Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

432 views
Skip to first unread message

Syafruddin AL

unread,
Jun 19, 2013, 9:27:10 AM6/19/13
to Rant...@googlegroups.com
Kata murtad akhir-akhir ini menjadi sering muncul di media massa Sumatra Barat. Cuma, aromanya itu membuat siapa pun yang membaca merinding. 

Ditulis dengan amarah dan ancaman, bahkan dengan kesan seperti ada kebencian. Akibatnya, di negeri elok dan damai ini, Islam seperti kehilangan toleransinya yang amat dihormati dan dikagumi dunia itu.
Tapi, sudahlah. Ada obatnya, yaitu kata-kata bijak, tak ada badai yang berusia seratus tahun, tak ada pesta yang tak selesai. Kata Ibnu Sina, waktu adalah obat, yang konon bahagian dari kekayaan makna ayat wal asri.
Kata beliau, marah, dendam dan benci adalah suatu penyakit yang tak ada obatnya di rumah sakit maupun apotik. Juga tak serta merta lenyap dibawa sembahyang. Namun, waktu pasti akan menyembuhkannya. Mungkin dalam seminggu, mungkin sebulan, mungkin setahun. Dipastikan sembuh.

Terkait kata murtad tadi, saya justru ingin menyampaikan kekaguman saya terhadap betapa amat kuatnya iman urang awak yang membentengi mereka dari kemurtadan. Benteng iman yang telah dan akan terbina terus menerus, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan dan tahun demi tahun oleh keluarga, lingkungan, adat maupun agama di negeri ini.
Sebelum kemerdekaan, negeri kita ini ratusan tahun dijajah oleh Belanda. Agama penjajah itu kalau tidak Katolik, yang Protestan. Namun, kendati dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang yang beragama Shinto, tak ada orang Minang yang murtad dari agamanya!
Pada zaman itu pula, banyak sekali pemuda urang awak dan daerah lainnya di Indonesia yang bersekolah di Belanda. Sebutlah Bung Hatta dan kawan-kawan segenerasinya. Kendati mereka sekolah bertahun-tahun di negeri orang kapie, ternyata Bung Hatta tak jadi murtad, begitu juga kawan-kawannya yang lain. Saya sungguh kagum atas benteng iman yang melindungi mereka.
Setelah kemerdekaan, di beberapa kota Sumatra Barat ada sekolah Frater, Santa Maria, Don Bosco, Xaverius, yang jelas-jelas dimilki oleh saudara-saudara kita umat Kristen. Sebagian guru-gurunya juga beragama Kristen. Siapa yang jadi muridnya?
Sebanyak (paling tidak) 75 persen muridnya adalah anak-anak kita yang beragama Islam. Bayangkan, anak-anak kita yang masih dalam pertumbuhan diajar oleh guru-guru yang berbeda agama di sekolah non-Islam pula.
Namun lihatlah betapa sejak jauh hari keluarga, para guru mengaji, pemuka adat dan pemuka agama telah berperan membentengi iman mereka. Akibatnya tidak seorangpun diantara remaja yang bertahun-tahun menuntut ilmu di sekolah kapie itu kita dengar ada yang murtad dari Islam yang menjadi agamanya.
Pada saat yang hampir bersamaan, bahkan sampai kini, banyak sekali anak-anak urag awak baik yang berdomisili di Sumatra Barat, maupun yang berdomisili di daerah lain di Indonesia, bersekolah ke luar negeri. Sebagian bersekolah ke negeri mbahnya kapie. Sepeti Inggris, Belanda, Amerika dan Jerman. Ada pula yang ke Jepang, kiblat Agama Shinto. Mereka di sana bebas sebebas-bebasnya.
Selain itu, setiap hari mereka belajar dari guru-guru yang seluruhnya tidak seagama dan setiap hari juga bergaul dengan orang kota yang hampir semua tidak seagama dengan mereka. Namun sekali lagi, karena ketika di kampungnya iman mereka sudah terbentengi dengan amat kuat oleh keluarga, lingkungan, adat dan agama, akibatnya tak satupun kita dengar yang bersekolah bertahun-tahun di negeri orang-orang kapie itu yang murtad. Islam perginya, tetap saja Islam jua pulangnya. Tak luak sedikitpun! Betapa saya takkan kagum atas kasus-kasus di atas.
Apakah mereka tidak sampai murtad karena mereka orang-orang terdidik? Ini bukan soal terdidik atau tidak terdidik. Ini soal benteng iman yang sudah terbentuk, bahkan sejak dari dalam kandungan. Lihatlah para TKI kita yang sebagian (maaf) kurang terdidik. Setiap tahun ratusan ribu orang (termasuk urang awak) meninggalkan tanah air untuk bekerja di negeri orang-orang yang tak seiman dengan kita.
Mereka mengadu nasib di Singapura, Malaysia, Hongkong, Brunai dan negara-negara Tinur Tengah. Sebagian besar bertahun-tahun berinduk semang kepada orang-orang yang tak seagama. Ada yang jadi montir, buruh kebun, sopir, pelayan toko, buruh bangunan dan sebagian besar menjadi pengasuh anak dan pekerja rumah tangga.
Bertahun-tahun makan minum di rumah orang yang tak seiman itu, atau membeli makanan, minuman dan pakaian dari duit yang diberi orang-orang tak seiman yang jadi induk semang mereka.
Tidak seperti saat di kampung yang dimana-mana ada masjid, dimana setiap hari mereka mendengar suara azan berkumandang lima kali, dan merekapun dapat sembahyang berjemaah ke masjid tersebut. Di negeri dimana mereka bekerja, (kecuali di Timur Tengah, Brunai dan Malaysia) nyaris tak ditemukan masjid, tak ada suara azan.
Tak dapat pula sembahyang berjemaah. Tapi, alangkah kagumnya saya, karena tak satupun diantara mereka yang jadi orang murtad.
Selain itu, banyak sekali urang awak yang sakit, parah maupun setengah parah, silih berganti berobat ke Singapura, Cina, Malaka, Kuala Lumpur, yang para dokternya beragama Katolik, Protestan, Hindu, Kong Hu Cu dan sebagainya.
Separah-parahnya sakit, saat berobat sampaipun sembuh, mereka tetap saja orang Islam. Samasekali tak ada rayuan, dari perawat apalagi dokter, untuk berpindah agama. Mereka Islam saat sakit, Islam saat berobat, dan Islam pula setelah sembuh dan pulang ke kampungnya. Tak seorangpun yang murtad.
Dengan demikian kuatnya benteng iman anak negeri ini dari keluarga, lingkungan, adat dan agama, maka di rumah sakit manapun mereka bekerja/berobat, di sekolah manapun mereka menuntut ilmu, di mal manapun mereka berbelanja atau bekerja, takkan pernah menjadikan mereka murtad dari agamanya.
Selaras dengan itu, kalau kelak didirikan sekolah yang dikelola umat Kristen di Padang, mengapa harus khawatir? Bukankah selama ini juga sudah ada, seperti Don Bosco, Xaverius atau Sabta Maria, dan tak ada anak-anak kita yang murtad sekolah di sana?
Kalau kelak di Padang didirikan rumah sakit modern yang dikelola umat Kristen, mengapa harus khawatir? Selama ini banyak sekali urang awak yang berobat ke rumah-rumah sakit yang total dikelola orang non-Islam. Baik di Singapura, Malaysia atau Cina. Dan tak seorangpun yang berobat di sana bertukar akidahnya.
Kalau sudah ada di Padang, urang awak justru beruntung, tak keluar uang banyak ke Singapura, Malaysia atau Cina untuk berobat ke rumah sakit yang bertaraf internasional alat dan pelayanannya.
Kalau di Padang juga didirikan mal yang dikelola orang Kristen, keterlaluan kalau ada yang hawatir, yang berbelanja di sana akan jadi murtad. Sebab hampir 80 persen pusat-pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia, adalah milik orang non-Islam, tapi setiap tahun didatanggi puluhan juta orang Islam, namun tak ada yang murtad karena belanja di sana.
Lagi pula belanja atau cuci mata melihat barang-barang mewah tak perlu lagi setiap minggu ke mal-mal di Padang, sebagaimana dilakukan oleh banyak sekali warga berbagai kota di Sumatra Barat dalam sepuluh tahun terakhir.
Oo…, akibat pembangunan superblok itu ada yang takut galehnya takkan laku? Di manapun, orang takkan bisa menghambat kemajuan dan perkembangan kota. Kemajuan bukan keinginan pemerintah apalagi tuntutan warga kota, melainkan tuntutan zaman. Cepat atau lambat, panggaleh manapun yang mencoba menghalanginya akan dilindas zaman. Begitu berkali-kali sejarah membuktikankannya.
Anak negeri ini imannya sudah dibentengi sangat kuat oleh keluarga, lingkungan, adat dan agama. Karenanya, menurut saya, mau mendirikan rumah sakit kek, sekolah kek, supermal kek, silahkan. Selain negeri ini akan semakin maju, iman anak negeri ini takkan goyah, apalagi sampai murtad. Jauh panggang dari api. (*)

Ahmad Ridha

unread,
Jun 19, 2013, 9:50:54 AM6/19/13
to rant...@googlegroups.com
2013/6/19 Syafruddin AL <syaf...@gmail.com>

...

Sebelum kemerdekaan, negeri kita ini ratusan tahun dijajah oleh Belanda. Agama penjajah itu kalau tidak Katolik, yang Protestan. Namun, kendati dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang yang beragama Shinto, tak ada orang Minang yang murtad dari agamanya!
...

Namun lihatlah betapa sejak jauh hari keluarga, para guru mengaji, pemuka adat dan pemuka agama telah berperan membentengi iman mereka. Akibatnya tidak seorangpun diantara remaja yang bertahun-tahun menuntut ilmu di sekolah kapie itu kita dengar ada yang murtad dari Islam yang menjadi agamanya.

...


Namun sekali lagi, karena ketika di kampungnya iman mereka sudah terbentengi dengan amat kuat oleh keluarga, lingkungan, adat dan agama, akibatnya tak satupun kita dengar yang bersekolah bertahun-tahun di negeri orang-orang kapie itu yang murtad. Islam perginya, tetap saja Islam jua pulangnya. Tak luak sedikitpun! Betapa saya takkan kagum atas kasus-kasus di atas.

...

Tapi, alangkah kagumnya saya, karena tak satupun diantara mereka yang jadi orang murtad.

... 

Karenanya, menurut saya, mau mendirikan rumah sakit kek, sekolah kek, supermal kek, silahkan. Selain negeri ini akan semakin maju, iman anak negeri ini takkan goyah, apalagi sampai murtad. Jauh panggang dari api.

Wassalaam,
--
Abu 'Abdirrahman, Ahmad Ridha bin Zainal Arifin bin Muhammad Hamim
(l. 1400 H/1980 M)

taufiq...@rantaunet.org

unread,
Jun 19, 2013, 11:01:14 AM6/19/13
to rant...@googlegroups.com

Saya merasa pola penjajahan secara umum beda dengan misi zending tempo dulu


Penjajahan Belanda, Inggeris lebih bermotif ekonomi dan politik bukan agama

Yang ada motif pengembangan agama mungkin penjajahan Portugis dan Spanyol

Sedangkan Kelompok yg disebut Zending itulah yg biasanya mengembangkan agama Kristen diberbagai pelosok

Dinagari awak yang ada dulu cuma penjajahan biasa saja. Sedang misi zending itu umumnya kedaerah yg dianggap masih belum maju/belum beragama samawi masih banyak yang animisme

Zending ini bekerja di Mentawai, Pedalaman Kalimantan, Papua dll

Untuk TKI yang jadi PRT di Singapura, Hongkong, Taiwan adakah Urang Awak ?

Walaupun dia mungkin masih Islam tapi karena kondisi tempat kerja/tinggal selama 24 jam, kemungkinan nilai ke-Islamannya mulai longgar.
Apalagi dalam soal makanan dan proses pembuatannya yang bercampur dengan bahan yang tidak halal

Untuk Lembaga Pendidikan dan Rumah Sakit sudah ada penyataan dari warga RN yang tidak jadi anaknya kuliah disana karena masalah agama ini. Begitu juga untuk RS Siloam di Palembang sudah dikemukakan juga kondisinya disini

Terakhir si Pengelola sendiri, bagaimana track-recordnya

Fakta sejarah sendiri orang tua kita menolak RS Baptis di Bukittinggi

Berdasarkan hal diatas, mancaliak conto ka nan sudah, rasanya sudah basuluah mato ari kondisinyo

Sehingga MUI dan LKAAM beserta puluhan Ormas dan status di jejaring sosial yang menolak keberadaan Group ini di Ranah Minang

Kalau masih ada segelintir yang mendukung adalah haknya masing2, tapi coba lihat sejumlah besar masyarakat dalam berbagai Organisasi yang menolaknya


--TR
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Ahmad Ridha <ahmad...@gmail.com>
Date: Wed, 19 Jun 2013 20:50:54 +0700
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

wannofri samry

unread,
Jun 19, 2013, 11:29:23 AM6/19/13
to rant...@googlegroups.com
Salam, kalau nan pro lippo ko capek di fwd dek Pak Al, tetapi tulisan Makmur hendrik ko nan paling rendah kulaitasnyo ambo baco, nan lain cukup ambo segani. Tulisan ini tanpa fakta dan di belakang meja.

Wannofri/Luhak Limko


From: Syafruddin AL <syaf...@gmail.com>
To: "rant...@googlegroups.com" <Rant...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, June 19, 2013 9:27 PM
Subject: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Sutan Sinaro

unread,
Jun 19, 2013, 2:49:07 PM6/19/13
to rant...@googlegroups.com
Tolong si Syaf agiahkan tanggapan ambo ko ka da Makmur.
Jan lupo salam untuak baliau dari ambo. Kok lupo liau, katokan, namo lah batuka
jo St. Sinaro.
 
From: Syafruddin AL <syaf...@gmail.com>
To: "rant...@googlegroups.com" <Rant...@googlegroups.com>
Sent: Wednesday, 19 June 2013 9:27 PM
Subject: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

>Kata murtad akhir-akhir ini menjadi sering muncul di media massa Sumatra Barat. Cuma, aromanya itu membuat siapa pun yang membaca
merinding.  Ditulis dengan amarah dan ancaman, bahkan dengan kesan seperti ada kebencian. Akibatnya, di negeri elok dan damai ini,
Islam seperti kehilangan toleransinya yang amat dihormati dan dikagumi dunia itu.
 
    Kaca mata  apa yang saudara (da Makmur) pakai, dan persepsi apa yang ada dalam kepala sehingga merinding membacanya ?.
Bukankah sebagai seorang Islam kita tahu bagaimana seriusnya dan hebatnya sanksi yang akan diterima seseorang bila seseorang itu murtad dari
Islam ?.
    Kata-kata toleransi yang dipaksakan semenjak zaman Soeharto telah dipasang di tengkuk ummat Islam dan dikerangkengkan sehingga ummat Islam
tidak dapat melawan bahkan berkomentar terhadap pelanggaran toleransi yang dilakukan orang-orang bukan Islam terhadap Islam. Apakah kita tetap
membiarkan kedaan begini atau memberi kebebasan kepada ummat Islam untuk berani mengeluarkan pendapatnya, kalau tidak mendukungnya ?.
 
>Tapi, sudahlah. Ada obatnya, yaitu kata-kata bijak, tak ada badai yang berusia seratus tahun, tak ada pesta yang tak selesai. Kata Ibnu Sina,
waktu adalah obat, yang konon bahagian dari kekayaan makna ayat wal asri.
Kata beliau, marah, dendam dan benci adalah suatu penyakit yang tak ada obatnya di rumah sakit maupun apotik. Juga tak serta merta lenyap
dibawa sembahyang. Namun, waktu pasti akan menyembuhkannya. Mungkin dalam seminggu, mungkin sebulan, mungkin setahun. Dipastikan sembuh.
   Ayat wal 'asri itu juga mencakup makna bahwa seseorang itu diredhai bila marah karena Allah dan benci karena Allah swt, selama mereka
'adil dan tidak melampaui batas. Apakah ummat Islam saat ini tidak 'adil dalam kacamata syara' atau melampaui batas ?, sehingga mereka
tidak boleh marah karena Allah dan benci karena Allah terhadap provokasi dan siasat yang menghancurkan agama mereka ?.
 
>Terkait kata murtad tadi, saya justru ingin menyampaikan kekaguman saya terhadap betapa amat kuatnya iman urang awak yang
membentengi mereka dari kemurtadan. Benteng iman yang telah dan akan terbina terus menerus, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan dan
tahun demi tahun oleh keluarga, lingkungan, adat maupun agama di negeri ini.
 
   Kagum dengan keimanan orang dahulu boleh-boleh saja, tapi apakah bisa diaplikasikan untuk orang-orang sekarang ?. Banyak faktor yang menye-
babkan hal itu tidak bisa karena keadaan zaman dan pengaruh kemajuan ilmu dan teknologi. Selain itu Nabi saw. bersabda bahwa iman itu naik dan
turun pada seseorang. Berkacamata hanya pada kurun waktu dahulu pada sekelompok orang (bukan seorang) kemudian dipakai pada kurun
sekarang apakah logis  dan dapat diterima akal sementara pada seorang saja iman itu dapat naik dan turun ?. Banyak sudah fakta  yang menggagalkan 
hipotesis iman orang sekarang sama dengan iman orang dahulu, mulai dari kasus Yanuardi koto sampai kasus Wawah dan lain-lainnya (tolong cari
informasi yang lebih akurat sebelum berkesimpulan begitu).
 
> Sebelum kemerdekaan, negeri kita ini ratusan tahun dijajah oleh Belanda. Agama penjajah itu kalau tidak Katolik, yang Protestan. Namun,
kendati dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang yang beragama Shinto, tak ada orang Minang yang murtad
dari agamanya!
Pada zaman itu pula, banyak sekali pemuda urang awak dan daerah lainnya di Indonesia yang bersekolah di Belanda. Sebutlah Bung Hatta dan
kawan-kawan segenerasinya. Kendati mereka sekolah bertahun-tahun di negeri orang kapie, ternyata Bung Hatta tak jadi murtad, begitu juga
kawan-kawannya yang lain. Saya sungguh kagum atas benteng iman yang melindungi mereka.
 
    Perlu diingat bahwa zaman itu untuk menjadi "centeng" Belanda saja sudah sangat berat bagi seseorang karena dibenci oleh seluruh anak bangsa, kunun pula pindah kepada agama si penjajah, hal yang sangat mustahil terjadi. Orang-orang yang pergi ke negeri Belanda untuk bersekolah, dengan
tekad ingin mengenyahkan si penjajah, masuk akal kah bila mereka memeluk agama si penjajah ?. Tetapi kepada negeri yang tidak menjajah,
mungkinkah seseorang pindah agama atau menganut paham mereka dan meninggalkan Islam ?. Jawabnya mungkin karena fakta yang dinyatakan
Tan Malaka dalam bukunya sendiri (MADILOG) bahwa ia yang terlahir dari dua orang Ibu Bapa yang shaleh, sudah meninggalkan Islam dan menga-
nut paham komunis. Tapi hal ini tidak perlu kita bahas, yang jelas kesimpulannya, keadaan zaman itu tidak dapat lagi dipakai sekarang karena
sesuatu yang membuat iman seseorang menjadi kuat akibat penjajahan sudah tidak ada. Yang ada adalah penjajahan ekonomi, kefakiran dan
kemiskinan yang oleh Nabi saw. sendiri sudah dipesankan bahwa kefakiran dapat menyebabkan kekufuran.
 
>Setelah kemerdekaan, di beberapa kota Sumatra Barat ada sekolah Frater, Santa Maria, Don Bosco, Xaverius, yang jelas-jelas dimilki oleh saudara-
saudara kita umat Kristen. Sebagian guru-gurunya juga beragama Kristen. Siapa yang jadi muridnya?
Sebanyak (paling tidak) 75 persen muridnya adalah anak-anak kita yang beragama Islam. Bayangkan, anak-anak kita yang masih dalam pertumbuhan
diajar oleh guru-guru yang berbeda agama di sekolah non-Islam pula. Namun lihatlah betapa sejak jauh hari keluarga, para guru mengaji, pemuka
adat dan pemuka agama telah berperan membentengi iman mereka. Akibatnya tidak seorangpun diantara remaja yang bertahun-tahun menuntut 
ilmu di sekolah kapie itu kita dengar ada yang murtad dari Islam yang menjadi agamanya.
  
   Data 75 persen muridnya adalah anak-anak kita tidaklah valid, justru sebaliknya 75 persen dari murid mereka adalah Tionghoa yang 
kebanyakan memang bukan beragama Islam. Tapi yang penting adalah bahwa ada hal yang lepas dari pengamatan saudara pada hal yang demikian.
Sadarilah bahwa kebijakan pemerintah  kota Padang pada khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya dahulu
(kenapa tidak dipakai sekarang ?), adalah bahwa mereka semua dilokalisir.
Tiada satupun dari sekolah-sekolah itu yang keluar dari garis Batang Araw sampai Mohammad Yamin dan Taman Melati. Mereka tidak dibiarkan
bebas sampai ke jantung kota kecuali untuk berdagang (hal yang dihalalkan dalam Islam). Oleh sebab itu pengaruh mereka tidak terlalu banyak. 
Hanya orang tua yang berduit dan anak-anak yang sudah tidak dapat lagi bersekolah di sekolah negeri atau swasta Islam yang bersekolah di sana.
 Sementara bangunan dan gereja Yos Sudarso yang berada di jantung kota adalah juga punya keterbatasan. Tolong bertanya kepada orang-orang
dahulu yang masih hidup tentang kebijakan itu. Secara keseluruhan gerak mereka sudah dilokalisir dan dikontrol oleh pemerintah kota dan
provinsi sehingga misi mereka tidak dapat berjalan dengan lancar. Nah sekarang, kita sendiri yang mengarak mereka ke jantung kota
(Khatib Sulaiman) dengan tanpa kontrol sama sekali karena mereka punya uang triliunan (Baa lo ma-agak-an urang jo pitih urang ?).
 
>Pada saat yang hampir bersamaan, bahkan sampai kini, banyak sekali anak-anak urag awak baik yang berdomisili di Sumatra Barat, maupun
yang berdomisili di daerah lain di Indonesia, bersekolah ke luar negeri. Sebagian bersekolah ke negeri mbahnya kapie. Sepeti Inggris,
Belanda, Amerika dan Jerman. Ada pula yang ke Jepang, kiblat Agama Shinto. Mereka di sana bebas sebebas-bebasnya.
Selain itu, setiap hari mereka belajar dari guru-guru yang seluruhnya tidak seagama dan setiap hari juga bergaul dengan orang kota yang hampir
semua tidak seagama dengan mereka. Namun sekali lagi, karena ketika di kampungnya iman mereka sudah terbentengi dengan amat kuat
oleh keluarga, lingkungan, adat dan agama, akibatnya tak satupun kita dengar yang bersekolah bertahun-tahun di negeri orang-orang kapie itu
yang murtad. Islam perginya, tetap saja Islam jua pulangnya. Tak luak sedikitpun! Betapa saya takkan kagum atas kasus-kasus di atas.
   Mohon dicatat bahwa kata-kata "tak satupun" adalah tidak valid karena beberapa diantara mereka yang tidak kembali lagi ke tanah air dan pindah
agama. Yang di depan mata saya sendiri ketika di Tokyo adalah orang Indonesia yang bersekolah di sana dan kawin dengan orang Jepang, meninggal-
kan Islam karena sudah senang di sana. Orang awak yang di depan mata kita saat ini adalah Jusfiq Hajar Sutan Majolelo yang sudah murtad
karena pergi bersekolah ke Belanda dan kawin dengan orang Belanda, lalu meninggalkan kewargaan negara Indonesia,
juga meninggalkan agama Islam dan malah menjadi musuh Islam.
 
> Apakah mereka tidak sampai murtad karena mereka orang-orang terdidik? Ini bukan soal terdidik atau tidak terdidik. Ini soal benteng iman
yang sudah terbentuk, bahkan sejak dari dalam kandungan. Lihatlah para TKI kita yang sebagian (maaf) kurang terdidik. Setiap tahun ratusan
ribu orang (termasuk urang awak) meninggalkan tanah air untuk bekerja di negeri orang-orang yang tak seiman dengan kita.
Mereka mengadu nasib di Singapura, Malaysia, Hongkong, Brunai dan negara-negara Tinur Tengah. Sebagian besar bertahun-tahun berinduk
semang kepada orang-orang yang tak seagama. Ada yang jadi montir, buruh kebun, sopir, pelayan toko, buruh bangunan dan sebagian besar
menjadi pengasuh anak dan pekerja rumah tangga.Bertahun-tahun makan minum di rumah orang yang tak seiman itu, atau membeli
makanan, minuman dan pakaian dari duit yang diberi orang-orang tak seiman yang jadi induk semang mereka. Tidak seperti saat di kampung
yang dimana-mana ada masjid, dimana setiap hari mereka mendengar suara azan berkumandang lima kali, dan merekapun dapat
sembahyang berjemaah ke masjid tersebut. Di negeri dimana mereka bekerja, (kecuali di Timur Tengah, Brunai dan Malaysia) nyaris tak
ditemukan masjid, tak ada suara azan.
Tak dapat pula sembahyang berjemaah. Tapi, alangkah kagumnya saya, karena tak satupun diantara mereka yang jadi orang murtad.
Selain itu, banyak sekali urang awak yang sakit, parah maupun setengah parah, silih berganti berobat ke Singapura, Cina, Malaka, Kuala
Lumpur, yang para dokternya beragama Katolik, Protestan, Hindu, Kong Hu Cu dan sebagainya.
Separah-parahnya sakit, saat berobat sampaipun sembuh, mereka tetap saja orang Islam. Samasekali tak ada rayuan, dari perawat apalagi dokter,
untuk berpindah agama. Mereka Islam saat sakit, Islam saat berobat, dan Islam pula setelah sembuh dan pulang ke kampungnya. Tak seorangpun
yang murtad.
 
   Sekali lagi data ini juga tidak valid karena ada diantara mereka yang pindah agama. Bahkan dari orang sekampung kami ada yang datang ke gereja
melakukan pengakuan dosa demi sedikit uang ketika berada di Jerman. Dan pulangnya kawin pula dengan gadis Manado yang Kristen tanpa mempe-
dulikan batasan agama sementara orang tua tidak dapat berbuat apa-apa karena sayang pada anak. Sampai hari ini cucu-cucunya tidak jelas agamanya,
mana yang ada dalam pengawasan mereka dapatlah pengaruh Islam, mana yang tidak, sudah menjadi kafir dengan sendirinya.
 
>Dengan demikian kuatnya benteng iman anak negeri ini dari keluarga, lingkungan, adat dan agama, maka di rumah sakit manapun
mereka bekerja/berobat, di sekolah manapun mereka menuntut ilmu, di mal manapun mereka berbelanja atau bekerja, takkan pernah
menjadikan mereka murtad dari agamanya. Selaras dengan itu, kalau kelak didirikan sekolah yang dikelola umat Kristen di Padang,
mengapa harus khawatir? Bukankah selama ini juga sudah ada, seperti Don Bosco, Xaverius atau Sabta Maria, dan tak ada anak-anak kita
yang murtad sekolah di sana?
 
   Sudah dijelaskan di atas bahwa hal ini sudah dilokalisir dan di kontrol oleh pemerintah kota Padang dan Sumbar dahulu. Gerakan mereka dalam
urusan pemurtadan orang Minang sangat terbatas.
 
> Kalau kelak di Padang didirikan rumah sakit modern yang dikelola umat Kristen, mengapa harus khawatir? Selama ini banyak sekali
urang awak yang berobat ke rumah-rumah sakit yang total dikelola orang non-Islam. Baik di Singapura, Malaysia atau Cina. Dan tak
seorangpun yang berobat di sana bertukar akidahnya. Kalau sudah ada di Padang, urang awak justru beruntung, tak keluar uang banyak
ke Singapura, Malaysia atau Cina untuk berobat ke rumah sakit yang bertaraf internasional alat dan pelayanannya. Kalau di Padang juga
didirikan mal yang dikelola orang Kristen, keterlaluan kalau ada yang hawatir, yang berbelanja di sana akan jadi murtad. Sebab hampir
80 persen pusat-pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia, adalah milik orang non-Islam, tapi setiap tahun didatanggi puluhan juta orang
Islam, namun tak ada yang murtad karena belanja di sana.
Lagi pula belanja atau cuci mata melihat barang-barang mewah tak perlu lagi setiap minggu ke mal-mal di Padang, sebagaimana
dilakukan oleh banyak sekali warga berbagai kota di Sumatra Barat dalam sepuluh tahun terakhir.
Oo…, akibat pembangunan superblok itu ada yang takut galehnya takkan laku? Di manapun, orang takkan bisa menghambat
kemajuan dan perkembangan kota. Kemajuan bukan keinginan pemerintah apalagi tuntutan warga kota, melainkan tuntutan zaman.
Cepat atau lambat, panggaleh manapun yang mencoba menghalanginya akan dilindas zaman. Begitu berkali-kali sejarah membuktikankannya.
Anak negeri ini imannya sudah dibentengi sangat kuat oleh keluarga, lingkungan, adat dan agama. Karenanya, menurut saya, mau
mendirikan rumah sakit kek, sekolah kek, supermal kek, silahkan. Selain negeri ini akan semakin maju, iman anak negeri ini takkan
goyah, apalagi sampai murtad. Jauh panggang dari api. (*)
     Di jantung kota ?. Menilai dua hal yang berada di tempat yang tidak sama dan tidak dengan maksud yang sama lalu dikatakan sama adalah tidak
berdasar sama sekali. Rumah sakit yang berada di Singapura, Malaysia atau Cina adalah di peruntukkan bagi mereka dan kita yang datang ke sana.
Urusan misi atau pemurtadan adalah urusan kedua, bukan yang utama. Kita yang datang ke sana bukan prioritas utama. Misi mereka dalam urusan
agama, berhasil atau tidak adalah urusan nomor dua, urusan bisnis menjadi nomor satu. Sementara rumah sakit yang hendak di dirikan di jantung
kota Padang, apakah murni urusan bisnis ?. Uang mereka sudah banyak, triliunan, dan kota Padang bukan tempat yang cocok untuk mengaut
keuntungan begitu banyak ditambah lagi warga kota dan sekitarnya kebanyakan miskin. Jadi ?. Apalagi yang mereka kehendaki kalau bukan
misi yang mereka emban sebagai Evangelis. Kota Padang pada khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya adalah lahan yang subur untuk misi
mereka karena penderitaan penduduknya yang bertimpa-timpa hingga jatuh miskin. Dan mohon dicatat bahwa West Sumatera sudah dikenal
sampai ke Amerika sana sebagai "untochable region" yang membuat mereka sakit hati dan mau jor-joran ingin mencapai misi mereka yakni
mengkristenkan seluruh orang Minang. Tolong juga dicari info tentang projek "Jerico" sejak 1990 untuk Sumatera Barat, tolong tanya Irene
Handono kalau berkenan.
    Di ujung tulisan saudara kembali kepada soal keimanan. Saya bukannya takut seperti beberapa orang yang pro saudara di rantaunet ini yang
mengatakan iman mereka kuat dan melihat perkembangan Islam di luar negeri seperti di Amerika dan Eropa. Sekali lagi saya katakan, saya
bukannya takut, tetapi khawatir bahwa orang kita tidak sama dengan orang Amerika dan Eropa. Mereka selain mempunyai otak briliant juga
keadaan ekonomi mereka jauh lebih baik ketimbang kita, sehingga fokus memikirkan kebenaran agama dapat menjadi prioritas. Tetapi di negeri kita,
masih berpikir "pado bacakak jo galang-galang, rancak bacakak jo urang". Keadaan ini yang sungguh mengkhawatirkan ditambah dengan pemahaman
agama yang tidak seperti orang-orang dahulu. Tanpa menunjuk diri sendiri, berapa gelintir orangkah yang pandai seperti Ahmad Deedat, Zakir
Naik, Zakir Husain, Shabir Aly sampai kepada Yusuf Estes, Yusha Evans dan Khalid Yasin ?, yang pandai membendung misi kristenisasi mereka
dengan adu pemikiran ?. Yang ada di kita adalah Supiak di Salisiak-an, si Oyon di Gauang, Si Ety di Kurao dan Cik Uniang di Siteba yang susah
sekali menyuruhnya sembayang dan tidak mengerti apa itu Islam dan apa itu iman. Jumlah mereka ini cukup banyak dan signifikan untuk di
kristenkan. Tidakkah saudara memikirkan mereka dan hanya terpaku dengan keimanan saudara yang kuat ?.
 
    Baiklah di akhir sekali, Izinkan saya bertanya pada saudara dan orang-orang yang sepaham dengan saudara. Apakah
saudara dan orang-orang yang sepaham dengan saudara dapat mengatakan iman saudara kuat ?, tidak akan terpengaruh dan tidak akan meninggal
kan agama Islam ?. Kenapa saya bertanya demikian karena, bisa jadi dengan jaminan pada diri saudara, saudara dapat mencerminkan itu kepada
seluruh rakyat Sumatera barat atau Orang Minang pada umumnya. Jika saudara mengatakan iman saudara kuat, betulkah ?.
Tentu saudara mengerti bahwa iman itu adalah percaya kepada Allah swt. Bila ada orang mengatakan sesuatu itu adalah A sementara Allah swt.
mengatakan itu adalah B, jika iman saudara kuat tentu saudara ikut Allah swt. mengatakan sesuatu itu adalah B, karena Allah maha mengetahui
apa yang tidak kita ketahui dan berfirman, Inni a'lamu maa laa ta'lamuun.
   Nah sekarang, bila James T. Riyadi yang notabene adalah Evangelis dengan kaki tangannya di Lippo mengatakan tidak akan ada upaya
pengkristenan, sementara Allah swt. mengatakan dalam QS:2:120 bahwa bagaimanapun tidak akan senang kepadamu orang-orang Yahudi dan
Nasara (Kristen, Katolik, Protestan, Mormon, Ortodoks, Evangelis..etc.etc.) sebelum kamu mengikuti agama mereka. Kalau iman saudara kuat
tentu saudara ikut Allah swt. dan tidak ikut James T. Riyadi dengan kaki tangan dan Lipponya dan menolak pembangunan rumah sakit dan segala
macamnya itu. Bila tidak, jangan coba-coba menjamin iman orang Minang sekarang sama kuatnya dengan orang dahulu yang tidak akan goyah.
 
Mohon diinap dan direnungkan, dan lakukan tindakan yang perlu sesuai dengan ridha Allah swt.
 
Billaahil hidayah wat taufiq.
 
Wassalam
 
St. Sinaro

Sutan Sinaro

unread,
Jun 19, 2013, 3:24:29 PM6/19/13
to rant...@googlegroups.com
untuk orang-orang sekarang ?. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu tidak bisa karena
keadaan zaman dan pengaruh kemajuan ilmu dan teknologi. Selain itu Nabi saw. bersabda
bahwa iman itu naik dan turun pada seseorang. Berkacamata hanya pada kurun waktu
dahulu pada sekelompok orang (bukan seorang) kemudian dipakai pada kurun sekarang
apakah logis  dan dapat diterima akal sementara pada seorang saja iman itu dapat naik dan
turun ?. Banyak sudah fakta  yang menggagalkan hipotesis iman orang sekarang sama
dengan iman orang dahulu, mulai dari kasus Yanuardi koto sampai kasus Wawah dan lain-
lainnya (tolong cari informasi yang lebih akurat sebelum berkesimpulan begitu).
 
> Sebelum kemerdekaan, negeri kita ini ratusan tahun dijajah oleh Belanda. Agama penjajah
itu kalau tidak Katolik, yang Protestan. Namun, kendati dijajah selama ratusan tahun oleh
Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang yang beragama Shinto, tak ada orang Minang yang murtad
dari agamanya! Pada zaman itu pula, banyak sekali pemuda urang awak dan daerah lainnya
di Indonesia yang bersekolah di Belanda. Sebutlah Bung Hatta dan kawan-kawan
segenerasinya. Kendati mereka sekolah bertahun-tahun di negeri orang kapie, ternyata Bung
Hatta tak jadi murtad, begitu juga kawan-kawannya yang lain. Saya sungguh kagum atas
benteng iman yang melindungi mereka.
 
    Perlu diingat bahwa zaman itu untuk menjadi "centeng" Belanda saja sudah sangat
berat bagi seseorang karena dibenci oleh seluruh anak bangsa, kunun pula pindah kepada
agama si penjajah, hal yang sangat mustahil terjadi. Orang-orang yang pergi ke negeri
Belanda untuk bersekolah, dengan tekad ingin mengenyahkan si penjajah, masuk akal kah
bila mereka memeluk agama si penjajah ?. Tetapi kepada negeri yang tidak menjajah,
mungkinkah seseorang pindah agama atau menganut paham mereka dan meninggalkan
Islam ?. Jawabnya mungkin karena fakta yang dinyatakan Tan Malaka dalam bukunya
sendiri (MADILOG) bahwa ia yang terlahir dari dua orang Ibu Bapa yang shaleh, sudah
meninggalkan Islam dan menganut paham komunis. Tapi hal ini tidak perlu kita bahas,
yang jelas kesimpulannya, keadaan zaman itu tidak dapat lagi dipakai sekarang karena
sesuatu yang membuat iman seseorang menjadi kuat akibat penjajahan sudah tidak ada.
Yang ada adalah penjajahan ekonomi, kefakiran dan kemiskinan yang oleh Nabi saw.
sendiri sudah dipesankan bahwa kefakiran dapat menyebabkan kekufuran.
 
>Setelah kemerdekaan, di beberapa kota Sumatra Barat ada sekolah Frater, Santa Maria,
Don Bosco, Xaverius, yang jelas-jelas dimilki oleh saudara-saudara kita umat Kristen.
Sebagian guru-gurunya juga beragama Kristen. Siapa yang jadi muridnya?
Sebanyak (paling tidak) 75 persen muridnya adalah anak-anak kita yang beragama Islam.
Bayangkan, anak-anak kita yang masih dalam pertumbuhan diajar oleh guru-guru yang
berbeda agama di sekolah non-Islam pula. Namun lihatlah betapa sejak jauh hari keluarga,
para guru mengaji, pemuka adat dan pemuka agama telah berperan membentengi iman
mereka. Akibatnya tidak seorangpun diantara remaja yang bertahun-tahun menuntut 
ilmu di sekolah kapie itu kita dengar ada yang murtad dari Islam yang menjadi agamanya.
  
   Data 75 persen muridnya adalah anak-anak kita tidaklah valid, justru sebaliknya 75
persen dari murid mereka adalah Tionghoa yang  kebanyakan memang bukan beragama
Islam. Tapi yang penting adalah bahwa ada hal yang lepas dari pengamatan saudara pada hal
yang demikian. Sadarilah bahwa kebijakan pemerintah  kota Padang pada khususnya dan 
Sumatera Barat pada umumnya dahulu (kenapa tidak dipakai sekarang ?), adalah bahwa
mereka semua dilokalisir.Tiada satupun dari sekolah-sekolah itu yang keluar dari garis
Batang Araw sampai Mohammad Yamin dan Taman Melati. Mereka tidak dibiarkan
bebas sampai ke jantung kota kecuali untuk berdagang (hal yang dihalalkan dalam Islam).
Oleh sebab itu pengaruh mereka tidak terlalu banyak. 
Hanya orang tua yang berduit dan anak-anak yang sudah tidak dapat lagi bersekolah di
sekolah negeri atau swasta umum dan Islam yang bersekolah di sana.
 Sementara bangunan dan gereja Yos Sudarso yang berada di jantung kota adalah juga
punya keterbatasan. Tolong bertanya kepada orang-orang dahulu yang masih hidup
tentang kebijakan itu. Secara keseluruhan gerak mereka sudah dilokalisir dan dikontrol
oleh pemerintah kota dan provinsi sehingga misi mereka tidak dapat berjalan dengan
lancar. Nah sekarang, kita sendiri yang mengarak mereka ke jantung kota
(Khatib Sulaiman) dengan tanpa kontrol sama sekali karena mereka punya uang triliunan
(Baa lo ma-agak-an urang jo pitih urang ?).
 
>Pada saat yang hampir bersamaan, bahkan sampai kini, banyak sekali anak-anak urang awak
baik yang berdomisili di Sumatra Barat, maupun yang berdomisili di daerah lain di
Indonesia, bersekolah ke luar negeri. Sebagian bersekolah ke negeri mbahnya kapie. Sepeti
Inggris, Belanda, Amerika dan Jerman. Ada pula yang ke Jepang, kiblat Agama Shinto.
Mereka di sana bebas sebebas-bebasnya. Selain itu, setiap hari mereka belajar dari guru-
guru yang seluruhnya tidak seagama dan setiap hari juga bergaul dengan orang kota yang
hampir semua tidak seagama dengan mereka. Namun sekali lagi, karena ketika di
kampungnya iman mereka sudah terbentengi dengan amat kuat oleh keluarga, lingkungan,
adat dan agama, akibatnya tak satupun kita dengar yang bersekolah bertahun-tahun di negeri
orang-orang kapie itu yang murtad. Islam perginya, tetap saja Islam jua pulangnya.
Tak luak sedikitpun! Betapa saya takkan kagum atas kasus-kasus di atas.
   Mohon dicatat bahwa kata-kata "tak satupun" adalah tidak valid karena beberapa diantara
mereka yang tidak kembali lagi ke tanah air dan pindah agama. Yang di depan mata
saya sendiri ketika di Tokyo adalah orang Indonesia yang bersekolah di sana dan kawin
dengan orang Jepang, meninggalkan Islam karena sudah senang di sana. Orang awak
yang di depan mata kita saat ini adalah Jusfiq Hajar Sutan Majolelo yang sudah murtad
karena pergi bersekolah ke Belanda dan kawin dengan orang Belanda, lalu meninggalkan
kewargaan negara Indonesia, juga meninggalkan agama Islam dan malah menjadi
musuh Islam.
 
> Apakah mereka tidak sampai murtad karena mereka orang-orang terdidik? Ini bukan soal
terdidik atau tidak terdidik. Ini soal benteng iman yang sudah terbentuk, bahkan sejak
dari dalam kandungan. Lihatlah para TKI kita yang sebagian (maaf) kurang terdidik. Setiap
tahun ratusan ribu orang (termasuk urang awak) meninggalkan tanah air untuk bekerja di
negeri orang-orang yang tak seiman dengan kita. Mereka mengadu nasib di Singapura,
Malaysia, Hongkong, Brunai dan negara-negara Tinur Tengah. Sebagian besar bertahun-
tahun berinduk semang kepada orang-orang yang tak seagama. Ada yang jadi montir,
buruh kebun, sopir, pelayan toko, buruh bangunan dan sebagian besar menjadi
pengasuh anak dan pekerja rumah tangga.Bertahun-tahun makan minum di rumah orang
yang tak seiman itu, atau membeli makanan, minuman dan pakaian dari duit yang diberi
orang-orang tak seiman yang jadi induk semang mereka. Tidak seperti saat di kampung
yang dimana-mana ada masjid, dimana setiap hari mereka mendengar suara azan
berkumandang lima kali, dan merekapun dapat sembahyang berjemaah ke masjid
tersebut. Di negeri dimana mereka bekerja, (kecuali di Timur Tengah, Brunai dan Malaysia)
nyaris tak ditemukan masjid, tak ada suara azan.Tak dapat pula sembahyang berjemaah.
Tapi, alangkah kagumnya saya, karena tak satupun diantara mereka yang jadi orang murtad.
Selain itu, banyak sekali urang awak yang sakit, parah maupun setengah parah, silih
berganti berobat ke Singapura, Cina, Malaka, Kuala Lumpur, yang para dokternya beragama
Katolik, Protestan, Hindu, Kong Hu Cu dan sebagainya. Separah-parahnya sakit, saat
berobat sampaipun sembuh, mereka tetap saja orang Islam. Samasekali tak ada rayuan,
dari perawat apalagi dokter, untuk berpindah agama. Mereka Islam saat sakit, Islam
saat berobat, dan Islam pula setelah sembuh dan pulang ke kampungnya. Tak seorangpun
yang murtad.
 
   Sekali lagi data ini juga tidak valid karena ada diantara mereka yang pindah agama.
Bahkan dari orang sekampung kami ada yang datang ke gereja melakukan pengakuan
dosa demi sedikit uang ketika berada di Jerman. Dan pulangnya kawin pula dengan gadis
Manado yang Kristen tanpa mempedulikan batasan agama sementara orang tua tidak dapat
   Jadi ?. Apalagi yang mereka kehendaki kalau bukanmisi yang mereka emban sebagai
Evangelis. Kota Padang pada khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya adalah lahan
yang subur untuk misi mereka karena penderitaan penduduknya yang bertimpa-timpa
hingga jatuh miskin. Dan mohon dicatat bahwa West Sumatera sudah dikenal sampai ke
Amerika sana sebagai "untochable region" yang membuat mereka sakit hati dan mau
jor-joran ingin mencapai misi mereka yakni mengkristenkan seluruh orang Minang.
Tolong juga dicari info tentang projek "Jerico" sejak 1990 untuk Sumatera Barat, tolong
tanya Irene Handono kalau berkenan.
    Di ujung tulisan saudara kembali kepada soal keimanan. Saya bukannya takut seperti
beberapa orang yang pro saudara di rantaunet ini yang mengatakan iman mereka kuat dan
melihat perkembangan Islam di luar negeri seperti di Amerika dan Eropa. Sekali lagi saya
katakan, saya bukannya takut, tetapi khawatir bahwa orang kita tidak sama dengan orang
Amerika dan Eropa. Mereka selain mempunyai otak briliant juga keadaan ekonomi mereka
jauh lebih baik ketimbang kita, sehingga fokus memikirkan kebenaran agama dapat menjadi
prioritas. Tetapi di negeri kita,masih berpikir "pado bacakak jo galang-galang, rancak
bacakak jo urang". Keadaan ini yang sungguh mengkhawatirkan ditambah dengan
pemahaman agama yang tidak seperti orang-orang dahulu. Tanpa menunjuk diri sendiri,
berapa gelintir orangkah yang pandai seperti Ahmad Deedat, Zakir Naik, Zakir Husain,
Shabir Aly sampai kepada Yusuf Estes, Yusha Evans dan Khalid Yasin ?, yang pandai
membendung misi kristenisasi mereka dengan adu pemikiran ?. Yang ada di kita adalah
Supiak di Salisiak-an, si Oyon di Gauang, Si Ety di Kurao dan Cik Uniang di Siteba yang
susah sekali menyuruhnya sembayang dan tidak mengerti apa itu Islam dan apa itu iman.
Jumlah mereka ini cukup banyak dan signifikan untuk dikristenkan. Tidakkah saudara
memikirkan mereka dan hanya terpaku dengan keimanan saudara yang kuat ?.
 
    Baiklah di akhir sekali, Izinkan saya bertanya pada saudara dan orang-orang yang
sepaham dengan saudara. Apakah saudara dan orang-orang yang sepaham dengan saudara
dapat mengatakan iman saudara kuat ?, tidak akan terpengaruh dan tidak akan meninggal
kan agama Islam ?. Kenapa saya bertanya demikian karena, bisa jadi dengan jaminan pada
diri saudara, saudara dapat mencerminkan itu kepada seluruh rakyat Sumatera barat atau
Orang Minang pada umumnya. Jika saudara mengatakan iman saudara kuat, betulkah ?.
Tentu saudara mengerti bahwa iman itu adalah percaya kepada Allah swt. Bila ada orang
mengatakan sesuatu itu adalah A sementara Allah swt. mengatakan itu adalah B, jika iman
saudara kuat tentu saudara ikut Allah swt. mengatakan sesuatu itu adalah B, karena Allah
Maha mengetahui apa yang tidak kita ketahui dan berfirman, Inni a'lamu maa laa ta'lamuun.

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 19, 2013, 5:23:32 PM6/19/13
to rant...@googlegroups.com
Saya habya ingin mengemukakan fakta bahwa RS Yos Sudarso di Pdg tetap sangat ramai dan sebhg besar pasien adalah umat Islam.
Lihat pula sekolah Katolik di semua kota di Sumbar. Berjubel calon murid mendaftar ke sana, dan sangat banyak diantarabya urang awak yg muslim

Jadi saya berkesimpulan, yg menolak adalah sbhg elit ormas dgn motif bermacam kepentingan.

MS

Powered by Telkomsel BlackBerry®

syaf...@gmail.com

unread,
Jun 19, 2013, 7:48:05 PM6/19/13
to rant...@googlegroups.com
Pak Wan,

Kalau mungkin, diimbangi, dibuek lo komentar balasan. Sabananyo uraian Pak TR cukup bagus, tinggal menambahi beberapo bagian uraian beliau. Kirim ke singgalan...@gmail.com.

Salam

Syaf AL/Bogor
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: wannofri samry <wann...@yahoo.com>
Date: Wed, 19 Jun 2013 08:29:23 -0700 (PDT)
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

syaf...@gmail.com

unread,
Jun 19, 2013, 8:46:38 PM6/19/13
to rant...@googlegroups.com
Kanda Sutan Sinaro,

Ambo ndak punyo link ka liau sajak inyo pindah ka Pekanbaru.

Usul ambo, cubo lo tulisan kanda dikirim ka Singgalang. Ambo yakin pasti dimuek.

Salam

Syaf AL/Bogor
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: Sutan Sinaro <stsi...@yahoo.com>
Date: Wed, 19 Jun 2013 11:49:07 -0700 (PDT)
Subject: Tanggapan Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

--

wannofri samry

unread,
Jun 20, 2013, 2:20:46 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Yth aktivis rantau net,
Ambo yo "salut jo heran jo umat islam ko, berani dan tanpa berdosa mengirim anak ke yayasan sekolah kristen. Sedang bersekolah kita di sekolah islam masih belum sempurna iman dan pengetahuan kita, masak basokalah di sakolah kristen ndak ka bapangaruah. kabatulan rang agek ambo dulu penilik agama islam , yo susah mamintak izin untuak baraja agama Islam di sakolah kristen ko? Nan kaduo ado gamili nan kacanduan ka sakolah kristen, dek apak  anaknyo dulu baagama kristen, sabagaimano pepapat, lalang nan ditanam lalang tumbuah, padi nan ditanam padi tumbuah, yo saluang see lah nan kamanyampakan leh, nan jaleh indak tumbuah anaknyo manjadi muslim nan tahu jo aturan agamo. Antah kalau kemudian ado kesadaran untuak nyantri atau aktif dalam studi islam.

Jadi kalau ado awak nan ndak cameh dan manyamokan sakolah islam jo sekolah kristen, yo rancak awak baco alquran  baliak. Atau tanyo ka ulama nan tahu. lai ndak ka rusak aqidah awak jo mode tu?


Wassalam
Wannofri,koto/ Limapuluh Koto

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 20, 2013, 2:28:04 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Setahu saya saya belum pernah dengar ada pasien muslim yg dirawat di Yos Sudarso yg pindah agama ke Katolik, atau murid sekolah2 Prayoga yg murtad ke Katolik.
Kalau perkara jadi muslim taat, yg alumni madrasah aja banyak yg berprilaku tidak Islami. Malah orang gede di Kemenag jadi tersangka maling duit negara.i
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: wannofri samry <wann...@yahoo.com>
Date: Wed, 19 Jun 2013 23:20:46 -0700 (PDT)

wannofri samry

unread,
Jun 20, 2013, 2:33:18 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Pak Syamsir yang terhormat, sedangkan yg sekolah agama saja masih lagi macm itu, apakah na sakolah di kristen ko ndak pesong utak eeee..? kalau lah pesimis bana awak ka Islam, yo ndak dapek akaa lai tu....apo nan katajadi..lah samo sajo sapamatang jadinya mah..


Wassalam,
WNS/Luhak LimoPuluah Koto


Sent: Thursday, June 20, 2013 2:28 PM

ZulTan

unread,
Jun 20, 2013, 2:38:21 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com


Wan, jan kareh bana ka Mak Sati. Baliau ko baru tibo bana baru. Bialah maunjua agak sabanta.

Salam,
ZulTan, L, 52, Bogor

From: wannofri samry <wann...@yahoo.com>
Date: Wed, 19 Jun 2013 23:33:18 -0700 (PDT)

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 20, 2013, 2:44:01 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Ambo manduga perlawanan thd pendirian RS Siloam dll ko labiah bermotif non agamo, ekonomi atau politik.
Bagi kami rayaik badarai, termasuk ambo, dima kami ka dapek pelayanan medis nan labiah rancak. Baa mangko RS Yos Sudarso sangaik rami? Dek masaalah pelayanan itu. Urang rantau ndak marasoan baa sansaronyo kami jadi pasien di RS2 pamarentah ko.

Mak Sati
Padang
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: wannofri samry <wann...@yahoo.com>
Date: Wed, 19 Jun 2013 23:33:18 -0700 (PDT)

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 20, 2013, 2:46:50 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Iyo, alun sempat manyiapkan tandotangan gai lah doh.
Baliau ndak karteh gai doh. Kan basilang kayu dalam tungku mangko nasi bisa taidang di ateh meja.


MS
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "ZulTan" <zul...@yahoo.com>
Date: Thu, 20 Jun 2013 06:38:21 +0000

wannofri samry

unread,
Jun 20, 2013, 3:03:24 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Salam,
Hehehe Pak Zultan, kareh tu yoo? Maaf kalau Pak Syamsir kalau alun sempat maunjua, tapi jan takajuik bana, mukasuiknyo batuka-tuka caro pandirian sajo. Salam santai.

WNS, Luhak Limopuluah Koto


Sent: Thursday, June 20, 2013 2:46 PM

rn.ami...@gmail.com

unread,
Jun 20, 2013, 3:17:42 AM6/20/13
to R@ntau-net Email Group Rantaunet
Pak Syamsir NAH, Akidah adalah salah satu keberatannya, tp masalah masuknya Investor besaar yg hanya akan mengakibatkan orang minang akan menjadi kuli atau penonton saja krn ekonominya tidak terbangkitkan oleh investort besar, lihatlah di Jawa, adakah petani2 menjadi pengusaha tani, yg ada jadi petani penggarab, Kuli dan TKI, kondisi spt itukah yg Anda inginkan krn Anda hanya ingin mendapatkan pelayanan Rs yg katanya bertaraf International, dan berapa banyakkah Masyarakat Sumbar yg mampu utk berobat ke Siloan ini, paling2 yg berobat anggota DPRD, Pejabat2 Pemda, Tokoh2 Partai yg sebelumnya mengkorupsi dulu Anggaran
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Date: Thu, 20 Jun 2013 06:46:50 +0000

Rina Permadi

unread,
Jun 20, 2013, 3:29:43 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com

Wellcome back  Mak Sati,

 

Duduaklah maunjua dulu Mak

Konco Mamak Mak Ngah sadang bakaruah kini ko goh, jadi ndak sato maota

Kok Bundo antah kok sadang diterapi kini ko sadang penyembuhan setelah operasi tulang pungguang kapatang ko.

 

Minunlah dulu juo makanlah goreang tongkang dulu Mak

Lamo mamak indak ka lapau ko, la taragak lo jo ota Mamak di lapau, indak di FB sajo.

 

Biasono Mak Sati langkok identity sampai pakai kodak nan coga bagai

Banyak nan indak mangasanoi jo Mak Sati jadino goh.

 

 

Wassalam

Rina, 35, Batam

ZulTan

unread,
Jun 20, 2013, 3:29:21 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com

Mak St Sinaro jo sanak sa-Palanta NAH,

Kalau dikana-kana, lai lah ka mungkin opini nan basubarangan cando nan dibuek Mak St Sinaro ko ka dimuek di surek kaba nan samo?

Sarilah ambo kecek'an wakatu tulisan Pak BD mancogok, kredibilitasnyo randah kalau pandapek tu datang dari urang dalam. Kini baulang baliak. Kurang taktis nampaknyo. Apo salahnyo minta urang lua nan "agak" netral tapi condong "maiyokan" untuk manulih opininyo. Antah inyo akademisi gai, pilitisi, atau praktisi, tasarahlah. Atau memang sarik mancari urang-urang coiko dek sadonyo bi manulak.

Jan-jan sinyalemen Fineman sabana batua - It's hard to know now who, if anyone, in the media has any credibility.

Ndak sayang jo namo gadang nan lah dibangun salamo ko? Inok-inok'i banalah:

It take 20 to 30 years to build reputation and five minutes to ruin it.

Banyak maaf.

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 20, 2013, 3:42:42 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Rin,
Mulai tadi malam ambo lah canggih lo. Lah bisa lo ka RN sdg balari. Posting lah badangkang2 masuak surang. Jadi itu mangko bisa ka lapau liak. Baitu Rina jo rang lapau.

mak Sati
Galuang, Sungai Pua, L, 76
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Rina Permadi" <ri...@rantaunet.org>
Date: Thu, 20 Jun 2013 14:29:43 +0700
Subject: RE: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

--

Zubir Amin

unread,
Jun 20, 2013, 3:53:16 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Sanak RN.Amiroeddin n sanak palanta nn baik.
Hanya mengingatkan saja bhw sanak Sjamsir Alam lah baumua bakapalo tujuah.
Mari kita gunakan tata tutur berkomunikasi dgn liau sesuai dengan tingkatan umua counterpart kita itu.
Rasonyo penggunaan kato 'anda' untuak pak Sjamsir Alam nn lah baumua kapalo tujuah spt halnya Pak RN.Amiroeddin mungkin, rasonyo koa, agak kurang elok disampaikan kepada nn ybs,walaupun dari segi tata bhs kata itu bisa dipakai.
Selamat saling batuka buah pikia.
JB,DtRJ,74thn,sk Mandahi liang,IV Angkek Padusunan,Pa riaman,kini di Bonjer,Jakbar.
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Date: Thu, 20 Jun 2013 07:17:42 +0000
To: R@ntau-net Email Group Rantaunet<rant...@googlegroups.com>

rn.ami...@gmail.com

unread,
Jun 20, 2013, 4:11:10 AM6/20/13
to R@ntau-net Email Group Rantaunet
Kok baitu ambo minta maaf ke Kanda Syamsiralam, terimo kasih ats koreksinyo Pak Zubir
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Zubir Amin" <zubir...@rantaunet.org>
Date: Thu, 20 Jun 2013 07:53:16 +0000

Syafrinal Syarien

unread,
Jun 20, 2013, 4:36:02 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Pak Amiroeddin yth;

Berarti antithesis-nyo: kalau ndak ado investor besar nan masuak, hasilnyo urang awak bisa indak jadi kuli?
Urang jadi kuli dan penonton bukan karano ado investor gadang nan masuak. Justru karano banyak tinago kuli nan murah mangko-e masuak investor tu...
Eh, baputa-puta baa lo logika statement ambo ko ha... Kecek ughang matimatik istilah e: tautologi.

Wassalaam;
Sy Syarien


From: "rn.ami...@gmail.com" <rn.ami...@gmail.com>
To: "R@ntau-net Email Group Rantaunet" <rant...@googlegroups.com>
Sent: Thursday, June 20, 2013 2:17 PM

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 20, 2013, 4:39:24 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Utk Sanak RN Amiruddin,
Kalau masalah ekonomi rakyat tidak terbangkitkan oleh investor besar, itu masalah sistem dan tanggungjawab pemerintah pusat dan daerah utk menggariskan aturan permainan.
Saya kira yg akan jadi kuli yaah tetap yg potensinya cuma kuli, namun yg potensial pasti akan mendapat jabatan yg sesuai. Yg jelas investor akan membuka banyak lapangan kerja yg saat ini amat sedikit di Sumbar ini.
Rakyat berhak mendapatkan pelayanan yg terbaik sesuai dgn kemampuannya masing2. Masih lebih baik mereka yg mampu berobat di Padang dp ke negara lain, bila pelayanannya sama atau lebih baik. Sekarang mungkin ribuan orang Minang setahun yg berobat ke Malaysia krn mereka bisa mendapatkan pelayanan medik yg jauh lebih baik.

Kok iyo laluan, kok ukan tuka

mak Sati
Galuang, Sungai Pua, L, 76
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: "Zubir Amin" <zubir...@rantaunet.org>
Date: Thu, 20 Jun 2013 07:53:16 +0000

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 20, 2013, 4:42:18 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Suai, Syaf

Mak Sati

Zubir Amin

unread,
Jun 20, 2013, 4:58:37 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Satu sikap n perilaku nn Minangkabau bana sanak RN.Amiroeddin.Sikap minta maaf saat ini sdh termasuak 'budi' nn langka dikalangan awak samo awak.
JB.DtRJ,74thn,Ughang Piaman,kini di Binjer,Jakbar,
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

Date: Thu, 20 Jun 2013 08:11:10 +0000

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 20, 2013, 5:03:23 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Utk: Sanak RN Amiruddin,

Salam maaf lah ambo tarimo jo jawek samo2 mamaafkan awak. Tapi nan ambo lai indak tasingguang ka naiak tagisia katurunan bai doh.

Salam saling memaafkan

mak Sati

andi...@gmail.com

unread,
Jun 20, 2013, 5:03:49 AM6/20/13
to rantaunet rantaunet
Sato lo saketek

Paling tidak sajak ambo pandai mambaco kelas 1 SD tahun 1972 RS Yos Soedarso tu lah ado sampai kini masih eksis nan memang pelayanan cukuik rancak terutamo untuk masyarakat badarai secara umum

Kito samo2 tahu RS ko Kristen..nan jadi pertanyaan ambo baa ndak ado penolakan, demo atau mausia keberadaan RS tu sampai kini.

Jadi nampaknyo lebih kuek sentimen penolakan RS Siloam tu dek investornyo JTR nonpribumi (chino) parahnyo agamonyo Kristen pulo

Seandainyo pengusaha nonpribumi ko taroklah Cino tapi Islam baa kiro2 (mgkn iko nan lai agak sasuai)

Tapi sayang pengusaha konglomerat kakap nan menguasai perekonomian di nagari ko memang Chino nan agamonyo kalau ndak kristen yo Budha

Labiah arif dan bijaksana ndak maundang polemik serta gejolak berbau SARA pihak otoritas Sumbar jiko maundang investor untuk RS yang modern ko ..baa kok ndak RS Awal Bross sajo yang samo kito tahu di Pekanbaru sangat sukses serta dibeberapa kota di Indonesia ko RS Awal Bross lah punyo cabang/jaringan serta selalu ekspansi ke beberapa kota2 mambuek RS yg modern.

kalau lai gak kareh penolakan RS Siloam ko dari berbagai elemen masyarakat sahinggo JTR tabang hambua indak jadi investasi di kota Padanmg..mudah2an pihak otoritas bisa maundang owner/investor RS Awal Bross sebagai penggantinyo

Wass-Jepe


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Date: Thu, 20 Jun 2013 06:44:01 +0000

syaf...@gmail.com

unread,
Jun 20, 2013, 5:47:17 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Mak Sinaro,

Meski lah ndak jadi wartawan Singgalang lai, satahu ambo Singgalang tu masih independen. Singgalang terbuka untuk polemik, tapi ada batas-batasnýa. Tak menghujat, tak meremehkan orang. Walaupun kita profesor, jan dinilai randah bana urang tamatan SD.

Sayangnyo, banyak di antaro awak di RN ko suko maago se, mancibiekan urang dari nan kalam.

Banyak maaf Mak St Sinaro kalau bahaso ambo ndak sopan, maklum cuma tamatan SD di kampuang, di Pedalaman Piaman.

Salam,

Syaf AL/50, Bogor

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "ZulTan" <zul...@yahoo.com>
Sender: rant...@googlegroups.com

Dedi Suryadi

unread,
Jun 20, 2013, 6:41:04 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Numpang sato saketek pulo...
Diawal ko, bialah ambo minta maaf dimuko dahulu, ko ado kato nan salah di kudian...

Mak Jepe, dan Mak Sati, dan sanak sapalanta n.a.h,

Maulang posting kito nan lah sabulan duo bulan nan lalu, sajak dilewakannyo masalah peletakkan batu partamo RS Siloam ko, sabanananyo, kito nan kontra pembangunan Siloam ko, bukan anti investasi, bukan anti kemajuan, bukan pulo anti kristen di Padang.
Yang kito anti, adolah kristenisasi. Bukan kristen, tapi misi kristenisasi.

Nah, sajalan jo RS Siloam, Sekolah Padang Harapan, Mall Plaza Lippo gadang di jln Khatib Sulaiman ko, adolah dek karano track record "si pemilik investasinyo" atau si investornyo. Jadi, bukan dek agamo si investornyo.

Ba-a bana track record si investor ko..?

Nah, mungkin dek Mak Jepe jo Mak Sati dek baru masuak RN ko baliak sasudah sakian lamo, jadi mungkin indak ikuik ota-ota ko dari awal.
Untuak itu, ambo lewakan baliak, kutipan dari internet, sia bana pemilik investasi Lippo ko, dan ba-a ko inyo kito tulak masuak ranah minang.
Mudah-mudahan bisa jadi pertimbangan dek mamak baduo, ba-a ko kito kontra jo pembangunan grup Lippo ko..
Kalau nan lain, samisal Yos Sudarso, dll ko, mungkin memang Kristen, tapi indak misionaris Kristenisasi...
Salamaik mambaco..


.....
Persahabatan kedua `gembala' itu juga merambah dunia bisnis serta berbagai proyek dan agenda misi Kristen global. Keduanya melihat Indonesia bisa menjadi salah satu pusat misi Kristen yang prospektif. Maka, berdirilah WHC di kawasan bisnis Lippo beserta sejumlah sarana penunjangnya. Ada lembaga pendidikan, seminari, rumah sakit, rumah produksi (production house), dan lembaga misi berkedok sosial lainnya.

Note : Mungkinkah kata Indonesia di atas di ubah menjadi Sumatera Barat....?

Membongkar Megaproyek Kristenisasi James Riady
Posted: 18 Juni 2010 in Pemurtadan 
Kaitkata:James Riady, Megaproyek Kristenisasi, Membongkar
3

Hari-hari ini, ummat Kristiani sedang melaksanakan hajatan besar. Tepatnya tanggal 27 Juli hingga 16 Agustus 2004 lalu. Nama acaranya adalah Summer Mission 2004 (Misi Musim Panas 2004).

Seperti tertulis di situs World Harvest Global (www.worldharvest.cc), hajatan ini sesungguhnya adalah misi kristenisasi yang dikemas dalam konser musik, pesta pantai, dan berbagai program pelatihan misi. Di Indonesia, "para gembala" akan menyerbu sejumlah kota besar di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.

Rencananya, rombongan misionaris akan berangkat dari Los Angeles (Amerika Serikat), tanggal 25 Juli 2004. Mereka mula-mula singgah di Pekanbaru (Riau) dan beberapa daerah sekitarnya, selama tiga hari. Kemudian menuju Mentawai (Sumatera Barat) selama dua hari, lalu kembali Pekanbaru.

Selanjutnya rombongan bertolak ke Kupang (Nusa Tenggara Timur). Acara di sini direncanakan berlangsung tiga hari. Kota tujuan lainnya adalah Soe, sekitar 11 km arah timur kota Kupang. Setelah itu, balik ke arah barat, tepatnya ke Sumba (Nusa Tenggara Barat). Acaranya cuma 2 hari.

Giliran berikutnya adalah `serangan' ke Jakarta. Salah satu acara yang akan digelar adalah Harvest Festival, yang digelar 10-13 Agustus 2004.

Dalam sebuah brosur yang dicetak "untuk kalangan sendiri", tertulis tiga kegiatan besar yang akan dilaksanakan.
Tanggal 11-13 Agustus 2004 digelar seminar kepemimpinan. Beberapa pembicaranya adalah publik figur, salah satunya Theo F Toemion (tokoh PDI Perjuangan yang kini menjabat Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM).

Pada tanggal 10 Agustus 2004 diselenggarakan Extravagant Worship. Sebuah acara hiburan yang menampilkan 40-an artis top dan grup musik ternama, seperti Harvey Malaiholo, Ria Warna, Joseph S Djafar, Christopher Abimanyu, Viona Paays, Bobby One Way, Lea Simandjuntak, dan Trinity Singer.

Tak kalah hebohnya adalah pesta Youth Explosion pada 12 Agustus 2004 pukul 19.00. Acara ini melibatkan 1.200 anak muda, bertempat di Lippo Karawaci. Juga menampilkan artis-artis top beragama Nasrani yang biasa tampil di MTV. "Itu semua dipersembahkan kepada Yesus! Berpakaianlah dengan keren dan gaul! Ajak temanmu, datang lebih awal, dan jangan lewatkan Party at the Dome 2: Youth Explosion!!!"

Usai menggarap Jakarta, rombongan bertolak ke Semarang dan Surabaya (13-14 Agustus 2004). Nama acara di dua kota ini cukup menyeramkan: Crusade (Perang Salib).

Terakhir, mereka kembali mengguncang Jakarta dengan konser untuk menggaet kalangan muda. Esoknya, tanggal 16 Agustus, misi mereka berakhir dengan penutupan. Tidak dijelaskan kapan mereka kembali ke AS.

Dalam seruan kepada komunitasnya, mereka mengumbar target akan menawarkan kesegaran baru pada dunia: "Kita ingin mentransformasikan paradigma baru bagaimana kita melihat manusia, dan cara manusia melihat Tuhan!" Di setiap tempat, mereka akan mengguncang warga sekitar dengan doa bersama 100-130 ribu jemaat.

Namanya saja proyek besar, tentu harus di-back up oleh dana dan orang besar pula. Orang besar itu adalah James T Riady, konglomerat yang kini jadi komandan Lippo Group . Apa saja yang dilakukannya? Simak saja tulisan ini sampai tuntas.

Tidak banyak orang yang tahu tentang rencana-rencana besar itu. Ustadz Mansyur Sahid, seorang aktivis dakwah di Kupang (NTT) misalnya, mengaku tak tahu ada rencana itu.

Buya Mas'oed Abidin, Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumatera Barat, juga mengatakan hal senada. "Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menghadapi kristenisasi, secara cerdas. Kita juga memerlukan semacam pusat informasi kristenisasi, agar kegiatan-kegiatan semacam itu bisa kita monitor," kata penulis buku Islam dalam Pelukan Muhtadin Mentawai ini.* (Ahmad Damanik, Dedi Junaedi/Hidayatullah)

Koalisi James Riady-Pat Robertson
Berkoalisi dengan Pat Robertson, pimpinan Koalisi Kristen dan jaringan televisi misionaris terbesar di dunia proyek besar James T Riady akan membuat TV misionaris yang segera mengudara di Indonesia

Proyek Mega-Kristenisasi James T Riady tentu bukan sebuah pekerjaan main-main. Perlu didukung dana dan jaringan yang luar biasa. Urusan dana, tak jadi kendala. Keluarga Riady adalah pengendali bisnis raksasa yang bergerak di bidang perbankan, TV kabel, telepon selular, online shopping, jasa teknologi informasi, perkantoran, dan sederetan bidang lainnya. Konon total asetnya mencapai USD 12 milyar.

CahayaTV —atau apapun namanya— bakal tampil menjadi andalan proyek misionaris dengan target ratusan juta warga berbahasa Indonesia dan Melayu. Ini akan bersinergi dengan proyek-proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah Kristen di daerah miskin dan terpencil. Melalui Harvest International Curriculum (HIC), mereka sedang menyiapkan 200 ribu pastor dan pekerja misionaris yang siap bergerilya memurtadkan jutaan Muslim Indonesia.

Namun dana besar saja tidak cukup. Perlu digerakkan oleh `mesin' yang taktis dan berjaringan luas. Karena itulah James T Riady menggandeng World Harvest Global (WHG) dan American Institute for Maghrib Studies (AIMS) untuk menyukseskan proyeknya.

WHG adalah pusat misionaris dunia yang bermarkas di California, AS. Berdiri tahun 1989 sebagai bagian dari program Koalisi Kristen yang dirintis evangelis terkenal, Pat Robertson. Cabangnya sudah bertebaran di banyak negara antara lain Jepang, Malaysia, Indonesia Jerman, dan Belanda.

Di Indonesia, markas WHG ada di Lippo Karawaci. Motor penggeraknya adalah sang boss Lippo Group, James T Riady. Tetapi namanya agak berbeda, yaitu World Harvest Center (WHC). Aktivitas sehari-harinya dikomandani oleh pendeta Dr Jimmy Oentoro.

Sedangkan AIMS adalah lembaga studi pemikiran dan kebudayaan Yahudi di AS. Institusi ini merupakan mitra utama Christian Coalition (Koalisi Kristen).

Hadirnya WHC di Indonesia tak lepas dari eratnya persahabatan spiritual antara James T Riady dan pendeta Pat Robertson. Konon mereka mulai saling kenal tatkala keduanya terlibat dalam "misi khusus" tim sukses Presiden AS. Mula-mula era George Bush Sr, kemudian Bill Clinton, dan akhirnya George W Bush. Selain aktif sebagai tele-evangelis di Christian Broadcasting Network (CBN) dan Christian Coalition, Pat Robertson memang menjadi tim inti kampanye kepresidenan keluarga George Bush.

Keluarga Riady pernah bikin heboh karena terlibat skandal keuangan dalam kampanye presiden Bill Clinton (1992). Saat itu, Pat Robertson tampil sebagai saksi meringankan keluarga Riady. Pada program "The 700 Club" di CBN, dia berkata, "James Riady dan ayahnya (Mokhtar Riady, red) adalah teman karib saya. Keduanya telah lahir kembali dalam Kristen. James telah menyatakan keinginannya menjadi pastor dan misionaris. Orang Asia perlu diberi kesempatan berpartisipasi sebagai pegawai Tuhan."

Keterlibatan James dalam misi Kristen diakui sebagai bagian dari pertaubatannya. James juga menyebut Pat Robertson sebagai orang yang telah menyadarkannya kembali ke `jalan terang'. "Dialah guru spiritual saya," ucap putra mahkota raja bisnis Lippo Group, Mochtar Riady ini.

Tampaknya hubungan Pat Robertson dengan keluarga Riady memang sangat dekat. Tahun 2002, dalam menyukseskan Proyek Misi 2002, Pat Robertson datang ke WHC di Lippo Karawaci Tangerang.

Persahabatan kedua `gembala' itu juga merambah dunia bisnis serta berbagai proyek dan agenda misi Kristen global. Keduanya melihat Indonesia bisa menjadi salah satu pusat misi Kristen yang prospektif. Maka, berdirilah WHC di kawasan bisnis Lippo beserta sejumlah sarana penunjangnya. Ada lembaga pendidikan, seminari, rumah sakit, rumah produksi (production house), dan lembaga misi berkedok sosial lainnya.

Televisi Misionaris
Sejak tahun 1998, James dan Pat secara khusus berkongsi mengembangkan International Family Entertainment (IFE) dengan investasi USD 10 juta. IFE bersama Lippo Group dan Malayan United Industries Bhd kemudian membeli 80% saham Chinese Entertainment Broadcast Ltd yang mengelola jasa layanan TV satelit 24 jam. Stasiun TV misionaris itu punya target menyergap 1,25 milyar audiens berbahasa Mandarin dan Melayu di kawasan Asia Pasifik.

Saat ini, keduanya sedang merancang sebuah televisi misionaris di Indonesia. Namanya belum pasti. Kabarnya, CahayaTV, Gospel Overseas TV, atau HarvestTV. Kru televisi itu kini tengah belajar dan magang di CBN, jaringan televisi misonaris terbesar di AS (mungkin juga dunia) yang didirikan oleh Pat Robertson.

CahayaTV —atau apapun namanya— bakal tampil menjadi andalan proyek misionaris dengan target ratusan juta warga berbahasa Indonesia dan Melayu. Ini akan bersinergi dengan proyek-proyek James T Riady sebelumnya, seperti pembangunan sekolah-sekolah Kristen di daerah miskin dan terpencil. Melalui Harvest International Curriculum (HIC), mereka sedang menyiapkan 200 ribu pastor dan pekerja misionaris yang siap bergerilya memurtadkan jutaan Muslim Indonesia.

Tentang tekad James Riady untuk tampil all-out dalam gerakan kristenisasi, pernah dipaparkannya dalam wawancara dengan majalah Fortune pada 23 Juli 2001. James akan berkonsentrasi mengembangkan sekolahnya yang mewah di kawasan bisnis Lippo, serta proyek besar industri media. Dia juga akan membuka 1.000 sekolah Kristen di desa-desa miskin di seluruh Indonesia. James juga memaparkan bagaimana dia bersama Pat Robertson terobsesi untuk membuka jaringan Kristen di Indonesia dengan WHC sebagai markas utamanya.* (Hidayatullah, edisi bulan Agustus 2004)

Abu Deedat Syihab, Kristolog: "Kita Harus Berkompetisi"
Kristenisasi makin gencar. Komentar Anda?
Negeri Barat memiliki misi yang disebut neo-imperialisme secara sembunyi-sembunyi. Mereka punya misi triple G, yaitu gold, gospel, dan glory. Tetapi sekarang hanya melakukan gospel (agama) saja. Seperti pernah diberitakan Majalah Time dan dikutip Harian Republika, Barat telah mengirim 27 ribu Evangelis ke Indonesia. Mereka menyebarkan agama dengan kedok bisnis, lembaga donor, dan konsultasi. Di Indonesia, kelompok yang masuk dalam kategori ini adalah Lippo Group pimpinan James T Riady, dan jaringan bisnis Ciputra.

Apa saja bentuk gerakan mereka?
Berupa bantuan kemanusiaan, pendidikan, dan dana amal. Juga membuat proyek media seperti Radio Pelita Kasih dan Televisi CBN (Cahaya Bagi Negeri) yang membangun kerjasama dengan stasiun televisi yang sudah ada. Program atau proyek ini berpusat di Lippo Cikarang di bawah naungan Gospel Overseas (GO). Bidang kesehatan juga digarap, salah satunya mendirikan RS Siloam Gleneagles di kawasan Lippo yang sering menyediakan pelayanan doa bagi pasien, termasuk pasien yang beragama Islam.

Kenapa markas mereka di kawasan pinggiran, bukan di ibukota Jakarta misalnya?

Menurut pengakuan aktivis mereka yang sudah masuk Islam, mereka menggunakan metode rinyuh atau rayap. Maksudnya, menyerupai gerakan rayap yang selalu melahap kayu dari pinggirnya, baru ke tengah. Seperti pepatah makan bubur panas, mulai dari pinggir lalu ke tengah, lama-lama `kan habis juga.

Apa yang harus dilakukan kaum Muslimin?

Ini adalah warning (peringatan) bagi ummat Islam. Kristenisasi bukanlah sebuah isu melainkan realitas yang harus dihadapi. Ummat Islam harus waspada dan hati-hati. Yang lebih penting, umat Islam harus siap berkompetisi dengan kaum Kristiani. Jangan malah bersikap reaksioner.

Berkompetisi bagaimana?

Kalau kita ingin menghadang musuh, maka kita harus tahu strategi musuh. Mereka menguasai media massa, baik cetak atau elektronik, maka ummat Islam harus bisa menguasai jalur yang sama. Tentunya ini butuh dukungan semua pihak. Marilah semua elemen ummat ini berkerjasama, bukan cuma sama-sama kerja.

Kita berharap para aghniya (orang kaya) mau bersama-sama membetengi ummat dari pemurtadan. Bila secara formal mereka tak bisa menjadi da'i, cukuplah bila mereka membantu dana. Kita juga harus menggiatkan pembinaan untuk memperkuat aqidah ummat. Dalam waktu yang sama, kita juga harus melakukan perlawanan. Jika selama ini para penginjil sudah berani mendatangi rumah-rumah orang Muslim, maka sekarang kitalah yang mendatangi mereka.* (Ahmad Dani, Ahmad Damanik/Hidayatullah)

LIPPO Kota Ternama Penuh Rahasia
Beberapa lokasi di kawasan bisnis Lippo ditengarai jadi markas kristenisasi. Apa indikasinya?

Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, citra Kota Tangerang (Banten) sebagai kota pinggiran berubah drastis. Bukan lagi sekadar kota tempat menampung limbah pabrik atau masyarakat yang mencari nafkah di Jakarta, Tangerang kini layak mendapat sebutan sentra bisnis baru.

Tangerang berubah terutama sejak tahun 1992, saat Lippo Karawaci membangun kawasan bisnis di sekitar pintu masuk kota, tepatnya berada di pinggir jalan tol Jakarta-Merak, atau di pintu keluar tol Tangerang.

Siapapun yang melewati jalan tol, pasti bisa melihat kawasan ini dengan jelas, gedung-gedung menjulang tinggi, megah, dan mewah. Di kawasan Tangerang, tak ada gedung-gedung bertingkat tinggi kecuali di kawasan ini. Tak heran, masyarakat Tangerang cukup bangga dengan keberadaan Lippo Karawaci.

Kawasan bisnis Lippo bagaikan magnet. Orang-orang dari luar Tangerang, seperti Serang, bahkan Jakarta, berbondong-bondong ke sini. Promosi Lippo Karawaci memang sangat gencar, baik di media cetak maupun elektronik, sehingga mempesona banyak pihak.

Wajar saja, sebab semua fasilitas kesenangan dunia ada di sini. Mulai dari perumahan, hotel, pasar swalayan, tempat hiburan, sekolah, sampai rumah sakit. Juga terdapat gedung-gedung perkantoran, salah satunya menara menjulang bertuliskan Lippo Bank. Semua fasilitas bertaraf internasional.

Ada rumah sakit yang sangat mewah di sini, namanya International Siloam Gleneagles. Juga sekolah prestisius mulai dari tingkat kelompok bermain sampai perguruan tinggi. Sekolah-sekolah itu bernama Sekolah Dian Harapan (SDH), Sekolah Pelita Harapan (SPH), dan Universitas Pelita Harapan (UPH).

Kalau mau belanja, tersedia Mall Lippo Karawaci. Luasnya dua kali lapangan sepak bola. Semua kebutuhan rumah tangga, sandang, dan pangan, tersedia di pertokoan ini.

Pada bulan Mei 1998, ketika kerusuhan melanda Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia, Lippo Karawaci tak luput dari serangan massa. Beberapa lokasi terbakar. Hebat, beberapa saat kemudian, langsung berdiri Markas Komando Resort Militer (Koramil) di dekatnya. Aman.

Tepat di samping markas, ada landasan helikopter. Menurut keterangan salah seorang anggota satuan pengaman (satpam) penjaga landasan, hampir setiap hari James terbang dengan helinya. "Tujuan bos, kalau tidak pulang ke rumah, biasanya ke Cikarang," kata satpam yang tak bersedia disebut identitasnya itu.

Cikarang yang dimaksud adalah kawasan yang serupa dengan sentra bisnis Lippo Karawaci. Letaknya di kawasan Bekasi (Jawa Barat). Namanya Lippo Cikarang.

Ternyata ada misi lain yang tak disadari banyak orang, di balik megahnya imperium bisnis Lippo di Tangerang dan Bekasi. Hal itu dikatakan Abu Deedat Syihab, kristolog dari Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (Fakta). Abu Deedat menyebutnya sebagai misi neo-imperialisme (lihat wawancara dengan Abu Deedat). Lebih spesifiknya, ada misi besar agama Kristen yang diusung di baliknya. Komandannya siapa lagi kalau bukan James T Riady.

Sinyalemen Abu Deedat tampaknya bukan isapan jempol. Kota yang namanya dikenal dimana-mana itu memang menyimpan sejuta rahasia.

Universitas Pelita Harapan (UPH)
Lembaga ini didirikan tahun 1993 melalui Yayasan Universitas Pelita Harapan. Mulai beroperasi pada bulan Mei 1994. Jumlah mahasiswa awalnya 250 orang.

Kampus ini mengalami perkembangan pesat. Menurut penjelasan dalam brosurnya, saat ini jumlah mahasiswa UPH ada 5.000-an orang. Fasilitas kuliahnya juga terus meningkat. Universitas yang menyatakan diri sebagai Digital Campus ini dipimpin seorang rektor bernama Johannes Oentoro, PhD.

Situasi perkuliahan tak banyak berbeda dengan kampus lainnya. Hanya saja, bila diperhatikan secara seksama, jumlah mahasiswa keturunan Tionghoa jauh lebih banyak dibanding pribumi.

Mahasiswa yang beragama Islam ada juga di kampus ini. Beberapa di antaranya lulusan dari SMU Taruna Nusantara Magelang, sebuah sekolah unggulan yang pendidikannya ala militer. Mereka sempat membentuk Kerohanian Islam (Rohis) sendiri. Tetapi kegiatannya tak berjalan dengan baik.

Sebuah harakah pernah mencoba masuk ke UPH. Sayang, sekarang tak menggeliat lagi. Penyebabnya, aktivis yang menggerakkannya sudah banyak yang lulus, atau drop out tak kuat membayar biaya kuliah yang setinggi langit.

Menurut Abdul Ghoni, seorang aktivis harakah yang pernah berjuang mensyiarkan Islam di Lippo Karawaci, saat ini masih banyak mahasiswa Muslim di UPH. Mereka bisa tetap kuliah karena mendapat fasilitas beasiswa. "Bila beasiswa diputus, kuliah pun berhenti," kata Ghoni.

Kesan bahwa kampus ini membawa misi Kristen langsung terasa di pintu masuk. Ada sebuah tulisan mencolok berbunyi, "If You Told To My Teaching, You Are Really My Diciplines, Then You Will Know The Truth And The Truth Will Set You Free. (Johannes 8: 31-32)."

Di lantai tiga gedung UPH, terdapat Harvest International Theological Seminary (HITS) atau Sekolah Tinggi Teologi Internasional Harvest. Ini adalah sebuah lembaga yang berada di bawah naungan World Harvest Center (WHC).

Seperti tertulis dalam brosurnya, HITS mempunyai misi: Preparing a skillful, Godly character and have high dedication for impacting community and churches in 21st century. Artinya: mempersiapkan sumber daya manusia siap guna, berkarakter ketuhanan, dan punya dedikasi tinggi untuk mempengaruhi masyarakat dan gereja di abad ke-21.

World Harvest Center (WHC)
Lokasinya di ujung perumahan Lippo Karawaci, berbatasan dengan kampung Binong, Legok Tangerang. Gedung berlantai 5 ini sangat mudah dikenali sebagai tempat para `gembala'. Ada lonceng besar yang terletak di atas menara, yang arsitekturnya menyerupai gereja. Aktivitas di gedung ini dikomandani oleh seorang pendeta bernama DR Jimmy Oentoro.

WHC memiliki beberapa sub-organisasi, yakni HITS, Harvest Community Development (HCD), Fokus Pada Keluarga (FPK), Harvest Media Center (HCM), dan Harvest Praise Ministry (HPM). Semua berkantor di kompleks gedung ini. Sementara kantor WHC sendiri berada di sebelah kanan bangunan, persis bersebelahan dengan Toko Buku Harvest. Di sini pula HCD bermarkas.

HCD adalah lembaga sosial kemasyarakatan yang mengemban misi meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu programnya bernama Education Program (Program Pendidikan), yang bercita-cita mengadopsi satu milyar anak Indonesia untuk menyelamatkan bangsa. Bentuknya bisa berupa pemberian bantuan biaya pendidikan kepada anak-anak kurang mampu, pengajaran nilai-nilai positif, moral, dan meningkatkan kualitas diri melalui program kesehatan yang bernutrisi.

Salah satu program yang telah digulirkan adalah Prosip (Program Siswa Peduli). Pada tahun ajaran 1997/1998 program ini memberikan bantuan beasiswa kepada 33 murid dan 16 guru dari Sekolah Yayasan Sri Urni yang berdiri sejak 1975. Sekolah ini berada di Muara Baru, Cilincing (Jakarta Utara).

Saat itu, sekolah Sri Urni nyaris gulung tikar. Pemiliknya bernama Bawan, berasal dari Tana Toraja (Sulawesi Selatan). Pada saat mendapat guyuran beasiswa dari Prosip, sekolah ini memiliki murid 453 orang. Anehnya, 50 persen muridnya bukanlah anak-anak Kristen, melainkan beragama Islam.

Sebagaimana lembaga pendidikan Kristen pada umumnya, sekolah Sri Urni banyak menyelenggarakan acara ritual keagamaan. Namanya Kelompok Tumbuh Bersama (KTB), yaitu persekutuan khusus murid-murid tiap hari Jumat, dan kebaktian umum setiap hari Minggu.

Program lainnya adalah Health Program (Program Kesehatan). Kegiatannya berupa penyediaan obat-obatan, tenaga medis, air bersih, dan lain-lain, untuk masyarakat di pedesaan.

Ada lagi program penyediaan makanan bergizi kepada rakyat miskin dan masyarakat daerah konflik. Yang ini diberi nama Feeding Program (Program Pemberian Makanan).

Keempat, Job Creation Program (Program Penciptaan Lapangan Kerja), yaitu mengembangkan jiwa kewirausahaan melalui penumbuhan semangat entrepreneurship dan penyelenggaraan pelatihan tenaga kerja.

WHC beralamat di Jl Gunung Rinjani No 6 Taman Himalaya, Lippo Karawaci, 15811. Satu kompleks dengan Sekolah Dian Harapan. Sekolah ini diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah. Sasaran utamanya adalah kampung atau komunitas yang berada di sekitar Lippo Karawaci.

Sekolah Dian Harapan terdiri atas SD hingga SMU. Fasilitas belajarnya lengkap, berstandar internasional. Tak jauh berbeda dengan Sekolah Pelita Harapan, dalam tingkatan yang sama, namun khusus bagi masyarakat kelas atas alias kaya raya.

 Institute Haga Indonesia (IHI)
Menurut penyelidikan tim dari Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan (Fakta), Institute Haga Indonesia (IHI) merupakan tempat pengkaderan para pemimpin gereja tingkat Asia Pasifik. Institusi ini mendapat dukungan dari Group Lippo dan berada di kawasan Lippo Cikarang.

Tidak mudah memastikan keberadaan IHI. Satpam atau pegawai di Lippo Cikarang kalau ditanya tentang lembaga itu, jawabannya hampir senada, "Pernah mendengarnya, hanya saja lupa di mana tempatnya."

Seorang satpam di Gedung Menara Pasifik, sempat berpikir sejenak ketika ditanya perihal IHI. Dia lantas menunjuk sebuah lokasi di Lippo atas, dekat Perumahan Beverly. Begitu Hidayatullah mendatangi tempat yang dimaksud, satpam yang lain menunjuk sebuah gedung bernama Cahaya Bagi Negeri (CBN). Satpam itu memberi nasihat, "Di sana itu tempat kristenisasi. Kalau Anda nggak mau dibaptis, mendingan jangan ke sana."

Gedung CBN itu, letaknya agak tersembunyi. Tidak ada angkutan umum yang masuk ke lokasi itu. Bangunan itu terlindung oleh pagar menjulang tinggi. Lokasi pun terletak jauh dari keramaian. Terkesan penuh rahasia.

Lagi-lagi, kalau orang itu ditanya, benarkah itu IHI? Jawabannya sama, "Kayaknya saya pernah mendengar (nama gedung) itu. Tapi lupa lokasinya di mana ya?" Apakah mereka jujur dengan jawabannya, atau menyembunyikan sesuatu? Wallahu a'lam.* (Ahmad Dani, Ramdhan, Ichsan Kamil, Ahmad Damanik/Hidayatullah)

Seorang Ibu dan Sebuah Masjid
"Putri saya sudah lulus kuliah," seorang ibu warga Cibatu, Cikarang, dekat kawasan Lippo, berkisah.

Untuk kuliah putrinya, ibu tersebut ternyata tak perlu repot-repot mengeluarkan banyak biaya. Seorang pemuda keturunan Cina bersedia menanggung semuanya. Hanya saja, ibu itu terpaksa `menjual' aqidah sang putri. Tadinya ia seorang Muslimah, sekarang menjadi penganut Katolik karena mengikuti suaminya.

Ketika si ibu ditanya tentang agamanya, dengan tanpa ragu menjawab, "Saya seorang Muslimah."

Kasus di atas hanyalah salah satu cara kristenisasi. Dan tampaknya proyek itu cukup berhasil. Buktinya, begitu susah mencari masjid di kawasan Lippo Cikarang.

Ada satu buah, namanya Masjid At-Taqwa. Itupun tak begitu tampak karena terhalangi kompleks kantor Badan Pertanahan Negara (BPN).

Menurut seorang takmir Masjid At-Taqwa, masjid ini satu-satunya yang terdapat di Lippo Cikarang. Bahkan kabarnya status masjid itu dipermasalahkan oleh pihak Lippo. "Di sini sulit sekali mendapat izin mendirikan masjid," katanya.

Para takmir pernah menanyakan kepada pihak Lippo, kenapa selalu mempermasalahkan urusan pembangunan masjid. Pihak Lippo mengatakan, tanah yang dipakai untuk masjid itu adalah hibah yang diperuntukkan bagi perkantoran, bukan untuk masjid.* (Ahmad Dani, Ramdhan Muhaimin, Ahmad Damanik/Hidayatullah)


http://tausyah.wordpress.com/2010/06/18/membongkar-megaproyek-kristenisasi-james-riady/


Salam dan Terima Kasih,
Dedi Suryadi


_____________________________________________________________________________
                       *****    Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang Berani Bertindak Dan   *****
      *****Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil Konsekuensi (Jawaharlal Nehru) *****
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
         "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for The Others" (Hadith by Bukhari)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu...".....*****
                  "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..."


Pada 20 Juni 2013 16.03, <andi...@gmail.com> menulis:
Sato lo saketek

Paling tidak sajak ambo pandai mambaco kelas 1 SD tahun 1972 RS Yos Soedarso tu lah ado sampai kini masih eksis nan memang pelayanan cukuik rancak terutamo untuk masyarakat badarai secara umum

Kito samo2 tahu RS ko Kristen..nan jadi pertanyaan ambo baa ndak ado penolakan, demo atau mausia keberadaan RS tu sampai kini.

Jadi nampaknyo lebih kuek sentimen penolakan RS Siloam tu dek investornyo JTR nonpribumi (chino) parahnyo agamonyo Kristen pulo

Seandainyo pengusaha nonpribumi ko taroklah Cino tapi Islam baa kiro2 (mgkn iko nan lai agak sasuai)

Tapi sayang pengusaha konglomerat kakap nan menguasai perekonomian di nagari ko memang Chino nan agamonyo kalau ndak kristen yo Budha

Labiah arif dan bijaksana ndak maundang polemik serta gejolak berbau SARA pihak otoritas Sumbar jiko maundang investor untuk RS yang modern ko ..baa kok ndak RS Awal Bross sajo yang samo kito tahu di Pekanbaru sangat sukses serta dibeberapa kota di Indonesia ko RS Awal Bross lah punyo cabang/jaringan serta selalu ekspansi ke beberapa kota2 mambuek RS yg modern.

kalau lai gak kareh penolakan RS Siloam ko dari berbagai elemen masyarakat sahinggo JTR tabang hambua indak jadi investasi di kota Padanmg..mudah2an pihak otoritas bisa maundang owner/investor RS Awal Bross sebagai penggantinyo

Wass-Jepe


Powered by Telkomsel BlackBerry®

Date: Thu, 20 Jun 2013 06:44:01 +0000
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Ambo manduga perlawanan thd pendirian RS Siloam dll ko labiah bermotif non agamo, ekonomi atau politik.
Bagi kami rayaik badarai, termasuk ambo, dima kami ka dapek pelayanan medis nan labiah rancak. Baa mangko RS Yos Sudarso sangaik rami? Dek masaalah pelayanan itu. Urang rantau ndak marasoan baa sansaronyo kami jadi pasien di RS2 pamarentah ko.

Mak Sati
Padang
Powered by Telkomsel BlackBerry®



..................dikuaduang disiko.......
 

Lies Suryadi

unread,
Jun 20, 2013, 6:51:32 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Salam Sanak Jepe sarano Dunsanak di lapau,
Kama Sanak salamo ko? Tabayang dek Ambo ujuang joran sanak maggaretek2 dek diegang dek ikan patin di Sungai Mahakam.
 
Iyo lah bagalincau soal umah sakik Siloam ko, Sanak. Tapi manurik pandapek ambo, JTR ko kanai dek namo. Kalau umah sakit YOS SUDARSO, walau kristen, dek namo e membumi, yo, ditarimo dek rang awak. Dulu rencana pembangunan umah sakik BAPTIS di Kiktinggi lah gagal, dek namo juo manuruik ambo (walau Shakespeare mangecek'an 'apolah arti sebuah namo). JTR indak maambiak contoh ka nan sudah: baosong namo SILOAM. A ko SILOAM ko? Urang awak lansuang takulenjek. Kok nyo buek rumah sakik nan banamo AMBUN BAMEGO, misalnyo, walau kepeng e dari Vatikan atau dari ma2 sajo, mungkin rang Minang indak takulenjek co kabau kanai aguang doh. Kini baa  lai, lah tasorong bajak ka laban.
 
Jadi, manuruik pandapek ambo nan bodoh, JTR sajak mulo kanai DI NAMO.
 
Wassalam,
Suryadi

Syafrinal Syarien

unread,
Jun 20, 2013, 7:03:36 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
RS Yos Sudarso didirikan tahun 1972 oleh Uskup Padang Mgr Raimondo Bergamin. Dirintis dari poliklinik ketek yang dibuek dek Suster Agnes Syukur jo Suster Christina Carugati.
Ciek Uskup + 2 biarawati, raso-e indak paralu manyigi track record kristenisasi mereka tu doh. Dek karano alah karajo-e bana di bidang kristenisasi nan kecek-e: "mancari kambiang domba nan tasasek dari padang gumbalo-e."
Jadi, di ma kesimpulan-e bahaso-e RS Yos Sudarso indak mambaok misi kristenisasi doh?

Nah, kalau RS Yos Sudarso alah 40 tahun labiah tagak di Padang dan alah dirasoan e lo manfaiak dek masyarakat Padang Kota Tercinta, baa kok RS Siloam nan dibuek dek businessman James Ryadi (bukan pastor, bukan uskup, cuman disinyalir mambaok penumpang gelap kristenisasi), harus ditulak co itu bana?

Wassalaam;
Sy Syarien


From: Dedi Suryadi <dsury...@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Thursday, June 20, 2013 5:41 PM

Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Lies Suryadi

unread,
Jun 20, 2013, 7:09:04 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Demo di Turki

Pemerintah Turki Tawarkan Referendum

Friday, 14 June 2013, 06:22 WIB
Komentar : 0
  Seorang pengunjuk rasa membakar kembang api dan melemparkannya ke arah polisi anti huru
 hara di Istanbul Taksim Square,Turki, Selasa (11/6).    (Reuters/Yannis Behrakis)
Seorang pengunjuk rasa membakar kembang api dan melemparkannya ke arah polisi anti huru hara di Istanbul Taksim Square,Turki, Selasa (11/6). (Reuters/Yannis Behrakis)
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Pemerintah Turki mengusulkan referendum terkait rencana penataan Taman Gezi di Istanbul. Usulan ini dharapkan bisa membuahkan hasil positif, yakni diakhirinya aksi demonstrasi yang telah mengharu-biru Turki dalam dua pekan terakhir.

''Perdana Menteri  enawarkan cara demokratis untuk menyelesaikan masalah ini,'' kata Juru Bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Huseyn Celik, Rabu (12/6).

Rencananya, Celik melanjutkan, referendum hanya dilakukan untuk rencana penataan Taman Gezi, bukan termasuk rencana penghancuran Pusat Kebudayaan Ataturk yang juga ditentang oleh para demonstran. Alasan Celik, Pusat Kebudayaan Ataturk berada di wilayah rawan gempa dan tak lagi kuat menahan getaran. Karena itu, mau tak mau, Pusat Kebudayaan Ataturk harus dihancurkan.

Selain itu, kata Celik, referendum diselenggarakan hanya untuk warga Istanbul, kota tempat Taman Gezi berada. Artinya, warga Istanbul-lah yang memutuskan apakah rencana penataan ulang Taman Gezi akan dilanjutkan atau tidak.

Gelombang demonstrasi di Turki yang telah merenggut tiga nyawa dan melukai sekitar 5.000 orang itu dipicu oleh rencana pemerintah untuk menata ulang Taman Gezi, salah satu ruang terbuka hijau di Istanbul. Selain apartemen dan pusat perbelanjaan, rencananya akan dibangun pula museum di taman itu. Aksi protes segelintir orang terhadap rencana itu belakangan berkembang menjadi unjuk rasa besar-besaran di puluhan kota di Turki.

Selain memprotes rencana penataan Taman Gezi, demonstran juga mengecam RUU antialkohol yang telah disetujui pemerintah. Isu yang diusung para demonstran pun kemudian berkembang. Tak hanya mempermasalahkan Taman Gezi dan RUU antialkohol, mereka pun menuntut PM Turki mundur dari jabatannya karena dianggap telah berlaku otoriter dan ingin memasukkan nilai-nilai Islam di negara Turki yang  sekuler.

Pada hari yang sama, PM Turki Recep Tayyip Erdogan melaksanakan janjinya untuk menemui perwakilan demonstran. Pertemuan dengan 11 perwakilan demonstran yang terdiri dari akademisi, mahasiswa, dan seniman itu berlangsung di kantor perdana menteri di Ankara.

Sejauh ini, tak ada penjelasan resmi terkait hasil pertemuan itu. Salah seorang perwakilan demonstran yang hadir dalam pertemuan itu, Ipek Akpinar, mengatakan, ia dan rekan-rekannya tidak diajak bicara mengenai kemungkinan penyelenggaraan referendum. Meski demikian, ia menilai, pemerintah telah membuka jalur komunikasi dengan mereka. Inti diskusi itu, ucap dia, perwakilan demonstran menginginkan Taman Gezi tak dihancurkan dan mereka yang bertanggung jawab atas terjadinya kekerasan dalam demonstrasi ini harus diadili.

Kantor berita AP juga melaporkan, sebenarnya tak semua tokoh aktivis yang diundang dalam pertemuan itu mewakili demonstran. Sekadar contoh, ada seorang aktor dan seorang penyanyi yang diundang dan mereka tidak memiliki keterkaitan yang jelas dengan para demonstran. Sementara, kelompok pencinta lingkungan Green Peace tak berpartisipasi. Begitu pun Solidaritas Lapangan Taksim, sebuah kelompok yang memimpin pendudukan Taman Gezi, juga tak hadir karena tak diundang.

Seorang demonstran, Hatice Yamak, mengaku pesimistis dengan rencana referendum ini. Ia yakin, tak akan ada perubahan setelah referendum. ''Jika pun ada referendum, pasti tak akan adil,'' ujar demonstran lainnya, Mert Yildirim.

Gelombang demonstrasi di Turki telah menyedot perhatian dunia internasional. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, peristiwa ini sangat memprihatinkan. Sementara, Juru Bicara Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, Pemerintah Jerman terus memperhatikan perkembangan situasi di Turki. Pemerintah Inggris maupun Jerman mendesak aksi demonstrasi yang diwarnai kekerasan ini segera dihentikan. n ichsan emrald alamsyah ed: wachidah handasah

Syafrinal Syarien

unread,
Jun 20, 2013, 7:15:36 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Ajo Suriya di Ulando;

Mungkin iyo dek gara-gara namo-e ko mah. Ditambah lo, logo e nan pakai tando palang dililik huruf S tu. Agak takalunjek barang tu jadi e mancaliak e.
Nah, kalau diganti namo-e jadi namo minang takah Ambun Bamego tadi, bisa tambah takalunjek barang tu. Alah bagaduru lo urang protes namo Minang yang budayanyo identik jo Islam, kok dipakai untuak RS Kristen?

Awak ko banyak nan sensitif jo namo dan simbol-simbol tu. Takah anggota DPR ngotot bana mangganti logo palang merah jo logo bulan sabit merah. Padohal logo palang merah tu bukan berarti salib (tangkai salib agak panjang ka bawah, logo palang merah lebih mirip tando +). Dan logo bulan sabit tu bukan berarti Islam. Jaman Nabi SAW indak ado bagai simbol bulan sabit tu doh. Simbol bulan sabit mulai dipakai dek Dinasti Ottoman Turki di abad ke-12.

Wassalaam;
Sy Syarfien


From: Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id>
To: "rant...@googlegroups.com" <rant...@googlegroups.com>
Sent: Thursday, June 20, 2013 5:51 PM
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Lies Suryadi

unread,
Jun 20, 2013, 7:28:09 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Ha ha ha.....Uwan Syafrinal,
 
Iyo ka ingkin  pentang kamari bedo awak mah. Ampo patuik2, ambo inok2 manuangkan, beda bangsa maju jo berkembang ko tamasuak dalam soal 'menerjemahkan' logo2 ko. Kalau ambo liek di Ulando, logo2 ko ampia jarang batuka2. Ado kadai atau perusahaan nan lah ampia 2 abaik umuanyo, logonyo indak batuka2. Kalau di awak batuka bos batuka lo logo, ha ha, kepeng panuka e abih lok sakian miliar: Pertamina, Garuda, dll. contohnnyo. A mukasuik logo ko dituka ko? Apo sudah batuka tu lari mancik2 dalam gaduang2 perusahaan tu? 
Kalau maliek tando2, urang awak ko indak dapek aka lai. Jadi, iko satu aspek budaya nan inheren dalam masyarakat awak dan bapangaruah gadang. Iko nan lupo dipikiakan dek JTR.
 
Wassalam,
Suryadi

Sutan Sinaro

unread,
Jun 20, 2013, 8:05:48 AM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Batua tu encik ZulTan.
Dan memang ambo indak mamintak sanak kito Syaf AL mamuek di Singgalang, cuma
sekedar maagiahkan ka Makmur Hendrik untuak dibaconyo dan dibaco urang di dunia
maya ko. Kalau ka mambuek kontra opini, alun ado saluran nan pas nan bisa mamuek
tulisan ambo lai doh. Dulu pernah ambo mancubo di Padang Express, tapi ditulak.
Alasan talalu kareh. Tapi iyo bitulah, tulisan ambo biasonyo kurang diminati urang,
dan ambo paham tantang itu. Bia se lah ncik, asa lai diredhai Allah swt. lah jadi tu.
 
Wassalam
 
St. Sinaro

andi...@gmail.com

unread,
Jun 20, 2013, 10:28:18 AM6/20/13
to rantaunet rantaunet
Oooo gitu yo Dedi

Ambo yo ndak mengikuti dari awal karano vakum beberapa bulan, baru beberapa hari ko ambo setting baliak akun email ambo (push email) di  .ruponyo ado (dugaan)dibaliak investasi Lippo di Kota Padang ko ado tersembunyi agenda/misi Kristenisasi


Sangko ambo murni bisnis belaka..sarupo Ciputra misalnyo jo investasi dibidang properti di kota2 di Indonesia tanpa embel2 atau sebuah misi keagamaan

Okelah ..manyimak sajo ambo baa kelanjutannyo...mudah2an kalo bisa Awal Bross tu diajak investasi RS yg modern di Kota Padang


Salam-Jepe
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Dedi Suryadi <dsury...@gmail.com>
Date: Thu, 20 Jun 2013 17:41:04 +0700
--

Dedi Suryadi

unread,
Jun 20, 2013, 1:54:05 PM6/20/13
to rant...@googlegroups.com
Mak Jepe n.a.h,

Iyo mode tu Mak...
Mak Jepe manyabuik "manyimak" , kalau garah-garah kami disiko, manyimak dalam suatu diskusi itu singkatan dari "manyiram jo minyak" hehe...
Bagarah sajo ambo nyo Mak...

Salam dan Terima Kasih,
Dedi Suryadi


_____________________________________________________________________________
                       *****    Sukses Seringkali Datang Pada Mereka Yang Berani Bertindak Dan   *****
      *****Jarang Menghampiri Penakut Yang Tidak Berani Mengambil Konsekuensi (Jawaharlal Nehru) *****
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
         "The Best Human Being Among of You is The Most Beneficial for The Others" (Hadith by Bukhari)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
****...."Kasihilah Yang Di Bumi, Maka Yang Di Langit Akan Mengasihimu...".....*****
                  "Love What On Earth, Then What On Sky Will Love You ..."


andi...@gmail.com

unread,
Jun 20, 2013, 8:10:49 PM6/20/13
to rantaunet rantaunet
Salam sanak Suryadi

Hehehe iyo..diakhir pekan lai ambo loncekan juo papeh di S Mahakam tu

Aia sadang ndak rancak, banjir dan karuah...jadi ndak mancatuih bana papeh ko dow

Taruih lah dulu sanak, ambo duduak gak manapi sajo di palanta ko..

Kito tunggu sajo baa kelanjutan RS Siloam dan investasi group Lippo ko di Kota Padang

Salam-Jepe

Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id>
Date: Thu, 20 Jun 2013 18:51:32 +0800 (SGT)
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Asmardi Arbi

unread,
Jun 21, 2013, 5:41:50 AM6/21/13
to rant...@googlegroups.com

Supayo jaleh dek panduduak Palanta ko , sanak Sy. Syarien apo tamasuak nan pro jo pandirian Rs Siloan?
Kan alah jaleh bahaso TJR dikenal luas sabagai misionaris nan  bapiti sambuah pulo, memang bukan Pastor atau Uskup. Apo alun cukuik referensi nan pernah dipostingkan dek sanak Anwar Djambak, Ahmad Syahreza jo Sutan Sinaro  sarato diskusi nan alah kito ukuti salamoko tantang skenario2 asiang untuak malamahkan NKRI tamasuak ranah Minangkabau nan terkenal  kuek ba ABS-SBK?..

Salam,
A.A/ 210613

On 20/06/2013 18:03, Syafrinal Syarien wrote:

Syafrinal Syarien

unread,
Jun 21, 2013, 6:16:08 AM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Pak Asmardi yth;

Ambo dalam posisi pro investasi Lippo di Padang, tamasuak investasi RS Siloam. (Mohon dek gara-gara pro jo investasi iko, jan diagiah pulo ambo label sbg pro-kristenisasi).

Referensi apo nan disampaikan dek sanak Anwar Djambak, Ahmad Syahreza jo Sutan Sinaro, dll tu?
Indak labiah dari sekedar riwayat hidup dan opini thd James Ryadi, nan kecek-e wee urang kristen nan sabana taat, bakawan jo evangelist dari Amrik, punyo visi-misi ke arah kristenisasi, dll. 

Ado ndak referensi yang berbentuk konkrit, misal-e: di suatu wilayah nan penduduk-e 90% Islam, sudah tu masuak group Lippo investasi di sinan, ndak sampai 5 tahun doh sudah tu 20% dari penduduk nan Islam di sinan u jadi murtad! Ado ndak referensi nan kongkrit takah tu? Ambo pParalu bukti, bukan opini, bukan riwayat hidup seorang konglomerat, dll.

Ambiak contoh investasi Lippo nan alah ado di Padang sbb :

1. Matahari Supermarket & Dept. Store Padang
   Ado nan punyo bukti kongkrit bara karyawan Matahari nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara karajo di Matahari?
   Ado nan punyo bukti kongkrit bara supplier lokal Matahari nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara manyuplai barang ka Matahari?

2. CIMB Niaga Bank d/h Lippobank + Bank Niaga
   Ado nan punyo bukti kongkrit bara karyawan CIMB Niaga nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara karajo di CIMB Niaga?
   Ado nan punyo bukti kongkrit bara nasabah CIMB Niaga nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara dapek kredit dari di CIMB Niaga?

Kalau ado bukti kongkrit co itu, baru lah awak bisa punyo kesimpulan bahaso-e group Lippo selalu dibonceng penumpang gelap kristenisasi.

Wassalaam;
Sy Syarien/43/Karawaci


From: Asmardi Arbi <asmard...@rantaunet.org>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Friday, June 21, 2013 4:41 PM

Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 21, 2013, 6:22:37 AM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Kalau di ambo contoh nan paliang nyato sikola2 jo rumah sakik Katolik nan lah puluhan tahun beroperasi di Sumbar. Cubo tunjuakan bukti lah bara banyaknyo murik jo pasien muslim nan sikola dan dirawat di sinan murtad ka Katolik salamo ko.

Mak Sati (L. 76+3+19)
asa Galuang, Sungai Pua, Agam
Jl. Sitawa 25, Tabiang
0852 63000 868 As

------Original Message------
From: Syafrinal Syarien
Sender: rant...@googlegroups.com
To: rant...@googlegroups.com
ReplyTo: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang
Sent: Jun 21, 2013 17:16

Pak Asmardi yth;
Ambo dalam posisi pro investasi Lippo di Padang, tamasuak investasi RS Siloam. (Mohon dek gara-gara pro jo investasi iko, jan diagiah pulo ambo label sbg pro-kristenisasi).
Referensi apo nan disampaikan dek sanak Anwar Djambak, Ahmad Syahreza jo Sutan Sinaro, dll tu?
Indak labiah dari sekedar riwayat hidup dan opini thd James Ryadi, nan kecek-e wee urang kristen nan sabana taat, bakawan jo evangelist dari Amrik, punyo visi-misi ke arah kristenisasi, dll. 
Ado ndak referensi yang berbentuk konkrit, misal-e: di suatu wilayah nan penduduk-e 90% Islam, sudah tu masuak group Lippo investasi di sinan, ndak sampai 5 tahun doh sudah tu 20% dari penduduk nan Islam di sinan u jadi murtad! Ado ndak referensi nan kongkrit takah tu? Ambo pParalu bukti, bukan opini, bukan riwayat hidup seorang konglomerat, dll.
Ambiak contoh investasi Lippo nan alah ado di Padang sbb :
1. Matahari Supermarket & Dept. Store Padang    Ado nan punyo bukti kongkrit bara karyawan Matahari nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara karajo di Matahari?    Ado nan punyo bukti kongkrit bara supplier lokal Matahari nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara manyuplai barang ka Matahari?

2. CIMB Niaga Bank d/h Lippobank + Bank Niaga    Ado nan punyo bukti kongkrit bara karyawan CIMB Niaga nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara karajo di CIMB Niaga?
   Ado nan punyo bukti kongkrit bara nasabah CIMB Niaga nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara dapek kredit dari di CIMB Niaga?

Kalau ado bukti kongkrit co itu, baru lah awak bisa punyo kesimpulan bahaso-e group Lippo selalu dibonceng penumpang gelap kristenisasi.
Wassalaam;
Sy Syarien/43/Karawaci

From: Asmardi Arbi <asmard...@rantaunet.org>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Friday, June 21, 2013 4:41 PM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang


Supayo jaleh dek panduduak Palanta ko , sanak Sy. Syarien apo tamasuak nan pro jo pandirian Rs Siloan?
Kan alah jaleh bahaso TJR

Powered by Telkomsel BlackBerry®

syaf...@gmail.com

unread,
Jun 21, 2013, 8:58:13 AM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Mudah2an, doa ambo, Ya Allah, jan ado lo nan manuduah sanak ambo Syafrinal Sy ko lah manarimo pitih atau godok bapinjaik dari Lippo, sarupo nan dituduahkan ka ambo tempo hari.

Salam

Syaf AL/Bogor

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----

Asmardi Arbi

unread,
Jun 21, 2013, 9:28:49 AM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Angku Syafrinal Syarien nan kritis konstruktif.

Insya Allah ambo tidak akan pernah maagiah label Pro Kristenisasi, sabab itu akan marusak persaudaraan dan  kebersamaan awak di Palantako. Ambo manganut paham Raso jo Pareso nan dianut dek suku ambo Kampai..

Referensi nan pernah di postingkan dek sanak Anwar Djambak : Protokol Yahudi, Ahmad Syahreza : Paham Illuminati. Sutan Sinaro : Freemantel. Sasudah mambaco referensi itu , implementasinyo sasuai bana jo nan ambo alami jo rasokan  dalam batugeh di DN jo di LN ( Iran jo Filipina Selatan )

Didalam Negeri tautamo dikampuang awak  kahidupan masyarakat taraso samakin jauh dari Adat jo Agamo ( ABS-SBK ).. Harus kito sadari basamo apo nan tajadi salamoko , disagalo aspek kahidupan masyarakat, sasuai bana jo skenario-skenario nan ditulis dalam referensi itu. Mereka memang memanfaatkan pergeseran nilai nan tajadi dimasyarakat Minangkabau nan dulu dominan nilai  Mental Spiritualistik manjadi  dominan nilai Fisik Materialistik. Mereka masuak disagalo aspek kahidupan sacaro halus sademikian rupo sahimggo ndak sadar awak alah jadi agennyo. Usaho mereka baru taraso  10 sd 30 tahun kedepan.

Kewaspadaan untuak ma adok i skenario-skenario itulah nan paralu kito pikiakan basamo sajalan jo kainginan kito untuak babaliak ka Jati Diri ( identitas ) suku bangsa Minangkabau. Kito harus lebih cerdas spiritual  dari pado skenario-dkenario itu. Jan sampai awak katinggalan jo kecepatan mereka marusak nilai-nilai nan hiduik dimasyarakat Minangkabau. Masyarakat Minangkabau harus sejahtera lahir batin sahinggo mampu malahirkan tokoh-tokoh  Nasional sarupo dulu.  Semoga kito bisa sapaham.

Wassalam,

A.A./ Lk, 72, Kampai, Tangsel. 




On 21/06/2013 17:16, Syafrinal Syarien wrote:

wannofri samry

unread,
Jun 21, 2013, 11:53:56 AM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Sana syafrinal S nan elok,
Sanak indak pro kristenisasi gai, tetapi sacaro ndak sadar dan ndak langsuang maagiah jalan ka krstenisasi dan mungkin sangat mudah diguluang gelombang strategi mereka. rancak awak inok ja ranuangkan, ndak karugi gai Minangakabau dek ndak jadi LIPPO tu invest do.
Sekedar memahami kecek mamak Asmardi


wassalam
WNS

Syafrinal Syarien

unread,
Jun 21, 2013, 12:29:28 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Pak Syaf AL yth;

Kalau dituduah bana ambo alah manarimo kepeang dari group Lippo ndak baa doh. Karano memang iyo ambo tarimo kepeang dari group Lippo:
- Tahun 1990 waktu kuliah, ambo dapek beasiswa dari PT. Multipolar
- Tahun 2003 ambo dikontrak jadi konsultan logistik di Matahari Distribution Center di Balaraja. Lumayan lah kepeang e sangkek sari tu ;)
Tapi kalau manarimo godok bapinjaik alun ado lai. (A mukasuik e "godok bapinjaik" ko yeh?)

Salamo ambo berinteraksi jo perusahaan group Lippo tu, indak pernah ado surang alah e jo doh petinggi nan datang mangecek ka ambo, "kok namuah waang pindah agamo, den naiak-an beasiswa ang 4 kali lipek!" Atau, "kok nio waang pindah agamo, den naiak-an nilai kontrak waang sbg konsultan 2 kali lipek plus bonus, dll."

Wassalaam;
Sy Syarien


From: "syaf...@gmail.com" <syaf...@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Friday, June 21, 2013 7:58 PM
Subject: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Syafrinal Syarien

unread,
Jun 21, 2013, 12:53:49 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Pak WNS dan Pak AA n.a.h.;

Baliak lah awak ka topik samulo yakni soal investasi Lippo di Padang. Ndak usah awak membahas masalah kristenisasi lah, dek karano kristenisasi itu adalah suatu keniscayaan, alah dijamin Allah SWT di Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 120 dan babarapo ayat lain nan senada. Arati-e: ado atau ndak ado investasi Lippo tu, nan namo-e kristenisasi dan yahudinisasi tu tetap jalan dari jaman dulu sampai hari kiamaik nanti.

Kito cubo manganalisis polemik soal investasi Lippo ko dari hipotesis co iko:
Seandainyo project Lippo di Padang hanyo mambangun Hotel Aryaduta dan Lippo Supermal, apakah penolakannya akan sabagaduru iko?

Raso-e indak ka banyak nan manulak doh, dek karano alah ado Matahari jo Lippobank (kini CIMB Niaga) di Padang. Kaduo unit usaha group Lippo ko galak-galak manih jo we-e manjalankan usaho di Padang nyo.

Upaya penolakan dimulai dari tema penolakan terhadap RS Siloam. Rumah sakik nan bakarajo maubek urang sakik dicurigai membawa penumpang gelap yg banamo "kristenisasi". Dari situ bergulir kancang jadi penolakan thd semua proyek investasi Lippo di Padang. 

Sebagai enteprenuer, dungu bana si James Ryadi ko raso-e kalau harus habis Rp 2T untuak upayo kristenisasi. Kok nio malakukan kristenisasi we-e, banyak caro lain nan labiah murah dan efektif. Ancak lah dibiayai-e anak-anak mudo sikolah seminari agak 1.000 urang sudah tu dilakukan-e infiltrasi kristenisasi ka kampuang-kampuang.

Wassalaam;
Sy Syarien/43/Karawaci


From: wannofri samry <wann...@yahoo.com>
To: "rant...@googlegroups.com" <rant...@googlegroups.com>
Sent: Friday, June 21, 2013 10:53 PM
Subject: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

rahyu...@rantaunet.org

unread,
Jun 21, 2013, 2:39:08 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Pak Syafrinal Syafrien nam ambo hormati dari jauah ambo manyimak uraian Bapak. 

Pertanyaan ambo...Sia sia se nan diuntuangan dek proyek JTR ko baik dalam jangko pendk maupun dalam jangko panjang. Sangenek pun ambo indak picayo bahaso investasi ko akan menguntungkan sekian puluh persen urang minangkabau nan miskin dan bapinyakik.

Adoh eloknyo kumpulan duo kubu ko duduak basamo membahas jo kapalo dingin rugi jo untuangnyo si jtr bainvestasi di ranah minang.

rahyussalim 

Cinto Nagari ditinggakan, Awak Pai Nagari diambiak urang, kama badan dibaok pulang

syaf...@gmail.com

unread,
Jun 21, 2013, 3:15:38 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Sanak Syafrinal NAH.

Tarimo kasih sanak atas pencerahannyo tentang sebuah investasi Lippo Group dan bukan mega proyek untuk manuka aqidah urang Minang.

Soal godok bapinjaik, tantu wak tanyo ka ahlinyo nan alah mancubo (barangkali). Santa lai kaluanyo tumah.

Salam,


Syaf AL/Bogor
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: Syafrinal Syarien <ssya...@yahoo.com>
Date: Fri, 21 Jun 2013 09:29:28 -0700 (PDT)
Subject: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Sjamsir Sjarif

unread,
Jun 21, 2013, 7:11:30 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com, syaf...@gmail.com
Dalam topik iko tabaco barito di Harian Singgalang:

inggalang | Utama

Wako Siapkan Surat Perjanjian dengan Lippo

Tanggal 21 June 2013

PADANG — Rapat forum komunikasi pimpinan kepala daerah (Forkopimda-dulu muspida) Pemprov Sumbar minta pada Walikota Padang untuk membuat perjanjian dengan investor Group Lippo. Forkompimda minta juga minta jaminan pada investor benar-benar tidak ada upaya kriteninasi.
“Surat perjanjian dengan Lippo? Siap saya laksanakan perintah tersebut. Kristenisasi? Saya jamin tidak ada. Jika terlihat indikasi, saya maju ke depan untuk mengusir Lippo. Jika tidak ada sama sekali, mari kita dukung investor,” sebut Walikota Padang, Fauzi Bahar kepada Singgalang, tadi malam.

.. dst lihat Harian Singgalang.

-- MakNgah

Sjamsir Sjarif

Siangpanjang Musim Paneh Belahan Bumi Utara.
http://en.wikipedia.org/wiki/June_21


On Friday, June 21, 2013 12:15:38 PM UTC-7, Syaf Al wrote:
Sanak Syafrinal NAH.

Tarimo kasih sanak atas pencerahannyo tentang sebuah investasi Lippo Group dan bukan mega proyek untuk manuka aqidah urang Minang.

Soal godok bapinjaik, tantu wak tanyo ka ahlinyo nan alah mancubo (barangkali). Santa lai kaluanyo tumah.

Salam,

Syaf AL/Bogor
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: Syafrinal Syarien <ssya...@yahoo.com>
Date: Fri, 21 Jun 2013 09:29:28 -0700 (PDT)

taufiq...@rantaunet.org

unread,
Jun 21, 2013, 7:12:59 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com

Ado qoute disabalah pagi iko nan mungkin sasuai jo kondisi iko :


Lebih baik kehilangan "sesuatu" karena Allah ...dari pada kehilangan Allah karena "sesuatu"


Sangenek

--TR
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: wannofri samry <wann...@yahoo.com>
Date: Fri, 21 Jun 2013 08:53:56 -0700 (PDT)
Subject: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

taufiq...@rantaunet.org

unread,
Jun 21, 2013, 7:21:58 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com

Lah jaleh tali aki si FB iko ka bacabuik lai

Kok iyo tajadi nan buruak nanti, apo sinjato pamungkas FB ko untuk menghalangi LIPPO ??

Apo inyo ka ba-tere2 sapanjang jalan Khatib Sulaiman itu ??

Artinyo inyo maninggakan bom waktu untuk penggantinyo

Nan we-e alah salamat he he

---TR
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Sjamsir Sjarif <sjamsi...@gmail.com>
Date: Fri, 21 Jun 2013 16:11:30 -0700 (PDT)
Subject: Re: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 21, 2013, 7:33:23 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Paten, sanak TR

Mak Sati (L. 76+3+20)


asa Galuang, Sungai Pua, Agam
Jl. Sitawa 25, Tabiang
0852 63000 868 As

------Original Message------
From: taufiq...@rantaunet.org
Sender: rant...@googlegroups.com
To: rant...@googlegroups.com
ReplyTo: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Sent: Jun 22, 2013 06:12


Ado qoute disabalah pagi iko nan mungkin sasuai jo kondisi iko :


Lebih baik kehilangan "sesuatu" karena Allah ...dari pada kehilangan Allah karena "sesuatu"


Sangenek

--TR Powered by Telkomsel BlackBerry® From: wannofri samry <wann...@yahoo.com> Sender: rant...@googlegroups.com Date: Fri, 21 Jun 2013 08:53:56 -0700 (PDT) To: rant...@googlegroups.com<rant...@googlegroups.com> ReplyTo: rant...@googlegroups.com Subject: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Sana syafrinal S nan elok, Sanak indak pro kristenisasi gai, tetapi sacaro ndak sadar dan ndak langsuang maagiah jalan ka krstenisasi dan mungkin sangat mudah diguluang gelombang strategi mereka. rancak awak inok ja ranuangkan, ndak karugi gai Minangakabau dek ndak jadi LIPPO tu invest do. Sekedar memahami kecek mamak Asmardi

wassalam WNS
----- Original Message -----

From: "syaf...@gmail.com" <syaf...@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Cc:
Sent: Friday, June 21, 2013 8:58 PM
Subject: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Mudah2an, doa ambo, Ya Allah, jan ado lo nan manuduah sanak ambo Syafrinal Sy ko lah manarimo pitih atau godok bapinjaik dari Lippo,  sarupo nan dituduahkan ka ambo tempo hari.

Salam

Syaf AL/Bogor

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: sjams...@yahoo.com.sg
Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Fri, 21 Jun 2013 10:22:37
To: <rant...@googlegroups.com>
Reply-To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Kalau di ambo contoh nan paliang nyato sikola2 jo rumah sakik Katolik nan lah puluhan tahun beroperasi di Sumbar. Cubo tunjuakan bukti lah bara banyaknyo murik jo pasien muslim nan sikola dan dirawat di sinan murtad ka Katolik salamo ko.

Mak Sati (L. 76+3+19)
asa Galuang, Sungai Pua, Agam
Jl. Sitawa 25, Tabiang
0852 63000 868 As

------Original Message------
From: Syafrinal Syarien
Sender:

Powered by Telkomsel BlackBerry®

sjams...@yahoo.com.sg

unread,
Jun 21, 2013, 7:39:41 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Nyiak,

Ambo kok ndak yakin jo isue kristenisasi Lippo ko yo. Nyo pasti tahu kok nyo karajoan tu, nyo bunuah diri di Minang ko. Dan perusahaan mancari pitih, ndak ado nan ka nio menghadang risiko diusia dan kehilangan pasar potensial.

Mak Sati (L. 76+3+20)

asa Galuang, Sungai Pua, Agam
Jl. Sitawa 25, Tabiang
0852 63000 868 As
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Sjamsir Sjarif <sjamsi...@gmail.com>
Date: Fri, 21 Jun 2013 16:11:30 -0700 (PDT)
Subject: Re: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

ZulTan

unread,
Jun 21, 2013, 8:22:10 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com

"Ambo kok ndak yakin jo isue kristenisasi Lippo ko yo." (Mak Sati)


Mak Sati YAH,

Hantianlah keraguan-raguan tu, Mak. Kecek Surek di bawah, ndak bariman namonyo tu. Keraguan-raguan dalam agamo jaleh hukumnyo.

QS 49: 15

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta benda dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang yang benar."

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. (HR. at-Tirmidzi dan an-Nasa'i. At-Tirmidzi berkata, "Hadits ini hasan shahih)

Makna hadits di atas ialah berhenti dari hal-hal yang subhat dan menjauhinya karena perkara yang halal itu tidak menimbulkan keraguan di hati seorang muslim.

Banyak maaf Mak. Ko dek takana Suret Al-Ashr 3:

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan menasehati supaya menetapi kesabaran."

Sakali lai mohon maaf Mak dan tuo-tuo Palanta, kok taraso kurang pado tampaiknyo.

Muhammad hafidz

unread,
Jun 21, 2013, 12:37:21 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com

assalamualaikum..
baa kba mamak2, uda uni jo angku nan dipalanta ko,
mudah mudahan dberkahi Allah swt.
ambo yo ndak sampai sabulan bagabung di palanta ko, dan slamo ko ambo hnyo ikuik mmbco postingan dr uda uda sado e..
alhamdulillah sajak ambo bagabuang samo palanta ko..ambo jadi bnyak tau apo kjadian2 yg sadang marak di tanah klahiran ambo..
ijinkan ambo agak sgtek ma share apo yg ambo rasoan ttng masalah rs.siloam, apo lai sjak mambaco postingan  yg btubi2 msuak k hp ambo ko...

untuak saat kni ambo yo ado marasoan ktakutan dlam diri ttng apo yg akan tajadi stelah rs.siloam ko tagak,  memang batua satiok investasi itu akan mningktkan taraf hidup pnduduk d sktar itu, dan ndak bsa kito pungkiri , masih bnyak pemuda minang yg manganggur sahinggo dipandang dr sisi ekonomi  itu mngntungkan..tpi untuak rs.siloam ado pngcualian yaitu kemungkinan adonyo modus kristenisasi terselubung.
ambo mngkin alun ado mliek scaro lngsuang proses kristenisasi dr pihak lippo tpi satidaknyo dari data dan fakta yg lah tajadi (media ataupun internet) itu lah bisa dijadikan patokan awal..jikok kini ko investasi lippo ko mmbuek kraguan yg kuaik dan mmbuek prpcahan sasamo urang awk lbiah rncak dihentikan..

kalau hanyo dengan alasan investasi, itu alasan klasik dan masih banyak investor lain baik yg dari luar atau investor minang yg labiah kompeten dan professional dbnding lippo.

cukuik lah di daerah lain pemurtadan ko bebas untk manambah jaringannyo..jan lah sampai ka nagari wk.

kalau pun jdi rs.siloam ko tagak di ranah minang rasonyo efek negatif baru akan taraso setelah 5 -10 thun kmdian..

dan apokah kedepannyo anak kamanakan kito sakuiak diri kito yg dsiko untuak  manahan godaan terselubung dri pihak2 kafir yg ingin memurtadkan orng islam..

wallahualam bisshawab.

talabiah takurang, maaf ambo haturkan.
salam rindu kampuang..

hafiz
26
banuhampu
Makassar

Syafrudin ME

unread,
Jun 21, 2013, 10:24:46 AM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Astaghfirulloh halazim...
Mano lah sanak-sanak ambo nan pro jo investasi Lippo ko,apo bana nan tajadi ,masih kurang keterangan-keterangan sepak terjang si JTR ko,
atau sanak-sanak ado kepentingan di baliek investasi ko (ma'af bukan manuduah),atau manunggu anak cucu awak manjadi murtad dulu baru picayo????
ambo raso sanak-sanak ko bukan urang awam tantang kristenisasi ko,
Rela awak mancaliek ibu kota sumbar tagak Palang salib di tangah-tangah nyo,yang notabene berazas kan islam.
cubo awak inok manuangkan...


waslm,
Syafrudin
Batamindo Industrial,batam,indonesia

 
    

2013/6/21 Asmardi Arbi <asmard...@rantaunet.org>

--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 

CONFIDENTIALITY
This e-mail message and any attachments thereto, is intended only for use by the addressee(s) named herein and may contain legally privileged and/or confidential information. If you are not the intended recipient of this e-mail message, you are hereby notified that any dissemination, distribution or copying of this e-mail message, and any attachments thereto, is strictly prohibited.  If you have received this e-mail message in error, please immediately notify the sender and permanently delete the original and any copies of this email and any prints thereof.
ABSENT AN EXPRESS STATEMENT TO THE CONTRARY HEREINABOVE, THIS E-MAIL IS NOT INTENDED AS A SUBSTITUTE FOR A WRITING.  Notwithstanding the Uniform Electronic Transactions Act or the applicability of any other law of similar substance and effect, absent an express statement to the contrary hereinabove, this e-mail message its contents, and any attachments hereto are not intended to represent an offer or acceptance to enter into a contract and are not otherwise intended to bind the sender, Sanmina Corporation (or any of its subsidiaries), or any other person or entity.

wannofri samry

unread,
Jun 21, 2013, 10:43:02 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com
Salam,
Memang agak susah kito kalau hanyo badebat dengan perspektif yang jauh berbeda  dengan indak mau membuka hati dan pikiran kita kepada potensi lokal.Nan ambo tidak pahami kenapa begitu gigihnya urang mampajuangkan ivestor kapitalisme liberal dan berbau evanganlist ini dan menggadaikan negerinya , dan seakan-akan menjulangkan kebenaran. Kenapa anak negeri ini tidak membangun ekonomi yang berbasis kepada kekayaan lokalnya? Apokah baitu miskin Sumatera Barat ko kini sehingga kito mesti menyalasaikan masalah dengan mengundang investor kapitalis liberal dan berbau kristenisasi ini?  

Baa dek ndak awak undang ekonom, tokoh Minangkabau dari ranah jo rantau nan tasebar di pelbagai parguaran tinggi untuk mambangkik potensi lokal?  kemudian marumusakn strategi pambangnan nan implementatif. Mestiya iko nan dilakukan dek walikota/bupati dan Gubernur. Kini nampaknyo banyak masyarakat Minangkabau ko nan frustrasi, seakan-akan awakko ndak bisa bangun tanpa investor macam J.T Riady ko. Batua kato Pak Dr Rahayu Salim, SIAPO NAN DIUNTUANGKAN DALAM JANGKA PENDEK DAN PANJANG? Baik kito bapikia agak lapang jan takaja nank punyo bangunan tinggi2 dan gagah sajo. Samo lah awak caliak di Jakarta mah dan kota gadang lainnya, barapo banyak urang2 sekitarnyo nan miskin, merana di bawah gedung tinggi-tinggi tu. 

Iko hanyo sakadar wacana, nan jaleh kini maa nan kuek manulak jo mandukuang, duo kekuatan macam ko akan tetap bertarung.

Selamaik bertarung mampajuangkan kebenaran.


WNS/Koto/Luhak LimoPuluah Koto

taufiq...@rantaunet.org

unread,
Jun 21, 2013, 11:37:50 PM6/21/13
to rant...@googlegroups.com


Karano disiko banyak pakar dan kito acok bicara data statistik

Ingin pulo ambo tahu sajak Siloam ado di Batawi, lah barapo persen bisa mahambek urang barubek ka LN ?

Baru kapatang ko seorang Nasionalis sejati, nan kabatulan Payuang Panji kami Rang Sikumbang TK Dt Basa Batuah, lah singkek parmintaan baliau lah malang tibo di kito

Baa mangko para petinggi/Rang Kayo konglomerat masih alun memanfaatkan Siloam nan di Batawi itu ?
Sahinggo banyak nan maantakan angoknyo ka LN

Konon kok kunun nan ORI di Betawi lah baitu, apolai nan KWnyo di Padang nanti, tantulah bisa dibayangkan kwalitetnyo

Sarupo banyak parangai para Industrialis zaman kini

Jangan2 peralatan di Padang nanti hanya bekas dari Batawi nan alah katinggalan zaman pulo

Tapi nan jaleh bana kito tunggu pulo angko2 kehandalan Siloam iko di Batawi

Mano tahu sanak Zultan bisa pulo manggoreh-goreh skenarionyo, walau nan labiah tapek tantu pendukung Siloam itu sendiri nan punyo angko nan sahih tantang itu

Lies Suryadi

unread,
Jun 22, 2013, 4:00:20 AM6/22/13
to rant...@googlegroups.com
Iyo Wan,
Kok sampai Siloam jo mall balenggek JT Roady ko ndak jadi dibangun di Padang, iko tando KAMAJUAN Padang mah, tando Padang bisa BEDA jo propinsi2 lain nan alah ondoh pokoh masuak ka dalam jarek konglomerasi Cino ko. Ambo liek di Leiden urang bajaga lauak tatap dari dulu pakai tenda di tapi kanal di pasa hari Sabtu, ndak taniaik maubahnyo masuak ka dalam gaduang2 mall gadang bagai doh. Pamarentah batua2 mambeking kelansungan iduik ekonomi rakyat.
 
Salam,
Suryadi

Ryan Firdaus

unread,
Jun 22, 2013, 8:13:02 AM6/22/13
to rant...@googlegroups.com
Mamanda Asmardi Arbi ndh,

Kalau di baco komentar2 nan di tulih kawan kito Sy Syarien ko, ambo secara pribadi menilai memang diantaro pembela tetap JTR, walaupun indak ka mangaku.

Duo postingan yang terakhir jaleh-jaleh beliau manyindia pak MN, seolah olah surek terbuka nan di tulih tu indak ado saketek alah juo makna nyo untuak masyarakat minang kabau.

Ambo manilai, kawan kito ko lansuang indak maraso sagan sangenek alah juo ka bakeh urang tuo kito tu, antah lah.

Sabaleh jo kapalo ambo minta maaf ka sidang palanta kalau sakali ko agak balain kato2 nan kalua,

sakitu dulu 

wassalam 
Ryan 46 Ipoh


Sent: Friday, June 21, 2013 5:41 PM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

Zaid Dunil

unread,
Jun 22, 2013, 8:52:50 AM6/22/13
to rant...@googlegroups.com

Sanak di palanta RN  nan ambo hormati

Assalamualaikum  ww.

Re : Investasi Lippo Gru

Nampaknyo sampai kini masih banyak silang pandapek tantang Investasi Lippo ko. Kaba nan agak mananangkan adolah  rencana DPRD  Padang untuak maimbau Grup Lippo , Walikota, dan perwakilan organisasi masyarakat nan indak satuju jo Investasi Lippo ko dalam suatu sidang ‘Danga Pandapek’ . Dalam sidang danga pandapek tu samo samo didanga apo alasan indak satuju dan apo lo jawek dek Walikota sarato Grup Lippo. Informasi dari danga pandapek tu manjadi bahan Sidang DPRD untuk menetapkan keputusan apokah akan meneruskan Investasi LIppo atau akan membatalkan izin yang telah diberikan Wako kepada Liuppo Grup.  Keputusan DPRD menolak atau menyetujui tantu dengan mempertimbangakan  semua informasi pro dan con serta  data yang berhasil dihimpun dalam danga pandapek itu. Nampaknyo hanyo akan ado dua macam keputusan :

1.       1.   Menyetujui investasi tatap jalan ,  dengan berbagai persyaratan untuk menghadang kemungkinan terjadinya hal yang dikhawatiran masyarakat terhadap ‘misi terselubung kristenisasi’    nantun. 

             2.   Membatalkan Izin  yang diberikan Pemda cq Wako kapado Lippo Grup. Alasan bisa dicari sebanyak mungkin , a.l ;

                  o    Manyalahi tata ruang

o    Meresahkan masyarakat

o   Ditentang pemuka pemuka agama Islam di Padang/Sumbar

o   Tidak sesuai ABS-SBK ( Cfm surat BK3AM), dll

Kalau ado keputusan nan lain dari duo keputusan diateh, umpamanya ‘menunda sementara’ investasi itu sampai suasana kondusif , atau buliah investasi tapi harus ma-ikuikkan lo investor lokal , supayo urang awak sato lo maatur manajemen dan sato pulo manikmati labo investasi Lippo . Maka masalah akan tatap ba laruik laruik, dan indak akan menguntungkan pihak manapun.

Sabana-e  nagari awakko punyo pakar, dengan reputasi nasional dan internasional. Urang tuo kito  nan alah tabukti sukses memelok-i ekonomi Indonesia pangsa lengser-e Sukarno tahun 67,  yaitu Prof Emil Salim. Baliau tu sampai kini masih berkiprah dan masih acok   dimintai nasihek baik oleh Pamarintah maupun oleh pemimpin/calon pemimpin nasional. Di palanta kito ko banyak lo jurnalis handal , barangkal ado nan tergerak hati-e untuak mewawancarai dan mintak pandapek baliau soal investasi Lippo ko. Mungkin bisa lo jadi bahan pertimbangan dek DPRD . Biaso-e  pandangan  baliau tu berlandaskan keilmuan yang tidak memihak. Sahinggo kalau lai didanga pulo pendapek baliau . awak  indak salah malangkah. Sabab kalau langkah awak tarnyato salah akibat-e  akan lamo dirasokan dan mungkin  cucu jo cicit kito sato lo managguang akibat-e

Maaf kalau ado nan indak sasuai.

Wassalam.

Dunil Zaid , 70 , Kampuang Ujuang Pandan Parak Karambia, Taplau Padang. 



2013/6/22 Ryan Firdaus <ryanfi...@yahoo.com>

rn.ami...@gmail.com

unread,
Jun 23, 2013, 6:49:37 AM6/23/13
to R@ntau-net Email Group Rantaunet
Iko nan ambo makasuik Ekonomi Kerakyatan, perkokoh usaha ekonomi lemah, bikin mereka menjadi besar seperti Resto Sederhana dll
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Lies Suryadi <niad...@yahoo.co.id>
Date: Sat, 22 Jun 2013 16:00:20 +0800 (SGT)
Subject: Bls: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

--

Syafrinal Syarien

unread,
Jun 23, 2013, 8:22:14 AM6/23/13
to rant...@googlegroups.com
Pak Amir n.a.h;

Setuju 100% bahaso-e kito harus perkokoh UKM. Tapi baa caro-e?
Cubo seandainyo restoran Sederhana partamo dibuek-e di Sicincin, bukan di Rawamangun. Atau Restoran Garuda indak dimulai di Medan, tapi di Lubuak Aluang? Bisa ndak kiro-kiro kaduo restoran Padang tu bisa berjaya takah kini ko?

Konsumen RM Sederhana & Garuda tu sebagian besar adalah golongan pekerja (karyawan) kelas menengah yg berpenghasilan Rp 5jt - Rp 15jt per bulan. Kalau manggaleh nasi we-e di Sicincin, bara urang bana nan ka bisa jadi konsumen e nyo?

Ambo pikia ado 3 caro untuak memperkokoh UKM di Sumbar:
1. Mambuek UKM berorientasi pasar ekspor.
Tapi kalau produk dari UKM tu cuman karupuak baguak jo karupuak jariang, sia nan ka mambali di lua nugari tu?
2. Tingkatkan industri turisme di Sumbar, jadi banyak turis dari lua nan jadi konsumen di Sumbar
Tapi kalau turis banyak kanai teror dek tukang parkir di Kiktinggi, sia nan ka datang ka Sumbar lai?
3. Jadikan beberapa kota di Sumbar menjadi kota industri dengan demikian akan tercipta banyak golongan pekerja menengah yang akan menjadi konsumen UKM. Konsekwensi-e awak harus terbuka manarimo penanaman modal dari konglomerasi.
Tapi baru se ciek Lippo Group nio investasi di Padang, langsuang kanai hajar kiri-kanan. Ka baa lai?

Ado analisis dari Ajo IJP di serial Iko Jaleh Piaman, bahaso-e di Piaman (mungkin juga Sumbar), hanya golongan pegawai negeri yang memiliki daya beli cukuik tinggi. Pas kantua Bupati Piaman pindah ka Parik Malintang, langsuang langang pasa Piaman. Kini baa caro-e marami-an pasa Piaman tu liak? Dibuek tabuik, cuman sakali satahun nyeh ghami e Piaman. Salasai acara tabuik, langang lo Piaman liak.
Dulu ado lo usul ka mambuek turnamen bola voli pantai internasional di pasia Piaman. Baru sebatas ide baru, alah bagaduru nan manulak dek kostum pemain cewek bola voli pantai tu minim bana.

Ka baa lai?

Barangkali mungkin di hati ketek awak nan di rantau memang baharok kampuang awak co itu ka co itu se taruih. Jadi awak bisa pulang kampuang tiok haghi ghayo, bisa mancaliak tapian mandi nan samo jo awak mandi waktu ketek dulu (bukan kolam renang bertaraf internasional). Bisa mandi di pincuran buluah nan dulu juo liak (bukan mandi di kamar mandi jo aia ledeang). Tak lupo sambia mamacetkan jalan jo oto plat B tu, sahinggo urang kampuang tacingangak sadoalah-e. Akibaik-e, urang kampuang tantu cik inan pulo nak punyo oto tu.

Wassalaam;
Sy Syarien/43/Karawaci


From: "rn.ami...@gmail.com" <rn.ami...@gmail.com>
To: "R@ntau-net Email Group Rantaunet" <rant...@googlegroups.com>
Sent: Sunday, June 23, 2013 5:49 PM
Subject: Re: Bls: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang

rn.ami...@gmail.com

unread,
Jun 23, 2013, 9:23:21 AM6/23/13
to R@ntau-net Email Group Rantaunet
Utk meningkatkan ekonomi kerakyatan dgn cara menggalakkan Koperasi seperti yg disarankan oleh Bung Hatta, dan disamping itu mari kito batanyo Guru Besar Ekonomi kita.Prof Dr.Emil Salim, beliau ahli Ekonomi Pertanian, Ekonomi Pembangunan, pokok Beliau ko langko bana elemunyo, dan bukankah juo ado BAPEDA Sumbar, jadi bikin team Pembangunan Ekonomi Kerakyatan dr berbagai aspek, Ekonomi dan Budaya,mungkin sangenek di ambo
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Syafrinal Syarien <ssya...@yahoo.com>
Date: Sun, 23 Jun 2013 05:22:14 -0700 (PDT)
Reply all
Reply to author
Forward
0 new messages