Ditulis dengan amarah dan ancaman,
bahkan dengan kesan seperti ada kebencian. Akibatnya, di negeri elok dan
damai ini, Islam seperti kehilangan toleransinya yang amat dihormati
dan dikagumi dunia itu.
Tapi, sudahlah. Ada obatnya, yaitu kata-kata bijak, tak ada badai yang
berusia seratus tahun, tak ada pesta yang tak selesai. Kata Ibnu Sina,
waktu adalah obat, yang konon bahagian dari kekayaan makna ayat wal
asri.
Kata beliau, marah, dendam dan benci adalah suatu penyakit yang tak ada
obatnya di rumah sakit maupun apotik. Juga tak serta merta lenyap dibawa
sembahyang. Namun, waktu pasti akan menyembuhkannya. Mungkin dalam
seminggu, mungkin sebulan, mungkin setahun. Dipastikan sembuh.
Terkait kata murtad tadi, saya justru
ingin menyampaikan kekaguman saya terhadap betapa amat kuatnya iman
urang awak yang membentengi mereka dari kemurtadan. Benteng iman yang
telah dan akan terbina terus menerus, dari hari ke hari, dari bulan ke
bulan dan tahun demi tahun oleh keluarga, lingkungan, adat maupun agama
di negeri ini.
Sebelum kemerdekaan, negeri kita ini ratusan tahun dijajah oleh Belanda.
Agama penjajah itu kalau tidak Katolik, yang Protestan. Namun, kendati
dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang yang
beragama Shinto, tak ada orang Minang yang murtad dari agamanya!
Pada zaman itu pula, banyak sekali pemuda urang awak dan daerah lainnya
di Indonesia yang bersekolah di Belanda. Sebutlah Bung Hatta dan
kawan-kawan segenerasinya. Kendati mereka sekolah bertahun-tahun di
negeri orang kapie, ternyata Bung Hatta tak jadi murtad, begitu juga
kawan-kawannya yang lain. Saya sungguh kagum atas benteng iman yang
melindungi mereka.
Setelah kemerdekaan, di beberapa kota Sumatra Barat ada sekolah Frater,
Santa Maria, Don Bosco, Xaverius, yang jelas-jelas dimilki oleh
saudara-saudara kita umat Kristen. Sebagian guru-gurunya juga beragama
Kristen. Siapa yang jadi muridnya?
Sebanyak (paling tidak) 75 persen muridnya adalah anak-anak kita yang
beragama Islam. Bayangkan, anak-anak kita yang masih dalam pertumbuhan
diajar oleh guru-guru yang berbeda agama di sekolah non-Islam pula.
Namun lihatlah betapa sejak jauh hari keluarga, para guru mengaji,
pemuka adat dan pemuka agama telah berperan membentengi iman mereka.
Akibatnya tidak seorangpun diantara remaja yang bertahun-tahun menuntut
ilmu di sekolah kapie itu kita dengar ada yang murtad dari Islam yang
menjadi agamanya.
Pada saat yang hampir bersamaan, bahkan sampai kini, banyak sekali
anak-anak urag awak baik yang berdomisili di Sumatra Barat, maupun yang
berdomisili di daerah lain di Indonesia, bersekolah ke luar negeri.
Sebagian bersekolah ke negeri mbahnya kapie. Sepeti Inggris, Belanda,
Amerika dan Jerman. Ada pula yang ke Jepang, kiblat Agama Shinto. Mereka
di sana bebas sebebas-bebasnya.
Selain itu, setiap hari mereka belajar dari guru-guru yang seluruhnya
tidak seagama dan setiap hari juga bergaul dengan orang kota yang hampir
semua tidak seagama dengan mereka. Namun sekali lagi, karena ketika di
kampungnya iman mereka sudah terbentengi dengan amat kuat oleh keluarga,
lingkungan, adat dan agama, akibatnya tak satupun kita dengar yang
bersekolah bertahun-tahun di negeri orang-orang kapie itu yang murtad.
