[R@ntau-Net] Haul Syekh Khatib Muhammad Ali

105 views
Skip to first unread message

Imran Al

unread,
Apr 26, 2010, 6:21:04 AM4/26/10
to mailing list

Suasana Haru, Warnai Haul Syekh Khatib Muhammad Ali di Padang Senin (26/4)

 

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dahulu aku telah melarang kalian berziarah ke makam, maka (sekarang) berziarahlah kalian. Karena ziarah itu dapat berzuhud terhadap dunia serta dapat mengingatkan kamu akan akhirat.”

(H.R. Abu Hurairah).

 

PADANG--- Sesuai sabda Rasullullah tersebut, ziarah kubur kini tidak saja dilakukan orang ke makam keluarga, tapi juga ke makam para ulama atau wali penyebar agama Islam di masa lampau. Di Sumatera Barat, orang banyak mengunjungi makam Syekh Burhanudin Ulakan di Pariaman, Syekh Ismail Minangkabawi Simabur, Syekh Sa’ad bin Tinta Mungka di Payakumbuh, Syekh Gantiang, Syekh Kalawi, dan Maulana Syekh Khatib Muhamad Ali di Parak Gadang Kota Padang . Beliau-beliau tersebut merupakan ulama yang patuh pada Allah SWT, dan kekasih-Nya Nabi Muhammad SAW.

Di Kota Padang, tepatnya di Kelurahan Gantiang Parak Gadang Kecamatan Padang Timur, di samping Masjid Istigfar, Senin (26/4) masyarakat tumpah ruah dan larut dalam doa dan zikir dimakam Maulana Syekh Khatib Muhamad Ali yang telah berpulang kerahmatullah 30 Juli 1936 M  atau 10 Jumadil Awal 1355 H. Beliau  seorang ulama besar yang terlupakan banyak orang, tidak saja warga Parak Gadang, tetapi juga oleh masyarakat dan Pemerintahan Kota Padang.

 “Syekh Maulana Khatib Muhammad Ali Bin abdul Muthalib orang yang selalu menyapa Rasullullah. Dan kita pun harus focus untuk mengingat Rasullullah kekasih Allah, seperti beliau,” kata  Prof. DR. Syekh. H. Mustafa Mas’ud Haqqani sebagai pembimbing haul.      

Seperti diakui H. Muslim Harun, Ketua Masjid Istigfar dan Mush. Baitul Huda Parak Gadang, puluhan tahun makam itu dilihat warga. Namun mereka tak tahu detil sejarah perjuangan Syekh Khatib Muhamad Ali. Dan alhamdulillah, Allah membuka tabir kelam tersebut melalui salah seorang anggota Majelis dzikir Haqqani yang datang ke masjid,  mengajak untuk mengadakan Haul beliau. “Materi Haul berupa Maulid Al Barjanzi, Dzikir, Tausiah dan Doa yang akan dibimbing Syekh. H. Mustafa Mas’ud Haqqani dari Jakarta ,” kata Ketua Pelaksana Ir. M. Ichwan, yang didampingi

Ditambahkan Erison A.W. koordinator Humas dan Publikasi, “Syekh. H. Mustafa Mas’ud Haqqani ulama sufi yang tidak asing lagi di Sumatera Barat. Nama beliau sangat akrab ditelinga urang Minang, karena sering menggelar Dzikir dan tausiah di lapangan terbuka dan masjid,” katanya dan mengharapkan sesudah acara Haul ini bisa ditindaklanjuti oleh warga kota Padang , khususnya warga Parak Gadang Padang. 

 

Mutiara Yang Terlupakan

Dari hasil Tim Peneliti FIBA IAIN Padang, Syekh Khatib Muhammad Ali lahir 1863 M. (1279 H) di Koto Baru Muara Labuh, Kecamatan Sungai Pagu Solok. Beliau wafat 30 Juli 1936 M. (10 Jumadil Awal 1355 H), dan dimakamkan di komplek masjid Istighfar Parak Gadang, tempat beliau mendidik murid-muridnya.

Pada tahun 1301 H. dalam usia 21 tahun, Syekh Khatib berangkat ke Mekkah dengan istri pertamanya. Tujuan menuntut ilmu dan menunaikan ibadah haji. Selama lebih kurang enam tahun, Syekh Khatib menuntut ilmu kepada ulama-ulama di Mekkah. Dan tahun 1307 H. ia kembali ke kampung halamannya, Muara Labuh.

Tahun 1310 H. untuk kedua kalinya beliau berangkat ke Mekkah. Keberangkatannya yang kedua ini, ditemani istri kedua. Di Mekkah, kembali Syekh Khatib belajar tentang pengetahuan Islam kepada guru-guru besar di Masjidil Haram dan di Masjid Nabawi Medinah. Beliau belajar pada ulama-ulama memiliki pengaruh dan nama besar pada masa itu, diantaranya Syekh Utsman Fauzi al-Khalidi Jabal Qais, Syekh Sa'udasy Mekkah, Syekh Ahmad Ridwan Madinah dan Syekh Akhmad Khatib al-Minangkabawi.  

Melihat guru-guru tempat Syekh Khatib mendalami ilmu agama serta ijazah yang diperolehnya, maka Syekh Khatib mendalami berbagai disiplin ilmu agama Islam secara intens dalam bidang ilmu tasauf, tauhid dan qira’at al-Qur’an. Pada tahun 1905, Syekh Khatib memutuskan untuk menetap di Padang , tepatnya di daerah Parak Gadang. Di Padang ini, Syekh Khatib bertemu dengan teman-teman seperjuangannya ketika sama-sama menuntut ilmu di Mekkah, diantaranya Syekh Thaib Seberang Padang dan Syekh Haji Muhammad Yatim Kampung Jawa Padang.

Di daerah Parak Gadang ini, Syekh Khatib mendirikan surau sebagai tempat berdakwah dan beribadah. Tahun 1923, ia mendirikan sekolah Madrasah Irsyadiyah. Sekolah ini didirikannya setelah melakukan kunjungan ke Madrasah al-irsyadiyah asy-Syurkati Jakarta . Dari hasil kunjungan ”komparatif-edukatif”, beliau kemudian terinspirasi untuk mendirikan sekolah sejenis.  

  Selain mendirikan sarana pendidikan formal dan sarana ibadah, maka timbul ide untuk membentuk organisasi yang kemudian dikenal dengan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI).  PERTI didirikan 5 Mei 1928 di Candung Bukittinggi.  Syekh Khatib Muhammad Ali salah seorang ulama yang mempelopori berdirinya PERTI bersama-sama dengan kawan-kawan seperjuangannya (dikenal dengan Kaum Tua) pada tahun 1928. Diantara ulama-ulama yang mempelopori berdirinya PERTI,  selain  dia adalah Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Syekh Muhammad Jamil Jaho, Syekh Abdul Wahid Tabek Gadang (Suliki) dan lain-lain.  

Syekh Khatib juga dikenal sebagai penulis. Diantara bukunya, Risalah Naqsyabandiah Fi Asas Ishfhitah al-Naqsyabandiah min al-Dhikr il-Khafi wal Rabithah wa / Muraqabah wa Dafil t'tirab bi Dhalik. Juga buku Burhanul Haq, tentang jawaban-­jawaban seputar konflik antara kaum tua dan kaum muda mengenai masalah-masalah khilafiyah. Buku ini sangat komplit dan merefleksikan sosok serta pemikiran Syekh Khatib Muhammad Ali sehingga menjadi bacaan yang sangat diminati sampai sekarang.


--
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages