Peresmian ‘Jalan Pahlawan Bagindo Dahlan Abdullah’ di Pariaman

152 views
Skip to first unread message

Nofend St. Mudo

unread,
Aug 21, 2014, 9:49:54 PM8/21/14
to RN - Palanta RantauNet
Sampai batamu di Jkt jo, kalau lai singgah ka JKT, kok kapadang se, Katua Miko hari2 e banyak di Padang kini :)




(18 Views) August 22, 2014 7:18 am | Published by sgl17 | No comment

SURYADI — (Leiden University, Belanda) — Tanggal 25 Agustus 2014 Pemerintah Kota Pariaman membuat alek gandang untuk meresmikan nama baru sebuah jalan di kota itu, yaitu Jalan Pahlawan Bagindo Dahlan Abdullah. Acara itu diramaikan dengan seminar setengah hari tentang Bagindo Dahlan Abdullah (dalam catatan-catatan colonial namanya dieja ‘Baginda Dahlan Abdullah’), tokoh nasional asal Pariaman yang namanya diabadikan untuk nama jalan tersebut.

Suryadi dari Universitas Leiden akan menapaktilasi sejarah hidup Bagindo Dahlan Abdullah (1895-1950) dan Prof. Gusti Asnan dari Universitas Andalas akan memaparkan konteks sejarah Pariaman sebagai salah satu entrepot yang maju dalam era perdagangan pantai di abad ke-19 untuk memberikan latar historis kehidupan masa kecil Bagindo Dahlan Abdullah.

Setelah itu, beberapa wakil dari keturunan Bagindo Dahlan Abdullah akan menyampaikan kesan-kesandan kata kenangan tentang ayah/kakek mereka. Seusai seminar, akan dilakukan pembukaan selubung nama jalan baru tersebut, dilanjutkan dengan acara ramah-tamah dan hiburan.

Dalam rangka alek gadang itu pula, padaMinggu 24 Agustus, Yayasan H. Bgd Dahlan Abdullah & Hj. Siti Akmar akan menyerahkan sumbangan tahunan untuk 100 murid SD di Pariaman dan Sungai Limau dan memberi beasiswa untuk 30 murid SMP/SLA. Acara itu akan dihadiri oleh Walikota Pariaman Drs. H. Mukhlis Rahman, MM, Wakil Walikota Pariaman Dr. Genius Umar, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pariaman, Drs. Kanderi, MM.

Mungkin banyak orang Minang dan orang Pariaman sendiri yang tidak mengenal nama Bagindo Dahlan Abdullah. Untuk itu, masih dalam rangka alekgadang tersebut, pada 22 Agustus jam 09:30–10:30 Radio Dhara FM Pariaman menyiarkan secara langsung riwayat hidup Bagindo Dahlan Abdullah, diikuti dengan quiz berhadiah yang dapat diikuti oleh para pendengar acara tersebut.

Dahlan Abdullah adalah salah seorang putra Pariaman yang telah memberi kontribusi cukup besar dalam gerakan nasionalisme Indonesia di akhir zaman kolonial dan menjadi politisi yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mempertahankannya ketika dalam usianya yang masih bayisudah dirongrong lagi oleh Belanda dengan agresi militer yang mereka lakukan tahun 1947-1949.

Dahlan Abdullah lahir pada tanggal 15 Juni 1895 di Pasia Pariaman dari pasangan Haji Abdullah, seorang kadi di Pariaman, dan istrinya yang akrab di panggil ‘Uniang’. Mula-mula ia belajar di Sekolah Melayu (Inlandsche School) di Pariaman dan, sebagaimana anak Minangkabau lainnya, juga diserahkan oleh orang tuanya mengaji ke surau. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Guru (Kweekschool) di Fort de Kock (Bukittinggi). Dahlan seangkatan dengan Tan Malaka yang juga bersekolah di sana. Studi dahlan di Kweekschool Fort de Kock diselesaikannya tahun 1913.
“Lantaran keentjeran otaknya”, demikian tulis harian Merdeka edisi 15 Mei 1950, “maka setamatnja dari sekolah ini, ia [Dahlan] beserta Tan Malaka dan seorang temannja jang lain mendapat kesempatan untuk melandjutkan peladjarannya ke negeri Belanda dan masuk pada ‘Kweekschool voor onderwijzer’ di Den Haag sampai tammat tahun 1915.” Bersamaan dengan itu (atau mungkin dalam rombongan lain) dikirim pula ke Belanda dua orang putra Pariaman yang termasuk jalan mamak oleh Dahlan Abdullah, yaitu Djamaludin Rasad dan Zainudin Rasad.
“Kemudian ia [Dahlan] menjambung pengetahuannja untuk mempeladjari ‘Maleische Land en Volkenkunde’ pada Universiteit Leiden hingga tammat pula. Lalu ia mempeladjari ilmu bahasa2 Timur sambil membantu Prof. Van Ronkel [menjadi native speaker, ‘penutur asli’ dalam pengajaran bahasa Melayu di Universitas Leiden], tetapi peladjarannja ini tak pernah ditamatkannja.

Sebabnja ialah, sebagaimana djuga kebanjakan mahasiswa Indonesia dimasa itu lantaran ketularan semangat pergerakan nasional. Ia lebih mentjurahkan fikiran dan tenaganja untuk perdjuangan ‘Perhimpoenan Indonesia’ [berdiri 1908 dengan nama awal DeIndisheVereeninging, ‘Perhimpunan Hindia’] jg. diketuainja beberapa waktu lamanja [Dahlan menggatikan Loekman Djajadinigrat menjadi ketua ‘Perhimpoenan Hindia’ pada akhir 1917]. Teman seperdjuangannja diantaranja ialah Ir. Soerachman [Presiden Balai Perguruan Tinggi tahun 1950-an], Prof. Surjomihardjo dan banjak lagi lain2 jang termasuk golongan radikal.”

Sampai akhir hayatnya, Dahlan Abdullah mengabdi kepada Republik Indonesia yang waktu itu masih berusia muda. Oleh sebab itu, pengabadian nama Bagindo Dahlan Abdullah untuk nama sebuah jalan di Pariaman ibarat mengembalikan sirih ke gagangnya, mengembalikan pinang ke tampuknya, memulangkan kembali seorang putra Pariaman diaspora ke kampung halamannya. Baik Dahlan Abdullah sendiri maupun para keturunannya yang masih hidup sampai sekarang kebanyakan tinggal di rantau (dalam dan, luar negeri. Di antara keturunannya yang masih hidup antara lain adalah anak-anaknya Malik Abdullah, Gandasari Abdullah (Amerika), Jamaludin Abdullah, dan cucunya ‘Ajo’ Iqbal Alan Abdullah, mantan anggota DPR pusat. Namun demikian, mereka tetap peduli kepada kampung halaman mereka (Pariaman), terbukti dengan aktifitas Yayasan H. Bgd Dahlan Abdullah & Hj. Siti Akmar [yang terakhir ini adalah nama istri beliau] yang didirikan di Pariaman tahun 2007 yang setiap tahun memberikan bantuan kepada pelajar dan masyarakat di Pariaman dan Sungai Limau.

Peresmian nama Jalan Pahlawan Bagindo Dahlan Abdullah adalah wujud penghargaan masyarakat dan Pemerintah Kota Pariaman terhadap seorang putra terbaik Pariaman. Sebagai bangsa yang besar, sudah sepantasnya kita menghargai jasa dari para Pahlawan yang sudah mengorbankan jiwa dan raga untuk merebut kemerdekaan dari tangan para penjajah. Dua tulisan berikutnya di harian ini, penyambung tulisan ini, akan memaparkan lebih jauh lanjut sejarah hidup dan perjuangan Bagindo Dahlan Abdullah untuk Republik Indonesia. (*)

http://hariansinggalang.co.id/peresmian-jalan-pahlawan-bagindo-dahlan-abdullah-di-pariaman/--

----

Tentang Bagindo dahlan di Blog Ajo Suryadi:

Minang Saisuak #156 - Nasionalis asal Pariaman: H Bgd. Dahlan Abdullah http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1182

H. Bagindo Dahlan Abdullah Disepakati Untuk Diusulkan Jadi Pahlawan http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/1247

H. Bgd. Dahlan Abdullah: Nasionalisme seorang Putra Pariaman (Bag. #1-#5)

Muchwardi Muchtar

unread,
Aug 21, 2014, 10:28:32 PM8/21/14
to rant...@googlegroups.com
Good.
Thoyib.
Rancak bana...........!!!
mm***
NB : "BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG MENGHARGAI JASA-JASA PAHLAWANNYA " (BK)

---------- Pesan terusan ----------
Dari: Nofend St. Mudo <nof...@rantaunet.org>
Tanggal: 22 Agustus 2014 08.49
Subjek: [R@ntau-Net] Peresmian 'Jalan Pahlawan Bagindo Dahlan Abdullah' di Pariaman
Kepada: RN - Palanta RantauNet <rant...@googlegroups.com>
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+...@googlegroups.com.
Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Nofend St. Mudo

unread,
Aug 25, 2014, 12:18:09 AM8/25/14
to RN - Palanta RantauNet
PERNAH SEKELAS DENGAN TAN MALAKA : Dahlan Abdullah Pantas Jadi Pahlawan Nasional

(126 Views) August 25, 2014 9:42 am | Published by Admin | No comment

Padang, Singgalang Mungkin, belum banyak yang mengenal nama H. Bagindo Dahlan Abdullah. Ia urang awak asli Pariaman. Tokoh besar Indonesia yang harum namanya hingga ke luar negeri. Ia senior Bung Hatta, seangkatan dengan Tan Malaka. Ikut pula memperjuangkan kemerdekaan. Saat ini, dia sedang diajukan sebagai pahlawan Indonesia.

Dahlan Abdullah menyumbangkan banyak jerih payah untuk tanah air. Aktif dalam banyak organisasi perjuangan kemerdekaan. Pernah menjadi walikota, burgermeester Jakarta (waktu itu masih kota bernama Hindia Belanda) hingga menjadi duta besar di Irak. Ia juga salah seorang pendiri Universitas Indonesia dan Universitas Islam Indonesia.
Sungguh nama Dahlan Abdullah sudah sejak lama harum di luar negeri. Makamnya di Irak dimuliakan. Pusaranya terletak di komplek pemakaman Syekh Abdul Kadir Jailani.

Lalu, mengapa nama Dahlan hilang berpuluh tahun lamanya di negeri sendiri? Bahkan setelah 69 tahun Indonesia merdeka? Pun juga di tanah kelahirannya? Tak perlu dicari kemana jawabnya.

Sekarang, keluarganya bersama peneliti Suryadi di Universitas Leiden, sedang memperjuangkan Dahlan Abdullah masuk sebagai jajaran pahlawan yang pantas dikenang dalam sejarah Indonesia. Pemerintah Kota Pariaman pun ikut dalam barisan terdepan memperjuangkannya.

Senin (25/8) ini, Pemerintah Kota Pariaman akan meresmikan namanya sebagai salah satu nama ruas jalan di kota itu. Pemerintah setempat pun sudah beberapa kali menggelar seminar tentangnya demi memperkenalkannya pada generasi sekarang. Sebelum peresmian ruas jalan pun akan digelar seminar serupa.

Lalu, agaknya benar pulalah istilah buah tak jatuh dari pohonnya. Jika di masa lalu Abdullah Dahlan gemilang untuk perjuangan kemerdekaan Indonesia, saat ini, cucunya ikut pula mengisi kemerdekaan Indonesia.
Adalah Iqbal Alan Abdullah, cucu tertua Dahlan Abdullah yang saat ini menjadi wakil rakyat di Komisi V DPR-RI dari Partai Hanura. Sang cucu pulalah yang sekarang giat memperjuangkan agar jasa sang kakek tak tenggelam dan terlupa begitu saja.

Iqbal mengatakan, ia kaget mengetahui di Unversitas Leiden Belanda banyak dokumentasi data tentang perjuangan kakeknya. Mulai dari keaktifannya berangan sejak menjadi pelajar di negara itu, hingga perjalanan hajinya. Semuanya ada dokumentasi di sana.

Iqbal kepada Singgalang, Minggu (24/8), mengatakan, saat ini sebagai cucu, ia bersama pihak keluarga, terutama anak-anak Dahlan Abdullah, Malik Abdullah, Gandasari Abdullah dan Jamalludin Abdullah, terus menelusuri perjuangan Dahlan. Nanti, bersama Suryadi, buku tentang Dahlan Abdullah pun akan diterbitkan.

Iqbal merasa kakeknya perlu masuk dalam dokumentasi sejarah Indonesia sebagai pahlawan demi generasi mendatang, terutama urang Piaman. Ia menilai, sejarah bisa membuat bangsa menjadi percaya diri dan besar. Urang Piaman perlu tahu, ada tokoh besar yang terlahir di tanah itu, sehingga mereka termotivasi untuk maju.

Sekilas Hidup Dahlan
Dahlan Abdullah lahir di Pasia, Pariaman, 15 Juni 1895. Setelah tamat di sekolah rendah, Dahlan melanjutkan pendidikannya ke sekolah Raja (Kweekschool) di Fort de Kock (sekarang: Bukittinggi). Di sekolah ini ia duduk sekelas dengan Tan Malaka.

Iqbal mengatakan, sekolah Raja ini merupakan sekolah ala Eropa yang sangat bergengsi pada waktu itu dan hanya bisa dimasuki sedikit golongan elit Minangkabau.
“Saya heran, kenapa Kakek (Dahlan Abdullah—red) bisa masuk sekolah itu karena keluarga saat itu bukan dari golongan elit Minangkabau,” ujarnya.

Karena keenceran otaknya, selepas dari Sekolah Raja, Dahlan melanjutkan sekolah ke negeri Belanda bersama Tan Malaka. Sekolahnya ke Belanda juga bersamaan dengan Djamaludin Rasad dan Zainuddin Rasad. Bertiga mereka akhirnya tercatat sebagai putra Pariaman pertama yang melanjutkan pendidikan ke Eropa (Negeri Belanda).
Di negeri Belanda ia bergabung dengan Perhimpunan Hindia untuk ikut serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sekembali ke Tanah Air, dia lalu bergabung dengan Partai Indonesia Raya (Parindra).

Ia sempat menjadi Dewan Kota Batavia, anggota Badan Pekerja Harian kota Batavia. Lalu pada masa penjajahan jepang, sempat diangkat menjadi Tokubetu Huku Sityoo atau Walikota Khusus Walikota Jakarta dan menjadi walikota (burgesmeester) Jakarta. Dalam masa perjuangan itu, dia sempat pula ditangkap dan dipenjara oleh Belanda. (403)

http://hariansinggalang.co.id/pernah-sekelas-dengan-tan-malaka-dahlan-abdullah-pantas-jadi-pahlawan-nasional/


--

ajo duta

unread,
Aug 25, 2014, 9:56:17 AM8/25/14
to rant...@googlegroups.com
Anak almarhum Malik Abdullah ado dimilisko. Cuma indak aktif. Beliau Ketua MinangUSA Foundation. Salamaik untuk Ajo Malik atas pengakuan pemerintah ko.

Wassalaamu'alaikum WW

Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------


--

Nofend St. Mudo

unread,
Aug 26, 2014, 12:44:18 AM8/26/14
to RN - Palanta RantauNet
Bagindo Dahlan Abdullah, Jadi Nama Jalan di Pariaman
August 26, 2014 7:43 am | Published by sgl17 | No comment

Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman mengusulkan kepada DPRD nama tokoh pergerakan kemerdekaan RI almarhum H. Bagindo Dahlan Abdullah untuk dijadikan nama salah satu ruas jalan di ‘kota tabuik’ tersebut. Pemerintah daerah juga turut mendukung putra Pariaman tersebut dijadikan pahlawan nasional.

Senin (25/8), usai kegiatan seminar dan sarasehan bertemakan ‘Sejarah Pariaman dan Kepahlawanan Bagindo Abdullah’ dilakukan peluncuran plang nama jalan H. Bagindo Dahlan Abdullah oleh Walikota H. Mukhlis Rahman disaksikan segenap keluarga besar Dahlan Abdullah.

Mukhlis Rahman mengatakan, nama besar tokoh sekaliber H. Bagindo Dahlan Abdullah sangat patut diabadikan sebagai nama salah satu ruas jalan di Pariaman. Ini sebagai bentuk penghargaan pemerintah daerah dan masyarakat Pariaman kepada putra daerah yang telah turut membawa harum nama Pariaman.

Dikatakan, mengabadikan nama seorang tokoh jadi nama jalan, prosesnya melibatkan eksekutif dan legislatif. Nama jalan ditetap melalui peraturan daerah (perda). Pemko Pariaman sendiri secepatnya akan menyusun rancangan perda untuk nama jalan Bagindo Dahlan Abdulah dan mengajukannya ke DPRD.

Selain mendukung menjadikan nama jalan, pemerintah daerah dan masyarakat Pariaman baik yang di kampung dan yang di perantauan saat seminar juga sepakat mendukung rencana besar mengusulkan nama H. Bagindo Dahlan Abdullah untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional kepada pemerintah pusat.

Prosesi menjadikan nama Bagindo Dahlan Abdullah putra Pasia Pariaman tersebut meraih gelar pahlawan nasional terus dilakukan bekerja sama dengan keluarga besar dan para ahli sejarah, salah satunya Suryadi Sunuri putra Pariaman yang merupakan staf pengajar di Universitas Leiden, Belanda.

Pariaman punya banyak nama tokoh pergerakan nasional. Antara lain, H. Bagindo Dahlan Abdullah, H. Sutan Mohd Rasjid, Zairin Zein, Bagindo Aziz Chan dan sederet nama besar lainnya. Kiprah putra-putra terbaik Pariaman tersebut sangat besar pada zaman pergerakan dan kemerdekaan RI.

Disebutkan, beberapa nama sudah meraih gelar pahlawan nasional. Dan beberapa nama telah dijadikan nama jalan di Pariaman. Terakhir nama St. Mohd Rasjid yang diabadikan menjadi nama jalan dan perpustakaan di Pariaman. Ke depan, akan diupayakan nama-nama tokoh lain.

Nama St. Mohd Rasjid sendiri dijadikan nama jalan di dua lokasi. Pertama jalan dari Duku ke BIM dan jalan dari batas kota Pariaman Sampan sampai ke Simpang Jaguang, Kecamatan Pariaman Selatan. Nama St. Mohd Rasjid juga diabadikan menjadi nama perpustakaan di Pantai Gandoriah.

Pendidikan

Sementara, putri keempat H. Bagindo Dahlan Abdullah, Ny. Gandasari Abdullah yang merupakan guru besar ilmu politik dan ilmu sejarah Amerika di Golden West College California mengisahkan, almarhum ayahnya merupakan sosok yang teguh dalam perjuangan, sekaligus sosok yang cinta pendidikan.

Banyak keteladanan yang diberikan almarhum ayahanda tercinta kepada anak-anak maupun kepada generasi muda di zamannya. Salah satunya arti penting pendidikan. Karena untuk merubah bangsa dan negara ini, salah satunya melalui pendidikan.

Selaku pemimpin, almarhum ayahnya Bagindo Dahlan Abdullah merupakan sosok yang pemimpin sederhana, dermawan, berjiwa sosial kemasyarakatan. Ayahnya banyak terlibat dalam berbagai organsasi, khususnya organisasi pergerakan menuju Indonesia merdeka, saat ayahnya masih menempuh pendidikan di Belanda.

Meski tak menyelesaikan pendidikan di Universita Leiden Belanda, namun ayahnya Bagindo Dahlan Abdullah tak lantas berhenti di dunia pendidikan. Setelah kembali ke tanah air karena panggilan hati untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia, ayahnya tetap belajar dan mengajar di banyak lembaga pendidikan.
Siapa Bagindo Dahlan Abdulah?

Dahlan Abdullah lahir di Pasia, Pariaman, 15 Juni 1895. Setelah tamat di sekolah rendah, Dahlan melanjutkan pendidikannya ke sekolah Raja (Kweekschool) di Fort de Kock (sekarang: Bukittinggi). Di sekolah ini ia duduk sekelas dengan Tan Malaka.

Sekolah Raja merupakan sekolah ala Eropa yang sangat bergengsi pada waktu itu dan hanya bisa dimasuki sedikit golongan elit Minangkabau. Dahlan Abdullah yang berasal dari keluarga sederhana di Pariaman bisa masuk ke sekolah elit zaman belanda itu karena kepintarannya. Otaknya jenius.

Selepas dari Sekolah Raja, Dahlan melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda tepatnya di Universitas Leiden. Di Lediden Dahlan Abdullah seangkatan dengan Tan Malaka dan lebih dulu dari Bung Hatta. Dahlan seangkatan dengan Djamaludin Rasad dan Zainuddin Rasad.

Dua nama terakhir merupakan putra Pariaman. Dahlan, Djamaludin Rasad dan Zainudin Rasad tercatat sebagai putra Pariaman pertama mengenyam pendidikan di Eropa, tepatnya di negeri kincir angin Belanda. Bahkan, Dahlan Abdullah tercatat sebagai asisten dosen pertama dari Indonesia di Universitas Leiden.

Selain menempuh pendidikan, di Belanda Dahlan Abdullah terlibat berbagai organisasi pemuda pelajar dan pergerakan asal Indonesia. Dahlan bergabung dengan Perhimpunan Hindia. Tujuan organisasi ini bagaimana berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Sekembali ke Tanah Air, Dahlan Abdullah kembali aktif di berbagai organisasi pergerakan bahkan Dahlan bergabung ke ranah politik bersama Partai Indonesia Raya (Parindra). Selain di politik, Dahlan juga aktif mengajar, aktif di organisasi keagamaan dan organisasi sosial ke masyarakat.

Zaman penjajahan Belanda, Dahlan sempat dipercaya sebagai Dewan Kota Batavia, anggota Badan Pekerja Kota Batavia. Pada zaman penjajahan Jepang, Dahlan Abdullah sempat diangkat sebagai Tokubetu Huku Sityoo atau Walikota Khusus Jakarta dan kemudian menjadi Burgesmeester atau Walikota Jakarta.

Pada zaman pasca kemerdekaan, Dahlan Abdullah pernah mengenyam dinginnya dinding penjara Struiswijk Batavia. Dahlan ditangkap tentara NICA yang diboncengi Belanda karena tak mau kooperatif dengan Belanda. Saat itu Dahlan ditawari bekerja untuk Belanda, namun ditolak mentah-mentah, Belanda marah.

Pada 1949, setelah penyerahan kedaulatan RI, Dahlan diangkat menjadi anggota panitia penyerahan kekuasaan dari Belanda ke pemerintahan republik Indonesia Serikat (RIS). Pada tahun 1950, Dahlan diangkat oleh Presiden Soekarno sebagai duta besar (Dubes) RIS untuk Irak, Syria dan Trans Jordania.

Dahlan dilantik sebagau Dubes RI pertama di negeri Timur Tengah di Istana Merdeka pada 27 Februari 1950. Tuhan berkehendak lain, Dahlan hanya tiga bulan menjalankan tugas negara sebagai Dubes. Pada 12 Mei 1950 Dahlan menghembuskan nafas terakhir di Kota Bagdad, Irak karena serangan jantung.

Atas permintaan H. Agus Salim, jenazah Dahlan Abdullah kemudian dimakamkan di komplek pemakaman Syeck Abdul Kadir Jailani di Irak.
(301)


http://hariansinggalang.co.id/bagindo-dahlan-abdullah-jadi-nama-jalan-di-pariaman/


Pada 25 Agustus 2014 20.56, ajo duta <ajo...@gmail.com> menulis:

Anak almarhum Malik Abdullah ado dimilisko. Cuma indak aktif. Beliau Ketua MinangUSA Foundation. Salamaik untuk Ajo Malik atas pengakuan pemerintah ko.

Wassalaamu'alaikum WW

Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo
Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli -
Jakarta - Sterling, Virginia USA
------------------------------------------------------------

Haswin Darwis

unread,
Aug 26, 2014, 1:24:57 AM8/26/14
to RantauNet
Salam kapado Pemda Pariaman dan RN

Alhamdulillah atas insiatif pemda Pariaman menberikan penghormatan kepada salah satu Pahlawan Nasional meng abadikan jasa beliau kepada sebuah nama jalan yaitu Bagindo Dahlan Abdullah

Kami Keluarga Besar Persatuan Ikatan Kebajikan Masyarakat Minangkabau Kuala Lumpur Malaysia(PIKMM) mengucapkan salam Tahniah dan Salam sukses untuk semua yang terlibat untuk menjayakan Program besar ini

Amin YRA

Haswin Darwis
Pendiri dan Humas PIKMM
Kuala Malaysia


--
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages