[R@ntau-Net] DAMPAK PRRI

191 views
Skip to first unread message

Reni Sisri Yanti

unread,
Feb 13, 2010, 10:41:38 AM2/13/10
to rant...@googlegroups.com
ok pak, kalau la siap yg ka dikiriman bia kurir reni yg japui


renny.arah ka puncak
www.renisy.blogspot.com



hilman.m...@gmail.com

unread,
Feb 13, 2010, 2:12:50 PM2/13/10
to rant...@googlegroups.com
Renny kalau baliek dr Puncak singgah ka rumah gadang disampiang masajik di Megamendung,nampak dari Cimory (dakek Cisarua) -kl dr Puncak sabalah suwok - agak jaueh dari jalan gadang.Ado pesantren ketek disinan.
Wassalam;Hilman Mahyuddin 66+
Hilman Mahyuddin, MD
--
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 13, 2010, 7:28:23 PM2/13/10
to rant...@googlegroups.com, gebuminang pusat
Tarimo kasih, Reni. Mungkin baru minggu muko salasai dicopy dek bu Warni Darwis.

Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Sat, 2/13/10, Reni Sisri Yanti <resy...@yahoo.com> wrote:

From: Reni Sisri Yanti <resy...@yahoo.com>

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 14, 2010, 11:09:24 PM2/14/10
to rant...@googlegroups.com
Saya mulai tahun 1964 bertugas di Sumatera Barat.
Sebelum ke Sumbar saya bertugas di Polda Riau,
dan sempat  bergaul dengan Pak Saaf selama 2 tahun.
 
Dampak PRRI masih saya rasakan dan alami dalam bentuk:
 
1. Arogansi PKI beserta ormasnya.
    Mereka menganggap  bahwa merekalah yang berjasa
    dalam menumpas PRRI.
   
   Pada waktu penumpasan PRRI, oleh Koops 17 Agustus,
   dibentuk OPR atau Organisasi Pertahanan Rakyat.
 
   OPR adalah rakyat terlatih yang dipersenjatai, dengan
   tugas  membantu operasi yang  dilakukan oleh satuan ABRI.
 
   PKI memanfaatkan adanya OPR, dengan menginfiltrasi  OPR,
   dengan anggota ormas-ormas PKI.
   Hampir 100% anggota OPR adalah anggota ormas PKI.
 
   Selama operasi terhadap PRRI, banyak tingkah laku anggota
   OPR yang diluar kendali.
   Mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang melukai
   hati rakyat.
 
   Setelah dibubarkan-pun masih banyak eks anggota OPR,
   yang melakukan tindakan yang mengganggu kamtibmas.
 
2. Jajaran Polri (termasuk anak buah saya) selalu mendapat
    hambatan kalau hendak mengungkap kejahatan yang
    dilakukan oleh eks anggota OPR.
   
   Hambatannya berupa isyu yang dihembuskan oleh PKI
   dan ormasnya bahwa:
   Polisi eks PRRI balas dendam terhadap eks OPR
   yang menumpas PRRI.
 
   Memang ada beberapa orang polisi eks PRRI,
   yang diterima kembali di lingkungan Polri,
   dengan ketentuan turun pangkat 2 tingkat.
   Tapi jumlah mereka sangat-sangat sedikit,
   tidak mencapai 3 %.
  Mereka juga tidak menduduki jabatan2 strategis.

   Sebagian besar anggota Polda Sumbar, pada waktu itu
   Berasal dari Polda Sumut, Polda Jakarta, Polda Jawa Barat
   dan Polda Jawa Tengah
 
   Sayangnya ada oknum militer yang percaya dengan isyu ini.
   Akibatnya sering terjadi ketegangan antar fihak poisi
dengan fihak oknum militer tersebut.
 
   Eks anggota OPR yang akan ditangkap anak buah saya,
   berlindung kepada oknum-oknum militer.
   Eks OPR yang tadinya merupakan comrade in arms
   bagi anggota Polri, sekarang saling berhadapan sebagai
   penegak hukum dengan pelaku kejahatan.
 
KIsah in berlanjut sampai dengan terjadinya peristiwa
Gerakan 30 September.
Kemarahan rakyat di tempat saya bertugas terhadap eks OPR
tidak terbendung, setelah mendengar bahwa berita bahwa
sukwan yang dilatih di Lubang Buaya adalah anggota ormas PKI.
 
Bagi warga masyarakat, OPR adalah identik dengan
ormas PKI.
Warga masyarakat secara spontan melakukan perburuan
terhadap eks OPR.
Anggota PKI baik yang bukan eks OPR maupun yang  eks
OPR, mencari perlindungan ke jajaran Polres yang saya pimpin.
 
Berdasarkan pengamatan, yang menjadi korban perburuan
rakyat adalah eks OPR dan beberapa tokoh PKI.
 
Eks OPR tidak tinggal diam.
Mereka membuat kelompok-kelompok untuk balas
dendam maupun perampokan.
 
Para Wali Negari berdatangan menemui saya,
agar di kenegeriannya ada pos polisi, untuk melindungi
mereka.
 
Kesimpulan crita tersebut di atas adalah:
 
1. Untuk melakukan operasi terhadap PRRI,
   dibentuk OPR.
 
2. PKI telah memanfaatkan adanya OPR,
   dengan mengisi seluruh organiasi OPR,
   dengan anggota ormas-ormasnya.
 
3. Setelah OPR dibubarkan,
   dapat dikatakan OPR merupakan "sayap militer"
   untuk PKI .
 
Saya pribadi bependapat,
bahwa khusus untuk Sumbar,
lebih tepat kalau "dampak PRRI',
disebut sebagai "epiloog PRRI",
yang sekaligus merupakan "proloog G 30 S"
di Sumatera Barat.
 
Wassalam, Jacky Mardono (L 76 tahun)
Vila Cinere Mas = Ciputat Tangerang.
Pernah berdomisili di:
Lubuk Sikaping, Pariaman dan Padang.
 
 
 
  
 
 

--- Pada Ming, 14/2/10, Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com> menulis:

Dari: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com>
Judul: Re: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
Kepada: rant...@googlegroups.com
Tanggal: Minggu, 14 Februari, 2010, 3:08 PM

Ifah, sasudah malalui latihan militer di Jawa Timur
antaro bulan Desember 1959 sampai Juni 1960,
ambo datang ka Sumatera Barat bulan Agustus 1960,
pertempuran alah usai, walau ado juo tembak manembak sasakali. 

Sasuai jo latar belakang pendidikan ambo di UGM,
tugas ambo di Sumatera Barat adolah dalam bidang teritorial,
yaitu dalam tahap konsolidasi dan rehabilitasi wilayah
dalam pemulihan keadaan masyarakat sesudah perang selesai.

Duo bulan di Padang, bulan Oktober 1960 ambo pindah ka Riau,
dan batugas di daerah tu salamo anam tahun,
jadi pindah baliak ka Sumbar dalam tahun 1966,
maso mulainyo Orde Baru.
 
Di Sumatera Barat ambo batugas salamo sapuluah tahun,
1966-1976.
Babarapo bidang nan ambo tangani adolah ikuik mandirikan LKAAM,
Golkar, dan mamimpin Golkar antaro tahun 1970-1973.

Tahun 1973-1974 ambo studi ka Princeton University,
Princeton, New Jersey. USA.
 
1975-1976 ambo malanjuikkan pendidikan militer
di Pematang Siantar dan Cimahi.
1976 ambo pindah ka Kowilhan II Jawa Madura.

Jadi, walau batugas di tentara,
dan mandapek latihan militer reguler sampai di Seskoad,
 
Alhamdulillah ambo alun panah manembak urang lai.
Jan sampai handaknyo.
Di tentara, indak sagalo urang batugas di lapangan manembaki urang.
 
Contoh lain anggota tentara nan indak bertugas bertempur
misalnyo nan batugas dalam bidang kesehatan, logistik,
hukum, topografi, polisi militer, atau perawatan rohani,
.
Pangalaman ambo salamo 16 tahun di Kodam III/17 Agustus
alah ambo tulih dalam disertasi ambo di UGM tahun 1996.

Jadi kok Ifah nak tahu baa pangalaman di lapangan,
sarancaknyo jan tanyo ka ambo,
tapi  iyo paralu dibaco kisah pribadi Mak Ngah/Inyiak Sunguik,
atau karangan pak Suwardi Idris, atau curito-curito lain n
an sadang dikumpuakan dek pak Abraham Ilyas.

Nan jaleh, indak ado nan menyenangkan dalam parang/pertempuran tu doh.
Karano itu  jan panah  maiirik parang ka kampuang kito surang.
Pasti bakalukuran.
Tantang PRRI sendiri ambo pernah ikuik maagiahkan paparan
dalam seminar di The Habibie Centre.

Di maso datang mungkin ado gunonyo
diadokan seminar atau lokakarya tentang PRRI ko,
pado berbagai tataran:
 
1) internasional [dalam konteks Perang Dingin USA-USSR];
2) nasional [pergolakan politik di Ibu Kota];
3) regional: aliansi dan konflik antar elite di Sumatera;
4) lokal [sarupo pengalaman Mak Ngah/Inyiak Sunguik dan pak Suwardi Idris.

Tiok tingkat tu balain-lain kisahnyo.
Kalau mamparatikan penafsiran sabagian sanak kito,
nan bakasimpulan bahaso PRRI alah manang,
karano sagalo tuntutannyo kini alah tawujuik,
itu mungkin pendekatan filsafat atau metafisika.
Ambo bukan panganuik panafsiran itu.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)


--- On Sun, 2/14/10, hanifah daman <iff...@yahoo.com> wrote:


From: hanifah daman <iff...@yahoo.com>
Subject: Re: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: rant...@googlegroups.com

Date: Sunday, February 14, 2010, 5:41 PM

Apo nan takana di bapak sabagai tantara pusat 
nan batugeh di medan parang PRRI,
satiok urang mangana PRRI pak ???
Mudah-mudahan bapak tidak keberatan menjawab ya pak.

--
.

Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Dasriel Noeha

unread,
Feb 14, 2010, 11:39:45 PM2/14/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Jacky, namo apak terkenal jaman G30S itu sebagai Polisi baik.

Memang OPR itu arogan dan PKI,di Kab Pd Pariaman, terjenal dengan komandannya Pak Bahar Kirai, mungkin pak Jacky punya cerita ttg dia.
Mohon disampaikan,

wassalam
dasriel, ex Ketua KAPPI ranting Kayutanam, Cabang Sicincin, 2x11-VI Lingkung.


--- Pada Ming, 14/2/10, Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com> menulis:

> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim
> melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah
> konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>


Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 15, 2010, 4:04:10 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com

Pak Jacky dan para sanak sa palanta,

Saya memang kenal baik dengan pak Jakcy sejak saya bertugas di Korem 021/Wirabima di Riau, dan bersambung di Kodam III/17 Agustus, dan disambung lagi setelah jadi 'urang gaek' sekarang.

Yang dikisahkan pak Jacky tentang OPR benar sekali. Saya tambahkan sedikit informasi. Pembentukan OPR didasarkan pada keputusan KSAD, tetapi hanya sebanyak 150 orang untuk setiap Kodam. Di Kodam III/17 Agustus, jumlah ini 'menggelembung' menjadi 4.500 orang dan seluruhnya direkrut dari ormas PKI, Pemuda Rakyat (PR).

Mengapa demikian ? Oleh karena Kodam memerlukan pasukan pengganti untuk menguasai wilayah Sumatera Tengah cq Sumatera Barat, sehubungan dengan digerakkannya hampir seluruh pasukan yang mendarat pada bulan April 1958 ke Sulawesi Utara, untuk memadamkan pemberontakan Permesta di daerah tersebut.

Mengapa semua dari Pemuda Rakyat ? Oleh karena Pemuda Rakyat/PKI sejak semula bermusuhan dengan PRRI. Musuh dari musuh adalah kawan, demikian rumusnya.

Itulah sebabnya mengapa OPR/PR/PKI ini bersimaharalela di Sumatera Barat, terutama di nagari-nagari. Saya masih sempat menyaksikan bung Bahar Kiray, komandan OPR ini, naik jeep Willys 1948, yang dipasang 'bren-gun', melintas di jalan-jalan antara Padang - Bukit Tinggi.

Kita patut bersyukur bahwa pak Jacky mampu menjaga kemandirian polisi ditengah suasana Kodam yang sudah dipengaruhi PKI pada saat itu. (Pada tahun 1965 itu ketiga komandan korem terindikasi dipengaruhi PKI].


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Mon, 2/15/10, Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com> wrote:

Noor Indones

unread,
Feb 15, 2010, 4:38:07 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Dunsanak di palanta Rantaunet.

Sabananyo banyak curito nan sadang ambo kumpuakan satantangan keikutsertaan keluarga sarato nagari ambo jo PRRI iko, walaupun ambo ketiko itu barado di Palembang.

Iko ciek curito nan tajadi dari nagari Sitalang tamasuak nan sadang kami kumpuakan jo angku doto


Mat Asan pahlawan tak dikenal dari nagari Sitalang

Mat Asan bujang pilihan
Menetap di Sitalang tak pernah bosan
Sangat banyak meninggalkan kesan
Untuk anak cucu jadikan teladan

Di SR Asan sangat pintar
Guru heran ketika mengajar
Semua pertanyaan dijawab lancar
Dengan kawan senang kelakar

Bila guru menghitung salah
Spontan Asan lalu membantah
Bila muncul ricuh dan telagah
Sering gurunya yang mengalah

Sifat sosialnya Allohu Robbi
Sanggup menolong petang dan pagi
Tak pernah dia meminta gaji
Terkadang orang ikhlas memberi

Keluarga Mat Asan orang tak mampu
Sawah tak punya, rumah dari bambu
Lima beradik bahu membahu
Menegakkan kaum bersatu padu

Jaman berperang melawan NICA
Tenaganya dipakai oleh tentara
Menjadi penyelidik atau mata-mata
Mengantar nasi dikerjakan pula

Perang selesai Mat Asan terlupakan
Tidak dihargai sebagai veteran
Lalu berjualan dari pekan ke pekan
Menyambung hidup mencari makan

Inilah yang istimewa pada Mat Asan
Bisa terlelap sambil berjalan
Meski di kepala ada beban
Tidurnya pulas sampai di tujuan

Saat pergi ke Lubuk Basung
Asan terbangun lalu ke warung
Tiada lagi beban yang dijunjung
Minum segelas, makan secambung

Pristiwa terulang di masa PRRI
Mat Asan kembali ikut mengabdi
Tugas utama mengantar nasi
Untuk pemimpin yang sedang mengungsi

Pak Natsir bersama rombongan
Pagi dan petang diantarkan makan
Biarpun gerimis ataupun hujan
Nasi tak mungkin ditahan tahan

Ada pada suatu ketika
OPR mengadu kepada tentara
Tentang Asan punya kerja
Mat Asan ditangkap untuk diperiksa

Asan dibawa ke dalam hutan
Mata ditutup dengan sapu tangan
Jari diikat ke belakang badan
Lalu dipukuli sepanjang jalan

Penduduk Sitalang hati terluka
Dengan Mat Asan di akhir usia
Nyawanya melayang di ujung senjata
Jasadnya hilang tak tahu rimba

Kepada orang Sitalang kami berpesan
Buatkan kuburan di pinggir jalan
Nyatakan dia seorang pahlawan
Hidupnya berjasa penuh kenangan

Walaupun di kampung dia mengabdi
Ikut berjuang membela pertiwi
Tidak berharap upah komisi
Itulah Mat Hasan pahlawan sejati

wassalamualikum w.w.

Drs. H. Noor Indones St. Sati 73 th.
Asa nagari Sitalang, suku Tanjuang


 

Dapua R@ntaunet

unread,
Feb 15, 2010, 4:43:36 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Ndak ado carito PRRI nan langsuang pado kejadian di Ranah dari Ayah ambo (alm) M Darmalis, dek baliau alah di Jakarta katiko itu.

Hanya ciek carito baliau, zaman bagolak ko! Katiko itu Ayah badinas sebagai wartawan muda PIA (cikal bakal kantor berita Antara kini) di Pasar Baroe, Jakarta, dibawah pimpinan Bapak Djamaluddin Adinegoro.

Carito Ayah kalau pagi dalam rapek harian selalu di mulai dengan mambukak peta Ranah dek Pak Adinegoro yang dengan sangaik bersemangat dan bangga, mambahas daerah nan alah bisa dikuasai oleh Dewan Banteng nan samakin batambah tiok hari. Malah peta ko, akhirnyo peta Ranah digantuang diruangan rapek sebagai pembahasan dalam rapat harian.

Setelah Tentara Pusek masuak, masih dengan bersemangat Pak Adinegoro, berkeyakinan Tentara Pusek ko akan bisa dikalahkan oleh Dewan Banteng. Dengan bahasan-bahasan gaya lapau di rapek harian kantor berita ituN lengkap dengan impian-impian jika PRRI menang.

Tapi akhirnyo katiko Tentara Pusek mulai bisa menguasai Ranah baliak (ingek, kecepatan berita ndak sarupo kini) Pak Djamaluddin Adinegoro berang-berang ndak jaleh sajo. Dan berpuncak pada kekesalan baliau manyuruah turunkan sambie mangecek: mulai hari ko diguluang sajo lah peta Ranah ko lai. Dan terlontar kato-kato: "gadang sarawa urang kampuang den ko mah!?"

Suasana sedih berlanjut beberapa hari kedepan dalam kesedihan dan harapan yang musnah. Persis bak pendukung tim sepakbola, nan tim nyo kalah. Sepertinya banyak harapan kepada PRRI katiko itu, nan diharokkan bisa mambao perubahan.

MIKO
Rang Dapua
Powered Dapua by BlackBerry®

Rita Desfitri Lukman

unread,
Feb 15, 2010, 5:41:52 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Almarhum bapak ambo dulu juo suko bacarito tentang PRRI ko. Sebagai
guru mudo nan wakatu tu masih bujang, abak jo masyarakat 'ka lua' nyo
ka kandang sapuluah, lereng bukik Maninjau nan arah ka Padang
Galanggang sampai malalak. Suatu kali abak ambo masuak kampuang
diam-diam untuk urusan keluarga dan sekolah/murid nan lah kacau balau,
tapi orang PKI memberi info tentera pusat. Jadilah abak ambo di tawan
tentara Sukarno dan masuk penjara Maninjau beberapa lamo. Untung
perang cepat berakhir.


Salam,
--Rita

Ahmad Ridha

unread,
Feb 15, 2010, 6:13:00 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Satu dampak yang sepertinya belum disebutkan di thread ini adalah
kesan "hutang" ke pemerintah pusat. Hal ini yang kemudian
disalahgunakan untuk kepentingan politik. Saya mengatakan dampak ini
karena ketika tahun 1997 saya menjadi pemilih pertama, kami (siswa
kelas III) dipanggil oleh beberapa guru untuk menjadi anggota sebuah
organisasi politik. Prolognya adalah disinggungnya "hutang" tersebut
sehingga kita (menurut guru itu) perlu membalasnya melalui dukungan
politik (kira-kira seperti itu, saya lupa kata-kata tepatnya). Ketika
itu sempat beredar bahwa akan ada pengaruh ke kelulusan sehingga
kemungkinan sebagian besar menurutinya kecuali di kelas saya dan
alhamdulillah tidak pengaruh ke nilai atau kelulusan.

--
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 15, 2010, 6:23:18 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com

Miko, sabana lucu curito Miko nan iko ha: 


" Tapi akhirnyo katiko Tentara Pusek mulai bisa menguasai Ranah baliak (ingek, kecepatan berita ndak sarupo kini) Pak Djamaluddin Adinegoro berang-berang ndak jaleh sajo. Dan berpuncak pada kekesalan baliau manyuruah turunkan sambie mangecek: mulai hari ko diguluang sajo lah peta Ranah ko lai. Dan terlontar kato-kato: "gadang sarawa urang kampuang den ko mah!?"

Kok kito pikia-pikia, ado duo kelemahan gadang wakatu Letkol Ahmad Husein 'memproklamasikan" PRRI tu: 1) baliau talalu picayo ka janji Kolonel Simbolon dari Sumatera Utara dan Letkol Barlian dari Sumatera Selatan, nan tanyato janji hampo sajo; 2) kekuatan militer indak saimbang, karano pasukan PRRI nan ado hanyo satu satangah batalyon sajo, sekitar 1.000 orang yaitu dari Batalyon 140 dan 141. [Pemerintah Pusat maluncuakan kekuatan tigo resimen tim pertempuran, setara 12 batalyon, ditambah kekuatan laut dan udara.]

Memang ado tambahan tentara pelajar (TP) PRRI dan bantuan sanjato ringan dari Amerika, tapi mancetak tentara nan piawai kan indak bisa dalam waktu pendek, walau jo semangat nan banyalo-nyalo. Baitulah, dalam tahun 1960 wakatu TP iko menyerang Bukit Tinggi, dihadoki dek Batalyon 132 TNI, nan walaupun urangnyo alah gaek-gaek, tapi bapangalaman bertempur. Sabana banyak anak-anak mudo kito nan tewas wakatu itu. Kabanyo ado 250 urang, dijejerkan di bawah Jam Gadang.

Paralu kito paratikan, bahaso walaupun urang Batak dan urang Manado panah sato jo PRRI, tapi hanyo urang awak sajo nan bahibo-hibo dek kalah ko [sampai kini?]. Baa mako baitu ? Manuruik panglihatan ambo, karano kito maanggap pemberontakan PRRI tu sabagai 'pemberontakan Minangkabau melawan Pusat' dan kekalahan PRRI tu sebagai 'kekalahan Minangkabau'.

Apo iyo mesti baitu tafsirannyo ? Kalau memang itu satu-satunyo tafsiran, memang patuiklah kito baibo-ibo, sampai-sampai manuka namo anak-anak kito jo namo-namo nan indak babaun Minang. [Rasonyo iko bisa disabuik sabagai 'sindrom urang kalah.].


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Mon, 2/15/10, Dapua R@ntaunet <rang-...@rantaunet.org> wrote:

From: Dapua R@ntaunet <rang-...@rantaunet.org>
Subject: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: rant...@googlegroups.com

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 15, 2010, 7:36:27 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Saaf dan ananda Dasriel.
 
Sebelum terjadi peristiwa G30S, saya sempat  beberapa
kali bertemu dengan Peltu Bahar Kirai, walau tidak ber-
tegur sapa.
Setelah terjadi peristiwa G30S, saya tidak pernah lagi
bertemu dengan Bahar Kirai.
 
Walau Bahar hanya seorang bintara, tetapi dia adalah
komandan OPR yang penuh dengan karisma.
Setelah OPR dibubarkan, Bahar tetap merupakan
godfather bagi para eks OPR.
 
Prestasi pasukan OPR yang  dipimpin Bahar, adalah
menolong pasukan Brimob (Pusat) yang disanggong pasukan
PRRI di Air Mancur.
Tidak sedikit anggota Brimob yang tewas, lebih dari
30 orang.
Para korban dimakamkan di TMP Lolong.
 
Ironisnya, yang menyanggong adalah sesama anggota
Brimob yang bergabung dengan PRRI.
Saya dapat kisah ini dari mereka yang ikut menyanggong,
yang setelah amnesti jadi anak buah saya.
Benar-benar "jeruk makan jeruk"!
 
Walau sudah ada pernyataan bahwa eks OPR
dinyatakan sebagai "musuh", saya belum mengadakan
aksi terhadap para eks OPR.
 
Kalau ada anggota eks OPR tertembak oleh anak buah saya,
bisa timbul lagi isyu:
"polisi eks PRRI balas dendam kepada eks OPR
yang menumpas PRRI". Ini saya tidak mau!
 
Saya mohon kepada Pangdam, agar tembakan pertama kepada
eks anggota OPR, dilakukan oleh anggota Kodam III/17 Agustus.
Aras dasar itulah maka di Kayu Tanam ada posko militer
dari Yon yang berkedudukan di Padang Panjang.
Mungkin ananda Dasriel ingat.
 
Salah satu perwira alumni posko Kayu Tanam, adalah
Mayjen TNI Adang Ruchyatna, yang sekarang jadi anggota
DPR-RI dari fraksi PDI-P.
Saya ketemu pak Adang setelah sama-sama pensiun.
Waktu di Kayu Tanam, beliau masih berpangkat Lettu,
saya sudah Letkol.
 
Setelah dari Posko Kayu Tanam ada berita bahwa
telah dilakukan penggerebekan terhadap sarang eks
OPR oleh satuan militer, maka sayapun "membunyikan
peluit" kepada anak buah, bahwa perburuan terhadap
eks OPR dimulai.
 
Eks OPR-pun kabur, dan hanya  berani bergerak
pada malam hari, menyatroni rumah-rumah penduduk.
Namun demikian mereka sempat menyerang 2 pos saya.
Dari mereka mati  satu orang, anak buah saya luka ringan
3 orang.
 
Bagi anak buah saya yang terluka, merupakan blessing
in disguise, karena warga Pariaman rame-rame menjenguknya
di RS Pariaman.
Yang menjenguk ada yang bawa makanan maupun uang!
Saya kagum dan bangga terhadap spontanitas warga Pariaman,
 
Kelak setelah situasi aman, warga Padang Pariaman,
bergotong royong membangun rumah untuk Kapolres.
Terakhir saya ke Pariaman, rumah Kapolres yang lama
telah hancur seperti terkena bom.
Letaknya di muka Kantor Pos Pariaman.
 
Sekedar nostalgia.
Wassalam, Jacky M (L 76)
vila Cinere Mas, Ciputat-Tangerang.
 

--- Pada Sen, 15/2/10, Dasriel Noeha <dasrie...@yahoo.com> menulis:

Dari: Dasriel Noeha <dasrie...@yahoo.com>
Judul: Re: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
Kepada: rant...@googlegroups.com

Tanggal: Senin, 15 Februari, 2010, 4:39 AM


Pak Jacky, namo apak terkenal jaman G30S itu sebagai Polisi baik.

Memang OPR itu arogan dan PKI,di Kab Pd Pariaman, terjenal dengan komandannya Pak Bahar Kirai, mungkin pak Jacky punya cerita ttg dia.
Mohon disampaikan,

wassalam
dasriel, ex Ketua KAPPI ranting Kayutanam, Cabang Sicincin, 2x11-VI Lingkung.


--- Pada Ming, 14/2/10, Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com> menulis:

> Dari: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>

> Wassalam,
> Saafroedin Bahar
> (Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)
>
>

> --- On Sun, 2/14/10, hanifah daman <iff...@yahoo.com>
> wrote:
>
>
> From: hanifah daman <iff...@yahoo.com>

> Subject: Re: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
> To: rant...@googlegroups.com

> Date: Sunday, February 14, 2010, 5:41 PM
>
> Apo nan takana di bapak sabagai tantara pusat 
> nan batugeh di medan parang PRRI,
> satiok urang mangana PRRI pak ???
> Mudah-mudahan bapak tidak keberatan menjawab ya pak.
>
> --
> .
>
>
>
>       Mencari semua teman di Yahoo!
> Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo!
> Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/
>

> --
> .
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
>   1. Email besar dari 200KB;
>   2. Email attachment, tawarkan disini & kirim
> melalui jalur pribadi;
>   3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah
> konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>

      Jatuh cinta itu seperti apa ya rasanya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

--

.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

dasrie...@yahoo.com

unread,
Feb 15, 2010, 8:48:04 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Wah seru cerita pak Jacky. Aku kagum. Aku masih ingat posko kayutanam itu. Karena waktu SR aku ikut latihan tari dengan bapak mayor Sudibyo, klo gak salah beliau terakhir Letjen jadi Ka Bakin. Aku ketemu pak Adang waktu liau jadi Danrem Samarinda thn 90-an, masih kolonel. Memang pak Bahar Kirai ditakuti karena bliau galak dan katanya kebal pluru, slalu hilir mudik dengan jipnya yang punya brengun di kapnya. Tapi aku gak takut pak, ayahku juga TNI aktif waktu itu di Riau Kepulauan.
Waktu aku SMA th 70 ikut daftar Akabri di Rindam Simpang Haru dengan di bantu komandan yon 133 Padanpanjang dah lulus sayang gak boleh sama ayah, karena ia gak mau anaknya bolong kena pluru seperti pahanya pernah ketembak Blanda di pulau Kijang sewaktu menyergap kapal BO Blanda (cerita beliau pada saya).
Pak Jacky yth, aku masih ingat waktu pasukan brimob dicegat di Airmancur itu, mayat brimob di bawa dengan bus APD ke Padang. Mungkin pak Jacky kenal dengan salah seorang pak etekku yang ikut jadi anggota Brimob Silaing, namanya Chaidir, ia selamat karena ia meluncur ke Batanganai dibawah kelok itu dan terus ke rumah nenek di Subarang
Nostalgia ya pak, makasih pak Jacky
Wassalam
Dasriel
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>

dasrie...@yahoo.com

unread,
Feb 15, 2010, 9:01:55 AM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Oh ya satu lagi pak Jacky, apa bapak kenal dengan pak etekku, namanya Sahbudin, terakhir dia polisi di Denpasar, ia meninggal mendadak thn 70 setelah ada rapat di Jakarta, katanya liau dinas di Polda Bali. Isterinya orang bali, aku pernah cari sdrku anak pak etek di Denpasar tapi gak ketemu
Ayah 4 orang adik kakak semuanya militer, 2 AD, 1 AL marinir/KKO mati waktu konfrontasi dengan M'sia, 1 polisi pak Budin.

Wass
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>
Date: Mon, 15 Feb 2010 20:36:27
To: <rant...@googlegroups.com>

Abraham Ilyas

unread,
Feb 15, 2010, 12:48:40 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Manuruik panglihatan ambo, karano kito maanggap pemberontakan PRRI tu sabagai 'pemberontakan Minangkabau melawan Pusat' dan kekalahan PRRI tu sebagai 'kekalahan Minangkabau'.

Pak Saaf yth.

Manuruik ambo Ketika terjadi perang saudara di Indonesia (peristiwa PRRI tahun 1958 -1961) hampir seluruh anak nagari Minang Kabau terlibat berjuang.
Sebagai bukti tertulis, seluruh Wali nagari ikut membubuhkan cap di setiap uang kertas yang beredar ketika itu.

Sayang ambo indak punyo bukti peninggalan pitih nan dicap oleh para wali nagari tersebut. Apakah ado urang gaek gaek di kampuang nan punyo pitih tersebut, kalau bisa tolong dicopykan untuak milis kito. Tarimo kasih

PRRI kalah dalam pertempuran
Dapat dianalisa, bisa dijelaskan
Saat perang tanpa persiapan
Ibarat petinju tidak latihan

Tehnik pertandingan tidak dikenal
Lawan yang dihadapi sangat handal
Pukulannya keras walaupun kidal
Awak amatir belum profesional

Tentara PRRI muda mentah
Kebanyakan mereka pelajar sekolah
Atau mahasiswa meningalkan kuliah
Hanya dilatih sebulan setengah

Termasuk yang pulang dari Jawa
Jumlahnya 400 para mahasiswa
Bergabung PRRI secara sukarela
Pena diganti dengan senjata

Ada juga parewa kampung
Buta huruf tak bisa berhitung
Diberi perintah dia tersinggung
Maunya bebas ibarat burung

Tanpa disiplin seperti tentara
Ke tempat musuh sendiri saja
Sering menyusup ke dalam kota
Dia bisa merusak citra

Senjata PRRI lebih moderen
Dari Bazoka sampai Bren
Dilengkapi LMG serta Sten
Nilainya sepuluh kalau diponten

Perlengkapan diselundupkan oleh CIA
Amerika membantu ibarat keluarga
Untuk menghadapi musuh bersama
Bahaya Komunis dari utara

Jadi prajurit, menjadi tentara
Pilihan hidup suka suka
Semua profesi sangat berguna
Termasuk algojo pemenggal kepala

Ini tidak pantas dilakukan
Pemimpin negeri bergaya komandan
Presiden Soekarno pernah lakukan
Demokrasi terpimpin dia katakan

Kalau nak menang dalam pertempuran
Ingat: The man behind the gun
Senjata moderen memang dibutuhkan
Tapi disiplin yang diutamakan

Parewa kampung dan mahasiswa pelajar
Disiplin kurang, semangat berkobar
Diserang musuh sering menghindar
Lalu mengganggu sebentar sebentar

Mungkin ini disebut taktik gerilya
Terbukti mangkus melawan Belanda
Kini musuh sangat berbeda
Kekalahan bertempur sudah diduga

Tentara Pusat menduduki kota
Pasukan PRRI di pinggir rimba
Sering mereka kontak senjata
Orang kampung yang menderita

VIII. Tentara Pusat berdisiplin dan profesional

Tentara pusat sangat berdisiplin
Patuh dan taat kepada pemimpin
Mereka bertempur ibarat mesin
Semua perintah dikerjakan yakin

Tidak membantah instruksi komandan
Disuruh berkelahi tidak segan
Susah dan senang ditanggung badan
Itulah dia prajurit teladan

Salam

Abraham Ilyas
www.nagari.org

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 15, 2010, 5:06:04 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com, Dr. Herwandi WENDY, gebuminang pusat

Pak Abraham, terima kasih atas syair tentang PRRI di bawah ini, yang menurut penglihatan saya telah dengan jujur melihat timpangnya perbandingan antara kekuatan militer urang awak nan memberontak  -- yang terutama terdiri dari TP dan parewa --  dengan TNI yang datang menyerbu. Memang demikianlah keadaannya.

Setelah lebih dari setengah abad berlalu, kita memang sudah saatnya merenungkan kembali sisi sosio-kultural dari pemberontakan tersebut, yaitu sikap yang memandang PRRI sebagai suatu pemberontakan seluruh orang Minangkabau.

Sebabnya sederhana saja, yaitu oleh karena rasanya lebih banyak mudharatnya dari manfaatnya. Sekedar sebagai perbandingan, mari kita renungkan hal-hal sebagai berikut.

1)  Orang Batak yang juga ikut PRRI tidak pernah menganggap PRRI tersebut sebagai pemberontakan seluruh orang Batak. Salah seorang tokoh mereka malah mengambil alih komando -- dalam hal ini Letkol Djamin Gintings -- sehingga orang Batak tidak pernah jatuh semangat seperti jatuh semangatnya orang Minang. Sekarang ini terlihat orang Batak malah berada di barisan depan dalam hampir semua lini kehidupan berbangsa dan bernegara. Bandingkanlah dengan kita orang Minang, yang walaupun masih tetap  membanggakan hebatnya peranan tokoh-tokoh Minang pada masa lampau namun bersamaan dengan itu juga  bersedih-sedih terus tentang banyaknya korban yang jatuh dalam kurun pemberontakan PRRI itu. Selain itu, dapat dikatakan bahwa kita kehilangan peran dalam bidang-bidang yang dahulu merupakan 'titik kuat' kita, khususnya dalam bidang politik. Pertanyaan saya secara pribadi adalah: apakah belum diperhitungkan bahwa menantang perang berarti siap menanggungkan jatuhnya korban ? Jika belum, itu jelas suatu kesalahan juga. Jika sudah diperhitungkan, tidak perlu bersedih. Konsekuensinya harus dipikul sepenuhnya, dengan kepala tegak. Sungguh tidak nyaman melihat pihak yang kalah perang menyesali diri secara terus menerus. Kelihatannya 'kurang jantan' [Sekali lagi, maaf]. 

2)  Seperti orang Minang, orang Menado mungkin  menganggap Permesta sebagai pemberontakan seluruh orang Manado, tetapi mereka tidak terlihat patah semangat dan tidak 'baibo-ibo' terus sewaktu Permesta ditundukkan secara militer. Jatuhnya korban di kalangan mereka dipandang sebagai suatu konsekuensi yang harus`dipikul tanpa banyak keluh kesah. [Saya pernah dua kali menjadi panelis bersama Letkol Ventje Sumual mengenai PRRI ini, satu kali di UI dan  satu kali di The Habibie Center. Saya tidak melihat gejala bersedih-sedih pada beliau.]

Jadi dimana letak salahnya ? Menurut penglihatan saya -- didukung oleh adanya pesan Bung Hatta dan Bung Sjahrir kepada Letkol Barlian dan Letkol Ahmad Husein untuk tidak melanjutkan rencana pemberontakan -- sesungguhnya 'proklamasi PRRI' adalah suatu 'strategic blunder', suatu kesalahan strategis dalam mencapai tujuan politik yang [mungkin] baik. Tujuan politik yang ingin dicapai justru semakin jauh dengan melakukan pemberontakan itu.

Jangan dilupakan, bahwa justru setelah dilancarkannya pemberontakan PRRI tersebut, kekuatan PKI yang ingin ditiadakan itu, malah menjadi semakin besar, atas dukungan Soekarno yang juga semakin kuat kedudukannya.

Apa kita harus mengabaikan jatuhnya demikian banyak korban di kalangan urang awak ? Sudah barang tentu tidak. Manusia beradab harus menghormati setiap korban yang gugur, terlepas dari fihak mana. [Demikian pelajaran yang saya dapat selama berdinas militer]. Kita harus menghormati dan menundukkan kepala mengenangkan arwah tentara PRRI, baik dari unsur TNI, unsur TP, maupun dari unsur parewa.

Lantas bagaimana selanjutnya ? Memperhatikan berlarut-larutnya suasana 'baibo-ibo' dan menafsirkan PRRI sebagai pihak telah menang perang [?] ini, ada tiga saran saya secara pribadi, yaitu:

1)   adakanlah suatu seminar sejarah yang secara komprehensif membedah keseluruhan peristiwa PRRI ini, pada empat tataran (internasional, nasional, regional, lokal) dan pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya, serta militer; Usaha pak Abraham mengumpulkan pantun-pantun sekitar PRRI dapat dilanjutkan untuk menampung aspek lokal dari PRRI. Mungkin baik jika Fakultas Sastra Jurusan Sejarah Universitas `Andalas bisa mengambil prakarsa.

2) ambillah suatu kesimpulan obyektif, apakah proklamasi PRRI tersebut memang dilancarkan  'by design' dengan penuh perhitungan; ataukah suatu keputusan yang 'talongsong', dengan akibat  demikian banyak korban ? Pertimbangkanlah juga pandangan Bung Hatta dan Bung Sjahrir sebelum terjadinya PRRI.

3)  apa masih ada manfaatnya 'menghangat-hangatkan' juga peristiwa PRRI sebagai 'pemberontakan orang Minangkabau', yang sesungguhnya -- maaf -- merupakan suatu 'strategic blunder' belaka ? Jika dirasa masih bermanfaat, silakan dilanjutkan, tapi jangan 'baibo-ibo' juga. [Pepatah berkata: 'tangan mancancang bahu memikul'].  Jika dirasa tidak ada manfaatnya, ambillah sikap obyektif dan hikmah dari pengalaman pahit tersebut.

Sekali lagi, maaf jika ada pendapat saya ini yang tidak berkenan di hati.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Tue, 2/16/10, Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com> wrote:

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Feb 15, 2010, 7:08:49 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
Carito-carito amboko fiktif. Tapi ampia saroman jo nan sabana tajadi katiko itu.......
 

TUKANG TUNJUK

 

Perang adalah bencana. Perang adalah kejahilan dan kebrutalan. Perang membawa korban terutamanya di kalangan yang tidak ikut berperang. Di kalangan rakyat berderai yang tidak ikut dan tidak mengerti kenapa terjadi perang. Mereka biasanya yang paling banyak menderita. Perang adalah tempat dimana fitnah dan dendam bisa dikobarkan. Alasan untuk berperang sejak jaman belum ber belum hampir selalu sama. Untuk melampiaskan hawa nafsu di satu fihak dan untuk mempertahankan diri di fihak yang lain. Hawa nafsu serakah ingin berkuasa, hawa nafsu ingin melanggengkan kekuasaan, hawa nafsu karena pantang kelintasan, hawa nafsu nyata-nyata ingin merampok dan menguasai milik orang lain. Maka dikobarkanlah perang. Sebuah negeri diserang, dihancurkan, hunian penduduknya dibumi hanguskan, penduduknya dipecundangi, dilecehkan, dihinakan, dibunuh dengan semena-mena.

 

Perang juga memecah belah masyarakat. Masyarakat terpaksa, dengan alasannya masing-masing harus berfihak kepada salah satu kelompok dari yang berperang. Berpihak kepada salah satu pihak dalam jaman perang tentu beresiko. Tapi juga memberi jaminan seandainya luput dari resiko.

 

                                                                        ***

 

Si Poan punya alasan tidak suka dengan orang PRRI. Tidak suka dengan orang kampung yang mendukung dan membantu orang PRRI. Alasannya karena partai orang tuanya berseberangan dengan partai orang-orang PRRI. Orang-orang PRRI itu kebanyakan adalah orang Masyumi. Orang yang memandang enteng kepada partai ayahnya, PKI. Tapi Poan juga tahu bahwa di kampung boleh dikatakan 99% orang pro PRRI. Poan tahu betul siapa-siapa di antara temannya, anak muda yang ikut lari ke luar, bergabung dengan tentara pemberontak. Diapun pernah diajak ikut. Tentu saja dia menolak. Dengan cara halus.

                                                                       

Suatu hari tentara APRI masuk kampung. Menggeledah rumah-rumah mencari tentara PRRI. Mencari anak-anak muda yang dicurigai ikut jadi tentara PRRI. Anak-anak muda yang ada di kampung berketabungan lari untuk menghindar. Sebenarnya sangat konyol yang mereka lakukan itu. Tiga orang terlihat oleh tentara pusat. Diteriakinya supaya berhenti dan mengangkat tangan. Anak-anak muda itu tidak tahu aturan seperti itu. Tidak mengerti aturan berhenti dan mengangkat tangan. Yang ada di dalam benak mereka hanyalah lari untuk menyelamatkan diri. Sementara tentara APRI yang ‘ringan-ringan tangan’ itu, sesudah sekali diperintahkan berhenti tidak didengar langsung membidik kepala anak-anak muda malang itu. Dor! Anak muda itupun tersungkur. Langsung terjilapak. Inna lillahi wainnaa ilaihi raaji’uun. Si tentara APRI tidak mempedulikan sedikitpun. Dia mencari dan mengejar lagi yang lain. Dan mendornya pula.

 

Beberapa orang masuk ke rumah-rumah. Memeriksa ke sana ke mari. Dengan sepatu bot yang tidak dibuka. Berderak-derak bunyi tapak sepatu mereka di rumah kayu penduduk. Ada yang sampai memanjat ke atas loteng lalu menyenter-nyenter. Bahkan masuk ke dalam kandang di bawah rumah. Sambil membentak-bentak, menghardik-hardik, menanyakan dimana disembunyikan tentara PRRI. Rakyatpun mati kuncun semuanya.

 

Si Poan duduk tenang-tenang di rumah. Dengan sangat yakin. Dia tidak akan diapa-apakan oleh tentara APRI itu seandainya mereka naik ke rumah. Dua orang tentara ternyata memang naik ke rumahnya dengan terlebih dahulu menerjang pintu masuk. Soalnya di halaman terjemur tiga helai celana panjang laki-laki. Di ruang atas didapatinya Poan sedang duduk dengan tenang di tikar.

 

‘Angkat tangan! Kamu pemberontak, ya?!’ teriak seorang dari kedua serdadu itu.

 

‘Tidak pak. Ambo rakyat,’ jawab Poan dengan tenang.

 

Tentara itu menodongkan senjatanya ke kepala Poan sambil matanya melotot mencari-cari entah apa di rumah itu. Mata itu akhirnya hinggap di sebuah gambar yang ditempel di pintu lemari. Gambar palu arit.

 

‘Siapa yang PKI di rumah ini?’ tanya tentara itu dengan nada suara tidak lagi garang.

 

Apak saya, pak,’ jawab Poan.

 

‘Kau ikut dengan kami ke Bukit Tinggi!’ perintah tentara itu pula.

 

Dan Poan dibawa. Dinaikkan ke atas mobil truk reo. Dia ditahan dua hari di kantor Balayon B di Bukit Tinggi tapi sesudah itu dijinkan pulang.

 

                                                                        ***

 

Tentara APRI makin sering masuk kampung. Dan sekarang menangkapi beberapa orang kampung yang lalu dibawa ke markas Batalyon B dekat lapangan kantin di Birugo. Yang ditangkap umumnya adalah mereka yang punya anggota keluarga ikut lari ke luar alias jadi tentara PRRI. Dan kebanyakan adalah wanita. Yang suaminya atau saudaranya atau anaknya ikut PRRI. Entah dari mana tentara pusat itu tahu. Ditangkap dan dibawa ke Batalyon B itu sangat mengerikan. Banyak orang yang dibawa kesana, terutama yang laki-laki, tidak pulang dan hilang lenyap bak ditelan bumi. Tapi untunglah tidak demikian dengan rombongan ibu-ibu. Setelah ditahan sekitar beberapa minggu, dan diinterogasi siang dan malam, mereka umumnya diijinkan kembali pulang.

 

Orang kampung curiga. Dimana tentara-tentara pusat itu tahu bahwa ada anggota keluarga wanita-wanita itu orang PRRI? Dengan sebegitu jelasnya? Tentu ada yang memberi angin agaknya. Tapi siapa?

 

Si Poan boleh dikatakan satu-satunya anak muda yang bisa hidup tenang-tenang saja di kampung. Sekali sepekan dia pergi ke Bukit Tinggi. Pergi menggalas barang mudo. Membawa cabai merah, kentang dan sayur-sayuran yang dikumpulkan dari petani. Tiba-tiba saja dia sudah jadi seorang penggalas. Anehnya dia hanya membawa barang dagangan itu ke pasar Bukit Tinggi saja. Tidak pernah ke pekan-pekan berhampiran. Padahal kebanyakan orang menghindar untuk pergi ke pasar Bukit Tinggi. Takut di geledah dan dibentak-bentak tentara pusat. Tentara pusat memang selalu merazia setiap penumpang bendi yang menuju Bukit Tinggi. Penumpang laki-laki, meski orang tua-tua sekalipun disuruh turun. Digeledah dan ditanyai macam-macam. Barang bawaan ibu-ibu di dalam kambut atau karung diobok-obok.

 

Pada suatu petang, ketika akan membayar sesudah minum teh telur di lepau mak Tangkudun, selembar kertas yang dikeluarkan Poan dari saku bajunya terjatuh. Mak Pakiah yang duduk di dekatnya mengambil kertas itu dari lantai.

 

‘Kertas apa ini Poan?’ tanya mak Pakiah sambil menyerahkannya kembali.

 

‘Catatan jual beli lado mah, mak,’ jawab Poan sambil memasukkan kertas itu kembali ke saku celananya.

 

‘Si Nuraini kan ndak ada berkebun lado. Kenapa ada pula namanya di kertas itu?’ tanya mak Pakiah sambil lalu tanpa curiga apa-apa.

 

Nuraini adalah kemenakan mak Pakiah. Suaminya ikut ke luar. Nuraini sampai hari itu sudah hampir sebulan ditahan di Batalyon B.

 

‘Itu si Nuraini orang penggalas di pasar mah, mak. Pedagang yang membeli lado yang ambo bawa,’ jawab Poan mantap.

 

‘Oooo, mantun,’ jawab mak Pakiah pula.

 

Mak Tangkudun, pemilik lepau, menyimak saja soal jawab singkat itu. Setelah Poan berlalu tidak tahan juga hatinya untuk berkomentar.

 

‘Berdetak saja hatiku,’ kata mak Tangkudun ketika di lepau itu yang tinggal mak Pakiah seorang saja lagi.

 

‘Tentang apa?’ tanya mak Pakiah.

 

‘Tentang musang berbulu ayam.’

 

‘Hah? Siapa pula yang jadi musang?’

 

‘Apa yang Pakiah baca di kertas yang jatuh sebentar ini?’ tanya mak Tangkudun.

 

‘Kertas yang mana?’

 

‘Kertas yang dikembalikan ke si Poan.’

 

‘Ada tersurat nama Nuraini. Entah kenapa nama itu pula yang tertangkap di mata ambo. Ada nama si Fadilah di bawah itu dan nama-nama entah siapa lagi.’

 

‘Si Fadilah kan sama-sama dijemput dan dibawa tentara pusat? Tidak ada lagi nama yang lain yang teringat terlihat tadi?’

 

‘Rukayah..... Ya di atas nama si Nuraini ada Rukayah.’

 

Mak Tangkudun menghempaskan kopiahnya ke meja.

 

‘Pastilah kalau begitu. Si Nuraini, si Fadilah dan si Kayah sampai hari ini belum juga pulang dari Birugo. Ndak berdetak hati Pakiah ada kaitan nama-nama di kertas tadi itu dengan kenyataan ibu-ibu yang ditangkapi itu? Kalau ambo sangat yakin ambo sekarang,’ kata mak Tangkudun.

 

‘Jadi?’ mak Pakiah mulai ikut berpikir. Mulai agak menangkap maksudnya.

 

‘Tukang tunjuk,’ jawab mak Tangkudun.

 

                                                           

                                                                        ***

 

Alhamdulillah, ibu-ibu yang ditangkap itu akhirnya dilepaskan juga semuanya. Hanya, sesudah itu rumah mereka selalu diintai tentara pusat. Beberapa kali di antara ibu-ibu itu terkejut ketika pergi ke sumur di waktu subuh terserobok dengan tentara sedang duduk bersiaga dekat pintu sumur. Mungkin tentara itu semalaman menanti-nanti tentara luar anggota keluarga penghuni rumah itu. Siapa tahu mereka pulang ke rumah.

 

                                                                        ***

 

Seminggu sesudah percakapan mak Tangkudun dan mak Pakiah di lepau, si Poan dijemput orang tengah malam.  Tidak sedikitpun dia curiga. Ketika pintu diketuk dan namanya dipanggil, dan yang memanggil itu berbahasa Indonesia, Poan segera turun. Tentu saja dia kaget ketika sampai di halaman. Yang menjemputnya adalah tentara bersenjata tidak berseragam. Poan menghilang tidak tentu rimbanya sejak saat itu.

 

Beberapa hari sesudah itu wali nagari didatangi tentara pusat. Habis dia ditampari dan dibentak-bentak ketika tentara pusat itu menanyakan kemana perginya si Poan. Wali nagari menjawab sejujurnya bahwa dia tidak tahu. Wali nagari dan wali jorong dibawa ke Birugo dan ditahan sebulan disana. Sesudah sebulan, mereka diantarkan kembali ke kampung dalam keadaan lusuh dan kurus.

 

                                                                        *****

 

 Wassalamu'alaikum,


 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi


 


ruldjamal

unread,
Feb 15, 2010, 7:38:14 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Jacky dan adidunsanak di palanta,

Kalau seru carito OPR, bagaimana pula cerita KEGANASAN OKR yang membantai
penduduk dengan tuduhan MATA-MATA PRRI???

cd rajosampono ( serpong 61 - snek)

andi ko

unread,
Feb 15, 2010, 8:10:41 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Mamak

Apokah dampak psikologis PRRI yang dirasoi dek urang Minang itu justru disebabkan dek tukang-tukang tunjuak itu. Misalnyo inyo bakasus jo urang dalam konteks politik nagari atau sangketo ulayat, mako nyo tunjuaan lawannyo ko ka tentara pusek sebagai seorang tentara PRRI, atau paliang indak adolah simpatisan PRRI tu.

Salam

Andiko Sutan Mancayo

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Feb 15, 2010, 8:33:20 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Assalaamu'alaikum Tan Mancayo,
 
Sabagian mungkin iyo. Iko sabana carito. Tapi singkek sajo.
 
Ayah ambo sabalun bagolak PRRI jadi pagawai KUA di Jirek di Kiktinggi. Baitu muloi parang baliau alah sato jadi tantara, sabab katiko tahun 1948 baliau pun ikuik pulo jadi tantara. Jadi kumandan. Anak buah baliau 60 urang. Ibu ambo dimintak baliau manjaik-an lencana sabanyak itu di rumah. Baliau bamarkas di kampuang baliau di Koto Panjang di Kamang Hilia. Pado suatu hari, kari Kamih sahari sabalun hari rayo Haji di bulan Juni tahun 1958 baliau jo anak buah baliau mairiak di sawah dunsanak baliau. Sawah tu jauah dari jalan. Siang hari tu tadanga daruang bunyi oto tantara pusek. Anak-anak buah baliau, baliau suruah pai mainda samantaro baliau tingga di pondok dakek lampok padi. Raso-rasono ndak kamungkin tantara pusek datang mandakek kian do sabab jauah dari jalan gadang.
 
Tapi tanyato datang tantara pusek tu. Balimo urang sacaro tapisah-pisah, sarupo urang ka mangapuang, manuju bana ka dakek pondok tampek ayah ambo tu. Manuruik carito, tantara-tantara tu dilawan ayah ambo bacakak, sabab katiko baliau disuruah kalua langsuang baliau palituakan tantara nan di pintu pondok tu. Datang kawan no indak barani manembak sabab takuik ka kanai kawan no mungkin. Nan mandakek tu dapek pulo disepai ayah ambo dan dipalituak-an pulo. Carito ko disampaian anak buah baliau nan mancaliak dari jauah tapi indak bisa manolong sabab indak mambao sanjato, dek hari itu mareka mairiak, sinjato batinggaan di rumah. Sasudah bacakak bapulun-pulun jo antah bara urang tantara tu, datang tantara lain nan langsuang manembak. Ayah ambo kanai tembak di pungguang jo di kuduak kalau indak salah.
 
Dima tantara-tantara pusek ko tau bahaso di sawah nan jauah dari jalan tu ado sakumpulan tantara PRRI?
Dari informasi tukang tunjuak. Urang sakampuang jo ayah ambo nan konon panah baketek-an hati jo baliau antah pakaro apo sabalun parang.
 
Wassalamu'alaikum,
 
 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi




From: andi ko <andi....@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Tue, February 16, 2010 8:10:41 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Cerpen TUKANG TUNJUK

andi ko

unread,
Feb 15, 2010, 8:45:31 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Mamak

Tarimo kasih kisah heroiknyo. Ambo punyo kisah juo. Ukatu ambo sikola SMA, ambo panah mambuek majalah dindiang di sikola. Karano itu ambo mambao masin ketik ka rumah dan malam-malam ambo mangetik di dapua. Tibo-tibo nenek ambo mamintak masin ketik itu dikaluakan dari rumah dan jan panah di bao karumah kami. Tanyato inyo trauma jo masin ketik. Panah di kampuang ambo, tantara pusek mambao urang kampuang kami karena inyo pegang masin ketik. Tantara pusek manuduah inyo sebagai sekretaris nagari PRRI di kampuang ambo. Kato nenek, sampai kini ijok urang tu.

Salam

Andiko Sutan Mancayo

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 15, 2010, 9:06:48 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Jacky, kalau saya tak salah ingat, komandan penyergapan oleh PRRI di Batang Anai  itu adalah Kapten Djohan, salah seorang prajurit profesional yang tangguh dari fihak PRRI. Beliau kemudian diaktifkan kembali, dan kalau saya tak salah, beliau menjadi instruktur di Pusat Infanteri, Bandung.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Tue, 2/16/10, ruldjamal <ruld...@gmail.com> wrote:

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 15, 2010, 9:14:49 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Jacky, memang kelihatannya Peltu Bahar Kiray sebagai komandan OPR mempunyai kharisma terhadap anak buahnya. Dapat diperkirakan bahwa beliau adalah anggota Pemuda Rakyat/PKI. Bila tidak, mustahil beliau diangkat menjadi komandan OPR. Itu sudah strategi Kodam III/17 Agustus.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Mon, 2/15/10, Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com> wrote:

From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>

Muchlis Hamid

unread,
Feb 15, 2010, 9:47:54 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Saaf dan Pak Jacky Yth,
 
Saya pernah mendengar dari Pak Saaf bahwa di tubuh Kodam III/17 Agustus ada perwira  yang ingin menghancurkan adat dan budaya Minang dan yang membelanya. Bagaimana cerita lengkapnya Pak. Dan apa peranan LKAAM waktu itu yang nota bene dibentuk oleh Pemerintah.
 
Salam,
 
Muchlis Hamid


From: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Tue, February 16, 2010 9:14:49 AM

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 15, 2010, 10:06:17 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Wah, panjang ceritanya tuh, pak Muchlis. Ringkasnya begini: yang bersimpati kepada PKI -- seperti juga dengan PKI sendiri -- ingin menghacurkan adat dan agama orang Minangkabau. Namun yang tidak bersimpati -- bahkan yang anti PKI -- justru membela orang Minangkabau beserta adat dan agamanya. Dari kelompok yang terakhir ini dapat saya sebutkan dua nama tokohnya yang paling penting [sekarang keduanya sudah almarhum], yaitu  Mayor CKH Iman Soeparto SH dan Mayor Inf Wardjono.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Tue, 2/16/10, Muchlis Hamid <hamid_...@yahoo.com> wrote:

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 15, 2010, 9:47:36 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com, adam...@yahoo.com
Pak Saaf.
 
Setahu saya, Bahar Kiray  adalah pejoang 45.
Apakah dia kemudian berhasil dibina oleh PKI,
seperti pejoang 45 lainnya, saya tidak tahu.
 
Desa kelahirannya adalah Limpato kecamatan VII Koto.
Kecamatan VII Koto pada waktu itu dikenal sebagai basis PKI.
 
Tetapi sekarang situasinya sudah sangat berbeda.
Ada beberapa eks anak buah saya yang aktif menumpas G30S,
menetap di Sei Sarik.
 
Rupanya masyarakat Padang Pariaman telah berhasil melaksanakan
rekonsiliasi di antara mereka.
Luka-luka sosial akibat peristiwa PRRI maupun Peristiwa G30S,
sudah sembuh secara alami.
 
Mohon Dr Asvi Warman Adam, mengkaji "tesis" saya ini.
Waktu Dr Aswi masih pelajar SMA Don Bosco di Padang,
saya sudah jadi "orang".

Wassalam, Jacky Mardono (L-76)
Vila Cinere Mas, Ciputat - Tangerang.
 


--- Pada Sel, 16/2/10, Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com> menulis:


Dari: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com>
Judul: Re: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
Kepada: rant...@googlegroups.com
Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 2:14 AM


Pak Jacky, memang kelihatannya Peltu Bahar Kiray sebagai komandan OPR mempunyai kharisma terhadap anak buahnya. Dapat diperkirakan bahwa beliau adalah anggota Pemuda Rakyat/PKI. Bila tidak, mustahil beliau diangkat menjadi komandan OPR. Itu sudah strategi Kodam III/17 Agustus.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)

Mulai chatting dengan teman di Yahoo! Pingbox baru sekarang!! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 15, 2010, 10:09:02 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Saaf.
 
Kisah peristiwa Air Mancur, saya dapat dari anak buah saya,
yang terlibat langsung dalam penyanggongan tersebut.
Dia mencritakan bagaimana pasukan Brimob Pusat,
benar-benar merupakan "sitting ducks".
 
Memang daerah Air Mancur dikenal sebagai "jalan maut"
bagi pasukan "pusat".
Merupakan tempat favorit bagi pasukan PRRI untuk
melakukan penyanggongan.
 
Tidak tertutup kemungkinan bahwa Kapten Djohan
juga punya hobi melakukan penyanggongan di tempat itu.
Masalahnya, yang disanggong Kapt Djohan apakah
pasukan Brimob Pusat atau pasukan lain.
 
BIsa saja anak buah saya yang melakukan "make up story".
 
Saya masih mencoba menghubungi senior saya,
eks Brimob Sumbar, yang mbalelo terhadap PRRI.
 
Wass, Jacky M (L-76)
Vila Cinere Mas, Ciputat-Tangerang.
 
 


--- Pada Sel, 16/2/10, Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com> menulis:


Dari: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com>
Judul: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
Kepada: rant...@googlegroups.com

Tanggal: Selasa, 16 Februari, 2010, 2:06 AM


Pak Jacky, kalau saya tak salah ingat, komandan penyergapan oleh PRRI di Batang Anai  itu adalah Kapten Djohan, salah seorang prajurit profesional yang tangguh dari fihak PRRI. Beliau kemudian diaktifkan kembali, dan kalau saya tak salah, beliau menjadi instruktur di Pusat Infanteri, Bandung.

Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)

--- On Tue, 2/16/10, ruldjamal <ruld...@gmail.com> wrote:


From: ruldjamal <ruld...@gmail.com>
Subject: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: rant...@googlegroups.com

Date: Tuesday, February 16, 2010, 7:38 AM


Pak Jacky dan adidunsanak di palanta,

Kalau seru carito OPR, bagaimana pula cerita KEGANASAN OKR yang membantai
penduduk dengan tuduhan MATA-MATA PRRI???

cd rajosampono ( serpong 61 - snek)

-----Original Message-----
From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On
Behalf Of dasrie...@yahoo.com
Sent: Monday, February 15, 2010 8:48 PM
To: rant...@googlegroups.com

Subject: Re: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI

-----Original Message-----
From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>

Date: Mon, 15 Feb 2010 20:36:27
To: <rant...@googlegroups.com>

Wajib militer di Indonesia? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 15, 2010, 10:47:39 PM2/15/10
to saaf...@yahoo.com, ruld...@gmail.com, dasrie...@yahoo.com, rant...@googlegroups.com, Arsip, asvi adam, pi_l...@yahoo.com, iff...@yahoo.com
Saya tempuh jalur pribadi, karena nampaknya
posting saya sulit masuk Rantau Net.
 
Saya hanya bisa bercrita mengenai perilaku eks OPR
di daerah Padang Pariaman.
Saya pernah menyaksikan TKP di mana eks OPR
membantai beberapa orang yang sedang menunaikan
solat  Isa, di suatu surau.
Saya juga pernah menyaksikan beberapa anggota pos ronda,
yang jadi korban pembantaian eks OPR.
 
Mereka melakukannya pada malam hari.
Saya sempat kedodoran menanggulangi aksi-aksi mereka,
 
Polda Sumbar turun tangan, dengan menerjunkan
satu satuan setingkat batalyon pasukan Perintis dan Brimob.
 
Rakyat Padang Pariaman benar-benar memiliki dendam
kesumat erhadap eks OPR!
 
Tetapi sekarang situasinya sudah berbeda.
Beberapa eks anak buah saya menetap
di tempat-tempat yang dulu dikenal  sebagai basis PKI
maupun sarang OPR.
 
Rakyat Padang Pariaman telah mampu mengadakan
rekonsiliasi di antara mereka sendiri.
Luka-luka sosial akibat peristiwa PRRI maupun G30S,
sudah tidak terasa lagi.
 
Apa ini terjadi di seluruh Sumbar?
Saya tidak tahu!
Tapi kalau ya, alangkahnya indahnya Ranah Minang.
 
Wassalam, Jacky Mardono (L-76).
Anak-anaknya semua kelahiran Sumbar.
 
 
 
 


--- Pada Sel, 16/2/10, ruldjamal <ruld...@gmail.com> menulis:


Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu?

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 15, 2010, 11:18:16 PM2/15/10
to asvi adam, Dr. Gusti ASNAN, rantaunet rantaunet rantaunet

Terima kasih bung Asvi.

Permohonan artikel tersebut saya teruskan kepada Prof Gusti Asnan. Tolonglah diemail ke Rantau Net [ bisa juga melalui saya, nanti saya 'forward'].


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Tue, 2/16/10, asvi adam <adam...@yahoo.com> wrote:

From: asvi adam <adam...@yahoo.com>
Subject: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: "Dr.Saafroedin BAHAR" <saaf...@yahoo.com>
Cc: gas...@yahoo.com, gusti...@fsastra.unand.ac.id
Date: Tuesday, February 16, 2010, 11:13 AM

Pak Saaf dan Pak Jacky,
 
Dulu memang saya yang menyunting artikel tersebut pada Jurnal Sejarah, tetapi setelah itu saya tidak punya lagi filenya kecuali pada hard copy majalah tersebut.
Barangkali kita bisa memintanya langsung kepada Prof Dr Gusti Asnan untuk berbagi dengan anggota milis. Saya sendiri bukan anggota milis Rantau Net.
 
Salam,
Asvi Warman Adam
 
 


--- Pada Sen, 15/2/10, Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com> menulis:

Dari: Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com>
Judul: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
Kepada: "asvi adam" <adam...@yahoo.com>
Tanggal: Senin, 15 Februari, 2010, 10:56 PM

Wah, hebat, bung Asvi. Bisa di-posting dalam Rantau Net ini ? 


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Tue, 2/16/10, asvi adam <adam...@yahoo.com> wrote:

From: asvi adam <adam...@yahoo.com>
Subject: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: saaf...@yahoo.com, ruld...@gmail.com, dasrie...@yahoo.com, "Jacky Mardono Tjokrodiredjo" <jackym...@yahoo.com>
Cc: rant...@googlegroups.com, "Arsip" <jackym...@yahoo.com>, pi_l...@yahoo.com, iff...@yahoo.com
Date: Tuesday, February 16, 2010, 10:54 AM

Tentang kekerasan yang dilakukan oleh PRRI dan terhadap PRRI diuraikan oleh Gustin Asnan pada tulisannya "PRRI, Penulisn Sejarah dan Kekerasan" pada Jurnal Sejarah,MSI, vol 13 no 13, tahun 2007.
Salam,
Asvi Warman Adam


--- Pada Sen, 15/2/10, Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com> menulis:
> Kenapa BBM mesti naik? Apakah tidak ada solusi selain itu?

>  Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!


      Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com



Selalu bisa chat di profil jaringan, blog, atau situs web pribadi!
Yahoo! memungkinkan Anda selalu bisa chat melalui Pingbox. Coba!

taufiq...@gmail.com

unread,
Feb 15, 2010, 11:23:12 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Jacky
Apokah Brimob/ Mobrig iko dikirim samo jo Diponegoro dll masuak ka Sumbar ??

Soalnyo ado babarapo tugu pembebasan Brimob seperti di Kumpulan dll

Artinyo mereka yang pertama kali menduduki daerah itu bukan TNI AD ???

Salam
TR

Reni Sisri Yanti

unread,
Feb 15, 2010, 11:37:34 PM2/15/10
to rant...@googlegroups.com
tadi pak datuk tlp jg menyebut nama pak djohan ini katanya dr solok? dan pak selamet? belum cerita banyak krn memang pak datuk lagi tidak enak badan, eh malah  disuruah pulang mandangaan carito parang ko kato beliau...
 
 
renny,ancol


From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Tue, February 16, 2010 10:09:02 AM

Hayatun Nismah Rumzy

unread,
Feb 16, 2010, 1:22:52 AM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamu Alaikum W. W.
Mohon maaf dipabanyak ruponyo Puisi ananda Hanifah dan bundo yang bundo forwardkan beberapa hari yang lalu menjadi thread yang panjang dan menjadikan diskusi yang menarik untuk dijadikan contoh di RN ini. Bundo kagum dan bangga melihat cara sesepuh di RN ini bercerita dan memberikan pendapat. Tidak ada saling meremehkan dan merendahkan. Syukur juga tidak ada gontok2an untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Seperti  bundo mengatakan PRRI tsb.  seperti melihat coin yang 2 sisi  yang pertama sebagai pengkhianatan oleh PRRI atau dari sisia yang lain sebagai koreksi untuk pemerintah pusat. Mungkin lebih rumit lagi seperti beberapa orang buta mengelilingi gajah dan memberi pendapat apa yang dinamakan gajah. Yang memegang kaki gajah mengatakan gajah seperti tonggak besar - yang memegang belalai mengatakan seperti ular besar yang terpegang daun telinga gajah mengatakan gajah itu binatang seperti nyiru - begitu juga yang terpegang gading mengatakan gajah itu seperti tanduk. Sedangkan antara PRRI dan PERMESTA saja berbeda jauh.
Dari Pemberontakan ke Integrasi karangan Audrey Kahin bagusnya dijadikan bahan bacaan untuk siapapun yang ingin menggali tentangan PRRI. Tambahan juga buku PRRI PERMESTA oleh R. Z. Leirissa. Barusan bundo search Google dan bundo menemulan buku : At Home Abroad A Memoir of the Ford Foundation in Indonesia 1953-1973 oleh John Bresnan.
Berbicara so'al tukang tunjuk bundo ingin menceritakan cerita yang baru beberapa tahun belakangan baru bundo ketahui.  Ada seorang dosen kami (STC Bukittinggi) seorang wanita mungkin pada sa'at itu berumur 40 an namanya Miss Bea Sutherland. (Saya tak tahu apakah Mak Ngah Sjamsir Sjarif dan Sati Sjamsir Alam kenal beliau. Ditahun 1979 dia datang ke Rumbai mengunjungi kami dan berceritalah dia kepada kami bahwa dia korban tukang tunjuk yang tidak lain muridnya sendiri yang tak mungkin diduganya.  Dia pernah di China waktu perang saudara dan dia banyak dapat berbuat sesuatu waktu perang saudara tsb dan ingin mengulangi pengalamannya tsb. Dia tinggal disebelah Kebun Binatang (rumah pak Hamid). Dizaman itu tak ada yang tape recorder hanya sekolah kami yang dibantu Ford Foundation yang mempunyai barang langka tsb. Jadi waktu penyerangan malam hari bunyi letusan direkam Miss Sutherland. Waktu itu mahasiswi2 STC banyak yang dekat dengan penguasa katanya waktu itu mereka disebut Miss Green karena dekat dengan orang berbaju hijau. Penguasa2 yang kesepian sekalian menjadikan mereka informan (pemberi berita). Rekaman ini dimaksudkan oleh Miss Sutherland sebagai souvenir tapi rupanya dia dituduh berpihak kepada pemberontak dan ditanya berkali-kali. Akhirnya Ford Foundation menutup sekolah STC tsb. dan dijadikan IKIP untuk selanjutnya.
Diwaktu bundo sedang berada ditepian sunyi didaerah PRRI dan sempat dikunjungi oleh Mak Ngah sahabat abadi.
Semenjak meninggalkan Bukittinggi tanggal 23 Pebruari 1958
tsb. bundo tak pernah kembali lagi kesekolah bundo di Birugo ataupun asrama putri di Jalan Panorama (Flora Flowers).
Untuk Rina yang kehilangan eteknya bundo ikut bersedih memang Rin kami yang tinggal sekarang adalah "sisa-sisa dari Lasykar Pajang" eh PRRI.
Sekianlah cerita bundo
Wassalam bil maaf
Bundo Nismah (71+)
 

Abraham Ilyas

unread,
Feb 16, 2010, 2:28:53 AM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Dunsanak di palanta, khususnyo pembaco curito kaba.

Kutiko agresi Belanda ke 2, ado namonyo Letnan Tambiluak nan menimbulkan korban besar di pihak tokoh tokoh republik pada peristiwa Situjuah.

Kutiko PRRI ada pulo sersan Bahar (Bujang?) Kiray nan menimbulkan banyak korban di pihak anak nagari.

Kaduo urang itu, mungkin bisa diagiah gala Datuak Gampo Cino, atau Datuak Ampiang Basi nan manyamun di Bukik Tambun Tulang.

Bukan mukasuiknyo untuak maolok maolok kaduo urang tsb. jo gala sarupo itu, tapi itulah gala nan sasuai jo sikapnya nan babeda jo anak nagari. 

Nah, sia nan ka mambuek kaba untuak kaduo urang penting/punyo peranan dalam membentuk perasaan (?) orang orang MK

Aku tak tahu apa nasib Imbang Jaya
setelah pergumulan malam
Sang puteri rait entah ke mana
di abad abad yang tenggelam
 
Beri aku Tambo
jangan sejarah
Karena yang pertama ada riak menjarah
sedang yang kedua sepi dari Hero
 
Beri aku Tambo
jangan Sejarah
Aku ingin tuak penuh ragi
dan tidak bangkai bangkai yang menyerah!

Salam

Abraham Ilyas

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 16, 2010, 3:14:52 AM2/16/10
to taufiq...@gmail.com, saaf...@yahoo.com, rant...@googlegroups.com, jackym...@yahoo.com
Bapak Taufiq.
 
Apa yang saya ketahui dari beberapa kepustakaan,
ada 3 RTP  (resimen tim pertempuran) yang tergabung
dalam operasi "17 Agustus" di mana komandannya
adalah Kol A Yani.
 
Ketiga RTP tersebut berasal dari:
 
1. Kodam Brawijaya (Jatim) dbp Letkol Sabirin Mochtar.
2. Kodam Diponegoro (Jateng) dbp Letkol Suwito Haryoko.
3. Kodam Siliwangi (Jabar) dbp Letkol Kaharuddin Nasution.
 
RTP Jatim dan Jateng yang bergerak di Sumbar, sedangkan
RTP Siliwangi bergerak di Riau.
 
Selesai operasi, maka personil Kodam III/17 Agustus diisi
dari Kodam Diponegoro.
(Mohon di koreksi pak Saaf).
 
Polri juga menerjunkan beberapa kompi Brimob dan Perintis.
Saya tidak tahu, apakah mereka melakukan
"gerakan imbangan" atau masuk ke dalam salah satu RTP.
 
Yang saya tahu, selesai operasi pasukan Brimob kembali
ke daerah asal, sedangkan pasukan Perintis menjadi anak
buah tetap Polda Sumbar.
 
Dalam suatu operasi, adalah biasa tiap pasukan diberi
"sektor".
Di sektor itulah pasukan yang bertanggung jawab
mendirikan berbagai monumen untuk dikenang.
 
Wassalam, Jacky M ( L-76).
 
 
 
 
 

--- Pada Sel, 16/2/10, taufiq...@gmail.com <taufiq...@gmail.com> menulis:

Dari: taufiq...@gmail.com <taufiq...@gmail.com>
Judul: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRIBapaBapak
Kepada: rant...@googlegroups.com
--
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe


Akses email lebih cepat.
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis)

Dasriel Noeha

unread,
Feb 16, 2010, 3:32:00 AM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Ya, saya masih ingat, ayah cerita, bahwa komandannya adalah Kaharudin Nasution di Pekanbaru.

wass,


--- Pada Sel, 16/2/10, Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com> menulis:

> Dari: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>

> Akses email lebih cepat.
> Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet
> Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan
> di sini! (Gratis)
>
>
>

> --
>
> .
>
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
>
> ===========================================================
>
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
>
> - DILARANG:
>
> 1. Email besar dari 200KB;
>
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui
> jalur pribadi;
>
> 3. One Liner.
>
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
>
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
>
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
>
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
>
> ===========================================================
>
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah
> konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>
>

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 16, 2010, 4:41:02 AM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Memang betul pak Jacky. Pasca operasi sebagian terbesar personil jajaran Kodam III/17 Agustus diisi oleh personil Kodam VII/Diponegoro. Tentu ada pengecualian dalam tahun-tahun terachir sebelum dan setelah tahun 1965, antara lain Kolonel Inf Poniman dari Kodam VI/Siliwangi dan Kolonel Soepangkat serta Kolonel Ridwan Naim dari Kodam VIII/Brawijaya.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Tue, 2/16/10, Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com> wrote:

From: Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>
Subject: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: taufiq...@gmail.com
Cc: saaf...@yahoo.com, rant...@googlegroups.com, jackym...@yahoo.com
Yahoo! menyarankan Anda meng-upgrade browser ke Internet Explorer 8 baru yang dioptimalkan untuk Yahoo! Dapatkan di sini! (Gratis) --

hamid_...@yahoo.com

unread,
Feb 16, 2010, 7:00:16 AM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Dasriel,
Pak Kaharuddin Nasution, kemudian jadi Gubernur Riau tercatat sebagai jebolan INS Kayutanam.
Juga Letjen Hasnan Habib, Busthanil Arifin adalah lulusan INS.
Pak Saaf sekarang ikut mengurus INS.
Salam,
Muchlis Hamid
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Abraham Ilyas

unread,
Feb 16, 2010, 8:49:07 PM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Pado suatu hari, kari Kamih sahari sabalun hari rayo Haji di bulan Juni tahun 1958

Angku Muhammad Dafiq Saib nan ambo hormati.

Assalamualikum WW.

Salam kenal.
Pertamo ambo ikut berempati pada Angku Dafiq.
Sejarah bagi manusia memang sangat perlu untuak diambiak hikmah supayo nan buruak indak taulang, dan elok manjadi contoh.

Hanya para ahli (akademisi) menuntut pulo bukti tertulis untuk bisa diakui sebagai dokumen sejarah. Manuruik ambo ikolah masalah nan ado pado kito maso kini.

Alhamdullilah sejarah keluarga Angku Dafiq lai ado ingatannyo nan pasti oleh pihak keluarga yaitu sabalun hari rayo haji bulan Juni 1958.
Mungkin paralu dipastikan bana tanggal di bulan Juni 58, dan mungkin tanggal tersebut bisa dipakai pulo oleh para penulis/ahli sejarah lainnyo nanti.

Maaf dan salam

Abraham Ilyas
www.nagari.org







Muhammad Dafiq Saib

unread,
Feb 16, 2010, 10:09:19 PM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Wa'alaikumussalaam wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
Manolah angku Abraham Ilyas sarato dunsanak salingka palanta
 
Tarimo kasih ateh empatino.
 
Tanggal nan tapek adolah tanggal 26 Juni 1958. Sahari sabalun hari rayo Haji. Hari Kamih tu biasono ayah ambo pulang ka Koto Tuo kampuang ambo. Dan ambo dapek tugas dari baliau untuak mancarian kalikih (sabanano disadioaan mak tuo ambo, ambo tingga manjapuik sajo lai), talua ayam jo daun bungo putiah. Baliau suko dan biaso minum ramehan daun bungo putiah, dan sangat suko jo kalikih.
 
Hari Kamih tu tanyato baliau indak pulang-pulang do. Ambo manantian baliau ka makan sampai agak laruik malam sampai ambo indak makan samalam tu. Bisuakno hari Jumaaik adolah hari rayo Haji. Sasudah sumbayang hari rayo, ado urang ka rumah. Disangko ibu ambo urang ka bahari rayo. Walaupun di hari rayo haji biasono jarang urang datang bahari rayo. Sudah itu datang pulo urang duo tigo lai. Ibu ambo muloi batanyo-tanyo, ado apo. (Bagian nan iko ambo dapek dari carito ibu ambo). Nan ambo sandiri sadang di rumah mak tuo ambo di sabalah. Tagak-tagak dakek pintu jandela. Sudah tu nampak di ambo mak ngah ambo manangih sambia balari dari rumah nan lain manuju ka rumah kami. Ambo batanyo ka mak tuo, baa mangko mak ngah balari sambia manangih.  Indak ado jawaban baliau do. Ambo turun dari rumah baliau naiak ka rumah kami. Ambo dapek-i ibu ambo jo mak tuo-mak ngah jo amak-amak nan lain abih manangih. Ibu ambo mamaluak ambo, sambia mangecek-an apa.... apa... Sampai disinan indak juo jaleh di ambo.aa nan tajadi.
 
Singkek carito, ado anak buah baliau, kami maimbau mak Kuto, urang Panampuang, datang mambao kaba pagi tu. Baliau datang ka inyiak Muncak (panungkek Datuak di suku kami)  manyampaikan kaba bahaso ayah ambo alah indak ado.
 
Dek kayakinan urang di kampuang maso itu baliau ko mati syahid, ayah ambo indak dimandian dan indak dikafani tapi langsuang sajo dishalatkan dan dikubuaan. Saminggu sasudah itu kami ziarahi tampek baliau tatembak  di sawah tu. Katiko itu baliau rupono manyimpan pitih nan musti disarahan ka pak Natsir, dalam dompet. Dompet ko rupono baliau campak-an, dan katiko baziarah tu basuo / dapek di kakak ambo. Ado surek untuak pak Natsir tu bagai basuo.
 
Itu sajolah ka tambahno samantaro,
 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi




From: Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Wed, February 17, 2010 8:49:07 AM

Subject: Re: [R@ntau-Net] Cerpen TUKANG TUNJUK

andi ko

unread,
Feb 16, 2010, 10:18:58 PM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Mamak jo dunsanak palanta

Adokah nan mangkompilasi email-email (PRRI) yang sangat berharga ko, ambo takuik ilang se.

Salam

andiko sutan mancayo

Riri Chaidir

unread,
Feb 16, 2010, 10:25:45 PM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Andiko, ado baduo: 



Berminat menjadi nan nomor 3? Karano nan nomor 1 dan 2 tu kan bukan urang awak, jadi ndak ado jaminan lo sampai bilo nyo amuah manyimpan dokumen awak

RIri
Bekasi, l 47


2010/2/17 andi ko <andi....@gmail.com>

--
.

Muchlis Hamid

unread,
Feb 16, 2010, 10:52:50 PM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Sanak Sutan Lembang Alam,
Ambo ikut prihatin dan berempati atas kehilangan ayahanda 52 tahun yang lalu. Semoga almarhum yang syahid mendapat tempat yang terpilih di sisi-Nya. Amin.
Wassalam,
Muchlis Hamid


From: Muhammad Dafiq Saib <stlemba...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Wed, February 17, 2010 10:09:19 AM

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Feb 16, 2010, 10:58:16 PM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
Amuah juo titiak ayia mato gaek ko katiko mangana sijarah. Mungkin dek ambo tamasuak anak kasayangan (walaupun sayang baliau sabanano indak babagi do), ambo jo uda ambo maso itu iyo nan paliang acok dibao ayah, bagonceng jo kuretangin. Uda ambo duduak di balakang, ambo duduak di kurisi rotan khusus nan bakabek-an di batang kuretangin dimuko. Bakuretangin batigo tu dari Lambau amuah sampai ka kampuang ambo di Koto Tuo, amuah pulo sampai ka kampuang baliau di Koto Panjang Kamang Hilia.
 
Umua anam tahun ambo alah panah kanai lacuik dek baliau (kan sayang kaanak balacuik-i) tapi sasudah kanai lacuik tu baliau gendong di bahu baliau bajalan sajak dari Lambau ka pasa ateh, pai makan sate. Baliau jo ambo sajo.
 
Namo baliau Saibi, namo ayah baliau Ismail. Tapi sajak ketek-ketek kami alah ba Saib an sarupo di namo ambo kini. Gala baliau Sutan Lembang Alam. Duo hari sabalun ambo 'pai' babinyi (ambo manikah tanggal 1 Juni 1979) datang adiak baliau nan padusi sarato adiak sapupu baliau nan laki-laki, ka Koto Tuo, mambao talam, dek anak pisang ka pai babinyi. Dalam acara maanta baka tu, bapasan banalah tipak bako ambo, bahaso baliau maantaan juo gala nan ka ambo pakai. Gala nan kecek inyiak Muncak basalin abih, Sutan Lembang Alam. Gala nan hanyo ambo sajo buliah mamakai, indak buliah dilakek-an pulo ka kamanakan ambo. Kok ambo mati isuak, galako babaliak-an baliak.
 
Tasabuik pulo pakaro urang ilang carito awak kapatang. Ayah ambo ko badunsanak barampek, duo laki-laki duo padusi. Baliau nan paliang tuo. Nan laki-laki maningga di Pakan Baru tahun 1957. Adiak baliau nan padusi, dijapuik urang malam di tahun 1959. Indak basuo sampai kini. Anak dari mak tangah nan ilang malam ko, surang padusi, sato pai ka lua jo suami jo anakno sataun di bawah ambo. Uni Nur ko tatembak di sabuah parang di daerah Suliki. Suami uni Nur ko baru maningga babarapo bulan nan lapeh di Padang. Anakno surang laki-laki masih ado, tingga ndak jauah dari tampek ambo di Bekasi.
 
Panjang pakana awak ka jaman dulu.....
 
Wassalamu'alaikum,
 

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Feb 16, 2010, 11:10:06 PM2/16/10
to rant...@googlegroups.com
Tarimo kasih Pak Muchlis.
 
Awak kan sadang maota-ota sijarah sajo. Alah lamo bana kenangan tu. Kadang-kadang kalau dipikia-pikia masih relatif mudo ayah ambo maso itu. Umua 47 tahun. Kalau Allah bakahandak.... awak hanyo manjalani sajo.....
 
Wassalamu'alaikum,

 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi




From: Muchlis Hamid <hamid_...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Wed, February 17, 2010 10:52:50 AM

Subject: Re: [R@ntau-Net] Cerpen TUKANG TUNJUK

sjamsir_sjarif

unread,
Feb 17, 2010, 3:23:00 AM2/17/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu,

Alah lamo ambo mandanga dari Angku Lembang dalam komunikasi paribadi nan bahaso ayah maningga wakatu parang. Tapi detailno iyo baru kini agak jaleh di anbo. Walaupun lah jauah di maso lalu, kito tatap mandoakan keselamatan arwah beliau di Alam Baqa bersama para syuhada teraniaya entah di mana. Kita semua berserah diri kepada Allah yang Maha Kuasa.

Baitu juo ambo tagugah dan panuah raso simpati mambaco postiang Kenangan Angku Lembang nan mangikuti posting tukang Tunjuk tu.

Satantangan tanggl 26 Juni 1957 tu iyo tapek Hari Kamih. Tapi "sahari sabalun hari rayo haji" tu mungkin pralu dikana baliak karano manuruik panyilauan ambo Hari Rayo Haji wakatu itu 10 Zulhijjah 1377 jatuah pado hari Sabtu. Tapi mungkin juo hari Jumaat sabab di kampuang awak ado hari rayo nan dahulu bakudianan babeda hari.

Untuak silau-silauan tanggal dan mancocokkan hari jo tanggal Masehi jo Hijrah, caliak link ko.

http://www.fourmilab.ch/documents/calendar/

Kapado Adidunsak nan basamo rancak link ko disimpan, banyak gunonyo untuak manccocokkan tanggal-tanggal dan hari Sejarah, tapi juo untuk catatan-catan paribadi. Misanyo untuak mancocokkan Hari dan Tanggal Hari Lahia dalam tahun Masehi jo Hijrah.

Kenangan ambo. Saketek manjapuik Kenangan Sejarah dan pengalaman Pribadi ambo. Ambo ado di Kamang di sekitar minggu-minggu kejadian Ayah Angku Lembang tu, tapi lah awal Juli rasonyo. Ambo indak takana bilo Hari Rayo Haji wakatu itu sabab mungkin ambo sadang dalam pajalanan dari Palembang baliak ka Bukittinggi. Jadi, ambo sampai baliak ruponyo urang sudah hari rayo haji. Sabab Hari Rayo Idl Fitri 21 April 1958, Senin, ambo ado di Palembang salamo kiro-kiro duo bulan. Pak Natsir memberikan khutbah Hari Rayo di Batu Sangka. Teks Khutbah baliau ambo dapekkan dari baliau dan lamo ammbo simpan dalam pajalanan. Tiok ambo baco Kutbah tu dalam pengembaraan, aia mato ambo tatap balinang.

Waktu baliak dari Palembang tu, sampai di Bukittinggi ambo mancirupuih pulang kalua kota. Barapo hari di rumah kami rendezvous jo duo kawan nan samo-samo pulang dari Palembang. Sjofjan Asnawi dan Ridwan Asky, (kaduonyo kini alah alm.) turun di Padang Lua mancirupuih ka rumah Urang Gaek Sjofjan. Tapi sabanta di rumah tapaso ijok, karano kadatangana Sjofjan babaun di tukang tunjuak pulo. Mereka menghilang ka Banuampu dan kami rendezvouz di Ampek Angkek.

Kami cari Tuan Dala (Pak Decha, Dalailul Chairat, kepala Penerangan Sumatera Tengah) ka Aia Tabik untuak informasi di ma Pak Dahlan. Tuan Dala ado di Cangkiang kambi bqasuo di sinan. Dari Cangkiang kami taruih ka Kamang malalui Tanjuang Alam dan Pakan Kamih. Tapek seperti petunjuk, kami basuo jo Pak Dahlan di Bansa. Salamo satangah hari kami jo Baliau malaporkan perjalanan kami nan baliau dan Pak Natsir tugaskan.

Sanjo hari tu, mortir mahampeh-hamapeh pulo ka arah Kamang. Pak Dahlan dan kami ijok berpencar. Sudah aman kami (nan batigo) lalok di suatu rumah antaro Bansa jo Tarusan. Pak Dahlan minta kami manamui Mayor Nusyrwan di Sungai Dareh, karano Pak Dahlan indak mamaciak Penerangan lai, lah pindah ka Pak Natsir. Sudah basuo jo Mayor Nusyirwan, baliau ingin kami tingga bakarajo jo baliau. Namaun kami bapikia sabalun manjawab iyo.

Waktu baliak dari Sungai Dareh ka Bansa-Tarusan, ari alah sanjo dan akhirnyo kalam. Kami jalan mamutiuh sawah-sawah dan manggunokan suluah jarami. Kami iandak tahu uang sadang waspada pulo malam tu. Hampia sampai di tapi labuah dakek tampek kami ka bamalam tu kami diagiah signal tanyo "Siapa" oleh komandan mereka. "Kami, Mahasiswa", jawab kami. "Mahasiswa opo kowe" kecek komandannyo dengan logat kejawa-jawaan. Ruponyo tentera PRRI nan ado di sinan tu lah siap siaga tiarap lengkap dengan senjatonyo ka mahadang kami. Untunglah, nan batanyo ka kami tu akhirnyo tahu kami dalam perjalanan dibawah tugas Pak Dahlan. Sasudah mangecek-ngekck kamudian kamai tahu kamandan tu bagala dipanggiakan kawan-kawannyo sabagai Ustaz Kapia. Garahnyo macam-macam, logatnyo dapek batuka-tuka.

Kami lah bari tau ka Mayor Nusyirwan bahaso kami ingin mancari Pak Natsir untuak mambari laporan pajalanan kami. Baliau lah bari patunjuak kama ka pai. Bisuaknyo kami barangkek maninggakan Tarusan, masuak rimbo partamu kali mannyubarang Agam jo Limopuluah ka Suayan. Pangalaman masuak rimbo partamu kali tu iyo mengharukan karano kami hilang di jalan manamuah rimbo tu. Wakatu itu alun banuyak urang masuak rimbo lai. Kami akhirnyo sampai lah malam di Suayan. Kami malapor ka Wali Nagari dan bamalam di Suayan.

Bisuaknyo, kami barangkek naiak bukik ka arah Timur Suayan manuju Ranah Limo Puluah nan disabuik Pek Mudiak. Tapi, apo nan tajadi? Sasudah kami batigo sampai di ateh puncak bukik, istirahat sabanta manikmati pamandangan Ranah Indah Limopuluah di sabalah Timur kami, tibo-tibo ado rombongan maojok-ojok mandaki bukik dari arah Timur. Alahamdulillah, kami tacangang dan badoa alhamdulillah. Ruponyo itulah Rombongan Pak Imam (M. Natsir) nan sadang kami cari. Tuhan mempertemukan kami di Puncak Bukik Suayan. Sampai di puncak, baliau tarangah-angah duduak di batu. Maangguak-angguak sambia mambaco alhamdulillah. Kami lah baliak dari Palembang dengan selamat melaksanakan tugas sajak baliau dan Pak Dahlan menugaskan kami pai barangkek dari Bukittinggi, Minggu tanggal 13 April 1958 sabalunnyo.

Di Puncak Bukik Suayan tu lah kami mambari Laporan Lisan, saroman laporan ka Pak Dahlan di Bansa kapatang. Sasudah mandanga laporan kami, baliau tulih surek nota ketek, berikan kapado kami. Paciak surekko, sampaikan ka nan baliau alamatkan Angku Dt. Rajo Malano. Surek ko langkok mearupokan check, dimaa ka tingga dan sagalo kaparaluan lah ado di ssinan samantaro manunggu. "Teruskanlah perjalanan tuan-tuan ke Limopuluh. Tunggu saya di sana, sampai ada berita dari saya kemana lagi. Saya akan trus ke Agam," kata beliau. Kami berpisah, bersalaman berangkuman diiiringi doa selamat jalan.

Dompet Ayah angku Lembang. Nah, Carito Dompet dari Ayah Angku Lembang ko Cocok bana. Ruponyo Ayah alah tahu bahaso Pak Imam akan ka Kamang, dan pitih tu lah baliau sadiokan kalau basuo. Waktu, tempat, dan suasana carito Angku Lembang, cocok jo Carito Pajalanan ambo dan Pajalanan Pak Imam wakatu itu. Sakitulah dahulu sekedar kenangan penjampuik cerito.

Salam,
--Nyiak Sunguik
Sjamsir Sjarif

--- In Rant...@yahoogroups.com, Muhammad Dafiq Saib <stlembang_alam@...> wrote:
>
> Wa'alaikumussalaam wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
>
> Manolah angku Abraham Ilyas sarato dunsanak salingka palanta
>
> Tarimo kasih ateh empatino.
>
> Tanggal nan tapek adolah tanggal 26 Juni 1958. Sahari sabalun hari rayo Haji. Hari Kamih tu biasono ayah ambo pulang ka Koto Tuo kampuang ambo. Dan ambo dapek tugas dari baliau untuak mancarian kalikih (sabanano disadioaan mak tuo ambo, ambo tingga manjapuik sajo lai), talua ayam jo daun bungo putiah. Baliau suko dan biaso minum ramehan daun bungo putiah, dan sangat suko jo kalikih.
>
> Hari Kamih tu tanyato baliau indak pulang-pulang do. Ambo manantian baliau ka makan sampai agak laruik malam sampai ambo indak makan samalam tu. Bisuakno hari Jumaaik adolah hari rayo Haji. Sasudah sumbayang hari rayo, ado urang ka rumah. Disangko ibu ambo urang ka bahari rayo. Walaupun di hari rayo haji biasono jarang urang datang bahari rayo. Sudah itu datang pulo urang duo tigo lai. Ibu ambo muloi batanyo-tanyo, ado apo. (Bagian nan iko ambo dapek dari carito ibu ambo). Nan ambo sandiri sadang di rumah mak tuo ambo di sabalah. Tagak-tagak dakek pintu jandela. Sudah tu nampak di ambo mak ngah ambo manangih sambia balari dari rumah nan lain manuju ka rumah kami. Ambo batanyo ka mak tuo, baa mangko mak ngah balari sambia manangih.  Indak ado jawaban baliau do. Ambo turun dari rumah baliau naiak ka rumah kami. Ambo dapek-i ibu ambo jo mak tuo-mak ngah jo amak-amak nan lain abih manangih. Ibu ambo mamaluak ambo, sambia mangecek-an apa.... apa... Sampai
> disinan indak juo jaleh di ambo.aa nan tajadi.
>
> Singkek carito, ado anak buah baliau, kami maimbau mak Kuto, urang Panampuang, datang mambao kaba pagi tu. Baliau datang ka inyiak Muncak (panungkek Datuak di suku kami)  manyampaikan kaba bahaso ayah ambo alah indak ado.
>
> Dek kayakinan urang di kampuang maso itu baliau ko mati syahid, ayah ambo indak dimandian dan indak dikafani tapi langsuang sajo dishalatkan dan dikubuaan. Saminggu sasudah itu kami ziarahi tampek baliau tatembak  di sawah tu. Katiko itu baliau rupono manyimpan pitih nan musti disarahan ka pak Natsir, dalam dompet. Dompet ko rupono baliau campak-an, dan katiko baziarah tu basuo / dapek di kakak ambo. Ado surek untuak pak Natsir tu bagai basuo.
>
> Itu sajolah ka tambahno samantaro,
>
> Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam
> Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi
> Lahir : Zulqaidah 1370H,
> Jatibening - Bekasi
>
> ________________________________

> From: Abraham Ilyas <abrahamilyas@...>

Muhammad Dafiq Saib

unread,
Feb 17, 2010, 8:35:20 AM2/17/10
to rant...@googlegroups.com
Wa'alaikumussalaam wa rahmatullaahi wa barakaatuhu
 
Tarimo kasih nyiak, ateh ulasanno.
 
Bagian dari carito nan ambo sampaian satantangan ayah ambo tu ado nan masih tampak-tampak di ruang mato, sarupo katiko naiak kuretangin jo baliau, dibao baliau pai makan sate ka pasa ateh, disuruah baliau mamijak-mijak pungguang. Masih tabayang-bayang, sarupo nan ambo caritoan kapatang baliau maota jo urang Cino gaek nan anakno sato jadi TP balatiah di Pertanian. Basuo jo inyiak Datuak Palimo Kayo, baliau ko jo anak baliau nan ampia samo gadang jo ambo (kudian basuo di Bandung, kami samo-samo di ITB), katiko anak nyiak Datuak ko manunjuak ka siaptu ambo (sipatu baru). Iyo lo di awak? tanyo inyiak Datuak ka anak baliau.
 
Nan satantangan hari rayo haji, itu adolah carito nan ambo sambuik dari ibu ambo. Kalau pakaro kalender ko iyo dek lai bacatat, itu mangko ambo tahu, jadi bukan lo dek takana.
 
Baliak ka carito Tukang Tunjuak (lapeh dari kanyatoan nan carito ko adolah fiktif), dimaa ambo singguang tantang ibu-ibu tatahan di Batalyon B, salah satu nan jadi korban katiko itu adolah ibu ambo. Baliau tatahan duo hari duo malam. Sabana pertolongan Allah SWT nan datang katiko itu, baliau capek lapeh, bahkan ibu-ibu nan labiah dulu tajapuik dapek samo pulang jo baliau. Takana-kana juo di ambo mak tuo nan baurai ayia mato siang malam katiko ibu ambo tatahan tu. Mungkin alah tabayang-bayang di baliau kami ka jadi anak yatim piatu.
 
Tambah carito, pak Natsir jo pak Syafruddin datang manjanguak ka rumah nenek ambo di Kamang babarapo hari sasudah baliau tatembak. (Iko kaba...).
 
Baitulah nyiak, katambah carito lo saketek lai......
 
Wassalamu'alaikum,  
 

Muhammad Dafiq Saib Sutan Lembang Alam

Suku : Koto, Nagari asal : Koto Tuo - Balai Gurah, Bukit Tinggi

Lahir : Zulqaidah 1370H,

Jatibening - Bekasi




From: sjamsir_sjarif <hamb...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Wed, February 17, 2010 3:23:00 PM

Subject: Re: [R@ntau-Net] Cerpen TUKANG TUNJUK

rinapermadi

unread,
Feb 17, 2010, 9:43:15 PM2/17/10
to rant...@googlegroups.com

Bundo Nismah sarato adidunsanak Palanta Budiman,

 

Tarimo kasih untuak perhatian Bundo ka case Etek Rina tu, akan Rina sampaikan InsyaAllah ka keluarga simpati Rang Palanta basamo. Rina sangaik banyak dapek carito mengenai Parang Pereri ko juo Parang Bulando saketek tentang parang Japang dari nenek jo Inyiak. Tapi ado saketek yang menarik dari carito Mama.

 

Ibu dari Mama (nenek) takato sebagai urang bagak di kampuang kami. Nenek indak takuik rumahnyo dijadian basis perbekalan logistic di kampuang kami beda jo Inyiak. Pernah mama carito kalo suatu ketika seandainya nenek indak sigap menyuruakkan sanjato (badia bageren ; lupo2 ingek rina namonyo ) ka ateh loteng rumah. Sabalun tu ado OPR jo tantara pusek nan mamareso ka dalam rumah. Kutiko tu malamnyo sudah manyiapkan pasukan dunsanak2 awak nan bajuang utk masuak rimbo. Pas ukatu tu dikusai rumah dek tantara tu, dek mereka curiga rumah tu dijadian tampek logistic. Sampai pas ka dibukak loteng dek salah surang tantara, pas lo ado panggilan dari komandannyo di halaman rumah, lansuang bubar mereka tu. Sadonyo nan di dalam rumah nenek jo anak2 liau nan masih ketek-ketek tu manahan angok. Sebab jikok sampai dapek dek mereka senjata tu, habislah mereka sakaluarga. Mode itulah baraninyo Nenek kato Mama.

 

Hanyo sajo di kampuang kami ukatu tu ado juo nan jadi pengkhianat tu. Sasudah bunyi tontong ciek-ciek nan tandonyo alah aman, ado rang gaek marauang-rauang anaknyo kanai tembak, ado nan kanai mortir, adolo kawan nenek nan bakadai di tapi tabek kami. Ukatu di rimbo kanai pacahan mortir, ado nan maningga, adolo surang namo liau Nyiak Idi, kapalo liau kanai pacahan mortir ko. Nenek jo Mama ikuik manjapuik liau ko ka rimbo, caro mambaok liau pulang hanyo pakai buo buah bilah nan disangkuikkan kain saruang sabalah manyubalah, sudah tu didegeng sapanjang jalan, namo rimbonyo tu Rimbo Manduang. Rina pernah caritokan sampai 2 seri tentang Masuak Rimbo 1 dan Masuak Rimbo 2 di posting nan lah daulu. Sapanjang jalan pulang lah manitiak-nitiak darah dari bawah kain saruang liau ko. Sarato ado banak liau nan nampak-nampak. Namun tolong Allah SWT, Inyiak ko sehat baliak sampai beberapo tahun nan lalu, masih basobok jo ambo masih bakadai di tapi tabek kami sehat hanyo sajo bakeh kapalo liau nan kanai mortar tu masih nampak. Dek liau salalu botak.

 

Ado istilah nan salalu disabuik dek Nenek atau Mama jo Inyiak mamuloi carito mereka yang salalu tangiang-ngiang. Kato2 ‘Nagari Parang” jo kato2 “Nagari lah Aman”. Dari kato ko Rina bisa manyimak baso antaro kaduonyo ko, sabana jauah jurang pamisahnyo. Sungguah sangaik maha untuak mendapekkan “ Nagari Aman” ko. Sahinggo indak salah apo nan dikatoan Pak Epi Buchary di posting liau. Tentang raso indak sanang ka urang Jawa masih tasiso di hati sebagian besar urang-urang tuo awak tarutamo nan talibaik jo PRRI saisuak tu. Rinapun awalnyo ndak habis pikia, mangalah Papa indak setuju katiko Mas Permadi melamar Rina? Apo yang salah? Manga Papa masih bakareh urang awak juo nan katuju untuak jodoh anaknyo? Padohal jodoh di tangan Allah SWT kan? Tanyato ikolah nan jadi sebabnyo, dendam Liau ka Urang Jawa indak bakurang-kurang sajak liau ikuik bajuang jo Pak Imam di maso-maso akhir PRRI tahun 1960-61. Liau marasoan sagalo kekejaman parang tamasuak Hilangnyo Etek kami tu sebagai puncaknyo. Sampai Abang Rina baiyo-iyo jo Papa, apo sebabnyo liau ndak katuju jo Mr Permadi? Tapi liau baliak batanyo? Manga musti Urang JAwa? Urang Jawa ko kan musuah den sajak taisuak? Tapi Alhamdulillah setelah pembicaraan tu, diagiah izin akhirnyo.  Jadi untuak kondisi ko, sangaik dimaklumi sajo kalo masih ado raso dandam di hati urang-urang tuo kito ko. Parang kan memang kejam. Alhamdulillah kami lahia sasudah jaman itu tajadi.

 

Sekedar sharing….

 

Wassalam

Rina, 33, batam

(Maaf agak dibesarin, spy Bundo sanang mambaconyo)

Abraham Ilyas

unread,
Feb 18, 2010, 12:36:04 AM2/18/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Dasriel Noeha dan Dunsanak di Palanta nan ambo hormati.

Kaba nan ambo tarimo, bahwa almarhum Jenderal Abdul Haris Nasution, nan mamarentahkan operasi 17 Agustus untuak menumpas PRRI di Sumteng itu, mantan murid Sekolah Rajo di Bukik Tinggi jaman saisuik. Di Jawa beliau jadi guru sabalum masuak tantara.

Apokoh ado kasam baliau sangkek di koto rang Agam itu sabalun ka Jawa?

Salam

Abraham Ilyas



dasrie...@yahoo.com

unread,
Feb 18, 2010, 1:24:52 AM2/18/10
to rant...@googlegroups.com
Yes it was right info
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 18, 2010, 1:39:38 AM2/18/10
to rant...@googlegroups.com, abraha...@gmail.com
Selain pernah bersekolah di Bukit Tinggi,
kalau tidak salah AH Nasution juga mendapat gelar
doktor honoris causa dari Universitas Andalas.
 
Saya lupa, sebelum atau sesudah peristiwa PRRI.
 
Wass, Jacky Mardono (L - 76).


--- Pada Kam, 18/2/10, Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com> menulis:


Dari: Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com>
Judul: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI

Salam

Abraham Ilyas


--

Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Dasriel Noeha

unread,
Feb 18, 2010, 9:30:38 PM2/18/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Ab,
Mungkin Pak saaf dan Pak Jacky labiah bisa "mendefinisikan" kenapa AHN begitu bernafsu ke SB waktu itu.

jangan ada persaingan antara tentara, karena waktu itu seakan ada perebutan "perhatian" antara perwira seangkatan, AHS dan yang yunior spt; Letkol AH, Letkol ZL, Kol S, Letkol VS, Letkol B, dan lain Letkol dan Kol yang seakan "gak dapat kabatan", karena ada istilah "Jawa dan Non Jawa".

entahlah, yang jelas SB cacat sejarah dimata RI, setelah 15 Feb, 1958.
Disamping korban yang berdosa dan tidak berdosa...

Wass,
dasriel


--- Pada Kam, 18/2/10, Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com> menulis:

> Dari: Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com>
> Judul: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
> Kepada: rant...@googlegroups.com

> --
>
> .
>
> Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika
> dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya:
> ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
>
> ===========================================================
>
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
>
> - DILARANG:
>
> 1. Email besar dari 200KB;
>
> 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui
> jalur pribadi;
>
> 3. One Liner.
>
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata!
> Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
>
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
>
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam
> melakukan reply
>
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan
> mereply email lama
>
> ===========================================================
>
> Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah
> konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
>
>


Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini!
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 18, 2010, 9:52:55 PM2/18/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Abraham, Sanak Dasriel, dan para sanak sa palanta,
Ambo indak ado bahan tantang masalah 'kasam' Nasution ka Sumatera Barat tu. Mungkin juo indak ado.
Manuruik bahan-bahan nan ado di ambo, kaputusan manyarang Sumatera Barat indak dibuek dek Nasution, tapi dek Perdana Menteri Juanda, nan sacaro tegas manolak ultimatum PRRI. [Jan lupo, tahun 1958 kito masih mamakai UUDS 1950. Pemerintahannyo demokrasi parlementer, dimano perdana menteri nan bakuaso, bukan presiden.]
Rencana operasi menyerbu Sumatera Barat dibuek dek Kolonel Ahmad Yani, nan baru luluih US Command and General Staff College, Fort Leavenworth, Texas. Supayo rahasio tajago -- karano di MBAD masih banyak perwira urang Minang -- Yani manyusun rencana operasi tu di lua MBAD, dibantu jo peta nan disadiokan dek Mayor [waktu itu] George Benson, atase militer AS.
Batua sakali kaluhan Sanak Dasriel : "entahlah, yang jelas SB cacat sejarah dimata RI, setelah 15 Feb, 1958. Disamping korban yang berdosa dan tidak berdosa..."
Kabaa juo lai, nasi alah jadi bubua.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Fri, 2/19/10, Dasriel Noeha <dasrie...@yahoo.com> wrote:

taufiq...@gmail.com

unread,
Feb 18, 2010, 10:11:27 PM2/18/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Saaf
Kalau memang peta operasi APRI disupply dek Amerika

Sementara di Tabiang uda ambo ikuik manunggu sinjato untuak PRRI nan didrop Amerika via parasut

Jadi sambia manurunkan bantuan difotonyo juo kondisi SB. Untuak diagiahkan ka APRI

Sabana duo nokang cokinyo
Mirip jo kondisi kini....
Banyak Pengusaha awak kini nan jadi donatur untuak babarapo Balon di Pilkada

Tasarah .....sia nan ka manang...awak lah ado didalam. Kecek mereka

Jadi tampak bana awaklah
dipagalehkan inyo yo

Dilain pihak alm Mayor Azwar Tontong Dt. Mangiang. Pernah curito jo ambo di PKU seputar perannyo di PRRI dan issue adonyo armada Amerika untuk mengamankan warganyo di Caltex maso itu

Tamasuak masih ado peran asing itu terhadap mereka, sasudah PRRI dikalahkan,

Wass

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 18, 2010, 10:19:50 PM2/18/10
to rant...@googlegroups.com
Sanak Taufiq Rasyid dan para sanak sa palanta,
Mulonyo Amerika memang mambantu PRRI karano khawatir kalau-kalau Indonesia di bawah Soekarno akan jadi komunis. Tatapi sasudah TNI mambuktikan bahaso TNI adolah anti komunis, mako peralatan parang nan mulonyo disadiokan untuk PRRI, sasudah tu diagiahkan ka TNI. Angin alah bakisa, padohal PRRI alah talongsong manggaregak, dan galeh tu 'dibali' dek PM Djuanda.
Ambo kenal baik jo Azwar Tontong Dt Mangiang [almarhum]. Wakatu ambo jadi Ketua DPD Sekbergolkar/Golkar Sumbar, baliau -- jo Sanak Djamhur Djamin SH -- adolah anggota pengurus.
Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Fri, 2/19/10, taufiq...@gmail.com <taufiq...@gmail.com> wrote:

From: taufiq...@gmail.com <taufiq...@gmail.com>
Subject: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: rant...@googlegroups.com

muhammad afdal

unread,
Feb 18, 2010, 10:48:34 PM2/18/10
to rant...@googlegroups.com
Pak syaf kok lah jadi bubua,dijadikan sajo bubua ayam bantua nan dimakan urang di betawi tu tiok pagi, ambo lai pernah ditraktir dek kawan samaso di betawi di tahun 90an yo indak talulua dek ambo doh, jadi ambo ambo tilungkuikan sajo ka tong sampah,
 
Wassalam
 
afdal

2010/2/18 Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com>

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 19, 2010, 12:22:46 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com, Saafroedin Bahar, Abraham Ilyas, dasrie...@yahoo.com, asvi adam
Sebelum terjadi peristiwa PPRI,
telah terjadi beberapa peristwa,
yang menyerap perhatian AH Nasution,
sebagai pimpinan TNI-AD.
 
Peristiwa-peristiwa tersebut, antara lain:
 
1. Peristiwa Madiun.
2. Perisiwa DI/TII Jawa Barat.
3. Peristiwa APRA.
4. Peristiwa Andi Azis
5. Peristiwa RMS.
6. Peristiwa DI/TII di Aceh dan Suawesi
7. Permesta.
 
Selain itu AH Nasution (walau orang Batak),
pernah menjabat sebagai
"Panglima Tentara dan Teritorial Djawa".
Opo ora hebat?
Lho orang Jawanya pada ke mana?
 
Yang namanya Djatikusumo, Yani, Suharto dsbnya.
loyal kepada AHN.
Oh ya, termasuk bapak Kemal Idris urang awak,
yang berperang di pulau Jawa.
 
Panglima Tentara dan Teritorial Sumatera,
dipercayakan kepada orang Sunda,
yang namanya Hidayat.
Semua komandan tentara di Sumatera loyal kepada Hidayat.
 
Jadi keterlibatan AHN dalam operasi terhadap PRRI,
adalah semata-mata memenuhi panggilan tugas,
karena ia adalah pimpinan tertinggi AD.
 
Kalau pada waktu terjadi peristiwa PRRI,
AHN berstatus non job, seperti pada tahun
1953 - 1955, tentunya dia hanya berstatus
sebagai pengamat militer.
 
Tidak perlu dia repot-repot ngumpulin pasukan
untuk membentuk operasi "17 Agustus" di
Sumatera dan operasi "Merdeka" di Sulawesi.
 
Pada waktu terjadi peristiwa PRRI,
di Jawa Barat sedang rame-rame nya
operasi terhadap DI/TII.
Namun demikian  Jawa Barat tetap menyumbang satu RTP,
untuk operasi terhadap PRRI.
 
Pada bulan Maret 1958,
pos Brimob di mana saya melakukan OJT sebagai
mahasiswa PTIK,  diserang DI/TII habis-habisan.
Ada teman saya yang benar-benar ter BR-BR dan ter KC-KC!
Cukup lama ybs jadi bahan olok-olok.
 
Sebagai mahasiswa-pun saya menyadari,
betapa pusingnya pimpinan ABRI pada waktu itu.
 
Pada waktu itu saya punya keingingan,
agar setelah tamat, saya ditugaskan ke Sumbar
atau ke Sulut.
Rupa-rupanya kedua keinginan saya terpenuhi.
Jadilah saya warga Sumbar selama 9 tahun,
dan warga Sulut selama 2 tahun.
 
Semenjak SMA, saya penggemar berat orkes
Gumarang dbp Asbon.
Juga sudah tertarik lihat gaya Rima Melati (sandal KOZUE)
kalau sedang ber cha-cha-cha di nightclub.
Sekedar kenangan masa lalu.
 
Wassalam, Jacky Mardono (L-76)


--- Pada Jum, 19/2/10, Dasriel Noeha <dasrie...@yahoo.com> menulis:

hanifah daman

unread,
Feb 19, 2010, 12:26:05 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Bapak TR

Jadi bingung hanifah jadinya

1. Ketidak adilan pusat

Baa mangko bingik urang daerah jo ketidak adilan pusat sahinggo mamiliah baparang ?
Bukankah waktu itu SDA masih lumayan ? Sawah mambantang sajauah mato mamandang. Tuntutan hidup alun tinggi.

2. PKI
Prinsip PKI yang sama rata sama rasa, jelas bertentangan dengan ABSSBK
Wajar saja ada yang siap jihad.

3. Amerika yang mengadu domba

Kenapa Amerika ingin menduduki Indonesia waktu itu ?
Atau dia hanya sebagai pedagang senjata saja ?

4, Tantara pusek nan ganas-ganas

Andai saja tentara pusek tsb indak ganas-ganas, mestinya kita berterima kasih kepada mereka. tetapi kenapa ya tentara tsb untuk mengalahkan lawan dengan cara mengorbankan rakyat sipil yang tidak bersalah? terutama wanita?
Apa itu salah satu strategi melumpuhkan semangat lawan ? Apa tentara2 tersebut tidak bisa di hukum atas pelanggaran HAM ?

Kok tidak ada dialog/ konferensi  waktu itu ya ? Sehingga perang bisa di cegah ?


Wass


Hanifah









--- On Fri, 2/19/10, taufiq...@gmail.com <taufiq...@gmail.com> wrote:

From: taufiq...@gmail.com <taufiq...@gmail.com>
Subject: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: rant...@googlegroups.com

Dasriel Noeha

unread,
Feb 19, 2010, 12:57:22 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Ada sedikitnya dua kepentingan Amerika saat tahun lima puluhan itu.
Pertama, untuk mengamankan kecepatan pengembangan paham komunis yang dipelopori Rusia/Soviet waktu itu dan China, karena paham proletariat kerakyatan komunis akan menghambat dan menghantui paham kapitalis yang dipelopori Amerika yang sedang galaknya mengembangkan industri. Ini jelas ancaman dan berakibat; mogok buruh, bakar pabrik, dlsb yang sifatnya anti kapitalism idea.

Kedua, Amerika akan mengamankan kepentingan minyaknya di Indonesia, yaitu Caltex yang sedang menaik produksinya waktu itu, Arab pada tahun lima puluhan belum begitu meningkat produksinya. Sedangkan Amerika memerlukan bahan bakar yang banyak untuk menghidupkan mesin-mesin industrinya. Seluruh minyak CPI di kapalkan dari Sungai Pakning, pelanuhan minya/dermaga CPI sebelum Dumia di bangun, dan dikirim ke USA.

Kalau terjadi pemberontakan, akan berpengaruh kepada jalannya produksi minyak, tapi Amerika melihat kepentingan lain, bahwa bila Sumatera pisah dengan Jawa, akan lebih mudah mengaturnya, karena Soekarno itu ada di Jawa, dan orang pintar Sumatera juga kebanyakan di Jawa. Dan tinggallah yang "bodoh" di pulau Andalas, dan akan mudah di atur Amerika.
Kenyataannya Amerika membantu APRI, seakan menunjukkan bahwa Amerika berpihak pemerintah yang sah, karena Amerika melihat akan kehancuran PRRI sudah di depan mata. Ini adalah politics Economic War Amerika around the world, semua orang bisa baca di seluruh dunia, persis permainan GameTheory Professor Kobayashi dari TIT (dosen saya), bahwa ada dua keputusan; HANCURKAN DAN HANCURKAN, tidakada kompromi. Ini terjadi di perang Iran-Irak,perang Kuwait-Irak, perang Amerika -Iran, Israel-Palestine.

Jadi boleh kita katakan dengan analisa dangkal, disamping "perang saudara" ada juga tangan "invisible hands" yang bermain.

Ada banyak buku-buku yang membahas theory War Causal Effects, and Nation Politics, serta Nation Destroying Other Nation, yang pasti itu ilmunya Pak Jacky dan Pak Saaf.

Gak tahulah kita, siapa mengalahkan siapa. dan siapayang kalah dan siapa yang menang, yang pasti banyak korban jiwa.
There is no war without victims, while war is art of victory.

wass,
dasriel

--- Pada Jum, 19/2/10, hanifah daman <iff...@yahoo.com> menulis:

> Dari: hanifah daman <iff...@yahoo.com>
> Judul: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
> Kepada: rant...@googlegroups.com


Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com

mantari_sutan

unread,
Feb 19, 2010, 1:19:33 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum Wr Wb,

Ada kesepahaman saya dengan Pak Saaf mengenai PRRI ini, terutama menyangkut strategic blunder dan Bung Hatta yang memilih tidak terlibat. Termasuk juga konon Syahrir yang begitu menyesalkan teman PSInya yang ikut PRRI. Kalau boleh berandai, cerita PRRI akan lain endingnya, sekiranya kedua Bung ini ikut di dalam. Sebenarnya ini juga agak mirip ketika pasca 65, ada juga desakan kepada Bung Karno untuk membuat pemerintahan dari Jawa Timur. Bung Karno langsung menolak. PRRI dalam maklumatnya jelas secara eksplisit meminta Bung Hatta (dan juga Sri Sultan) berada di pihak mereka.

Menyangkut soal si minang (terutama tentara) yang ada di seberang banda sana dan sini. Itu adalah pilihan. Kalaupun di masa itu saya seusia saat ini, saya mungkin akan memilih berada di banda seberang, bersama A Yani. Justru yang menjadi pertanyaan besar bagi kita, mereka yang hanya wait and see, melihat arah angin. Memanfaatkan momentum untuk pentingan pribadi.

Wassalam,

MS/31

> --- Pada Jum, 19/2/10, Dasriel Noeha <dasrielnoeha@...> menulis:


>
>
> Dari: Dasriel Noeha <dasrielnoeha@...>
> Judul: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
> Kepada: rant...@googlegroups.com
> Tanggal: Jumat, 19 Februari, 2010, 2:30 AM
>
>
> Pak Ab,
> Mungkin Pak saaf dan Pak Jacky labiah bisa "mendefinisikan" kenapa AHN begitu bernafsu ke SB waktu itu.
>
> jangan ada persaingan antara tentara, karena waktu itu seakan ada perebutan "perhatian" antara perwira seangkatan, AHS dan yang yunior spt; Letkol AH, Letkol ZL, Kol S, Letkol VS, Letkol B, dan lain Letkol dan Kol yang seakan "gak dapat kabatan", karena ada istilah "Jawa dan Non Jawa".
>
> entahlah, yang jelas SB cacat sejarah dimata RI, setelah 15 Feb, 1958.
> Disamping korban yang berdosa dan tidak berdosa...
>
> Wass,
> dasriel

> --- Pada Kam, 18/2/10, Abraham Ilyas <abrahamilyas@...> menulis:

> ___________________________________________________________________________
> Dapatkan alamat Email baru Anda!
> Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan sebelum diambil orang lain!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Hayatun Nismah Rumzy

unread,
Feb 19, 2010, 1:31:31 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamu Alaikum W. W.
Kaba baraliah hanyo lai  namun baraliah sinan juo. Bundo ingin mengrecall para korban yang hilang tak tentu rimbanya entah jumlahnya ratusan atau ribuan yang dikira PRRI  orang PKI, Pemuda Rakyat dll. yang onderbouw PKI. Waktu mulainya PRRI mereka dijapuik malam, mereka ditempatkan di camp kosenstrasi sebelum mereka dibawa entah kemana hilang lenyap tak tentu rimbanya. Didesa  bundo saja ada beberapa orang yang sampai sekarang tak tentu kuburnya.  Kasihan kita mengingat anak-anaknya yang tak pernah tahu dimana kubur ayahnya. Ada yang mengatakan kuburan massal didaaerah Lintau atau disebuah lembah di 50 Kota yang tahu dimana letaknya.
Orang-orang kampung awam tahu bahwa Tan Malaka dulu PKI - PKI adalah yang berjuang untuk kemerdekaan jadi banyak juga yang takicuah menganggap PKI itu pembela kemerdekaan. Waktu itu siapa yang pernah ikut rapat saja bisa dijapuik malam.
Jadi didesa-desa Sumbar dijapuik malam ado duo kali yaitu awal2 PRRI dan awal2 G30S. Bundo ingin menanyakan kepada pak Saaf data anggota PKI yang dihilangkan waktu PRRI dan waktu G30S.  Waktu G30S tsb. bundo sudah di Caltex dan ada beberapa petinggi yang hilang tak tahu rimbanya.
Sekianlah dulu sekedar mencoba mengembalikan ingatan bundo.
Wassalam
Bundo Nismah (71+)

taufiq...@gmail.com

unread,
Feb 19, 2010, 2:02:20 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Karano pertanyaannyo banomor. Ambo jawab langsuang dibawahnyo

Tapi iko bukan jawaban seorang pakar/analis politik yang ilmiah dan sistimatis yo

Hanyo bersumber dari bacaan dan diskusi jo pelaku sejarah

1 Ketidak adilan pusat
Itu akibat politik sentralisasi
Semua penghasilan diopor ka pusat sadonyo
Beko awak mintak sidakah ka mereka

Akibatnyo pembangunan labiah banyak di Jawa dari pado dilua Jawa
Sabananyo ado samacam rapek antaro daerah jo pusat untuak mancari solusi itu (MUNAS)
Sasudah itu ado juo Musyawarah Nasional Pembangunan
Tapi rapek itu gagal

Ado juo issue politisi nan mamimpin PRRI merupakan yang gagal di pusat. Ado karano Masyumi jo Sosialis terdesak dek PKI dalam mempengaruhi Sukarno ado pulo nan diduga Korupsi

Dari pado mereka marasai di Pusat mereka bagabuang jo Ahmad Hussein
Karano level jo kapasitasnyo. Apolai dari segi ideologi banyak nan sabaun jo awak.
Mereka jadi pimpinan PRRI

Walau PRRI cuma sabanta bakuaso mulonyo lumayan hasia daerah nan dapek untuak pembangunan itu. Misalnyo Fakultas Kedokteran di Ampuah Baso jo PTPG di Batusangka
Klo makNgah kuliah di Kiktenggi

Nan lain jembatan penyeberangan di Rantau Berangin Riau

Sayang bangunan nan cukup monumental utk maso itu habih dibaka

Kapatangko sasudah ado otonomi. Daerah nan maraso kayo ado pulo sabanta mambulek an tinju dalam kain saruang. Mintak otonomi khusus. Tapi cuma sagitu nyalinyo.
Hanyo NAD jo Papua nan lai agak barisi puronyo gadang dapek pambagian. Nan lain masih manunggu kasihan ombak juo

Peran Amerika
Sasudah manang PD II dan mulai ongeh. Amerika takuliciak di Korea

Dari pado sasak angoknyo maimbangi Cino jo Rusia nan mulai mempengaruhi Indonesia via PKI. Mulai lah awak dikocoknyo

Sabalun PRRI ado beberapa percobaan pembunuhan Sukarno nan diduga didalangi CIA. Diantaronyo peristiwa Cikini jo Alan Pope. Pilot asing nan membom Sukarno

Nan Sutan Rajo Angek ko tatap lapas. Walau balapih sarangan ka inyo

Tabukti sabalun peristiwa G30S/PKI memang Amerika itu taunjua di Indonesia. Cino jo Rusia nan bapangaruah
Apo lai ado poros Jkt-Pnom. Phen-Peking

Tapi Amerika masih mendekati lawan komunis diantaranya beberapa jenderal anti komunis

Itulah nantinyo nan manumpas PKI
Sacaro ekonomi Indonesia memang sumber penghasilan Amerika. Selain minyak bumi. Tambang Tembaga nan labiah banyak mangaluakan ameh. Sangat diharapkan mereka

Kalau Tentara Pusat sasudah ambo cubo menklasifikasi mereka
Tampaknyo lai disatujui rang Palanta

Memang Diponegoro jo Batalyon B nan ganas
Antah sangajo atau kebetulan pulo mereka ditempatkan dipusat perlawanan. Sahinggo korban nan jatuah jadi banya
Selain beda budaya, mereka juo akhirnyo banyak talibat PKI

Fashridjal M. Noor

unread,
Feb 19, 2010, 2:14:45 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum Wr.Wb.,
Dunsanak-dunsanak yang ambo hormati,
 
Ambo baru masuak jadi anggota rantaunet 'ko setelah mambaco beberapa materi diskusi yang menarik. Manganai Dampak PRRI memang paralu awak diskusikan sabab banyak akibatnyo, indak hanyo bagi kito urang Minang, maupun bagi NKRI. Dampak untuk kito urang Minang alah banyak dibahas, manuruik ambo yang paliang pantiang adolah hilangnyo atau bakurangnyo peran urang awak dalam pemerintahan dan bisnis dalam jangka waktu nan panjang, mungkin karano trauma atau kehilangan PD dikalangan urang awak, atau karano diambek atau dicurigai oleh urang/suku lain.
Dampak untuk NKRI adolah peperangan menghadapi PRRI/PERMESTA ruponyo telah manjadi katalis untuk konsolidasi dan panambahan kakuatan ABRI, sahinggo tahun 1962 berhasil marabuik Irian Barat/Irian Jaya/Papua, dan pada tahun 1965 berhasil menumpas G30S/PKI, dan setelah itu dikumandangkan doktrin Dwi Fungsi ABRI yang memungkinkan alm. Suharto dan ABRI berkuasa selama 32 tahun. Walaupun sabalun PRRI/PERMESTA TNI sudah terlibat peperangan menghadapi DI/TII, tapi skalanyo ketek, hanyo parang lokal menghadapi gerilya. Peperangan menghadapi PRRI/PERMESTA adolah perang teritorial yang membutuhkan pengerahan pasukan dalam jumlah banyak, baik waktu baparang, maupun untuak manjago keamanan setelah parang usai. Jadi PRRI/PERMESTA menciptakan momentum penggalangan kekuatan ABRI yang kemudian bakuaso salamo ampia 40 tahun (sajak 1958).
Manuruik pandapek ambo, PRRI itu indak hanyo strategic blunder, tapi lebih tinggi lagi policy blunder, karano merupakan keputusan tokoh-tokoh militer dan politisi sipil waktu itu. Ambo alun menemukan penjelasan tertulis dari beberapa tokoh militer dan sipil nan mambuek keputusan tersebut. Tampaknyo keputusan itu dibuek dengan cepat: tanggal 10 Februari 1958 dikeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat, dan ketika ditolak, tanggal 15 Februari 1958 PRRI diproklamirkan. Artinyo, ultimatum itu bukan gertakan sajo, tapi sudah ado rencana mendirikan pemerintahan tandingan yang akan kuat bertahan dalam peperangan yang sudah pasti tajadi. Apo ado dokumen nan dapek memperlihatkan proses pengambilan keputusan politis dan militer itu?
Salam dari ambo,
Fashridjal M. Noor Sidin/Lk/62 th/Bandung
 

--- Pada Jum, 19/2/10, mantari_sutan <mantar...@yahoo.com> menulis:


Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya?
Temukan jawabannya di Yahoo! Answers!

Nofend St. Mudo

unread,
Feb 19, 2010, 2:39:24 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Diskusi PRRI kali ini cukup menarik, recor partisipasi dan tanggapan dalam
membahas topik ini ditaun 2010 ko, khusus untuak subject diateh, sama halnya
juga waktu membahas "Perempuan Minang saat PRRI" pada tahun 2008 lalu.

Untuak nan ingin mancaliak kompilasi email2 nan masuak mambahas subjek
Perempuan Minang saat PRRI, bisa caliak di
http://rantaunet.wordpress.com/2008/10/24/perempuan-minang-saat-prri/

Untuak sanak Mantari Sutan, salamaik turun gunuang baliak, ditunggu carito
abis batapa tu..


Wassalam
Nofend/34M

-----Original Message-----

On Behalf Of mantari_sutan
Sent: Friday, February 19, 2010 1:20 PM

Abraham Ilyas

unread,
Feb 19, 2010, 2:58:32 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
.......ada juga desakan kepada Bung Karno untuk membuat pemerintahan dari Jawa Timur. Bung Karno langsung menolak.

Mantari Sutan nan ambo hormati
Assalamualaikum Wr.Wb.

Tahun 64/65 ambo baru masuak kuliah di Jogjakarta.
Wakatu itu suasana sangat sangat revolusioner, ganyang kapbir,
ganyang nekolim, ganyang setan desa, ganyang manikebu, ganyang malaysia, ganyang Amerika, ganyang India/Sondhi dst. di samping itu ado Trikora/Irian Barat, Dwikora/Malaysia dibawah PBR (Pemimpin Besar Revolusi) Bung Karno.

Kalau tak mau dianggap sebagai musuh revolusi/tidak revolusioner, maka semua orang (khususnyo pemuda/mahasiswa) terpaksa harus ikuik suasana di maa bumi nan dipijak di sinan pulo langik dijunjuang.
Sekalipun anggota HMI, kami tetap setia kepada PBR di bawah naungan Front Nasional (kalau tak salah ingek namonyo).

Hampir setiap minggu diadakan pawai unjuk kekuatan ormas ormas mahasiswa/pemuda yang berafiliasi kepada partai, khususnyo partai yang tergabung dalam Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis) berbaris/berdrumband memacetkan jalan Malioboro.

Melihat situasi nan revolusioner itu, alun diliek alah paham, bahwa akan terjadi peristiwa besar dan benar sajo, pagi tanggal 1 Oktober 1965 (Soekarno manyabuiknyo Gestok) Letkol. Untung mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi, dan mengumumkan bahwa PBR dibawah perlindungannya.

Kami kelompok mahasiswa islam segera mengadakan konsolidasi sampai jatuhnya kekuasan presiden Soekarno. Soekarno tidak begitu saja mau menyerahkan kekuasaan dan bertahan dengan bermacam strategi.
Diantaranya membentuk Barisan Soekarno yang bersemboyan pejah gesang nderek Bung Karno, mengadu domba angkatan bersenjata (antara KKO dengan RPKAD).

Tidak pernah terdengar isu, bahwa Soekarno diminta membentuk negara Jawa Timur, lagipulo beliau itu nasionalis sejati. Kok kyai GD, iyo pernah nak mambuek negara Madura he, he !!

Tentang Mantari (31 th) nan akan mamiliah bapihak ka tantara pusek wakatu PRRI itu, ambo raso karano alun mandapek informasi/pareso nan lengkap tentang perjuangan PRRI.

Satantangan diri ambo, kutiko PRRI malatuih baru baumua 13 th, alun kuat manarik kokangan Garrand meskipun ingin bana nak jadi TP.

Tapi alhamdulilah wakatu di Jogya niat malawan rejim komunis/jo Soekarno itu lai kasampaian walau indak manggunokan bazoka atau LMG untuak manembak si Tole.

Bila malam telah datang
Tentara Pusat tak lagi tenang
Setiap pekan gerilya menyerang
Korban yang luka mengerang erang

Inilah suasana yang sangat haru
Ketika tentara terkena peluru
Darah mengalir membasahi baju
Tole berbisik memanggil ibu

Dijaga ibu sedari kecil
Kini menggeletak di samping bedil
Tubuh terasa dingin menggigil
Bunda disebut dipangil panggil

Salam dan maaf

Abraham Ilyas

mantari_sutan

unread,
Feb 19, 2010, 3:05:15 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Fashridjal nan ambo hormati,

Sangat menarik apa yang Bapak sampaikan. Saya pernah membicarakan ini dengan teman minang saya, ketika masih mengontrak dulu. Respon orang akan berbeda sekiranya yang berbuat "nakal" adalah orang minang dibanding orang lain. Misalnya,maaf, mengganggu isteri tetangga. Atau bermabuk-mabukan. Saya katakan padanya bahwa ekspektasi orang terhadap orang minang agak tinggi, kita terkenal sebagai kaum agamis dan moralis dari dulunya. Kata teman saya lain lagi, karena kita adalah kaum rancak di labuah di belakangnya jahat, bisa jadi dari situlah munculnya istilah padang bengkok.

Kembali ada pertanyaan, kenapa orang minang menjadi tidak PD, dicurigai dan menjadi trauma dengan PRRI. Sementara yang terlibat PRRI/Permesta bukan orang minang saja. Disitulah serunya. Di dalam konfrensi pendirian negara-negara BFO, hasutan utama agar tokoh-tokohnya meninggalkan Republik Indonesia adalah karena disebutkan bahwa RI adalah republiknya orang Jawa dan Minangkabau. Dan cilakanya, tokoh-tokoh minangkabau ini juga yang melakukan "pemberontakan" yang paling merepotkan Soekarno dan militer. Dan semua orang tahu, yang ikut ke PRRI bukanlah tokoh sembarangan. First class people semua. Tapi first class tetap manusia, tetap ada blunder disitu.

Jadi sebenarnya yang trauma terhadap PRRI bukan saja orang minangkabau. Orang non-minangkabau pun lebih trauma kepada kita. Makanya tak heran, pasca PRRI sampai sekarang orang minang sulit dipercaya menjadi kapalo arak diplomasi. Termasuk rantai terakhir dalam diplomasi yakni militer.

MS/31

Fashridjal M. Noor

unread,
Feb 19, 2010, 3:49:18 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Bapak Mantari Sutan nan ambo hormati,
Bana kecek Bapak 'tu " Jadi sebenarnya yang trauma terhadap PRRI bukan saja orang minangkabau. Orang non-minangkabau pun lebih trauma kepada kita" karano sabalun PRRI urang awak memang kampiun dalam percaturan politik (khususnya pada maso-maso sulik tahun 1945-1950: pimpinan sipil nan paliang manantukan hanyolah tigo urang awak: Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, jo Amir Syarifudin, karano mereka panah sakolah di Nagari Balando, sehingga mampu mengatasi diplomasi Balando).
Setelah Konperensi Meja Bundar di Den Haag, dimano utusan Indonesia dipimpin Mohammad Hatta, disepakati pembentukan Negara Indonesia Serikat, ini merupakan pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Balando, walaupun masih dalam konteks Uni Indonesia-Nederland. Tapi pado tahun 1951, saurang Minang nan jadi anggota DPR: Muhammad Natsir muncul dengan mosi untuk memulihkan keutuhan bangsa Indonesia dalam NKRI (mosi integral), yang lalu diterima secara aklamasi. Sebagai penghargaan atas jasanyo itu, pak Natsir ditunjuk oleh Presiden Soekarno menjadi Perdana Menteri NKRI yang pertama. Bung Karno menganggap Natsir mempunyai konsep untuk menyelamatkan Republik Indonesia melalui konstitusi
Jadi katiko pak Natsir ikuik mandukuang PRRI tahun 1958, nampaknyo banyak nan taparangah. Oleh sebagian nurang nampaknyo itu dijadikan kesempatan jo alasan untuk menyisihkan dan maambek urang awak dari percaturan politik. Tapi pak Natsir tidak bisa diambek. Indak bisa berperan di dalam nagari, beliau merambah ka lua nagari. Beliau menjadi presiden Liga Muslim se-Dunia (World Moslem Congress), ketua Dewan Mesjid se-Dunia, anggota Dewan Eksekutif Rabithah Alam Islamy yang berpusat di Mekkah.
Maliek teladan pak Natsir itu ambo optimis, era reformasi kiniko sabananyo kesempatan bagi urang awak untuk mambangkik batang tarandam, karano keberhasilan urang awak sebagai pemimpin dulu indak hanyo karano keahlian dan ketrampilannyo, tapi labiah pantiang karano imannyo nan luruih, sahinggo bisa dipacayo.
Semoga akan muncul banyak tokoh urang awak sekaliber bung Hatta, pak Natsir, Bung Syahrir, Inyiak Agus Salim, dll. sehingga negara Indonesia kito 'ko akan jauah labih capek majunyo dan labiah marato kesejahteraan rakyatnyo. Amin
Salam,
Fashridjal M. Noor Sidin/Lk/62th/Bandung
 

--- Pada Jum, 19/2/10, mantari_sutan <mantar...@yahoo.com> menulis:

Dari: mantari_sutan <mantar...@yahoo.com>
Judul: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
Kepada: rant...@googlegroups.com
--
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe


Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru
Kini dengan update real-time, panggilan video, dan banyak lagi!

jupar...@yahoo.com

unread,
Feb 19, 2010, 4:32:06 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Taufik

Ambo menikmati bananyo subject atau diskusi di Palanta ko satantang PRRI lah dibahas tuntas dari berbagai aspek dan ado juo carito2 humanis dibaliak parang ko, apo sajo nan ditulih atau pandapek sanak di RN ambo copy paste dan ambo simpan jiko ambo sadang ngenet jo PC

Penjelasan Pak TR ko selalu menarik dek ambo jo gaya bahasanyo baa kecek Tempo "enak dan perlu dibaca" ado istilah atau bahaso sehari2 nan mabuek awak galak ketek jo galak pencong (satir)

Batanyo lah ambo Pak TR istilah atau ungkapan baru nan basuo dari uraiannyo

"Mambulekan Tinju Dalam Saruang"

paradoknyo tantu

"Mambulekan Tinjuo di Lua Saruang"

Apo bedanyo

Kanda Zul Tan..ado ndak pitaruhannyo bulek mabulek tinju nan mabaok2 kain saruang

Tarimo kasih penjelasan Pak TR dan dunsanak nan lain, samakin banyak ambo tahu jo "bayang kato sampai" ko tantu samakin kayo perbendaharaan ambo untuak mambuek buek kucindan minang saruman "mangapik kapalo harimau" tu

Wass-Jepe

taufiq...@gmail.com

unread,
Feb 19, 2010, 5:02:59 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Jepe
Kalau "kasihan ombak lai" tau tampaknyo mukasuiknyo

Antah apo sababnyo dulu tukang dobi nan acok tampak punyo merek "Kasihan Ombak"

"Mambulekan tinju dalam kain saruang"

Bantuak ka malawan bana ka urang tu. Tapi lawan indak tau bahaso awak ma ago inyo. Dek karano tinju awak mengepal itu cuma dalam kain saruang nan sadang dipakai. Indak barani ma ago/ma ancam langsuang

Nampak diambo kapatang. Rapek kian kumari. Rencana begini-begitu. Katiko ado nan batanyo. Apo mukasuik sabananyo. Galak sengeng sajo

Salamo indak ado konsep jo tuntutan nan jaleh Tantu pemerintah pusat co urang ndak tau sajo inyo

Paliang ado nan saketek mancarengeh mambuek kawan tu manggigia lutuiknyo

Bakatabuangan lari, ado nan ijok ka lua nagari bagai

Padohal urang indak bagai juo doh

Ha...ha...
Salam
TR

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 19, 2010, 6:27:35 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com, Jacky Mardono Tjokrodiredjo

Bundo dan para sanak sa palanta,

Susah bana mandapek data akurat bara urang PKI nan hilang waktu PRRI dan wakatu G30S. Data nan kito katahui hanyo sacaro kualitatif sajo, pendeknyo 'banyak'. Pak Jacky kan alah maagiah katarangan bahaso urang Pariaman sabana bakasam jo urang PKI ko, karano salamo bakuaso antaro tahun 1958-1965 urang-urang PKI iyo bana basibagak dan sok kuaso, tamasuak mailangkan urang nan indak PKI.

Ringkasnyo, masyarakat ganti mambaleh taradok PKI apo nan panah dipabuek PKI kapado masyarakat.  Mungkin sakali indak ado dokumen nan mancatat sia nan dijapuik malam dan dima kubua baliau-baliau kalau alah tewas.

Saparati ambo posting babarapo wakatu nan lalu, kok ka baiyo bana kito nak mangatahui sia dan  bara orang nan hilang, dan dima kubuanyo kalau mati, yo dibuek bana samacam tim pancari fakta. Jalurnyo ado, ka Perwakilan komnas HAM Sumbar.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Fri, 2/19/10, Hayatun Nismah Rumzy <hni...@yahoo.com> wrote:

From: Hayatun Nismah Rumzy <hni...@yahoo.com>
Subject: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: rant...@googlegroups.com

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 19, 2010, 6:41:45 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com

Sanak Dasriel, Iffah, dan para sanak sa palanta,

Memang batua nan ditarangkan dek Sanak Dasriel. Salain ado aspek dalam nagari juo ado aspek lua nagari atau internasional, tamasuak kepentingan Amerika Serikat.

Tantang aspek internasional, iko alah masuak ilimu tasandiri, nan paralu kito palajari basamo, tamasuak ambo, karano nan ambo palajari wakatu mudo (1955- 1959) adolah ilmu pemerintahan dalam negeri. Baru sasudah ambo masuak militer (1960-1991) ambo mulai mampalajari masalah internasional ko, nan sampai kini bukannyo tambah sederhana, malah tambah ruwet.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Fri, 2/19/10, Dasriel Noeha <dasrie...@yahoo.com> wrote:

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Feb 19, 2010, 7:05:02 AM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Itu juo suatu alternatif, Sanak Afdal. Tapi dari baitu banyak posting di Rantau Net kudian-kudian ko, nampaknyo lumayan banyak juo sanak kito nan ingin malulua 'bubua batawi' tu. Kito layani sajolah baliau-baliau sanak kito tu. Kan baliau-baliau urang awak juo.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(Laki-laki, masuk 73 th, Jakarta)



--- On Fri, 2/19/10, muhammad afdal <afdal...@gmail.com> wrote:

hanifah daman

unread,
Feb 19, 2010, 10:49:48 PM2/19/10
to rant...@googlegroups.com
Assalammualaikum Wr Wb bapak TR, Bapak Dasriel, Bapak Saaf Yth

Akhirnya lumayan lengkap info tentang PRRI yang kami (generasi mudo) dapatkan di RN. Waktu di sekolah dulu dipelajari, PRRI menjadi salah satu ujian bagi kesaktian Pancasila. Tapi rasanya tidak dijelaskan kenapa PRRI tertjadi. (mungkin karena hanifah tidak suka sejarah dulu)

Hanifah jadi tercengang-cengang ternyata banyak juga warga ranah yang terlibat PKI waktu itu, atau tabao rendo sajo ? Padahal selama ini yang ada dalam otak hanifgah, PKI tsb ada di Jawa.
Kehidupan yang kami jalani dulu dikampung, ( Banuhampu ), ABSSBK berjalan dengan baik.

Kenapa ya menurut insting hanifah, di tambah lagi dengan keterlibatan Amerika yang anti komunis ... PRRI tersebut terjadi di landasi untuk membangun pemerintahan yang bersih ?

Alhamdulillah, semua berakhir dan NKRI terbebas dari PKI, tentu berkat TNI yang non komunis? Walau mungkin harus dibayar mahal oleh Ranah Minang.
Semoga para Syuhada di alam sana, mendapat tempat disisi-Nya. Amin


Wass


Hanifah


--- On Fri, 2/19/10, Dr.Saafroedin BAHAR <saaf...@yahoo.com> wrote:

Abraham Ilyas

unread,
Feb 20, 2010, 3:12:14 AM2/20/10
to rant...@googlegroups.com
Rky. Hanifah nan ambo hormati.

Satantangan paham Komunih di kampuang awak alah lamo riwayatnyo.

Tahun 1923 - 1925 gerakan Komunih iko alah punyo 9 surek kaba di Sumbar iko:
1. Pemandangan Islam, dipimpin oleh Haji Dt. Batuah di Pd. Panjang
2. Djago-djago, dipimpin oleh Natar Zainuddin di Pd. Panjang
3. Dunia Achirat, dipimpin oleh Zainal Maliki di Fort de Kock (B. Tinggi)
4. Petir, dipimpin oleh Baharoeddin Saleh, di Padang
5. Sasaran Rakyat, di Solok
6. Signal, dipimpin oleh Hadji Arif di Sawah Loento
7. Soeara Tambang, dipimpin oleh Nawawi arief dan Idroes di Sawah Loento
8. Panas, dipimpin oleh Sulaiman Labai di Silungkang
9. Torpedo di Padang

Sedangkan anggota/kader yang tercatat terdapat di:

1. Koto Laweh 101 (termasuk 36 perempuan)
2. Solok 79
3. Payakumbuah 21
4. Sungai Sariek, Pariaman 110
5. Lubuak Basuang 114
6. Silungkang 25
7. Fort v.d. Capellen 24
8. Fort de Cock 54
9. Muaro Labuah 24
10. Sawah Loento 49
11. Kacang 25
12. Tikalak 26

(dikutip dari: Pemberontakan Komunis di Silungkang 1927)

Kutiko pemilu 1955, dari 11 kursi DPR jatah untuak provinsi Sumatera Tengah mako:

PKI mandapek 1 kursi,
Perti (tarekat) 3 kursi,
Masyumi 6 kursi,
PPTI (tarekat) 1 kursi
Sedangkan PNI (inyieknyo PDI-P) jo NU (gaeknyo PKB) atau partai nan menang di Jawa, di kampuang awak indak laku alias indak mandapek kurisi ciek juo.

Wakatu itu urang kampuang mangarati bana jo ideologi partai-partai sarato budaya, luhak bapangulu (MK), rantau ba rajo(Jawa).

Karano komunis iko, paham indak batuhan, mako sagalo caro dipakainyo untuk mencapai tujuannyo yaitu bakuaso dengan semboyan sama rata, sama raso.

Kini urang manggunokan/menghalalkan sagalo caro pulo untuak mandapek pitih, apo iko indak caro komunih pulo, tamasuak maundang toke (istilah sanak Eri).

Kok urang awak nan barubah jadi kapie sajak daulu, lai indak tadanga do, walaupun urang Balando alah mempromosikannyo sajak 200 tahun nan lalu.

Niniak niniak awak karano lai pandai bakali kali/tahu di nan ompek, mako labiah sanang babini tigo, daripado ba.... tigo, he, he!
Jadi kok ado urang awak nan murtad dari Islam aratinyo urang indak tahu di nan Ompek.

Salam

Abraham Ilyas
www.nagari.org

Ahmad Ridha

unread,
Feb 20, 2010, 4:07:17 AM2/20/10
to rant...@googlegroups.com
2010/2/20 Abraham Ilyas <abraha...@gmail.com>:

> Kok urang awak nan barubah jadi kapie sajak daulu, lai indak tadanga do,
> walaupun urang Balando alah mempromosikannyo sajak 200 tahun nan lalu.
>

Aaa, mungkin itu masalahnyo, Pak Abraham. Mungkin banyak urang awak
nan beranggapan kapie atau murtad tu cuma kok jadi Kristen. Padahal
bisa pulo dek ideologi taka komunisme atau sekularisme.

--
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

taufiq...@gmail.com

unread,
Feb 20, 2010, 4:19:30 AM2/20/10
to rant...@googlegroups.com
Sabananyo ado juo nan batuka aqidah tu

Tapi indak tasabuik kalua karano dianggap mengotori nama baik keluarga

Penyebab terbanyak adolah karano perkawinan

Babarapo lelaki Muslim atas nama cinta berobah keyakinannyo. Inyo pun siap putus arang dgn Bpk-Ibu dan saudaranya

Kalau yang perempuan biasanya terpaksa krn tlh hamil duluan. Ada juga awalnya lelaki Non-Muslim masuk Islam. Kemudian dia kembali murtad dan memaksa anak Istrinya ikut dia. Istri dan anak dengan alasan ekonomi jadi Murtad juga

Dengan alasan yang sama ipar dan mertua ada juga yang tutup mata. Yang penting kebutuhan dunia mereka dilengkapi sang Menantu

Mantan Ulama juga ada yang murtad. Tp yang ini dipersona non grata dikampungnya

Abraham Ilyas

unread,
Feb 20, 2010, 4:29:38 AM2/20/10
to rant...@googlegroups.com
Sanak Ahmad Ridha nan ambo hormati.

Sabananyo kok satantangan kapie iko, manuruik nan disampaikan dek niniak niniak awak/nan ahli syariat lai diklisifikasikannyo ampek macam pulo yaitu Kapie asli, kapia Jumud, kapie Inad, kapie Nifaq

Mungkin kaum ateis iko tamasuak kapie Nifaq.
Ambo sabananyo nak mangkopikan penjelasannyo disiko, cuma .....dek itu tadi postingan ambo sabalun iko....iyo lai taraso dek ambo, he, he...!

Salam

Abraham Ilyas


Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 20, 2010, 12:23:44 PM2/20/10
to rant...@googlegroups.com
4, Tantara pusek nan ganas-ganas

Andai saja tentara pusek tsb indak ganas-ganas,
mestinya kita berterima kasih kepada mereka.
tetapi kenapa ya tentara tsb untuk mengalahkan lawan
dengan cara mengorbankan rakyat sipil yang tidak bersalah?
terutama wanita?
Apa itu salah satu strategi melumpuhkan semangat lawan ?
Apa tentara2 tersebut tidak bisa di hukum atas pelanggaran HAM ?
 
Singkat crita, tentara pusat telah melakukan "perbuatan tercela",
yang melukai hati rakyat setempat.
 
Motif perbuatan tercela anak buah adalah:
1. Dorongan faktor psikologis.
    - jenuh.
    - hasrat seksual.
2. Dorongan faktor ekonomis.
    - memanfaatkan situasi untuk
      memperkaya diri.
 
Kedua faktor tersebut mendapat kesempatan,
akibat lemahnya kontrol komandan yang bersangkutan.
Ada yang bersikap: yang penting mereka siap tempur.
Akibatnya terjadi pembiaran terhadap perilaku anak buah.
 
Bagaimana rusaknya moral akibat peperangan,
dapat dilihat dalam film "War Casualties".
 
Yang pasti, perbuatan tercela yang terjadi.
tidaklah merupakan strategi untuk memenangkan pertempuran.
 
Salah satu komandan RTP, Letkol Sabirin Mochtar, adalah
idola saya.
Sebelum masuk sekolah polisi, saya sering mengikuti beliau,
kalau beliau memimpin operasi terhadap DI/TII
di daerah Bumiayu Jateng.
 
Amanat beliau kepada pasukan yang akan menuju medan
pertempuran, masih saya ingat:
"Saya minta di antara kalian tidak ada yang melukai
  hati rakyat, apalagi mempermainkan wanita.
  Kalau ada yang melanggar peringatan saya,
  saya mohon kepada Tuhan YME agar yang berbuat
  tidak selamat dalam pertempuran ini."
 
Kekejaman terhadap sesama anak bangsa,
sudah saya saksikan sebelum saya jadi polisi.
Di daerah operasi terhadap DI/TII, juga dibentuk OPR.
 
Melihat kepemimpinan pak Sabirin, saya tertarik untuk
jadi anggota militer.
 
Ortu melarang, polisi okay  tapi tentara no way!
Andaikata ortu saya tahu apa yang akan saya alami
pada masa peristwa G30S, mungkin juga akan melarang
saya jadi polisi!
 
Di Sumbar, saya tidak mendengar adanya "kawin kontrak".
Tapi masalah kawin kontrak ini sempat merepotkan
pimpinan militer di di daerah Sulut.
 
Kalau para pelaku perbuatan tercela pada masa PRRI,
sekarang akan diadili, baik pelaku maupun korban,
usianya sudah tambah 50 tahun.
Apa masih ada saksi-saksinya?
 
Sebagai polisi, saya membayangkan betapa sulitnya untuk
melakukan olah TKP, mengumpulkan saksi dan terakhir
para  pelaku perbuatan tercela.
 
Kembali kepada crita saya terdahulu,
saya kagum dan bangga melihat rekonsiliasi yang terjadi
di Padang Pariaman.
 
Eks anak buah saya yang aktif melakukan operasi
terhadap eks OPR, sekarang berdomisili di tempat-tempat
yang dulu dikenal sebagai basis PKI dan sarang OPR.
 
Sebelum terjadi  peristiwa G30S, anak buah saya juga
berolah raga atau main band, dengan mereka yang
pernah terlibat PRRI.
 
Pemain inti dari persatuan sepakbola yang saya pimpin,
putera eks bupati PRRI.
Pemain lain adalah Satria Buana, yang tewas dalam
kecelakaan pesawat terbang. Dia tewas dengan pangkat
Kolonel Infanteri.
Ortu Satria Buana adalah anggota TNI yang ikut
operasi terhadap PRRI.
Rekonsiliasi berjalan secara alami.
 
Wassalam, Jacky Mardono (L-76).
 
 
 
 

 
 
 
 



--- Pada Jum, 19/2/10, hanifah daman <iff...@yahoo.com> menulis:

Dari: hanifah daman <iff...@yahoo.com>
Judul: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
Kepada: rant...@googlegroups.com
Tanggal: Jumat, 19 Februari, 2010, 5:26 AM
Bapak TR

Jadi bingung hanifah jadinya

1. Ketidak adilan pusat

Baa mangko bingik urang daerah jo ketidak adilan pusat sahinggo mamiliah baparang ?
Bukankah waktu itu SDA masih lumayan ? Sawah mambantang sajauah mato mamandang. Tuntutan hidup alun tinggi.

2. PKI
Prinsip PKI yang sama rata sama rasa, jelas bertentangan dengan ABSSBK
Wajar saja ada yang siap jihad.

3. Amerika yang mengadu domba

Kenapa Amerika ingin menduduki Indonesia waktu itu ?
Atau dia hanya sebagai pedagang senjata saja ?

4, Tantara pusek nan ganas-ganas

Andai saja tentara pusek tsb indak ganas-ganas, mestinya kita berterima kasih kepada mereka. tetapi kenapa ya tentara tsb untuk mengalahkan lawan dengan cara mengorbankan rakyat sipil yang tidak bersalah? terutama wanita?
Apa itu salah satu strategi melumpuhkan semangat lawan ? Apa tentara2 tersebut tidak bisa di hukum atas pelanggaran HAM ?

Kok tidak ada dialog/ konferensi  waktu itu ya ? Sehingga perang bisa di cegah ?


Wass


Hanifah








--- On Fri, 2/19/10, taufiq...@gmail.com <taufiq...@gmail.com> wrote:

From: taufiq...@gmail.com <taufiq...@gmail.com>
Subject: Re: RE: Re: [R@ntau-Net] DAMPAK PRRI
To: rant...@googlegroups.com
Date: Friday, February 19, 2010, 10:11 AM

Pak Saaf
Kalau memang peta operasi APRI disupply dek Amerika

Sementara di Tabiang uda ambo ikuik manunggu sinjato untuak PRRI  nan didrop Amerika via parasut

Jadi sambia manurunkan bantuan difotonyo juo kondisi SB. Untuak diagiahkan ka APRI

Sabana duo nokang cokinyo
Mirip jo kondisi kini....
Banyak Pengusaha awak kini nan jadi donatur untuak babarapo Balon di Pilkada

Tasarah .....sia nan ka manang...awak lah ado didalam. Kecek mereka

Jadi tampak bana awaklah
dipagalehkan inyo yo

Dilain pihak alm Mayor Azwar Tontong Dt. Mangiang. Pernah curito jo ambo di PKU seputar perannyo di PRRI dan issue adonyo armada Amerika untuk mengamankan warganyo di Caltex maso itu

Tamasuak masih ado peran asing itu terhadap mereka,  sasudah PRRI dikalahkan,

Wass
TR
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Abraham Ilyas

unread,
Feb 20, 2010, 8:01:52 PM2/20/10
to rant...@googlegroups.com
Amanat beliau kepada pasukan yang akan menuju medan pertempuran, masih saya ingat:
"Saya minta di antara kalian tidak ada yang melukai hati rakyat, apalagi mempermainkan wanita. Kalau ada yang melanggar peringatan saya,  saya mohon kepada Tuhan YME agar yang berbuat  tidak selamat dalam pertempuran ini."

Betul Pak Jacky Mardono Tjokrodiredjo.

Keganasan oknum militer ini merupakan cerminan watak orang/oknum yang tidak bertuhan/atheis/komunis.

Negara tak mungkin menuntut/meminta pertanggungan jawab/mengadili oknum (si pelanggar etika profesi militer) saat operasi 17 Agustus di SB. 

Oleh sebab itulah mungkin dikeluarkan himbauan: maafkan mereka, tapi tidak untuk dilupakan demi rekonsialisasi bermasyarakat, berbangsa dan hari depan anak cucu kita!
Entahlah, apakah himbauan ini akan diterima pula oleh pihak keluarga yang langsung menjadi korban?

Saya pribadi tak pernah merasa dendam (maksudnya dendam sejarah/politik lho !) kepada mertua saya (telah almarhum dan orang Jawa) yang telah memerangi para sanak senagari saya/pejuang demokrasi di SB.
Tentunya beliau melaksanakan tugas tersebut dengan etika profesinya dan kesungguhan berperang melakukan tugas.

Jenderal Sabirin Muchtar, seingat saya sangat besar peranannya ketika mengamankan Divisi Brawijaya, seperti peranan Jenderal Suryosumpeno dan Kolonel Widodo di Divisi Diponegoro.
Dengan seijin Allah, beliau beliau inilah yang telah menyelamatkan rakyat, masyarakat kita dari ambang terjadinya the killing field seperti nan benar benar terjadi di Kamboja/Phnomphen.

Ketika perang dingin sedang berlangsung
Bung Karno membuat poros penting
Jakarta, Phnomphen, Pyongyang dan Beijing
Poros ditunggangi bahaya kuning

Salam

Abraham Ilyas









hanifah daman

unread,
Feb 21, 2010, 1:17:13 AM2/21/10
to rant...@googlegroups.com
Bapak Jacky Yth

Terimakash atas uraian bapak yang  sangat kesatria.
Berkata apa adanya sesuai fakta.

Oh ya di Yugoslavia, kalau tidak salah pemimpin perang yang sadis tsb, di beri hukuman sebagai penjahat perang.

Trus pemerintahan Jepang meminta maaf kepada negara Indonesia dan mencoba menghimpun kembali para wanita -wanita yang pernah mereka (tentara) sakiti ketika perang dunia yll.

Apa yang pantas dilakukan oleh tentara pusek yang masih hidup untuk SB ???

Saya tidak merasa aneh kalau anak-anak bapak bisa bersahabat dengan orang PRRI, bukankah mereka berperang sebagian karena anti komunis, anti korupsi?

Yang aneh itu, ada orang Islam bersahabat dengan komunis.

Sekali lagi makasih ya pak.

Salam


Hanifah


--- On Sun, 2/21/10, Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com> wrote:

Jacky Mardono Tjokrodiredjo

unread,
Feb 21, 2010, 6:24:18 AM2/21/10
to rant...@googlegroups.com
Ibu Hanifah.
 
Beberapa waktu yang lalu,
Amella Yani putri Pahlawan Revolusi A Yani,
mengadakan suatu paguyuban,
yang anggotanya adalah mereka-mereka,
yang orang tuanya katakanlah pernah saling bermusuhan.
 
Beberapa yang saya ketahui,
antara lain putera bapak Kartosuwiryo (DI/TII)
dan keluarga dari DN Aidit.
 
Keturunan Karto Suwiryo, tahu bahwa
orang tua mereka, telah menjalani eksekusi
hukuman mati.
 
Keluarga DN Aidit juga tahu,
bahwa DN Aidit tewas secara tidak wajar.
Setelah DN Aidit tewas,
Ny Aidit saling kunjung-mengunjungi,
dengan Ny AH Nasution.
 
Saya sangat setuju dengan adanya kegiatan tersebut.
Tidak perlu-lah kalau orang tua/suami/keluarga
pernah bertikai, terus timbul semacam"vendetta" di antara
keluarga yang ditinggalkan.
 
Kalau bolak balik terjadi konflik,
yang capek tentunya anggota TNI/Polri.
Dan kalau TNI/Polri terlibat, bukan karena
membenci salah satu fihak,
namun semata-mata karena
"memenuhi panggilan tugas".
 
Demikian sekedar tambahan informasi.
Wassalam, Jacky M (L-76)


--- Pada Ming, 21/2/10, hanifah daman <iff...@yahoo.com> menulis:


Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang Lebih Cepat hari ini!

muhammad afdal

unread,
Feb 21, 2010, 7:31:29 AM2/21/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum wr.wb
 
Dengan sagalo persoalannyo PRRI nan tajadi itu adolah bukti sejarah nan tajadi di nagari kito Republik INdonesia nan bapusek di Jawa. Nan harus disikapi adolah sasuai dengan Dasar Negara Indonesia " PANCA SILA" Sila ke 5. Keadilan seluruh Rakyat Indonesia.  Sejauhma Pamerintah Yang mayoritasnyo adolah nan dikuasai dek jawa bisa menerapkan sila ke 5 itu. Batanyo ambo ciek Kabakeh Mamak nan ado di palantako Bara Kiro - kiro persentasenyo nan alah diterapkan demi memenuhi rasa keadilan untuak seluruh rakyat Indonesia tanpa membedekan suku agama, (antaro jawa dan luar Jawa)? . sebagai gambaran. cubo caliaklah sagalo nan rancak adonyo di jawa antara lain:
 
1. Universitas ternama ada di jawa ( UI, ITB, UGM, ITS)
2. Industri, Pabrik dsb
3. Sekolah Militer di JAwa
4. Ibukota negara di Jawa
4. Seluruh head quater pemerintah dan swasta di Jawa
5. dll. Indak bisa ambo sabuikkan satu persatu.
 
Kekayaan Alam:
 
1 Freeport ( irian) di bawo Ka jawa sadonyo sabinjik sajo untuak IRian dan urang iriran masih berkoteka)
2. Oil ( sumatra, kalimantan) dibandiangkan jo kota nyo jauh ketinggalan
3. Dll.banyak sumber alam ado di daerah bara persen di kembalikan salamoko untuak pembanggunan daerah
 
Bandiangkan denga Amerika
 
1. Ibukota Washington DC
2. Kota bussines New york
3. Industri Film Hollywood
3. Univerity ternama tersebar diseluruh negara bagian yang punya keunggulan masing - masing
4. Pendikan militer tersebar di seluh State.
5 Dan banyak lainnya
 
Sementara mayoritas pemimpin kita pernah menempuh pendidikan Amerika, mereka tau sebenar keadaan ini. tapi sampai di Indonesia Baliak ka alamnyo. sepertinyo urang nan indak pernah tau dengan informasi semacam ko.
 
Jadi itu mungkin bisa sedikit menjawab persoalan antara pergolakan PRRI nan tajadi dulu dengan kenyataan yang di dapek dek generasi muda penerus kini apo bilo ado action yang konkrit dari pemerintah yang nota benenyo mayoritas dari jawa. indak paduli apopun partainyo.
Sakironyo ado raso keadilan diatara sesama rakyat indonesia kiniko, ambo pikie kami nan mudo -mudo kini bisa memahami kejadian nan lalu.
 
Sakitu sajo dari ambo, generasi penerus dari anak seoerang Pejuang PRRI maso  lalu. nan di maso di INdoneesia satamaik sikola di tahun 90an di jawa pernah mangalami diskriminasi dek karano ambom urang minang (di luar jawa) walaupun ambo tau pesaing ambo yang punyo  kemampuan rata-rata saja. bak kecek Inyiak Lako indak paralu di ratok ii. tapi alhamdullilah ambo bisa keluar dari kemulut di maso 90an itu di tarimo perusahan swasta dan GM urang asiang. dari segi kopensasi jauh baik dari pado di tampek ambo mancubo malamar kerajo nan di diskriminasi tadi.
 
 
Wassalam
 
afdal
Arlkington, VA - USA
2010/2/21 Jacky Mardono Tjokrodiredjo <jackym...@yahoo.com>

dasrie...@yahoo.com

unread,
Feb 21, 2010, 7:36:31 AM2/21/10
to rant...@googlegroups.com
Alah tajawab keluhan sanak Afdal ko jo UU Otonomi Daerah thn 99
Tinggalai pemerintah daerah masiang2 tuk melaksanakannya
Dan diharapkan surang ahli sarupo sanak pulang ka SB mambangun daerah kito
Baa gak ati
Wass

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: muhammad afdal <afdal...@gmail.com>
Date: Sun, 21 Feb 2010 07:31:29 -0500

hanifah daman

unread,
Feb 21, 2010, 9:36:01 AM2/21/10
to rant...@googlegroups.com
Bapak Jacky

Makasih atas info dan sarannya.
Semoga bermanfaat bagi para keluarga korban.

Semoga kehadiran POLRI dan TNI dimasa yang akan datang benar-benar melindungi rakyat dan Negara. Amin
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages