IKAN PARI SEBUAH POTENSI
By : Jepe
Dulu ketika saya anak-anak menjelang remaja yang cukup larut dengan denyut kehidupan nelayan sepanjang bibir pantai kota Padang, salah satu jenis ikan hasil tangkapan nelayan adalah ikan pari. Boleh dikatakan ikan pari yang biasanya terperangkap dalam pukat dan bagan oleh nelayan saat itu dipandang “sebelah mata” karena ikan ini tidak menjanjikan pendapatan yang menggiurkan dibandingkan ikan-ikan yang cukup popular dan digemari dikonsumsi masyarakat, sebut saja seperti ikan kembung, tongkol atau tuna, gabur/kue, capa, kerapu dan beberapa ikan karang lainnya.
Masih segar dalam ingatan saya ketika ikan pari ini terperangkap dalam pukat nelayan, biasanya pemilik pukat tidak begitu mempedulikannya bahkan dibuang begitu saja jika ukurannya tidak terlalu besar.Ikan pari yang bulat pipih berekor panjang yang dibuang nelayan ini biasanya ekornya kami potong lalu dijadikan mainan berupa cambuk. Cambuk ekor pari yang berukuran cukup besar dan panjang ini juga digunakan oleh juragan pukat sebagai senjata saat ikan-ikan dalam kantong pukat (Minang : Kandua) dikeluarkan lalu dimasukan dalam keranjang rotan (Minang pesisir : Kerong), biasanya masyarakat-masyarakat yang mengelilingi kandua ada saja yang nakal mengambil ikan-ikan didalam kandua tersebut atau bahasa minang pesisir dikenal dengan istilah “tukang cacak lauk” nah jika ketahuan oleh juragan pukat yang mengawasi hasil tangkapannya maka tanpa ampun akan melayangkan cambuk ekor parinya kepada si “tukang cacak”. Jika lecutan cambuk juragan pukat ini cukup telak berlabuh di pergelangan tangan maka akan berakibat memarnya tangan berupa baretan yang cukup perih.
Berbicara tentang ikan pari tentunya saya punya pengalaman memancing bersama nelayan diperairan dangkal berkarang sepanjang garis pantai atau pulau-pulau terdekat dari daratan. Jika ikan pari memakan umpan pancing saya apalagi ukuran yang sangat besar jangan harap atau kecil sekali peluangnya untuk mendapatkannya. Ikan pari tersebut dengan badannya yang pipih dan “sayap” nya yang dinamis bergerak ketika ikan tersebut ditarik maka dia sekuat tenaga merapat kedasar laut yang berpasir lembut. Pancing terasa sangat berat sekali ditarik jika ikan pari ini sempat bertumpu merapatkan badannya ke dasar laut, jika ikan pari ini sangat besar maka senar nilon tali pancing yang saya tarik karena kekuatannya tidak dapat mengimbangi kekuatan ikan pari yang bertahan merapat dipasir dasar laut akan putus.
Seandainya ikan pari ini ukuran sedang saat dia bertumpu didasar laut sementara saya cukup kewalahan menariknya berdasarkan pengalaman yang saya dapat dari nelayan sahabat memancing saya , cara agar ikan ini melepaskan diri saat bertumpu didasar laut adalah nilon tali pancingan yang tegang digetarkan layaknya memetik senar gitar. Getaran nilon yang merambat sampai kemulut ikan pari yang terkait dimata pancingan akan membuat ikan tersebut merasa tidak nyaman (mungkin begitu) sehingga dia akan melepaskan badannya yang pipih bertumpu/cengkram didasar laut yang berpasir. Ketika ikan ini melepaskan diri dari cengkramannya disaat itulah saya menarik (mengatrol) tali pancing saya tanpa memberikan kesempatan lagi bagi ikan pari tersebut merapat kedasar laut.
Sungguh mengasikan menarik ikan pari yang melayang-layang di dalam air, karena badannya yang bulat pipih tentu ikan ini dalam mengadakan perlawanan yang “unik” saat ditarik. Akselarasinya cukup “liar” didalam air saat tali pancing ditarik, kesana kemari melayang-layang didalam air tidak tentu arah, ini akan memberikan sebuah kepuasaan atau candu dalam memancing. Saat menarik tersebut kami telah menduga dan biasanya tidak meleset bahwa yang menarik pancingan kami adalah ikan pari, lalu kami berkata saat ikan tersebut berhasil naik kedaratan atau diatas perahu “Ahhh pari..buang sajalah”
“Ahhh..pari..buang sajalah” sebuah ungkapan bernada “miring” kalau ikan ini dapat kami pancing, hanya dipandang sebelah mata dalam arti kami tidak tertarik membawa hasil tangkapan ini untuk dijadikan masakan yang lezat dengan bahan dasar ikan jika dibandingkan ikan-ikan laut lainnya yang beragam dan rasa dagingnya gurih dan enak .Tapi sekarang ikan pari tidak bisa lagi dipandang sebelah mata, ikan pari sebuah potensi yang menjanjikan bagi nelayan untuk meningkatkan pendapatannya, berbagai olahan makanan berbahan dasar daging ikan pari saat ini memberikan pendapatan yang cukup menggiurkan bagi nelayan.
Sebagai contoh ketika saya berkunjung ke Bagansiapiapi ibu kota dari Kabupaten Rokan Hilir, Riau., tidak lengkap rasanya saya pulang ke Pekanbaru tanpa membawa oleh-oleh berupa “Dendeng Ikan Pari”. Ikan pari ini layaknya dendeng, daging ikan ini diiris setipis mungkin lalu dikeringkan dengan jalan menjemur ditengah terik matahari. Setelah didapatkan kering yang pas lalu dibungkus dalam plastik dan siap dijual. Dendeng ikan pari ini rasanya tidak begitu asin, gurih dan garing (crispy) jika digoreng dan sangat cocok sekali sebagai menu tambahan ketika bersantap. Dendeng ikan pari ini setelah digoreng kering lalu dimasukan kedalam sebuah wadah tertutup rapat (stoples atau plastic ware) bisa juga untuk mendapatkan rasa gurih yang khas dengan menaburkan bawang goreng. Dendeng ikan pari ini siap mendampingi santap makan siang atau malam kita sehari-hari dirumah layaknya seperti kerupuk yang lazim sebagai “camilan” tambahan saat bersantap.
Ini yang paling dicari dan diminati masyarakat yang berkunjung Ke Bagansiapiapi yaitu Ikan Asin Pari (Dendeng Pari),
tipis, garing digoreng, asinnya sedang. Harga sebungkus dendeng Pari Rp 30.000 , berat sekitar 500 Gram
Dendeng ikan pari dari Bagansiapiapi yang merupakan produk olahan ikan hasil tangkapan nelayan memberikan pendapatan yang cukup menjanjikan bagi nelayan dan usaha indutri rumah tangga bagi masyarakat yang kehidupannya bergantung pada hasil laut diseputar peraian Bagansiapiapi. Dendeng ikan pari dari Bagansiapiapi ini salah satu komiditi unggulan ekspor dan sangat diminati oleh negara tetangga seperti Singapur dan Malaysia, bahkan karena sangat tingginya permintaan kedua negara tersebut para pelaku usaha dendeng ikan pari ini kewalahan memenuhi permintaan mereka. Ini juga dibuktikan saya kadang-kadang harus gigit jari tidak mendapatkan dendeng ikan ini disebuah toko warga keturunan yang khusus menjual aneka ikan kering dan asin sebagai oleh-oleh khas dari kota Bagansiapiapi saat bertugas karena dendeng ikan pari sebelum beredar dipasar domestik telah habis terjual untuk memenuhi pasar negara tetangga tersebut.
Saya juga pernah membaca sebuah artikel disebuah harian Nasional tentang seputar ikan pari ini, artikel tersebut bercerita disebuah perkampungan nelayan di Jakarta Utara para nelayan yang hidupnya tergantung dari hasil tangkapan ikan dilaut sepanjang pantai kepulauan seribu kulit ikan pari yang cukup tebal setelah dikeringkan diekspor ke negara Eropa terutama ke Paris. Kulit kering ikan pari ini dijadikan bahan baku produk fasion seperti jaket kulit yang unik dan beragam produk fasion lainnya.
Ranah minang dengan potensi perikanan dan hasil lautnya yang berlimpah disepanjang pesisir pantai barat Sumatera seperti Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Padang Pariaman dan Kabupaten Pasaman serta tentunya tidak asing lagi dengan Kabupaten Kepulauan Mentawai yang berada ditengah samudera Hindia tentunya ikan pari yang dulunya dipandang “sebelah mata” oleh nelayan, saat ini berpotensi memberikan pendapatan yang menggiurkan mengingat permintaan yang sangat tinggi baik pasar domestic dan manca negara terutama negara jiran kita seperti dendeng ikan pari tersebut serta kulit keringnya yang diekspor ke Eropa.
Saya sendiri tidak tahu apakah di ranah minang tercinta telah ada industri rumah tangga apakah masyarakat nelayan secara perorangan, kelompok tani nelayan atau koperasi-koperasi nelayan telah mengusahakan hasil olahan ikan pari ini.Jika belum atau memang sudah ada tapi belum terkoordinir perlu kiranya Instansi atau dinas terkait dalam bidang perikanan di Ranah Minang (Baca : Propinsi Sumatera Barat) lebih aktif lagi menangkap peluang bisnis paska penangkapan ikan pari ini, jika perlu para penyuluh perikanan dengan beberapa nelayan melakukan studi banding ke Kota Bagansiapiapi untuk mempelajari apa dan bagaimana pengolahan ikan pari menjadi sebuah produk olahan berbahan dasar ikan seperti dendeng dan mempelajari pasar yang masih terbuka lebar terutama untuk ekspor kenegara tetangga serta mekanisme perdagangannya.
Ranah Minang tercinta kita begitu kaya dan subur dengan segala hasil perikanan baik daratan maupun lautan tapi kurang berpihaknya pemerintah kepada sektor pertanian (dalam arti yang luas) membuat para petani dan nelayan selalu selalu berada diposisi yang terpinggirkan, miskin, tidak berdaya, melemahnya daya saing akibat “invasi” hasil pertanian dari negara lain sebut saja Thailand, Cina, Australia dan Amerika. Saatnya pemerintah siapapun yang terpilih menjadi Presiden periode berikutnya lebih peduli lagi dan meng “back up” habis-habisan para petani dan nelayan dengan memberikan segala kemudahan dan insentif bagi petani dan nelayan terutama menyangkut sarana dan prasarana pertanian serta memberikan kepastian pasar dan harga jual yang menguntungkan pagi para petani dan nelayan sehingga ujung-ujungnya tentu akan memberikan kesejahteraan bagi petani dan nelayan. Salah satu potensi yang menjanjikan peningkatan pendapatan nelayan tersebut adalah ikan pari dengan berbagai produk olahannya.
Pekanbaru, 14 Mei 2009
Fillet Ikan Pari Bakar
Ikan pari dagingnya segar (fillet) bisa juga diolah menjadi makanan yang lezat dan berselera, ketika saya mampir santap malam disebuah restoran Sea Food yang cukup terkenal di Kota Rantau Prapat-Sumut saya mencoba ikan pari bakar. Daging ikan pari yang dipotong (fillet) berbentuk persegi dibakar dengan bumbu ala sea food. Sebelum dibakar fillet daging ikan pari tersebut dilumuri dengan bumbu seperti bawang putih, merica bubuk, jahe yang dihaluskan dan kecap asin. Setelah matang lalu disajikan dengan sambal sea food, fillet ikan pari bakar ini serpihan dagingnya yang berlapis-lapis tipis merekah dan menyerap bumbu sampai kedalam begitu lezat dimakan serta dicocoli sambal sea food. Sangat pas dan terasa lezat krenyes-krenyes santap malam saya fillet bakar ikan pari ini bersama terung ungu bakar..ahhh..emang edunnn rasanya.Silahkan berkreasi dengan fillet ikan pari mungkin bisa juga dibuat steak ikan pari yang lezat.(JP)
Bagi dunsanak yang punya akses (alamt email) ke instansi dan dinas perikanan atau pelaku ekonomi disektor perikanan silahkan saja dteruskan email saya ini
Mat Jepe jo adidunsanak palanta,
Kalau di batam ko barangkali hidangan olahan dari lauiklah yang mamacik
Satali jo Ikan hiu nan biasonyo ndak lamak pulo dagiangnyo, biasonyo Cuma diambiak siripnyo nan saketek tu se..memang haragonyo tinggi
Di daerah Nagoya batam yaitu pusat kota dari segi kuliner jo shoping centrenyo batam
Ado sea food yang khusus menyajikan idangan hiu jo pariko
Yang paliang ambo suko adolah pari yang dipepes, kalau caro awaknyo di palai
Tapi palai pariko indak kariang do tapi basah
Kuah lado jo bawangnyo bacampua satu ndak kalua dari ikan dek sudah ditungkuih jo daun pisang dilapisi alumunium foil
Sabana padeh..
Ambo cuboan lo di rumah.. sampai duo kali..ndak juo samo doh
Sasudah ambo baraja asam padeh urang melayu ternyata saronyo hampia samo jo pepes pari tu
Kironyo bumbunyo sederhana sajo
Aia limau, utk marandam pari supayo ndak amih +B. Putiah + garam
Lado sirah , bawang merah, tomat merah, daun bawang..udah giliang kasar..
Dibaka di ateh baro tampuruang sadang elok angeknyo..dek tatutuik dek alumunium foil, jadinyo marasuak bumbu kadalam ikan ko..jadi ado kuah sirahnyo.. pas dibukak..manggabun asok aluih dr dalam tungkuih daunnyo..
Jadi lapar..
Alah duh
Bagi ambo seluruh nan barasal dari lauik tu bisa diolah jadi kuliner yg lezat kalo kito namuah batanyo suok kida ka
Suku2 lain nan ado di nagari awak ko, sdg nan baracun sekalipun msh ado kiat khususnyo dari sebagian urg..
Ambo heran waktu Da Nofrin mangecek an susah utk maadokan acara baka ikan disikuai
Apo mmg ndak ado ikan di sakaliliang sikuai tu?
Alamak..
Sarahan ka tukang papeh agak 3 jam barangkali lah bisa manjamu urang sapalanta mah..
Baa gak ati Mat Jepe du?
Wassalam
Rina, 32, batam
Datuk Arif
Betul sekali, disinilah seharusnya para elit penguasa negara kita ini
harusnya lebih berpihak kepada masyarakat badarai disektor pertanian
(dalam arti yang luas termasuk nelayan) selama ini memang sangat
memprihatinkan kehidupan mereka, malah saya yang suka sekedar kumpul2
di warung/lapau nelayan pesisir pantai sambil maota2 dengan
mereka..terucap obral mereka yang cukup "ekstrim" kira-kira begini
Tasarah sajo para elit2 baik partai atau birokrat tu kok kayo2 lah dek
korupsi KKN..lah bosan kami mandanga carito tu...nan pantiang dek kami
BBM murah, bisa malauik..dapek ikan banyak sarana prasarana pertanian
kami murah didapek, penghasilan kami maningkek sahinggo iduik nan
susah bantuak iko..lah jadi tu, samantaro awak nan mamiliah urang2
tu..paliang ha..ha hi ..hi...ditingkek elit..sudah
balawan..bakawan..balawan bakawan.lah jaleh untuak kepentingan elit2
tu ..siapa dapat apa jiko barundiang2..(koalisi)..tasarah sajo lah dk
elit tu..kok ka kayo..KKN dek bakuaso..nan pantiang dek
kami..terpenuhi hal-hal nan paliang mendasar dari iduik samisal
sembako jo BBM terjangkau, biaya pendidikan jo kesehatan kok ndak
gratis murah..mimpi kami hanyo itu..
Mungkin dek raso frustasi nan bakalabihan dari masyarakat badari
ko..nan mambuek mereka apatis jo pemilu..buktinyo 40 %cuek sajo indak
mamiliah..sabab dalam pemikiran yang sederhana mereka menganggap..sia
pun nan manang tatap buek kepentingan elit tu..yo itu tadi bantuak
koalisi..para elit nan cukuik seruuuu...deal2 politik mereka kan
memang begitu "siapa dapat apa"..bagi2 kekuasaan baik ditingkat
menteri dan jabatan2 strategis lainnyo
Kartun Benny dan Mice di harian kompas..sangat pas menggambarkan
kondisi para elit itu..kito baharok sajolah..mudah2an pemerintahan
yang akan datang bisa lebih memberdayakan..petani dan nelayan.
Kok petani sejahtera..dalam arti terpenuhi kebutuhan iduiknyo nan
paliang mendasar, tantu elit2 nagari ko kok yo kayonyo..lamak lo
menikmati kayonyo jo raso aman..antah lah
Baa kecek pusi Uni Iffah..kalau petani dan nelayan tu sabananyo jarang
jadi pecundang, tapi kini dek indak taparatikan Elit yang berkuasa yo
lah manjadi pecundang bana dinagari nan SDA nyo ko kayo
Samo2 kito caliak lah..bisuak..hasil koalisi elit ko..manuruik ambo
kok bapikia paliang moderat syah2 sajo..mereka bakoalisi "Siapa dapat
apa" bagi2 kekuasaan baik diparlemen maupun di pemerintahan tapi tantu
hendaknyo juo "berkoalisi" mamparatikan masyarakat badarai ditingkek
nelayan dan petani nan nota bene suaro para elit ko duduak banyak dari
siko..jadi samo2 aman kan..itu manuruik ambo
Rina
Batua bana Tina apopun hasil lauik..sabananyo dapek dijadikan makanan
yang lezat tagantuang caro maolah jo mamasaknyo, sarupo ikan gaguak
(nan bantuak lele tu...basangek), dagiangnyo yo amba sajo tapi katiko
diolah sarupo nan pernah ambo caritokan, baa kecek Rina harus kreatif
tanya sana sini manjadi makanan nan lezat ikan gaguak ko katiko di
gulai padeh campua jo pucuak daun sikaduduak..ditambahkan lo asam
durian atau tempoyak..iko pernah ambo cubo dulu di Muko2 dirumah
seorang Ibu tampek tingga ambo..yo lain lo lamak dagiang ikan gaguak
nan "dilirik sabalah mato" dek nelayan kok kanai tangkok ikan ko.
Iyo bana..ikan baracun sajo bisa diolah..ambo manonton disaluran
kuliner dan traveling..makanan ekstrim diberbagai negara nah di Japang
tu diolah urang ikan baracun kalau dek awak namo ikan ko Bonta atau
Buntal..Di Japang tu namo ikan ko FUBU (agak lupo spelingnyo..apo
FUGU) disebuah restoran elit.
Ahaa,,iyo kok ikan segar lansuang manggalatiang dari mamapeh ko..indak
paralu bana ribet bumbu2nyo diagiah asam jo garam sajo dibaka lah jadi
mah..tingga mambuek aneka sambal sajo untuak cocolannyo..bahkan indak
babumbu bagai ndak baa do sarupo nan ambo lakukan di Mentawai..ikan
gabua atau ikan kue nan baru dapek kanai panciang..masih maangok ciek2
ikan ko..lansuang dibaka sajo..lah matang tingga dicocol sajo jo kecap
sambal botolan..lah hebat mah sensasi rasonyo...
Salamaik mamapeh yo diakhir pekan katangah lauik..jaan lupo
laporannyo..ikan apo sajo nan kanai papeh...bagi ambo pai mamapeh ka
lauik perairan dangkal berkarang jo sampan bacadiak..selalu
mengasikan..Tarikan ikan ini yang nggak bisa dibeli..batua ndak
Rina...jujuiknyo ko nan indak ado urang manjuanyo..iyo po rak Nyonya
Permadi
Rina lanjuik lah episode sinetron "OPELET CB" kito
Wass-Jepe
From:
Rant...@googlegroups.com [mailto:Rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Jupardi
Sent: Thursday, May 14, 2009 11:17
AM
To: Rant...@googlegroups.com
Cc: alumn...@yahoogroups.com
Subject: [R@ntau-Net] IKAN PARI
SEBUAH POTENSI.... By : Jepe
Fillet Ikan Pari Bakar
Ikan pari dagingnya segar (fillet) bisa juga diolah menjadi makanan yang lezat dan berselera, ketika saya mampir santap malam disebuah restoran Sea Food yang cukup terkenal di Kota Rantau Prapat-Sumut saya mencoba ikan pari bakar. Daging ikan pari yang dipotong (fillet) berbentuk persegi dibakar dengan bumbu ala sea food. Sebelum dibakar fillet daging ikan pari tersebut dilumuri dengan bumbu seperti bawang putih, merica bubuk, jahe yang dihaluskan dan kecap asin. Setelah matang lalu disajikan dengan sambal sea food, fillet ikan pari bakar ini serpihan dagingnya yang berlapis-lapis tipis merekah dan menyerap bumbu sampai kedalam begitu lezat dimakan serta dicocoli sambal sea food. Sangat pas dan terasa lezat krenyes-krenyes santap malam saya fillet bakar ikan pari ini bersama terung ungu bakar..ahhh..emang edunnn rasanya.Silahkan berkreasi dengan fillet ikan pari mungkin bisa juga dibuat steak ikan pari yang lezat.(JP)
Di Balik papan selain yang terkenal dengan kepiting serta berbagai kuliner ikan baik woku atau dabu-dabu.
Ada juga kuliner Jawa yang menyediakan nasi pecel + ikan pari bakar ini.
Untuk makan siang yang ingin serba ringkas dan cepat pari bakar plus pecel yang segar dan peyek terasa sangat praktis dan aduhai…
Kalau ingin berleha-leha waktu makan malam, baru penggunaan tang untuk mengupas kepiting atau merasakan/menghirup kuah woku yang segar akan sangat bermakna…
Tapi kalau di RMP ambo acok mamiliah gulai kuniang ikan tongkol ( ado yang manyabuik pangek masin) .
Apo memang ikannyo nan kadang putiah dagiangnyo itu ikan HIU ??? ( kawan ambo mangecekkan baitu…kami nan urang Kiktenggi maiyokan sajo),
Wass
St.RA 54+