Inilah Seabagian Isi Buku Membongkar Gurita Cikeas

268 views
Skip to first unread message

muchwardi muchtar

unread,
Dec 27, 2009, 11:21:11 AM12/27/09
to rant...@googlegroups.com


Indak dapek mambali & mambaco buku Si Jork (George) nan bakeh wartawan TEMPO tahun 80-an tu, kutipan dari inilah.com pun jadilah paubek dan panambah ilimu dunsanak di palanta RN ko,.
He he hee............

Salam............,
mm***


mm***


.

Inilah Isi Buku Membongkar Gurita Cikeas (1)

INILAH.COM, Jakarta - Buku ini ditulis oleh George Junus Aditjondro. Judul lengkapnya: Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Kasus Bank Century. Dilaunching hari Rabu (23/12) di Yogya. Hari Sabtu (26/12), buku yang diedarkan melalui jaringan Toko Buku Gramedia ini ditarik dari peredaran. Inilah cuplikan halaman pertama buku ini.

“Apakah penyertaan modal sementara yang berjumlah Rp 6,7 triliun itu ada yang bocor atau tidak sesuai dengan peruntukannya? Bahkan berkembang pula desas-desus,rumor, atau tegasnya fitnah, yang mengatakan bahwa sebagian dana itu dirancang untuk dialirkan ke dana kampanye Partai Demokrat dan Capres SBY; fitnah yang sungguh kejam dan sangat menyakitkan….

Sejauh mana para pengelola Bank Century yang melakukan tindakan pidana diproses secara hukum, termasuk bagaimana akhirnya dana penyertaan modal sementara itu dapat kembali ke negara?”

Begitulah sekelumit pertanyaan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pidatonya hari Senin malam, 23 November 2009, menanggapi rekomendasi Tim 8 yang telah dibentuk oleh Presiden sendiri, untuk mengatasi krisis kepercayaan yang meledak di tanah air, setelah dua orang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – Bibit S Ryanto dan Chandra M Hamzah – ditetapkan sebagai tersangka kasus pencekalan dan penyalahgunaan wewenang, hari Selasa, 15 September, dan ditahan oleh Mabes Polri, hari Kamis, 29 Oktober 2009.

Barangkali, tanpa disadari oleh SBY sendiri, pernyataannya yang begitu defensif dalam menangkal adanya kaitan antara konflik KPK versus Polri dengan skandal Bank Century, bagaikan membuka kotak Pandora yang sebelumnya agak tertutup oleh drama yang dalam bahasa awam menjadi populer dengan julukan drama cicak melawan buaya.

Memang, drama itu, yang begitu menyedot perhatian publik kepada tokoh Anggodo Widjojo, yang dijuluki “calon Kapolri” atau “Kapolri baru”, cukup sukses mengalihkan perhatian publik dari skandal Bank Century, bank gagal yang mendapat suntikan dana sebesar Rp 6,7 trilyun dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jauh melebihi Rp 1,3 trilyun yang disetujui DPR‐RI.

Selain merupakan tabir asap alias pengalih isu, penahanan Bibit dan Chandra oleh Mabes Polri dapat ditafsirkan sebagai usaha mencegah KPK membongkar skandal Bank Century itu, bekerjasama dengan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Soalnya, investigasi kasus Bank Century itu sudah didorong KPK (Batam Pos, 31 Agust 2009). Sedangkan BPK juga sedang meneliti pengikutsertaan dana publik di bank itu, atas permintaan DPR‐RI pra‐Pemilu 2009.[bersambung/ims]

 

Inilah Isi Buku Membongkar Gurita Cikeas (2)

INILAH.COM, Jakarta - Inilah cuplikan halaman 2 dan 3 dari buku Membongkar Gurita Cikeas: di Balik Kasus Bank Century, yang ditulis oleh George Junus Aditjondro, diterbitkan oleh Galang Pers, dilaunching Hari Rabu (23/12) di Yogya dan ditarik dari peredaran hari Sabtu (26/12).

Dari berbagai pemberitaan di media massa dan internet, nama dua orang nasabah terbesar Bank Century telah muncul ke permukaan, yakni Hartati Mudaya, pemimpin kelompok CCM (Central Cipta Mudaya) dan Boedi Sampoerna, salah seorang penerus keluarga Sampoerna, yang menyimpan trilyunan rupiah di bank itu sejak 1998.

Sebelum Bank Century diambilalih oleh LPS, Boedi Sampoerna, seorang cucu pendiri pabrik rokok PT HM Sampoerna, Liem Seng Thee, masih memiliki simpanan sebesar Rp Rp 1.895 milyar di bulan November 2008, sedangkan simpanan Hartati Murdaya sekitar Rp 321 milyar.

Keduanya sama‐sama penyumbang logistik SBY dalam Pemilu lalu. Beberapa depositan kelas kakap lainnya adalah PTPN Jambi, Jamsostek, dan PT Sinar Mas. Boedi Sampoerna sendiri, masih sempat menyelamatkan sebagian depositonya senilai US$ 18 juta, berkat bantuan surat‐surat rekomendasi Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri waktu itu, Komjen (Pol) Susno Duadji, tanggal 7 dan 17 April 2009 (Rusly 2009: Haque, 2009; Inilah.com, 25 Febr 2009; Antara News, 10 Ag. 2009; Vivanews.com, 14 Sept. 2009; Forum Keadilan, 29 Nov. 2009: 14).

BANTUAN GRUP SAMPOERNA UNTUK HARIAN JURNAS

Apa relevansi informasi ini dengan keluarga Cikeas?

Boedi Sampoerna ditengarai menjadi “salah seorang penyokong SBY, termasuk dengan menerbitkan sebuah koran” (Rusly 2009: 48).

Ada juga yang mengatakan” Sampoerna sejak beberapa tahun lalu mendanai penerbitan salah satu koran nasional (Jurnas/Jurnal Nasional) yang menjadi corong politik Partai SBY” (Haque 2009).

Dugaan itu tidak 100% salah, tapi kurang akurat. Untuk itu, kita harus mengenal figur‐figur keluarga Sampoerna yang memutar roda ekonomi keluarga itu, setelah penjualan 97% saham PT HM Sampoerna kepada maskapai transnasional AS, Altria Group, pemilik pabrik rokok AS, Philip Morris, di tahun 2005, seharga sekitar US$ 2 milyar atau Rp 18,5 trilyun.

Liem Seng Tee, yang mendirikan pabrik rokok itu di tahun 1963 bersama istrinya, Tjiang Nio, mewariskan perusahaan itu kepada anaknya, Aga Sampoerna (Liem Swie Ling), yang lahir di Surabaya tahun 1915. Aga Sampoerna kemudian menyerahkan perusahaan itu kepada dua orang anaknya, Boedi Sampoerna, yang lahir di Surabaya, tahun 1937, serta adiknya, Putera Sampoerna, yang lahir di Amsterdam, 13 Oktober 1947 (PDBI 1997: A‐789 – A‐796; Warta Ekonomi, 18‐31 Mei 2009: 43, 49).

Sesudah menjual pabrik rokoknya kepada Philip Morris, Putera menyerahkan pengelolaan perusahaan pada anak bungsunya, Michael Joseph Sampoerna, yang telah mengembangkan holding company keluarga yang baru, Sampoerna Strategic, ke berbagai bidang dan negara.

Misalnya, membeli 20% saham perusahaan asuransi Israel, Harel Investment Ltd dan saham dalam kasino di London, dan berencana membuka sejuta hektar kelapa sawit di Sulawesi, berkongsi dengan kelompok Bosowa milik Aksa Mahmud, ipar Jusuf Kalla (Investor, 21 Ag.‐3 Sept. 2002: 19; Prospektif, 1 April 2005: 48; Globe Asia, Ag. 2008: 52‐53, Ag. 2009: 100‐101).[bersambung/iaf/ims]


Inilah Isi Buku Membongkar Gurita Cikeas (3)

INILAH.COM, Jakarta - Inilah cuplikan halaman 3 dari buku Membongkar Gurita Cikeas: di Balik Kasus Bank Century, yang ditulis oleh George Junus Aditjondro, diterbitkan oleh Galang Pers, dilaunching Hari Rabu (23/12) di Yogya dan ditarik dari peredaran hari Sabtu (26/12).

Namun ada seorang kerabat Boedi dan Putera Sampoerna, yang tidak pernah memakai nama keluarga mereka. Namanya Sunaryo, seorang kolektor lukisan yang kaya raya, yang mengurusi pabrik kertas Esa Kertas milik keluarga Sampoerna di Singapura yang hampir bangkrut, dan sedang bermasalah dengan Bank Danamon.

Menurut sumber‐sumber penulis, sejak pertama terbit tahun 2006, Sunaryo mengalirkan dana Grup Sampoerna ke PT Media Nusa Perdana, penerbit harian Jurnal Nasional di Jakarta.

Perusahaan itu kini telah berkembang menjadi kelompok media cetak yang cukup besar, dengan harian Jurnal Bogor, majalah bulanan Arti, dan majalah dwimingguan Explo. Boleh jadi, dwimingguan ini merupakan sumber penghasilan utama perusahaan penerbitan ini, karena penuh iklan dari maskapai-maskapai migas dan alat‐alat berat penunjang eksplorasi migas dan mineral.

Secara tidak langsung, dwi‐mingguan Explo dapat dijadikan indikator, sikap Partai Demokrat – dan barangkali juga, Ketua Dewan Pembinanya – terhadap kebijakan‐kebijakan negara di bidang ESDM.

Misalnya dalam pendirian pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), yang tampaknya sangat dianjurkan oleh Redaksi Explo (lihat tulisan Noor Cholis,“PLTN Muria dan Hantu Chernobyl”, dalam Explo, 16‐31 Oktober 2008, hal. 106, serta berita tentang PLTN Iran yang siap beroperasi, September lalu dalam Explo, 1‐15 April 2009, hal. 79).

Pemimpin Umum harian Jurnas berturut‐turut dipegang oleh Asto Subroto (2006‐2007), Sonny (hanya beberapa bulan), dan N Syamsuddin Ch. Haesy (2007 sampai sekarang). Kedua pemimpin umum pertama bergelar Doktor dari IPB, dan termasuk pendiri Brighton Institute bersama SBY.

Selama tiga tahun pertama, ada dua orang fungsionaris PT Media Nusa Perdana yang diangkat oleh kelompok Sampoerna, yakni Ting Ananta Setiawan, sebagai Pemimpin Perusahaan, dan Rainerius Taufik sebagai Senior Finance Manager atau Manajer Utama Bisnis.

Dalam Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Besar PT Media Nusa Perdana, yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DKI Jakartam 5 Maret 2007, namanya tercantum sebagai Direktur merangkap pemilik dan penanggungjawab.

Sementara itu, kesan bahwa perusahaan media ini terkait erat dengan Partai Demokrat tidak dapat dihindarkan, dengan duduknya

Ramadhan Pohan, Ketua Bidang Pusat Informasi BAPPILU Partai Demokrat sebagai Pemimpin Redaksi harian Jurnal Nasional dan majalah Arti, serta Wakil Ketua Dewan Redaksi di majalah Explo.

Sebelum menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Jurnas, Ramadhan Pohon merangkap sebagai Direktur Opini Publik & Studi Partai Politik Blora Center, think tank Partai Demokrat yang mengantar SBY ke kursi presidennya yang pertama.

Barangkali ini sebabnya, kalangan pengamat politik di Jakarta mencurigai bahwa dana kelompok Sampoerna juga mengalir ke Blora Center .

Soalnya, sebelum Jurnas terbit, Blora Center menerbitkan tabloid dwi‐mingguan Kabinet, yang menyoroti kinerja anggota‐anggota Kabinet Indonesia Bersatu. Sementara itu, Ramadhan Pohan baru saja terpilih menjadi anggota DPR‐RI dari Fraksi Demokrat,mewakili Dapil VII Jawa Timur (Jurnalnet.com, 25 Febr. 2005; Fajar, 21 Juni 2005; ramadhanpohan.com, 14 Okt. 2009).[bersambung/iaf/ims


Inilah Isi Buku Membongkar Gurita Cikeas (4)

INILAH.COM, Jakarta - Inilah lanjutan cuplikan isi buku Membongkar Gurita Cikeas: di Balik Kasus Bank Century, yang ditulis oleh George Junus Aditjondro, diterbitkan oleh Galang Pers, dilaunching Hari Rabu (23/12) di Yogya dan ditarik dari peredaran hari Sabtu (26/12). Kutipan ini diambil dari halaman 5 dan 6:

Kembali ke kelompok Jurnas dan hubungannya dengan Grup Sampoerna, di tahun 2008, Ting Ananta Setiawan mengundurkan diri darijabatan Pemimpin Perusahaan, yang kini dirangkap oleh Pemimpin Umum, N. Syamsuddin Haesy.

Namun nama Ananta Setiawan tetap tercantum sebagai Pemimpin Perusahaan, sebagai konsekuensi dari SIUP PT Media Nusa Perdana.

Mundurnya Ananta Setiawan secara de facto terjadi seiring dengan mengecilnya saham Sampoerna dalam perusahaan media itu, dan meningkatnya peranan Gatot Murdiantoro Suwondo sebagai pengawas keuangan perusahaan itu. Isteri Dirut BNI ini, dikabarkan masih kerabat Ny. Ani Yudhoyono (McBeth 2007).

Berapa besar dana yang telah disuntikkan Grup Sampoerna ke kelompok Jurnas?

Menurut SIUP PT Media Nusa Perdana yang diterbitkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, 5 Maret 2007, nilai modal dan kekayaan bersih perusahaan itu sebesar Rp 3 milyar.

Namun jumlah itu, hanya cukup untuk sebulan menerbitkan harian Jurnal Nasional, yang biaya cetak, gaji, dan biaya‐biaya lainnya kurang lebih Rp 2 milyar sebulan. Berarti biaya penerbitan tahun pertama (2006), sekitar Rp 24 milyar. Tahun kedua (2007), turun menjadi sekitar Rp 20 milyar, setelah koran dan majalah‐majalah terbitan PT Media Nusa Perdana mulai menarik langganan dan iklan.

Tahun ketiga (2008), sekitar Rp 18 milyar, dan tahun keempat (2009) sekitar Rp 15 milyar. Berarti kelompok media cetak ini telah menyedot modal sekitar Rp 90 milyar, mengingat Jurnal Bogor menyewa kantor sendiri di Bogor , dan punya rencana untuk berdiri sendiri, dengan perusahaan penerbitan sendiri.

Selain biaya cetak yang tinggi untuk seluruh Grup Jurnas, pos gaji wartawan kelompok media ini tergolong cukup tinggi. Gaji pertama wartawan Jurnas tahun 2006 mencapai Rp 2,5 juta sebulan, tiga kali lipat gaji wartawan baru Jawa Pos Group.

Kecurigaan masyarakat bahwa keluarga Sampoerna tidak hanya menanam modal di kelompok media Jurnal Nasional, tapi juga di simpul-simpul kampanye Partai Demokrat yang lain, yang juga disalurkan lewat Bank Century, bukan tidak berdasar. Soalnya, Laporan Keuangan PT Bank Century Tbk Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal‐Tanggal 30 Juni 2009 dan 2008 menunjukkan bahwa ada penarikan simpanan fihak ketiga sebesar Rp 5,7 trilyun.

Selain itu, Ringkasan Eksekutif Laporan Hasil Investigasi BPK atas Kasus PT Bank Century Tbk tertanggal 20 November 2009 menunjukkan bahwa Bank Century telah mengalami kerugian karena mengganti deposito milik Boedi Sampoerna yang dipinjamkan atau digelapkan oleh Robert Tantular dan Dewi Tantular sebesar US$ 18 juta – atau sekitar Rp 150 milyar ‐‐ dengan dana yang berasal dari Penempatan Modal Sementara LPS.[bersambung/iaf/ims]

.





Abraham Ilyas

unread,
Dec 27, 2009, 5:46:29 PM12/27/09
to rant...@googlegroups.com
Pak Muchwardi Muchtar

Kok apak lai ado CV dari sanak Junus iko, mohon jugo ditampilkan
Tarimo kasih.

Salam

Abraham Ilyas
www.nagari.org

2009/12/27 muchwardi muchtar <much...@yahoo.com>
--
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-...@googlegroups.com
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 27, 2009, 6:37:59 PM12/27/09
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
Bukit Tinggi 17 - 21 Desember 2009

(1)

Ada lagi kesempatan pulang kampung. 'Keharusan' karena ada ipar mau mantu, menikahkan puterinya. Dan karena ada rapat di Ma'had Tahfizhul Quran Syekh Ahmad Khatib di kampung. Aku dan istriku berangkat hari Kamis 17 Desember dengan pesawat Batavia. Sampai di Minangkabau International Airport jam 12.30 siang. Sangat on time. Langsung menyewa taxi untuk menuju Bukit Tinggi. Di bawah guyuran hujan rinai-rinai.

Sampai di Bukit Tinggi, di mess PLN di Jalan Luruih sekitar jam tiga sore lebih. Sengaja tidak mampir di jalan untuk makan siang, karena hari hujan dan karena aku cinan, ingin makan di restoran Selamat di Kampung Cino. Tapi hari hujan. Dan pilek istriku sedang menjadi-jadi. Aku lalu meminjam payung dan berjalan kaki ke Selamat yang hanya sekitar dua ratus langkah dari mess PLN. Dan kamipun makan nasi ramas Selamat.

Di malam hari yang lambok karena hujan tidak kunjung berhenti, kami tidak kemana-mana. Adik ipar yang datang mengunjungi kami.

Hari Jumat subuh aku terbangun saat azan pertama. Di luar hujan sudah berhenti. Begitu azan kedua (azan subuh yang sebenarnya berkumandang) aku keluar sendirian. Istri masih flu berat. Aku berjalan kaki melintasi jalan, mendaki jenjang dan menuju Masjid Raya. Ini hari Jumat. Dan benar, di subuh hari Jumat ini imam membaca surat Sajadah di rakaat pertama. Berbeda dengan kesempatan terdahulu yang mungkin sekitar dua tahun yang lalu, ketika aku juga shalat subuh di masjid ini, maka pagi ini jamaahnya lebih dari dua puluhan orang. Artinya cukup banyak. Harus diingat bahwa lokasi masjid tidaklah di persekitaran rumah tinggal.

Hari mulai agak cerah di sebelah pagi. Tadinya kami mengira bahwa ipar yang dari Sawahlunto akan datang pagi ini. Soalnya nanti sore kami akan ke Limbanang, ke tempat ipar yang akan menikahkan puterinya itu. Jam sebelas seperempat, ipar yang di Sawahlunto memberi tahu bahwa mereka (suami istri) akan datang sekitar waktu ashar. Kok penting betul ini ditulis? Karena tadinya kami menunggu mereka untuk pergi makan nasi Kapau uni Lis. Jadi, kami pergi berdua saja. Melintasi jalan, mendaki jenjang. Padahal sudah hampir jam setengah dua belas, waktu untuk pergi ke masjid untuk shalat Jumat. Kami sempatkan juga pergi mengunjungi uni Lis. Nasi Kapau jo gulai tunjang. Melepas taragak. Jam dua belas kurang lima ketika aku memasuki Masjid Raya. Tentu saja hanya kebagian saf di belakang.

Sore harinya, kami berempat berangkat menuju Payakumbuh untuk terus ke Limbanang. Di perjalanan, menjelang Baso, terlepas ucapan pambayan (suami dari ipar) bahwa mereka sudah mencicipi minuman kawa di Tabek Patah. Dua bulan yang lalu, kami berempat lewat di Tabek Patah dalam perjalanan ke Sawahlunto dan berbincang tentang minum kawa di galuak. Sayang waktu itu lepaunya sudah tutup (ketika kami melintasi jalan waktu itu sudah jam sembilan malam). Dan akhirnya, sore ini, kami berbelok ke Tabek Patah. Alek di Limbanang itu nanti sesudah maghrib dan kami masih punya waktu.

Kami minum kawa di lepau di pinggir jalan. Minum air rebusan daun kopi dari galuak (tempurung kelapa). Daun kawa yang disangai mengeringkannya. Dengan rasa kalek-kalek tanggung. Memang begini rasanya dulu..... lebih lima puluh tahun yang lalu. Bedanya sedikit, dibandingkan jaman entah berantah dulu itu, kali ini pemanisnya bukanlah gula enau tetapi gula biasa. Mungkin maksudnya untuk lebih praktis saja. Kami hirup kawa hangat ditemani goreng pisang raja.

*** 
 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi


 

muchwardi muchtar

unread,
Dec 27, 2009, 8:50:54 PM12/27/09
to rant...@googlegroups.com
Ambo acok basuo jo si Jork ko katiko inyo jadi "kuli dawaik" di majalah TEMPO nan bakantua di Proyek Senen tahun 80-an. Ukatu tu, sabagai anak mudo nan "paliang cipeh, pancimeeh dan karengkang" dalam satiok manulih di Komentar TEMPO lai babaarpo kali maruok jo inyo. Ukatu tu si Jork ko bagurambeh dan barambuik panjang (kini gurambehnyo alah dicukua abih, tapi rambuiknyo masih mode si Upiek di kampuang awak).

Samanjak inyo tingga di Australia, dan bakarek arang jo majalah Si Goenawam Mohamad & Si Fikri Jufri, ambo yo indak ado lai basuo jo penulis nan zaman Suharto bakuaso manulih "Gurita Soeharto" dan zama SBY manulih "Gurita SBY".

Kini, bapulang baliek ka hati sanubari dunsanak sadonyo. Apokoh "Si Padanf" asli nan ngetop jo kredo "Takuruang nak di lua dan taimpik nak di ateh" tu lai sapandapaik jo tulisan di Jork nan maebohkan tu.

Salam,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
mm***

George Junus Aditjondro

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

George Junus Aditjondro (lahir pada 27 Mei 1946 di Pekalongan, Jawa Tengah) adalah seorang sosiolog asal Indonesia.

Pada sekitar tahun 1994 dan 1995 nama Aditjondro menjadi dikenal luas sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto mengenai kasus korupsi dan Timor Timur. Ia sempat harus meninggalkan Indonesia ke Australia dari tahun 1995 hingga 2002 dan dicekal oleh rezim Soeharto pada Maret 1998. Di Australia ia menjadi pengajar di Universitas Newcastle dalam bidang sosiologi. Sebelumnya saat di Indonesia ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.

Saat hendak menghadiri sebuah lokakarya di Thailand pada November 2006, ia dicekal pihak imigrasi Thailand yang ternyata masih menggunakan surat cekal yang dikeluarkan Soeharto pada tahun 1998[1].

Pada akhir bulan desember 2009, beberapa lama setelah peluncuran bukunya terakhir, Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyalurkan keprihatinanya atas isi buku tersebut[2].Buku itu sempat ditarik dari etalase toko walaupun pada saat itu belum ada keputusan hukum terhadap peredaran buku itu[3]

[sunting] Bibliografi

  • (id) Aditjondro, George Junus (2006). Korupsi Kepresidenan : reproduksi oligarki berkaki tiga : istana, tangsi dan partai penguasa. Yogyakarta: LKiS. ISBN 979-8451-68-6.
  • (id) Aditjondro, George Junus (2003). Korban-korban pembangunan : tilikan terhadap beberapa kasus perusakan lingkungan di tanah air. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-64-3.
  • (id) Aditjondro, George Junus (2003). Pola-pola gerakan lingkungan : refleksi untuk menyelamatkan lingkungan dari ekspansi modal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-65-1.
  • (id) Aditjondro, George Junus (2003). Kebohongan-kebohongan negara : perihal kondisi obyektif lingkungan hidup di nusantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ISBN 979-3237-63-5.
  • (id) Aditjondro, George Junus (2002). Membedah kembar siam penguasa politik dan ekonomi Indonesia. Jakarta: LSPP, 169.
  • (id) Aditjondro, George Junus (2001). Ketika semerbak cengkih tergusur asap mesiu. Jakarta: Tapak Ambon, 250.
  • (id) Aditjondro, George Junus (2000). Menyongsong matahari terbit di puncak ramelau : dampak pendudukan Timor Lorosa'e dan munculnya gerakan pro-Timor Lorosa'e di Indonesia. Jakarta: Yayasan HAK dan FORTILOS, 312.
  • (id) Aditjondro, George Junus (1999). Tangan-tangan berlumuran minyak : Politik minyak di balik targedi Timor Lorosae. Jakarta: Solidamor, 158.

[sunting] Catatan

  1. ^ ferdianto, riki (2006). Thailand Usir George Junus Aditjondro. Koran Tempo. Diakses pada 5 September 2009
  2. ^ Gunanto; Titis Setianingtias & Agustin Pito et al. (27 December 2009), "Presiden Prihatin atas Buku Aditjondro", Koran Tempo: Halaman depan.
  3. ^ Titis Setianingtias (26 December 2009), "Buku gurita Cikeas hilang dari pasaran", Koran Tempo

[sunting] Pranala luar

Soekarno.jpg  Artikel bertopik biografi tokoh Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.


--- On Sun, 12/27/09, Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com> wrote:

andikoGmail

unread,
Dec 27, 2009, 11:08:09 PM12/27/09
to rant...@googlegroups.com
Buku baliau ko sabana manghilang ruponyo. Barusan ambo sms baliau kama
buku tu di cari. Tahun lalu terakhir batamu di komnas Ham katiko kami ma
louncing buku CSR limo perusahaan tambang di Indonesia. Ambo wakatu itu
jadi tim baliau manulih buku itu. Dalam melakukan penelitian jo manulih,
baliau ko memang seorang eritor nan bamato alang, nampak se dek liau ma
yang balabiah huruhnyo, ma nan harus miriang dsb. Mungkin iko buah
pangalaman manjadi editor tempo tu.

Andiko Sutan Mancayo

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 28, 2009, 12:48:16 AM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 

(2)

Kami sampai di Limbanang, di rumah calon anak daro, menjelang maghrib. Rumah ini memang sudah disiapkan untuk baralek. Sudah dihias dengan kain berwarna emas, berjumbai-jumbai. Kursi pelaminan untuk tempat duduk anak daro jo marapulai pun sudah disiapkan. Tapi baik anak daro maupun ibunya masih berpakaian rumahan. Ternyata akad nikah itu baru akan dilaksanakan nanti sesudah isya, bukan sesudah maghrib, begitu yang aku dengar.

Setelah berbasa basi sebentar dengan sanak saudara, lalu kami bersama-sama pergi menuju masjid untuk shalat maghrib.

Sesudah maghrib kami kembali terlibat dalam obrolan. Mehotar ke hilir ke mudik. Dan suasana terlihat masih santai-santai saja. Aku malas untuk bertanya. Sementara itu hujan turun meski tidak terlalu deras. Sudah berkumandang azan isya. (Aku sudah menjamak shalat ketika maghrib tadi). Dan beberapa saat pula berlalu sesudah itu. Masih tenang-tenang saja.

Jam sembilan malam baru terlihat kesibukan. Artinya sudah satu jam lebih sesudah waktu isya. Hujan masih turun. Beberapa buah mobil datang. Di antaranya mobil marapulai dan pengiring-pengiringnya. Tamu-tamu itu masuk ke dalam rumah. Rumah jadi penuh dengan rombongan tamu dan rombongan tuan rumah. Dengan si alek dan si pangka. Sudah akan dimulaikah prosesi akad nikah?

Ternyata bapak penghulu belum hadir. Salah satu dari yang hadir mengatakan bahwa beliau sedang dijemput. Bahkan sudah di perjalanan menuju rumah perhelatan. Perlu beberapa belas menit menunggu sampai pak penghulu akhirnya hadir. Lalu dimulailah acara itu sebagaimana lazimnya. Hari sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Ijab kabul itu akhirnya selesai dan disahkan oleh para saksi. Dengan sedikit perulangan karena baik marapulai maupun wali nikah sama-sama agak gugup pada awalnya. Sampai pulalah pada giliranku untuk menyampaikan nasihat pernikahan, sesuatu yang sudah diminta-tolongkan kakak ipar sejak jauh hari sebelumnya.

Selesai pula acara makan minum sekitar jam sebelas malam. Untungnya tidak memakai pasambahan yang berunyai-unyai. Tamu-tamu, berikut marapulai kembali pulang ke rumah masing-masing. Rupanya begitu pula adatnya, marapulai belum boleh menginap di rumah anak daro meskipun mereka baru saja disahkan sebagai suami istri.

Tinggallah sipangka. Karib kerabat sanak saudara. Ada pula acara yang sudah disiapkan mereka adik beradik. Pesta katan jo durian. Durian sedang musim. Sejak dari Sicincin - Kayutanam waktu baru sampai kemarin, sampai ke Bukit Tinggi, Payakumbuh, sepanjang jalan ke Limbanang durian terlihat bertumpuk-tumpuk di sepanjang jalan. Aku penyuka durian meski tidak termasuk yang kelas berat. Di tengah keluarga, aku kalah dibandingkan istri dan ketiga puteri-puteriku. Mereka adalah pencinta durian sejati. Malam itu aku membatasi diriku dengan dua biji durian saja. Yang segera jadi bulan-bulanan ketawaan. Aku khawatir kalau-kalau durian ini akan menyepak asam urat pula.

Sudah jam satu malam ketika kami meninggalkan Limbanang pada malam hari itu. Kami kembali ke penginapan di Bukit Tinggi. Besok adalah acara baralek di rumah ini, dan kami akan kembali lagi. Insya Allah.

***

 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi


 

sjamsir_sjarif

unread,
Dec 28, 2009, 2:04:14 AM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu Angku Lembang,

Agak tarumuak juo ambo mambaco kalau Sumbayang Jemaah Subuah di Mesjid Raya tu kiro-kiro 20 urang lah dianggap banyak. Hari Jumaat lo lai. Baralah biasono du kini du eh? Padohal Musajik Raya adolah sabagai Pusek Kegiatan Islam di Tangah-tangah Kota Bukittinggi.

Tampakno Suaro Azan "Asshalatu khrirunmminannauum" jo panareh suaro tu lah kurang tadanga di urang lai yo? Kalau sarak lah baitu lunak, baa lo adat indak ka maluyuah. Yah mungkin baitulah, Bukittinggi Kota Wisata .... nan dilagukan anak-anak babarih-barih dari nan ambo danga katu ulang tahun Pertama Bukittinggi Kota Wisata 1985.

Waktu  itu ambo  banyak maambiak foto, mancigok dan manganangkan baa lah nanti Kota Wisata ko nan dalam pandangan ambo ka manjadi Resort Area dengan efek-efeknyo. Anak-anak sikola tampaknhyo tapaso babarih basuka ria tapi ambo basadiah mambahyangkan baa lah nanti efek samping kota wisata ko ...

Tampakno  jumlah jaamaah subuah nan tasurek dalam postiang Angku Lembang ko baru marupokan salah satu satu segi fenomena. Segi nan lain rasono lah banyak dipasenjangkan...

Salam,
--Nyiak Sunguik

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 28, 2009, 2:30:15 AM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Wa'alaikumussalaam wa rahmatullahi wa barakaatuhu
 
Mangko nyiak,
 
Fakta nomor satu iyo mantun nyiak. Panah babarapo tahun nan lapeh ambo ikuik jadi makmum sumbayang subuah di musajik raya ko. Iyo sakitar sapuluah urang nan samo jadi makmum no. Makmum laki-laki, sabab ado juo makmum padusi, mareka di dalam ruangan nan dibatehi dek kain sikiram panyaok, jadi indak nampak di awak bara banyakno do. Mungkin labiah rami saketek pado makmum laki-laki.
 
Panyababno, manuruik pandapek ambo di antaro lai dek latak musajik ko tapisah dari rumah tampek tingga. Alasan kaduo, bahampiran, di ujuang jalan luruih di kampuang Cino ado pulo musajik lain, Baitul Haq namono. Disiko jamaahno labiah rami di wakatu subuah. Labiah duo saf a 20 urang jamaah laki-laki. Kalau ambo manompang lalok di mess PLN di ujuang jalan luruih tu, biasono ambo sumbayang ka musajik Baitul Haq ko. Agiah-agiah ndak baacah, ado nan manyumangaik-i ambo pai malintehi jalan mandaki janjang manuju ka musajik raya di hari Jumaat subuah, yoitu dek imam mambaco surah Aliif Lam Mim Tanzil (Surek Sajadah) di rakaaik partamu jo surek Al Insaan di rakaaik kaduo. Katiko lalu di janjang (janjang aa lah garan namo no goah, nan ka lua dakek pintu kaporo kabun binatang), basalisiah ambo jo ibu-ibu mamakai mukena (tingkuluak) nan manuju ka bawah, ka musajik Baitul Haq. Bahkan sabalun itu di ujuang janjang, katiko ka mandaki basalisiah pulo jo imam musajik Baitul Haq tu.
 
Di musajik Baitul Haq, nan aliran no Tarbiyah, sumbayang subuah mambaco kunut, sasudah sumbayang mambaco zikir barami-rami, batambah lo jo ratik mambaco lailahaillallaah basamo-samo..... Walaupun sahari-hari ambo indak maamalkan nan sarupo itu di musajik  tampek ambo tingga, bukanlah manjadi halangan bagi ambo ikuik makmum di musajik Baitul Haq. Cuma dek karano sujuik sajadah itulah ambo kajai ka pasa ateh pai sumbayang subuah.
 
Ka tambah carito sajo nyiak. Kalau di nagari awak, di Koto Tuo bana, sumbayang subuah tu iyo sakitar duo puluah urang tu makmum laki-laki no. Itupun alah tamasuak anak-anak panti asuhan. Makmum padusi kadang-kadang labiah saketek pado itu. Di musajik Al Husna namono di komplek tampek ambo tingga, pado puncakno di lua bulan puaso, panah kami sumbayang subuah jo 70 urang jamaah laki-laki ditambah 30an urang jamaah padusi. Tapi nan kini-kiniko hanyo sakitar labiah saketek dari 40 urang laki-laki jo sakitar limobalehan jamaah padusi.
 
Itu sakadar katambah carito saketek.....
 
Wassalamu'alaikum

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 28, 2009, 5:01:49 AM12/28/09
to rant...@googlegroups.com

Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 

(3)

Hari Sabtu pagi.

Alhamdulillah, meski baru tidur jam dua tadi malam, aku terbangun persis menjelang azan subuh. Tapi di luar hari hujan. Aku bangunkan istri. Sesudah kumandangan azan jam 4.50 pagi itu selesai, kami shalat berdua di kamar. Aku tidak bisa pergi ke mesjid karena di luar hujan. Ketika aku hampir selesai shalat subuh, di masjid Baitul Haq dan masjid Raya, imam sama-sama takbir. Bacaan imam-imam itu bertanding-tanding, terdengar sangat jelas karena sama-sama menggunakan pengeras suara yang prima. Untunglah di masjid masing-masing bacaan imam dari masjid lain tidak terdengar.

Sesudah shalat disambung tidur sedikit lagi. Jam tujuh terbangun. Acara kami (aku dan istri beserta ipar suami istri pula) adalah pergi minum pagi ke..... Garegeh.

Lepau di Garegeh itu aku temukan pertama kali di tahun 1991, ketika kami pulang dari shalat subuh di masjid Raya, menuju ke kampungku di Koto Tuo Balai Gurah. Di kegelapan subuh berembun kala itu, terlihat pintu lepau terbuka. Kami segera mampir. Bangunan dengan bangku panjang lepau itu tidak pernah berubah. Mungkin yang berubah adalah rumah tembok di belakangnya yang semakin berkilat saja. Yang istimewa, dan juga tidak pernah berubah adalah ketan putih pulut tulang dengan goreng pisang raja serta pilihan lain yaitu bubur samba dengan gulai cubadak. Seperti itu delapan belas tahun yang lalu, seperti itu juga sekarang.

Kesanalah kami pergi minum pagi. Pesananku, seperti biasanya teh telor dan bubur samba. Dan sesudah itu sebuah goreng pisang raja sebagai penutup. Dulu, ketika masih lebih muda, bubur samba ditambah dengan ketan goreng pisang aku sanggup menyelesaikan. Tapi sekarang sudah tidak sanggup lagi.

Kami meraun panik di sekitar Bukit Tinggi sesudah minum pagi. Sementara hari masih gelap dan hujan. Sesudah shalat zuhur kami kembali lagi pergi baralek ke Limbanang. Sedikit saja yang ingin aku komentari tentang perhelatan yang sedang 'in' di Ranah Minang, yaitu menghadirkan orgen tunggal. Orgen itu dihubungkan ke sistim pengeras suara yang entah berapa ukuran kekerasannya, tapi yang pasti sangat memekakkan telinga. Suara orgen itu bahkan lebih keras pula dari suara orang yang berlagu sehingga apa yang dinyanyikan tidak dapat disimak. Baitu caronyo kini. Di sela-sela suara musik yang antahlah maaak itu, terdengar olehku ungkapan seorang tamu, bahwa di Padang Panjang orgen tunggal itu sudah dilarang oleh Pemda. Aku berharap Pemda Sumatera Barat secara berjamaah akan melarangnya pula.

Sekalian untuk menghindar dari suara musik yang memekak telinga, kami minta izin kepada tuan rumah untuk pergi ke Koto Tinggi. Ini adalah kampung saudara sebapak istriku yang hari itu memestakan anaknya tersebut. Kami pergi ke sana dengan kakak perempuannya. Rumahnya di Koto Tinggi persis di hadapan lapangan pasar Koto Tinggi tempat terletaknya monumen PDRI. Baru sekali itu aku ke tempat ini.

Sesudah maghrib kami kembali ke Limbanang. Suasananya sudah sunyi dari suara orgen tunggal. Ternyata tetangga di sebelah tempat pesta itu sedang kemalangan. Ada anggota keluarganya yang meninggal. 'Syukurlah, ada alasan untuk menghentikan suara musik tadi,' kata istri kakak iparku. Rupanya dia juga terpaksa menghadirkan acara itu. Yang kalau tidak dihentikan, biasanya akan berlanjut sampai tengah malam. Dan konon, semakin larut semakin aneh-aneh tingkah polah baik yang menyanyi maupun yang menonton. Dan konon pula, pada saat yang sudah larut itu beredar bir dan sebangsanya yang bukan disediakan oleh tuan rumah.

Jam sepuluh malam kami kembali ke Bukit Tinggi. Adik ipar yang tinggal di Bukit Tinggi ikut ke mess, membawa ......... duren lagi. Duren yang lebih mantap dari yang kemarin. Aku sedikit lebih berani kali ini. Mencomot sampai lima butir.


***

 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

zul amri

unread,
Dec 28, 2009, 7:23:04 AM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Sutan Lembang dan Mak Ngah .
 
Satahu ambo disakitar Pasa Ateh jo Pasa Bawah ado 5 buah musajik gadang antaro lain : Musajik  Jamil Jambek , Musajik Raya , Musajik Agung , Musajik Muhammadyah dan Musajik Baitul Jalal . Mungkin nan dimukasuik dek Sutan Lembang Musajik Baitul Haq tu adolah Musajik Baitul Jalal . , namo Baitul Jalal ko tadapek dalam Tourist Map yang dikaluakan oleh Dinas Pariwisata dan Budaya Sumatera Barat . Ambo pernah sholat Zhuhur di masjid Jamil Jambek dan umumnyo jamaahnyo adolah urang nan lah dakek kapintu kubua , jarang ambo ambo liek anak - anak mudo nan sumbayang . Balain bana jo di Bali ampia sabagain besar jamaah adolah generasi muda .
 
Salam : zul amry piliang


Dari: Muhammad Dafiq Saib <stlemba...@gmail.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sen, 28 Desember, 2009 15:30:15
Judul: Re: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi


Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 28, 2009, 9:00:49 AM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Angku Zul,
 
Iko ambo carian koordinat dari musajik-musajik nan awak sabuik, ambo ambiak dari Google earth;
 
Baitul Jalal di jalan ka Payokumbuah (Jl. Sukarno - Hatta) 0˚ 18' 02"08  -  100˚ 22' 24"62
Musajik Nyiak Jambek di Pasa Bawah dakek stoplat lamo  0˚ 18' 18"10  -  100˚ 22' 20"60

Musajik Raya 0˚ 18' 10"82  -  100˚ 22' 10"51

Musajik Baitul Haq di ujuang jalan Luruih 0˚ 18' 11"38  -  100˚ 22' 05"32

Wassalamu'alaikum,

 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi




From: zul amri <amry...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Mon, December 28, 2009 7:23:04 PM
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi

sjamsir_sjarif

unread,
Dec 28, 2009, 5:19:04 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

Iyo sadiah go mah polusi bunyi ko Angku Lembang.

Mudah-mudahan sin tetangga nan kamalangan -- yah lebih tapek kematian -- itu, matino indak basabab taganggu dek Musik Kareh Orgen Tunggal tu...

Kalau di Rantau ambo, kasus kematian tu akan diselidiki apo sababnyo. Kalau tanyato urang mati disababkan hiruak pikuak musik karen disabalah tampek tiduanyo tu, kamungkinan manjadi pakaro gadang.

Hal iko dapek manambah konsiderasi untuak mangurangkan polusi musik kareh suaro, baiak di tempek parmukiman maupun di ateh oto kota bolak baliah maharuak-haruak jo stereo kareh mamakak talingo. Ambo sabana takuik naiak angkot jo polusi "musik" tu.

--Nyiak Sunguik

--- In Rant...@yahoogroups.com, Muhammad Dafiq Saib <stlembang_alam@...> wrote:
>
>

> Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
>
>
> (3)
>
>  
> Hari Sabtu pagi.

> .........


Sedikit saja yang ingin aku komentari tentang perhelatan yang sedang 'in' di Ranah Minang, yaitu menghadirkan orgen tunggal. Orgen itu dihubungkan ke sistim pengeras suara yang entah berapa ukuran kekerasannya, tapi yang pasti sangat memekakkan telinga. Suara orgen itu bahkan lebih keras pula dari suara orang yang berlagu sehingga apa yang dinyanyikan tidak dapat disimak. Baitu caronyo kini. Di sela-sela suara musik yang antahlah maaak itu, terdengar olehku ungkapan seorang tamu, bahwa di Padang Panjang orgen tunggal itu sudah dilarang oleh Pemda. Aku berharap Pemda Sumatera Barat secara berjamaah akan melarangnya pula.
>
> Sekalian untuk menghindar dari suara musik yang memekak telinga, kami minta izin kepada tuan rumah untuk pergi ke Koto Tinggi. Ini adalah kampung saudara sebapak istriku yang hari itu memestakan anaknya tersebut. Kami pergi ke sana dengan kakak perempuannya. Rumahnya di Koto Tinggi persis di hadapan lapangan pasar Koto Tinggi tempat terletaknya monumen PDRI. Baru sekali itu aku ke tempat ini.
>
> Sesudah maghrib kami kembali ke Limbanang. Suasananya sudah sunyi dari suara orgen tunggal. Ternyata tetangga di sebelah tempat pesta itu sedang kemalangan. Ada anggota keluarganya yang meninggal. 'Syukurlah, ada alasan untuk menghentikan suara musik tadi,' kata istri kakak iparku. Rupanya dia juga terpaksa menghadirkan acara itu. Yang kalau tidak dihentikan, biasanya akan berlanjut sampai tengah malam. Dan konon, semakin larut semakin aneh-aneh tingkah polah baik yang menyanyi maupun yang menonton. Dan konon pula, pada saat yang sudah larut itu beredar bir dan sebangsanya yang bukan disediakan oleh tuan rumah.
>

........

sjamsir_sjarif

unread,
Dec 28, 2009, 6:02:00 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu,

Mambaco nagari-nagari nan Angku Lembang sabukkan tu, pangana ambo malayang-layang lo ka maso saisuak saangah abad nan lalu. Tanggal 30 Juli 1958 kapatabang Tantara Pusek manembaki Suliki. Ambo basisuruak manonton serangan tu dari Padang Jopang. Ambo tahu di Bukik Andiang tu Kawan-kawan kami dari Kompi Mahasiswa Pertanian mangawal Suliki jo AAC (anti aircraft) di ateh Bukik Andiang. Masih tampap-tampak di ambo kapatabang malayok-layok mahumbani bukik tu jo bom dan mitraliyur. Bunyino iyo bana badaram-daram manggoncang paruik uang di seluruh dataran Pek Mudiak, tadanga jaleh ka Padang Jopang. Bunyi serangan kapatabang tu masih tabayang tadanga dalam ingatan sampai kini, diselingi sambutan pedrlawanan tembakan AAC dari Bukik Andiang.

Sasudah rado di sore hari, hari masih rancak, ambo jo duo kawan, Sjofjan Asnawi, dan Ridwan Asky (kaduono kini alm.Sjohjan terakhir Rektor UBH) pai ka Suliki untuak mancaliak mancari dan manambah bahan laporan mato. Di sinan lah ambo basuo jo Yushaf Rahman (kini alm) nan masih tampak-tampak di ambvo ano mamparagoan paruikno lah basuriah-suriah dek manyuruak-nyuruak samak. Sasudah basalaman jo kawan-kawan kompi AAC tu, kami batigo taruih bakoretangin ka Kototinggi untuak mambari laporan pandangan mato ka Tampek Pak Imam (M. Natsir). Kami sampai hampia malam di Pua Data dan sempat singgah pulo di rumah Pak Wali Kototinggi nan wakatu itu urang sadang ijok pulo sinan dan alun tahu kaba kalau-kalau tantara pusek ka taruih ka Kototinggi wsakatu itu. Sayang Pak Imam indak basuo pulo lahijok antah kama.Kami baliak ka Paang Jopang manunggu kode dari baliau untuak langkah kama ka pai salanjuikno. Sakitu sakadar sabingkah kenangan pulo di maso parang.

Salam,
--Nyiak Sungui

--- In Rant...@yahoogroups.com, "sjamsir_sjarif" <hambociek@...> wrote:
>
> Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
>
> Iyo sadiah go mah polusi bunyi ko Angku Lembang.
>
> Mudah-mudahan sin tetangga nan kamalangan -- yah lebih tapek kematian -- itu, matino indak basabab taganggu dek Musik Kareh Orgen Tunggal tu...
>
> Kalau di Rantau ambo, kasus kematian tu akan diselidiki apo sababnyo. Kalau tanyato urang mati disababkan hiruak pikuak musik karen disabalah tampek tiduanyo tu, kamungkinan manjadi pakaro gadang.
>
> Hal iko dapek manambah konsiderasi untuak mangurangkan polusi musik kareh suaro, baiak di tempek parmukiman maupun di ateh oto kota bolak baliah maharuak-haruak jo stereo kareh mamakak talingo. Ambo sabana takuik naiak angkot jo polusi "musik" tu.
>
> --Nyiak Sunguik
>

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 28, 2009, 7:24:26 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
(4)
 
Minggu 20 Desember.

Pagi yang lebih cerah dari pagi kemarin. Tidak ada hujan walau langit tetap saja agak mendung. Tadi aku shalat subuh di masjid Baitul Haq. Setelah hari mulai agak terang, kami mengatur rencana untuk pergi ke Garegeh lagi. Tiba-tiba aku ditelepon kakak sepupu, (yang ikut pulang kampung untuk rapat siang nanti) mengatakan bahwa lepau tutup. Aku menganjurkan untuk ke lepau lain di Ateh Ngarai, persis di simpang tiga pintu masuk ke ngarai. Lepau disini lebih besar dan lebih ramai dari lepau di Garegeh. Tidak ada ketan dan goreng pisang di lepau ini tapi bubur samba, bahkan gado-gado, bubur kampiun dan beraneka macam kue-kue ada tersedia. Teh telur juga bisa dipesan. Lepau ini memang pilihan keduaku.

Kami berkumpul di lepau ini. Kami berempat dan rombongan kakak sepupuku enam orang. Semua berkecepak-kecepong. Di dalam lepau yang penuh pengunjung ini. Bahkan di luar masih ada yang antri karena tidak kebagian tempat duduk. Aku tidak tahu apakah lepau ini seramai ini karena hari Minggu pagi atau memang seperti ini setiap hari. Sesudah sarapan aku ikut dengan rombongan kakak sepupu ke kampung, karena kami akan rapat jam sembilan pagi. Aku minta tolong istriku untuk pergi membeli dan mengantarkan nasi bungkus untuk konsumsi peserta rapat nanti siang.

Sesuai rencana rapat di sekolah penghafal Al Quran itu dimulai jam sembilan lebih sedikit. Bertempat di bangunan sekolah di Kasiak, di Koto Tuo Balai Gurah. Sekolah ini setingkat SMP, dengan kekhasan pendidikan menghafal Al Quran ditambah pengetahuan agama disertai pengenalan hadits-hadits Rasulullah SAW. Kami menamainya Ma'had Tahfizhul Quran di bawah Yayasan Syekh Ahmad Khatib. Sekolah dengan fasilitas pemondokan dimana santrinya memang diwajibkan untuk tinggal di sekolah. Baru dibuka untuk tahun pertama di tahun ajaran 2009 - 2010. Jumlah santrinya masih sangat mini, hanya empat orang. Tapi yang empat orang itu (mulanya 7 orang) alhamdulillah bisa bertahan dan membuat kemajuan yang lumayan. Rapat kami pagi itu adalah dalam rangka mengatur strategi untuk lebih mensosialisasikan keberadaan sekolah itu kepada masyarakat. Sekolah dengan penekanan menghafal Al Quran ini baru satu-satunya di Sumatera Barat. Dipimpin oleh seorang kepala sekolah tamatan Madinah, dibantu seorang lagi guru yang juga tamatan Madinah serta guru-guru dari sekolah umum dan guru-guru tamatan IAIN. Di dalam rapat itu kami rencanakan untuk memanfaatkan media televisi (Bukit Tinggi TV), radio swasta dan koran terbitan Padang sebagai sarana.

Rapat yang sangat konstruktif itu berjalan lancar dan berakhir jam dua siang.

Sesudah selesai rapat, kami pergi lagi meraun ke Kamang. Berputar-putar sejak dari Parikputuih, Lungguakmuto, Kapau, Koto Tangah, Magek, Koto Panjang, Pakan Sinayan di Kamang Mudiak, terus ke Gaduik. Melereng di kaki Bukik Kawin. Memandang bukit batu gamping yang sambung-menyambung. Tapi tidak masuk mendekati Ngalau. Ada bagian dari jalan yang melingkar-lingkar itu yang belum pernah kutempuh. Ada keinginan untuk mampir ke rumah bako di Koto Panjang, tapi aku batalkan. Dua bulan yang lalu aku sudah mengunjungi mereka. Kedatanganku pasti akan 'merepotkan' mereka saja.

Sore hari menjelang maghrib kami berada di antara orang ramai di bawah jam gadang. Sebelum masuk waktu maghrib aku bergegas ke masjid Raya, meninggalkan istri dan ipar yang akan langsung pulang ke penginapan. Malam itu kami dijamu adik ipar makan malam di rumahnya di Garegeh. Kali ini makan malam tanpa disertai durian.

*** 

Dasriel Noeha

unread,
Dec 28, 2009, 8:04:13 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Ondeh mandeh kanduang, iyo taragak pulo awak pulang kampuang kalo mambaco carito pajalanan Angku Lrmbang ko mah.
Tapi baalah maagakanno, badan sadang tabedo pulo di rantau. Kalo buliah bapasan se lah ciek yo Ngku, bungkuihkanlah ambo nasi kapau Uni Lis jo sambano paruik gelong tambah gajeboh, bia nak balemak muncuang mangunyahno.
Kok lai indak barek buliahlah ditambah sabungkuih pical si Kai ateh Ngarai, lamang tapai, jo jaguang abuih....

Ngku, labiahkan se kami jo kulek angku jo Rang Kayo Netty kok makan duriain bagai, karano durian di Baliakpapan walu kini sadang banyak indak bisa malawan durian kampuang awak doh, apolai durian dari Palabihan Kayutanam, Kandangampek kampuang ambo,,,heee, sabana sero kalo dimakan jo katupek sipuluik...

Ondeh kampuang nan jauah di mato, lah rindu badan nak basuo, oi angin nan sadang lalu, hambuihkan pasan ka mandeh kanduang, pasan taragak nak pulang
ka kampuang, pasan rindu dari si buyuang...

Oi ayah nan sadang lalok di pusaro, manangih ananda tadi malam, barasian basuo jo ayah kanduang, tabayang ayah nan kapayahan, bakureh mancarikan kami makan, mangurehkan anak nan sadang sikola, pambali buku ciek sataun...

Oi mandeh sarato ayah, ampunkanlah ananda nangko, kok tadorong kami banyak doso, ka kaki bundo muko basuruakkan, kapangkuan ayah badan baampehkan...

Oi Ngku Lembang, caliek-caliekkan juo kampuang ambo....

wassalam,

konco Angku nan sadang tabedo di Balikpapan.
--- Pada Sen, 28/12/09, Muhammad Dafiq Saib <stlemba...@yahoo.com> menulis:

> mensosialisasikan keberadaan sekolah itu kepada masyarakat..

> --
>
> .
>
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
>
> ===========================================================
>
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
>
> - DILARANG:
>
> 1. Email besar dari 200KB;
>
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui
> jalur pribadi;
>
> 3. One Liner.
>
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
>
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
>
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
>
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
>
> ===========================================================
>
> Berhenti, kirim email kosong ke:
> rantaunet-...@googlegroups.com
>
> Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe


Bersenang-senang di Yahoo! Messenger dengan semua teman. Tambahkan mereka dari email atau jaringan sosial Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

jupar...@yahoo.com

unread,
Dec 28, 2009, 9:23:00 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Pak Dasriel

Barambuih angin gunuang singgalang ka lembah kayu tanam, angin mambaok pasan ka baliak papan

Pulang lah Pak..lah rindu bana mah jo kampuang, jaan ditahan juo sasak di dado

Salam-JP
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Aslim

unread,
Dec 28, 2009, 9:20:31 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Mambaco uraian pak Dasriel ko.
Yo bagetar lo awak dibueknyo, takana juo ayah nan alah dipusaro samanjak
ambo masih 7 bulan sekitar 35 th nan lalu.
Tapasolah mande surang nan manyikolaan jo manggadangan.

Yo gadang jaso mande jo ayah, nan awak manelponnyo sakali samingu kadang
lupo.

Malin sutan

Dasriel Noeha

unread,
Dec 28, 2009, 9:42:20 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Ka bakeh Malin sambah ba antakan. Io bana tumah Malin, raso tabayang-bayang sayang jo cinto amai jo abak katiko awak ketek sisuak. Cuman awak nan bagadang hati sajo, lupo pituah mandeh,indak takana nasihaik abak.
Tatagun hati tasakek karongkongan manahan tangih katiko liau indak ado lai, tanah merah barumpuik nan tacaliak, saraso abak tagak di sinan, mananyokan si buyuan alai sanang, baitu bana sayangnyo ka awak...
Ondeh Malin, hanyo do'a nan bisa kito pintokan ka Allah SWT, mohon dilapangkan kubue liau, masuakkan liau ka sarugo, untuang elok pintak jo pinto, basuo awak isuak, di nagari nan jauah nantun, sasudah curito batutuik abih, padam dama harilah galok, tabik matohari baru di akhirat....

Maaf Malin, kok jatuah aie mato, ambo kini sabak pulo, baitu sayang kito ka liau nan alah jauah dari mato...

--- Pada Sen, 28/12/09, Aslim <as...@id.panasonic.com> menulis:

> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim
> melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-...@googlegroups.com
>
> Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>


Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com

Dasriel Noeha

unread,
Dec 28, 2009, 9:46:17 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Iyo sanak jepe, kapatangko gampo di kampuang, dek untuang pambari Allah, lai salamaik bundo ambo, liau alah tuo pulo, cameh ambo di Jakarta 5 hari indak dapek barito, putuih kawek talepon nantun, awak ka pulang tambah bedo, tiket 4 juta sakali pai, barabuik jo urang banyak.
Managih mangana nasib bundo...

Bialah kito cari ukatu luang nak pulang co Ngku Lembang...
wassalam,


--- Pada Sen, 28/12/09, jupar...@yahoo.com <jupar...@yahoo.com> menulis:

> Dari: jupar...@yahoo.com <jupar...@yahoo.com>
> Judul: Re: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)
> Kepada: rant...@googlegroups.com

> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim
> melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-...@googlegroups.com
>
> Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>


Pemanasan global? Apa sih itu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 28, 2009, 10:19:21 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
Angku Dasriel,
 
Baulang rantau baliak ka Baliakpapan rupono yo. Betah bana angku rupono. Iyo takana-kana lo diambo maso awak basamo-samo di siko saisuak. Lai basuo-basuo juo jo kanti-kanti awak di Total? Kok lai tolong sampaian salam. Baitu pulo salam ka urang rumah, rangkayo Dey.
 
Anu gomah. Dek ambo pansiun sabana baranti bakarajo. Dek angku bapanjangi banda.
 
Pakaro nasi kapau uni Lis jo pical si Kai alah ambo labiahi angku katiko sadang di kampuang kapatangko. Kok ka mambungkuihan kini tantu lah sulik lo kaji dek ambo alah di Jatibening baliak.
 
Wassalamu'alaikum,
 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir Zulqaidah 1370H, Bekasi




From: Dasriel Noeha <dasrie...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Tue, December 29, 2009 8:04:13 AM
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)

Dasriel Noeha

unread,
Dec 28, 2009, 10:35:02 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Waalaikum salam WW, sanak ambo Angku Lembang

Sasudah pansiun dari maskapai Parancih tahun akhir 2007 dulu, ambo sempat bantu-bantu di salah satu anak perusahaan Astra International di Sunter. Lai talakik ampie 2 tahun di sinan. Sudah tuh ambo dimintak bantu untuak mamimpin operasi oleh perusahaan nan sadang mambangun pelabuhan supply base untuak Oil&Gas di Penajam mulai bulan October kapatangko. Namonyo PT Pelabuhan Penajam Banua Taka.
Kini ambo manyeo rumah di Balikpapan baru jo urang rumah, dan anak nan ketek Intan inyo karajo di Schlumberger Manggar.
Mabo lai basuo jo kawan-kawan di TI, kapatangko hari Minggu basobok jo Edy Kartono, di traktirnyo kami makan roti Tiam, anyo lah jadi juragan sapi di KM 48. Ambo sampaikan salam Angku Lembang beko kalo basobok jo kawan-kawan.

O iyo ambo lai mancigok Bank Ibadurrahman kantuenyo di Penajam, kini alah mambuka cabang di Balikpapan

Bilo angku sempat ka Balikpapan mancigok besan, lalok se dirumah ndak usah ka hotel, laino ado kamar untuak konco ambo YTH Angku Lembang

wassalam

--- Pada Sen, 28/12/09, Muhammad Dafiq Saib <stlemba...@yahoo.com> menulis:

> Dari: Muhammad Dafiq Saib <stlemba...@yahoo.com>

> Judul: Re: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)
> Kepada: rant...@googlegroups.com

> Tanggal: Senin, 28 Desember, 2009, 10:19 PM
>
> Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa
> barakaatuhu
>
> Angku Dasriel,
>
> Baulang rantau baliak ka Baliakpapan rupono yo. Betah
> bana angku rupono. Iyo takana-kana lo diambo maso awak
> basamo-samo di siko saisuak. Lai basuo-basuo juo jo
> kanti-kanti awak di Total? Kok lai tolong sampaian salam.
> Baitu pulo salam ka urang rumah, rangkayo Dey.
>
> Anu gomah. Dek ambo pansiun sabana baranti bakarajo.
> Dek angku bapanjangi banda.
>
> Pakaro nasi kapau uni Lis jo pical si Kai alah ambo
> labiahi angku katiko sadang di kampuang kapatangko. Kok ka
> mambungkuihan kini tantu lah sulik lo kaji dek ambo alah di
> Jatibening baliak.
>
> Wassalamu'alaikum,
>
> Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam
> Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit
> Tinggi
> Lahir Zulqaidah 1370H, Bekasi
>
>
>
>
>
>

> From: Dasriel
> Noeha <dasrie...@yahoo.com>
> To:
> rant...@googlegroups.com
> Sent: Tue,
> December 29, 2009 8:04:13 AM
> Subject: Bls:
> [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)
>
> Ondeh mandeh kanduang, iyo taragak pulo awak pulang
> kampuang kalo mambaco carito pajalanan Angku Lrmbang ko
> mah.
> Tapi baalah maagakanno, badan sadang tabedo pulo di rantau.
> Kalo buliah bapasan se lah ciek yo Ngku, bungkuihkanlah ambo
> nasi kapau Uni Lis jo sambano paruik gelong tambah gajeboh,
> bia nak balemak muncuang mangunyahno.
> Kok lai indak barek buliahlah ditambah sabungkuih pical si
> Kai ateh Ngarai, lamang tapai, jo jaguang abuih....
>
>
>
>
>
>
>
>

> --
>
> .
>
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
>
> ===========================================================
>
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
>
> - DILARANG:
>
> 1. Email besar dari 200KB;
>
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui
> jalur pribadi;
>
> 3. One Liner.
>
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
>
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
>
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
>
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
>
> ===========================================================
>
> Berhenti, kirim email kosong ke:
> rantaunet-...@googlegroups.com
>
> Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe


&quot;Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com&quot;

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 28, 2009, 11:13:46 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Syukurlah kalau baitu.
 
Jadi Intan alah bakarajo di Schlumberger di sinan? Itulah, capek bana rasono hari balalu. Raso kapatangko baru mareka (Intan jo anak ambo Nadya) mangaji Iqra di TPA dakek lapangan basket. Ambo etong baliak. Tanyato itu alah hampia 20 tahun. Nadya kini alah salasai sakola apoteker sajak September nan lapeh. Tapi ganjia lo, indak amuah no bakarajo. Ano ka bausaho surang, baitu jano.
 
Lai basuo jo angku Eddy Kartono? Tolonglah sampaian salam kok basuo jo no baliak.
 
Panjang lo pangana ambo mamikiaan Baliakpapan...........
 
Wassalamu'alaikum
 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi




Sent: Tue, December 29, 2009 10:35:02 AM
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)
      "Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!
http://id.mail.yahoo.com"

Dasriel Noeha

unread,
Dec 28, 2009, 11:29:41 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Jadih Ngku, ambo sampaikan salam ka kawan nan basobok.
Tolong pulo sampaikan salam hormat ambo ka konco awak Ir. Bambang HS nan alah jadi urang gadang di BPMIGAS. Ambo ingin basup, tapi maklumlah awak kopral ko susah basuo jo jenderal.

Alah bara cucu kini Ngku, kok ambo alun juo diagiah Tuhan cucu, Sherri jo suaminyo sibuak karajo kaduono. bajalan se kama-kama, eropah, usa, aussie, alun juo lai diagiah katurunan.
Jadi anak-anak alah salasai sadono yo. kakek jo nenek raun selah lai, cubo-i sado nan lamak-lamak tuh, ingek se kholesterol, jo asam urek, jo gulo, kalo aman santuang se sadono...
wassalam,

--- Pada Sen, 28/12/09, Muhammad Dafiq Saib <stlemba...@yahoo.com> menulis:

> Dari: Muhammad Dafiq Saib <stlemba...@yahoo.com>
> Judul: Re: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)
> Kepada: rant...@googlegroups.com
> Tanggal: Senin, 28 Desember, 2009, 11:13 PM
>
> Syukurlah kalau baitu.
>
> Jadi Intan alah bakarajo di Schlumberger di sinan?
> Itulah, capek bana rasono hari balalu. Raso kapatangko baru
> mareka (Intan jo anak ambo Nadya) mangaji Iqra di TPA dakek
> lapangan basket. Ambo etong baliak. Tanyato itu alah hampia
> 20 tahun. Nadya kini alah salasai sakola apoteker sajak
> September nan lapeh. Tapi ganjia lo, indak amuah no
> bakarajo. Ano ka bausaho surang, baitu jano.
>
> Lai basuo jo angku Eddy Kartono? Tolonglah sampaian
> salam kok basuo jo no baliak.
>
> Panjang lo pangana ambo mamikiaan
> Baliakpapan...........
>
> Wassalamu'alaikum
>
> Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam
> Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit
> Tinggi
> Lahir : Zulqaidah 1370H,
> Jatibening - Bekasi
>
>
>
>
>
>

> > bia nak balemak muncuang mangunyahno..


Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com

Tasril Moeis

unread,
Dec 28, 2009, 11:58:22 PM12/28/09
to rant...@googlegroups.com
Sato pulo maningkahi ota Mak Lembang jo Da Dasriel ko saketek, ari Minggu
kapatang ambo sadang di kampuang dapek carito dari Iskandar Umar di rumahno
sadang bakumpua Chaidir Riswan dan Bambang HS sekeluarga, reuni geologist
Balikpapan nampak no.
Dan Iskandar kini alah jadi tetangga sabalah rumah sajak pindah ka kantua
Kuningan Jakarta

Wassalam
Tan Ameh (51+)


----- Original Message -----
From: "Dasriel Noeha" <dasrie...@yahoo.com>
To: <rant...@googlegroups.com>
Sent: Tuesday, December 29, 2009 11:29 AM
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)

Dasriel Noeha

unread,
Dec 29, 2009, 12:11:05 AM12/29/09
to rant...@googlegroups.com
Wah Tan Ameh, ambo danga sakik kapatangko yo, uda Darisan sakik pulo, diagiah kaba dek si Un. Alah cegak baliak Tan Ameh? Uda darisan a sakik no?

Sampaikan salam ambo ka adiak ambo Iskandar jo Endang sarato anak-anak, salam dari Pak Tuo.

Baa kaba Jabasko lai marumpuik juo di Sundakelapa?

wassalam

--- Pada Sen, 28/12/09, Tasril Moeis <tasri...@banuacitra.com> menulis:

> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim
> melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-...@googlegroups.com
>
> Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>


__________________________________________________________
Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru. Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi! Kunjungi http://id.messenger.yahoo.com/

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 29, 2009, 12:56:01 AM12/29/09
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 

(5)

 

Ketika para saudara bertemu sekali-sekali yang terjadi biasanya adalah hota panjang. Ditingkahi senda gurau dan tertawa terkekeh-kekeh.  Itu pula yang terjadi di Garegeh malam itu. Apa lagi ada pula adik ipar yang lain baru sampai dari Pakan Baru setelah terlebih dahulu singgah di Limbanang. Rencananya besok kami akan melakukan perjalanan panjang dengan mobilnya ke Jakarta. Bagi sang adik ipar perjalanan itu bahkan lebih panjang lagi karena mereka suami istri akan terus ke Jogya. Jauh hari sebelumnya mereka menawarkan apakah kami suami istri mau ikut dalam perjalanan itu. Dan aku menyanggupinya.

 

Malam itu kami mahota panjang sampai tengah malam. Aku sebenarnya sudah keletihan. Sudah tiga malam berturut-turut kurang tidur dan malam ini adalah malam keempat.

 

Begitu kembali ke penginapan sudah hampir jam satu malam aku berusaha untuk langsung tidur. Dan alhamdulillah tertidur. Bahkan keterusan. Paginya aku baru terbangun dan mendengar wirid (pengajian) subuh dari masjid. Tidak terdengar suara azan. Padahal azan subuh itu dua kali. Sudah hampir jam setengah enam. Ya Allah……. sudah berlalu waktu subuh. Kami shalat berdua. Masih mengantuk, sesudah shalat aku sambung lagi tidur. Dan melaju lagi sampai dekat jam delapan. Barulah badan terasa agak segar. Kami berempat, masih dengan ipar yang dari Sawahlunto pergi lagi ke Garegeh. Untuk sarapan teh talua di lepau. Setelah itu mereka mendrop kami di rumah ipar yang juga di Garegeh, karena mereka akan segera pula pergi untuk urusan lain hari itu.  

 

Di Garegeh sudah menunggu ipar yang dari Pakan Baru. Mereka baru saja bergerak mau menyusul kami ke penginapan. Kami kembali lagi ke mess PLN untuk mengemasi barang-barang kami. Ada segerobak tolak pula banyaknya. Kami susun baik-baik di bagian belakang mobil. Tempat duduk di row paling belakang terpaksa dikosongkan dengan melipat bangkunya. Barang-barang itu kami susun hati-hati. Seandainya muat, dan bangku di row kedua tidak terganggu seorang kemenakan akan ikut bersama kami. Dan alhamdulillah semua barang-barang itu berhasil dimuat.

 

Barulah kami mandi. Dan berkemas diri. Dan setelah itu kembali lagi ke Garegeh karena kedua adik-adik itu juga belum pada mandi. Sementara hari sudah mulai hujan rinai-rinai kembali.

 

Jam setengah dua belas tepat kami berangkat dari Garegeh. Berlima dengan kemenakan, anak dari ipar yang di Garegeh. Lalu ke Baso untuk terus ke Batu Sangkar, melalui Talawi, melalui Sawahlunto dan terus ke Muaro Kalaban. Sambil mehota-hota kecil sepanjang jalan. Aku amati batang Lunto yang airnya tidak seberapa dalam. Melayang pula ingatan ke Blog angku Idris Talu yang hobby memancing di sungai. Aku katakan bahwa aku berniat suatu hari nanti, kubawa mobil ke kampung, tinggal di kampung agak lama, dan pergi memancing ke sungai-sungai besar. Seperti ke sungai Kampar di Rantau Berangin. Kenapa tidak? Biarlah sementara itu menjadi niat saja dulu. Kalau lai umua panjang dikayayan juo nanti.

 

Sudah jam setengah dua siang ketika kami berhenti untuk makan siang dan shalat di lepau nasi dendeng batokok di Muaro Kalaban. Lah sadang elok litak paruik. Lepau nasi yang ini kami pilih begitu saja. Karena sudah lapar dan karena plang namanya, Dendeng Batokok. Rasa biasa-biasa saja.

 

Jam setengah tiga kami lanjutkan perjalanan. Bergantian membawa mobil. Kali ini giliranku memegang kemudi. Berpacu menuju selatan. Ditengah guyuran hujan.

 

***

 

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 29, 2009, 1:23:18 AM12/29/09
to rant...@googlegroups.com

Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 

(5)

 

Ketika para saudara bertemu sekali-sekali yang terjadi biasanya adalah hota panjang. Ditingkahi senda gurau dan tertawa terkekeh-kekeh.  Itu pula yang terjadi di Garegeh malam itu. Apa lagi ada pula adik ipar yang lain baru sampai dari Pakan Baru setelah terlebih dahulu singgah di Limbanang. Rencananya besok kami akan melakukan perjalanan panjang dengan mobilnya ke Jakarta . Bagi sang adik ipar perjalanan itu bahkan lebih panjang lagi karena mereka suami istri akan terus ke Jogya. Jauh hari sebelumnya mereka menawarkan apakah kami suami istri mau ikut dalam perjalanan itu. Dan aku menyanggupinya.

 

Malam itu kami mahota panjang sampai tengah malam. Aku sebenarnya sudah keletihan. Sudah tiga malam berturut-turut kurang tidur dan malam ini adalah malam keempat.

 

Begitu kembali ke penginapan sudah hampir jam satu malam aku berusaha untuk langsung tidur. Dan alhamdulillah tertidur. Bahkan keterusan. Paginya aku baru terbangun dan mendengar wirid (pengajian) subuh dari masjid. Tidak terdengar suara azan. Padahal azan subuh itu dua kali. Sudah hampir jam setengah enam. Ya Allah……. sudah berlalu waktu subuh. Kami shalat berdua. Masih mengantuk, sesudah shalat aku sambung lagi tidur. Dan melaju lagi sampai dekat jam delapan. Barulah badan terasa agak segar. Kami berempat, masih dengan ipar yang dari Sawahlunto pergi lagi ke Garegeh. Untuk sarapan teh talua di lepau. Setelah itu mereka mendrop kami di rumah ipar yang juga di Garegeh, karena mereka akan segera pula pergi untuk urusan lain hari itu.  

 

Di Garegeh sudah menunggu ipar yang dari Pakan Baru. Mereka baru saja bergerak mau menyusul kami ke penginapan. Kami kembali lagi ke mess PLN untuk mengemasi barang-barang kami. Ada segerobak tolak pula banyaknya. Kami susun baik-baik di bagian belakang mobil. Tempat duduk di row paling belakang terpaksa dikosongkan dengan melipat bangkunya. Barang-barang itu kami susun hati-hati. Seandainya muat, dan bangku di row kedua tidak terganggu seorang kemenakan akan ikut bersama kami. Dan alhamdulillah semua barang-barang itu berhasil dimuat.

 

Barulah kami mandi. Dan berkemas diri. Dan setelah itu kembali lagi ke Garegeh karena kedua adik-adik itu juga belum pada mandi. Sementara hari sudah mulai hujan rinai-rinai kembali.

 

Jam setengah dua belas tepat kami berangkat dari Garegeh. Berlima dengan kemenakan, anak dari ipar yang di Garegeh. Lalu ke Baso untuk terus ke Batu Sangkar, melalui Talawi, melalui Sawahlunto dan terus ke Muaro Kalaban. Sambil mehota-hota kecil sepanjang jalan. Aku amati batang Lunto yang airnya tidak seberapa dalam. Melayang pula ingatan ke Blog angku Idris Talu yang hobby memancing di sungai. Aku katakan bahwa aku berniat suatu hari nanti, kubawa mobil ke kampung, tinggal di kampung agak lama, dan pergi memancing ke sungai-sungai besar. Seperti ke sungai Kampar di Rantau Berangin. Kenapa tidak? Biarlah sementara itu menjadi niat saja dulu. Kalau lai umua panjang dikayayan juo nanti.

 

Sudah jam setengah dua siang ketika kami berhenti untuk makan siang dan shalat di lepau nasi dendeng batokok di Muaro Kalaban. Lah sadang elok litak paruik. Lepau nasi yang ini kami pilih begitu saja. Karena sudah lapar dan karena plang namanya, Dendeng Batokok. Rasa biasa-biasa saja.

 

Jam setengah tiga kami lanjutkan perjalanan. Bergantian membawa mobil. Kali ini giliranku memegang kemudi. Berpacu menuju selatan. Ditengah guyuran hujan.

 

***

 

Idris Ismail Talu

unread,
Dec 29, 2009, 8:35:52 AM12/29/09
to rant...@googlegroups.com
Wa'alaikumussalam wa rahmatullahi wa barakatuh,

Ambo tasadak makan siang tadi, masak bening petola campur sohon jo fucuk, namo ambo disabuik angku Dave rupanya.

Ambo memang galak mancing ikan sungai - sebarau, tengalan jo nan lain. Kadang-kadang basamo adiak ambo, kami memancing di danau.

Elok sangatlah hajat angku Dave ambik masa untuk merehatkan badan.

Wassalam.
Idris Talu


2009/12/29 Muhammad Dafiq Saib <stlemba...@yahoo.com>
--
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-...@googlegroups.com
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe



--
Idris Talu

http://idristalu.blogspot.com/
http://www.flickr.com/photos/ganbatte/
http://www.west-sumatra.com/

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Dec 29, 2009, 11:36:18 PM12/29/09
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 

(6)

 

Mobil melaju dibawah guyuran hujan lebat, melalui Palangki, terus ke simpangan ke Sijunjung. Entah apa nama kampung ini, aku lupa. Padahal aku pernah mengakrabinya tahun 1978 dulu. Menempuhnya masuk sampai ke Sijunjung, ke Muaro Sijunjung di tepi Batang Kuantan. Ketika aku mengerjakan perpetaan geologi untuk thesisku di daerah Sijunjung ini. Merancah sungai Sukam, masuk ke kampung-kampung dan sungai-sungai kecil. Dulu di jalur ini ada tanda rambu lalu lintas bergambar harimau, untuk mengingatkan pengendara mobil bahwa sewaktu-waktu harimau bisa saja melintas. Ya, jalan ini adalah jalan raya contoh yang tidak dicontoh. Jalan raya buatan perusahaan Korea di tahun-tahun terakhir 1970an. Orang Korea yang membuatkan jalan ini sejak dari Muaro Kalaban sampai ke Lubuk Linggau. Sekarang, sesudah lebih dari 30 tahun,  jalan itu masih enak dilalui, walau ada kerusakan-kerusakan kecil. Begitu cara orang membuat jalan. Bertahun-tahun maintenance free. Sementara awak membuat jalan kadang-kadang hanya untuk dipakai dalam bilangan bulan, sudah harus diperbaiki lagi.  Antahlah maak…. Karena disitu sumber rejeki, kata yang punya proyek.

 

Hujan mulai agak reda. Kecepatan mobil tidak bisa terlalu dipacu. Kami berpapasan dengan truk tronton besar pembawa batu bara. Berpuluh-puluh banyaknya. Daerah sekitar Pulau Punjung yang sekarang adalah kabupaten tersendiri, kabupaten Damasraya namanya,  banyak menghasilkan batubara. Batubara itu dibawa ke Teluk Bayur melalui Solok dan Sitinjau Lauik. Sepertinya truk tronton ini memberi andil kepada cepat rusaknya jalan terutama di daerah Sitinjau Lauik yang labil itu.

 

Telah kami lalui Sungai Dareh, Pulau Punjung dan entah kota kecil apa lagi. Aku sudah banyak lupa. Terakhir kali aku mengendarai mobil di jalan ini adalah di tahun 2000 yang lalu, pulang pergi Jakarta – Bukit Tinggi. Waktu itu melalui jalur tengah.

 

Kami sampai di Muaro Bungo di waktu maghrib. Langsung berbelok ke kiri menuju Jambi. Target kami adalah Jambi dan disana nanti kami akan beristirahat. Muaro Bungo – Jambi ini kalau tidak salah jaraknya lebih dari 300 kilometer. Yang aku ingat, dulu ketika aku melintasinya di tahun 1998, sangat sedikit pompa bensin di sepanjang jalur ini.

 

Jalan ini masih lumayan bagus meski lebih kentara ada lobang-lobang kecil di sana-sini. Hujan rintik-rintik masih turun. Kendaraan yang lalu lalang masih banyak. Paling tidak lebih ramai dari yang aku ingat sepuluh tahun yang lalu. Pambayan (suami adik ipar) menanyakan apakah aku sudah mau digantikan. Aku jawab biarlah sebentar lagi. Mungkin dia ingat bahwa aku pernah berkomentar, seboleh-bolehnya aku menghindari menyetir di malam hari.

 

Di Muaro Tebo kami berganti. Setir aku serahkan kepadanya. Kami mengisi bensin disini. Kami teruskan perjalanan di kegelapan malam. Kadang-kadang aku coba mengintip batu penunjuk kilometer jalan. Batu yang malang itu hampir tidak ada manfaatnya. Tulisannya kecil-kecil, disingkat pula. Muara Tebo disingkat MTO, Muara Tembesi MTB.

 

Terasa benar panjangnya jalan menuju Jambi. Rasanya sudah lama kami melintasinya belum juga kunjung sampai. Waktu di Limbanang dua hari lalu, kami mendengar cerita bahwa jalur Tempino – Jambi jalannya rusak, karena digunakan oleh truk-truk besar pembawa logistik alat-alat pengeboran minyak bumi. Kami sepakat tidak akan melalui jalan ini.

 

Di suatu tempat, di depan sebuah masjid mobil dihentikan suami adik ipar dan dia turun. Aku pikir mungkin dia ingin ke kamar kecil. Ada kira-kira sepuluh menitan dia di luar. Rupanya dia bersenam-senam kecil untuk melemaskan otot. Aku tahu dari istrinya. Kota Jambi masih lebih dari 60 kilometer lagi di hadapan. Aku menawarkan diri kalau-kalau dia ingin digantikan. Tidak usah, bang, katanya.

 

Kami sampai di Jambi menjelang tengah malam. Segera mencari tempat makan. Dan sesudah itu mencari penginapan. Kami menginap di hotel Matahari untuk setengah malam itu.

 

                                               

                                                            ***

 

zalmahdi syamsuddin

unread,
Dec 30, 2009, 5:45:12 AM12/30/09
to rant...@googlegroups.com
Pak Dasriel yth.
Alah manyaru lo Mandeh Kanduang maimbau nak kanduang pulang kampuang. Biasonyo saruanyo iyo kareh komah Pak, salalu tangiang-ngiang di talingo dan kadangkala tabao dalam mimpi. Bilo ditunaikan saruan ko iyo sanang bana hati, basuo jo sanak sudaro di kampuang.
 
Takana di ambo, dulu sabalun barangkek maninggakan kampuang ka pai karantau, bapasanlah Mandeh Kanduang..... Kalau marantau jaanlah marantau cino, silau2 juolah sanak sudaro di kampuang. Indak pitih (harato) nan kami arok-an doh, lapeh taragak kami nan di kampuang bila awak lai basuo juo. Itulah antaro lain pasan Mandeh Kanduang.
 
Kandangampek Kayutaman, kampuang nan cukuik terkenal sejak dulu. Daerah lintasan menuju Padang dari arah Padang Panjang, baitupun sabaliaknyo. Dijadikan tampek singgah untuk menunaikan shalat dan makan bagi penumpang kendaraan umum (jaman dulu) dan penumpang kendaraan pribadi (kini). Apolai pada saat musim durian, banyak yang berjualan durian kiri kanan jalan, menggoda salero pengendara untuk menghentikan kendaraannya.
 
Pak Dasriel, apokah bapak lai kenal jo pak Nurmansyah. Pertengahan oktober lalu ambo mampir dirumah beliau, rumahnyo di sabalah kida sasudah SPBU Kandangampek kalau awak arah ka Padang Panjang. Saat itu kami disuguhi durian dan katan. Iyo sabana sero, sambil makan durian di teras bagian belakang rumahnya, menikmati pemandangan alam yang cukup indah. Pas dibelakang rumahnya melintas batang air kecil dan hamparan sawah.
 
Wassalam,
Zalmahdi Syamsuddin, Jkt.

--- On Tue, 29/12/09, Dasriel Noeha <dasrie...@yahoo.com> wrote:

From: Dasriel Noeha <dasrie...@yahoo.com>
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)
To: rant...@googlegroups.com
Date: Tuesday, 29 December, 2009, 8:04 AM

Ondeh mandeh kanduang, iyo taragak pulo awak pulang kampuang kalo mambaco carito pajalanan Angku Lrmbang ko mah.
Tapi baalah maagakanno, badan sadang tabedo pulo di rantau. Kalo buliah bapasan se lah ciek yo Ngku, bungkuihkanlah ambo nasi kapau Uni Lis jo sambano paruik gelong tambah gajeboh, bia nak balemak muncuang mangunyahno.
Kok lai indak barek buliahlah ditambah sabungkuih pical si Kai ateh Ngarai, lamang tapai, jo jaguang abuih....

Ngku, labiahkan se kami jo kulek angku jo Rang Kayo Netty kok makan duriain bagai, karano durian di Baliakpapan walu kini sadang banyak indak bisa malawan durian kampuang awak doh, apolai durian dari Palabihan Kayutanam, Kandangampek kampuang ambo,,,heee, sabana sero kalo dimakan jo katupek sipuluik...

Ondeh kampuang nan jauah di mato, lah rindu badan nak basuo, oi angin nan sadang lalu, hambuihkan pasan ka mandeh kanduang, pasan taragak nak pulang
ka kampuang, pasan rindu dari si buyuang...

Oi ayah nan sadang lalok di pusaro, manangih ananda tadi malam, barasian basuo jo ayah kanduang, tabayang ayah nan kapayahan, bakureh mancarikan kami makan, mangurehkan anak nan sadang sikola, pambali buku ciek sataun...

Oi mandeh sarato ayah, ampunkanlah ananda nangko, kok tadorong kami banyak doso, ka kaki bundo muko basuruakkan, kapangkuan ayah badan baampehkan...

Oi Ngku Lembang, caliek-caliekkan juo kampuang ambo....

wassalam,

konco Angku nan sadang tabedo di Balikpapan.


Importing contacts has never been easier..
Bring your friends over to Yahoo! Mail today!

dasrie...@yahoo.com

unread,
Dec 30, 2009, 6:01:05 AM12/30/09
to rant...@googlegroups.com
Sanak Mahdi nan bijaksano. Ambo io kurang kenal pak Nurmansyah tapi ambo jaleh tampeknyo mah karano sisuak ambo sikola SR disinan. Apo hubungan sanak jo liau? Apo sakampuang kok io jan awak badunsanak
Wass

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: zalmahdi syamsuddin <zsyam...@yahoo.com.sg>
Date: Wed, 30 Dec 2009 18:45:12 +0800 (SGT)
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

zalmahdi syamsuddin

unread,
Dec 30, 2009, 7:57:42 PM12/30/09
to rant...@googlegroups.com
Pak Dasriel,
Kami bakarajo di perusahaan samo, tapi indah pernah sakantua. Liau pensiun babarapo tahun lalu. Setelah pensiun liau buek rumah dan menetap/bausaho dikampuang (Kandangampek). Kampuang ambo Sumaniak Batusangka.
Wassalam.

--- On Wed, 30/12/09, dasrie...@yahoo.com <dasrie...@yahoo.com> wrote:

From: dasrie...@yahoo.com <dasrie...@yahoo.com>
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Pulang Kampung Lagi (4)
To: rant...@googlegroups.com
Date: Wednesday, 30 December, 2009, 6:01 PM

Sanak Mahdi nan bijaksano. Ambo io kurang kenal pak Nurmansyah tapi ambo jaleh tampeknyo mah karano sisuak ambo sikola SR disinan. Apo hubungan sanak jo liau? Apo sakampuang kok io jan awak badunsanak
Wass

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT




New Email names for you!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail.
Hurry before someone else does!

dasrie...@yahoo.com

unread,
Dec 31, 2009, 3:35:32 AM12/31/09
to rant...@googlegroups.com
Apo Nurmansyah drilling Pertamina?

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: zalmahdi syamsuddin <zsyam...@yahoo.com.sg>
Date: Thu, 31 Dec 2009 08:57:42 +0800 (SGT)
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages