu yang bersamaan. Dan cerita yang paling dikenang oleh orang-orang tua adalah beliau pernah melempar batu kerikil saat air bah datang di sebuah kampung, air bah tersebut berbelok arah dan tidak jadi mengenai kampung.

Ungku Saliah wafat 3 Agustus 1974 di Sungai Sariak, Pariaman. Makamnya dibuat gobah yang sampai sekarang tetap dikunjungi oleh para penziarah.

Para pengagum dan orang-orang yang mengetahui cerita serta seluk beluk beliau pun ikut mengkramatkan foto beliau. Fotonya pun sering dijadikan 'jimat pelaris' dagangan.

"Ungku tuh sakti. Inyo bisa mahilang. (Ungku itu sakti, dia bisa menghilang)" cerita Doni (32) pemilik rumah makan Padang di Pesakih, Kalideres, Selasa (6/5) saat diminta keterangan mengenai foto Ungku Saliah yang terpajang di dinding Kedai Nasinya.

Doni merupakan salah satu pengagum dan penganut ajaran dari Ungku Saliah dan berasal dari Pariaman. Alasannya memajang foto Ungku saliah adalah identitas sebagai perantau orang Pariaman dan pengangum dari Ungku itu sendiri.

Terlepas dari orang-orang yang memajang fotonya berharap dapat pelaris, menghormati Ungku Saliah dengan mengamalkan ajarannya jauh lebih baik bukan?




[hhw]

wassalam
Sri Yansen/lk/42/tanjuang/asa Painan

Zubir Amin

unread,
May 6, 2014, 6:26:09 AM5/6/14
to RantauNet Group
Sanak Sri Yansen Tanjuang nn rang Painan,Pessel n sanak palanta nn baik.
Sabananyo curito 'foto Tuangku Saliah(TS)' ko lah pernah di pacilotehkan di media RN ini, JB lupo thn nn pasti tapi kiro2 alah satahun or duo thn nn lalu.
Tentang Tuangku Saliah(TS)ko nn ughang Sungai Sariak tu bagi kami di Piaman khusus nyo waarga Muhammadyiah n warga Tapi Lauik sampai ka Padang,indak picayo apa n siapa TS ko.Ndak menjadi perhatian.
TS cuma 'di-gadang2kan' di Sungai Sariak dgn ajaran suluk n khalwatnya sasudah maningga n mereka sanggat tertutup. Ketertutupan ini dimanfaatkan dgn sebaik-baiknya oleh orang2 kominis dgn PKInya utk membina TS n pengikut nya.
Akhirnya Sungai Sarik menjadi basis PKI nn kuat di Pariaman thn 1950 an,n berakhir kejayaannya ketika penumpasan G30S/PKI oleh massa anti PKI n ABRI. Nasib baik bagi TS beliau selamat dari amukkan massa n mengakkhiri hidupnya thn 1974 n dikubur di Sungai Sarik.
JB sendiri baru mancaliak foto TS ko digantuangkan di beberapa kedai nasi di Jakarta satahun nn lalu n mereka pemilik kedai nasi tu baasa dari desa2 di Sungai Sarik n sekitarnya.
Dapat dipastikan kalau pemilik kedai nasi tu dari Kota Madya Piaman apalagi pengikut Muhammadyia,indak ka mamasang kodak TS tu.
Fenomena mengkultuskan n mempopulerkan kembali TS ini via menjual kodak TS menjadi tando tanyo,apo maksud dari sipengedar kodak TS ini,apa betul utk pelaris kedai nasi itu? atau ada maksud pengumpulan dana bagi kegiatan pembangunan mesjid di Sungai Sarik? or ado udang dibaliak batu utk dana kegiatan 'membangkitkan' kembali elemen2 pki nn tidak sepenuhnya habis di Sungai Sarik?.
Sampai kini JB io kalam mukasuik pemsangan kodak TS ko krn ndak ado penjelasan baik dari si pengedar kodak TS or dari aparat Pemda di VII Koto Sungai Sarik.
JB,DtRJ,75thn,ughang IV Angkek Padusunan,Piaman Ti mur,Bonjer,Jakbar.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

From: Sri Yansen Tanjung <sri.y...@gmail.com>
Date: Tue, 6 May 2014 00:48:16 -0700 (PDT)
Subject: [R@ntau-Net] Cerita di balik foto kakek-kakek tua di rumah makan Padang
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

ajo duta

unread,
May 6, 2014, 6:08:07 PM5/6/14
to rant...@googlegroups.com
sanak,
ambo dari keturunan balapau nasi di sumut sampai ka jawa. indak ado nan mamasang foto tuanku saliah. alhamdulillah lapau lai laku laku se. iko adolah prilaku sirik dari sebagian rang piaman, khususnyo nan dari sei. sariak...



Wassalaamu'alaikum WW

Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------

ajo duta

unread,
May 6, 2014, 6:12:29 PM5/6/14
to rant...@googlegroups.com

Wassalaamu'alaikum WW

Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------


Rantau

unread,
May 6, 2014, 6:53:03 PM5/6/14
to Rant...@googlegroups.com

Mak Joe Dut,

Apo pulo hukumnyo manggantuang foto2 lain salain Angku Saliah tu?

Lai ndak sirik lo?

Atau cuma Riya (syirik khafi?)


Sangenek,


Wassalam,

alhaqirwalfaqir,
anwardjambak L45+,
mudiak Pyk-Pku,
Kualalumpur,
kanakan Dt Rajo Malano(Maulana),

"Maminteh Sabalun Hanyuik.!"

Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile

From: ajo duta <ajo...@gmail.com>
Date: Tue, 6 May 2014 18:08:07 -0400
Subject: Re: [R@ntau-Net] Cerita di balik foto kakek-kakek tua di rumah makan Padang

Zubir Amin

unread,
May 6, 2014, 7:16:38 PM5/6/14
to RantauNet Group
Dd Dut,gejala manjua kodak Tuanku Saliah ko baru ado 'e belakanhan ko sajo,yo kl 3 thn nn lalu.Memuja-muja TS ko lah nn diberantas habis oleh Tuanku Talua n diteeruskan oleh putra tertua beliau H.Tuanku Amin n putra bungsu beliasu H.Tuanku Rasoul nn ahli Falakiah pertama di Minangkabau;di daerah Piaman laweh.Baik sosok TS maupun ajarannya di Piaman ndak laku di+ lagi kecurigaan bhw jamaah TS adalah pengikut PKI di Sungai Sarik.
JB,DtRJ,75thn suku Mandahiliang,IV Angkek Pa dusunan,Piaman Timur,Bonjer, Jakbar.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

From: ajo duta <ajo...@gmail.com>
Date: Tue, 6 May 2014 18:08:07 -0400
Subject: Re: [R@ntau-Net] Cerita di balik foto kakek-kakek tua di rumah makan Padang

Haswin Darwis

unread,
May 6, 2014, 9:40:31 PM5/6/14
to RantauNet
salam sanak sato pulo sagetek

rumah makan ditampek ranah subarang ko pun samo talatak gambar Ungku saliah tu , nan sabana nyo tagantuang pado niat . kalau niat nyo sabagai palaris ??? tu jaleh siriak tumah, tapi nyo pacang sabagai menghormati baliau sabagai seurang ulama di piaman  bisa bisa sajo penghormatan
 salam
HD St Barbanso piliang
Kuala Lumpur


Muchwardi Muchtar

unread,
May 6, 2014, 5:11:24 PM5/6/14
to rant...@googlegroups.com
Ha ha ha.......
A pulokolah mukasuik Rang Painan maangkek baliak panyakik syirik nan (masih) dikarajoi & dipaciyaoi sabagian "Dunsanak awak" nan mambukak rumah makan...?

Saingek ambo, malalui RN ko  tulisan ambo  barupo "pandangan mato" sahabih maliek Expo Sumbar di Parkir Timur Sinayan tahun 2012,
lai malaporkan pandapaik salah surang nara sumber mayangkuik kabiasaan urang Piaman (Sungaisariak?) mamajang foto inyiak di RM Padangnyo

Kamudian, soal akidah mbo mancibo mambari panjanihan sistem poin sajo, sarupo di bawah ko :

(--) Sebab, kakek tersebut dikenal keramat oleh mereka.
(+)
Indak Ado Benda Kiramaik di Dalam Agamo Islam
Perbuatan syirik  telah menjadi berita hangat dan tontonan serta menyita perhatian berbagai tokoh nasional. Amat sedikit sekali yang mengomentari peristiwa tersebut dengan nilai-nilai aqidah.

Di tengah kemajuan teknologi dan keilmuan, ternyata dalam hal agama, kita masih primitif. Seharusnya yang perlu menjadi perhatian pertama adalah pendidikan umat dengan ilmu agama dan aqidah yang lurus. Agar mereka tidak dapat dihanyutkan oleh berbagai kesyirikan yang diungkapkan dengan istilah-istilah yang menyesatkan. Ternyata ilmu-ilmu yang bersumber dari penelitian manusia tidak mampu mengeluarkan dari keprimitifan dalam beragama.

Nabi kita Shallallahu ’alaihi wa sallam dari jauh-jauh hari sudah memperingatkan bahwa umat ini akan kembali terjerumus ke dalam kesyirikan dan kesesatan umat-umat yang lalu

« لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ ». متفق عليه

"Sesunguhnya kalian akan mengikuti kebiasaan umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sedepa demi sedepa, sehingga seandainya mereka masuk lubang Dhab (sejenis kadal), niscaya akan kalian ikuti". [HR. Bukhâri dan Muslim]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda bahwa Allah Azza wa Jalla sangat membenci orang yang melakukan kebiasaan jahiliyah:

عَن ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((أَبْغَضُ النَّاسِ إِلَى اللهِ ثَلاَثَة مُلْحِدٌ فِي الْحَرَمِ وَمُبْتَغٍ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ وَمُطْلِبُ دَمِ امْرِئٍ بِغَيْرِ حَقٍّ لِيُرِيْقَ دَمَهُ)). رواه مسلم

"Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Manusia yang paling dibenci Allah Azza wa Jallaada tiga; orang melakukan dosa di tanah haram, orang yang mencari kebiasaan jahiliyah dalam Islam dan orang yang mengincar darah seseorang tanpa hak untuk ia tumpahkan (membunuhnya)". [HR. Muslim]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengubur kebiasaan jahiliyah itu di bawah telapak kakinya, sebagaimana beliau nyatakan :

((أَلاَ كُلُّ شَيْءٍ مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ تَحْتَ قَدَمِيْ مَوْضُوْعٌ)) رواه مسلم

"Ketahuilah segala sesuatu dari urusan jahiliah terkubur di bawah telapak kakiku "[HR. Muslim]

Di antara kebiasaan jahiliyah yang dilakukan manusia di abad modern ini adalah kepercayaan kepada benda-benda mati. Di zaman jahiliyah manusia sering menggantungkan harapannya kepada benda-benda mati. Jika mereka menemukan sebuah batu yang amat besar atau berbentuk menyerupai makhluk hidup, atau memiliki warna yang agak asing atau bentuknya agak aneh, maka mereka meyakini bahwa batu-batu itu memiliki keistimewaan. Jika ukurannya kecil mereka membawanya pulang, jika tidak mereka mendatangi tempat batu itu. Mereka berkeyakinan bahwa batu-batu itu dapat menangkal sihir, menghentikan aliran darah atau memudahkan kelahiran. Ada yang digantungkan di leher atau diikatkan di tangan dan di kaki wanita yang akan melahirkan. Ada lagi batu yang disebut ”batu akik”, mereka yakini dapat membuat diam seseorang yang mau marah, atau bahkan obat bagi penyakit ain (mata jahat). Ada pula yang disebut batu zamrud, mereka yakini dapat mengobati penyakit ayan. Padahal semua itu adalah khurafat dan khayalan belaka.Wallâhu A'lam. (www.almanhaj.or.id)
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ ِإلاَّ أَنْتَ وَأَسْتَغْفَرك وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ


2.(--)
"Ungku itu sakti, dia bisa menghilang"

  (+) Urang bisa mailang?   Akh…., baengko jo jin wanyo kali?!

Allah SWT berfirman yang artinya, ”Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al-A’raf: 27).


Ayat ini dipahami oleh sekian banyak ulama sebagai dalil ketidakmungkinannya manusia melihat jin. Imam Syafii menegaskan, bahwa berdasarkan ayat di atas, manusia tidak mungkin melihat jin. “Siapa yang mengaku dapat melihat jin, maka kami tolak kesaksiannya, kecuali nabi.” (Maksud ucapan ini adalah yang mengaku melihat jin dalam bentuk yang aslinya. Adapun yang mengaku melihat jin setelah berubah bentuk dengan aneka bentuk makhluk, maka kesaksiannya dapat diterima).

Sebagian yang lain mengakui bahwa jin dapat dilihat oleh manusia jika jin berubah dengan bentuk makhluk yang dapat dilihat oleh manusia. Pendapat ini didukung oleh riwayat-riwayat yang menginformasikan bahwa para sahabat Nabi saw., tabi’in, dan banyak ulama pernah melihat makhluk-makhluk halus, tetapi dalam bentuk manusia atau binatang.

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab sahihnya bahwa sahabat-sahabat Nabi saw. pernah melihat Malaikat Jibril ketika ia datang dalam bentuk manusia. Umar bin Khattab menuturkan bahwa suatu ketika datang seorang yang tidak dikenal, berpakaian sangat putih, rambut teratur rapi, tidak nampak dari penampilannya tanda-tanda bahwa ia datang dari perjalanan jauh. Orang itu bertanya kepada Nabi saw. tentang Islam, iman, dan ihsan. Setiap Nabi saw. menjawab, dia membenarkannya. Dia juga bertanya tentang kiamat dan tanda-tandanya. Umar r.a. dan juga sahabat-sahabat Nabi saw. yang mendengarnya terheran-heran. Bagaimana seorang yang berpenampilan rapi, berpakaian bersih, yang berarti bahwa yang bersngkutan tidak datang dari tempat jauh atau dengan kata lain ia adalah penduduk setempat tetapi tidak mereka kenal?

Mereka juga terheran-heran mengapa setiap pertanyaannya yang dijawab oleh Nabi saw., selalu yang bertanya itu sendiri yang membenarkannya. Ketika percakapan Nabi saw. dan pendatang itu selesai, Nabi saw. bertanya kepada para sahabatnya, ”Tahukah kalian, siapa yang datang tadi?” Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang tahu. Nabi saw. menjelaskan, ”Itulah Jibril datang mengajar kalian agama kalian.” Mendengar penjelasan Nabi saw. itu, Umar r.a. bergegas keluar hendak melihatnya, tetapi ia telah menghilang.

Nah, jika demikian, malaikat dapat dilihat, tetapi bukan dalam bentuk aslinya. Ia dapat dilihat apabila mengambil bentuk yang memungkinkan untuk dilihat manusia.

Demikian halnya dengan jin, ia dapat dilihat bukan dalam bentuk aslinya, tetapi bila ia mengambil bentuk yang sesuai dengan potensi penglihatan manusia. Riwayat-riwayat tentang hal ini sangat banyak. Bahkan, tidak hanya ulama, orang-orang biasa yang tidak ahli agama pun banyak yang mengalami melihat jin dalam bentuk makhluk (manusia atau lainnya). Dan, di antara mereka ada yang sengaja dengan sunguh-sungguh ingin melihat jin, mereka mengamalkan amalan dari orang-orang yang dianggap ahli dalam hal itu, dan mereka ada yang berhasil mendapatinya bahwa jin dapat dilihat dalam bentuk makhluk.

Selain itu, ada beberapa hadis Nabi saw. yang menginformasikan bahwa ada binatang yang dapat melihat jin. Dalam sahih Bukhari dan Muslim, sahabat Nabi Abu Hurairah menyampaikan bahwa Nabi saw. bersabda, ”Kalau kalian mendengar suara ayam jantan berkokok, maka mohonlah kepada Allah anugerah-Nya, karena ketika itu dia melihat malaikat, dan jika kalian mendengar teriakan keledai, maka mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan setan, karena ketika itu dia melihat setan.”

Jadi, kalau ado kisah radio lutuik nan mangatokan urang (nan pasti fisiknyo sarupo jo awak, makan nasi, badarah badagiang, dan ado tulang) BUKAN JIN atau SETAN  nan bisa mailang mako barito dari muluik ka muluik tu hanyo isapan jempol sajo. Baso awaknyo : dongeang palamakan lalok anak cucu nan masih balita. Kalau awak nan indak balita masih juo picayo ka kisah-kisah nan sangajo digadang-gadangkan dek Urang PKI zaman saisuak  tu (Hallo Mak Datuak Rajo Jambi? He he ……..m.m) iyo indak baa doh mangajilah awak baliak. Di ma paralu ulanglah baliak mambaco SYAHADAT.

Maaf...., maaf dan maaf..... kalau untuak manyangkuik pandangakalan akidah ko Si m.m agak kareh mananggapinyo (iko bukan karano ambo urang Muhammadiyah, lho. He he he...).

Salam............................,
mm***
Lk-2; 59; Bks

---------- Pesan terusan ----------
Dari: Sri Yansen Tanjung <sri.y...@gmail.com>
Tanggal: 6 Mei 2014 14.48
Subjek: [R@ntau-Net] Cerita di balik foto kakek-kakek tua di rumah makan Padang
Kepada: rant...@googlegroups.com
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages