Gelar Sutan

2,012 views
Skip to first unread message

rony

unread,
Sep 29, 2010, 11:36:10 PM9/29/10
to rant...@googlegroups.com

Mgkn ado adidusanak nan bisa mengomentari

Mokasih

 

Ternyata gelar Sutan bukan hanya monopoli dimiliki oleh orang Minang/orang Piaman tapi orang Mandailing/Tapsel juga banyak menggunakan gelar Sutan yang diletakkan sebelum nama kecil mereka. Coba lihat pada nama2 orang yang bergelar Sutan dibawah ini.

Gelar Sutan ini sebagaimana di Piaman, di Mandailing juga diwariskan secara patrilineal.

Saya pernah menanyakan langsung pada seorang yg bernama Aswin Pulungan Syahbana. Katanya di kampong ada yang bernama Sutan Pulungan dan gelar sutan itu diewariskan secara turun temurun dari ayah ke anak.

 

Apakah ada adidunsanak yang bisa menjelaskan apakah ada hubungan antara gelar Sutan di Mandailing dengan gelar Sutan di Piaman laweh?

 

Silahkan dilihar pada link2 berikut:

http://www.mandailing.org/ind/asal-ren2.html

http://edinasution.wordpress.com/

http://forum.detik.com/showthread.php?t=87242

 

contoh2 yg bergelar Sutan di Mandailing:

 

Sutan Diaru (Sibaroar)

Sutan Naposa (dari Kota Pinang)

Sutan Diaru Parlindungan Bin Mangaraja Gomgoman bin Sutan Na Poso bin Mangaraja Uhum Gading Tinodungan bin Sutan Na Poso ( Sempat ke Malaka, kita tak paham apa ada keturunannya dekat sini ) bin Mangaraja Gading Tinodungn ( Sempat ke Malaka, kita tak paham apa ada keturunannya dekat sini ) bin Sutan Kali Sutan/Sutan Panyabungan/Tuanku Kali/Bagindo Kali bin Baginda Soalohon bin Sutan Diaru bin Baginda Mangara Enda bin Sutan Diaru bin Baginda Mangaraja Sumurung bin Baginda Mangaraja Enda bin Tuan Natoras bin Tuan Muksa bin Sutan Diaru ( Si Baroar ).

Sutan Diaru Nasution

Sutan Kumala anak Bg.Mgr Enda menjadi raja di lumban sibaguri

sutan kumala sang yang dipertuan hutasiantar

Sutan Humala Hutasiantar (Gelar: Sang Hyang Dipertuan)

Sutan Mangkutur

Sutan Kumala Huraba

Sutan Gunung Tua

Sutan Parhimpunan Irfansyah

Sutan Pulungan

sutan kumala( raja pidoli lombang)

.Sutan Na Poso

Sutan Panjalinan raja di Lumbandolok

sutan karatan (gn baringin

Sutan Naparas

Sutan Guru di Pakatan

Sutan Paruhum

Soetan Soripada Panoesoenan

Soetan Koemala Boelan

Soetan Singa Soro Baringin

Soetan Solengaon

Soetan Pandapotan

Soetan Bintang Pandapotan

 

Wassalam

malinmarajo

Arman Bahar

unread,
Sep 30, 2010, 2:23:00 AM9/30/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualikum ww

Dizaman keemasan Kerajaan Melayu Minangkabau pengaruhnya meluas jauh ke-mana2 tidak terkecuali negeri yang dekat2 saja seperti di Tapanuli Selatan, nenek moyang pertama marga Nasution (nan sakti on) adalah masih kerabat keluarga istana Pagaruyuang bahkan beberapa waktu lalu tahun 2009 Prof. DR Anwar Nasution ketua BPK RI itu ditabalkan gelar Tuangku Pinayungan Rajo Nan Sati oleh Rajo Alam Pagaruyuang

Sah2 saja lah kalau di Tapanuli juga bayak orang yang bergelar Sutan, jadi kok Sutan nan di Piaman kan lai samo jalas dek kito kan? Walau samo2 sutan namun yang melatari-nyo kan beda

Kok Sutan Batugana nan kaba-nyo anggota DPR dari fraksi demokrat tu dari ma pulo inyo tu yo?
salaam
malinbandaro58


Dari: rony <ro...@pthidroflex.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Kam, 30 September, 2010 10:36:10
Judul: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Mgkn ado adidusanak nan bisa mengomentari

Mokasih

 

Ternyata gelar Sutan bukan hanya monopoli dimiliki oleh orang Minang/orang Piaman tapi orang Mandailing/Tapsel juga banyak menggunakan gelar Sutan yang diletakkan sebelum nama kecil mereka. Coba lihat pada nama2 orang yang bergelar Sutan dibawah ini.

Gelar Sutan ini sebagaimana di Piaman, di Mandailing juga diwariskan secara patrilineal.

Saya pernah menanyakan langsung pada seorang yg bernama Aswin Pulungan Syahbana. Katanya di kampong ada yang bernama Sutan Pulungan dan gelar sutan itu diewariskan secara turun temurun dari ayah ke anak.

 

Apakah ada adidunsanak yang bisa menjelaskan apakah ada hubungan antara gelar Sutan di Mandailing dengan gelar Sutan di Piaman laweh?

 

Silahkan dilihar pada link2 berikut:

http://www.mandailing.org/ind/asal-ren2.html

http://edinasution.wordpress.com/

http://forum.detik.com/showthread.php?t=87242

 

contoh2 yg bergelar Sutan di Mandailing:

 

Sutan Diaru (Sibaroar)

Sutan Naposa (dari Kota Pinang)

Sutan Diaru Parlindungan Bin Mangaraja Gomgoman bin Sutan Na Poso bin Mangaraja Uhum Gading ..........cut .................

Wassalam

malinmarajo


Ramadhanil pitopang

unread,
Oct 1, 2010, 4:34:12 PM10/1/10
to rant...@googlegroups.com
Ass.ww.

Menurut AA. Navis dalam bukunya "Alam Terkembang Jadikan Guru " Gelar SUTAN berasal dari bahasa Sanskerta yaitu dari kata-kata :
SU artinya baik
TAN berasal dari kata Tuan yang berubah pengucapannya menjadi TAN. DI Melaka berubah bunyi jadi TUN.
Tuan berasal dari kata TO dan WAN yang artinya orang yang mulia.
Di Piaman gelar Sutan, bagindo dan Sidi merupakan gelar sebagai identitas turunan Ayah. Sutan menandakan asal-usulnya ayahnya orang Luhak Nan Tigo (Urang Darek), Bagindo asal usul ayahnya dari bangsawan Kerajaan Pagaruyuang, sedangkan Sidi menandakan asal usulnya dari prajurit Aceh sebelum wilayah tersebut dikuasai Belanda. Misalnya Sutan Sulaeman, untuk orang yang bernama Sulaeman. Bagindo Muhammad Nur, untuk orang yang bernama Muhammad Nur , dll. Jadi kalau ayahnya bergelar Sutan anaknyanya pun bergelar sutan, demikian pula dengan bagindo atau sidi.
Di wilayah Padang dan sekitarnya dipakai gelar sutan dan marah sebagai warisan ayah juga. Pemakaiannya di depan nama, misalnya Sutan Sulaeman, Marah Rizal.
Istrilah "Marah" berasal dari kata "MEURAH" bahasa Aceh yang artinya Raja kecil. Dulu wilayah  wilayah Padang dan pesisir Pariaman  merupakan basis kekuasaan basis kekuasaan Aceh di pantai barat Minangkabau.

Sebagai tambahan asal kata DATUK juga dari bahasa Sanskerta dari Da dan TO. Da artinya yang mulia, TO artinya orang. Jadi DATO artinya orang yang mulia. Dalam pengucapannya di Minangkabau DATo berubah menjadi DATUK.

Sekian.
Wassalam,
R.Pitopang
46 thnn- Palu

--- Pada Kam, 30/9/10, Arman Bahar <arman...@ymail.com> menulis:
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
1. E-mail besar dari 200KB;
2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Ephi Lintau

unread,
Oct 2, 2010, 2:19:51 AM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Alhamdulillah batambah pulo ilmu ambo ciek lai satantang jo mslh gelar
iko, tarimokasih.

Satantang jo itu, ambo batanyo pulo ciek dek kbtln urg rumah ambo rang
piaman, mako ambopun mandapek glr kehormatan sutan marajo, sbg urang
nan bukan dr piaman. Nam ambo tanyokan, baa pulo aturan dlm pemberian
gelar kehormatanko? Bisakah misalnyo ambo gelar bagindo bukan sutan,
dllnyo.

Mhn pencerahannya. Terimakasi banyak atas pencerahannya.

Yuhefizar aka ephi lintau
sedang di BIM


--
=========== Salam Hormat ==========
Yuhefizar a.k.a Ephi Lintau
e-Learning | e-Literacy | e-Business
www.ephi.web.id
http://blog.ephi.web.id
www.web1juta.com
www.sukses-bersama.com
www.pengusaha-online.com
www.e-investasi.com
e-Mail : ephi....@gmail.com
Handphone : 08126777956
================================

Ephi Lintau

unread,
Oct 2, 2010, 2:25:45 AM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
On 10/2/10, Ramadhanil pitopang <pitop...@yahoo.com> wrote:

Lies Suryadi

unread,
Oct 2, 2010, 9:01:31 AM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Kalau di Piamanm minantu bagala Sutan ko buliah disuruah dek mintuo manutuik kandang ayam bagai. Kalau gala Sidi co ambo, atau Sidi Boby Lukman, buliah makan2 tacirik je atau pamacah2 piriang di rumah bini.
 
Salam,
Suryadi

--- Pada Sab, 2/10/10, Ephi Lintau <ephi....@gmail.com> menulis:

Ephi Lintau

unread,
Oct 2, 2010, 11:25:47 AM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Wayo....tapi gala ambo sutan marajo da, jd lai nan marajonyo, hehehe,
mhn alasan nan sesungguhnya lah

ephi

ajo duta

unread,
Oct 2, 2010, 12:04:12 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Manyalo ambo sangenek. Gala di Piaman nan ambo tahu cuma ado duo yaitu
Sidi jo Bagindo. Gala Sutan diagiah ka urang sumando nan bukan dari
Piaman sacaro otomatis baitu alah ijab kabul. Untuak salanjuiknyo
mintuo atau ipa akan mamanggia Sutan.

Sutan indak ado tambahan Marajo atau lainnyo. Jadi kasus nakan Ephi,
cukuik Sutan Ephi sajo. Biasonyo Sutan disingkek jadi St. Bagindo jo
Bgd dan Sidi jo Sd.

Gala Marah kalau di Piaman utk nan ini qualified mamakai gala Sd, Bgd
jo St tu, yaitu pendatang nan malakok indak ado hubungan perkawinan jo
urang Piaman.

Katonyo urutan tingkatan gala dari nan paling top adolah Sidi,
Bagindo, Sutan dan Marah. Mungkin iko manyontoh kasta di agomo Hindu,
barangkalee. Brahma, Satria, Shudra dan Paria. Wallahu'alam. Silahkan
di koreksi

--
Sent from my mobile device

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
gelar Bagindo, suku Mandahiliang,
lahir 17 Agustus 1947.
Nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman. rantau: Deli, Jakarta,
sekarang Sterling, Virginia-USA
------------------------------------------------------------
"menjadi bagian dari sapu lidi, akan lebih bermanfaat dari pada
menjadi sebatang lidi"

sjamsir_sjarif

unread,
Oct 2, 2010, 12:53:57 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Katu remaja sisuak, 1952-55 kawan kos ambo di Payokumbuah banamo
Marahadin. Dari baliau ambo kanyang baraja dan maniru-niru dialek
Piaman nan sampai kini banyak pangaruahnyo ka ambo. Marahadin sangat
pacarito, sangat pagarah. Dialeknyo sabana suci Pariaman.

Kini mambaco postiang Angku Suryadi jo Ajo Duta, baru paham,
tangiang-giang dan takana-kana galak Garah Marahadin tantang mintuo
batanyo ka urang kuhua-kuhua sanjo hari di halaman:

"Sidi tu Sidi?"
"Yo."
"Piek, Piek, lakeh angekan aia."

"Maghah tu Maghah?"
"Yo."
"Aaa, saok-an pintu kandang ayam luh."

Salam,
--Nyit Sungu

--- In Rant...@yahoogroups.com, ajo duta <ajoduta@...> wrote:
>
> Manyalo ambo sangenek. Gala di Piaman nan ambo tahu cuma ado duo yaitu
> Sidi jo Bagindo. Gala Sutan diagiah ka urang sumando nan bukan dari
> Piaman sacaro otomatis baitu alah ijab kabul. Untuak salanjuiknyo
> mintuo atau ipa akan mamanggia Sutan.
>
> Sutan indak ado tambahan Marajo atau lainnyo. Jadi kasus nakan Ephi,
> cukuik Sutan Ephi sajo. Biasonyo Sutan disingkek jadi St. Bagindo jo
> Bgd dan Sidi jo Sd.
>
> Gala Marah kalau di Piaman utk nan ini qualified mamakai gala Sd, Bgd
> jo St tu, yaitu pendatang nan malakok indak ado hubungan perkawinan jo
> urang Piaman.
>
> Katonyo urutan tingkatan gala dari nan paling top adolah Sidi,
> Bagindo, Sutan dan Marah. Mungkin iko manyontoh kasta di agomo Hindu,
> barangkalee. Brahma, Satria, Shudra dan Paria. Wallahu'alam. Silahkan
> di koreksi
>

> On 10/2/10, Ephi Lintau ephi.lintau@... wrote:
> > Wayo....tapi gala ambo sutan marajo da, jd lai nan marajonyo,
hehehe,
> > mhn alasan nan sesungguhnya lah
> >
> > ephi
> >

sjamsir_sjarif

unread,
Oct 2, 2010, 1:04:14 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Ooops, salah ketik lo saketek sabanta ko.
Nyit Sungut taketik Nyit Sungu.

Tapi mungkin indak baa doh,
indak paralu dipeloki doh,
sabab cucu-cucu Nyit Sungut di Nieh
memang baitu maimbauannyo:

Nyi Sungu ... :) :) :)

--- In Rant...@yahoogroups.com, "sjamsir_sjarif" <hambociek@...>
wrote:

Syofiardi BachyulJb

unread,
Oct 2, 2010, 1:22:04 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Kanda Suryadi,
Karano itu ambo indak mamakai gala Sutan, daripado disuruah manutuik kandang ayam (indak ambo pakai bana memang acok juo ambo diminta tolong manutuik kandang ayam, biasolah zaman kini tolong-manolong, indak bacaliak bana mintuo atau indak...).

Di rumah ambo ado dua Sidi, tapi nampaknya indak banyak pangaruah doh. Nampaknyo labiah bapangaruah pitih daripado gala ko, labiah hebat ugamonyo juo indak.

Syofiardi (40/Padang)



From: sjamsir_sjarif <hamb...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Sunday, October 3, 2010 0:04:14
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

taufiq...@rantaunet.org

unread,
Oct 2, 2010, 5:18:41 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Batua indak bagai juo do makNgah, antaro Sungu jo Sungut kan balancik-lancikan we'e

Cuma kok Sungu nan tasumbua,agak balain pancaliak-an ughang. Dari pado Sunguik nan marantiang

--TR
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "sjamsir_sjarif" <hamb...@yahoo.com>
Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Sat, 02 Oct 2010 17:04:14
To: <rant...@googlegroups.com>
Reply-To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

ajo duta

unread,
Oct 2, 2010, 5:59:56 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Jaman kini nangko gala Sidi, Bagindo, Sutan atapun Marah iyo indak
paralu bana. Kalaupun bagala bana tapi lalok se dirumah, maka mntuo
alah manyindia nyindia: "Piak, campak anlah kuciang tu kabalai. Makan,
lalok jo tacirik se karajonyo dirumah".

Wayoiii........

--

Ephi Lintau

unread,
Oct 2, 2010, 8:41:46 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Mak duta, ado loh kawan ambo nan bukan piaman, tapi galanyo bagindo,
baa pulo tuh. Nah satantang tambahan marajo baa loh tuh caritanyo, krn
gala ko di umumkan waktu mlm ituang maituang, mhn pencerahannyo?

Da suryadi, kok ambo di rmh mintuo lai ndak nan sarupo uda sabuekan,
malah ambo dilrg utk bakarajo, apo mkn kesukaan sambo lalu ado di ateh
meja mkn, mkn mlm pun, klu ambo alun ado, ditunggu bana, baitu da,
sabana dihargai ambo di rmh. Jadi mnrt ambo dalam hal iko ndak
pengaruh dari gala doh.

Trims


--

ajo duta

unread,
Oct 2, 2010, 9:13:30 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Nakan Ephi,
Soal tambahan tu nampaknyo iyo optional urusan internal keluarga masing2.

Mamakpun dikeluarga acok memberi tambahan di Sutan. Ado nan kami tambah
Rajo Bintang dek ado bintang di bahunyo.
Ado pulo Sutan Mas Pasaman dek inyo rang Jao dari Pasaman.

Jadi indak masalah tu doh Sutan Marajo.

On 10/2/10, Ephi Lintau <ephi....@gmail.com> wrote:

Fitr Tanjuang

unread,
Oct 2, 2010, 9:35:26 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com
Uda Ephi kan lah bagala Master di bidang IT.
Lah bisa mangalahkan sagalo macam sidi, bagindo jo rajo maso kini mah...:))

Ambo malah indak adoh bagala bagai doh.
Dek nikah indak di kampuang, indak pulo jo urang Minang...

Wassalam
fitr tanjuang
lk/35/albany NY

2010/10/2 Ephi Lintau <ephi....@gmail.com>:

taufiq...@rantaunet.org

unread,
Oct 2, 2010, 9:53:16 PM10/2/10
to rant...@googlegroups.com

Kalau dikampuang ambo di Ampek Angkek

Masalah gala iko memang berdasarkan gala nan ado dalam suku tsb

Jadi indak bisa diagiah sembarangan sajo

Karano wakatu gala itu mulo diimbaukan (di medan nan bapaneh, atau katiko manjadi marapulai) langsuang dicari silsilahnyo siapo pemakai gala itu sabalunnyo

Apakah itu berawal dari Sutan, Malin,Saidi/sidi, Rangkayo atau Angku

Kalau Sutan Marajo, biasonyo dipakai dek suku Jambak Gadang

Khusus untuak Angku biasonyo dibarikan kapado nan alah dianggap senior dalam paruik/suku tsb

Misalnyo kalau kamanakan atau anaknyo diangkek jadi datuak/penghulu

Bisa juo kalau gala itu akan dipakai dek kamanakannyo

Sahinggo baliau nan sabalunnyo bagala St Marajo manjadi Angku Marajo

Syofiardi BachyulJb

unread,
Oct 3, 2010, 2:13:25 AM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Kok itu iyo alah kasa bana mah Jo. Dantang kuali jo pariuak nan agak kareh sajo alah badabok darah dibueknyo. Iko pulo bab mambuek banyak urang baru kawin indak tahan di rumah mintua, walau rumahnyo gadang....

Tahan gala ko sahabih "Mohon Doa Restu" lakek di dindiang nyeh. Kalau lah habih hiasan ko, kalua aslinyo.....

Syofiardi (40/Padang)


From: ajo duta <ajo...@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Sunday, October 3, 2010 4:59:56

Syofiardi BachyulJb

unread,
Oct 3, 2010, 2:16:53 AM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Batua tu Sanak Fitr,
Kalau Sanak kito Ephi ko nan dipandang di rumah mintua gala Sutan-nyo di bidang akademis atau Sutan Dosen. Pak Dosen, Sutan Dosen, a samo sajo tu nyeh!

Syofiardi (40/Padang)


From: Fitr Tanjuang <fitr.t...@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Sunday, October 3, 2010 8:35:26

Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Ephi Lintau

unread,
Oct 3, 2010, 9:06:09 AM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Tarimokasih mak duta atas pencerahannyo, tapi ciek tanyo ambo alun
tajawek, ambo tunggo mak? Dek iko sangaik paralu sbg ilmu bagi kami
nan mudo, jd punyo pmhman yg bana satantang itu.

Pak fitr, da syof dan da suryadi, ambo tunggu juo jawaban
ilmiahnyo/dasar hukumnyo satantang hal tsb.

Trims
salam
ephi

Arman Bahar

unread,
Oct 3, 2010, 9:22:07 AM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikumww
Sanak TR sarato mamak 'n dunsanak nan dirahmati Allah

Indak pulo ado doh di Pariaman pemberian gelar itu sembarangan, karena semua prosesi disepakati niniak mamak keluarga bersangkutan dan merujuk tambo keluarga suku masing2 dan juga dihadiri sagalo nan patuik2 dikampuang tersebut, bahkan kok di rantau seperti Pekanbaru selain niniak mamak terdekat dan juga niniak mamak yang didatangkan dari kampuang atau yang mewakili, juga dihadiri Ketua/Pengurus2 Paguyuban seperti PKDP (Persatuan Keluarga Daerah Pariaman) atau setingkat dibawahnya seperti IKKP (Ikatan Keluarga Kota Pariaman) dan RW/ RT setempat

Penyanyi senior kita Elly Kasim dalam liriknya "SUTAN, BAGINDO tigo jo SIDI di Pariaman urang batuah" jadi dari sini saja terlihat baik Sutan ataupun Bagindo maupun Sidi sama dan selevel tuahnya tidak ada yang lebih bertuah dari yang lain, sesuai  tuah masing2, perbedaan nanti akan terlihat ketika dalam acara "Manjapuik Marapulai" seorang Sidi harus pakai payung kuning emas namun kalau tidak ada payung warna kuning emas dibolehkan dengan bakarila-an di-ikatkan secarik kain kuning dipuncak payungnya, begitu juga cincin timbang tando (cincin tanda bertunangan) cincin belah rotan seorang Sidi juga berikatkan secarik kecil kain kuning

Tuah seorang Sutan adalah karena dia berasal dari keturunan manti atau petinggi2 Pagaruyuang yang dulunya ditugasnya di Pariaman (Luhak dibari Bapangulu Rantau dibari barajo)

Tuah seorang Bagindo adalah karena dia berasal dari keturunan atau petinggi2 Aceh ketika Pariaman dijajah Aceh dizaman ke-emasan Aceh Sultan Iskandar Muda

Tuah seorang Sidi adalah karena dia berasal dari keturunan Sayyid2 yang menyebarkan Islam di Pariaman, kira2 sama dengan gelar SAID di Riau

Selain dari gelar pangulu (Datuak), di Pariaman baik gelar dari ayah maupun gelar dari mamak sama2 di-imbaukan dalam majlis kerapatan niniak mamak keluarga bersangkutan jadi medan-nyo iyo indak paneh doh karano majlis tersebut diadakan didalam rumah pada malam hari, jadi relatif indak paneh doh, lain hal kalau gelar Datuak prosesinya memang dimedan nan bapaneh dan babantaikan kabau juo samo jo di darek

Prof. Drs Harun Zein mantan gubsumbar dan menaker RI juga di-imbaukan dimedan nan bapaneh bahkan dengan mambantai 100 ikua kabau dan alek datuaknyo yang digabung dengan datuak2 sinaro lain yang belum dilantik dari seluruh Sumbar ketika itu sahinggo saminggu lamo aleknyo

Beliau juga mendapat gelar Sidi dari garis keturuanan ayahnya dan gelar Datuak Sinaro dari matrilinealnya sehingga gelar lengkap beliau ketika di-imbaukan sebagai Prof Drs H Sidi Harun Alrasyid Zein Datuak Sinaro dari kaumnyo suku Piliang di Jawi2 Kota Pariaman

Kalau kato sanak TR gelar Sutan Marajo dipakai dek kaum suku Jambak Gadang, ini termasuk menjadi tanda tanya dek ambo kok sama ya dengan Piliang yang juga punya gelar Sutan Marajo?

Mungkin mamak2 datuak / pangulu di palanta kito bisa maagiah pencerahan baa kok banyak nan samo gelar tersebut pada beberapa suku yang berbeda

Satantangan pemberian gelar nan sumbarangan nan sanak TR sabuik, itu bukan masuk kategori pemberian gelar tapi nan sering terjadi tampak dek ambo hanyalah sebagai panggilan yang mempelihatkan rasa hormat kepada menantu yang tidak bergelar, namun kalau menantu tersebut dari luhak nan tigo yang memang sudah punya gelar, kan wajar saja dipanggil Sutan karena gelarnya memang Sutan Marajo misalnya

Karena orang Pariaman tidak biasa memanggil "marajo" kepada menantunya, karena udah biasa menggunakan panggilan sutan yang mana memang gelar Sutan tersebut di Pariaman sudah lazim dipakai maka menantu yang bergelar Sutan Marajo dari Magek itu di-imbaukan sutan saja kecuali dalam keadaan yang bersifat formal tentu dipanggil selengkapnya "Sutan Marajo"

Dikeluarga kami ada juga menantu atau sumando yang bergelar Sutan Sampono dari Agam, namun kami tidak memaggilnya "sampono", cukup dipanggil yang ringkas saja yaitu sutan, kecuali ketika formil2an memang dipanggil lengkap misal Rasyidin Sutan Sampono

Ada juga menantu kami yang orang Palembang, jelas kan dia gak punya gelar apapun, namun kami panggilkan juga sebagai tanda hormat kami kepada menantu dengan panggilan sutan, dan ini tidak berarti kami memberi gelar (sembarangan) tapi hanya sekedar panggilan hormat kepada menantu walau tidak punya gelar apapun, yang karena dari Palembang itu

Mohon maaf kalau kurang berkenan
wasalam
abp58malinbandaro urang Piaman yang tidak Sutan, tidak Bagindo dan tidak juga Sidi        


Dari: "taufiq...@rantaunet.org" <taufiq...@rantaunet.org>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Ming, 3 Oktober, 2010 08:53:16

Judul: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Kalau dikampuang ambo di Ampek Angkek. Masalah gala iko memang berdasarkan gala nan ado dalam suku tsb. Jadi indak bisa diagiah sembarangan sajo

Karano wakatu gala itu mulo  diimbaukan (di medan nan bapaneh, atau katiko manjadi marapulai) langsuang dicari silsilahnyo siapo pemakai gala itu sabalunnyo. Apakah itu berawal dari Sutan, Malin,Saidi/sidi, Rangkayo atau Angku

Kalau Sutan Marajo, biasonyo dipakai dek suku Jambak Gadang. Khusus untuak Angku biasonyo dibarikan kapado nan alah dianggap senior dalam paruik/suku tsb

Misalnyo kalau kamanakan atau anaknyo diangkek jadi datuak/penghulu. Bisa juo kalau  gala itu akan dipakai dek kamanakannyo. Sahinggo baliau nan sabalunnyo bagala St Marajo manjadi Angku Marajo

Fitr Tanjuang

unread,
Oct 3, 2010, 9:26:29 AM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Pakai empiris se lah, Da.

Di Padang, ambo hampia indak pernah mandanga urang diimbau jo galanyo
dalam kehidupan sahari2.
Kecuali rang Sumando kami nan rang Piaman.
Iyo rang gaeknyo nan tasingguang kalau indak indak diimbau jo gala Bagindonyo.

Nan lain, antah lai takana dek urang lain, apo galanyo.
Itu dari generasi di ateh ambo.

Jadi gala2 adat tu indak laku bana kini doh, minimal di Padang.
Kecuali mungkin gala datuak.
Tapi datuak di suku kami (Tan Basa ganti2an jo Rangkayo Basa) sempat
vacum belasan tahunan.
Sampai akhirnyo dimintak dek kaum IP nan kamudian bagala Datuak Rajo
Bandaro Basa.

Ciek tanyo ka da Ephi, apo "panjapuik" dari Piaman waktu nikah?
Iyo dapek ladang karambie kalau nikah jo urang Piaman, nan ukurannya
disasuaikan jo tingkek sikolanyo?...:))

Wassalam
fitr tanjuang

2010/10/3 Ephi Lintau <ephi....@gmail.com>:

ajo duta

unread,
Oct 3, 2010, 5:49:17 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Mangaku ambo, soalko rasonyo dinda Arman labiah paham. Soalnyo dek
usia balita alah dirantau. Indak pernah mengalami pemberian gelar.
Indak pernahpun mandapek pencerahan secara langsung dari rang gaek.
Cuma mengalami dari mengamati indak langsuang.
Disamping itu kami dek banyak kawin lintas suku, mako praktek gala
bagalako iyo indak dipraktekkan bana doh.

> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet
> http://groups.google.com/group/RantauNet/~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.
>

--

Ephi Lintau

unread,
Oct 3, 2010, 7:59:56 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Tarimokasih Pak Fitr......ambo lai ndak ado bajapuik2 bagai doh...., ndak kanai ambo dek aturan nan sarupo itu.

salam
ephi

2010/10/3 Fitr Tanjuang <fitr.t...@gmail.com>
Pakai empiris se lah, Da.


Ciek tanyo ka da Ephi, apo "panjapuik" dari Piaman waktu nikah?
Iyo dapek ladang karambie kalau nikah jo urang Piaman, nan ukurannya
disasuaikan jo tingkek sikolanyo?...:))

Wassalam
fitr tanjuang

2010/10/3 Ephi Lintau <ephi....@gmail.com>:
> Tarimokasih mak duta atas pencerahannyo, tapi ciek tanyo ambo alun
> tajawek, ambo tunggo mak? Dek iko sangaik paralu sbg ilmu bagi kami
> nan mudo, jd punyo pmhman yg bana satantang itu.
>
> Pak fitr, da syof dan da suryadi, ambo tunggu juo jawaban
> ilmiahnyo/dasar hukumnyo satantang hal tsb.
>
> Trims
> salam
> ephi
>

taufiq...@rantaunet.org

unread,
Oct 3, 2010, 8:14:04 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com

Kalau Ephi nan masuak ka Piaman. Baruntuang urang Piaman. Karano indak bajapuik he..he..

Nan jadi masalah, kalau lelaki Piaman kawin kalua. Ka nagari nan indak punyo adat baitu

Kok indak ado kearifan dan titik temu. Pernikahan bisa gagal

Kadang balaku hukum : "sia handak, sia tajun"

Mungkin lah pasai calon pengantin pria kalau mamaknyo masih bertahan dengan "sekian" uang japutan

Akhirnyo ditamui dek calon pengantin pria iko keluarga calon istri sambia marosokkan keinginan mamaknyo

Ambo pernah menemukan nan baitu baik nan dilakukan lelaki Piaman atau nagari lain

Kalau nagari lain biasonyo jamputannyo ameh atau rupiah ameh


Jadinyo keluarga perempuan datang ma antakan uang jamputan ke keluarga pria jo pitih nan disiapkan pengantin pria. He..he..he

Arman Bahar

unread,
Oct 3, 2010, 8:20:33 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum ww
Sanak Yuhefizar sarato mamak 'n dusanak nan dirahmati Allah

Alhamdulillah, dek sanak menikah dengan orang Pariaman berarti sanak adalah "Urang Sumando" urang Piaman, semua mertua didunia ini tentulah menghormati dan sangat menghargai menantunya, terlebihlah orang Piaman apalagi untuk mendapatkan seorang menantu itu kadang2 bukan susuatu yang mudah bahkan dengan berbagai pengorbanan baik moril maupun materil 

Menantu atau sumando tentulah dipanggilkan sesuai gelar yang diwarisinya namun ada juga orang Minang yang tidak memberikan gelar kepada kemenakan-nya yang memasuki dunia dewasa sebagaimana disebutkan dalam adat tradisi Minangkabau "Ketek Banamo Gadang Bagala"

Setahu Ambo urang Luhak 50 Koto dan daerah jajahannya hingga ke rantau Kampar Kanan (Ocu Bangkinang) tidak bergelar kecuali gelar pangulu (datuak)

Apakah sanak dari Luhak 50 Koto dan tidak mempunyai gelar adat sehingga tidak keluarga Istri sanak berkenan memberikan gelar kepada sanak dengan gelar "Sutan Marajo" tentunya hal ini Alhamdulillah, hanay saja perlu dilihat bahwa gelar Sutan Marajo itu dimiliki oleh kaum suku Piliang atau mungkin yang lain seperti Jambak, tentunya yang berhak memberi gelar tersebut adalah suku pemilik suku yaitu suku Piliang atau Jambak(?)

Dan tentu saja yang berhak dari keluarga istri sanak yang memberi gelar ini adalah ayah mertua sanak dengan kesepakatan anggota kaum sesukunya,. apakah ayah mertua sanak itu bersuku Piliang atau Jambak(?)?

Kalau keluarga ibu istri sanak yang memberi gelar ini kalau mereka bersuku Piliang atau Jambak jelas akan rancu berarti sanak dengan memakai gelar Sutan Marajo akan menjadi seolah2 kawin sesuku

Kalau keluaraga ibu Istri sanak tidak bersuku Piliang atau Jambak(?), jelas ini ilelgal karena memberikan gelar suku piliang atau jambak oleh orang yang bukan iliang atau jambak artinya memberikan milik orang lain yang buka miliknya kepada seseorang lain

Mohon maaf kok ambo kurang pas
wasalam
abp58


Dari: Ephi Lintau <ephi....@gmail.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sab, 2 Oktober, 2010 13:19:51

Judul: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Bot S Piliang

unread,
Oct 3, 2010, 8:59:05 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Yth Mamak2 jo Bundo ambo di Palanta

Yang pasti..di keluarga ambo, baik di padang, di pariaman maupun di Jakarta, urang Sumando, Ipa jo Bisan tidak selalu di panggil gelarnya (Sidi, Sutan dan Bagindo), bahkan kakak ipar saya orang Komering pun di panggil sutan oleh orang tua saya, sesuai dengan adat kebiasaan rang Piaman.
Kalau soal jemput menjemput, setahu saya sih hanya kalau si laki-laki dari Pariaman. Mungkin Mamak2 ambo ada referensi lain.

Salam

Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

--- On Sun, 10/3/10, Fitr Tanjuang <fitr.t...@gmail.com> wrote:

From: Fitr Tanjuang <fitr.t...@gmail.com>
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

ajo duta

unread,
Oct 3, 2010, 9:19:13 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Ambo Piaman bainduak bareh wee pulo, samo anak rantau Deli. Kawin di
Batawi. Indak ado japuik bajapuik. Kecuali waktu baralek iyo ado oto
nan manjapuik.

--

Dr Saafroedin Bahar

unread,
Oct 3, 2010, 9:32:40 PM10/3/10
to Rantau Net
Dinda Ajoduta, dek karano Anduang ambo sabana manantang tradisi bajapuik ko - walau totok dari Kampuang Dalam - mako baliau bapasan supayo anak cucu baliau indak buliah manarimo uang jamputan ko.
Jadi ambo adiak baradiak katurunan Piaman nan kawin tanpa uang jamputan.
Btw syukur gala ambo sutan, kok dijapuik bana indak ka maha doh, karano bisa disuruah manutuik kandang ayam dek mintuo, he he. Ondeh nasib si sutaaaan.
Wassalam,
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.

Dewi Mutiara

unread,
Oct 3, 2010, 9:44:19 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Pak Saaf , saya juga asli dari Pasa Piaman , sebenarnya masalah japuik manjapuik ini gak apa2 selama menurut kepantasan , masalahnya sekarang ini agak berlebihan dan sering tidak pantas ,saya masih tetap  menghargai adat istiadat kita di Pariaman , walaupun itu agak berlebihan dan saya termasuk yang ingin tetap ada tatacara ini untuk menghormati dan menghargai Seorang Ibu yang begitu bangga dengan anak laki2nya dalam tatacara adat kita .Saya  mempunyai seorang Ibu yang kuat dengan tradisinya yang ditanamkan ke kami anak2nya yang mungkin Kami sebagai anak2 tidak bisa seperti itu , hanya berusaha untuk bisa , walau tidak seperti yang beliau harapkan.

Wassalam

Dewi Mutiara.

--- On Mon, 10/4/10, Dr Saafroedin Bahar <saafroed...@rantaunet.org> wrote:

From: Dr Saafroedin Bahar <saafroed...@rantaunet.org>
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan
To: "Rantau Net" <rant...@googlegroups.com>
Date: Monday, October 4, 2010, 1:32 AM

Dinda Ajoduta, dek karano Anduang ambo sabana manantang tradisi bajapuik ko - walau totok dari Kampuang Dalam - mako baliau bapasan supayo anak cucu baliau indak buliah manarimo uang jamputan ko.
Jadi ambo adiak baradiak katurunan Piaman nan kawin tanpa uang jamputan.
Btw syukur gala ambo sutan, kok dijapuik bana indak ka maha doh, karano bisa disuruah manutuik kandang ayam dek mintuo, he he. Ondeh nasib si sutaaaan.
Wassalam,
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.

-----Original Message-----
From: ajo duta <ajo...@gmail.com>
Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Sun, 3 Oct 2010 21:19:13
To: <rant...@googlegroups.com>
Reply-To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Ambo Piaman bainduak bareh wee pulo, samo anak rantau Deli. Kawin di
Batawi. Indak ado japuik bajapuik. Kecuali waktu baralek iyo ado oto
nan manjapuik.

moderasi:

Dr Saafroedin Bahar

unread,
Oct 3, 2010, 10:00:06 PM10/3/10
to Rantau Net
Ambo mangarati, Sanak Dewi. Nan kasihan adiak ambo nan punyo anak padusi - dan indak pulo barado - tapaso mancari pitih suok kida untuak manjapuik si ajo nan ka jadi minantunyo.
Untuangnyo, indak surang juo minantu ambo dari Piaman, jadi lai indak barek bana wakatu ambo baminantu.

Wassalam,

Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.


From: Dewi Mutiara <iara_...@yahoo.com>
Date: Mon, 4 Oct 2010 09:44:19 +0800 (SGT)

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 3, 2010, 10:07:30 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Kanakan Bot Piliang n sanak palanta khususnyo ughang Pia man laweh.Ass.mualaikum wr wb!

Iko kajadian 48thn nn lalu di ruang kuliah no.4 FHIPK-UI Adalah alm.Prof.Mr.Hazairin Zen memberikan kulih pengan tar Hukum Islam waktu itu, nn antara lain(sebagai sample) menyebut bahwa uang jempu tan di Piaman adalah adat jahi liah nn mampajuabalikan laki2
Sebagai anak Piaman nn hi jau matah dalam kehidupan mahasiswa,io takajuik manda nga pandapek Prof ini.Sasudah salasai kuliah,Jo Buyuang man datangi pak Prof,minta penjela san tentang jemputan nn disa buik jahiliah.
Menurut pak Prof, uang jemputan or nn setara dengan itu nn balaku di Piaman adolah perbuatan or adat jahiliah,laki laki dijual belikan sama deng an hayawan.Kamu(JB) rang Pia man tanyo p.Prof,kamu rang ja hiliah.Astaghfirullah.
Tapasolah JB manjaleh kan saluak baluak asa muasa laki2 bajapuik ini di Piaman ka p.Prof.Dan ini tolong disimak bana dek sanak rang palanta.
Manuruik alm.Nanak Dudik Dt Koto,rang Kotomara pak,IVAngkek,Padusunan(ahli adaik),di Piaman ado 2(duo) ca ro dalam tata cara "manjapuik marapulai",pertama dengan ca ro -uang jemputan-,kedua, dengan caro -uang hilang-
Cara uang jemputan, ma mak kanduang dari si gadih nn akan nikah,menyerahkan sepi ring sawah or palak untuak manjapuik calon suaminya n demkian juga mamak kandung pihak pengantin laki,menyerah kan sepiring sawah or setum pak palak,untuak membalas jemputan pihak anak daro.De ngan sawah2 or palak2 dari masing2 mamak inilah,pasang an muda ini menempuh kehidu pan berumah tangga.
Cara uang hilang,pihak si marapulai indak ado kewaji ban untuk membalas uang jem putan pihak anak daro.Ini pak Prof.buliahlah disabuik caro ja hiliah,kecek Jo Buyuang.
Tampakyo,Prof Hazairin dapek memahami nn caro uang jem putan di Piaman,sangat manu siawi n uang hilang adolah jahi liah.

Semoga ada manfaatnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

ZA,Dt Rajo Jambi,71thn,Ke bon Jeruk,Jakarta Barat.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


From: Bot S Piliang <bots...@yahoo.com>
Date: Sun, 3 Oct 2010 17:59:05 -0700 (PDT)

irsyal_r...@yahoo.com

unread,
Oct 3, 2010, 10:15:31 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Mak Saaf dan Sanak di Palanta

Alhamdulillah, ambo punyo minantu 2 urang dari Piaman, suami dari anak-anak kakak ambo, lai indak baajpuik doh Mak. Alah samo mangarati sajo, jadi indak sadono pulo di Piaman pihak laki-laki nan ka calon minantu bajapuik co itu doh Mak,,,,,, pengecualian barangkali?..

Wassalam

Irsyal Rusad.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

jupar...@yahoo.com

unread,
Oct 3, 2010, 10:17:01 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Waalaikumsallam wr wb

Saya setuju atas pendapat Bu Dewi ini

Dulu memang agak susah saya harus menjelaskan ke temen2 kuliah saya terutama orang jawa atau suku lain (non minang) hanya tahu

"Wahh enak lu ya orang Padang (Minang) ntar kalo mau nikah "dibeli" (untuk padanan kata yang mereka "dijemput") oleh Pihak perempuan"

Lebih lanjut lagi mereka "ngeledek" wah kalo tamat ITB , IPB dan PT terkenal lainnya wahh pasti mahal dong "dibeli" (uang jemputannya)

Akhirnya saya mencoba menjawab secara sederhana saja seperti yang disampaikan Bu Dewi ini

"Tetap ada tatacara ini untuk menghormati dan menghargai Seorang Ibu yang begitu bangga dengan anak laki2nya dalam tatacara adat kita"

Artinya dalam bahasa yang lugas seorang ibu telah mendidik anak lakinya terutama dari segi materi mungkin sudah habis2an dalam membiayai pendidikannya sampai si Anak sukses dan menjadi orang, nah pas sianak laki2 mau menikah tentunya nanti sudah lepas atau tidak bisa lagi sang Ibu berharap "lebih" lagi secara materi, ini syah2 saja secara umum, sekali secara umum memang kebanyakan laki2 minang kalau sudah sukses lebih fokus membina keluarga istri dan anak2nya dan lebih dekat ke keluarga istrinya (walaupun tidak lupa juga memperhatikan ibunya secara materi tapi tidak sebesar perhatiannya secara materi ketika masih bujangan dan telah bekerja)

Jadi uang jemputan ini bolehlah dikatakan uang sagu hati talih asih dari pihak perempuan buat ibu (klga) pihak lelaki yang anaknya mau dilepas

Selagi ini dirundingkan baik2 dan wajar saling menghargai, ikhlas dan tulus dan begitulah adat saya pikir normal2 saja

Yang tidak normal meminta uang jemputan yang macam2 dan wah yang membuat si anak mencintai seseorang wanita gagal menikah

Kalau di jodohkan gagal menikah karena permintaan kaum klga laki2 yang terlalu "matre" betul ini nggak masalah, yang paling sakit tentu bagi si anak yang saling mencintai (tanpa di jodohkan)

Tapi apa masih ada sekarang yang jemput menjemput (kalau istilah kawan kuliah saya tersebut "dibeli" ) di ranah kita khususnya Pariaman dengan sejumlah uang atau barang yang sekiranya jumlahnya cukup banyak ?


Lebih kurang mohon maaf

Wass-Jepe

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


From: Dewi Mutiara <iara_...@yahoo.com>
Date: Mon, 4 Oct 2010 09:44:19 +0800 (SGT)

hamid_...@yahoo.com

unread,
Oct 3, 2010, 10:21:30 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
One Mak Sutan!
Bialah indak
Pitihnyo indak pulo banyak.
Di Muaro Paneh
Walau pun sacaro adat
urang laki-laki dijapuk,
tapi indak ado isinyo,
Alias indak ado pitihnyo.

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "Dr Saafroedin Bahar" <saafroed...@rantaunet.org>
Sender: rant...@googlegroups.com

Dr Saafroedin Bahar

unread,
Oct 3, 2010, 10:32:55 PM10/3/10
to Rantau Net
Alhamdulillah, lai ado juo nan safaham jo Andung ambo dan ambo badunsanak.
Baa sanak nan lain ?
Ambo indak manantang para sanak nan maanggap tradisi ko rancak. Silakan lanjut.
Wassalam,
Saafroedin Bahar. Taqdir di tangan Allah swt, nasib di tangan kita.

-----Original Message-----
From: irsyal_r...@yahoo.com
Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Mon, 4 Oct 2010 02:15:31
To: <rant...@googlegroups.com>
Reply-To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

jupar...@yahoo.com

unread,
Oct 3, 2010, 10:38:42 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Saketek lai ambo bapandapek tantang hal iko

Bagi ambo nan bapikia moderat apo adonyo sajo sebagai makhluk manusia nan lamah

Terlepas pro dan kontra masalah lelaki bajapuik di adat rang Piaman

Kalau kito batanyo ka diri kito nan manusia ko pasti terbetik juo jo "harato dan harapan" sianak laki2 ko mambaok bahagia bagi anak poerempuannyo

Iyo memang kalau babijak2 mangecek biasolah nan paralu "budi pekerti, akhlak" calon awak ko rancak

Tapi jaan poernah bohongi hati yang dalam mancari minantu tu pasti

Terbetik secara fisik tampan dan cantik dan silelaki punya pangkat serta penghasilan atau kerja yang bagus

Alhamdulillah kalau memang dua sejoli ini mencintai dan berakhir dipelaminan tanpa halangan dengan jemputan yang memberatkan

Saya contohnya..sebagai lelaki (walau tidak dijemput) itu terasa sekali kalau saya secara materi memang lebih fokus ke istri dan anak2 saya, saya tidak bisa berbijak2 dan membohongi hati saya kalau memang terasa kurang dalam memberi ortu saya yang telah susah payah mendidik danb membiayai saya sekolah, kalau cinta kasih dan sayang tentu tidak akan oernah berubah

Tapi begitulah orang tua. Mereka juga nggak menuntut secara materi yang berlebih pada si anak dimasa tuanya, kalaupun ada seperti kebanyakan orang tua dimanapun suku apapun biasanya yang ortu yang lebih memerlukan materi dan bantuan anaknya jika mereka dua2nya menunaikan ibadah haji

Jadi jangan pernah berbijak2 yang elok2 dan baik2 saja secara moral jika kita berbohong pada hati kita kalau masalah jodoh sianak ini juga melihat fisik dan materi pasti kita rasakan


Wass-Jepe

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


Date: Mon, 4 Oct 2010 02:17:01 +0000

Dewi Mutiara

unread,
Oct 3, 2010, 10:51:38 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Bung Andi dan Sanak di Palanta yang baik

Seorang Ibu tidak pernah akan menjual anaknya , bagaimanapun dalam ajaran Islam bakti seorang anak laki2 pada Ibunya harus luar biasa , kalau dia sadar ingin hidupnya jauh lebih baik dan sukses hanya doa seorang Ibu yang mengiringi kesuksessan langkahnya , kemudian istri dan anak2nya, seorang Ibu akan selalu memberi yang terbaik buat anak2nya , silaturrahim yang baik yang harus dijaga ,pandai2 membimbing istri untuk menghormati dan menyayangi orangtua kita , Sebagai keluarga perempuan jangan pernah merasa bangga bahwa keluarga mereka bisa menjemput sekian....... yang akan menjalani kehidupan berumahtangga kelak yang akan memberi rezki dengan baik hanya ALLAH Swt.
Adat istiadat kita di Minangkabau sudah sangat baik sekali menurut saya , jadi kalau ada yang kurang baik , kemungkinan dilakukan oleh pelaku2 itu sendiri.

Wassalam

Dewi Mutiara.

--- On Mon, 10/4/10, jupar...@yahoo.com <jupar...@yahoo.com> wrote:

jun aidi

unread,
Oct 3, 2010, 11:10:26 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Sabanano uang japuik manjapuik indak monopoli rang piaman sin doh. Di India labiah parah lai nan disabuik dowry, kok punyo anak padusi haruih rang gaekno kukuah kambeh manyadiokan pitih jo ameh utk manjapuik laki2. Di kandang singo jo samananjuang tabaliak, pihak laki2 nan haruih manyadio-an hantaran, kok disiko mungkin tarifno antara 5000-10000 dollar. Lain lubuak lain ikanno, lain padang lain bilalang.

Wassalam

Junaidi (44), kdg singo

On Mon, 04 Oct 2010 10:07 CST zubir...@gmail.com wrote:

> Kanakan Bot Piliang n sanak palanta khususnyo ughang Pia man laweh.Ass.mualaikum wr wb!
>
> Iko kajadian 48thn nn lalu di ruang kuliah no.4 FHIPK-UI Adalah alm.Prof.Mr.Hazairin Zen memberikan kulih pengan tar Hukum Islam waktu itu, nn antara lain(sebagai sample) menyebut bahwa uang jempu tan di Piaman adalah adat jahi liah nn mampajuabalikan laki2
> Sebagai anak Piaman nn hi jau matah dalam kehidupan mahasiswa,io takajuik manda nga pandapek Prof ini.Sasudah salasai kuliah,Jo Buyuang man datangi pak Prof,minta penjela san tentang jemputan nn disa buik jahiliah.
> Menurut pak Prof, uang jemputan or nn setara dengan itu nn balaku di Piaman adolah perbuatan or adat jahiliah,laki laki dijual belikan sama deng an hayawan.Kamu(JB) rang Pia man tanyo p.Prof,kamu rang ja hiliah.Astaghfirullah.
> Tapasolah JB manjaleh kan saluak baluak asa muasa laki2 bajapuik ini di Piaman ka p.Prof.Dan ini tolong disimak bana dek sanak rang palanta.
> Manuruik alm.Nanak Dudik Dt Koto,rang Kotomara pak,IVAngkek,Padusunan(ahli adaik),di Piaman ado 2(duo) ca ro dalam tata cara "manjapuik marapulai",pertama dengan ca ro -uang jemputan-,kedua, dengan caro -uang hilang-
> Cara uang jemputan, ma mak kanduang dari si gadih nn akan nikah,menyerahkan sepi ring sawah or palak untuak manjapuik calon suaminya n demkian juga mamak kandung pihak pengantin laki,menyerah kan sepiring sawah or setum pak palak,untuak membalas jemputan pihak anak daro.De ngan sawah2 or palak2 dari masing2 mamak inilah,pasang an muda ini menempuh kehidu pan berumah tangga.
> Cara uang hilang,pihak si marapulai indak ado kewaji ban untuk membalas uang jem putan pihak anak daro.Ini pak Prof.buliahlah disabuik caro ja hiliah,kecek Jo Buyuang.
>Tampakyo,Prof Hazairin dapek memahami nn caro uang jem putan di Piaman,sangat manu siawi n uang hilang adolah jahi liah.
>
> Semoga ada manfaatnya. Amin Ya Rabbal Alamin.
>
> ZA,Dt Rajo Jambi,71thn,Ke bon Jeruk,Jakarta Barat.

>Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
>

>-----Original Message-----
>From: Bot S Piliang <bots...@yahoo.com>

>Sender: rant...@googlegroups.com
>Date: Sun, 3 Oct 2010 17:59:05
>To: <rant...@googlegroups.com>
>Reply-To: rant...@googlegroups.com
>Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan
>

>Yth Mamak2 jo Bundo ambo di Palanta
>
>Yang pasti..di keluarga ambo, baik di padang, di pariaman maupun di Jakarta, urang Sumando, Ipa jo Bisan tidak selalu di panggil gelarnya (Sidi, Sutan dan Bagindo), bahkan kakak ipar saya orang Komering pun di panggil sutan oleh orang tua saya, sesuai dengan adat kebiasaan rang Piaman.
>Kalau soal jemput menjemput, setahu saya sih hanya kalau si laki-laki dari Pariaman. Mungkin Mamak2 ambo ada referensi lain.
>
>Salam
>
>Bot Sosani Piliang
>Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
>www.botsosani.wordpress.com
>Hp. 08123885300
>
>--- On Sun, 10/3/10, Fitr Tanjuang <fitr.t...@gmail.com> wrote:
>
>From: Fitr Tanjuang <fitr.t...@gmail.com>

>Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan
>To: rant...@googlegroups.com

rinapermadi

unread,
Oct 4, 2010, 12:02:25 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com

Uni Dewi,

 

Senang membaca uraian Uni ini

Semoga sehat selalu, salam untuk keluarga

 

Wassalam

Rina

 

From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Dewi Mutiara
Sent: Monday, October 04, 2010 9:52 AM
To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

 

Bung Andi dan Sanak di Palanta yang baik

Akhir, Zainul (zainula)

unread,
Oct 4, 2010, 12:10:34 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Pak Saaf,
Babeda jo ambo nan bagala sutan dan Alhamdulillah mintuo ndak mambedakando antara minantu2 beliau nan bagala sidi dan bagindo.
Contohnyo kalau kami pulkam biliak kami disadiokan masing 2 dan cambuang nasi batutuik samo bakabek jo kain kuniang dan makan kami samo 2 duduak baselo .
Alhamdulillah sampai kini alun panah mintuo kami manyuruah manutuik kandang ayam Pak Saaf karano mintuo dak ado bataranak ayam takuik flu buruang ...., he 3x

Wassalam,
Zainul Akhir Tanjuang

Bot S Piliang

unread,
Oct 4, 2010, 12:14:34 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Yth Mamak Ambo

Banyak Tarimo Kasih dari Kanakan untuk Mamak nan alah manjaleh tarangkan pakaro japuik manjapuik ko..

Memang, saya agak kesulitan untuk menjelaskan tradisi ini, jangankan kepada masyrakat non Minang, kepada dunsanak kawan-kawan ambo nan dari Luhak nan Tigo pun susah ambo menjelaskankarena buat ambo sendiri tidak jelas duduk perkaranya.
Sewaktu aktif di Unit Pencinta Budaya Minang (UPBM) UNPAD - Bandung, kami sering mengadakan diskusi tentang beberapa polemik dalam adat/budaya Minang menurut kacamata kami nan mudo matah dulu.
Pertanyaan saya, apakah di daerah Darek/Luhak tidak dikenal dengan nama Uang Jemputan. Padahal kalau melihat pada tradisi matrilineal, bukan tidak mugkin hampir seluruh Minangkabau, baik luhak maupun rantau menerapkan tradisi uang jemputan (mungkin dulu breupa emas, kerbau atau sawah). Menurut saya (mohon koreksi kalau salah) Tradisi ini kemudian hilang seiring pemurnian Islam di Minangkabau melalui gerakan Paderi. Namun di Tiku dan Pariaman tradisi ini tetap berlangsung sampai sekarang. Apakah tradisi ini begitu mengakar di Pariaman karena diperkuat oleh tradisi pedagang India Gujarat yang banyak menetap di Pariaman dan menikah dengan penduduk lokal, atau ada sebab lain?
Tapi terlepas dari sejarah tersebut, ada baik buruknya dari tradisi ini. Yang pertama, saya melihat disini adalah upaya dari keluarga perempuan untuk menunjukkan wibawa kepada keluarga laki-laki bahwa wanita yang ia nikahi adalah wanita yang terjormat mandiri, sehingga pihak laki-laki tidak sewenang terhadap pihak wanita.
Hanya saja, untuk kaum laki-laki, karena uang jemputan seperti sebuah gengsi keluarga di Pariaman saat ini, terlebih yang bertitle dan ber ESKA, maka pilihan untuk mencari jodoh tidak sebebas anak perempuan. Sudahlah harus orang Minang, kalau bisa Ughang Piaman juo ne e...yo lah sansai wak dek e (Maaf, jadi CURCOL nih)




Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

--- On Sun, 10/3/10, zubir...@gmail.com <zubir...@gmail.com> wrote:

jupar...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 12:29:40 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
He he he tutuik manutuik kandang ayam ko dek ulahg sanak Suryadi nan di londo ten mah..ado2 sajo

Ma nyo sanak Suryadi kok lah diam sajo

Baa bana tu sanak raso e kok mintuo minta tolong manutuik kandang ayam jo mambuka kandang ayam lapeh subuah

Kok mintuo mandabiah ayam tu ka dibuek kalio kan lai untuak minantunyo juo ndak. :-)

Kalau dikampuang nampaknyo kalau bakandang ayam paralu ditutuik pintunyo, kok ndak abih dek musang ayam kito


Mintuo ambo di pakan lakang rumahnyo indak bataranak ayam nan dikandangkan jadi lai ndak ado perintah manutuik kandang ayam ko do :-)

Kok di pulang kampuang ka lintau..ado rumah mintuo jo sanaknyo rayo patang, memang lai ado kadang ayam tapi ndak bapintu do baa ka manutuik nyo he he he

Wass-Jepe
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: "Akhir, Zainul (zainula)" <zai...@chevron.com>
Sender: rant...@googlegroups.com

Armen Zulkarnain

unread,
Oct 3, 2010, 11:19:13 PM10/3/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamulaikum wr wb

Pak TR nan ambo hormati, mengenai pernikahan di nagari asal saya, pihak laki-laki biasanya selalu mengusahakan "suduik-suduik" kamar pengantin. Nan namonyo suduik kamar adalah peralatan/perabotan yang ada di kamar itu, seperti tempat tidur, lemari pakaian, kaca rias dsb. Mengenai alek, umumnya dilakukan pada pihak anak daro, namun terkadang dikedua belah pihak juga melakukan resepsi pernikahan (baralek). Namonyo juo adat salingka nagari, tantu lain lubuak lain ikannyo.

wasalam

AZ -32 th
Padang



Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 07:14:04

Judul: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan


Kalau Ephi nan masuak ka Piaman.  Baruntuang urang Piaman. Karano indak bajapuik he..he...


Nan jadi masalah, kalau lelaki Piaman kawin kalua. Ka nagari  nan indak punyo adat baitu

Kok indak ado kearifan dan titik temu. Pernikahan bisa gagal

Kadang balaku hukum :  "sia handak, sia tajun"

Mungkin lah pasai calon pengantin pria kalau mamaknyo masih bertahan dengan "sekian" uang japutan

Akhirnyo ditamui dek calon pengantin pria iko keluarga calon istri sambia marosokkan keinginan mamaknyo

Ambo pernah menemukan nan baitu baik nan dilakukan  lelaki Piaman atau nagari lain

Kalau nagari lain biasonyo jamputannyo ameh atau rupiah ameh


Jadinyo keluarga perempuan datang ma antakan uang  jamputan ke keluarga pria jo pitih nan disiapkan pengantin pria. He..he..he


--TR
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Arman Bahar

unread,
Oct 4, 2010, 1:49:04 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum ww
Kisanak Dewi Mutiara sarato Mamak 'n Dunsanak nan dirahmati Allah

Menarik sekali apa yang disampaikan DM tentang jual menjual anak ini, setahu saya yang suka jual anak itu adalah sanak kito dari kanagarian Magek Agam, tentu saja yang mereka jual adalah anak ikan

Kalau sudah masalah jual menjual ini tentu adapula pembelinya jadi kayak permasalahan dalam dunia ekonomi saja ada sisi penjual yang disebut supply side (yang menawarkan) dan adapula sisi permintaan atau demand side (yang meminta)

Keseimbangan terjadi ketika demand curve (kurva tingkat permintaan) berpotongan dititik keseimbangan (equilibrium point) dengan supply curve (kurva tingkat penawaran)

Nah, bagaimana ketika tingkat permintaan lebih tinggi dari tingkat penawaran?  Ini artinya jumlah yang meminta lebih banyak dari jumlah yang tersedia?  Tentu saja harga bakalan naik bukan?

Begitulah yang terjadi di Pariaman jumlah orang yang membutuhkan cowok lebih banyak dari jumlah cowok yang tersedia, akibatnya cowok yang tadinya bisa didapatkan GRATIS sekarang jadi rebutan akhirnya orang bersedia menyediakan dana berapa saja asal dapat cowok tersebut diperoleh untuk anak gadisnya, jadi sang ibu yang punya cowok tidak pernah kok mau menjual anak cowoknnya, justru sebaliknya mereka2 yang membutuhkan cowok itu yang sikut2an bersaing sesama mereka bahkan ada yang gila2an masang tarif  segala, berapa saja bahkan ada yang nantang berapa yang akan diminta oleh ibu atau keluarga sang cowok akan disediakan, asal keinginannya untuk mrndapatkan cowok untuk anak gadisnya berhasil dan terlaksana, dan tantu baralek tidak lama lagi

Nah kalau sudah begini, apa ibu sang cowok yang disalahkan, padahal dipandang secara norma agama manapapun sebagaimana yang disebut oleh sanak Dewi Mutiara bahwa tidak ada seorang Ibupun yang mau menjual anaknya, lha yang salah kan fihak yang meminta, sehingga terlihat sudah tidak rational lagi, tapi begitulah fenomena yang terjadi di Pariaman maupun orang Pariaman yang di rantau

Lha kenapa orang Pariaman sampai tidak rational begitu?
Nah ceritanya gini.....Dalam adat Minangkabau ada 3 hal yang mesti dipantangkan, yang pertama RUMAH GADANG KATIRISAN, yang kedua MAIK TABUJUA TANGAH RUMAH, dan yang ketiga GADIH GADANG INDAK BALAKI alias perawan tua, nah kalau ini terjadi dalam sebuah keluarga atau kaum maka jalan keluarnya adalah INDAK (ado) KAYU, JANJANG (buliah) DIKAPIANG, INDAK (ado)  AMEH, BUNGKAH DIASAH

Rupanya orang Pariaman sangat aware (peduli) dengan hal yang ketiga ini, Gadih Gadang Indak balaki alias ada perawan tua dalam keluarga sehingga mereka jadi bersaing dalam rebutan mencarikan jodoh anak kemenakan gadisnya bahkan zaman ibu dan nenek kita dulu, umur 13 atau 15 sudah bersuami

Sementara lelaki muda Minang sejak dulu dulu lagi sudah banyak yang merantau terlebih setelah kekalahan PRRI banyak lelaki Minang tabang hambua ka rantau jauah bahkan setelah G30SPKI tidak sedikit lelaki pemuda Minang meninggalkan kampung tidak terkecuali di Pariaman

Akibatnya tentu cowok jadi langka, maka sesuai hukum Demand and Supply tadi cowok di Pariaman semakin langka dan mereka yang punya anak gadis gelisah kalimpasiangan, mereka rebutan mendapatnya dan tentu saja yang menang adalah mereka2 yang sanggup bayar berapa saja diminta asal sang cowok bisa mereka boyong jadi menatunya, pokoknya asal dapat aja, apa saja akan dilakukan bahkan tidak jarang DUKUN BERTINDAK untuk memulusklan niat mereka, kalau perlu untuk melunakkan hati ibu sang cowok yang dari kemarin mengatakan "belum siap kearah itu"

Lalu apapun alasan ibu sang cowok akhirnya TERPAKSA menyetujui, mau bilang belum siap baralekkah,  kami belum punya danakah, semua akan dijawab jangan kawatir sual dana, kami siap membantu, mau bilang anak cowok kami baru dapat kerja, kan baru habis masa percobaan, jadi kami belum siap karena harus nabung dulu, apalagi nih, adik perempuan si cowok banyak yang masih gadis, jadi tanggung jawab sang cowok terhadap keluarga dan adik2 gadisnya yang harus dicarikan calon suaminya, semua akan dijawab ataui sekedar basa basi oleh calon besan yang punya anak gadis ini "soal itu nanti kami akan bantu lho, jangan kawatir soal itu, gitulah gombal sang calon besan yang punya anak gadis tersebut, yang penting misi mereka yang sekarang ini berhasil

Apalagi sang cowok adea predikat Sidi atau Sutan atau Bagindo atau Dokter, Insinyur Caltex, Letnan tamat AKABRI atau punya toko di Emas atau toke grosiran Pasar Tanah Abang atau Pasar Aur Kuniang atau Ramayana Pekanbaru

Lha kalau sudah dipaksa dan di intervensi kayak gini, apa ibu sang cowok yang kita salahkan yang mau jual anak cowoknya? Kira2 doooong

Lama kelamaan kasus2 seperti ini menjadi sesuatu yang umum dan kemudian disebut menjadi tradisi sebagaimana kita kenal sekarang "Kawin Bajapuik" bahkan ada yang bilang "kawin babali" atau istilah negatif yang ditujukan ke ibu sang cowok "manjua anak" yang semua konotasinya buruknya terarah ke keluarga sang cowok

Sebaliknya, jujur aja ibu mana yang tidak ingin punya menantu sebaik itu, sudahlah bergelar Sidi, Dokter pula lagi, sudahlah bergelar Bagindo Insinyur Caltex pula lagi, jangankan bergelar Sutan dan punya toko emas, sedangkan tidak punya gelar adat apa2 namun sudah punya penghasilan lumayan sudah jadi rebutan ibu2 camer (calun mertua)

Fenomena ini tidak saya lihat di Luhak, ayah saya yang orang Bukitinggi membuat saya bisa melihat leluasa kenyataan ini, banyak di Agam terutama di beberapa nagari  yang saya kunjungi seperti kampung adik tiri saya di Kapau, Mato Aia Gaduik, Giriang2 bahkan dikampung bako saya Luak Tunggang ketika lebaran baru2 ini, masih banyak terdapat GADIH GADANG INDAK BALAKI tersebut

Memangnya para mamak disana mereka ngapain aja, apa sekarang masalah gadih gadang ini sudah termasuk aib lagi disana atau mungkin ada kesulitan lain, tapi yang jelas cap jempol pantas di acungkan bagi mamak2 orang Pariaman yang selalu aware soal yang satu ini dan tentu saja orang Pariaman sangat menhargai semua menantu yang dengan susah payah didapatkan, sebagaimana kita dengar terutama mereka yang bergelar Sidi selalu saja mendapat bumbu cerita yang istimewa walau sebenarnya tidak begitu betul, cerita yang sebenarnya sih tidak begitu betul, biasa2 saja kok, kan Sidi itu manusia biasa juga yang tidak lepas dari kelebihan dan kekuranganya sebagaimana kita2 ini juga

Mohon maaf kalau kurang berekenan
wasalam
abp58


Dari: rinapermadi <rinap...@gmail.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 11:02:25
Judul: RE: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Uni Dewi,

Senang membaca uraian Uni ini, Semoga sehat selalu, salam untuk keluarga

Wassalam

Rina

From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Dewi Mutiara
Sent: Monday, October 04, 2010 9:52 AM
To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Bung Andi dan Sanak di Palanta yang baik

Seorang Ibu tidak pernah akan menjual anaknya, bagaimanapun dalam ajaran Islam bakti seorang anak laki2 pada Ibunya harus luar biasa , kalau dia sadar ingin hidupnya jauh lebih baik dan sukses hanya doa seorang Ibu yang mengiringi kesuksessan langkahnya , kemudian istri dan anak2nya, seorang Ibu akan selalu memberi yang terbaik buat anak2nya , silaturrahim yang baik yang harus dijaga ,pandai2 membimbing istri untuk menghormati dan menyayangi orangtua kita , Sebagai keluarga perempuan jangan pernah merasa bangga bahwa keluarga mereka bisa menjemput sekian....... yang akan menjalani kehidupan berumahtangga kelak yang akan memberi rezki dengan baik hanya ALLAH Swt.

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 4, 2010, 2:59:55 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Sanak palanta nn di Rahma ti Allah Rabbul 'Izzati.

Lah hampia 48 thn Jo Bu yuang tingga di Betawi ko,lah sakiun kali menghadiri wali-mah nn diadokan oleh berma cam-macam sanak rantau nn dari Pasisia n Darek.
Nan akan Jo Buyuang sigi kiniko adolah posisi gala minantu laki2 nn bukan baasa dari Minang or Piaman sendiri nn indak jaleh asa usua ayah-nyo.
Biasonyo oleh pihak nak daro,supyo siminantu ko ba2u Minang or Piaman,diagiah gala untuak minantu tu,misalnyo "sutan rancak dilabuah",n diumumkan sewaktu resepsi akan dimulai or sasudah aqad nikah.Dan banyak lagi obral pa ragiah gala-sutan- nn tajadi di rantau n ranah.
Masalahnyo bagi JB,baa kok gala Sutan nn dberikan ke pada sumando nn indak rang Minang tu.Apo salahnyo gala Sidi-Sidi Bakaruah Gadang um pamonyo,or Bagindo-Bagindo Gadang Sarawa umpamonyo.
Ko indak senek2 diagiah gala sutan,sutaaan,sutaaaan,sutaan ka minantu non Minang tu.
Kok ado sanak batanyo,baa kok co itu bana dek JB.Satu si si JB kan bagala Sutan lo,asli dari Buya JB,rasono agak bala bihan bana kok gala Sutan ko bajua murah TANPA minta pan dapek dari niniak mamak nn bagala sutan.Sisi nn lain adolo bangga nyo senek,bagha ka ha rum semerbaknyo gala Sutan tu,sagalo urang baik dia baga la Sidi,Gindo,kok baminantu non Minang,baagiah gala Sutan....dsb.Panco kacang go reang se gala sutan ko.
JB minta ka nn ahli adaik Piaman n Darek,apo tidak sebaiknyo pemberian gala ka minantu non Minangko,bukan sajo untuak gala Sutan,TAPI juo untuk gala Sidi,Bagindo,
JB,Tuanku Magek Jabang Sutan Riayat Syah,Bonjer,Jak bar.

Arman Bahar

unread,
Oct 4, 2010, 3:14:57 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualikum ww
Betul kisanak ZAT, adalah sangat ceroboh kalau ada mertua mem-beda2kan para menantunya baik yang pakek gelar atawa tidak, baik yang ekonomi mapan atau kurang, bukankah hubungan baik dengan menantu dan keluarganya dengan semua keluarga kita harus dijaga rapi agar kemungkinan sekecil apapun tidak terjadi, bayangkan kalau ada menantu yang tersinggung atau merasa dilecehkan, kan akibatnya tidak main2, bisa bakalan susah sendiri, terlebih bila sampai pula berita tidak enak itu ketelinga fihak keluarga menantu, wah bisa rame, maklum kalau udah masuk fihak ke 3 nan sajangka bisa jadi sahet, hubungan 2 keluarga besar bisa gawat darurat lho

Jadi sangat beresiko deh
wasalam
abp58


Dari: "Akhir, Zainul (zainula)" <zai...@chevron.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 11:10:34

Judul: RE: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

ksuh...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 3:40:26 AM10/4/10
to Rantau
Saya menyadari soal japuik manjapuik marapulai jadi masalah dalam perkawinan. Namun diatas segalanya itu adalah rasa cinta

Ketika saya berpomle, saya menyadari akan dihadapkan akan hal demikian. Apalagi Pomle saya itu orang Magek B.Tinggi .

"Hatiden kanai kabaa juo"

Dengan berusaha ssekuat tenaga dan mengumpulkan gaji yang kala itu jadi asisten dosen

Sesudah terkumpul uang, digunakan uang itu untuk jemputan

Pihak perempuan tak dirugikan dan pihak dusanak laki2 di senangkan
Lamak diawak katuju dek uraang
Happy ending :)
Salam

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From: Arman Bahar <arman...@ymail.com>
Date: Mon, 4 Oct 2010 00:14:57 -0700 (PDT)
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Arman Bahar

unread,
Oct 4, 2010, 3:53:31 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualikum ww

Ambo jawek basicapek je dulu mak JB yo?
Kok ambo mughah bana je nyeh ka jawek'e tanyo Mak JB ko

Cubolah dek Mak JB, kok ka diagiah gala Bagindo, gala Bagindo ko kan asal'e dari Bangsawan Aceh nan dulu manjajah Piaman, samantaro kini Piaman kan alah merdeka dari jajahan Aceh, lah kembali kedalam pangkuan Rajo Alam Pagaruyuang, jadi dek indak ado basuo kini Bangsawan Aceh tu lai doh mako untuak apo juo gala Bagindo eks Aceh ko dibanyak juo lai dek awak, sadangkan gala Bagindo nan lah ado ko sajo lah inflasi kini dek lah ba-labiah2 bahkan samakin-kambang2 juo dari tahun ka tahun

Kok Gala Sidi baitu juo Mak JB, ulama penyebar agamo Islam nan katurunan Sayyid2 asal Hadramaut Yaman Selatan tu indak ado lai doh di Piaman, jadi indak juo paralu doh dek awak kok di-tambah2 juo, jadi rancak di-pado2 kan sajolah nan lah ado ko

Kok nan gala Sutan iyo paralu dipabanyak, apolagi sajak Bangsawan Aceh indak talok kamari baliak tantu gala Sutan nan berasal dari Bangsawan Pagaruyuang tu dapek angin baliak, bukti'e tu mah Mak JB nan Komandan Paliang Gadang'e kini nan bakaduduakan di Kampuang Gadang Padusunan Piaman mamacik pucuak bulek sapanjang Pasisia Ombak nan Badabua sajak Sikilang Aia Bangih sampai Bangkahulu, pewaris Rajo Rantau Piaman Laweh "YAM  Sutan Riayat Syah" Tuanku Magek Jabang"

Mohon maaf dek Mak JB kok talonsong ambo
wasaam
abp58 kawula rakyat Rajo Piaman di Padusunan YAM Sutan Riayat Syah



Dari: "zubir...@gmail.com" <zubir...@gmail.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 13:59:55
Judul: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau".

jupar...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 3:55:15 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
"Hati den kanai kabaa juo"

He he iko cinto nan mambunuah tu Pak Emi..tapi bahagia endingnyo..pitih darai honor asisten dosen nan di kumpua2kan dulu

Salut Pak..semangat dan bara api cintanya ka Uni Ucu

Nan tabedo kok mintak diimpik pulo ciek Oto ha ha..ndak bisa baralek lai do dek marapulai dijapuik (diimpik) ciek oto mersi..ola la..la

Bahagia selalu Pak dengan Uni Ucu, anak serta cucu2

Wass-Jepe

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


Date: Mon, 4 Oct 2010 07:40:26 +0000
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 4, 2010, 5:06:38 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
'Alaikum salam wrwb.Semo ga Rahmat Allah selalu tercu rah kepada sanak Arman sekel di Pakanbaru n untuak kito sa dono nn duduak2 di palanta RN ini.

Itulah inti nn Jo Buyuang mukasuik dengan,"nasib gala sutan" di zaman kemajuaan IPTEK sekarang ini.Ambo puji kan ketajaman analia sanak ABP dalam manembak 'burung nn ambo lapehkan'.
Sabananyo JB agak barek maungkik sijarah lamo,antaro kaitan Istano Silinduang Bulan di Pagaruyuang dengan Nan Tongga Magek Jabang Sutan Riayat Syah dari Durian Kam buik,Padusunan,Piaman.
Gala Sutan memang baasa dari Pagaruyuang n ini diakui sendiri oleh Tuanku Mudo Mahkota Alam,Pagaruyuang, Sutan Muhammad Taufik Taib SH kepada JB pada waktu per tama basuo di Jakarta kl thn 2006 nnlalu.Beliau agak supprise mangatahui bahws JB masih keturunan(cicit) Nan Tongga Magek Jabang Sutan Riayat Syah.
Dari ranji n silsilah keturu nan Pagaruyuang,memang ter dapat,kerajaan Pariaman.Di Istana Pagaruyuang,ranji ini ikut tabaka baru2 ini,tapi ma sih ado duplikatnyo,dirumah Prof.DR Upik Rauda Taib,istri dari sdr.Wisran Hadi diPadang
Soal usul sanak ABP agar panitia KKM 20100 menemui Sutan Taufik Taib nn direspon dengan baik oleh Uda Syafru din Bahar,tampaknyo belum ado follow up nyo dari Panitia GM baik ka JB or Sutan Taufik sendiri.Bak kecek2 Buya Mas' ud Abidin(ketua MUI Sumbar) ka JB wakatu batamu dirumah Liau di Padang,ado baiknyo pa nitia KKM2010 or GM berkun jung kepada Sutan Taufik Taib sekedar basilturahim sajo.
Itulah senek dari JB,semoga sanak ABP selalu mendapat Rahmat dari Ilahi Rabbi,siang n malam,didunia wal akhirat.
JB,Tuanku Magek Jabang Sutan Riayat Syah,71thn,Bon jer,Jakbar.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


From: Arman Bahar <arman...@ymail.com>
Date: Mon, 4 Oct 2010 00:53:31 -0700 (PDT)
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau".

ajo duta

unread,
Oct 4, 2010, 5:11:08 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Sanak ambo Doto Emi,

Iko nan ambo tunggu2 kisah Doto. Tabayang tadinyo Doto Emi "dilelang"
dan keluarga Ucu memberikan penawaran tertinggi. Juru lelang ketok
palu sambia batariak "sold". Hehehe...

Ambo menikmati uraian sanak Arman nan melihat soal japuik manjapuikko
dengan kacamata positif.

On 10/4/10, jupar...@yahoo.com <jupar...@yahoo.com> wrote:
> "Hati den kanai kabaa juo"
>
> He he iko cinto nan mambunuah tu Pak Emi..tapi bahagia endingnyo..pitih
> darai honor asisten dosen nan di kumpua2kan dulu
>
> Salut Pak..semangat dan bara api cintanya ka Uni Ucu
>
> Nan tabedo kok mintak diimpik pulo ciek Oto ha ha..ndak bisa baralek lai do
> dek marapulai dijapuik (diimpik) ciek oto mersi..ola la..la
>
> Bahagia selalu Pak dengan Uni Ucu, anak serta cucu2
>
> Wass-Jepe
> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
>

> -----Original Message-----
> From: ksuh...@yahoo.com
> Sender: rant...@googlegroups.com
> Date: Mon, 4 Oct 2010 07:40:26
> To: Rantau<Rant...@googlegroups.com>
> Reply-To: rant...@googlegroups.com
> Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan
>
> Saya menyadari soal japuik manjapuik marapulai jadi masalah dalam
> perkawinan. Namun diatas segalanya itu adalah rasa cinta
>
> Ketika saya berpomle, saya menyadari akan dihadapkan akan hal demikian.
> Apalagi Pomle saya itu orang Magek B.Tinggi .
>
> "Hatiden kanai kabaa juo"
>
> Dengan berusaha ssekuat tenaga dan mengumpulkan gaji yang kala itu jadi
> asisten dosen
>
> Sesudah terkumpul uang, digunakan uang itu untuk jemputan
>
> Pihak perempuan tak dirugikan dan pihak dusanak laki2 di senangkan
> Lamak diawak katuju dek uraang
> Happy ending :)
> Salam
> Powered by Telkomsel BlackBerry®
>

--

Hadi@rantaunet.org via Blackberry

unread,
Oct 4, 2010, 5:32:16 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Ado pulo carito dari kawan ambo saisuak. Satantangan minantu Sutan, Sidi Jo Bagindo. Jadi ado ciek rumah nan minantu nyo langkok. Sorang sutan, sorang bagindo, sorang lai Sidi. Kalau Sutan bacakak jo Sidi, lah pasti amak ko berang ka sutan. Sidi baa kabaa juo manang, walau badannyo ketek. Kalau Bagindo jo Sidi bacakak, pasti cakak lamo, amak anok2 sajo. Nan lawak, kalau Sutan jo Bagindo bacakak. Amak pasti managahan Sutan bacakak jo Bagindo. Nan kecek Amak "jaan Tan, Gindo tu gadang". Eh, si Upiak nan berang. Dek nan taranga dek siupiak ko, amak mangecek "jantan gindo tu gadang" ka si Sutan. Dari ma Amak tau???
Wass
ETHS Katik Sati 37thn 10bln
Alston, MA.

Sent from my BlackBerry® Torch 9800 via Vodafone


-----Original Message-----
From: "sjamsir_sjarif" <hamb...@yahoo.com>
Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Sat, 02 Oct 2010 17:04:14
To: <rant...@googlegroups.com>
Reply-To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Ooops, salah ketik lo saketek sabanta ko.
Nyit Sungut taketik Nyit Sungu.

Tapi mungkin indak baa doh,
indak paralu dipeloki doh,
sabab cucu-cucu Nyit Sungut di Nieh
memang baitu maimbauannyo:

Nyi Sungu ... :) :) :)

--- In Rant...@yahoogroups.com, "sjamsir_sjarif" <hambociek@...>
wrote:
>
> Katu remaja sisuak, 1952-55 kawan kos ambo di Payokumbuah banamo
> Marahadin. Dari baliau ambo kanyang baraja dan maniru-niru dialek
> Piaman nan sampai kini banyak pangaruahnyo ka ambo. Marahadin sangat
> pacarito, sangat pagarah. Dialeknyo sabana suci Pariaman.
>
> Kini mambaco postiang Angku Suryadi jo Ajo Duta, baru paham,
> tangiang-giang dan takana-kana galak Garah Marahadin tantang mintuo
> batanyo ka urang kuhua-kuhua sanjo hari di halaman:
>
> "Sidi tu Sidi?"
> "Yo."
> "Piek, Piek, lakeh angekan aia."
>
> "Maghah tu Maghah?"
> "Yo."
> "Aaa, saok-an pintu kandang ayam luh."
>
> Salam,
> --Nyit Sungu
>
>
>
> --- In Rant...@yahoogroups.com, ajo duta ajoduta@ wrote:
> >
> > Manyalo ambo sangenek. Gala di Piaman nan ambo tahu cuma ado duo
yaitu
> > Sidi jo Bagindo. Gala Sutan diagiah ka urang sumando nan bukan dari
> > Piaman sacaro otomatis baitu alah ijab kabul. Untuak salanjuiknyo
> > mintuo atau ipa akan mamanggia Sutan.
> >
> > Sutan indak ado tambahan Marajo atau lainnyo. Jadi kasus nakan Ephi,
> > cukuik Sutan Ephi sajo. Biasonyo Sutan disingkek jadi St. Bagindo jo
> > Bgd dan Sidi jo Sd.
> >
> > Gala Marah kalau di Piaman utk nan ini qualified mamakai gala Sd,
Bgd
> > jo St tu, yaitu pendatang nan malakok indak ado hubungan perkawinan
jo
> > urang Piaman.
> >
> > Katonyo urutan tingkatan gala dari nan paling top adolah Sidi,
> > Bagindo, Sutan dan Marah. Mungkin iko manyontoh kasta di agomo
Hindu,
> > barangkalee. Brahma, Satria, Shudra dan Paria. Wallahu'alam.
Silahkan
> > di koreksi
> >
> > On 10/2/10, Ephi Lintau ephi.lintau@ wrote:
> > > Wayo....tapi gala ambo sutan marajo da, jd lai nan marajonyo,
> hehehe,
> > > mhn alasan nan sesungguhnya lah
> > >
> > > ephi
> > >
> > > On 10/2/10, Lies Suryadi niadilova@ wrote:
> > >> Kalau di Piamanm minantu bagala Sutan ko buliah disuruah dek
mintuo
> > >> manutuik
> > >> kandang ayam bagai. Kalau gala Sidi co ambo, atau Sidi Boby
Lukman,
> buliah
> > >> makan2 tacirik je atau pamacah2 piriang di rumah bini.
> > >>
> > >> Salam,
> > >> Suryadi

Armen Zulkarnain

unread,
Oct 4, 2010, 5:33:40 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Assallammualaikum wr wb nan ambo hormati Inyiak Tuanku Magek Jabang Sutan Riayat Syah.

Mohon ampun jo maaf dari ambo nan mudo mantah ko, baa kok KKM tu disabuik sajo Kongres Kerajaan Minangkabau, atau KKMP Kongres Kerajaan Minangkabau Pagaruyuang, sakalian awak tagakan baliak Rajo Nan Tigo Selo, baiak Rajo Alam, Rajo Adat jo Rajo Ibadat sasuai jo usul dunsanak Bot Sosani Piliang kapatang. 

Kok iyo  mangarah kasitu, mohon maaf tarimo sujuik sambah dari ambo, iyo indak ado "kapasitas" sahalai rambuik pun di badan nan ko "berpartisipasi" di alek nan banamo KKM. Sabab ambo sato untuk mambangun "jaringan" nagari - nagari ka "stake holder" bukan untuk managakan Kerajaan Pagaruyuang baliak di ranah Minangkabau. 

wasalam 

Armen Zulkarnain Dt Patiah Nan Paruik
pangulu andiko suku caniago ambacang urang nan 4 
Nagari Kubang Luhak 50 Koto

Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 16:06:38
Judul: Re: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau".

ksuh...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 5:38:03 AM10/4/10
to Rantau
Kalau Ajoo Duta baa lague jo
Buliah jaleh lo barang tu

jupar...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 5:41:16 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Ha ha ha , Et..episode ko lah hapa bana dek Uda lua kapalo..tapi gak gamang juo malapehkan carito ko

Akhirnya..nan ditunggu2. Carito ko jadi juo..di tayangkan di Tipi RN

Dek sakiang bajadi nah bacakak ko payah malarainyo tapaso mangecek nyo capek lai co iko
"Jantan gindo gadang..jantan gindo gadang jantan gindo gadang /maksudnyo tantu Jaan Sutan Gindo Gadang kan co itu Et, iko dek mangecek capek sajo mah takuik lo awak ado nan berang beko rancak dipajaleh maksud awak ko apo (sapuluah kali sajo basorak malarai co iko baru salasai cakak ko ha ha)

Pissss Et Hadi

Salam-Jepe


Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: "Ha...@rantaunet.org via Blackberry" <ha...@rantaunet.org>
Sender: rant...@googlegroups.com

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 4, 2010, 5:48:27 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Sanak Prof DR Suheimi nn diRahmati Allah swt n sanak palanta nn dihormati.
Nan kan JB sampaikan bu kan soal gala Sutan tapi masa lah -cekukan(kesedak-an).
JB minta saran ka Prof,apo nn bisa dilakukan(pencegahan) ka lau mengidap cekukan itu.
Alhamdulillah,lah hampia saminggu JB kanai cekukan ko n mulai siang ini Alhamdulillah alah baranti Prof.
Cekukan nn JB ini luar bia sa,karena dapat menstop ber nafas selang be2rapa second,n keadaan itu sangat mengkha watirkan.Kemarin sudah diba wa kedoter n diberi dua jenis tablet 3x sehari.Sejak kemarin sore sampai dengan pagi tadi, cekukan itu masih ada n mulai siang ini sampai kini,alhamdu lillah,sudah hilang.Segala puji n kemurahan Kasih n Sayang hanya kepunyaan Engkau ya Rab,sekarang hambaMu ini da pat merasakan betapa tinggi nya nilai sehat ini nn Engkau berikan,setelah cekukan aku rasakan seminggu ini.
Prof,gejala apa n kenapa ter jadinya cekukan itu.Makasih Prof,JB tunggu penjelasannyo.
Sutan Zubir Amin,Dt Rajo Jambi,71thn,Bonjer,Jakbar.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Date: Mon, 4 Oct 2010 07:40:26 +0000
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

ksuh...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 6:10:18 AM10/4/10
to Rantau
Ajo buyuang yth
Cekukan itu akibat rangsangan nervus phrenikus

Untuk menghilangkannyaa dilakukan test valsava dengaan jalan tarik nafas sedalam2nya kemudian tahan nafas itu beberapa menit insyaallah cekukan itu sirna

Salam

Powered by Telkomsel BlackBerry®


Date: Mon, 4 Oct 2010 09:48:27 +0000
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan n ceku kan(kesedak-an).

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 4, 2010, 6:20:50 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Kanakan Armen Zulkarnain nn diRahmati Allah sarato dun sanak palanta.
Jaan salah tafsir kanakan, BAGI JB,NKRI dengan segala totalitasnya,adalah final dalam kehidupan berbangsa n berne gara.Itu nn jadi peganga JB.Ja di kalau ado usul agar KKM 20 10 dirubah menjadi Kongres Kerajaan Minangkabau,itu lah dilua garih namonyo.
Kalau JB mangurai senek so al hubungan kerabat Istano Si linduang Bulan,Pagaruyuang jo kerabat di Piaman,ndak lain hanya sekedar informasi je nyeh.
Bagi kanakan AZ,kok basuo jo JB,biaso je lah,karano JB urang badarai juo.Kanakan kan alun kenal secaro pribadi jo JB.Batanyolah ka rang Da pua,mereka tahu banyak sake tekno pribadi JB nn urang ba darai ko.
Sekian kanakan,sampai ba suo di Padang antah bilo,n sa nang sekali kalau kanakan ka Jakarta,mau singgah di dang au JB di Bonjer.Salam dr JB
JB,71thn,Bonjer,Jakbar.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


From: Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id>
Date: Mon, 4 Oct 2010 17:33:40 +0800 (SGT)
Subject: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau".

ksuh...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 6:20:24 AM10/4/10
to Rantau
Sabananyo jepe kalau malarai urang bacakak disuruah "saba"

Sahinggo lengkapnya kalimaat itu

"Jantan gindo gadang sabalah"
He he
Salam bagurau
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 4, 2010, 6:26:58 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Makasih Prof.Kok baulang lo baliak,Insya Allah akan am bo praktekan saran Prof.Salam takzim kami ka keluarga.
Sutan Zubir Amin,71thn, Bonjer,Jakbar.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone


Date: Mon, 4 Oct 2010 10:10:18 +0000
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan n ceku kan(kesedak-an).

Arman Bahar

unread,
Oct 4, 2010, 6:29:44 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum ww
Kisanak Syofyardi 'n Suryadi sarato mamak 'n dunsanak nan dirahmati Allah

Berbeda dengan pemegang gelar Sutan ataupun Bagindo, sang pemegang gelar Sidi memang beruntung karena begitu banyak anekdot seputar Sidi selalu berfihak padanya, walau ini semua hanya berupa anekdot pa-lamak-an carito dilapau atau palanta namun cukup membuat palanta menjadi riuh dan penuh gelak tawa dan tentu saja bagi seseorang yang kebetulan bergelar Sidi juga hadir disitu paling cuma bisa senyum mesem aja atau paling juga pura2 marah sambil tetap menikmati suasana hangat riuh itu, dan yang untung tentu pemilik lapau banyak akan banyak orderan kopi angek dan katan jo goreng

Banyak memang kisah fiktif tentang Sidi ini sejak dari cerita tentang "baghuak jo kuretangin" hingga soal menantu yang bergelar "Marah" dengan tugas yang jangan sampai lupa "manyaok kandang ayam" maupun betapa ter-gesa2nya sang ibu menyuruh anak perempuan-nya segera "bakasai' atau berdandan karena bunyi "tik tik tik tik" kuretangi (sepeda reli) sang Sidi sudah terdengar masuk halaman pertanda sebentar lagi Sidi akan sampai kedalam rumah ......

Suatu pagi sang ibu seperti biasa menyapu halaman rumah dari muka, samping hingga halaman belakang, namun ketika asyik menyapu dibelai semilir lembut angin pagi yang sejuk ditingkah pula senandung sapu lidi dengan temponya yang khas "kresek kresek kresek" sang ibu tersentak kaget alang kepalang begitu melihat sesuatu teronggok dekat rumpun batang pisang timbatu

Tak ayal lagi, tidak lama sesudah itu, sumpah serapah sang ibu berhamburan keluar saking kesalnya setelah "melihat se-onggok buangan" apa lagi seandainya matanya tidak awas, kalau sempat terinjak sejenis ranjau ini pastilah meledak tanpa suara

"Kaleraaaa katummmbuhaann, sobana kalllera katumbuah hampo, jillatang mantiko sia lo lah nan humbuah langek dirumpun pisang wak" banyak lagi sumpah serapah tak terekam berhamburan mengiringi kejengkelan ibu yang luput dari ranjau maut itu

Sumpah serapah ibu ini terhenti ketika tiba2 anak perempuannya menghampiri sambil berbisik "Ajjoo tu mah mak", ajo sakik paghuik'e paghak siang tadi"

Mendapat kenyataan yang memasang ranjau itu sang Sidi menantu barunya, kontan sang ibu merubah sumpah serapahnya menjadi puji2an sekalian berusaha menjernihkan suasana karena keterlanjuran-nya

"Oooooo.... Sidddiiiiiie, haaa biaaa...lah kok siddii" dan tak lupa ibu tersebut memuji2 output sang Sidi tersebut dengan kata2 yang manis... Owwwaaaiiiiii...... ancaaak'e lai onggook'e, haaa... sarancak tu bana kuniaang'e......

Yaa ... begitulah kalau seorang bergelar Sidi apa lagi kalau "Sidi Badariak" bahkan buangan-nya aja juga mendapat pujian

Mohon maaf kalau tidak berkenan
wasalam
abp58 

Dari: Syofiardi BachyulJb <bac...@yahoo.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Ming, 3 Oktober, 2010 00:22:04

Judul: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

Kanda Suryadi,
Karano itu ambo indak mamakai gala Sutan, daripado disuruah manutuik kandang ayam (indak ambo pakai bana memang acok juo ambo diminta tolong manutuik kandang ayam, biasolah zaman kini tolong-manolong, indak bacaliak bana mintuo atau indak...)

Di rumah ambo ado dua Sidi, tapi nampaknya indak banyak pangaruah doh. Nampaknyo labiah bapangaruah pitih daripado gala ko, labiah hebat ugamonyo juo indak.

Syofiardi (40/Padang)
---------------------------------------------

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 4, 2010, 6:33:19 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Prof,iko nan gadang sabalah tu bukan jantannyo,tapi nn ado duo dipangkanyo,ado nn lesuik nn adolo nn bangkak.
He3x.
Sutan Zubir Amin,Piaman.

jupar...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 6:50:34 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Ha ha tabasuik galak ambo Mak Buyuang

Lesuik ko ndak ndak nahan mambayangkannyo :-)

Pisss Mak..ndak panjang juo lah umua dan rajaki Mak Buyuang..amin

Salam-Jepe
45 th, SP

taufiq...@rantaunet.org

unread,
Oct 4, 2010, 7:17:51 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com

Jepe....
Antaro lesuik jo karunyuik. Nan ma nan tuo ???

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

jupar...@yahoo.com

unread,
Oct 4, 2010, 7:36:17 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
He he ado ado sae nan Pak TR tanyo

Kok jaman ambo kuliah dulu salah satu maidentifikasi bibit dari biji yo kriteria lisuik jo karenyuik ko tamasuak ma

Artinyo biji nan boneh tu yo rancak bulek, licin badagoknyo baik ketek sagadang bijo kacang padi maupun nan sagadang bijo alpukat kalau dirandam jo aia tenggelam

Sebaliknyo kalau biji nanlesuik bisa jadi biji nan cacat walau masih mudo

Kalau karenyuik ko yo lah tuo mah Pak, bisa jadi juo biji nan tuo ko lah afkir sudah lah lesui karenyuik pulo tapi biji nan lisuak masih mudo alun karenyuik lai do dek faktor cacat bawaan

Kalau biji nan lesuik sudah tu karenyuik dulunyo masih mudo yo rancak bulek licin dan padeknyo dek faktor usia (siklus biologisnyo) tantu lamo2 jadi lesuik lah parah bana lesuiknyo akhirnyo karinyuik alias karipuik

Jadi nan pasti ko Pak TR

Apokah biji lisuik dan karinyuik kok dirandam ka aia lah marapuang inyo, dibuang sajo lai ndak ka manjadi tampang tu do (benih)

Mungkin itu tes sacaro visual Pak, kalo tes jo ulemu nan tinggi yo alun sampai nah kaji ambo pak

Bisa jadi biji nanlesuik jo karenyuik ko melalui kultur jaringan masih bisa dijadikan ka benih

Salam_Jepe

Ephi Lintau

unread,
Oct 4, 2010, 8:41:37 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
hahahahahahaha...ambo numpang galak se mak....qiqiqiqiqiqiq...wakakakakaka

salam
Ephi

2010/10/4 <jupar...@yahoo.com>

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 4, 2010, 9:56:16 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Para sanak palanta nn dihormati.Ass.mualaikum wwb
Suatu ari,di Masjid Nabawi Rasulullah saw menyampaikan kepada para sahabatnya bah wa Malaikat Jibril baru saja menemuinya n beritahukan si fulan bin fulan nn duduk menyendiri diruang majelis Nabi adalah penghuni sorga.
Sahabat Ali,ingin mengeta hui secara mendalam tetang Fulan bin Fula ini,amalan apa nn dilakukannya setiap hari.
Sambil mengenalkan diri,Ali minta izin kepada Fulan agar diizinkan tinggal dirumah Fu lan barang 2 or 3 hari.
Malam kesatu,ibadah ma-lam Fulan,biaso2 sajo.sesudah shalat malam,Fulan langsung tidur dengan mendengkur.
Malam kedua,tidak berbe da dengan malam ke-1,malah dengkurmya lebih keras.Saha bat Ali mulai berfikir,apa keisti mewaan dari amalan Fulan.
Malam ke-3,hampir sama dengan malam sebelumnya,cu ma dengkurnya itu,mamacah kesunyian malam.
Paginya,sebelum kembali ke rumahnya di Masjid Raya
Madinah,sahabat Ali menemui Fulan n berbincang2mengenai
seluk beluk amalan malam.
Tidak ada keistimewaan, dalam ibadah malam saya,kata sigh
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: ksuh...@yahoo.com
Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Mon, 4 Oct 2010 10:20:24
To: Rantau<Rant...@googlegroups.com>

zubir...@gmail.com

unread,
Oct 4, 2010, 10:20:10 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
....Tidak ada amalan istimewa nn saya lakukan kata Fulan ke pada Ali,cuma ada sedikit da lam hidup saya,untuk bersabar memaafkan semua orang nn berbuat jahat,iri,dengki n khia nat terhadap saya,kata Fulan
Rupanya sifat sabar Fulan itulah yang Allah menjaanjikan sorga bagi Fulan n ini diberita hukan Jibril kepada Rasulullah saw.
Semoga ada manfaatnya bagi kita warga RN nn dimu yakan Allah swt.
Mohon maaf karna terpo tong risalah ini.
St.Zubir Amin,Bonjer,Jak bar.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-----Original Message-----
From: ksuh...@yahoo.com
Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Mon, 4 Oct 2010 10:20:24
To: Rantau<Rant...@googlegroups.com>

Armen Zulkarnain

unread,
Oct 4, 2010, 7:05:04 AM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Inyiak Buyuang nan ambo hormati, insya Allah indak ado talinteh pangana ka sinan didiri ambo pada inyiak Buyuang salamo nan ko. Sajak tanggal 19 Juni 2010 ambo taruih memprediksi apo-apo nan sabananyo manjadi pertentangan oleh pihak-pihak nan manulak KKM nan ko. Setelah ambo inok manuang bana, ado babarapo alasan nan bisa dikamukoan mengenai nan manulak KKM.
1. Kok bacarito soal minangkabau,  harus organisasi ninik mamak nan didaulukan salangkah.
2. Kok bacarito soal budaya, harus budayawan nan didaulukan salangkah. 
3. Kok bacarito soal kongres, harus keluarga Pagaruyuang nan didaulukan salangkah.
4. Manga pulo "wong ndeso" nan didanga bana pandapeknyo (nagari).
5. Manga pulo gebu minang sato-sato urusan iko.

Inyiak Buyuang nan hormati, ambo mancaliak kentalnyo aroma "Feodalism" jo "Sapacokian" dipolemik iko, nan "wong ndeso" kan samakin marasai juo...antalah. Sumago iko hanyo "dugaan sajo", kalau indak, memang egaliter hanyo miliki urang minang sebahagian sajo. 

Dek karano ambo labiah suko jo paham egaliter, tantu indak bapitih bana & bakuaso, insya Allah bilo ado wakatu Inyiak ka Padang, ambo usahokan bana manamui sakalian mamintak maaf sacaro lansuang.

wasalam

AZ - 32 th
Padang 

Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 17:20:50
Judul: Re: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau".
-- 
 

Syafrinal Syarien

unread,
Oct 4, 2010, 2:56:42 PM10/4/10
to rant...@googlegroups.com

Sato lah ambo snek diskusi dek masalah iko manyangkuik Piaman laweh...

Memang susah jikok mamandang kasus uang japuik iko kalau cuma disigi dari kacomato "dagang" (dek urang minang banyak nan manggaleh). Akibaik-e uang japuik tu dianggap sbg uang pembelian pihak perempuan ke mempelai pria. Ini kesimpulan yang salah besar!

Jikok sadolah-e dicaliak dari kacomato manggaleh, akibaik-e vice versa. Uang pemberian dari laki2 ka mempelai perempuan bisa dianggap sebagai pembelian pihak laki2 ke mempelai perempuan. Kesimpiluan ini gawat akibatnya karena ini mungkin lebih "jahiliyah" dari uang japuik karena sudah menjadi tradisi kuat di jaman jahiliyah banyak perempuan dibeli dan dijadikan sex slave. Dan rasanya tak ada tradisi jahiliyah yang membeli laki-laki utk sex slave karena budak laki2 biasanya jadi pekerja.

Oleh karena itu, apapun pemberian yg dilakukan oleh kedua belah pihak pada saat pernikahan, jangan sekali-kali dipandang dari kacamata dagang! Karena memang tidak ada proses jual beli di sini.

Wassalam;
Sy Syarien


--- On Sun, 10/3/10, Bot S Piliang <bots...@yahoo.com> wrote:


From: Bot S Piliang <bots...@yahoo.com>
Subject: Re: [R@ntau-Net] "Rang Piaman Jahiliah?"
To: rant...@googlegroups.com

Date: Sunday, October 3, 2010, 9:14 PM


Yth Mamak Ambo

Banyak Tarimo Kasih dari Kanakan untuk Mamak nan alah manjaleh tarangkan pakaro japuik manjapuik ko..

Memang, saya agak kesulitan untuk menjelaskan tradisi ini, jangankan kepada masyrakat non Minang, kepada dunsanak kawan-kawan ambo nan dari Luhak nan Tigo pun susah ambo menjelaskankarena buat ambo sendiri tidak jelas duduk perkaranya.



ajo duta

unread,
Oct 4, 2010, 6:29:54 PM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Profesor itu seharusnya mempelajari betul filosofi adat Piaman itu
sebelum sampai kpd kesimpulan dangkal itu. Sebagai prof kelihatan dia
kurang bijak.

On 10/3/10, zubir...@gmail.com <zubir...@gmail.com> wrote:
> Kanakan Bot Piliang n sanak palanta khususnyo ughang Pia man
> laweh.Ass.mualaikum wr wb!
>
> Iko kajadian 48thn nn lalu di ruang kuliah no.4 FHIPK-UI Adalah
> alm.Prof.Mr.Hazairin Zen memberikan kulih pengan tar Hukum Islam waktu itu,
> nn antara lain(sebagai sample) menyebut bahwa uang jempu tan di Piaman
> adalah adat jahi liah nn mampajuabalikan laki2
> Sebagai anak Piaman nn hi jau matah dalam kehidupan mahasiswa,io
> takajuik manda nga pandapek Prof ini.Sasudah salasai kuliah,Jo Buyuang man
> datangi pak Prof,minta penjela san tentang jemputan nn disa buik jahiliah.
> Menurut pak Prof, uang jemputan or nn setara dengan itu nn balaku di
> Piaman adolah perbuatan or adat jahiliah,laki laki dijual belikan sama deng
> an hayawan.Kamu(JB) rang Pia man tanyo p.Prof,kamu rang ja
> hiliah.Astaghfirullah.
> Tapasolah JB manjaleh kan saluak baluak asa muasa laki2 bajapuik ini
> di Piaman ka p.Prof.Dan ini tolong disimak bana dek sanak rang palanta.
> Manuruik alm.Nanak Dudik Dt Koto,rang Kotomara
> pak,IVAngkek,Padusunan(ahli adaik),di Piaman ado 2(duo) ca ro dalam tata
> cara "manjapuik marapulai",pertama dengan ca ro -uang jemputan-,kedua,
> dengan caro -uang hilang-
> Cara uang jemputan, ma mak kanduang dari si gadih nn akan
> nikah,menyerahkan sepi ring sawah or palak untuak manjapuik calon suaminya n
> demkian juga mamak kandung pihak pengantin laki,menyerah kan sepiring sawah
> or setum pak palak,untuak membalas jemputan pihak anak daro.De ngan sawah2
> or palak2 dari masing2 mamak inilah,pasang an muda ini menempuh kehidu pan
> berumah tangga.
> Cara uang hilang,pihak si marapulai indak ado kewaji ban untuk membalas
> uang jem putan pihak anak daro.Ini pak Prof.buliahlah disabuik caro ja
> hiliah,kecek Jo Buyuang.
> Tampakyo,Prof Hazairin dapek memahami nn caro uang jem putan di
> Piaman,sangat manu siawi n uang hilang adolah jahi liah.
>
> Semoga ada manfaatnya. Amin Ya Rabbal Alamin.
>
> ZA,Dt Rajo Jambi,71thn,Ke bon Jeruk,Jakarta Barat.


> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
>

> -----Original Message-----
> From: Bot S Piliang <bots...@yahoo.com>

> Sender: rant...@googlegroups.com
> Date: Sun, 3 Oct 2010 17:59:05
> To: <rant...@googlegroups.com>
> Reply-To: rant...@googlegroups.com
> Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan
>

> Yth Mamak2 jo Bundo ambo di Palanta
>
> Yang pasti..di keluarga ambo, baik di padang, di pariaman maupun di Jakarta,
> urang Sumando, Ipa jo Bisan tidak selalu di panggil gelarnya (Sidi, Sutan
> dan Bagindo), bahkan kakak ipar saya orang Komering pun di panggil sutan
> oleh orang tua saya, sesuai dengan adat kebiasaan rang Piaman.
> Kalau soal jemput menjemput, setahu saya sih hanya kalau si laki-laki dari
> Pariaman. Mungkin Mamak2 ambo ada referensi lain.
>
> Salam
>
> Bot Sosani Piliang
> Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
> www.botsosani.wordpress.com
> Hp. 08123885300
>
> --- On Sun, 10/3/10, Fitr Tanjuang <fitr.t...@gmail.com> wrote:


>
> From: Fitr Tanjuang <fitr.t...@gmail.com>
> Subject: Re: [R@ntau-Net] Gelar Sutan

> To: rant...@googlegroups.com
> Date: Sunday, October 3, 2010, 9:26 AM
>
> Pakai empiris se lah, Da.
>
> Di Padang, ambo hampia indak pernah mandanga urang diimbau jo galanyo
> dalam kehidupan sahari2.
> Kecuali rang Sumando kami nan rang Piaman.
> Iyo rang gaeknyo nan tasingguang kalau indak indak diimbau jo gala
> Bagindonyo.
>
> Nan lain, antah lai takana dek urang lain, apo galanyo.
> Itu dari generasi di ateh ambo.
>
> Jadi gala2 adat tu indak laku bana kini doh, minimal di Padang.
> Kecuali mungkin gala datuak.
> Tapi datuak di suku kami (Tan Basa ganti2an jo Rangkayo Basa) sempat
> vacum belasan tahunan.
> Sampai akhirnyo dimintak dek kaum IP nan kamudian bagala Datuak Rajo
> Bandaro Basa.
>
> Ciek tanyo ka da Ephi, apo "panjapuik" dari Piaman waktu nikah?
> Iyo dapek ladang karambie kalau nikah jo urang Piaman, nan ukurannya
> disasuaikan jo tingkek sikolanyo?...:))
>
> Wassalam
> fitr tanjuang
>
> 2010/10/3 Ephi Lintau <ephi....@gmail.com>:
>> Tarimokasih mak duta atas pencerahannyo, tapi ciek tanyo ambo alun
>> tajawek, ambo tunggo mak? Dek iko sangaik paralu sbg ilmu bagi kami
>> nan mudo, jd punyo pmhman yg bana satantang itu.
>>
>> Pak fitr, da syof dan da suryadi, ambo tunggu juo jawaban
>> ilmiahnyo/dasar hukumnyo satantang hal tsb.
>>
>> Trims
>> salam
>> ephi

--

Bot S Piliang

unread,
Oct 4, 2010, 11:09:30 PM10/4/10
to rant...@googlegroups.com
Aslkm Wr Wb

Ninik, Mamak, Bundo jo Dunsanak ambo di palanta..

Dek karano ado namo ambo tasabuik dalam percakapan tema ko, buliah ambo cibo meguraikan sedikti usulan ambo waktu tiu untuk perihal rajo tigo selo tadi.

Maksud ambo disana lebih kepada penegakan lagi lembaga-lembaga dan pranata adat yang memiliki kekuatan secara kultur dalam perihal pengaturan kehidupan adat dan budaya Minangkabau. Namun bukan berarti mendirikan lagi romantisme kerajaan Pagaruyung yang masih debatable, bagaimana bentuk ikatan kerajaan itu terhadap rantau-rantau Minangkabau.

Semangat untuk menghidupkan lagi pranata adat dan budaya inilah yang saya maksudkan, bukan sekedar kembali bernostalgia dengan romantisme Minangkabau masa lalu. sukur2 kalau ternyata masih up date dan sesuai dengan kebuthan / dinamika zaman.

Sedikit berkenaan dengan polemik KKM yang terjadi, sebagai anak mudo matah nan mungkin alun bisa mancaliak nan takilek jo takalam, saya turut prihatin dengan kondisi tsb. Saya merasa ada bi-polarisasi dalam komunitas masyarakat Minangkabau, khususnya antara Komunitas Rantau dan Ranah (Sumatera Barat). Alih-alih kita akan merangkul kembali seluruh entitas etnis Minang di luar Sumbar, untuk didalam Sumbar sendiri kita masih belum satu visi. Kalau bicara Minangkabau, bukan hanya Sumbar, tapi bicara dengan konteks ruang yang lebih luas.

Mohon maaf, bukannya bermaksud berpihak pada satu kubu, tapi disini saya merasakan ada dua arus besar dalam masy minang saat ini, dan saya melihat ada pihak2 yang cendrung status quo. Sementara dilain sisi, dalam pemahaman saya sendiri, perlu ada revolusi dalam pemahaman budaya, khususnya budaya Minang. Revolusi yang paling mendasar...yaitu revolusi pola pikir dan cara pandang terhadap kemajuan dan perubahan jaman.
Sekali lagi, ambo mohon maaf kok ado kato nan salah, jiko ado nan talantuang ka naiak talendo ka turun. Iko cuma risau hari ambo nan cuma bisa tasampaikan lewat ujuang jari jo ujuang keyboard PC.

Wasalam


Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

--- On Mon, 10/4/10, Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id> wrote:

Armen Zulkarnain

unread,
Oct 5, 2010, 3:58:58 AM10/5/10
to rant...@googlegroups.com
Sanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati. Paralu pulo ambo manarangkan indak ado pulo tabatiak dihati ambo "mendiskreditkan" dunsanak mengenai hal iko, sabab banyak pulo nan ambo danga ide dari dunsanak nan lain untuk kembali managakan "Lembaga Rajo Nan Tigo Selo". Dek karano postingan terbaru di milist ko adolah dunsanak nan melewakan, karano itu pulo ambo sabuik namo dunsanak untuak pamanciang diskusi di milist ko dan bukan pulo satantang karano dunsanak Bot Sosani basuku Piliang, sabab hal iko labiah berfokus kapado perihal "Kelarasan (lareh)" nan bahubungan bana caro memandang sebuah permasalaha sebagai kultural cara berpikir & tidak ada kaitannya dengan kesukuan kita masing-masing. (sabab Dt Perpatih Nan Sabatang jo Dt Katumangguangan kan lain samo indukanyo - cuma berbeda ayah/bapak). 

Manuruik asumsi ambo, Rajo Nan Tigo Selo memang pernah menjadi lembaga-lembaga dan pranata adat yang memiliki kekuatan secara kultur. Tentu saja hal itu berlangsung ketika Kerajaan Pagaruyung masih berdaulat. Sepanjang nan ambo ketahui, kerajaan Pagaruyung runtuh pada masa Perang Padri. Raja terakhirnya - Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar - meninggal dalam pembuangan pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tanggal 12 Februari 1849. 

Kelarasan Koto Piliang tampak mendominasi struktur dan gaya pemerintahan Kerajaan Pagaruyung yang aristokratis sesuai nilai-nilai dan falsafah yang dianut kerajaan-kerajaan Jawa. Nilai nilai feodal, sentralistik, otokratis dan aristokratis ini dibawa oleh Adityawarman yang kemudian dirajakan sebagai salah satu anggota Rajo Tigo Selo (Rajo Alam). Kelarasan Koto Piliang yang didirikan oleh Datuk Katumanggungan ini memang berpandangan bahwa lembaga raja dalam hal ini Rajo Tigo Selo sangat dihormati. Kedudukan raja berada diatas segalanya menurut adat (lareh) Koto Piliang.
 
Kelarasan Bodi Caniago memposisikan raja dan lembaga raja hanya sebagai simbol pemersatu. Akibatnya walaupun kelarasan ini memiliki 7 daerah istimewa beserta pemimpin-pemimpinnya, tidak ada bagian struktur kelarasan ini yang menyatu secara struktural dengan pemerintahan Kerajaan Pagaruyung. Daerah-daerah penganut kelarasan Bodi Caniago tersebar di Luhak Agam, Luhak Limopuluah, Solok dan sebagian kecil nagari di Luhak Tanah Datar (ex: Tanjung Sungayang). Daerah-daerah ini menganut kultur egaliterian dan anti sentralisme kekuasaan. Terbukti sebagian daerah-daerah di wilayah ini menjadi pendukung gerakan PRRI tahun 1957-1960 sebagai reaksi atas kebijakan sentralistik dari pusat kekuasaan di Jawa. Daerah-daerah wilayah ini pula yang paling bersemangat untuk kembali ke sistem pemerintahan nagari setelah periode reformasi.

Dek karano itu, manuruik ambo nan masih mudo mantah ko, elok dikaji bana paham feodal, sentralistik, otokratis jo aristokratis dalam budaya minangkabau ko, sabab lareh koto piliang pun alah banyak takikih dengan apo nan disabuik  "Pisang sikalek-kalek hutan, pisang timbatu nan bagatah, Koto Piliang inyo bukan, Bodi Chaniago inyo antah" nan bisa di inok manuangkan pado kilas balik peritiwa sejarah Kubuang Tigo Baleh dan Konflik Kerajaan Pagaruyung.

Nan tabayang di ambo, suatu masa masyarakat adat minangkabau ko adolah persekutuan seluruh nagari-nagari di minangkabau - nan duduak samo randah, tagak samo tinggi - sahinggo "stake holder" nan alah ado kini bisa direformasi dengan kesepakatan bersama (musyawarah & mufakat), tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Mengenai "Lareh Koto Piliang" toh tetap bisa diselenggarakan, sebab kita mengenal "Adat Salingka Nagari". Semoga dipahami, amin ya Rabbal alamin.

wasalam

AZ -32 th (masih mudo mantah, kok khilaf mohon ditunjuak ajari)
Padang  



Dari: Bot S Piliang <bots...@yahoo.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sel, 5 Oktober, 2010 10:09:30
Judul: Re: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia

rony

unread,
Oct 5, 2010, 4:17:25 AM10/5/10
to rant...@googlegroups.com

Kalau memang ado wacana utk managakkan baliak “kesultanan Pagaruyuang” ko rancak ban amah demi manjago adaik dan budayo Minangkabau.

Bukan suatu hal nan mangajuik an bana, soalnyo Kesultanan Kutai di Kalimantan baru pulo ditagak an baliak sekitar thn 2001.

 

Silahkan caliak kutipan berikut:

Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960. Kemudian pada tahun 1999 kembali eksis di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi pada tahun 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton.

Dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai ditandai dengan dinobatkannya sang pewaris tahta yakni putera mahkota Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar H. Adji Mohamad Salehoeddin II pada tanggal 22 September 2001.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai_Kartanegara

 

 

From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Armen Zulkarnain
Sent: Tuesday, October 05, 2010 2:59 PM
To: rant...@googlegroups.com
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia

 

Sanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati. Paralu pulo ambo manarangkan indak ado pulo tabatiak dihati ambo "mendiskreditkan" dunsanak mengenai hal iko, sabab banyak pulo nan ambo danga ide dari dunsanak nan lain untuk kembali managakan "Lembaga Rajo Nan Tigo Selo". Dek karano postingan terbaru di milist ko adolah dunsanak nan melewakan, karano itu pulo ambo sabuik namo dunsanak untuak pamanciang diskusi di milist ko dan bukan pulo satantang karano dunsanak Bot Sosani basuku Piliang, sabab hal iko labiah berfokus kapado perihal "Kelarasan (lareh)" nan bahubungan bana caro memandang sebuah permasalaha sebagai kultural cara berpikir & tidak ada kaitannya dengan kesukuan kita masing-masing. (sabab Dt Perpatih Nan Sabatang jo Dt Katumangguangan kan lain samo indukanyo - cuma berbeda ayah/bapak). 

 

Manuruik asumsi ambo, Rajo Nan Tigo Selo memang pernah menjadi lembaga-lembaga dan pranata adat yang memiliki kekuatan secara kultur. Tentu saja hal itu berlangsung ketika Kerajaan Pagaruyung masih berdaulat. Sepanjang nan ambo ketahui, kerajaan Pagaruyung runtuh pada masa Perang Padri. Raja terakhirnya - Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar - meninggal dalam pembuangan pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tanggal 12 Februari 1849. 

 


  

 

--

Bot S Piliang

unread,
Oct 5, 2010, 4:30:38 AM10/5/10
to rant...@googlegroups.com
Uda Armen nan nyo denai...

Email balasan saya sebenarnya bukan bentuk protes atau apapun, hanya berupaya meluruskan ide saja, takut nanti ada yang salah persepsi. Suku ambo iyo lah Piliang, tapi kok dicari pangka hulnyo,m yo agakjauah dari Pagaruyuang karano ambo lahia di Pariaman, keluarga ambo dari pihak Ibu berasal dari Pariaman yang konon katanya turun dari daerah Jao Padang Panjang baru pada abad ke 15. Jadi, saya sama sekali tidak ada kepentingan dari kelarasan koto piliang maupun body chaniago.
Terima kasih atas pencerahan dari Uda Armen. Saya memang belum sampai sedalam itu memahami persoalannya. Hanya saja, usulan saya untuk membentuk kembali lembaga Rajo nan Tigo Selo (saya tidak tahu apakah rajo nan tigo selo itu hanya berlaku untuk kelarasan koto piliang saja atau seluruh Minangkabau, Luhak dan Rantau) sebenarnya hanya salah satu upaya untuk menegakkan kembali kewibawaan adat Minangkabau yang selama ini cenderung dipolitisasi oleh kepentingan penguasa. Artinya terlepas dari sekat-sekat provinsi karena Minangkabau tidak hanya Sumatera Barat.
Lembaga pranata ada yang ada saat ini, yang merupakan bentukan penguasa Orde Baru, yaitu LKAAM ternyata tidak mampu menjadi payung panji adat Minang karena harus tunduk pada penguasa wilayah dalam hal ini Gurbernur (mohon di koreksi kalau statement saya salah). Tentu ini keliru, karena Gurbernur adalah perwakilan pemerintah pusat secara administratif di daerah tersebut, dan tidak serta merta menjadi penguasa adat dan budaya setempat, khususnya di Minangkabau.
Kalau pemikiran bodoh saya mungkin seperti ini Da, raja alam, adat dan ibadat merujuk pada lembaga bukan perserorangan. OK Lah kalau Raja Alam diserahkan kembali kepada penghulu waris keluarga Pagaruyung, namun konteksnya lebih kepada simbol pemersatu adat saja. Namun Raja Adat dan Ibadat penunjukannya dilakukan dengan cara-cara musyawarah dan mufakat dari seluruh penghulu2 adat di tiap-tiap lihak dan rantau di Minangkabau. Jadi bisa saja Raja Adat dipegang oleh seorang datuk/penghulu dari Rantau Pasisie Banda Sapuluah.
Maaf, mungkin agak tidaklazim, tapi kira-kria begitulah gambaran yang muncul di kepala saya.

Banyak maaf


Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

andiko

unread,
Oct 5, 2010, 6:14:56 AM10/5/10
to rant...@googlegroups.com
Sanak Armen, Sanak Both dan Sanak Palanta


Menarik yang di tawarkan dek sanak both iko, katiko kito mengarahkan diskusi rajo nan tigo selo menjadi sebuah kelembagaan, mako salasai sudah debat kito tentang keturunan. Dalam konteks iko yang dibutuhkan adolah kapasitas pemangku, bukan "Karambia Tumbuah Di Mato", tapi justru "Gadang Balega" dengan dasar kapasitas dan pilihahan alam minangkabau. Mungkin dimulai melalui musyawarah kalarasan, sampai ka musyawarah antar kalarasan yaitu musyawarah alam minangkabau untuak mamiliah urang nan duduak disiko. Sebagai sebuah kelembagaan, tantu jabatan iko indak ka sampai ka saumua "tanah tasirah".

Adopun poin penting nan tapikia dek ambo fungsi lembaga iko adolah "Gantiang nan ka mamutuih, biang kan ka mancabiak" pakaro-pakaro nan indak salasai di tingkek nagari. Harapannyo, jan sampai situasi nan biaso tajadi, baru sajo indak pueh jo kaputusan kan mengenai sangketo adat, lansuang sajo maloncek ka pangadilan negari, mode "mintak angok kalua badan". Mengenai konteks iko, patuik juo di baco buku Christine Dobbin, sebagai referensi, baliau ko menyingguang dengan sangat bagus mengenai alur penanganan sangketo di Minangkabau, mungkin 1,5 abad nan lalu. Sadangkan nan labiah kontemporer, buku Beeckmann suami istri, menarik di baco yaitu "goyahnyo tonggak mufakad dan properti untuk kesinambungan sosial".


Salam

andiko

----- Original Message -----
From: "Bot S Piliang" <bots...@yahoo.com>

To: rant...@googlegroups.com
Sent: Tuesday, October 5, 2010 3:30:38 PM GMT +07:00 Bangkok, Hanoi, Jakarta
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia

Uda Armen nan nyo denai...

Email balasan saya sebenarnya bukan bentuk protes atau apapun, hanya berupaya meluruskan ide saja, takut nanti ada yang salah persepsi. Suku ambo iyo lah Piliang, tapi kok dicari pangka hulnyo,m yo agakjauah dari Pagaruyuang karano ambo lahia di Pariaman, keluarga ambo dari pihak Ibu berasal dari Pariaman yang konon katanya turun dari daerah Jao Padang Panjang baru pada abad ke 15. Jadi, saya sama sekali tidak ada kepentingan dari kelarasan koto piliang maupun body chaniago.
Terima kasih atas pencerahan dari Uda Armen. Saya memang belum sampai sedalam itu memahami persoalannya. Hanya saja, usulan saya untuk membentuk kembali lembaga Rajo nan Tigo Selo (saya tidak tahu apakah rajo nan tigo selo itu hanya berlaku untuk kelarasan koto piliang saja atau seluruh Minangkabau, Luhak dan Rantau) sebenarnya hanya salah satu upaya untuk menegakkan kembali kewibawaan adat Minangkabau yang selama ini cenderung dipolitisasi oleh kepentingan penguasa. Artinya terlepas dari sekat-sekat provinsi karena Minangkabau tidak hanya Sumatera Barat.
Lembaga pranata ada yang ada saat ini, yang merupakan bentukan penguasa Orde Baru, yaitu LKAAM ternyata tidak mampu menjadi payung panji adat Minang karena harus tunduk pada penguasa wilayah dalam hal ini Gurbernur (mohon di koreksi kalau statement saya salah). Tentu ini keliru, karena Gurbernur adalah perwakilan pemerintah pusat secara administratif di daerah tersebut, dan tidak serta merta menjadi penguasa adat dan budaya setempat, khususnya di Minangkabau.
Kalau pemikiran bodoh saya mungkin seperti ini Da, raja alam, adat dan ibadat merujuk pada lembaga bukan perserorangan. OK Lah kalau Raja Alam diserahkan kembali kepada penghulu waris keluarga Pagaruyung, namun konteksnya lebih kepada simbol pemersatu adat saja. Namun Raja Adat dan Ibadat penunjukannya dilakukan dengan cara-cara musyawarah dan mufakat dari seluruh penghulu2 adat di tiap-tiap lihak dan rantau di Minangkabau. Jadi bisa saja Raja Adat dipegang oleh seorang datuk/penghulu dari Rantau Pasisie Banda Sapuluah.
Maaf, mungkin agak tidaklazim, tapi kira-kria begitulah gambaran yang muncul di kepala saya.

Banyak maaf

Bot Sosani Piliang
Just an Ordinary Man with Extra Ordinary Dream
www.botsosani.wordpress.com
Hp. 08123885300

--- On Tue, 10/5/10, Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id> wrote:

From: Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id>
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia
To: rant...@googlegroups.com
Date: Tuesday, October 5, 2010, 3:58 AM


Sanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati. Paralu pulo ambo manarangkan indak ado pulo tabatiak dihati ambo "mendiskreditkan" dunsanak mengenai hal iko, sabab banyak pulo nan ambo danga ide dari dunsanak nan lain untuk kembali managakan "Lembaga Rajo Nan Tigo Selo". Dek karano postingan terbaru di milist ko adolah dunsanak nan melewakan, karano itu pulo ambo sabuik namo dunsanak untuak pamanciang diskusi di milist ko dan bukan pulo satantang karano dunsanak Bot Sosani basuku Piliang, sabab hal iko labiah berfokus kapado perihal "Kelarasan (lareh)" nan bahubungan bana caro memandang sebuah permasalaha sebagai kultural cara berpikir & tidak ada kaitannya dengan kesukuan kita masing-masing. (sabab Dt Perpatih Nan Sabatang jo Dt Katumangguangan kan lain samo indukanyo - cuma berbeda ayah/bapak).


Manuruik asumsi ambo, Rajo Nan Tigo Selo memang pernah menjadi lembaga-lembaga dan pranata adat yang memiliki kekuatan secara kultur . Tentu saja hal itu berlangsung ketika Kerajaan Pagaruyung masih berdaulat. Sepanjang nan ambo ketahui, kerajaan Pagaruyung runtuh pada masa Perang Padri. Raja terakhirnya - Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar - meninggal dalam pembuangan pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tanggal 12 Februari 1849.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pagaruyung


Kelarasan Koto Piliang tampak mendominasi struktur dan gaya pemerintahan Kerajaan Pagaruyung yang aristokratis sesuai nilai-nilai dan falsafah yang dianut kerajaan-kerajaan Jawa. Nilai nilai feodal, sentralistik, otokratis dan aristokratis ini dibawa oleh Adityawarman yang kemudian dirajakan sebagai salah satu anggota Rajo Tigo Selo (Rajo Alam). Kelarasan Koto Piliang yang didirikan oleh Datuk Katumanggungan ini memang berpandangan bahwa lembaga raja dalam hal ini Rajo Tigo Selo sangat dihormati. Kedudukan raja berada diatas segalanya menurut adat (lareh) Koto Piliang.
http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/25/kronologi-langgam-nan-tujuah-rajo-tigo-selo-dan-basa-ampek-balai/

K e larasan Bodi Caniago memposisikan raja dan lembaga raja hanya sebagai simbol pemersatu . Akibatnya walaupun kelarasan ini memiliki 7 daerah istimewa beserta pemimpin-pemimpinnya, tidak ada bagian struktur kelarasan ini yang menyatu secara struktural dengan pemerintahan Kerajaan Pagaruyung . Daerah-daerah penganut kelarasan Bodi Caniago tersebar di Luhak Agam, Luhak Limopuluah, Solok dan sebagian kecil nagari di Luhak Tanah Datar (ex: Tanjung Sungayang). Daerah-daerah ini menganut kultur egaliterian dan anti sentralisme kekuasaan . Terbukti sebagian daerah-daerah di wilayah ini menjadi pendukung gerakan PRRI tahun 1957-1960 sebagai reaksi atas kebijakan sentralistik dari pusat kekuasaan di Jawa. Daerah-daerah wilayah ini pula yang paling bersemangat untuk kembali ke sistem pemerintahan nagari setelah periode reformasi.


Dek karano itu, manuruik ambo nan masih mudo mantah ko, elok dikaji bana paham feodal, sentralistik, otokratis jo aristokratis dalam budaya minangkabau ko, sabab lareh koto piliang pun alah banyak takikih dengan apo nan disabuik "Pisang sikalek-kalek hutan, pisang timbatu nan bagatah, Koto Piliang inyo bukan, Bodi Chaniago inyo antah" nan bisa di inok manuangkan pado kilas balik peritiwa sejarah Kubuang Tigo Baleh dan Konflik Kerajaan Pagaruyung .
http://mozaikminang.wordpress.com/2009/10/15/kubuang-tigo-baleh-dan-konflik-kerajaan-pagaruyung/


Nan tabayang di ambo, suatu masa masyarakat adat minangkabau ko adolah persekutuan seluruh nagari-nagari di minangkabau - nan duduak samo randah, tagak samo tinggi - sahinggo "stake holder" nan alah ado kini bisa direformasi dengan kesepakatan bersama (musyawarah & mufakat), tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah. Mengenai "Lareh Koto Piliang" toh tetap bisa diselenggarakan, sebab kita mengenal "Adat Salingka Nagari". Semoga dipahami, amin ya Rabbal alamin.


wasalam


AZ -32 th (masih mudo mantah, kok khilaf mohon ditunjuak ajari)
Padang

Dari: Bot S Piliang <bots...@yahoo.com>

Aslkm Wr Wb

Wasalam


wasalam

Dari: "zubir...@gmail.com" <zubir...@gmail.com>

Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 17:20:50
Judul: Re: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau".

Kanakan Armen Zulkarnain nn diRahmati Allah sarato dun sanak palanta.
Jaan salah tafsir kanakan, BAGI JB,NKRI dengan segala totalitasnya,adalah final dalam kehidupan berbangsa n berne gara.Itu nn jadi peganga JB.Ja di kalau ado usul agar KKM 20 10 dirubah menjadi Kongres Kerajaan Minangkabau,itu lah dilua garih namonyo.
Kalau JB mangurai senek so al hubungan kerabat Istano Si linduang Bulan,Pagaruyuang jo kerabat di Piaman,ndak lain hanya sekedar informasi je nyeh.
Bagi kanakan AZ,kok basuo jo JB,biaso je lah,karano JB urang badarai juo.Kanakan kan alun kenal secaro pribadi jo JB.Batanyolah ka rang Da pua,mereka tahu banyak sake tekno pribadi JB nn urang ba darai ko.
Sekian kanakan,sampai ba suo di Padang antah bilo,n sa nang sekali kalau kanakan ka Jakarta,mau singgah di dang au JB di Bonjer.Salam dr JB
JB,71thn,Bonjer,Jakbar.


Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

From: Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id>

Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Mon, 4 Oct 2010 17:33:40 +0800 (SGT)
To: <rant...@googlegroups.com>
ReplyTo: rant...@googlegroups.com
Subject: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau".

Assallammualaikum wr wb nan ambo hormati Inyiak Tuanku Magek Jabang Sutan Riayat Syah.

Mohon ampun jo maaf dari ambo nan mudo mantah ko, baa kok KKM tu disabuik sajo Kongres Kerajaan Minangkabau, atau KKMP Kongres Kerajaan Minangkabau Pagaruyuang, sakalian awak tagakan baliak Rajo Nan Tigo Selo, baiak Rajo Alam, Rajo Adat jo Rajo Ibadat sasuai jo usul dunsanak Bot Sosani Piliang kapatang.


Kok iyo mangarah kasitu, mohon maaf tarimo sujuik sambah dari ambo, iyo indak ado "kapasitas" sahalai rambuik pun di badan nan ko "berpartisipasi" di alek nan banamo KKM. Sabab ambo sato untuk mambangun "jaringan" nagari - nagari ka "stake holder" bukan untuk managakan Kerajaan Pagaruyuang baliak di ranah Minangkabau.


wasalam


Armen Zulkarnain Dt Patiah Nan Paruik
pangulu andiko suku caniago ambacang urang nan 4
Nagari Kubang Luhak 50 Koto

Dari: "zubir...@gmail.com" <zubir...@gmail.com>

Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sen, 4 Oktober, 2010 16:06:38
Judul: Re: Bls: [R@ntau-Net] Gelar Sutan,"nasibmu kini terutama dirantau".

'Alaikum salam wrwb.Semo ga Rahmat Allah selalu tercu rah kepada sanak Arman sekel di Pakanbaru n untuak kito sa dono nn duduak2 di palanta RN ini.

Itulah inti nn Jo Buyuang mukasuik dengan,"nasib gala sutan" di zaman kemajuaan IPTEK sekarang ini.Ambo puji kan ketajaman analia sanak ABP dalam manembak 'burung nn ambo lapehkan'.
Sabananyo JB agak barek maungkik sijarah lamo,antaro kaitan Istano Silinduang Bulan di Pagaruyuang dengan Nan Tongga Magek Jabang Sutan Riayat Syah dari Durian Kam buik,Padusunan,Piaman.
Gala Sutan memang baasa dari Pagaruyuang n ini diakui sendiri oleh Tuanku Mudo Mahkota Alam,Pagaruyuang, Sutan Muhammad Taufik Taib SH kepada JB pada waktu per tama basuo di Jakarta kl thn 2006 nnlalu.Beliau agak supprise mangatahui bahws JB masih keturunan(cicit) Nan Tongga Magek Jabang Sutan Riayat Syah.
Dari ranji n silsilah keturu nan Pagaruyuang,memang ter dapat,kerajaan Pariaman.Di Istana Pagaruyuang,ranji ini ikut tabaka baru2 ini,tapi ma sih ado duplikatnyo,dirumah Prof.DR Upik Rauda Taib,istri dari sdr.Wisran Hadi di Padang
Soal usul sanak ABP agar panitia KKM 20100 menemui Sutan Taufik Taib nn direspon dengan baik oleh Uda Syafru din Bahar,tampaknyo belum ado follow up nyo dari Panitia GM baik ka JB or Sutan Taufik sendiri.Bak kecek2 Buya Mas' ud Abidin(ketua MUI Sumbar) ka JB wakatu batamu dirumah Liau di Padang,ado baiknyo pa nitia KKM2010 or GM berkun jung kepada Sutan Taufik Taib sekedar basilturahim sajo.
Itulah senek dari JB,semoga sanak ABP selalu mendapat Rahmat dari Ilahi Rabbi,siang n malam,didunia wal akhirat.
JB,Tuanku Magek Jabang Sutan Riayat Syah,71thn,Bon jer,Jakbar.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

From: Arman Bahar <arman...@ymail.com>

andiko

unread,
Oct 5, 2010, 6:17:28 AM10/5/10
to rant...@googlegroups.com
Kalau mengenai kebangkitan kerajaan iko, rancak di baco buku "Adat dalam Politik Indonesia".

Linknyo :

http://www.obor.or.id/bukus/view/717/baru

Salam

andiko

----- Original Message -----
From: "rony" <ro...@pthidroflex.com>
To: rant...@googlegroups.com

Sent: Tuesday, October 5, 2010 3:17:25 PM GMT +07:00 Bangkok, Hanoi, Jakarta
Subject: RE: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia


Kalau memang ado wacana utk managakkan baliak “kesultanan Pagaruyuang” ko rancak ban amah demi manjago adaik dan budayo Minangkabau.

Bukan suatu hal nan mangajuik an bana, soalnyo Kesultanan Kutai di Kalimantan baru pulo ditagak an baliak sekitar thn 2001.

Silahkan caliak kutipan berikut:

Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960 . Kemudian pada tahun 1999 kembali eksis di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi pada tahun 2001 oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton.

Dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai ditandai dengan dinobatkannya sang pewaris tahta yakni putera mahkota Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar H. Adji Mohamad Salehoeddin II pada tanggal 22 September 2001 .

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kutai_Kartanegara

From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Armen Zulkarnain
Sent: Tuesday, October 05, 2010 2:59 PM
To: rant...@googlegroups.com
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia

Sanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati. Paralu pulo ambo manarangkan indak ado pulo tabatiak dihati ambo "mendiskreditkan" dunsanak mengenai hal iko, sabab banyak pulo nan ambo danga ide dari dunsanak nan lain untuk kembali managakan "Lembaga Rajo Nan Tigo Selo". Dek karano postingan terbaru di milist ko adolah dunsanak nan melewakan, karano itu pulo ambo sabuik namo dunsanak untuak pamanciang diskusi di milist ko dan bukan pulo satantang karano dunsanak Bot Sosani basuku Piliang, sabab hal iko labiah berfokus kapado perihal "Kelarasan (lareh)" nan bahubungan bana caro memandang sebuah permasalaha sebagai kultural cara berpikir & tidak ada kaitannya dengan kesukuan kita masing-masing. (sabab Dt Perpatih Nan Sabatang jo Dt Katumangguangan kan lain samo indukanyo - cuma berbeda ayah/bapak).

Manuruik asumsi ambo, Rajo Nan Tigo Selo memang pernah menjadi lembaga-lembaga dan pranata adat yang memiliki kekuatan secara kultur . Tentu saja hal itu berlangsung ketika Kerajaan Pagaruyung masih berdaulat. Sepanjang nan ambo ketahui, kerajaan Pagaruyung runtuh pada masa Perang Padri. Raja terakhirnya - Yang Dipertuan Sultan Tangkal Alam Bagagar - meninggal dalam pembuangan pemerintah Hindia Belanda di Batavia pada tanggal 12 Februari 1849.

Armen Zulkarnain

unread,
Oct 5, 2010, 5:35:03 AM10/5/10
to rant...@googlegroups.com

Sanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati, ambo labih melihat "Nagari" sebagai "grass root" dari tatanan masyarakat adat minangkabau. Sebagaimana yang kita ketahui, nagari adalah persekutuan dari kaum-kaum yang dipimpin oleh penghulu-penghulu. Namun, pada saat ini, teramat banyak kaum yang terlipat sako penghulunya (tidak memiliki penghulu). Dan pada kaum yang ada penghulunya, tidaklah terdapat komunikasi yang berjalan baik diantara kaumnya, dikarenakan banyak faktor, seperti tidak berdomisili di wilayah pusakonya (bermukim dirantau), kurang memahami keberadaan anggota kaum & pusako tingginya, miss komunikasi & miss understanding (kesalahpahaman) antara anggota kaum dengan penghulunya, dan masih banyak masalah-masalah lain yang bisa kita inventarisir dikemudian hari.

Oleh karena itu pula, saya lebih sependapat bagaimana kita memperkuat Nagari terlebih dahulu, baik sosial kulturalnya, teknologi & perekonomian nagari. Sehingga dengan begitu bisa dijalin komunikasi antara nagari, paling tidak pada nagari-nagari yang ada di 11 kabupaten yang saat ini berjumlah 630 Nagari. Saya sendiri memiliki daftar kontak masing-masing ketua persatuan wali nagari di seluruh kabupaten. Dengan begitu, "network" antar seluruh nagari bisa mulai dirintis, yang selama ini masih terkotak-kotak dikabupaten masing-masing. Dengan begitu, bisa dilakukan sharing antar nagari sehingga raso badunsanak bisa ditumbuhkan di ranah minang.

Mengenai LKAAM, saya masih optimis lembaga ini masih bisa "direformasi" dengan melepas ketergantungannya selama ini pada Pemerintah Daerah, dan mulai membuka diri dengan Nagari - Nagari sehingga mewakili seluruh Nagari - Nagari di Minangkabau.

Mengenai " tunduknya LKAAM pada penguasa wilayah dalam hal ini Gurbernur (Pemrov) & ternyata tidak mampu menjadi payung panji adat Minangkabu" saya kira hal ini dikeranakan segelintir kelompok elit, yang tidak bisa dibantah memang lebih mementingkan kepentingan individu/kelompok dari pada kepentingan Nagari - Nagari. Masa 44 tahun bukanlah waktu yang sebentar, dimana Orde Baru berperan besar memberikan pengaruh pada lembaga ini. 

Namun dunsanak Bot Sosani Piliang nan ambo hormati, saya kira sejak lebih 10 tahun masa reformasi ini, adalah waktu yang baik untuk membenahi "ke dalam" rumah kita yang disebut Minangkabau. Tentunya, akan ada pertentangan-pertentangan menanggapi hal ini, dan "bola panas" itu memang sudah menggelinding sejak Januari 2010 yang lalu, dimana KKM mulai diwacanakan.
  

wasalam

AZ - 32 th
Padang   
Dari: Bot S Piliang <bots...@yahoo.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sel, 5 Oktober, 2010 15:30:38
Judul: Re: Bls: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia



Dari: "zubir.amin@gmail..com" <zubir...@gmail.com>

rony

unread,
Oct 5, 2010, 4:37:35 AM10/5/10
to rant...@googlegroups.com

Satuju jo usulan Sanak Bot

 

Mudah2an dengan ditagakkan baliak Rajo Tigo Selo ko bisa manyatukan urang Minangkabau di seluruh dunia baliak…..

Mgkn dek sabab adonyo keraton di Jawa mangko urang Jawa salalu satu sajak dulunyo, indak sarupo urang2 Malayu nan salalu pacah sajak dulunyo.

 

CMIIW

Wassalam

mm

From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Bot S Piliang
Sent: Tuesday, October 05, 2010 3:31 PM
To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: Bls: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia

 

Uda Armen nan nyo denai...

Email balasan saya sebenarnya bukan bentuk protes atau apapun, hanya berupaya meluruskan ide saja, takut nanti ada yang salah persepsi. Suku ambo iyo lah Piliang, tapi kok dicari pangka hulnyo,m yo agakjauah dari Pagaruyuang karano ambo lahia di Pariaman, keluarga ambo dari pihak Ibu berasal dari Pariaman yang konon katanya turun dari daerah Jao Padang Panjang baru pada abad ke 15. Jadi, saya sama sekali tidak ada kepentingan dari kelarasan koto piliang maupun body chaniago.
Terima kasih atas pencerahan dari Uda Armen. Saya memang belum sampai sedalam itu memahami persoalannya. Hanya saja, usulan saya untuk membentuk kembali lembaga Rajo nan Tigo Selo (saya tidak tahu apakah rajo nan tigo selo itu hanya berlaku untuk kelarasan koto piliang saja atau seluruh Minangkabau, Luhak dan Rantau) sebenarnya hanya salah satu upaya untuk menegakkan kembali kewibawaan adat Minangkabau yang selama ini cenderung dipolitisasi oleh kepentingan penguasa. Artinya terlepas dari sekat-sekat provinsi karena Minangkabau tidak hanya Sumatera Barat.
Lembaga pranata ada yang ada saat ini, yang merupakan bentukan penguasa Orde Baru, yaitu LKAAM ternyata tidak mampu menjadi payung panji adat Minang karena harus tunduk pada penguasa wilayah dalam hal ini Gurbernur (mohon di koreksi kalau statement saya salah). Tentu ini keliru, karena Gurbernur adalah perwakilan pemerintah pusat secara administratif di daerah tersebut, dan tidak serta merta menjadi penguasa adat dan budaya setempat, khususnya di Minangkabau.
Kalau pemikiran bodoh saya mungkin seperti ini Da, raja alam, adat dan ibadat merujuk pada lembaga bukan perserorangan. OK Lah kalau Raja Alam diserahkan kembali kepada penghulu waris keluarga Pagaruyung, namun konteksnya lebih kepada simbol pemersatu adat saja. Namun Raja Adat dan Ibadat penunjukannya dilakukan dengan cara-cara musyawarah dan mufakat dari seluruh penghulu2 adat di tiap-tiap lihak dan rantau di Minangkabau. Jadi bisa saja Raja Adat dipegang oleh seorang datuk/penghulu dari Rantau Pasisie Banda Sapuluah.
Maaf, mungkin agak tidaklazim, tapi kira-kria begitulah gambaran yang muncul di kepala saya.

Banyak maaf


  

 

--
.

 

--
.

Armen Zulkarnain

unread,
Oct 5, 2010, 7:58:28 AM10/5/10
to rant...@googlegroups.com, Saafroedin Bahar, Mochtar Naim, Armen Zulkarnain
Dunsanak Andiko nan ambo hormati, berikut ambo sertakan tulisan pak Wisran Hadi 
ADAT BASANDI SYARA’, SYARA’ BASANDI KITABULLAH HANYA SEBATAS KONSENSUS, BUKAN PRODUK HUKUM
http://wisran.vndv.com/27.pdf

Semula saya membuang pikiran jauh-jauh mengapa pak Wisran Hadi serta pak Darman Moenir (asal nagari Pariangan) keras sekali menolak ide untuk mengadakan KKM ini, namun keraguan saya tidak mau hilang juga, berhubung orang tua kita ini adalah sumando di keluarga Pagaruyuang. Saya berpikiran, seandainya pak Saafroedin Bahar & pak Mochtar Naim mengusung KKM dengan akronim Kongres Kerajaan Minangkabau, mungkin pak Wisran Hadi & pak Darman Moenir akan memeluk beliau berdua. Sebab sampai hari ini, alasan penolakan terasa kental manuver melerengnyo yang aktif dilontarkan oleh Wali Nagari Pasia IV Angkek Canduang pak Asraferi Sabri (juga Budayawan sekaligus Wartawan).

Menurut pemahaman saya, tidak ada orang minang yang berasal dari Lareh Bodi Chaniago yang akan mau "managakan" kembali lembaga Rajo Nan Tigo Selo itu. Hal ini berkenaan dengan siapa-siapa saja yang nantinya menjadi Rajo Alam, Rajo Adat & Rajo Ibadat, sebab akan berputar-putar pada keluarga yang itu - itu juga (Aristokrasi) yang saya sebut juga "setali tiga uang" dengan Feodalisme, sesuai postingan saya sebelumnya serta dilengkapi dengan link terkait.

Kronologi Langgam Nan Tujuah, Rajo Tigo Selo dan Basa Ampek Balai

Sebagai contoh, pada Lareh Bodi Caniago, kedudukan penghulu bisa bergantian dari seluruh keluarga yang ada pada kaum tersebut, tidak terpaku pada keluarga yang itu-itu juga (nan bahaso batawinyo ; lu lagi... lu lagi), sebab pada Bodi Caniago yang lebih diutamakan adalah kemampuan & mufakat bersama. Bisa saja ketika melihat ada yang lebih muda & mampu, bisa serahkah pada orang yang dimaksud. hal ini bisa dilihat dengan yang terjadi di kaum Inyiak Lako kepada penerusnya pak Indra Catri Dt Malako Nan Putiah.

Saya hanya bisa berdoa kehadirat Allah SWT, mudah-mudahan dugaan saya ini keliru, amin amin ya Rabbal alamin, banyak maaf.

wasalam

AZ - 32 th
Padang

*** 
ADAT BASANDI SYARA’, SYARA’ BASANDI KITABULLAH
HANYA SEBATAS KONSENSUS, BUKAN PRODUK HUKUM

Oleh
Wisran Hadi

Hampir semua orang Minang beranggapan bahwa ADAT BASANDI SYARA’, SYARA’ BASANDI KITABULLAH (selanjutnya disingkat ABS-SBK) adalah hasil kesepakatan antara alim ulama, ninik mamak dan candiak pandai di Bukit Marapalam dipenghujung Perang Paderi.

Namun sampai sekarang, tidak seorangpun ahli sejarah apalagi para penghulu yang dapat menyodorkan manuskrip atau naskah kesepakatan itu kepada kita. Para ahli sejarah maupun para penghulu pun tidak berani menentukan hari, tanggal, bulan dan tahun bila lahirnya kesepakatan itu. Juga mereka tidak dapat menyajikan kepada kita daftar nama-nama para ulama, ninik mamak dan cadiak pandai yang hadir dan menyetujuinya.

Untuk menyenangkan hati dan menenangkan emosi orang Minang dari malu sejarah, untunglah sejarawan mau mengklasifikasikan peristiwa itu sebagai “historiografi”, dipercaya oleh masyarakat setempat walau tidak dapat dibuktikan secara ke ilmuan.

Menurut pendapat orang Minang itu lagi, ABS-SBK lahir ketika masyarakat Minangkabau berada di bawah tekanan Belanda dan kehancurannya dalam Perang Paderi. Dengan kata lain ABS-SBK dilahirkan dalam suatu situasi dan kondisi politik tertentu, tidak lahir dari suatu renungan yang jernih dan mendalam.

ABS-SBK tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori hukum dalam tatanan hukum adat Minangkabau sebagaimana Undang-undang Nan Duo Puluah, syarat, wewenang dan kewajiban seorang penghulu, persyaratan bagi sebuah nagari dan hukum-hukum lainnya. Hukum-hukum itu dibuat disertai dengan sanksi-sanksinya. Sedangkan ABS-SBK tidak punya sanksi hukum yang jelas, dibanding dengan jelasnya sanksi hukum bagi pelanggar Undang-undang Adat Nan Duo Puluh misalnya.

Boleh jadi ABS-SBK hanya sebatas konsensus saja, hasil dari suatu konspirasi. Mungkin ada beberapa orang penghulu dan beberapa ulama mencari “sitawa sidingin” mendamaikan kedua pihak (ulama dan ninik mamak) yang telah babakbelur dalam perang saudara yang panjang itu.

Bisa jadi juga ABS-SBK itu merupakan upaya penjajah untuk mengaburkan batas antara hukum adat dan hukum Islam. Oleh karena ABS-SBK bukan produk hukum, maka sulit dilakukan koreksian atau evaluasi, apakah ABS-SBK sudah sesuai dan memang dijalankan oleh masyarakatnya dalam kehidupan mereka atau tidak. Sampai sekarang tidak diketahui siapa yang berwenang melakukan evaluasi dan koreksi bila ABS-SBK tidak dijalankan dan siapa yang berhak mengajarkannya secara jelas, sistematis dan seragam untuk seluruh kawasan adat dan budaya Minangkabau. Para penghulu? Ninik mamak? Guru-guru yang mengajarkan BAM di sekolahsekolah? Sebagai perbandingan, pelajaran agama diajarkan oleh guru agama, ustad, khatib dan ulama. Tapi untuk mengajarkan ABS-SBK siapa?

Tidak adanya usaha untuk mengevaluasi ABS-SBK (karena lembaga yang berwenang melakukannya tidak jelas) dari satu sisi dapat dikatakan bahwa orang Minang berhenti berpikir sampai pada adagium itu saja. Mereka tidak mampu lagi meneruskan pikiran-pikirannya untuk mencari adagium adat yang lebih aktual dan mantap guna menjawab tantangan masa depan. Artinya di sini, proses berpikir mereka macet karena tidak berani ke luar dari pola berpikir yang lama. Dalam kenyataannya sekarang, ABS-SBK yang dibanggabanggakan itu, ternyata hanya menjadi kalimat-kalimat nyanyian para penghulu saja. Tidak pernah ada usaha mereka untuk mengoreksi, mengevaluasi dan mengaktualisasikannya secara nyata dan terencana.

Akibatnya adalah, ABS-SBK ditafsirkan secara serampangan oleh mereka yang datang kemudian. Ada yang menafsirkan secara aktual sesuai dengan kebutuhan - kebutuhan tertentu. Dari segi kebahasaan misalnya, ABS-SBK adalah adagium yang rancu. Orang Minang dulu memahamkan kata “Kitabullah” adalah Al-Quran. Tetapi kemudian, dalam pemahaman masyarakat Minang yang sekarang, “Kitabullah” diartikan “kitab yang diturunkan Allah kepada para rasul.” Makanya Kitabullah di sini tidak lagi hanya Al-Quran, tetapi juga Injil, Taurat dan Zabur. Secara aktual hal itu telah terbukti, bahwa akar permasalahan kristenisasi di Sumatera Barat adalah dalam kerangka penafsiran demikian.

Begitu juga dengan kata adat basandi syara’. Syara’ berarti hukum. Ketika adagium itu berhenti sampai di situ, maka adat itu dapat saja bersendikan kepada hukum-hukum yang ada, hukum negara dan hukum agama. Dalam beberapa buku tentang pepatah petitih dan adat Minangkabau yang dikarang oleh beberapa penghulu, mereka telah mencoba mencarikan korelasi antara adat Minangkabau dengan Pancasila. Kesimpulannya adalah, bahwa adat Minangkabau itu adalah Pancasila. Mungkin pada masa berikutnya, akan ada pula yang menulis tentang adat Minangkabau sebagai rujukan reformasi di Indonesia.

Jika orang Minang mau berpikir logis, bahwa Islam yang dianutnya adalah satu-satunya pedoman hidup dunia akhirat, maka konsekuensinya mereka harus merubah ABS-SBK menjadi jelas dan tuntas;
Adat Basandi Al Quran dan Hadist atau Adat Minangkabau itu adalah Al Quran dan Hadist.
Kata-kata yang kabur makna seperti ABS-SBK, yang dapat membuat orang menafsirkan salah harus dibuang. Setidak-tidaknya untuk menghindari penafsiran - penafsiran yang mengacaukan.

Tapi mungkin, belum akan ada orang Minang yang berani untuk merubah
adagium ABS-SBK itu. ABS-SBK telah terlanjur dikeramatkan, disakralkan, walau
arti, penafsiran dan pelaksanaannya telah mulai dikaburkan.
Persis seperti Pancasila, disaktikan dan disakralkan sebagai dasar negara. Padahal
ABS-SBK hanya sebuah konsensus, bukan hukum.

Kerancuan cara berpikir yang tercermin dari ABS-SBK dapat pula ditemukan dalam segi yang lain, yaitu pada sistim adatnya. Dua sistim adat yang dijalankan secara bersamaan; Kelarasan Koto Piliang (KKP)
dan Kelarasan Bodi Caniago (KBC), telah mengakibatkan timbulnya berbagai kerancuan pengertian dalam bentuknya yang lebih parah.
Penghulu penganut KBC tidak mengakui pernah adanya kerajaan di Minangkabau, walaupun semua buku sejarah di dunia ini mengakui dan membuktikan pernah adanya kerajaan di Minangkabau.

Dalam kaitan ini, mereka berdiri sebagai orang-orang yang anti sejarah. Mereka mengartikan duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi sebagai suatu sistem demokrasi dan tidak harus mengakui kenyataan sejarah tersebut.

(Mereka icak-icak lupa memperbandingan dengan negara Inggris, Belanda, Belgia dan lainnya, yang sampai sekarang masih mengakui raja-rajanya).
Sementara penghulu penganut Kelarasan Koto Piliang (KKP) tetap mengakui dan meyakininya sampai sekarang keberadaan institusi Rajo Tigo Selo, Basa Nan Ampek Balai dan seterusnya.

Kerancuan pengertian demikian ditambah pula dengan berbagai faktor lainnya menyebabkan orang Minang jadi “mendua” dalam bertindak. Menurut kaidah psikologi kemenduaan ini disebut split personality , atau
keperibadian yang terpecah.

Mereka selalu ragu menentukan pilihan. Dan hal itu memang terbukti sampai sekarang. Mereka ragu atau mendua untuk bersikap tegas dalam mencegah masalah kristenisasi di Minangkabau. Padahal gejala itu sangat mencemaskan semua orang Minang dan dapat mengancam keberadaan ABS-SBK, tetapi mereka masih tetap “lihat-lihat” dulu. Mereka lebih memilih “aman” daripada menegakkan syariat Islam atau mempertahankan ABS-SBK yang sejak lama mereka keramatkan.

Akibat berikutnya dari kerancuan itu, mereka tergelincir dari logika. Maksudnya adalah, mereka menginginkan sesuatu tetapi tidak disertai usaha yang jelas dan logis. Seperti misalnya;
(a) Mereka ingin mempertahankan dan melestarikan adat, logikanya adalah; mereka harus mendidik dan mengajarkan serta menerapkan adat itu kepada keluarga, kaum dan seluruh lapisan masyarakatnya. Tapi justru yang mereka perdebatkan adalah masalah kembali ke nagari.

(b) Mereka ingin menjalankan adat secara benar, tetapi yang diperkuat adalah organisasi datuk-datuk, bukan lembaga-lembaga adat di nagari-nagari.

(c) Mereka ingin menjalankan syariat Islam tapi mereka lebih suka mempertahankan ABS-SBK sebagai sebuah adagium, semboyan, daripada bertindak menjalankan syariat Islam. J ika mereka mau menjalankan syariat Islam dengan baik, tidak perlu dikait-kaitkan dengan ABS-SBK. Jalankan saja, buat peraturan baru.
Jangan berdalih dan jangan berkilah macam-macam.
Orang Aceh misalnya, tidak punya adagium ABS-SBK, tapi mereka dapat dan sepakat menjalankan syariat Islam di Aceh.

Oleh karena itu, sebelum tergelincir lebih jauh dari logika, sudah waktunya orang Minang ke luar dari pola pikir lama yang rancu.
Sebagai batu ujinya adalah, mereka harus berani berterus terang untuk mengatakan
bahwa adatnya bersendi Al Quran dan Hadist secara jelas dan gamblang. Tidak perlu lagi memakai bahasa sastra berbunga-bunga yang ambiguitas dan yang telah membuka peluang ditafsirkan untuk bermacam-macam kepentingan.

Persoalannya sekarang adalah, dapatkah sebuah seminar yang berwibawa mampu membuktikan bahwa ABS-SBK bukan sebuah konsensus atau dapatkah mereka mengubah status ABS-SBK dari sebuah konsensus menjadi suatu produk hukum dengan redaksional yang jelas dan gamblang serta sanksi-sanksinya yang dapat diterapkan?

Sekali-sekali orang Minang juga harus jujur pada dirinya. Ketidakmampuan kita tidak perlu ditutup-tutupi dengan petatah-petitih yang kabur makna dan keterampilan bersilat lidah. Kebiasaan seperti itu sudah waktunya ditinggalkan.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui,sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah; 216)
Wallahualam.
*
Januari 2000


Dari: andiko <andi....@gmail.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Sel, 5 Oktober, 2010 17:17:28
Judul: Re: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia

Dr Saafroedin Bahar

unread,
Oct 5, 2010, 11:43:57 AM10/5/10
to Rantau Net, Warni DARWIS, Mochtar NAIM, Drs Farhan Muin DATUK BAGINDO, NURMATIAS, Armen Zulkarnain
Bung Armen, Sanak Andiko, semakin lama semakin asyik bagi kita orang Minang awam utk mengkaji keterkaitan yang cukup ruwet antara ABS SBK - LKAAM - kerajaan Pagaruyung dan budayawan akhir-akhir ini. Begini duduknya perkara.
ABS SBK terdapat baik dalam Anggaran Dasar LKAAM maupun dalam Anggaran Dasar Gebu Minang, sehingga sesungguhnya keduanya 'bersaudara'. Gebu Minang memandang ABS SBK ini sebagai rumusan jati diri Minangkabau, yg bukan saja harus dihormati, tetapi juga perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena belum ada yg merumuskannya secara jernih, Gebu Minang memprakarsai KKM.
Eh, tiba-tiba LKAAM menolak KKM ini, dgn membuat tembusan surat ke Presiden segala. Penolakan ini didukung oleh beberapa tokoh Sumbar, terutama Wisran Hadi- sumando Pagaruyung - dan Darman Munir. Selama ini saya terheran-heran saja melihat 'koalisi' ini, karena belum melihat keterkaitannya. Keheranan saya baru terjawab setelah membaca tulisan Wisran Hadi th 2000 di bawah ini, yg menurunkan derajat ABS SBK sekedar sbg konsensus saja, bukan sebagai jati diri Minangkabau. Jadi kalau beliau menentang KKM bisa dimengerti.Yang mengherankan adalah kenyataan bahwa LKAAM dan Wisran Hadi bisa berkoalisi menentang KKM? Mestinya kan LKAAM mendukung KKM krn sama-sama berdasar ABS SBK ?. Nyatanya tidak, entah mengapa.
Lebih hebat lagi beberapa sanak kita di RN -mungkin dengan niat baik- ingin menghidupkan lagi struktur kerajaan Pagaruyung, yg tentunya akan menyentuh struktur NKRI. (Bisa-bisa membubarkan Provinsi Sumbar!). Jelas bisa bertambah ruwet.
Bgmn posisi KKM dalam hal ini? Dalam Pasal 63 Draft 17 dinyatakan bhw sejarah Pagaruyung dan posisinya skr masih perlu dikaji lagi. Kita tetap perlu fokus pd ABS SBK,nagari, maritim, dan kebencanaan dlm rangka kebangkitan Minangkabau dlm abad ke 21 ini.
Wassalam,

Saafroedin Bahar Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.


From: Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id>
Date: Tue, 5 Oct 2010 19:58:28 +0800 (SGT)
Cc: Saafroedin Bahar<saafroed...@rantaunet.org>; Mochtar Naim<mocht...@yahoo.com>; Armen Zulkarnain<emenes...@yahoo.co.id>
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia

andiko

unread,
Oct 6, 2010, 12:28:54 AM10/6/10
to rant...@googlegroups.com, Warni DARWIS, Mochtar NAIM, Drs Farhan Muin DATUK BAGINDO, NURMATIAS, Armen Zulkarnain
Sesuai jo latar belakang keilmuan ambo, ambo ingin tanggapi diskusi di bawah

Diluar perdebatan soal status ABS-SBK, apakah itu berstatus norma moral atau sebuah produk hukum, mako paralu kito sisir
1. Pandapek prof Hazairin mengenai hubungan antara hukum adat jo hukum agama di tangah-tangah masyarakat dengan membedah sacaro dingin status ABS-SBK saat ini. Jika dalam pendekatan Legal Pluralism, apakah hubungan kerja antara 3 rezim hukum (Agama, Adat, Negara/Positif Nasional) dalam satu masyarakat hukum yang sama di Minangkabau ada pada ruang weak legal pluralism atau strong legal pluralism. Atau bahkan terjadi kontestasi dan negosiasi sepanjang masa antar ketiga rezim hukum tersebut.
2. Paralu kito telusuri mekanisme pembentukan hukum di tangah-tangah masyarakat adat Minangkabau, apakah lembaga suprastruktur atau lembaga politik adat diluar karapatan nagari dapat menetapkan hukum, termasuk juga lembaga-lembaga dan acara-acara intelektual. Ibaraik mambubuik ubi kayu, kalau pegangan di pangka indak pas, mako tapak tangan akan mangalupeh.
3. Apakah efektifitas ABS-SBK bekerja ketika dia diikat dengan peraturan daerah (hukum positif)yang pembentukannya melalui sebuah struktur kekuasaan yang diluar jalur masyarakat adat, walaupun beberapa fungsionaris adat, sekaligus menjadi anggota dari lembaga legislasi itu.

Pemahaman ambo terhadap papernyo pak Wisran itu, baliau ingin manyatokan ado situasi yang beragam di minangkabau dalam memandang ABS-SBK sehingga dibutuhkan penggalian dan pengukuhan dalam bentuk yang lebih mengikat. Ambo setuju untuak mengukur ABS-SBK dalam kacamata ilmu hukum untuak secara jernih mencari solusi penguatannya. Dalam pendekatan Stufentheorienyo Hans Kelsen, sangat kuat dugaan ambo bahwa ABS-SBK adalah sumber dari segala sumber hukum di "negara" Minangkabau, sahinggo dalam posisi itu jangan di tanya sanksi ka ABS-SBK, itu justru merendahkan posisi ABS-SBK sebagai sumber dari segala sumber hukum MInangkabau manjadi ststus undang-undang biaso sajo. Sanksi adonyo di level aturan turunan yang bersumber dari norma ABS-SBK itu (formell gesetz)seperti undang-undang 20 dan sebagainyo. Ibaraiknyo, ABS-SBK adolah konstitusi Minangkabau atau justru lebih tinggi lagi statusnyo dari itu. Sahinggo kutiko ingin mambuek norma ABS-SBK menjadi operasional, jangan norma itu yang dilekati sanksi, tetapi dibuat aturan operasional yang bersumber dari norma ABS-SBK itu agar statusnyo nan demikian tinggi indak turun menjadi aturan yang mudah diubah oleh proses legislasi baik legislasi adat, maupun legislasi formal pamarentah.

Kalau analoginyo pak wisran di bawah, inyo analogikan sebagai pancasila bagi NKRI. Pancasila memang tidak memuat sanksi, karena statusnyo norma dan sumber dari segala sumber hukum NKRI. Tapi kalau ado nan dianggab melanggar Pancasila atau menolak Pancasila, Orde Baru punyo aturan pamungkas untuak pemukul itu, yaitu UU Subversif....he..he..he...Minangkabau baa ?, kalau ado nan melanggar ABS-SBK, apokah paralu mambuek UU Adat Subversif pulo ?


Diskusi nan sangaik menarik kalau kito bedah dalam pendekatan keilmuan.

Salam

Andiko


----- Original Message -----
From: "Dr Saafroedin Bahar" <saaf...@yahoo.com>
To: "Rantau Net" <rant...@googlegroups.com>
Cc: "Warni DARWIS" <gebumin...@gmail.com>, "Mochtar NAIM" <mocht...@yahoo.com>, "Drs Farhan Muin DATUK BAGINDO" <farha...@ymail.com>, "NURMATIAS" <nurma...@yahoo.com>, "Armen Zulkarnain" <emenes...@yahoo.co.id>
Sent: Tuesday, October 5, 2010 10:43:57 PM GMT +07:00 Bangkok, Hanoi, Jakarta
Subject: [R@ntau-Net] ABS SBK - LKAAM - Pagaruyung- Budayawan, dan Posisi KKM.

Bung Armen, Sanak Andiko, semakin lama semakin asyik bagi kita orang Minang awam utk mengkaji keterkaitan yang cukup ruwet antara ABS SBK - LKAAM - kerajaan Pagaruyung dan budayawan akhir-akhir ini. Begini duduknya perkara.
ABS SBK terdapat baik dalam Anggaran Dasar LKAAM maupun dalam Anggaran Dasar Gebu Minang, sehingga sesungguhnya keduanya 'bersaudara'. Gebu Minang memandang ABS SBK ini sebagai rumusan jati diri Minangkabau, yg bukan saja harus dihormati, tetapi juga perlu diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena belum ada yg merumuskannya secara jernih, Gebu Minang memprakarsai KKM.
Eh, tiba-tiba LKAAM menolak KKM ini, dgn membuat tembusan surat ke Presiden segala. Penolakan ini didukung oleh beberapa tokoh Sumbar, terutama Wisran Hadi- sumando Pagaruyung - dan Darman Munir. Selama ini saya terheran-heran saja melihat 'koalisi' ini, karena belum melihat keterkaitannya. Keheranan saya baru terjawab setelah membaca tulisan Wisran Hadi th 2000 di bawah ini, yg menurunkan derajat ABS SBK sekedar sbg konsensus saja, bukan sebagai jati diri Minangkabau. Jadi kalau beliau menentang KKM bisa dimengerti.Yang mengherankan adalah kenyataan bahwa LKAAM dan Wisran Hadi bisa berkoalisi menentang KKM? Mestinya kan LKAAM mendukung KKM krn sama-sama berdasar ABS SBK ?. Nyatanya tidak, entah mengapa.
Lebih hebat lagi beberapa sanak kita di RN -mungkin dengan niat baik- ingin menghidupkan lagi struktur kerajaan Pagaruyung, yg tentunya akan menyentuh struktur NKRI. (Bisa-bisa membubarkan Provinsi Sumbar!). Jelas bisa bertambah ruwet.
Bgmn posisi KKM dalam hal ini? Dalam Pasal 63 Draft 17 dinyatakan bhw sejarah Pagaruyung dan posisinya skr masih perlu dikaji lagi. Kita tetap perlu fokus pd ABS SBK,nagari, maritim, dan kebencanaan dlm rangka kebangkitan Minangkabau dlm abad ke 21 ini.
Wassalam,

Saafroedin Bahar Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.

From: Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id>


wasalam

Begitu juga dengan kata adat basandi syara’. Syara’ berarti hukum . Ketika adagium itu berhenti sampai di situ, maka adat itu dapat saja bersendikan kepada hukum-hukum yang ada, hukum negara dan hukum agama. Dalam beberapa buku tentang pepatah petitih dan adat Minangkabau yang dikarang oleh beberapa penghulu, mereka telah mencoba mencarikan korelasi antara adat Minangkabau dengan Pancasila. Kesimpulannya adalah, bahwa adat Minangkabau itu adalah Pancasila. Mungkin pada masa berikutnya, akan ada pula yang menulis tentang adat Minangkabau sebagai rujukan reformasi di Indonesia.

Arman Bahar

unread,
Oct 6, 2010, 2:12:40 AM10/6/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum ww

Mewacanakan tagaknyo Kesultanan Pagaruyuang memang rancak, namun kok dapek kan timbuanyo dari yang lebih berkompetent bana lah andaknyo, kok kito2 sajo nan sibuk berwacana tantu kok "kancang bana" beko kecek urang, jan sampai sarupo "co kacang di-abuih ciek" lo sangko urang beko, atau jangan2 sang sipangka bana pun alun sampai bana kali2nyo ka-arah itu lai doh

Nan kito takuikkan kan kok ado nan indak mandukuang beko, dek maraso indak dibaok sato baretong mako akibatnyo sado nan alah panek kito bahas "siang ba-abih hari malam ba-abih minyak"

Wacana ko sangat mungkin bisa kito olah ba-samo2 misalnyo sa-kurang2nyo ado dirantaunet ko nan lai bisa dianggap mewakili atau representatif dari badan2 atau lembaga nan ado, entah itu LKAAM, Gebu Minang, Pemda, Warih nan Bajawek, Perguruan Tinggi dll

wasalam
abp58

rony

unread,
Oct 6, 2010, 2:53:09 AM10/6/10
to rant...@googlegroups.com

Wa alaikum salam wr wb, Pak Arman

 

Kalau di ambo, tagaknyo Kesultanan Pagaruyung ko labiah kapado simbolik pemersatu urang Minangkabau sajo nyo, Pak, bukan babaliak ka Feodalisme tu…

Supayo turih2 mancanegara ataupun kito nan domestic nan bakunjung ka kota Budaya (Batusangkak dsk) indak hanyo mangunjungi Istano kosong sajo di Luhak Tanah Data tu… iri lo kito mancaliak keraton2 nan masih tagak sampai kini walaupun masih dlm NKRI….

 

Baa kiro2 tu?

 

Wassalam

mm

 

From: rant...@googlegroups.com [mailto:rant...@googlegroups.com] On Behalf Of Arman Bahar


Sent: Wednesday, October 06, 2010 1:13 PM
To: rant...@googlegroups.com

Subject: Bls: [R@ntau-Net] ABS SBK - LKAAM - Pagaruyung- Budayawan, dan Posisi KKM.

Anzori

unread,
Oct 6, 2010, 3:02:28 AM10/6/10
to rant...@googlegroups.com
Setuju sangek dengan narasi "ambo labih melihat "Nagari" sebagai "grass root" dari tatanan masyarakat adat minangkabau." Apo 6 juta urang Minang  nan lain bapikie nan samo?
 
Zorion_Anas
*55yo
http://minangmaimbau.blogspot.com
http://zorionanas.blogspot.com
anz...@yahoo.com, zor...@gmail.com,
Cel./HP No. :081384611336, 0816857939
Country code +62



From: Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Tue, October 5, 2010 4:35:03 PM
Subject: Bls: Bls: [R@ntau-Net] Feodalism jo Sapacokian di Minangkabau, Antah Bilo ka ba Akhia

Marindo Palar

unread,
Oct 6, 2010, 1:36:47 AM10/6/10
to rant...@googlegroups.com, Warni DARWIS, Mochtar NAIM, Drs Farhan Muin DATUK BAGINDO, NURMATIAS
Assalamu'alaikum Wr.Wb,  Dunsanak dan  Niniak-Mamak, nan ambo hormati......,
 
Paralu kito ketahui, bahwa
Yang menolak KKM bukan hanya Wisran Hadi, dan Darman Munir saja. KKM ini juga ditolak oleh pak Azwar Anas, pak Hasan Basri Durin, pak Gumawan Fauzi, pak Gubernur sekarang (Prof.DR.Irwan Prayitno), dan tokoh2 Minangkabau lainnya.
 
Dan yg lebih menarik, adalah,  kalau saya tidak salah, pak Azwar Anas juga merupakan Pengurus teras dalam organisasi Gebu Minang (Dewan Pembina ?). Pertanyaan yg timbul adalah : Apakah KKM ini prakarsa Gebu Minang sebagai sebuah organisasi, atau prakarsa individu yg ada dalam tubuh Gebu Minang ?. Saya nggak tau, apakah pak Hasan Basri Durin dan Bapak2 yg lainnya, juga pengurus Gebu Minang ?.
 
Selanjutnya, kalau ambo baco tulisan Wisran Hadi yg di lewakan di palanta, ko....., ado beberapa pertanyaan dalam tulisan itu yg memang sampai kini indak bisa dijawek dek urang Minangkabau kini...:
"Namun sampai sekarang, tidak seorangpun ahli sejarah apalagi para penghulu yang dapat menyodorkan manuskrip atau naskah kesepakatan itu kepada kita. Para ahli sejarah maupun para penghulu pun tidak berani menentukan hari, tanggal, bulan dan tahun bila lahirnya kesepakatan itu. Juga mereka tidak dapat menyajikan kepada kita daftar nama-nama para ulama, ninik mamak dan cadiak pandai yang hadir dan menyetujuinya"
 
Ini, barangkali, adalah pertanyaan yg ada dikepala semua orang Minangkabau. Atau ada dunsanak di Rantaunet ini yg bisa menyodorkan, tahun yg valid tentang, kapan lahirnya ABS-SBK...?. Silahkan dilewakan disini, kita akan pegang itu sebagai referensi sejarah ABS-SBK kita..
 
Tapi kalau memang belum ada kepastian, jangan pula ada yg mengklaim thn kelahirannya, seperti yg terdapat pada Draft-17 SC-KKM, seperti yg saya kutip ini :

>Setelah mengalami konflik berkepanjangan yang disusul oleh perang saudara yang dahsyat antara tahun 1803-1821, yang disusul oleh Perang Minangkabau antara tahun 1821- 1838 untuk menghadapi balatentara kolonial Hindia Belanda, pada tahun 1832 Tuanku Imam Bonjol memberikan fatwa

ishlah yang menjadi dasar untuk pengembangan Ajaran Adat Basandi Syarak,Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato Adat Mamakai (ABS SBK) – yang kemudian dilengkapi dengan ‘Alam Takambang Jadi Guru -- sebagai nilai dasar dalam menata masyarakat Minangkabau. Fatwa Tuanku Imam Bonjol ini kemudian dikukuhkan dalam Sumpah Satie Bukit Marapalam pada tahun 1837 di Bukit Pato, Lintau, dekat Batu Sangkar.<
Apakah ada yg bisa membuktikan ABS-SBK berdasarkan fatwa TIB dan di bai'ahkan thn 1837...??.  Masalah ini penting dipertanyakan, kalau kita tidak ingin disebut sebagai pemalsu sejarah. Draft SC-KKM tersebut, akan di jadikan keputusan Kongres (karena saya lihat sudah disiapkan No ketetapannya oleh SC-KKM).
Dan kalau memang ABS-SBK itu berdasarkan fatwa TIB, kita akan lebih bangga lagi mempunyai seorang Pejuang Nasional dan sekaligus peletak dasar falsafah kehidupan urang Minangkabau.
 
Selanjutnya, ada yg menarik dilontarkan oleh Wisran Hadi , dalam tulisan tersebut:  
> Jika orang Minang mau berpikir logis, bahwa Islam yang dianutnya adalah satu-satunya pedoman hidup dunia akhirat, maka konsekuensinya mereka harus merubah ABS-SBK menjadi jelas dan tuntas; Adat Basandi Al Quran dan Hadist atau Adat Minangkabau itu adalah Al Quran dan Hadist.<
 
Ini juga menarik untuk direnungkan. Ketika melontarkan ide Daerah Istimewa Minangkabau, saya kemukakan, bahwa penerapan ABS-SBK ujung-ujungnya adalah menegakkan dan menjalankan syariat Islam secara kaffah. Artinya, betul kata pak Wisran Hadi, kita orang Minangkabau harus berani menyatakan kepada seluruh dunia : Adat Minangkabau Basandi Syariat Islam dan Al-Qur'an.  , dan ini harus menjadi produk hukum. Artinya harus ada dalam UU di NKRI ini yang menyatakan bahwa, Daerah Propinsi SUmatera Barat, adalah daerah istimewa dengan menjalankan hukum syariah Islam. 
Saya jadi heran, kenapa dengan mengajukan usul seperti itu ada mamak-mamak saya, di palanta ini, yg ketakutan di cap jadi pemberontak....??
 
Untuk bisa sampai kesana, Minangkabau, at least, Sumatera Barat harus menjadi Daerah Istimewa Minangkabau, seperti yg saya lontarkan, kita bisa dgn leluasa mengatur dengan produk hukum mengenai penerapan Syariah Islam (atau kita lihat celah yg memungkinkan dari UU Otonomi Daerah...?, terserahlah itu...).  Kalau hanya berupa produk Kongres atau Lokakarya, kekuatan hukumnya , menurut saya, tidak ada. Dan, Dubalang-Dubalang, yg akan menjadi salah satu produk Kongres ini, tidak punya payung hukum untuk menangkap orang yg tidak menjalankan Syari'at Islam dan perintah Al-Qur'an. Ini malah akan membawa kekacauan sosial nantinya di Nagari-Nagari, sementara Pantia yg menyelenggarakan Kongres nya, sudah balik ke Rantau.....
 
Salam,
Marindo Palar
50th - Suku:Tanjuang - Kampuang :Kuraitaji-Piaman


--- Pada Sel, 5/10/10, Dr Saafroedin Bahar <saaf...@yahoo.com> menulis:

Dari: Dr Saafroedin Bahar <saaf...@yahoo.com>
Judul: [R@ntau-Net] ABS SBK - LKAAM - Pagaruyung- Budayawan, dan Posisi KKM.
Kepada: "Rantau Net" <rant...@googlegroups.com>
Cc: "Warni DARWIS" <gebumin...@gmail.com>, "Mochtar NAIM" <mocht...@yahoo.com>, "Drs Farhan Muin DATUK BAGINDO" <farha...@ymail.com>, "NURMATIAS" <nurma...@yahoo.com>, "Armen Zulkarnain" <emenes...@yahoo.co.id>

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Oct 6, 2010, 1:28:48 AM10/6/10
to rant...@googlegroups.com

Tarimo kasih, Sanak Andiko.

KKM jaleh indak mambuek hukum, karano KKM bukan institusi. Sasuai jo Kerangka Acuan, peran KKM adalah sebagai forum musyawarah untuk manyamokan visi kito dalam membangun maso datang Minangkabau, berdasar norma-norma ABS SBK, nan salamo ko kito anggap dan kito perlakukan sebagai jati-diri dan atau indentitas kultural Minangkabau. 

Ambo setuju bilo ABS SBK ko digalii labiah dalam sacaro ilmiah Stufenbau theorie Hans Kelsen tantu dapek kito pakai sabagai salah satu rujukan.. Rasonyo Sanak Andiko batua wakatu mangatokan ABS SBK adolah 'sumber dari sagalo sumber hukum" bagi Minangkabau, walau tantu batua juo kalau kito sabuik ABS SBK sebagai sumber norma moral Minangkabau. 

Akan labiah rancak lai kalau salamo ko alah ado kajian ilmiah tasabuik.  Dek karano alun ado, sadangkan kito mamaralukan pegangan nan labiah jaleh tentang ABS SBK ko, Gebu Minang maambiak prakarsa untuak mampelajari cukuik banyak becaan tentang ABS SBK ko, dan malaporkannyo ka masyarakat Minangkabau sajak bulan Februari 2010 untuak disamparonokan. Sampai kini juo masih tabukak untuak dipeloki.

Manganai makalah Wisran Hadi, ambo masih bapikia-pikia apo nan dimukasuik baliau dalam bagian akhir dari tulisan baliau tu: setuju atau indak setuju jo ABS SBK ?.

 
Wassalam,
Saafroedin Bahar Soetan Madjolelo,
(Laki-laki, Tanjung, masuk 74 th, Jakarta) 
Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.




From: andiko <andi....@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Cc: Warni DARWIS <gebumin...@gmail.com>; Mochtar NAIM <mocht...@yahoo.com>; Drs Farhan Muin DATUK BAGINDO <farha...@ymail.com>; NURMATIAS <nurma...@yahoo.com>; Armen Zulkarnain <emenes...@yahoo.co.id>
Sent: Wed, October 6, 2010 11:28:54 AM
Subject: Re: [R@ntau-Net] ABS SBK - LKAAM - Pagaruyung- Budayawan, dan Posisi KKM.

Arman Bahar

unread,
Oct 6, 2010, 3:48:28 AM10/6/10
to rant...@googlegroups.com
Assalamualaikum ww

Haa,.. kok itu lai suai ambo tu, kok ka simbolik, kok apo bagai lah istilahnyo, go ahead pls

Kok indak salah ko eh, salah seorang warih Pagaruyuang lai ado di rantaunet ko, mudah2an beliau ko lai mambaco, mujua kok lai baliau marespon, tapi bia lah, harapan ambo mudah2an suwaktu peresmian Istano Basa Pagaruyuang nan baru direhab bisuak ko, bisa sekalian diumumkan "Tagaknyo Kembali Kesultanan Pagaruyuang" ko, insya Allah
wasalam
abp58


Dari: rony <ro...@pthidroflex.com>
Kepada: rant...@googlegroups.com
Terkirim: Rab, 6 Oktober, 2010 13:53:09
Judul: RE: [R@ntau-Net] ABS SBK - LKAAM - Pagaruyung- Budayawan, dan Posisi KKM.

Dr.Saafroedin BAHAR

unread,
Oct 6, 2010, 4:23:35 AM10/6/10
to rant...@googlegroups.com, gebuminang pusat

Waalaikumsalam ww. Sanak Marindo, sekedar tambahan masukan, tanggal 12 Oktober yad , dari jam 10.00-12.00 akan ada Pra Kongres Kebudayaan Minangkabau, bertempat di Auditorium Kantor Gebernur Sumbar di Padang.

Akan hadir dari Pituo Minang: bp Ir Azwar Anas Dt Rajo Suleman. Acara antara lain: Pengarahan dari Gubernur Sumatera Barat, Prof Dr. Irwan Prayitno.

Undangan segera dikirim kepada para peserta.


Semoga bermanfaat.

 
Wassalam,
Saafroedin Bahar Soetan Madjolelo
(Laki-laki, Tanjung, masuk 74 th, Jakarta) 
Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.




From: Marindo Palar <emerd...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Cc: Warni DARWIS <gebumin...@gmail.com>; Mochtar NAIM <mocht...@yahoo.com>; Drs Farhan Muin DATUK BAGINDO <farha...@ymail.com>; NURMATIAS <nurma...@yahoo.com>
Sent: Wed, October 6, 2010 12:36:47 PM
Subject: Bls: [R@ntau-Net] ABS SBK - LKAAM - Pagaruyung- Budayawan, dan Posisi KKM.
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages