RUMAH MAKAN URANG LINTAU

84 views
Skip to first unread message

jupar...@yahoo.com

unread,
Dec 21, 2009, 10:15:54 AM12/21/09
to rant...@googlegroups.com
Dinda Andiko dan dunsanak palanta RN

Sebelum saya tulis lagi "Dendang Kuliner Andiko Sutan Mancayo" part 2, saya posting lagi tulisan tentang rumah makan tsb yang dulu sudah dilewakan di palanta, mungkin ada dunsanak yang belum bergabung di milist ini bisa membacanya lagi

Andiko, mungkin karna kita makan di hari minggu maka menunya nggak terlalu banyak dengan berbagai variasi seperti jika kita makan di hari2 kerja yang memang sangat ramai pengunjung makan siang, ada beberapa masakan khas disini dan samba2 buruak yang tidak ada pada waktu kita makan seperti yang saya tulis ini

Nah dinda Andiko bisa buktikan "yang enak itu akan dikejar orang juga" ini dibuktikan 2 mobil mentereng nongkrong didepan lapau ini (orang cina kalo nggak salah) satu mobil Honda CRV terbaru satu lagi sedan Toyota Vios mereka duduk makan didepan kita

Jika komplit menu disini dihidangkan ketika kita makan, wahh saya pikir Andiko akan. Berdendang lebih asyik lagi tentang sebuah pusaka kuliner ranah minang

Selamat membaca Andiko, bisa diungkapkan lagi dari segi "Antropologi Kuliner" dengan segala bumbu, cara memasak, tradisi, cerita dan rahasia dibalik masakan ranah minang kita tercinta ini...

Salam-Jepe
****

RUMAH MAKAN URANG LINTAU

Oleh : Jepe

Jika anda ingin menikmati masakan minang dengan cita rasa tradisional yang kental dengan mengabaikan "faktor gengsi dan kenyamanan" salah satu rumah makan di Kota Pekanbaru layak untuk dikunjungi.

Gengsi, Rumah makan ini hanya sebuah emperan yang sangat sederhana struktur bangunannya didominasi oleh papan asal jadi dengan atap seng

Kenyamanan, Ini menyangkut suhu udara disaat kita makan siang disana, gerah memang, bahkan sebuah kipas angin yang tergantung di plafon rumah makan ini tidak sanggup sedikit meredam suhu udara kota Pekanbaru ditengah hari yang panas.

Gengsi dan Kenyamanan tersebut hanya bisa diredam saat anda menikmati aneka menu yang mengundang selera dan enaknya "tak tertahankan"

Seandainya "faktor gengsi dan nyaman" ini sulit anda abaikan dalam menikmati cita rasa masakan berselera, solusinya yaitu dengan membeli beberapa potong menu atau nasi bungkus untuk dibawa dan dinikmati di rumah bersama keluarga.

Rumah Makan tanpa nama ini terletak disekitar persimpangan (pertemuaan) jalan Arengka dengan Jl. Arifin Ahmad Kota Pekanbaru. Rumah makan urang Lintau, begitu pelanggan setianya memberi nama, mudah ditebak pemilik rumah makan ini berasal di salah satu Kenagarian di Sumatera Barat yaitu Lintau Buo.

Rumah Makan ini salah satu fovorit saya dan keluarga di kota Pekanbaru, ketika "periuk nasi" saya tidak berasap dalam arti yang sebenarnya alias istri lagi malas-malasnya memasak dirumah misalnya diakhir pekan, maka saya akan melarikan keluarga saya yang berjumlah 1/2 lusin kesebelasan Bola untuk makan siang kesini, untuk makan malam istri saya sudah memberikan "sinyal" periuk nasi akan berasap tapi asapnya kabut tipis saja alias "masak nasi doang", selesai bersantap siang kami membungkus beberapa potong lauk pauk (Minang : Samba) untuk menu makan malam nantinya.

Nah seandainya besok masih saja dapur saya kecil kemungkinan mengeluarkan asap lagi, sekali lagi saya larikan seluruh keluarga saya untuk makan di Rumah makan urang Lintau ini.

Kita kaum Bapak-Bapak harus bisa memaklumi, kadang-kadang ibu-ibu saat ada gangguan fisiologis tubuhnya seperti "tamu bulanan", jangan paksa dia memasak dirumah. Saya pernah baca tulisan tentang kuliner, sepandai-pandainya wanita dalam memasak, disaat terganggu "fisiologis" tubuhnya sedikit banyak akan mempengaruhi cita rasa masakan yang dibuatnya dan apalagi bawaannya agak malas dalam beraktivitas.

Dia akan kehilangan sentuhan dalam menyicipi cita rasa masakan yang dibuatnya, misalnya menurut dia asin garam masakan tersebut pas terasa dilidahnya, tapi ketika dicicipi sang Suami terasa hambar, lalu dia minta "Second Opinion" pada sang anak, jawabnya sama "Iya Ma..nggak terasa garamnya" atau sebaliknya kita serasa menikmati segelas air garam alias kosentrasi NaCl yang terlarut dalam masakan yang dibuatnya melebihi ambang batas normal yang diinginkan, lebih jauh lagi ya Asin banget..Boo'

Para pakar seni kuliner sepakat mengatakan bahwa perasa sejati cita rasa makanan dan minuman adalah laki-laki, kaum wanita karena faktor emosi dan fisiologis tubuhnya terganggu sensor perasanya akan labil. Ibu-ibu jangan protes ya, faktanya begitu rata-rata penguji (tester) ulung masakan dan minuman kebanyakan laki-laki, jika kaum hawa meragukan pernyataan saya ini silahkan tanya sama Pak Bondan "maknyuss" Winarno.

Kembali ke rumah makan urang Lintau, masakan apa yang istimewa di rumah makan yang jauh dari gengssi dan nyaman ini, begitu kuatkah magnet daya tarik rumah makan ini, sehingga selalu ramai dikunjungi terutama saat makan siang. Silih berganti orang berdatangan saat jam istirahat kantor untuk mengganjal perut yang sudah lapar (Jam 12.00 s/d 14.00)

Bahkan pesaingnya yang selevel diseputar rumah makan ini bersikap "kurang bersahabat" dengan lontaran kata "Rumah makannya ada Dukunnya". Sebuah sikap syirik yang jauh dari pola pikir yang mengutamakan nalar sehat.

Nalar sehat itu adalah masakan rumah makan minang ini cita rasa masakannya dengan sentuhan tradisional yang kental. Orang minang bilang "Sambanyo rumahan bana, saraso makan dikampuang yang masakannyo urang tuo-tuo awak sahinggo kulek awak badendang"

Saya akan coba ungkapkan cita rasa masakan rumah makan orang lintau ini, walaupun ini bagian yang tersulit bagi saya dalam menulis, diperlukan pusat kesadaran rasa saya "bermain" sambil menyicipi aneka hidangan yang tersedia di rumah makan ini.

Sungguh sebuah keputusan yang sulit ketika perut lapar saat makan siang disana, pertanyaan yang sangat sederhana tapi menjawabnya penuh ragu...... " makan ...dengan Apa...????

Semua hidangan yang tersaji dihadapan semuanya mengundang selera,. Semua ingin dicoba, tatapan pertama mata tertuju kesetiap menu membuat air liur di mulut terasa jernih (Betawi : Ngences) dan pusat rasa anda akan dibidik serasa disentrum listrik tegangan rendah disekitar tengkuk dan ubun-ubun anda..

Inilah beberap menu yang mengundang selera di rumah makan urang lintau ini


Dendeng Balado

Dagingnya digoreng dengan ukuran ketebalan sedang, pipih, rapuh dan garing (Minang : Badaruak) membuat segala alat perangkat mengunyah dan perasa anda bernyanyi ketika melumat dendeng ini dimulut mmmm..ini yang dikatakan Kulek badendang.

Dendeng dilumuri dengan saus cabe keriting dan bawang yang ditumbuk kasar dengan sedikit genangan minyak goreng, rasanya tidak terlalu pedas, medium saja, saking enaknya saus cabe ini, saya sendiri mungkin bisa menghabiskan sepiring kecil nasi hanya dengan saus sambalnya tanpa potongan dendeng.

Kunci saus sambal yang enak setelah saya rasa , ketika tukang masaknya menumis cabe dan bawang yang ditumbuk kasar ini dikasih sedikit kaldu rebusan daging dendeng tadi.


Gulai Baung campur Kemumu

Gulai dengan santal yang kental, menikmati satu sendok kuah gulai ini serasa lidah kita
Disentuh fla yang lembut toping dari sebuah puding pencuci mulut selesai makan, mengalir ditenggorokan tanpa rasa pedas, belum lagi rasa daging baung yang khas dari kebanyakan ikan sungai lainnya, dagingnya sedikit kenyal, serat halus yang bersatu. Jangan lupa mensigi setiap kulit dan daging yang menempel dikepala ikan baung ini. Cara yang paling "hebat" menikmatinya adalah dengan menghisap dengan sedikit genangan kuah gulai ditengkorak ikan ini.

Belum lagi rasa kemumu (sejenis batang keladi) yang dipotong sekitar 5 Cm...Nyess..nyess dilidah.


Goreng Lambok Baluik campur incek Patai

Kombinasi yang pas, goreng belut yang basah (Minang: Lambok) masih terasa rasa amis khas belut, Amis berkadar rendah tersebut tenggelam dengan cabe hijau yang digiling kasar ketika dilumatkan bersama nasi dengan sebiji petai utuh.....waduuuhhh sebuah "sensasi" yang dirasakan dimulut.


Dadar Telor Itik

Tebal tidak terlalu padat dan berongga, kombinasi rasa gurih telor yang digoreng dadar dengan rasa khas daun bawang yang diiris tipis


Gulai Tunjang dengan Irisisan Rebung Muda

Sama seperti gulai baung dengan santan yang kental, tunjang bukan kikil atau kulit dibadan sapi, tapi kulit atau daging bening kecoklatan yang menempel dikaki sapi, gigi anda tidak perlu bekerja keras untuk melepaskan kulit dan daging yang empuk yang menempel di tulang kaki sapi ini, hanya dengan gigitan sedang dan sedikit tarikan dengan tangan maka kelembutan yang kenyal dari tunjang ini dapat anda rasakan, irisan tipis rebung muda membuat lidah bergoyang tak terkendali.

Setahu saya untuk mendapatkan tunjang yang tidak alot, sebelum dimasak kaki sapi tersebut dibakar dulu dengan kayu dan memang begitu saya pernah melakukannya , ketika ibu saya ingin memasak gulai tunjang, biasanya disaat lebaran haji (daging jatah korban)


Asam Padeh baung dengan Kemumu

Kuahnya encer berwarna merah terang yang dihasilkan dari cabe keriting yang digiling halus, sensasi rasanya menstimulan ubun-ubun dan dahi anda berkeringat nyuss,,nyuss, pedas lembut cabe giling dan rasa asam eksotik dari asam kandis. Ketika kemumu dilumatkan dengan nasi dan daging baung dimulut, walah pedas asamnya ajib banget baibeh...... .Silahkan anda coba satu sendok kuahnya tanpa nasi, akan meninggalkan pedas yang hangat ditenggorakan anda...wusss. .wussss, segeralah minum seteguk air putih..


Ayam Bakar Singgang

Daging ayamnya empuk, bumbunya meresap sampai jauh kedalam, hal ini disebabkan sebelum ikar ini dibakar, terlebih dahulu potongan ayam ini digulai dengan sari/pati santan yang kental lengkap dengan bumbu penting gulai khas orang minang (Minang : Disinggang). Sepertinya anda hanya akan menyisakan tulang ayam tersebut tergeletak di piring makan setelah selesai melahap Ayam bakar Singgang ini Complicated banget rasa bumbu ayam singgang ini perpaduan rasa kunyit, pedas cabe, daun jeruk purut, harumnya serai, gurihnya santal yang mengental...ampunn.gelok pisan...euuuy kata orang sunda


Goreng Pario campua Bada Lado Hijau

Menu ini boleh dikatakan masakan rumahan artinya di rumah-rumah makan minang rata-rata jarang ditemui (bukan menu standar sebuah rumah makan minang). Menu ini tidak terlepas dari kebiasaan di rumah tangga, jika orang tua kita tidak pernah membuat masakan berbahan dasar paria (minang : Pario) maka anaknya tidak akan mengenalnya, lebih jelasnya lagi tidak menyukai paria ini karena rasanya pahit.

Paria diolah bagaimanapun (gulai, goreng, tumis) tetap akan meninggal rasa pahit, nah jika anda dalam tiga suapan pertama merasakan gurih dari santan ...
dan pedas cabe, suapan keempat selingi dengan mencoba beberapa potong paria dan teri (Minang : Bada) yang dilumuri cabe hijau ini. Lumatkan bersama santan gurih dari gulai baung, tentunya akan memberikan sentuhan rasa yang cukup unik dilidah.

Berbicara mengenai si Pahit ini, jika anda sanggup memakannya dalam keadaan mentah sebagai ulam/lalapan, Insya Allah ketika anda menjelajahi hutan lebat (perawan), anda akan bisa bertahan hidup (survive) ketika kehabisan bahan makanan. Anda bisa berpedoman pada "saudara dekat manusia" apa yang dimakannya dihutan umumnya layak juga kita makan.


Goreng Jengkol Muda Cabe Hijau

Nah ini dia jika anda yang suka berpetualang kuliner dengan menu yang sangat "totok" tradisionalnya atau kata lain "Emang Gue suka jengkol kok" jengkol muda goreng ini layak dicoba, dipotong menjadi tiga bagian, tidak alot, empuk, kekerasannya mendekati kentang yang digoreng.

Saya sarankan bagi anda yang ingin "Mencoba-coba" sebaiknya jangan makan 1 atau 2 potong, makan saja sepuasnya dan sesukanya... ..Apa pasal Pak Cik.....

Dampak yang diakibatkan terhadap aroma napas anda sama saja, jengkol telah menjadi "tertuduh" membuat napas kita menjengkolkan. ..eh...maksudnya menjengkelkan bahkan ketika seorang napasnya kurang sedap bukan karena jengkol masih saja dibilang "Ihh..napas elu bau jengkol" saking tertuduhnya si jengkol dengan aromanya.

Jadi 1, 2....8 dan 9 potong atau sesukanya sama saja, tetap aja aroma napas anda "menjengko(e) lkan"

Anda kwatir setelah memakan "buah ajaib" ini pergaulan sosial anda terganggu dengan teman atau kolega di kantor, napas anda yang berbalut aroma jengkol ini bisa disamarkan dengan mengunyah permen yang kuat rasa mint dan mentholnya, jikapun masih kurang perjaya diri sebelum masuk kantor bekerja lagi sempatkan ke toilet segera gosok gigi dan berkumur-kumur dengan cairan penyegar mulut,

Cara praktis juga bisa dilakukan dari rumah makan ini mampir di Apotik lalu beli penyemprot pengharum napas setelah dibayar dikasir jangan tunda buka kemasannya lansung semprotkan di apotik tersebut Srettt..sreeet. .sreeettt.

Seandainya ketiga langkah tersebut masih saja anda merasa tidak nyaman dimulut dan membuat perjaya diri anda merosot tajam alias nyungsep tenan. Saya rasa beban psikologis dalam memakan jengkol ini terlalu berat anda derita, saran saya jika kapan-kapan makan di rumah makan orang lintau ini sebaiknya jangan menyentuh atau mencoba-coba buah dari tumbuhan Family Leguminioseae ini.

Itulah sedikit gambaran rasa beberapa menu yang tersedia di rumah makan Urang lintau ini. Masalah harga sangat terjangkau, murah jika dibandingkan rumah makan sejenis dengan menu standar masakan minang ditempat yang sedikit nyaman.

Sebagai contoh sepiring nasi plus tambah (Minang : tambuah) dengan sepotong dendeng balado itupun nasi anda telah dihiasi beberapa potong kemumu dan jika dinginkan bisa dikasih "toping" yang menjengkelkan. tersebut...zenggkolll inang kata orang Batak.

Sepotong lauk pauk jika anda ingin membungkusnya pulang harganya berkisar sekitar Rp 5.000 s/d Rp 6.000 per potong kecuali untuk ikan baung sedikit diatas harga tersebut yaitu Rp 8.000/potong karena ikan ini hasil tangkapan nelayan di sungai bukan ikan budi Daya seperti Patin atau Nila misalnya.

Anda suka berwisata kuliner dimana saja setiap ada kesempatan berkunjung kesuatu daerah, inilah cara berwisata kuliner yang pintar dengan mengabaikan fakor "gengsi dan kenyamanan" tapi lebih mengutamakan Cita rasa makanan yang berselera, bersih dan murah.

Seandainya anda ke Pekanbaru tertarik menikmati masakan urang Lintau ini, dengan senag hati saya akan menemani tapi dengan catatan penting abaikan, copot dan buang jauh-jauh :gengsi dan kenyamanan. Anda jangan kaget jika didepan rumah makan tersebut parkir mobil sedan mentereng keluaran terkini, sementara pemilik mobil ini "cepak-cepong santuang lantang" berkeringat menikmati masakan minang dengan sentuhan tradisional yang dalam.

Tampilan mereka sekujur tubuh dengan produk fashion "branded" seaakan lupa mereka sekelompok kaum "sociaelite" dan telah menomor sekiankan faktor gengsi dan kenyamanan gara-gara kelezatan masakan minang warung urang lintau ini. Sebuah tradisi kuliner turun temurun suku minang yang masakannya terkenal disetiap penjuru Nusantara.

Salam_Kuliner/ Pekanbaru, 10 April 2008

Tambuah Ciek lai Ni...

Ketika bulan puasa rumah makan ini ramai dikunjungi orang untuk membeli lauk pauk berbuka dan sahur. Pemilik rumah makan ini menggelar masakannya didepan warung diatas meja. Mereka juga menjual "Pabukoan" seperti Kolak. Kue Talam, Serabi kuah, onde-onde semuanya enak-enak.

Jangan coba datang membeli 1/2 jam menjelang berbuka dipastikan anda kecewa yang anda temukan hanya wadah-wadah berisi kuah gulai atau cabe-cabe dengan genangan minyak, saya salah satu termasuk yang pernah kecewa, selepas pulang kantor jam 5 menuju ke rumah ...


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

donasion don

unread,
Dec 21, 2009, 10:28:44 AM12/21/09
to rant...@googlegroups.com
Sanak Jepe,
 
Samakin tinggi raso ingin mancubo ambo makan di rumah makan urang Lintau Simpang Arengka- Arifin Achmad tu sasudah manbaco uraian sanak. Apolai mambaco laporan Sanak Andiko.
 
Ambo insyaallah pulang ka Pakanbaru bulan Februari nantik, pasti ambo cubo pulo makan disitu.
 
Kalau rumah makan tenda biru di Rumbai pernah mancubo ndak?.
 
Wassalam,
Don


From: "jupar...@yahoo.com" <jupar...@yahoo.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Mon, December 21, 2009 3:15:54 PM
Subject: [R@ntau-Net] RUMAH MAKAN URANG LINTAU

Dinda Andiko dan dunsanak palanta RN

Sebelum saya tulis lagi "Dendang Kuliner Andiko Sutan Mancayo" part 2, saya posting lagi tulisan tentang rumah makan tsb yang dulu sudah dilewakan di palanta, mungkin ada dunsanak yang belum bergabung di milist ini bisa membacanya lagi

Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-...@googlegroups.com
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

jupar...@yahoo.com

unread,
Dec 23, 2009, 6:24:11 AM12/23/09
to rant...@googlegroups.com
Aryandi dan Adiaknyo manulih tentang RM Urang Lintau ambo copy pastekan dan ambo komen dibawah


"da JP,ambo forowaikkan email uda ko ka adiak ambo, dan lah cubo datang ka sinan tadi untuk mancubo. Alhamdulillah, lai rancak tanggapannyo. Insya ALLAH bilo ambo ka pku ambo akan mancubo makan ka sinan... BTW rumah makan rang lintau ko ado sangkuik pauiknyo jo rang rumah uda???? Jiko nan punyo mintuo, passti lah mantaaaaap bana tu... soalnyo lah samo bana jo "lakek tangan" mintuo ambo jiko mamasak... hehehe...da JP,nampaknyo lai acok lewat ka duri yo da.... Cuboan juo lah ma "olah" wisata kuliner nan di Duri.. maklum sbg rang Duri, ambo lah lamo bana ndak makan di rumah makan nan di Duri tu... dek jarang lo pulang dan katiko pulang wakatu hanyo abih basilaturahim jo dunsanak se... Insya ALLAH jiko ado referensi dr uda tantu dengan sanang hati akan ambo cubo juo tampek nan uda singgahi tu...Salain itu, jiko lai kenal jo "KOLDING" alias Kolak Dingin, buliah juo tu da di tuliskan... a lo lah resep nan dibuek urang sahinggo lah jadi ikon lo di Duri tu... Dulu batenda ketek se di simpang ampek Gate CPI nan dakek asrama polisi.. kabanyo kini lah gadang... maklum lah 8 th ndak mancubo, kalau dulu iyo OK bana... Mudah2an lai tasuo dek uda di duri tu...Ambo tunggu wisata kuliner da JP nan di Duri...thanks.. wassallam

Adiak Aryandi manulih ;

Daandi....Iyo sabana lamak masakanyo da, hari ko Rabu tanggal 23 Desember 2009 ami alah marasokan lamaknyo masakan rumah makan urang Lintau, di sinan ado bamacam-macam jenis masakan samba nan buruek2,  hari ko ami cuma pasan nasi sambanyo goreng dendeng kariang balado, dan dicampurnyo jo sambalado hijau campue rimbang dan ikan asin, lainyo di lengkapi jo kalio Jariang, ado juo gulai pucuk ubi di campue udang......Sakin lamaknyo indak sadar sajo kalo ami tambuehnyo 4 kali....! Pambalinyo cukuek banyak...mulai dari pejalan kaki sampai oto nan gagah-gagah, jadi rumah makanyo iyo sabana lamak.....rasonyo mak nyyooooosss!!!! 

Komemtar Jepe :


Dinda Aryandi

Ahaaa ndak do lai sabana "bergoyang tak terkendali" adiaknyo makan disinan

Baa batuakan kecek ambo

Masalah salero jaan main-main

Yang namo selera tu ndak pernah bohong

Nan lamak akan tetap lamak di kecekan

Di Duri..apo yo Ndi.sepertinya standar2 sajo alun basuo dek uda nan istimewa. Lai do

Kecuali samalam di Rantau Prapat ko

Ikan Pari Bakar jo Taruang Baka samba lado kacang terasinyo di RM Sea food ndak lai mambuek ambo "mamanjek-manjek dindiang" manguleknyo he he he

Baruntuang bana adiaknyo dapek samba nan langkok sarupo tulisan Uda tu

Disiko kok dapek nan langkok sambanyo makan siang jam 12 an

Jaan kasiko makan malamn, samba ndak salengkap siang hari, memang labiah khusus RM ko untuak siang hari

Gulai Salai ikan bauang jo pucuak ubi nan basantan agak pakek marapuang2 rimbang ndak do lai sabana pangsan wak deknyo, kok ndak makan bauang salai tu bisa wak minta sajo pucuak ubi barimbang tu..wawwww..wawww

Alah tu..pusako kuliner ranah minang emang nggak ada matinya, mambuek urang jawa pangsan juo deknyo, kalau awak makan masakan urang jawa alun lai yo awak pangsan kleper..kleperrrr

Wass-Jepe

Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages