----- Original Message ----- 3From: tommy jasminTo: SeprinaldiSent: Monday, October 13, 2008 6:28 PMSubject: Re: Salam Kenal & test email
Batam 13 Oktober 2008 .
E-mail SEPRI telah saya terima . Lusa saya akan ke Tg. Pinang selama sebulan mengurus JTP indonesia , berhubung saya hanya memiliki KTP Singapore saja .
Bulan November 2008 saya akankembali ke Singapore selama 1 atau 2 minggu mengurus wang CPF saya ( sejenis dana pensiun Singapura )==
Hormat dari saya ------- TOMMY JASMIN
--- On Mon, 10/13/08, Seprinaldi <m...@sbi.sws.co.jp> wrote:
From: Seprinaldi <m...@sbi.sws.co.jp>
Subject: Salam Kenal & test email
To: tomm...@yahoo.com
Date: Monday, October 13, 2008, 8:28 AM
Assalamualaikum Pak Tommy Jasminal,Sekedar maingek an Bapak tantang patamuan kito di Genta tanggal 11 Oktober 2008. Mudah mudahan Bapak lai ingek.Sasuai jo janji ambo nan ka mambari tau tantang mailling list URANG MINANG tertua & terbesar ( manuruik ambo ), makonyo sabalunnyo ambo test dulu email Bapak ko. Siapo tau ambo bisa sajo salah tulis.Salam kenal ambo,Namo SeprinaldiGala St.MudoKampuang asa ( Palembayan , Agam )Suku Piliang
Ass... Bapak2, ibu2, niniak mamak, Rang Dapua dan dunsanak kasadonyo di palanta ko. Salam kenal, ambo anggota baru, Israr Iskandar, kelahiran Batusangka, tahun 1973, kini batugas di Jurusan Sejarah Universitas Andalas, Padang. Ingin bana sato, maikuiti palanta nan rancak ko. Trima kasih banyak ka Pak Saaf yang menyambuangkan ambo ke moderator. Wasalam. (Israr Iskandar) |
Israr, selamat datang. Selamat bergabung.
indra
From:
Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of israr iskandar
Sent: 14 Oktober 2008 10:21
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Salam Kenal
Tarimo kasih banyak lah maagiah lalu kabakeh Inyiak kito Tommy Jasmin untuak
bagabuang dipalanta ko. Tapi mungkin Inyiak kito ko alun mamonitor lansuang
lai.. Karano kiniko baliau masih sibuk maurus kapindahan baliau. Mudah
mudahan baliau ko dikaruniai kesehatan supayo kiti bisa pulo mandanga carito
baliau salamo perjalanan dari tahun 40_an pai marantau . Dan usaho baliau
untuak babaliak ka Indonesia di hari tuonyo. Baliau di Batam hanyo samantaro
pengurusan sagalo surek surek sajo. Rencana baliau kalo alah salasai akan
manatap di Jakarta.
Salam,
Tamudo
----- Original Message -----
From: "Dapua R@ntaunet" <rang-...@rantaunet.org>
To: <Rant...@googlegroups.com>
Sent: Tuesday, October 14, 2008 10:48 AM
Subject: [R@ntau-Net] Re: Salam Kenal & test email
>
Tarimo kasih sekali dan sanang bana atas sambutan beberapa anggota lapau ko, antara lain Da Andrinof, Pak Saaf, IJP, Ajo Suryadi, Ardian Hamdani, Irsad, Bang Sawir, Delfiar. Semoga palanta lapau ko bisa ikuik menambah wawasan ambo. Salam dari Bung Delfiar untuk Gusti Asnan insa Allah ambo sampaikan. Wasalam. (Israr Iskandar, 35, Pauah Padang) --- On Mon, 10/13/08, Delfiar Sari <del...@dsu.co.id> wrote: |
From: Delfiar Sari <del...@dsu.co.id> |
< br>Sagitu dalu dari ambo. Kok salah nan ambo karajoan
mohon ambo diagiah rila jo maaf. Tujuan ambo samato mato
hanyo untuak manjalin
silaturahmi, siapo tahu ado dunsanak kito di Palanta ado
nan kawan lamo jo
Baliau ko.
Salam,
Tamudo ., Btm
----- Original Message ----- 3
From:
tommy
jasmin
To: Seprinaldi
Sent: Monday, October 13, 2008 6:28
PM
Subject: Re: Salam Kenal & test
Batam 13 Oktober 2008
.
E-mail SEPRI telah saya terima .
Lusa saya akan ke Tg. Pinang selama
sebulan mengurus JTP indonesia , berhubung
saya hanya memiliki KTP Singapore saja
.
Bulan November 2008 saya  ;
TRAGEDI PEMBAYARAN ZAKAT
Puluhan nyawa melayang Berebut rejeki yang jumlahnya tak seberapa Dari seorang kaya Yang berzakat dibulan puasa Sebagian besar korbannya Para wanita yang sudah tua Innalillahi wa inna ilaihi rajiun
Beberapa waktu kemudian Kusaksikan lagi di layar kaca Kerumunan manusia yang sangat banyak jumlahnya Menanti pembagian zakat
Alhamdulillah Peristiwa serupa Tak kedengar terjadi diranah Semoga tak pernah terjadi di ranah Ya Allah kabulkanlah doa kami
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ampunilah dosa para leluhur kami Lapangkanlah kuburan mereka Karena cinta mereka pada wanita Karena cinta mereka pada anak-anak Mereka wariskan tanah pusaka Kepada wanita Tentunya agar para wanita Aman dan nyaman hidupnya
Bengkulu, 17 Oktober 2008
Hanifah Damanhuri
|
Kompas, Jumat, 17 Oktober 2008 (Rubrik Sosok) Suryadi, Pengelana dari Pariaman Dia percaya pada takdir. Jalan hidupnya yang penuh onak dan duri diyakini bukanlah kebetulan. Ada semacam garis nasib yang membentang antara kampung halaman di pedalaman Pariaman, Sumatera Barat, hingga Leiden, Belanda, tempat ia bermukim sejak 10 tahun terakhir. Suryadi memang tipikal perantau Minang. Ulet dan tahan banting. Hanya saja, sebagai perantau, ia tak menekuni sektor informal, sebagaimana profesi urang awak perantauan umumnya. Ia memilih jalur keilmuan melalui dunia akademik. Bidang yang ia tekuni pun tak terlalu umum: naskah-naskah lama! Menjadi penelaah naskah dan buku klasik (bahasa kerennya filolog) memang bukan profesi yang bisa mengantarkannya menjadi selebritas, seperti fenomena para ”komentator” bidang ekonomi, politik, dan hukum di Tanah Air. Dari aspek ekonomi pun, profesi ini jauh dari menjanjikan kehidupan mewah dan berkecukupan. Namun, di balik dunia yang sepi itu, ketika larut bersama naskah tua yang ia kaji di pojok perpustakaan di berbagai perguruan tinggi di Eropa, Suryadi mengaku menemukan ”dunia kecil”-nya itu justru luas membentang. Jalan kehidupan dia kian terbuka lebar. ”Ternyata saya tidak sendiri. Ada juga orang lain yang menyukai bidang ini, yang bisa menjadi teman dalam satu network keilmuan,” tuturnya. Hasil penelitian yang ia publikasikan di sejumlah jurnal internasional banyak mendapat tanggapan. Kajiannya atas surat raja-raja Buton, Bima, Gowa, dan Minangkabau, misalnya, dimasukkan dalam satu proyek (Malay Concordance Project) yang berpusat di Australian National University, Camberra, Australia. Berkat penelitiannya atas naskah-naskah lama itu pula ia kerap diundang menjadi pemakalah seminar di mancanegara. Suryadi bahkan dipercaya memimpin satu proyek pernaskahan yang didanai the British Library. Kajian komprehensif atas Syair Lampung Karam—satu-satunya sumber pribumi tentang letusan Gunung Krakatau tahun 1883, yang diikuti gelombang tsunami dan memorak-porandakan wilayah sekitar Selat Sunda (Kompas, 12 September 2008)—hanya satu dari sekian banyak teks Melayu klasik yang sudah ia teliti. Syair dalam tulisan Arab-Melayu alias Jawi itu kemudian ia transliterasikan ke teks beraksara Latin, sebelum dibandingkannya dengan pandangan para penulis asing (baca: Eropa). Menggeluti naskah lama atau buku-buku klasik mengenai Nusantara ternyata memberi keasyikan tersendiri bagi Suryadi. Perpustakaan KITLV dan Universiteitsbibliotheek Leiden menjadi rumah kedua, tempat ia ”bersemedi”, intens menekuni ribuan naskah tentang Indonesia yang pada zaman kolonial diangkut ke negeri Belanda. ”Saya seperti menyelam ke masa lalu. Banyak hal menarik dari bangsa kita yang terekam dari naskah-naskah lama. Kadang, sewaktu membaca, saya tertawa sendiri,” ujarnya. Honor seadanya Tahun 1998 menjadi semacam titik balik bagi Suryadi. Sejak September 1998 ia menetap di Belanda, negeri tempat naskah-naskah lama tentang Nusantara menumpuk. Ia memulai bekerja sebagai pengajar di Universiteit Leiden untuk penutur asli bahasa Indonesia. Jalan menuju ke Leiden penuh tikungan. Setelah menunggu tanpa kepastian sebagai asisten dosen di Universitas Indonesia (UI, 1994-1998), pada pertengahan 1998 lowongan (vacature) mengajar di Universiteit Leiden datang. Peluang itu langsung ia tangkap. Lamarannya diterima. ”Ini sebenarnya soal jalan hidup saja. Soal pilihan,” kata Suryadi terkait kepergiannya dari UI. Menunggu tanpa kepastian—juga tanpa masa depan yang jelas—seperti dilakoninya semasa menjadi asisten dosen di UI, bukan hal baru. Sebelumnya, saat diajak Lukman Ali (alm)—dan didukung filolog senior Achadiati Ikram—untuk merintis pengembangan studi Bahasa dan Sastra Minangkabau di UI, Suryadi sudah tiga tahun diterima sebagai asisten dosen di almamaternya: Universitas Andalas (Unand) di Padang. Seperti halnya saat meninggalkan UI, di Unand pun ia menunggu tanpa kepastian kapan diangkat menjadi dosen tetap. Tentang hal ini, ia hanya berkata, ”Konon, kata mereka, karena tak ada posisi. Tapi anehnya, yang belakangan lulus dari saya diangkat jadi dosen. Saya tidak tahu kenapa?” Begitu pun di UI. Hidup di Jakarta dari honor sebagai asisten dosen tentu sulit dibayangkan. Di tahun terakhirnya di UI, ia menerima Rp 70.000-an sebulan. Ini pun jauh lebih baik mengingat pada tahun awal ia mendapat honor Rp 35.000 sebulan. Untuk biaya kontrak rumah saja tak cukup. Menyiasati keadaan ini, Suryadi mendekati teman-teman sesama asisten dosen. Dengan semangat gotong royong ia bersama empat teman bisa menyewa rumah kontrakan di Gang Fatimah, Depok, Jawa Barat. Bagaimana untuk hidup sehari-hari? ”Saya terpaksa mencari obyekan. Misalnya, selama beberapa tahun saya membantu Ibu Pudentia di Asosiasi Tradisi Lisan. Barangkali memang tidak ada suratan tangan saya menjadi pegawai negeri,” katanya. Masa kecil Hidup di tengah penderitaan bukan hal baru baginya. Terlahir sebagai anak petani kebanyakan di Nagari Sunur, Pariaman, sejak kecil Suryadi hidup hanya dengan ibunya, Syamsiar. Orangtuanya bercerai. Ibunya kawin lagi, tetapi perkawinan itu pun bubar setelah memberi Suryadi satu adik lelaki bernama Mulyadi. Di tengah kondisi serba pas-pasan, ia menamatkan SD di Sunur (1977). Kesulitan hidup juga menyertainya saat di SMP Negeri 3 Pariaman di Kurai Taji (1981). Begitu pun ketika menyelesaikan pendidikan lanjutannya di SMA Negeri 2 Pariaman (1985). Akibat kesulitan biaya hidup, setamat SMA Suryadi tak bisa langsung kuliah. Setahun ia menganggur, sebelum masuk Unand di Padang. ”Saya masih ingat, Ibu menjual cincin satu-satunya untuk membayar uang masuk kuliah saya.” Selama kuliah, ia mondok di rumah saudara ibunya, Emi. Suami Emi, Duski Sirun—yang dipanggil Suryadi dengan sebutan Apak—punya beberapa toko kain di Pasar Raya Padang. Di sinilah Suryadi kerja, membantu Apak-nya sambil kuliah. Tak ada gaji, kecuali imbalan tinggal dan makan gratis di rumah sang Apak, serta dibayarkan uang kuliah. Begitulah selama lima tahun ia kerja siang-malam, termasuk kuliah. Pagi sekitar pukul 05.00 ia bangun dan segera ke pasar untuk membuka toko. ”Kalau ada kuliah, saya ’lari’ ke kampus, lalu kembali ke toko. Malam hari, di tengah rasa capek, saya ulangi pelajaran. Kadang sampai larut, padahal pagi-pagi saya harus bangun dan ke pasar membuka toko,” ujarnya. Hidup memang butuh perjuangan. Pengelanaannya hingga bermukim di Leiden, meretas tradisi pengajar tamu bagi penutur asli bahasa Indonesia di Leiden yang maksimal lima tahun, tetap saja membutuhkan perjuangan baru. Ia merasa seperti pengelana (wanderer) yang tak punya rumah tetap, tempat berdiam. Tak ingin pulang? ”Pasti saya tidak selamanya di Leiden. Suatu saat saya dan keluarga tentu pulang ke Indonesia, atau mungkin pindah rantau ke negara lain. Biasanya seorang wanderer selamanya akan jadi wanderer,” tambahnya. Itulah Suryadi. Berbeda dengan slogan seorang politisi masa kini bahwa hidup adalah perbuatan, ia masih dibelenggu masa lalu: hidup adalah perjuangan! Entah sampai kapan.... (ken)
|
Suatu reportase impressif yang dapat kita banggakan dalam menelaah bayangan hidup seorang putra Kampung Halaman. Selama duduk di Lapau (Rantaunet) kita mengenal anggota kita Angku Lies Suryadi yang unik penuh surprise dengan galian lama dipersembahkan dengan gaya baru yang dapat dicerna Rang Lapau serta masyarakat akademia di Luarnya.
Bermukimnya beliau di Leiden menimba menggali sumur lama penuh timbunan kata-kata lapuk yang perlu ditarik hati-hati ditelusuri dengan penuh kuriositi, menelungkup menelentangkannya dengan pandangan lama dan mengetengahkannya untuk masa baru untuk dihayati angkatan kemudian. Pekerjaan itu tidak mudah. Sumur-sumur lama itu sudah menjadi perhatian pencari data sejak semula. Namun, sebanyak yang dapat sebanyak itu pula yang "terkusai" mungkin dianggap tidak bernilai. Namun, dari kusai-kusaian dan kairai-kiraian barang antik ini, Angku Suryadi menemukan sebingkah-sebingkah benda lapuk rekah yang dapat dibawanya ke tengah.
Kita merasa bersyukur adanya seorang Putra Kampung Halaman dengan keinginan dan keuletan hati tak terhingga dapat membangkit kisah terpendam mengetengahkannya untuk kita semua. Keuletan itu perlu mendapat tempat pengenalan beliau di lapangan akademia dunia. Ketekunan beliau menjadi kebanggan Kita Bersama.
Salam,
-- Sjamsir Sjarif
Santa Cruz, California, USA
Keenam hakim agung baru itu berdasarkan banyaknya suara yang diperoleh adalah Suwardi (Wakil Ketua PT DKI Jakarta) dengan 44 suara, Takdir Rahmadi (Dekan FH Universitas Andalas) dengan 42 suara, Syamsul Maarif (Ketua KPPU) dengan 38 suara, Andi Abu Ayyub Saleh (Lektor Kepala/Dosen FH Unhas) dengan 33 suarra, Djafni Djamal (Wakil Ketua PT Padang) dengan 27 suara, Mahdi Soroinda Nasution (Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru) dengan 18 suara.
Ketua Komisi III DPR RI mengaku cukup puas dengan hasil pemilihan karena dari enam yang terpilih, tiga berasal dari jalur karir dan tiga orang juga berasal dari jalur non karir. "Ini yang maksimal yang bisa kita lakukan," ujar Trimedya. Hasil pemilihan akan dibawa Komisi III ke Bada Musyawarah untuk diagendakan pengesahan pada sidang paripurna tanggal 21 mendatang.
Suryadi, Pengelana dari Pariaman
|
Selamat dan sukses ya..... Wassalam, ![]() Kawasan Puspiptek, Serpong Tangerang http://hyvny.wordpress.com http://bundokanduang.wordpress.com |
Suryadi, Pengelana dari Pariaman
Jumat, 17 Oktober 2008 | 03:00 WIB
![]()
DOK PRIBADI / Kompas Images
Suryadi
Dia percaya pada takdir. Jalan hidupnya yang penuh onak dan duri diyakini bukanlah kebetulan. Ada semacam garis nasib yang membentang antara kampung halaman di pedalaman Pariaman, Sumatera Barat, hingga Leiden, Belanda, tempat ia bermukim sejak 10 tahun terakhir.Suryadi memang tipikal perantau Minang. Ulet dan tahan banting. Hanya saja, sebagai perantau, ia tak menekuni sektor informal, sebagaimana profesi urang awak perantauan umumnya. Ia memilih jalur keilmuan melalui dunia akademik. Bidang yang ia tekuni pun tak terlalu umum: naskah-naskah lama!Menjadi penelaah naskah dan buku klasik (bahasa kerennya filolog) memang bukan profesi yang bisa mengantarkannya menjadi selebritas, seperti fenomena para ”komentator” bidang ekonomi, politik, dan hukum di Tanah Air. Dari aspek ekonomi pun, profesi ini jauh dari menjanjikan kehidupan mewah dan berkecukupan.Namun, di balik dunia yang sepi itu, ketika larut bersama naskah tua yang ia kaji di pojok perpustakaan di berbagai perguruan tinggi di Eropa, Suryadi mengaku menemukan ”dunia kecil”-nya itu justru luas membentang. Jalan kehidupan dia kian terbuka lebar.”Ternyata saya tidak sendiri. Ada juga orang lain yang menyukai bidang ini, yang bisa menjadi teman dalam satu network keilmuan,” tuturnya.Hasil penelitian yang ia publikasikan di sejumlah jurnal internasional banyak mendapat tanggapan. Kajiannya atas surat raja-raja Buton, Bima, Gowa, dan Minangkabau, misalnya, dimasukkan dalam satu proyek (Malay Concordance Project) yang berpusat di Australian National University, Camberra, Australia.Berkat penelitiannya atas naskah-naskah lama itu pula ia kerap diundang menjadi pemakalah seminar di mancanegara. Suryadi bahkan dipercaya memimpin satu proyek pernaskahan yang didanai the British Library.Kajian komprehensif atas Syair Lampung Karam—satu-satunya sumber pribumi tentang letusan Gunung Krakatau tahun 1883, yang diikuti gelombang tsunami dan memorak-porandakan wilayah sekitar Selat Sunda (Kompas, 12 September 2008)—hanya satu dari sekian banyak teks Melayu klasik yang sudah ia teliti.Syair dalam tulisan Arab-Melayu alias Jawi itu kemudian ia transliterasikan ke teks beraksara Latin, sebelum dibandingkannya dengan pandangan para penulis asing (baca: Eropa).Menggeluti naskah lama atau buku-buku klasik mengenai Nusantara ternyata memberi keasyikan tersendiri bagi Suryadi. Perpustakaan KITLV dan Universiteitsbibliotheek Leiden menjadi rumah kedua, tempat ia ”bersemedi”, intens menekuni ribuan naskah tentang Indonesia yang pada zaman kolonial diangkut ke negeri Belanda.”Saya seperti menyelam ke masa lalu. Banyak hal menarik dari bangsa kita yang terekam dari naskah-naskah lama. Kadang, sewaktu membaca, saya tertawa sendiri,” ujarnya.
kecil
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com
Sanak Suryadi , Uni tidak dapat mengulas dirimu seperti seorang " Mak Ngah " atau yang lain. Namun sebuah puisi dapat menjadi renungan kita bersama - yang semula tertuju untuk diri Uni - sekarang diperuntukkan bagi dirimu Perjalanan ribuan
mil selalu diawali dari satu langkah Jika kamu (aku)
tersandung Walau Kamu (aku) tak pernah jadi matahari Kamu (Aku) kan jadi bulan Walau kamu (aku) tak pernah jadi bulan Kamu (Aku) kan jadi bintang Ketika kamu (aku) menjadi
bintang Walau kamu (aku) tak menjadi bintang Kunang-kunang tak dapat menyinari yang lain Namun dapat menyinari dirimu (ku) sendiri
kata ~aku~ diubah jadi kamu --- On Fri, 10/17/08, Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id> wrote: |
From: Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id> |
Selamat buat da Suryadi yang akhirnya masuk dalam salah satu Tokoh di rubrik kompas. Kalo tak salah beliau adalah alumni Fak Sos yang ka anam yang masuk ke rubrik ini, setelah Saldi Isra, budi Putra, dll.
Dari picture beliau yang ado di kompas hari, nampaknya memang urang nyo kalem, tapi tulisan2 beliau sangat mengena.
Salamaik sakali lai da. Sakik jo baa sariknyo untuak manjadi dosen di almamater ko agak mirip juo jo sahabat beliau da Nofrijon nan pernah di USA dulu.
Iko lah salah satu hikmah dari hijrah, kalua dari ranah, marantau, bajuang lalu manjadi urang. Jiko tapakai di kampuang baru wak pulang, ndak da??
Wassalam
Jeje - Aryandi K92
The British International School Jakarta, 021-7451670 ext 256
Tingkatkan Integritas Diri, Jalin Silahturrahim, Mari Bersinergi, Ayo Jemput Rezeki, Bantu Anak Negeri
From: HIFNI HFD
[mailto:hy...@yahoo.com]
Sent: Friday, October 17, 2008
2:25 PM
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Ini dia
Suryadi, Pengelana dari Pariaman itu..
Suryadi, Pengelana dari Pariaman
|
DOK PRIBADI / Kompas Images |
Jumat, 17 Oktober 2008 | 03:00 WIB
Dia percaya pada takdir. Jalan hidupnya yang penuh onak dan duri diyakini bukanlah kebetulan. Ada semacam garis nasib yang membentang antara kampung halaman di pedalaman Pariaman, Sumatera Barat, hingga Leiden, Belanda, tempat ia bermukim sejak 10 tahun terakhir.
Suryadi memang tipikal perantau Minang. Ulet dan tahan banting. Hanya saja, sebagai perantau, ia tak menekuni sektor informal, sebagaimana profesi urang awak perantauan umumnya. Ia memilih jalur keilmuan melalui dunia akademik. Bidang yang ia tekuni pun tak terlalu umum: naskah-naskah lama!
Menjadi penelaah naskah dan buku klasik (bahasa kerennya filolog) memang bukan profesi yang bisa mengantarkannya menjadi selebritas, seperti fenomena para ”komentator” bidang ekonomi, politik, dan hukum di Tanah Air. Dari aspek ekonomi pun, profesi ini jauh dari menjanjikan kehidupan mewah dan berkecukupan.
Namun, di balik dunia yang sepi itu, ketika larut bersama naskah tua yang ia kaji di pojok perpustakaan di berbagai perguruan tinggi di Eropa, Suryadi mengaku menemukan ”dunia kecil”-nya itu justru luas membentang. Jalan kehidupan dia kian terbuka lebar.
”Ternyata saya tidak sendiri. Ada juga orang lain yang menyukai bidang ini, yang bisa menjadi teman dalam satu network keilmuan,” tuturnya.
Hasil penelitian yang ia publikasikan di sejumlah jurnal internasional banyak mendapat tanggapan. Kajiannya atas surat raja-raja Buton, Bima, Gowa, dan Minangkabau, misalnya, dimasukkan dalam satu proyek (Malay Concordance Project) yang berpusat di Australian National University, Camberra, Australia.
Berkat penelitiannya atas naskah-naskah lama itu pula ia kerap diundang menjadi pemakalah seminar di mancanegara. Suryadi bahkan dipercaya memimpin satu proyek pernaskahan yang didanai the British Library.
Kajian komprehensif atas Syair Lampung Karam—satu-satunya sumber pribumi tentang letusan Gunung Krakatau tahun 1883, yang diikuti gelombang tsunami dan memorak-porandakan wilayah sekitar Selat Sunda (Kompas, 12 September 2008)—hanya satu dari sekian banyak teks Melayu klasik yang sudah ia teliti.
Syair dalam tulisan Arab-Melayu alias Jawi itu kemudian ia transliterasikan ke teks beraksara Latin, sebelum dibandingkannya dengan pandangan para penulis asing (baca: Eropa).
Menggeluti naskah lama atau buku-buku klasik mengenai Nusantara ternyata memberi keasyikan tersendiri bagi Suryadi. Perpustakaan KITLV dan Universiteitsbibliotheek Leiden menjadi rumah kedua, tempat ia ”bersemedi”, intens menekuni ribuan naskah tentang Indonesia yang pada zaman kolonial diangkut ke negeri Belanda.
”Saya seperti menyelam ke masa lalu. Banyak hal menarik dari bangsa kita yang terekam dari naskah-naskah lama. Kadang, sewaktu membaca, saya tertawa sendiri,” ujarnya.
Honor seadanya
Kok dipikia-pikia dan ditalusua saketek-saketek
tantang "pangaliaran" Urang Awak di Nusantara dan Internasional ko
tampaknyo indak bagarah-garah doh.
Hari Jumat jo Sabtu nan lalu ambo Seminar Dakwah "Reviving the
Spirit through the Islamic Legacy" di Muslim Community Center, San
Jose, CA. www.mcabayarea.org Ambo pakai kupiah beka, baju putiah
tarawang, sarawa batiak, baliliak kain saruang di liie. Salasai
sumbayang, dipintu, ambo ditunggu disapo dek salah saurang
pembicara, Ssheikh Sadullah Khan dari Ssouth
Africa. "Assalamualaikum, Are you from Indonesia or Malaysia?"
samponyo sambia basalam. "Yes, from West Sumatra, Indonesia " kecek
ambo.
"Do you know," keceknyo, "Islam in South Africa came from Indonesia!"
"Yes," kecek ambo, "at least there were two Ulama from Indonesia who
brought Islam to South Africa" kecek ambo. "One of them" keceknyo,
Sheikh Yusuf". Ditambahakannyo, kurubannyo dipaliharo baiak-baiak
sebagai kenangan di Afrika Selatan tu. Ambo kecekkan, jan-jan Sheik
Yusuf nan dari Sulawesi Selatan ko ado lo karik-karik ka
Minangkabau. Karano lah manjadi pangatahuan umum anak sikola juo di
awak Islam di Makassar ko dibawo pulo dek Urang Awak, Datuak Ri
Bandang ...
Bahkan ambo tambahkan, tahun 17 Hijrah, masih mulo-mulo Islam
bakambang di Middle East, lah ado saurang Indonesia nan sato
baparang di Iraq. Sumber ambo "600 tahun Sang Saka" Muhammad Yamin.
Ambo masih tapikia-pikia, jan-jan pahlawan dalam tahun 17 Hijrah tu
Urang Awak pulo.
Ambo alun sempat bakomunikasi email lai jo Sheik Sadullah Khan ko
manganai pakambangan Islam di Afrika Selatan.
Sakitu lah dulu sakadar manggili-gili sejarah dan dinamika
pengembaraan Urang Awak di Lauik dan di Darek ...
Salam,
--MakNgah
--- In Rant...@yahoogroups.com, Lies Suryadi <niadilova@...> wrote:
>
> Salam Kanda Arif,
> Tarimo kasih ateh dukungan sumangaik dari Balikpapan. Insya
allah ambo sigi2 juo apo nan talipek, nan tandok jauah tu. Baru sajo
ambo cubo manyusun carito mengenai penyerangan kota Padang oleh
perompak Perancis, Le Meme, pado bulan Desember 1793. Babarapo surek
Le Meme jo surek2 Panglimo Rajo di Hilir, nan wakatu perampokan tu
tajadi manjabat sebagai penghulu di Padang, nan lah lamo taandok
tasuruak2 di lipeks jutaan halai buku2 tuo di Ulando lah dapek dek
ambo.
>
> Salam,
> Suryadi
>
Dear Admin, ijin postingan bebas dikit. Salam Hormat Ronal Chandra Rajo Bungsu ---------- Dapet dari email dan forum dan keabsahan informasi ini tidak diketahui. ========================================= Inilah alasan, indonesia mau keluar dari OPEC, karna ditekan USA, AS & Dollar bakal bangkrut Dulu rata-rata kita menduga kalau alasan Amerika berperang ke Iraq karena: Kini terbukti semua pandangan itu tidak 100% salah tapi juga ———– ——— ——— ——— ——— —- Di mata Amerika yang dulu menghadiahkan rezim Suharto ke Dulu semua orang bilang kalau itu ide Saddam ini tindakan bodoh Tapi, sekarang ini euro ternyata sudah terapresiasi sebesar hampir Langkah ini pula yang sekarang sedan g dikaji oleh Iran yang cuma Kartel mobil, atau komputer, atau produk-produk lain praktis tidak Kalau saja semua anggota kartel minyak ini memang mau ‘jahat’ dan Kita yang tidak punya background ekonomi mungkin bingung. Koq bisa Orang yang bisa hitung-hitungan ekonomi bisa menjelaskan begini, Sekarang, karena kita tinggal di Indonesia yang rupiahnya sangat Dengan alasan inilah makanya Amerika itu berani main defisit Supaya jelas mari kita lihat rupiah; kalau budget RI itu defisit Tapi Amerika lain! Defisit buat Amerika berarti justru malah Cara kerja sistem ekonomi kapitalis yang imperialistik ini berlaku Eropa tahu persis tentang strategi makan gratis dan utang tidak Dan saudara-saudara sekalian yang paling mengerikan buat amerika Apa arti situasi begini bagi AMERIKA? ya seperti saya tadi Semuanya HEGEMONI Amerika dalam sekejab akan berantakan dan ini Sebab kalau ini terjadi ini artinya sama saja dengan semua |
Ass.Wr.Wb.
Hi Angku Lies Suryadi,
Salut awak jo riwayat hiduik Angku Lies. Ambo sebagai generasi mudo Minang maraso talacuik satalah mambaco-nyo. Urang Awak alah dikenal sebagai “petarung hidup” yang mumpuni. Semoga perjuangan Angku Lies untuk “menyelamatkan” aset harga diri bangsa awak didanga jo pejabat2x di negara awak. Sadiah rasonyo, waktu awak di Glasgow, ado patuang Buddha dari Borobudur, dikecek jo urang sinan kalo patuang itu datang dari India. Padahal jaleh bana struktur jo pahatannyo dari zaman Syailendra. Salam dari awak buek dunsanak di Leiden, I hope we can meet soon n Leiden J
Meus Melhores Cumprimentos,
Afrinaldi Zulhen (Aldi)
Associate Completion WOWS Engineer
PT Medco EP Indonesia
--- On Fri, 10/17/08, Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id> wrote:From: Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id>
Subject: [R@ntau-Net] Balasan: [R@ntau-Net] Ini dia Suryadi, Pengelana dari Pariaman itu..
To: Rant...@googlegroups.com, "Andris Nantuo" <and...@yahoo.co.id>
Date: Friday, October 17, 2008, 4:37 AM
Uni Hifni, Mak Ngah, Dinda Israr Iskandar, Kakanda Tasril, Kanda Andrinof Chaniago, 'Nantuo' Andris di Bumi Bantam, sarato kawan2, mamak, adiak, jo sudaro nan mangirim sms ka ambo nan indak bakaputusan sajak tadi malam
Assalamualaikum ww wb.,
Tarimo kasih atas posting berita mengenai ambo di Kompas (Jumaik, 17 Oktober 2008). Dan talabiah tarimo kasih banyak ateh apresiasi dan dorongan moral dari Dunsanak sakalian, khususnyo kapado Mak Ngah nan ulasannyo di lapau rantau-net mambuek ambo terharu.
Ya...insnya Allah, ateh dorongan Dunsanak sakalian, ambo akan jalani sajo iduik ko jo sumangaik sebagaimano adonyo.
Wassalam,
Suryadi
HIFNI HFD <hy...@yahoo.com> wrote:
Suryadi, Pengelana dari Pariaman
DOK PRIBADI / Kompas Images
Suryadi
Jumat, 17 Oktober 2008 | 03:00 WIB
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com
Assalammualaikum Wr Wb sanak Suryadi di balando Begitu pun di UI.(94-98). Hidup di Jakarta dari honor sebagai asisten dosen tentu sulit dibayangkan. Di tahun terakhirnya di UI , ia menerima Rp 70.000-an sebulan. Ini pun jauh lebih baik mengingat pada tahun awal ia mendapat honor Rp 35.000 sebulan. Sanak Suryadi, uni kiro uni tamasuak mahasiswa nan mularaik wakatu sekolah atau kuliah ... astaghfirullah ... Kayo uni kiro no. Tahun 1996, sewa kamar ukuran 2 x 3 m2 di jalan kober no 1 Rp. 100.00,-sabulan. uni lupo harago sakali makan, nan jaleh untuak sarapan pagi uni balanjo di warteg dakek rumah atau sabalun stasiun, sapiriang nasi pakai talua matosapi dan sayur. sakali-sakali makan bubua ayam. Makan siang jo nasi goreng atau soto nasi di Balsem. Makan malam di hari kuliah di sadiokan. Cuman parangai kami anak-anak kos, minum buliah buek surang nan katuju, kadang sato pulo kami mambuek susu jatah dosen atau karyawan kali. Kalau ado kawan nan indak datang, nasi kotak jatah kawan babaok pulang untuak sarapan pagi he he he. Di akhir pakan, uni bae karumah kakak uni di kali deres, bia irit dan capek sampai, kami manumpang pulo jo oto kawan sampai grogol, sudah dun basambuang jo bis kota. Tibo di rumah kakak uni, taragak makan jo masakan sandiri, uni bae mamasak di rumah kakak uni dun. Anak-anak jo apakno batinggakan di bengkulu. Kalau alah di tampek kakak uni, mereka nan manalepon dari bengkulu. Tahun 97 uni pindah ka salemba .... di salemba uni tapaso labiah ba irit-irit lagi, sewa kamar Rp.150.000,- sabulan, samantaro kawan-kawan sa kelas sabagian besar bakarajo di tampek nan gajino gadang. Taraso kalau awak PNS. Lasuah pulo mambaco parjuangan hiduik saroman parjuangan sanak, pak zulkahar, pak saaf dan pak suheimi. Banyak pelajaran nan dapek di ambiak. Paliang indak, nan maraso susah salamo iko, jadi malu dan takana bana untuak basyukur ka Allah SWT atas limpahan rahmatNya selama ini. Selamat berjuang karena perjuangan belum selesai dan tetap optimis, semoga sukses. Amin. Wass Hanifah Damanhuri |
--- On Fri, 10/17/08, israr iskandar <israr...@yahoo.com> wrote: |
From: israr iskandar <israr...@yahoo.com> |
|
|
|
|
|
|
|
|
Ajo, selamat, ya. Sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni SMA 2 Pariaman di Rawang, ambo dan seluruh pengurus dan anggota mengucapkan selamat, yo. Semoga semangat, kerja keras, keuletan dan ketabahan dari Ajo Suryadi, bisa menulari kami-kami yang lebih muda. Semoga bisa kita kerjakan beberapa hal ke depan, terutama dalam penulisan buku-buku sejarah.
IJP
From:
Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Lies Suryadi
Sent: 17 Oktober 2008 15:37
To: Rant...@googlegroups.com;
Andris Nantuo
Subject: [R@ntau-Net] Balasan:
[R@ntau-Net] Ini dia Suryadi, Pengelana dari Pariaman itu..
Uni Hifni, Mak Ngah, Dinda Israr Iskandar, Kakanda Tasril, Kanda Andrinof Chaniago, 'Nantuo' Andris di Bumi Bantam, sarato kawan2, mamak, adiak, jo sudaro nan mangirim sms ka ambo nan indak bakaputusan sajak tadi malam
Yang mengenaskan adalah bagaimana sikap Unand dan UI atas seorang Suryadi. Dan saya kira, masih banyak yang lain punya kesaksian yang sama. Kenapa ada yang diterima menjadi dosen, kenapa ada yang ditolak. Ayo, tanya kenapa?
ijp
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of hanifah daman
Sent: 17 Oktober 2008 22:21
To: Rant...@googlegroups.com
Ajo, selamat, ya. Sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni SMA 2 Pariaman di Rawang, ambo dan seluruh pengurus dan anggota mengucapkan selamat, yo. Semoga semangat, kerja keras, keuletan dan ketabahan dari Ajo Suryadi, bisa menulari kami-kami yang lebih muda. Semoga bisa kita kerjakan beberapa hal ke depan, terutama dalam penulisan buku-buku sejarah.IJP
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Lies Suryadi
Sent: 17 Oktober 2008 15:37
To: Rant...@googlegroups.com; Andris Nantuo
Subject: [R@ntau-Net] Balasan: [R@ntau-Net] Ini dia Suryadi, Pengelana dari Pariaman itu..Uni Hifni, Mak Ngah, Dinda Israr Iskandar, Kakanda Tasril, Kanda Andrinof Chaniago, 'Nantuo' Andris di Bumi Bantam, sarato kawan2, mamak, adiak, jo sudaro nan mangirim sms ka ambo nan indak bakaputusan sajak tadi malamAssalamualaikum ww wb.,
__________________________________________________
Assalamu'alaikum... Uda Suryadi, Bapak2, Ibu, Uda, Uni, sarato dunsanak saluruhnyo di palanta... Pada awalnya saya mengira Uda Suryadi adalah lulusan sejarah. eh ternyata, jurusan Sastra Indonesia Unand (ini saya ketahui setelah membuka blog sastra indonesia unand). membaca perjuangan hidup uda Suryadi, tentu ini ada bagian dari hasil dari kerja keras memperbaiki nasib dan tempaan hidup susah yang beliau alami sejak kecil hatta sampai luluspun. Beberapa peljaran yang bisa saya petik dari perjalanan hidup Suryadi adalah sebuah tohokan bagi pandangan umum masyarakat bahwa ada jurusan favorit dan ada jurusan pinggiran. sampai saat ini hal masih sangat kuat berlaku. uda suryadi yang hanya lulusan jurusan sastra, apalagi sastra indonesia, tentu dipandang biasa2 saja oleh masyarakat kita yang telah terbius oleh paradigmatik keunggulan jurusan teknik, kedokteran, dan kawan2nya. keberhasilan uda Suryadi tidak terlepas dari kesuksesan beliau diterima di Leiden Belanda. berbeda dengan Indonesia, tradisi keilmuan di eropa sangat menghormati kedudukan ilmu bahasa (salah satunya filologi), sejarah, dan filsafat. uda Suryadi yang notabene mumpuni di bidang filologi tentu mendapatkan "surga"nya di Leiden, dipenuhi oleh timbunan harta karun (teks2 sejarah) yang luar biasa. saya masih ingat dengan perkataan uda Suryadi "saya mau pulang sekarang, kalau di minang ada perpustakaan seperti di sini (Leiden)". tentu ini pernyataan yang menyadarkan kita bahwa sosok jenius sperti uda Suryadi tidak akan terpenuhi dahaga ilmiahnya melihat kondisi literatur sumbar sekarang (tentunya juga di indonesia). kalaupun telah bangkit sebuah kesadaran akan berharga naskah2 kuno dan keberadaan tulisan2 ilmiah, tentu untuk menyamai koleksi Leiden tentu butuh waktu puluhan tahun, atau mungkin ratusan tahun. kecintaan terhadap minang tentu tidak mengharuskan kita untuk terus berkarir di sumatera barat. di luarpun biasa. karakteristik orang minang adalah "mendaku" pada sosok yang telah besar. kalau sudah punya nama di luar, maka barulah kita dihargai. agaknya ini adalah spirit yang selalu dikejar oleh anak2 minang yang rela merantau jauh2, bukan karena di kampung belum berguna, tapi lebih disebabkan di kampung belum punya nama. menurut saya, kesuksesan uda Suryadi bisa merubah cara pandang orang2 tua di minang terutama, untuk mensupport anak2 yang memiliki talenta di bidang sastra, linguistik, dan sejarah. tidak semata2 gelap mata dengan jurusan teknik dan kedokteran... tidak ada stratifikasi dalam ilmu. semua memiliki fungsi dan kedudukan yang sama. semuanya sama2 bermanfaat... mungkin, itu sekedar catatan ringan dari saya. dari mahasiswa yang belum juga lulus, yang menuliskan kata2 di milis ini, hanya sebagai wahana untuk belajar. ttd anggun gunawan (23M-Jogja) |
Assalamu'alaikum...
Uda Suryadi, Bapak2, Ibu, Uda, Uni, sarato dunsanak saluruhnyo di palanta...
Pada awalnya saya mengira Uda Suryadi adalah lulusan sejarah. eh ternyata, jurusan Sastra Indonesia Unand (ini saya ketahui setelah membuka blog sastra indonesia unand). membaca perjuangan hidup uda Suryadi, tentu ini ada bagian dari hasil dari kerja keras memperbaiki nasib dan tempaan hidup susah yang beliau alami sejak kecil hatta sampai luluspun.
-------------------------------------dikuduang---------------------------------------------------
Satu lagi penganugerahan gelar adapt kepada pejabat non Minang.
Salam
Nofiardi RM
Mahfud MD Bergelar Angku Majo Sadeo |
Sabtu, 18 Oktober 2008 |
Pemberian gelar adat tersebut dalam upaya masyarakat Agam menjalin tali silaturahim, agar terbina suasana yang kondusif. Masyarakat mengharapkan, Maffud dapat memberikan buah pikirannya untuk kemajuan, sesuai makna, Angku Majo Sadeo (buah pikir yang bermanfaat) tersebut. Bupati Agam Aristo Munandar mengatakan malewakan gala ini adalah upaya masyarakat Minangkabau dalam menjalin hubungan yang lebih erat dengan berbagai kalangan, selain itu untuk mempertahankan adat. Maffud MD pada kesempatan itu mengatakan, untuk memberantas kemiskinan pemerintah tak mampu sendiri, perlu adanya kerjasama yang baik, antara pemerintah dengan masyarakat. Untuk itu persatuan dan kesatuan bangsa, toleransi antara agama serta berusaha dan berdagangan (saudagar) perlu ditanamkan dan diterapkan oleh masyarakat. Ia pun menyambut anugrah gelar yang diterima. Setelah malewakan gala, dalam pelaksanaan Salat Jumat, Mahfud didaulat menjadi khatib di Masjid Istigamah Nagari Magek. o216/K02 |
Yang mengenaskan adalah bagaimana sikap Unand dan UI atas seorang Suryadi. Dan saya kira, masih banyak yang lain punya kesaksian yang sama. Kenapa ada yang diterima menjadi dosen, kenapa ada yang ditolak. Ayo, tanya kenapa?
ijp
Suryadi, Pengelana dari Pariaman
DOK PRIBADI / Kompas Images
Suryadi
Dokter dan ahli gizi pada umumnya menyarankan pasiennya yang menderita osteoporosis untuk mengonsumsi lebih banyak susu dan produk susu lainnya karena mengandung kalsium tinggi. Kedengarannya cukup masuk diakal, tetapi tidak akan berhasil.
Orang Amerika dan Eropa Utara mengonsumsi 800 mg - 1200 mg kalsium sehari, tapi tetap saja mereka lebih menderita osteoporosis daripada orang Asia dan Afrika yang mengonsumsi 300 mg - 500 mg kalsium per hari.
Penyebab utama osteopororis adalah terlalu banyak mengonsumsi acidic yang berasal dari daging, gula dan bahan-bahan yang mengandung kimia. Untuk menetralisir aciditas tersebut, tubuh mengambil kalsium (alkalin) dari tulang.
Sehingga masalah osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu tidak cukup memakan kalsium. Masalahnya adalah mereka kehilangan kalsium. Dengan demikian, mengasup lebih banyak kalsium ke dalam tubuh bukanlah jawabannya, karena Anda bisa kehilangan lebih banyak daripada yang Anda asup (misalnya dengan tetap memakan daging, gula, dan bahan-bahan kimia lainnya).
Apabila ektra kalsium ini berasal dari makanan yang mengandung protein tinggi seperti susu, keju dan es krim, itu akan memperburuk keadaan. karena makanan ini adalah pembentuk acid. Makanan-makanan ini menyebabkan tubuh kehilangan banyak kalsium.
Solusi utama adalah membuat tubuh menjadi alkalin. Dengan memakan lebih banyak sayuran dan menghindari makanan pembentuk acid seperti daging, gula dan bahan-bahan kimia.
Kelihatannya, dokter, ahli gizi dan perusahaan susu adalah keliru bila mereka megnatakan bahwa susu adalah sumber terbaik untuk kalsium. Lebih banyak kalsium yang bisa ditemukan di biji2an (khususnya biji wijen = sesame seeds) dan rumput laut (jenis hijiki). Biji2an ini mengandung 14 kali lebih banyak kalsium dari susu. Selain itu, biji2an ini juga pembentuk alkalin, makanan ini menyediakan kalsium tanpa membentuk acid yang menghilangkan kalsium dari tulang.
artikel aslinya dapat ditemukan di link berikut ini:
http://www.natural-cancer-cures.com/acidic-condition.html
untuk mengetahui makanan apa saja yang mengandung alkalin dan acid dapat dibaca di lnk ini
http://www.essense-of-life.com/info/foodchart.htm
Sebar luaskan artikel ini untuk membantu orang-orang yang Anda kasihi agar mulai menghentikan minum susu sapi karena itu akan memperparah penderita osteoporosis. Anak sapi dewasa saja tidak minum susu induk sapinya, dan tidak pernah sapi itu menderita osteoporosis.
Zoer'aini Djamal
Pete, ternyata banyak khasiatnya! |
Written by citra |
Petai…Bau si…Tapi Khasiatnya…Wow! Pete tu mengandung 3 macam gula alami yaitu sukrosa, fruktosa dan glukosa yang dikombinasikan dengan serat. Nah..kombinasi ini, ternyata bikin kita jadi sangat bertenaga! *wah buat maniak pete, bakal makin semangat ni ngeborong pete, ki’5, tapi tunggu..sabar..sabar…baca dulu artikelnya mpe abis yak☺* Riset membuktikan dua porsi pete aja..mampu memberikan tenaga yang cukup untuk melakukan aktivitas berat selama 90 menit. Makanya, tau ga sih kalo makanan ini tu kesukaannya para atlet top! Selain itu, pete juga banyak gunanya. Bisa juga ngebantu ngobatin beberapa penyakit. Check this out! (dari berbagai sumber). - Depresi- Menurut survei yang dilakukan oleh MIND diantara pasien penderita depresi, banyak orang merasa lebih baik setelah makan pete. Hal ini terjadi karena pete mengandung tryptophan, sejenis protein yang diubah tubuh menjadi serotonin. Inilah yang akan membuat relax, memperbaiki mood dan secara umum membuat seseorang lebih bahagia. -PMS (premenstrual syndrome)- Jika mengalami PMS saat 'tamu' datang, kamu ga perlu minum pil ini ataupun itu, cukup atasi dengan makan pete. Vitamin B6 yang dikandung pete mengatur kadar gula darah, yang dapat membantu mood. -Anemia- Dengan kandungan zat besi yang tinggi, pete dapat menstimulasi produksi sel darah merah dan membantu apabila terjadi anemia. -Tekanan darah tinggi- Buah tropis unik ini sangat tinggi kalium, tetapi rendah garam, sehingga sangat sempurna untuk memerangi tekanan darah. Begitu tingginya, sehingga FDA Amerika mengizinkan perkebunan pete untuk melakukan klaim resmi mengenai kemampuan buah ini untuk menurunkan resiko tekanan darah dan stroke. -Kemampuan otak- 200 siswa di Twickenham (Middlesex) tertolong dengan mudah melalui ujian pada tahun ini karena memakan pete pada saat sarapan, istirahat, dan makan siang. Riset telah membuktikan bahwa buah dengan kandungan kalium tinggi dapat membantu belajar dengan membantu siswa semakin waspada. -Sembelit- Karena kandungan serat yang tinggi, maka pete akan mempermudah menormalkan kembali aksi pencernaan, membantu mengatasi permasalahan ini tanpa harus kembali ke laksativ. -Obat mabuk- Salah satu cara paling cepat untuk menyembuhkan "penyakit" mabuk adalah milkshake pete, yang dimaniskan dengan madu. Pete akan membantu menenangkan perut dan dengan bantuan madu akan meningkatkan kadar gula darah yang jatuh, sedangkan susu akan menenangkan dan kembali memperbaiki kadar cairan dalam tubuh. -Kekenyangan- Pete memiliki efek antasid pada tubuh, sehingga bila dada anda terasa panas akibat kebanyakan makan, cobalah makan pete untuk mengurangi sakitnya. -Mual di pagi hari- Makan pete diantara jam makan akan menolong mempertahankan kadar gula dan menghindari muntah. -Gigitan nyamuk- Sebelum anda meraih krim gigitan nyamuk, coba untuk menggosok daerah yang terkena gigitan dengan bagian dalam kulit pete. Banyak orang berhasil mengatasi rasa gatal dan bengkak dengan cara ini. -Untuk saraf- Pete mengandung vitamin V dalam jumlah besar, sehingga akan membantu menenangkan sistem saraf. -Kegemukan- Penelitian di Institute of Psychology Austria menemukan bahwa tekanan pada saat kerja menyebabkan orang sering meraih makanan yang menenangkan seperti coklat dan keripik. Dengan melihat kepada 5.000 pasien di rumah sakit, peneliti menemukan bahwa kebanyakan orang mejadi gemuk karena tekanan kerja yang tinggi. Laporan menyimpulkan bahwa, untuk menghindari nafsu memakan makanan karena panik, kita butuh mengendalikan kadar gula dalam darah dengan ngemil makanan tinggi karbohidrat setiap dua jam untuk mempertahankan kadarnya tetap. -Luka lambung- Pete digunakan sebagai makanan untuk merawat pencernaan karena texturnya yang lembut dan halus. Buah ini adalah satu-satunya buah mentah yang dapat dimakan tanpa menyebabkan stress dalam beberapa kasus yang parah. Buah ini juga mampu menetralkan asam lambung dan mengurangi iritasi dengan melapisi permukaan dalam lambung. -Mengatur suhu tubuh- Banyak budaya lain yang melihat pete sebagai buah 'dingin' yang mampu menurunkan suhu tubuh dan emosi ibu yang menanti kelahiran anaknya. Di Belanda misalnya, ibu hamil akan makan pete untuk meyakinkan agar si bayi lahir dengan suhu tidak tinggi. Seasonal Affective Disorder (SAD) (penyakit emosional yang kacau) Pete dapat membantu penderitas SAD kerena mengandung pendorong mood alami, tryptophan. -Merokok- Pete dapat menolong orang yang ingin berhenti merokok. Vitamin B6 dan B12 yang dikandungnya, bersama dengan kalium dan magnesium, membantu tubuh cepat sembuh dari efek penghentian nikotin -Stress- Kalium adalah mineral penting, yang membantu untuk menormalkan detak jantung, mengirim oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Ketika kita stress, kecepatan metabolisme kita akan meningkat, sehingga akan mengurangi kadar kalium dalam tubuh. Hal ini dapat diseimbangkan lagi dengan bantuan makan petai yang tinggi kalium. -Stroke- Menurut riset dalam "The New England Journal of Medicine," makan pete sebagai bagian dari makanan sehari-hari akan menurunkan resiko kematian karena stroke sampai 40%. -Caplak- Mereka yang suka berpaling pada pengobatan alami akan berani bersumpah, jika kamu ingin mematikan caplak, maka ambil sepotong pete, dan letakkan di caplak itu. Tetap pertahankan pete itu dengan menggunakan plester! Lalu…setelah membaca semuanya, kamu pasti jadi percaya bahwa pete adalah obat alami untuk berbagai macam penyakit. Jika dibandingin ma apel, pete memiliki protein 4 kali lebih banyak, karbohidrat dua kali lebih banyak, tiga kali lipat fosfor, lima kali lipat Vitamin A dan zat besi, dan dua kali lipat jumlah vitamin dan mineral lainnya. Jadi…mulai sekarang, jangan memandang sebelah mata ma buah satu ini… Ternyata kaya nutrisi kan? Selamat mencoba… |
__________________________________________________
...................CUT.......................
Salam.
PS- Mohon tidak mareply subjek yg sudah ada dengan subjek baru
Kalau isinya gak nyambung,
________________________________
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of Ade Zur
Sent: 18 Oktober 2008 10:23
Dari teman melalui miling
Pete, ternyata banyak khasiatnya!
Written by citra
---------CUT---------------
Kapten,Kalimek nan batua:"Hepeng do na mangatur nagara on"Mangkonyo kito ado KUHP, Kasi Uang Habis PerkaraAtau kalau kami urang Medan bilang ini SUMUT bung?nan artinyo Semua Urusan Memerlukan Uang Tunai.Nah, kalau SUMBAR apo artino? cubo takok.ajoduta/61/usa
Purwadarminta dan dikopi dek KBBI:
Sumbar; Jw. bersumbar, menyumbar; menyombong, menantang, bercakap
besar, mis is tertawa seraya ~ "Jangankan kamu, ayahmu sekalipun aku
tak takut".
KBBM: bersumbar, menyumbar; bercakap besar, memusungkan dada,
membongak, menyombong.
Salam,
--MakNgah
--- In Rant...@yahoogroups.com, Lies Suryadi <niadilova@...> wrote:
>
> SUMBAR = Semua Urusan................?
> Ndak jaleh dek ambo doh, Ajo Duta.
>
> Salam,
> Suryadi
>
Kawan ko urang awak, namo langkoknyo rasonyo Asmawati, agak lupo
ambo, lah amoek puluah tahunindak basuo. Di Indonesia kawan-kawannyo
maimbauannyo As, namo rancak manih romantis. Waktu kenal-
memparkenalkan diri jo kawan-kawan, si As ko mangecekkan ka tamu
kami urang Amerika, "Just call me Ass ...."
Mandanga kato tu, urang Amerika ko tabulancik matonyo. Kami nan alah
agak dulu mangarati arati kato tu tagalak bagumam sajo, samo caliak
mancaliakan jo kawan-kawan nan lain ... Sudah tu kami kecekkan ka si
As nan alun tahu aratinyo; akhianyo inyo pun tacangak, tagalak
basamo-samo.... :)
Salam,
--MakNgah
--- In Rant...@yahoogroups.com, "ajo duta" <ajoduta@...> wrote:
>
> Wayoi Sur................
> Namo kak tangah Sur Nurlisma juo. Waktu di Jakarta inyo tulih
> namonyo LIES juo. Sampai di Amrik tapakso diganti jo LIS, karno
> Lies itukan artinyo samo jo DUTO. Nan baru baraja bahasa Minang
> manyabuik nama ajo Duta jo Duto. Jadi cocoklah Duto bininyo
> Lies...he...he...
> Bilo ado kesempatan ka Amrik, mampir ka pondok ajo yo
Sur.............
>
> ajoduta
>
> 2008/10/18 Lies Suryadi <niadilova@...>
>
> > Ajo Duta, Mak Lembang, Da Darul, Dinda Anggun, dan sanak di
lapau,
> > Tarimo kasih atas komen dan dukungan moral untuak ambo. Sajuak
raso dalam
> > hati, sanang dalam kiro2.
> > Ajo Duta, carito mako di email kalua namo ambo LIES SURYADI
adolah dek
> > karano email nan ambo pakai ko manompang jo email rang rumah.
Namo Rang
> > rumah Nurlismaniar, bapangia Lies dek kawan2nyo.(Untuang indak
SI LIH sarupo
> > biaso di Piaman, he he). Jadi, baitulah caritonyo, Ajo Duta.
Ancik ka punyo
> > oto surang, email manompang juo jo rang rumah lai...he he.
> >
> > Salam,
> > Suryadi
> >
> > *ajo duta <ajoduta@...>* wrote:
> >
> > Alaikumsalam nakan Anggun,
> >
> > Kalau alah jaleh jantan batino Dr. Lies Suryadi dari Piaman,
> > tantu panggilan indak uda doh, tapi Ajo.
> >
> > Sekedar koreksi ketek..
> >
> > Wassalam
> > ajoduta/61/usa
> >>
> >> -------------------------------------dikuduang------------------
---------------------------------
..SOL.....
podo wae, sami mawon, samo sajo....
----------------
--
Z Chaniago - Palai Rinuak
HbH Ikatan Keluarga Maninjau - Jabotabek, tanggal 26 Oktober 2008 di
Aula Buya HAMKA , Masjid Al Azhar Jl Sisingamangaraja Kebayoran Baru
Jakarta Selatan
Monumen PDRI Dibangun |
Jumat, 17 Oktober 2008 |
Padang, Padek—Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar berencana akan membangun tugu monumen peringatan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI). Pembangunan tugu ini diharapkan bisa memperkuat legalitas perjuang PDRI yang diperingati setiap tanggal 19 Desember sebagai Hari Bela Negara. Terkait hal ini Dewan Harian Daerah 45 (DHD 45) mengusulkan agar tugu tersebut dibangun di Kota Bukitinggi. Karena Kota Bukittinggi sebagai embrio perjuangan PDRI dimulai. Namun, tidak tertutup kemungkinan di daerah lain yang juga sebagai basis perjuangan PDRI juga bisa dibangun tugu tersebut. Karena tercatat sejumlah daerah yang menjadi basis PDRI. Seperti Koto Tinggi, Halaban, Sumpur Kudus dan Bidar Alam. Ketua I DHD 45 Mansyur Sami didampingi Sekum DHD 45 Musyair Zainuddin MS usai menggelar pertemuan dengan Asisten III Setprob Sumbar, Kamis (16/10) di Kantor Gubernur mengakui dalam sejarahnya tidak ada pusat PDRI. Karena PDRI selalu gerilya di hutan belantara. Namun, di Kota Bukittinggi menjadi awal dari PDRI, karena di kota ini PDRI di deklarasikan pada 19 Desember 1948. “Kita berharap keberadaan tugu dan museum ini nantinya, masyarakat bisa mengenang bagaimana perjuangan PDRI tersebut. Hal ini juga memperkuat legalitas pejuang PDRI sendiri. Karena sudah puluhan tahun, PDRI ini baru diakui dua tahun ini,” kata Mansur. Melalui Kepres 28/2006, tanggal 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara sebagai bentuk upaya untuk mengenang perjuangan PDRI. Diharapkan dengan adanya monumen dan museum nantinya, perjuangan ini lebih bisa dimaknai oleh generasi saat ini. “DHD 45 baru sekadar mengusulkan pembangunan tugu dan museum ini di Bukittinggi. Namun ini belum pasti karena perlu perdebatan, kajian ilmiah dan seminar sebelum menetapkan lokasi definitif. Selama ini tugu-tugu PDRI memang sudah berdiri dibeberapa tempat, seperti di Bidar Alam, Koto Tinggi dan di Sumpur Kudus. Namun tugu-tugu itu hanya menyimbolkan tempat-tempat yang dilalui PDRI, bukan peringatan PDRI itu sendiri,” kata Masyur. Masyur menjelaskan PDRI baru secara resmi sebagai pemerintahan dengan segala perangkatnya pada tanggal 22 Desember 1948 di Halaban. PDRI dibentuk atas dasar Radiogram yang dikirimkan Soekarno-Hatta kepada Mr Syafruddin Prawiranegara saat Kota Jokjakarta jatuh dalam agresi Belanda ke II. Oleh MR Syafruddin Prawiranegara, bersama Mr TM Hasan dan Kolonel Hidayat didirikanlah PDRI di Bukitinggi. Mr Syafruddin Prawiranegara yang diberi mandat oleh Soekarno-Hatta saat itu mampu mengendalikan keberadaan Indonesia, walau dengan cara bergerilya (mobile) dari satu tempat ke tempat lain. Tercatat banyak daerah yang harus dilewati untuk mempertahankan pemerintaha itu. Selain Bukittingi, Mr Syafruddin Prawiranegara dan PDRI pernah ada Halaban, Bangkinang, Taratak Buluh dan Sungai Pagar, Lipat Kain, Muara Lembu, Teluk Kuantan. Selain itu rombongan juga pernah singgah di Abai Sangir, Bidar Alam, Sumpur Kudus di Sawahlunto, Koto Tinggi dan wilayah lainnya. (afi) http://www.padangekspres.co.id/content/view/20521/104/
|
Irsad Sati
33 tahun kurang sabulan
Jakarta
--- On Sat, 10/18/08, Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id> wrote:
TELAGA DEWI Telaga dewi Telaga di puincak Singgalang Airnya jernih dan sejuk Di kelilingi pepohonan khas daerah dingin Waktu itu aku masih SMA Aku ikut Yerri, Ina dan teman- teman mereka Mendaki puncak Singgalang Rintangan ke puncak Singgalang Tak seberat mendaki puncak merapi Ketika membaca mimpi pangeran Arab Yang akan membangun menara setinggi 1 km Ku bangun pula mimpiku yang canggih Tak perlu biaya semahal di Arab Hasilnya pasti luar biasa Andaikan aku bisa menguasai gunung Singgalang Gunung yang sering kupandang Dari jendela rumahku di Sungai Tanang Akan ku tebas beberapa pohon di sekitar telaga dewi Ku bangun rumah gadang Dan hanya satu-satunya rumah gadang Seperti bangunan tempo dulu Dari bambu dan atap ijuk Ku lengkapi juga dengan rangkiang Tapi fungsinya ku alihkan Ada tempat BAK dan BAB Ku bikin juga landasan Heli Kopter Rumah ini terhubung dengan dunia luar Melalui alat komunikasi yang tercanggih Rumah gadang ini Ku jadikan tempat peristirahatan Para tetamu yang berkantong tebal Yang senang menikmati Panorama Alam Misalnya para raja dan pangeran Arab Yang merindukan kehidupan bak di Sorga Pelayan di rumah ini semuanya lelaki Lelaki yang serba bisa seperti JEPE Pandai menari Pandai main bola kaki Pandai memasak Pandai bela diri Pandai bersilat lidah Pandai menulis Tak perlu banyak Siap menjadi sesuai keperluan Aku sebagai pemilik hanya datang sebagai tamu Datang pagi Pulang sore Malam hari cukup kupandangi Kerlap kerlip lampu rumah gadang Dari jendela rumahku Sungai Tanang Pasti indah dibawah taburan bintang Bengkulu, 20 Oktober 2008 Hanifah Damanhuri |
Bagus sekali puisinya
Dari dulu saya pingin sekali ke Puncak Singgalang, tapi tak pernah ke sampaian
ternyata iffah sudah jauh lbh tingii, tinggi dari menara yg tertinggi :)
salam
K Suheimi
Sunyi nan paliang sunyi iyo di Talago Dewi jo rimbo di kuliliangnyo, itu nan ambo rasokan. Kutiko kuliah dulu ambo acok ka sinan, tamasuak Marapi. Pernah pula ka puncak Kurinci. Di puncak-puncak ko taraso dunia ko sabana gadang, lueh mambantang. Mambuek awak taraso dakek jo Ilahi.
Ikolah puisi ambo dulu nan ilhamnyo dari Talago Dewi:
Untuk Teman di Sorga
telah kupetik edelwis permintaanmu
sambil memandang rembulan di riak telaga
pucat pasi ia mengembara angkasa
di antara kekakuan pepohonan dan semak
sampai hilang tak berimba
(13 Juli 1990/dari Rantak 8, antologi puisi penyair dari Sumatera Barat:1991)
Merapi jo Singgalang, simbol adaik Minang nan indak banyak urang minang sampai di atehnyo.
Salam,
Syof (38+/Padang)
|
Sunyi nan paliang sunyi iyo di Talago Dewi jo rimbo di kuliliangnyo, itu nan ambo rasokan. Kutiko kuliah dulu ambo acok ka sinan, tamasuak Marapi. Pernah pula ka puncak Kurinci. Di puncak-puncak ko taraso dunia ko sabana gadang, lueh mambantang. Mambuek awak taraso dakek jo Ilahi.Ikolah puisi ambo dulu nan ilhamnyo dari Talago Dewi:Untuk Teman di Sorgatelah kupetik edelwis permintaanmusambil memandang rembulan di riak telagapucat pasi ia mengembara angkasadi antara kekakuan pepohonan dan semaksampai hilang tak berimba(13 Juli 1990/dari Rantak 8, antologi puisi penyair dari Sumatera Barat:1991)Merapi jo Singgalang, simbol adaik Minang nan indak banyak urang minang sampai di atehnyo.Salam,Syof (38+/Padang)
Bagus sekali puisinya
Dari dulu saya pingin sekali ke Puncak Singgalang, tapi tak pernah ke sa
Subject: [R@ntau-Net] TELAGA DEWI
TELAGA DEWI
Telaga dewi
Telaga di puincak Singgalang
Airnya jernih dan sejuk
Di kelilingi pepohonan khas daerah dingin
Waktu itu aku masih SMA
Bengkulu, 20 Oktober 2008
Hanifah Damanhuri
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com
Mungkin Caro Awaknyo "basambuaran se kecek" ...
Salam,
--MakNgah
1. | sumat |
|
short for the word "something"
Josh: ur up to sumat l8r m8?
Matt: yea sure dude |
Dalam kamus-kamus kato "sumbar" jo "sesumbar" ko tmapaknyo samo
aratinyo.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia): sesumbar; v. 1. berkata dengan
takabur. 2. berakap besar (menantang, dsb).
KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) Badudu-Zain: sesumbar; Jw. sikap
rakabur, sombong.
KBBM (Kamus Besar Bahasa Melayu) Utusan: sesumbar; bercakap besar,
takbur.
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Dessey Anwar : sesumbar; berkata-
kata dengan tekeber, bercakap besar, menantang sombong.
Kamus Perwirqa bahasa Melayu: sesumbar; bercakap besar, angkuh,
tqakbur, to boast.
Mungkin Caro Awaknyo "basambuaran se kecek" ...
Salam,
--MakNgah
Salam,
Elthaf
Motto: Asura First (Asura = Asa Urang Awak)
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of hambociek
Sent: Tuesday, October 21, 2008 1:40 AM
To: Rant...@googlegroups.com
Assalamu’alaikum wr.wb
Pak Z Chaniago
Pencinta Alam sejati bukannya tidak boleh mengambil edelweis, karena edelweiss itu konon punya sejarahnya yaitu bunga kasih sayang dan pencinta alam sejati boleh memetik edelweis hanya sekuntum dan itu diperuntukan untuk sang kekasih.
Saya juga pencinta alam dan dulu di kampus kita YPTK saya ketua MAPALA Blaise Pascal.
Tk
Nafris Chaniago
Tanjung Enim - SUMSEL
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Z Chaniago
Sent: 21 Oktober 2008 8:16
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Re: TELAGA
DEWI
Assalamu'alaikum Ww
--- On Tue, 10/21/08, Nafris <naf...@bukitasam.co.id> wrote:
> From: Nafris <naf...@bukitasam.co.id>
> Subject: [R@ntau-Net] Re: TELAGA DEWI
> To: Rant...@googlegroups.com
> Date: Tuesday, October 21, 2008, 9:39 AM
> Assalamu'alaikum wr.wb
>
>
>
> Pak Z Chaniago
>
>
>
> Pencinta Alam sejati bukannya tidak boleh mengambil
> edelweis, karena
> edelweiss itu konon punya sejarahnya yaitu bunga kasih
> sayang dan
> pencinta alam sejati boleh memetik edelweis hanya sekuntum
> dan itu
> diperuntukan untuk sang kekasih.
>
> Saya juga pencinta alam dan dulu di kampus kita YPTK saya
> ketua MAPALA
> Blaise Pascal.
>
>
>
> Tk
>
> Nafris Chaniago
>
> Tanjung Enim - SUMSEL
>
>
>
> _____
>
> From: Rant...@googlegroups.com
> [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
> Behalf Of Z Chaniago
> Sent: 21 Oktober 2008 8:16
> To: Rant...@googlegroups.com
> Subject: [R@ntau-Net] Re: TELAGA DEWI
>
>
>
> Assalamu'alaikum Ww
>
> ado parangai buruak nan bisa mambedakan mana pencinta alam
> dan "pencinta
> alam"....
>
> misalnyo maambiak edelweis itu bukanlah parangai pencinta
> alam
> sejati....
>
> kok ka dipublikasi .. eloklah nan iko indak
> dimasuak-kan....
>
>
>
> Wassalam
>
> Z Chaniago - Palai Rinuak
>
>
>
>
>
--- On Tue, 10/21/08, Elthaf (elthaf) <elt...@chevron.com> wrote:
> From: Elthaf (elthaf) <elt...@chevron.com>
> Subject: [R@ntau-Net] Sesumbar dan Menjabarkan
> To: Rant...@googlegroups.com
Tk
Nafris Chaniago
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of Sembiring Sadiah
Sent: 21 Oktober 2008 9:43
To: Rant...@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Re: TELAGA DEWI
Sebuah renungan Jam sepuluh pagi pada saat terjadinya gempa bumi tanggal 26 Desember 2004 di Asia Tenggara, gempa terbesar dalam kurun waktu 40 tahun terakhir dan terbesar kelima sejak tahun 1900, Aku masih mennunggu passportku yang dikirim dari US dengan visa Angola yang dikeluarkan oleh kedutaan angola di Washington DC di kantor Fedex bandara Sukarno Hatta. Tiket untuk terbang ke Angola dengan route Singapore – paris – luanda sudah ditangan dan jam 7 malam adalah hari keberangkatan ku ketempat dimana aku akan bertugas. Situasinya sangat kritikal karena kalau passportku tidak kuterima hari ini yang bertepatan dengan hari libur semua bisa berantakan. Energi raksasa yang ditimbulkan oleh bongkahan tanah raksasa yang berpindah tempat, berpadu dengan energi raksasa yang terjadi di samudra yang membentuk gelombang tsunami seolah
dikalahkan oleh kegalauan yang berkecamuk di dikepalaku. Akhir nya setelah menanti sekitar dua jam aku menerima passportku yang sudah terbang sendiri bolak balik ke negeri paman sam. Wassalam http://zkahara.wordpress.com/ Male - 50th kalau lurus jalan ke maninjau you must be in the wrong state.... |
Sanak Z Chaniago,
Iyo sabana batua nan bantuak itu. Alhamdulillah salamo mandaki gunuang ambo alun pernah maambiak atau marusak edelwis lai. Untuang ambo cuma 'mamatiak' dalam puisi, sarupo 'mamatiak' jo tustel.
Salam angek,
|
From: Z Chaniago <z.cha...@gmail.com> |
Mak Sutan Parapatiah,
Indak ado urang nan namuah mangawinkan anak gadihnyo jo urang se-Sumbar doh, kalau jo urang sesumbar mungkin sajo ado.
Kalau diganti jo Sumat beko kalau ado nan batanyo kama dijawab bantuak iko, "Ke Sumat."
Kalau ado nan mangecek, "Sumtra betul-betul enak", kok tadanga dek urang manjadi 'Sutra', iyolah kurang sopan.
Tapi nan menarik subananyo sebagian besar koran nasional jarang mamakai singkekan daerah bantuak Sumbar. Di grup TEMPO ampia indak ado, inyo ditulih lengkap sajo: Sumatera Barat. Pernah dulu dipopulerkan penulisan pakai strip manjadi Sum-Bar, tapi nampaknyo kini alah ilang pulo di media ko.
Salam,
Syof (38+/padang)
|
From: Darul M <dar...@gmail.com> |
Salam
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of Sembiring Sadiah
--- On Mon, 10/20/08, Zulkarnain Kahar <kahar_zu...@yahoo.com> wrote:
> jalan ke maninjau you must be in the wrong state....
Tarimo kasih pulo alah memperkenalkan diri sabalunnyo ka MakNgah di
Jalua Paribadi sarato mangupdate kenangan MakNgah 44 tahun nan lalu
ka sanak famili di Guguak Tinggi, Guguak Tabek Sorojo.
Salam,
--MakNgah
--- In Rant...@yahoogroups.com, Sembiring Sadiah
Assalammualaikum Wr Wb bapak Suheimi yth dan dunsanak sapalanta dimanapun berada. Bapak Suheimi Makasih atas motivasinya. Yang bagus itu kali mimpinya he he he. Tapi bikin marah para pecinta alam yang peduli lingkungan. Di puncak Singgalang Agak susah menyaksikan pemandangan Terhalang oleh pepohonan Tidak seperti dipuncak merapi Bebas hambatan Tapi tak bisa berlama-lama di atas Di puncak Singgalang bisa nginap Karena ada air sebagai sumber kehidupan Kalau dibikin rumah gadang yang tinggi dari pohon Pastilah akan nampak pemandangan nan indah nian. Wass Hanifah Damanhuri |
--- On Mon, 10/20/08, suheimi ksuheimi <ksuh...@yahoo.com> wrote: |
From: suheimi ksuheimi <ksuh...@yahoo.com> |
Bundo, pa kabar ??? Lamo indak mancogok, kama sen bundo ? Mudah-mudahan bundo barado dalam kaadaan sehat walafiat handaknyo. Amin Rancak pasan bundo di bawah, singkat, padat dan penuh makna. Wass Hanifah Damanhuri --- On Tue, 10/21/08, Hayatun Nismah Rumzy <hni...@yahoo.com> wrote: |
From: Hayatun Nismah Rumzy <hni...@yahoo.com> |
Iko ambo ambiak dari konsultasi dari situs eramuslim. Nan batanyo nampakno urang awak, namomo Iyokorasaky, iyo go ah???
Yahudi merupakan suku bangsa yang menganut sistem kekeluargaan garis ibu alias Matriarhat, sebagaimana suku Minangkabau di Nusantara. Jadi, jika seseorang itu memiliki ayah seorang Yahudi namun ibunya bukan, maka secara adat, ia tidak diakui sebagai seorang Yahudi. Namun jika seseorang itu memiliki ibu berdarah Yahudi, sedang ayahnya bukan, maka dia diakui secara adat sebagai seorang Yahudi.
http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/indikator-seorang-berketurunan-yahudi.htm
Junaidi, 42, kandang singo
Cuman sayang, kok iyo samo sistim kekerabatan awak jo urang2 sinan, kok
urang awak indak bisa Cando mereka???
Jadi.... Mari wak tanyokan ka karisiak nan barayun :)
Salam.
-----Original Message-----
From: Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On
--- On Tue, 10/21/08, Datuak Arifz <arif...@yahoo.com> wrote:
Detail lihat di:
http://www.eramuslim.com/konsultasi/konspirasi/masihkah-ada-yahudi-taura
t.htm
Jeje - Aryandi K92, 35th
The British International School Jakarta, 021-7451670 ext 256
Tingkatkan Integritas Diri, Jalin Silahturrahim, Mari Bersinergi, Ayo
Jemput Rezeki, Bantu Anak Negeri
-----Original Message-----
From: Nofend Marola [mailto:nof...@rantaunet.org]
Sent: Tuesday, October 21, 2008 2:58 PM
To: Rant...@googlegroups.com
pengajar pencak silat di STIE.
sehhann
JUSUF Kalla pernah bilang, ”Saya tidak punya partai. Partai saya ya Lembang Sembilan dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan.” Pernyataan itu dilontarkan awal 2004, saat Kalla dikucilkan dari Partai Golkar karena nekat mencalonkan diri sebagai RI-2 tanpa restu Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung. Pada pemilu lalu, dua kelompok itulah yang kemudian menjadi urat nadi perjuangan politik sang saudagar Bugis.
Tapi itu tentu cerita lama. Sejak akhir 2004, Kalla adalah Ketua Umum Partai Golkar. Lingkaran pendukungnya yang dulu tersisih sekarang menempati posisi kunci di Partai Beringin. Jajaran pengurus pusat Golkar yang dulu sempat dipecat karena mendukung pasangan Yudhoyono-Kalla, seperti Firman Soebagyo, Burhanuddin Napitupulu, Anton Lesiangi, dan Malkan Amin, kini malah menjadi benteng Kalla di Beringin.
Dengan mesin partai terbesar di negeri ini di bawah komandonya, kekuatan jaringan politik Kalla memang jadi berlipat-lipat. Apalagi dua ”partai”-nya dulu, Lembang Sembilan dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, sampai sekarang masih setia mendukungnya. Empat tahun duduk di kursi wakil presiden, akar Kalla di sana jelas makin menggurita. Diam-diam, Kalla juga punya blok pendukung baru: Forum Saudagar Nusantara.
l l l
Pekan lalu, kesibukan terasa benar di lantai dua gedung itu. Sejumlah orang hilir-mudik membawa map penuh berkas. Di satu ruangan, dua orang sibuk mengetik di komputer. ”Ini pusat Lembang Sembilan, tempat semua kegiatan kami dikoordinasi,” kata Fiam Mustamin, kepala kantor Institut Lembang Sembilan, lembaga pengkajian politik yang identik dengan gerakan pemenangan Jusuf Kalla pada pemilu lalu. Kantor mereka adalah gedung megah berlantai empat di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Pada awal berdirinya, Juli 2003, lembaga ini berkantor di Jalan Lembang Nomor 9, kediaman keluarga Kalla di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Dari sanalah kelompok ini mendapat namanya. Tujuan keberadaan mereka saat itu hanya satu: membantu Jusuf Kalla menang dalam Konvensi Partai Golkar.
Selain Jusuf Kalla, ada delapan nama yang tercatat sebagai anggota dewan pendiri Lembang Sembilan. Mereka adalah Achmad Kalla (adik Jusuf Kalla), Aksa Mahmud (adik ipar Kalla), serta enam kawan dekatnya: Alwi Hamu, Muhammad Abduh, Muhammad Taha, Sofyan Djalil, Tanri Abeng, dan Syahrul Udjud. Setelah Kalla mundur dari konvensi dan bergabung dengan Yudhoyono, Lembang Sembilan pun menjadi bagian dari tim kampanye nasional pasangan ini.
Pascapemilu, lembaga ini mati suri. ”Kami hanya menggelar diskusi internal untuk memberikan masukan kepada SBY-JK,” kata Fiam. Karena Kalla sudah naik jadi wakil presiden, tugas partai pengusungnyalah untuk ”mengamankan” kiprah dan kebijakannya. ”Kami tak masuk wilayah politik,” kata Fiam lagi.
Baru sekarang, sembilan bulan menjelang pemilihan presiden, Lembang Sembilan menggeliat kembali. Fiam mengklaim lembaganya kini sudah punya kaki di setiap provinsi. ”Aktivis kami berasal dari beragam latar belakang etnis, agama, dan profesi,” katanya. Keragaman inilah yang menjadi kekuatan Lembang. ”Masing-masing aktivis ini punya komunitas dan jaringan sendiri, yang selalu dirawat dan diajak berkomunikasi.” Berulang kali Fiam menegaskan bahwa lembaganya bukan lembaga politik atau organisasi massa. ”Justru ini wadah buat mereka yang apriori kepada partai politik.”
Periode konsolidasi Lembang sekarang hampir rampung. November nanti, semua pengurus Lembang Sembilan akan menghadiri rapat kerja nasional di Jakarta. Agenda utama rapat itu adalah membahas program yang perlu dikerjakan untuk memastikan kemenangan Kalla tahun depan.
Sebagian besar motor penggerak Lembang Sembilan adalah perantau asal Sulawesi Selatan. Mereka tergabung dalam Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan, paguyuban warga Sulawesi dari empat etnis: Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar, yang tersebar di seluruh Indonesia. Anggotanya diklaim mencapai 14 juta orang. ”Tujuan perhimpunan kami adalah menjalin silaturahmi dan melakukan kegiatan sosial,” kata Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Kerukunan, Frederik Batong, pekan lalu. Di kelompok ini, Jusuf Kalla menjadi ketua dewan penyantun.
Para aktivis Kerukunan berasal dari bermacam partai. Frederik, misalnya, calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Patriot. ”Semua partai ada di sini,” kata Frederik. Salah satu kegiatan sosial kelompok ini adalah memberikan santunan untuk warga Sulawesi yang kurang mampu. ”Kami juga memberikan beasiswa untuk anak-anak sekolah,” ujarnya.
Meski mengklaim bukan organisasi politik, Kerukunan tidak malu-malu mengumumkan dukungannya kepada Kalla. Awal Oktober lalu, di hadapan Kalla dan sekitar seribu saudagar Bugis-Makassar, Ketua Badan Pengurus Pusat Kerukunan, Hasanuddin Masaille, terang-terangan meminta pasangan SBY-JK maju lagi menjadi presiden dan wakil presiden pada 2009.
”Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan harus tetap utuh. Semua anggota ’partai’ ini di seluruh Indonesia harus bersatu-padu,” kata Hasanuddin dalam acara pembukaan Pertemuan Saudagar Bugis-Makassar itu. ”Bapak Kalla sebagai jarumnya, sedangkan kami sebagai benangnya. Sebagai benang, di mana pun Bapak berada, di situ pula kami berada,” katanya lagi disambut keplok meriah hadirin di gedung Celebes Convention Center, Makassar, itu. Mendengar itu, Kalla tersenyum simpul.
Pertemuan tahunan saudagar di Makassar merupakan salah satu acara tetap Kerukunan. Alwi Hamu, orang kepercayaan Kalla, adalah ketua panitia tetap acara itu. Acara yang digagas sejak 1996 itu kini diperluas dan diadakan di mana-mana.
Sejak dua tahun lalu, berturut-turut digelar pertemuan saudagar Banjar, saudagar Aceh, saudagar Bali, saudagar Tatar Sunda, saudagar Minang, dan saudagar Melayu. April lalu, perwakilan dari semua forum pengusaha lokal ini berkumpul di Denpasar, Bali, dan sepakat membentuk Forum Saudagar Nusantara. Jusuf Kalla hadir dan memberikan pengarahan dalam setiap pertemuan saudagar.
Firdaus H.B., Sekretaris Jenderal Forum Silaturahmi Saudagar Minang, mengakui peran penting Jusuf Kalla dalam pembentukan forum-forum pengusaha ini. ”Kami memperoleh motivasi dari Pak Kalla,” katanya. Dia juga tak menampik bahwa aspirasi politik kelompok ini condong kepada Kalla. ”Kami memang berharap pemimpin bangsa ke depan adalah saudagar, orang yang mengerti dagang.”
l l l
Ketua Pengurus Pusat Golkar Firman Soebagyo adalah salah satu aktivis awal Lembang Sembilan. ”Saya sudah bergabung sebelum konvensi calon presiden Golkar,” katanya pekan lalu. Dia menegaskan, setiap langkah politik Lembang akan selalu berkoordinasi dengan Golkar. ”Pada saatnya, Lembang Sembilan akan merapat pada Golkar,” katanya.
Meski sampai pemilu legislatif April 2009 Golkar belum akan mengumumkan calon presiden dan wakil presiden jagoannya, sejumlah sinyal sudah bisa dibaca telanjang. ”Kami ikut pemilihan presiden untuk menang,” kata Firman pendek ketika ditanyai apakah Golkar akan mencalonkan Jusuf Kalla sebagai presiden.
Golkar, menurut Firman, tak akan memaksakan diri mengajukan calon presiden jika tak ada kader yang tingkat popularitasnya meyakinkan. ”Kalau situasinya begitu, lebih baik kami di posisi nomor dua,” katanya. Firman yakin menjadi RI-2 bukan berarti jadi ban serep belaka. ”Kekuatan Golkar di parlemen bisa memperkuat bargaining position.”