Dengan menginformasikan status itu di media masa, akan membantu para konsumen dalam menentukan pilihannya
---TR
--------------------------------------------------------
Rombongan SBY Dipakuak Rp 20 Juta
Pemko Segera Buat Perwako Tarif Makanan
Padang Ekspres • Berita Peristiwa • Selasa, 05/03/2013 12:53 WIB • EDISON JANIS • 297 klik
Bukittinggi, Padek—Mahalnya harga makanan di Kota Bukittinggi, bukan saja dirasakan pengunjung luar daerah, tapi juga oleh orang nomor satu di Indonesia, yakni Presiden SBY yang datang ke Bukittinggi beberapa waktu lalu. Sebab, untuk makan beberapa orang saja di sebuah rumah makan nasi Kapau, rombongan SBY harus mengeluarkan dana lebih Rp 20 juta.
Agar image negatif tersebut tidak semakin merusak citra Kota Bukittinggi, pemko setempat berencana membuat Peraturan Walikota (Perwako) untuk “memaksa” pengusaha dan pemilik rumah makan, restoran dan warung-warung makanan membuat tarif makanan dan ditempelkan di dinding rumah makan, restoran dan warung-warung makanan di kota Bukittinggi.
”Pemko Bukittinggi segera akan membuat Perwako agar pengusaha dan pemilik rumah makan, restoran dan warung-warung makanan membuat tarif makanan dan ditempelkan di dinding rumah makan, restoran dan warung-warung makanan dimaksud,” tegas Wali Kota Bukittinggi Ismet Amzis melalui Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPK&AD) Bukittinggi, H. Herry Rusli SH kepada Padang Ekspres, kemarin.
Sebelum membuat Perwako, menurut Herry Rusli, pihaknya sebelumnya telah melakukan sosialisasi, imbauan dan melalui surat edaran (SE) agar pengusaha rumah makan, restoran dan warung-warung, membuat tarif makanan untuk ditempelkan di dinding rumah makan, restoran dan warung-warung makanan di Kota Bukittinggi dengan harapan tidak ada yang merasa dirugikan.
Penyebab lainnya, selain munculnya keluhan masyarakat luar yang datang ke Kota Bukittinggi bahwa harga makanan siap saji di Kota Bukittinggi cukup mahal dibandingkan luar Kota Bukittinggi, juga disebabkan rombongan Presiden SBY yang harus membayar lebih Rp 20 juta untuk makan beberapa orang di sebuah rumah makan nasi kapau. “Tapi, imbuan dan SE tersebut tidak pernah diindahkan hingga saat ini,” sesalnya.
Lalu bagaimana jika melalui Perwako tersebut, pemilik rumah makan, restoran dan warung-warung tidak mengindahkan? Herry Rusli menegaskan, tentu ada sanksinya, semisal izin rumah makan, restoran dan warung-warung dimaksud untuk ditinjau kembali.
”Mudah-mudahan dengan cara begitu (Perwako) semua rumah makan, restoran dan warung-warung makanan di kota Bukittinggi mengindahkannya, dan masyarakat yang datang ke Bukittinggi pun tidak merasa mahal jika makan di sebuah rumah makan, restoran maupun warung-warung di Kota Bukittinggi,” jelasnya.
Kendati harga makanan di Kota Bukittinggi cukup mahal, namun hal tersebut tidak berbanding lurus dengan pemasukan pemko melalui pajak restoran dan rumah makan, seperti yang telah diatur dalam Perda No. 8/2012 tentang pajak restoran dengan mewajibkan rumah makan, restoran dan warung-warung membayar pajak sebesar 10 persen dari harga makanan yang dijual. (*)
[ Red/Admi
Powered by Telkomsel BlackBerry®
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.