Islam perginya, tetap saja Islam jua pulangnya. Tak luak sedikitpun!
Betapa saya takkan kagum atas kasus-kasus di atas.
Apakah mereka tidak sampai murtad karena mereka orang-orang terdidik?
Ini bukan soal terdidik atau tidak terdidik. Ini soal benteng iman yang
sudah terbentuk, bahkan sejak dari dalam kandungan. Lihatlah para TKI
kita yang sebagian (maaf) kurang terdidik. Setiap tahun ratusan ribu
orang (termasuk urang awak) meninggalkan tanah air untuk bekerja di
negeri orang-orang yang tak seiman dengan kita.
Mereka mengadu nasib di Singapura, Malaysia, Hongkong, Brunai dan
negara-negara Tinur Tengah. Sebagian besar bertahun-tahun berinduk
semang kepada orang-orang yang tak seagama. Ada yang jadi montir, buruh
kebun, sopir, pelayan toko, buruh bangunan dan sebagian besar menjadi
pengasuh anak dan pekerja rumah tangga.
Bertahun-tahun makan minum di rumah orang yang tak seiman itu, atau
membeli makanan, minuman dan pakaian dari duit yang diberi orang-orang
tak seiman yang jadi induk semang mereka.
Tidak seperti saat di kampung yang dimana-mana ada masjid, dimana setiap
hari mereka mendengar suara azan berkumandang lima kali, dan merekapun
dapat sembahyang berjemaah ke masjid tersebut. Di negeri dimana mereka
bekerja, (kecuali di Timur Tengah, Brunai dan Malaysia) nyaris tak
ditemukan masjid, tak ada suara azan.
Tak dapat pula sembahyang berjemaah. Tapi, alangkah kagumnya saya, karena tak satupun diantara mereka yang jadi orang murtad.
Selain itu, banyak sekali urang awak yang sakit, parah maupun setengah
parah, silih berganti berobat ke Singapura, Cina, Malaka, Kuala Lumpur,
yang para dokternya beragama Katolik, Protestan, Hindu, Kong Hu Cu dan
sebagainya.
Separah-parahnya sakit, saat berobat sampaipun sembuh, mereka tetap saja
orang Islam. Samasekali tak ada rayuan, dari perawat apalagi dokter,
untuk berpindah agama. Mereka Islam saat sakit, Islam saat berobat, dan
Islam pula setelah sembuh dan pulang ke kampungnya. Tak seorangpun yang
murtad.
Dengan demikian kuatnya benteng iman anak negeri ini dari keluarga,
lingkungan, adat dan agama, maka di rumah sakit manapun mereka
bekerja/berobat, di sekolah manapun mereka menuntut ilmu, di mal manapun
mereka berbelanja atau bekerja, takkan pernah menjadikan mereka murtad
dari agamanya.
Selaras dengan itu, kalau kelak didirikan sekolah yang dikelola umat
Kristen di Padang, mengapa harus khawatir? Bukankah selama ini juga
sudah ada, seperti Don Bosco, Xaverius atau Sabta Maria, dan tak ada
anak-anak kita yang murtad sekolah di sana?
Kalau kelak di Padang didirikan rumah sakit modern yang dikelola umat
Kristen, mengapa harus khawatir? Selama ini banyak sekali urang awak
yang berobat ke rumah-rumah sakit yang total dikelola orang non-Islam.
Baik di Singapura, Malaysia atau Cina. Dan tak seorangpun yang berobat
di sana bertukar akidahnya.
Kalau sudah ada di Padang, urang awak justru beruntung, tak keluar uang
banyak ke Singapura, Malaysia atau Cina untuk berobat ke rumah sakit
yang bertaraf internasional alat dan pelayanannya.
Kalau di Padang juga didirikan mal yang dikelola orang Kristen,
keterlaluan kalau ada yang hawatir, yang berbelanja di sana akan jadi
murtad. Sebab hampir 80 persen pusat-pusat perbelanjaan di seluruh
Indonesia, adalah milik orang non-Islam, tapi setiap tahun didatanggi
puluhan juta orang Islam, namun tak ada yang murtad karena belanja di
sana.
Lagi pula belanja atau cuci mata melihat barang-barang mewah tak perlu
lagi setiap minggu ke mal-mal di Padang, sebagaimana dilakukan oleh
banyak sekali warga berbagai kota di Sumatra Barat dalam sepuluh tahun
terakhir.
Oo…, akibat pembangunan superblok itu ada yang takut galehnya takkan
laku? Di manapun, orang takkan bisa menghambat kemajuan dan perkembangan
kota. Kemajuan bukan keinginan pemerintah apalagi tuntutan warga kota,
melainkan tuntutan zaman. Cepat atau lambat, panggaleh manapun yang
mencoba menghalanginya akan dilindas zaman. Begitu berkali-kali sejarah
membuktikankannya.
Anak negeri ini imannya sudah dibentengi sangat kuat oleh keluarga,
lingkungan, adat dan agama. Karenanya, menurut saya, mau mendirikan
rumah sakit kek, sekolah kek, supermal kek, silahkan. Selain negeri ini
akan semakin maju, iman anak negeri ini takkan goyah, apalagi sampai
murtad. Jauh panggang dari api. (*)
Sebelum kemerdekaan, negeri kita ini ratusan tahun dijajah oleh Belanda. Agama penjajah itu kalau tidak Katolik, yang Protestan. Namun, kendati dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda dan 3,5 tahun oleh Jepang yang beragama Shinto, tak ada orang Minang yang murtad dari agamanya!
...
Namun lihatlah betapa sejak jauh hari keluarga, para guru mengaji, pemuka adat dan pemuka agama telah berperan membentengi iman mereka. Akibatnya tidak seorangpun diantara remaja yang bertahun-tahun menuntut ilmu di sekolah kapie itu kita dengar ada yang murtad dari Islam yang menjadi agamanya.
...
Namun sekali lagi, karena ketika di kampungnya iman mereka sudah terbentengi dengan amat kuat oleh keluarga, lingkungan, adat dan agama, akibatnya tak satupun kita dengar yang bersekolah bertahun-tahun di negeri orang-orang kapie itu yang murtad. Islam perginya, tetap saja Islam jua pulangnya. Tak luak sedikitpun! Betapa saya takkan kagum atas kasus-kasus di atas.
...
Tapi, alangkah kagumnya saya, karena tak satupun diantara mereka yang jadi orang murtad.
...
Karenanya, menurut saya, mau mendirikan rumah sakit kek, sekolah kek, supermal kek, silahkan. Selain negeri ini akan semakin maju, iman anak negeri ini takkan goyah, apalagi sampai murtad. Jauh panggang dari api.
Wellcome back Mak Sati,
Duduaklah maunjua dulu Mak
Konco Mamak Mak Ngah sadang bakaruah kini ko goh, jadi ndak sato maota
Kok Bundo antah kok sadang diterapi kini ko sadang penyembuhan setelah operasi tulang pungguang kapatang ko.
Minunlah dulu juo makanlah goreang tongkang dulu Mak
Lamo mamak indak ka lapau ko, la taragak lo jo ota Mamak di lapau, indak di FB sajo.
Biasono Mak Sati langkok identity sampai pakai kodak nan coga bagai
Banyak nan indak mangasanoi jo Mak Sati jadino goh.
Wassalam
Rina, 35, Batam
Sato lo saketek
Paling tidak sajak ambo pandai mambaco kelas 1 SD tahun 1972 RS Yos Soedarso tu lah ado sampai kini masih eksis nan memang pelayanan cukuik rancak terutamo untuk masyarakat badarai secara umum
Kito samo2 tahu RS ko Kristen..nan jadi pertanyaan ambo baa ndak ado penolakan, demo atau mausia keberadaan RS tu sampai kini.
Jadi nampaknyo lebih kuek sentimen penolakan RS Siloam tu dek investornyo JTR nonpribumi (chino) parahnyo agamonyo Kristen pulo
Seandainyo pengusaha nonpribumi ko taroklah Cino tapi Islam baa kiro2 (mgkn iko nan lai agak sasuai)
Tapi sayang pengusaha konglomerat kakap nan menguasai perekonomian di nagari ko memang Chino nan agamonyo kalau ndak kristen yo Budha
Labiah arif dan bijaksana ndak maundang polemik serta gejolak berbau SARA pihak otoritas Sumbar jiko maundang investor untuk RS yang modern ko ..baa kok ndak RS Awal Bross sajo yang samo kito tahu di Pekanbaru sangat sukses serta dibeberapa kota di Indonesia ko RS Awal Bross lah punyo cabang/jaringan serta selalu ekspansi ke beberapa kota2 mambuek RS yg modern.
kalau lai gak kareh penolakan RS Siloam ko dari berbagai elemen masyarakat sahinggo JTR tabang hambua indak jadi investasi di kota Padanmg..mudah2an pihak otoritas bisa maundang owner/investor RS Awal Bross sebagai penggantinyo
Wass-JepePowered by Telkomsel BlackBerry®From: sjams...@yahoo.com.sgSender: rant...@googlegroups.comDate: Thu, 20 Jun 2013 06:44:01 +0000To: <rant...@googlegroups.com>ReplyTo: rant...@googlegroups.comSubject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian SinggalangAmbo manduga perlawanan thd pendirian RS Siloam dll ko labiah bermotif non agamo, ekonomi atau politik.
Bagi kami rayaik badarai, termasuk ambo, dima kami ka dapek pelayanan medis nan labiah rancak. Baa mangko RS Yos Sudarso sangaik rami? Dek masaalah pelayanan itu. Urang rantau ndak marasoan baa sansaronyo kami jadi pasien di RS2 pamarentah ko.
Mak Sati
PadangPowered by Telkomsel BlackBerry®
Mak Sati (L. 76+3+19)
asa Galuang, Sungai Pua, Agam
Jl. Sitawa 25, Tabiang
0852 63000 868 As
------Original Message------
From: Syafrinal Syarien
Sender: rant...@googlegroups.com
To: rant...@googlegroups.com
ReplyTo: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang
Sent: Jun 21, 2013 17:16
Pak Asmardi yth;
Ambo dalam posisi pro investasi Lippo di Padang, tamasuak investasi RS Siloam. (Mohon dek gara-gara pro jo investasi iko, jan diagiah pulo ambo label sbg pro-kristenisasi).
Referensi apo nan disampaikan dek sanak Anwar Djambak, Ahmad Syahreza jo Sutan Sinaro, dll tu?
Indak labiah dari sekedar riwayat hidup dan opini thd James Ryadi, nan kecek-e wee urang kristen nan sabana taat, bakawan jo evangelist dari Amrik, punyo visi-misi ke arah kristenisasi, dll.
Ado ndak referensi yang berbentuk konkrit, misal-e: di suatu wilayah nan penduduk-e 90% Islam, sudah tu masuak group Lippo investasi di sinan, ndak sampai 5 tahun doh sudah tu 20% dari penduduk nan Islam di sinan u jadi murtad! Ado ndak referensi nan kongkrit takah tu? Ambo pParalu bukti, bukan opini, bukan riwayat hidup seorang konglomerat, dll.
Ambiak contoh investasi Lippo nan alah ado di Padang sbb :
1. Matahari Supermarket & Dept. Store Padang Ado nan punyo bukti kongkrit bara karyawan Matahari nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara karajo di Matahari? Ado nan punyo bukti kongkrit bara supplier lokal Matahari nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara manyuplai barang ka Matahari?
2. CIMB Niaga Bank d/h Lippobank + Bank Niaga Ado nan punyo bukti kongkrit bara karyawan CIMB Niaga nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara karajo di CIMB Niaga?
Ado nan punyo bukti kongkrit bara nasabah CIMB Niaga nan baragamo Islam di situ, jadi banyak nan murtad gara-gara dapek kredit dari di CIMB Niaga?
Kalau ado bukti kongkrit co itu, baru lah awak bisa punyo kesimpulan bahaso-e group Lippo selalu dibonceng penumpang gelap kristenisasi.
Wassalaam;
Sy Syarien/43/Karawaci
From: Asmardi Arbi <asmard...@rantaunet.org>
To: rant...@googlegroups.com
Sent: Friday, June 21, 2013 4:41 PM
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang
Supayo jaleh dek panduduak Palanta ko , sanak Sy. Syarien apo tamasuak nan pro jo pandirian Rs Siloan?
Kan alah jaleh bahaso TJR
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Cinto Nagari ditinggakan, Awak Pai Nagari diambiak urang, kama badan dibaok pulang
Tanggal 21 June 2013
PADANG — Rapat forum komunikasi
pimpinan kepala daerah (Forkopimda-dulu muspida) Pemprov Sumbar minta
pada Walikota Padang untuk membuat perjanjian dengan investor Group
Lippo. Forkompimda minta juga minta jaminan pada investor benar-benar
tidak ada upaya kriteninasi.
“Surat perjanjian dengan Lippo? Siap saya laksanakan perintah tersebut.
Kristenisasi? Saya jamin tidak ada. Jika terlihat indikasi, saya maju ke
depan untuk mengusir Lippo. Jika tidak ada sama sekali, mari kita
dukung investor,” sebut Walikota Padang, Fauzi Bahar kepada Singgalang,
tadi malam.
.. dst lihat Harian Singgalang.
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif
Sanak Syafrinal NAH.
Tarimo kasih sanak atas pencerahannyo tentang sebuah investasi Lippo Group dan bukan mega proyek untuk manuka aqidah urang Minang.
Soal godok bapinjaik, tantu wak tanyo ka ahlinyo nan alah mancubo (barangkali). Santa lai kaluanyo tumah.
Salam,
Syaf AL/BogorSent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!From: Syafrinal Syarien <ssya...@yahoo.com>Sender: rant...@googlegroups.comDate: Fri, 21 Jun 2013 09:29:28 -0700 (PDT)
Mak Sati (L. 76+3+20)
asa Galuang, Sungai Pua, Agam
Jl. Sitawa 25, Tabiang
0852 63000 868 As
------Original Message------
From: taufiq...@rantaunet.org
Sender: rant...@googlegroups.com
To: rant...@googlegroups.com
ReplyTo: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang
Sent: Jun 22, 2013 06:12
Ado qoute disabalah pagi iko nan mungkin sasuai jo kondisi iko :
Lebih baik kehilangan "sesuatu" karena Allah ...dari pada kehilangan Allah karena "sesuatu"
Sangenek
--TR Powered by Telkomsel BlackBerry® From: wannofri samry <wann...@yahoo.com> Sender: rant...@googlegroups.com Date: Fri, 21 Jun 2013 08:53:56 -0700 (PDT) To: rant...@googlegroups.com<rant...@googlegroups.com> ReplyTo: rant...@googlegroups.com Subject: Re: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang
Sana syafrinal S nan elok, Sanak indak pro kristenisasi gai, tetapi sacaro ndak sadar dan ndak langsuang maagiah jalan ka krstenisasi dan mungkin sangat mudah diguluang gelombang strategi mereka. rancak awak inok ja ranuangkan, ndak karugi gai Minangakabau dek ndak jadi LIPPO tu invest do. Sekedar memahami kecek mamak Asmardi
wassalam WNS
----- Original Message -----
From: "syaf...@gmail.com" <syaf...@gmail.com>
To: rant...@googlegroups.com
Cc:
Sent: Friday, June 21, 2013 8:58 PM
Subject: Bls: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang
Mudah2an, doa ambo, Ya Allah, jan ado lo nan manuduah sanak ambo Syafrinal Sy ko lah manarimo pitih atau godok bapinjaik dari Lippo, sarupo nan dituduahkan ka ambo tempo hari.
Salam
Syaf AL/Bogor
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
-----Original Message-----
From: sjams...@yahoo.com.sg
Sender: rant...@googlegroups.com
Date: Fri, 21 Jun 2013 10:22:37
To: <rant...@googlegroups.com>
Reply-To: rant...@googlegroups.com
Subject: Re: [R@ntau-Net] Murtad, Komentar Makmur Hendrik di Harian Singgalang
Kalau di ambo contoh nan paliang nyato sikola2 jo rumah sakik Katolik nan lah puluhan tahun beroperasi di Sumbar. Cubo tunjuakan bukti lah bara banyaknyo murik jo pasien muslim nan sikola dan dirawat di sinan murtad ka Katolik salamo ko.
Mak Sati (L. 76+3+19)
asa Galuang, Sungai Pua, Agam
Jl. Sitawa 25, Tabiang
0852 63000 868 As
------Original Message------
From: Syafrinal Syarien
Sender:
Powered by Telkomsel BlackBerry®
assalamualaikum..
baa kba mamak2, uda uni jo angku nan dipalanta ko,
mudah mudahan dberkahi Allah swt.
ambo yo ndak sampai sabulan bagabung di palanta ko, dan slamo ko ambo hnyo ikuik mmbco postingan dr uda uda sado e..
alhamdulillah sajak ambo bagabuang samo palanta ko..ambo jadi bnyak tau apo kjadian2 yg sadang marak di tanah klahiran ambo..
ijinkan ambo agak sgtek ma share apo yg ambo rasoan ttng masalah rs.siloam, apo lai sjak mambaco postingan yg btubi2 msuak k hp ambo ko...
untuak saat kni ambo yo ado marasoan ktakutan dlam diri ttng apo yg akan tajadi stelah rs.siloam ko tagak, memang batua satiok investasi itu akan mningktkan taraf hidup pnduduk d sktar itu, dan ndak bsa kito pungkiri , masih bnyak pemuda minang yg manganggur sahinggo dipandang dr sisi ekonomi itu mngntungkan..tpi untuak rs.siloam ado pngcualian yaitu kemungkinan adonyo modus kristenisasi terselubung.
ambo mngkin alun ado mliek scaro lngsuang proses kristenisasi dr pihak lippo tpi satidaknyo dari data dan fakta yg lah tajadi (media ataupun internet) itu lah bisa dijadikan patokan awal..jikok kini ko investasi lippo ko mmbuek kraguan yg kuaik dan mmbuek prpcahan sasamo urang awk lbiah rncak dihentikan..
kalau hanyo dengan alasan investasi, itu alasan klasik dan masih banyak investor lain baik yg dari luar atau investor minang yg labiah kompeten dan professional dbnding lippo.
cukuik lah di daerah lain pemurtadan ko bebas untk manambah jaringannyo..jan lah sampai ka nagari wk.
kalau pun jdi rs.siloam ko tagak di ranah minang rasonyo efek negatif baru akan taraso setelah 5 -10 thun kmdian..
dan apokah kedepannyo anak kamanakan kito sakuiak diri kito yg dsiko untuak manahan godaan terselubung dri pihak2 kafir yg ingin memurtadkan orng islam..
wallahualam bisshawab.
talabiah takurang, maaf ambo haturkan.
salam rindu kampuang..
hafiz
26
banuhampu
Makassar
--
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/
---
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
CONFIDENTIALITY This e-mail message and any attachments thereto, is intended only for use by the addressee(s) named herein and may contain legally privileged and/or confidential information. If you are not the intended recipient of this e-mail message, you are hereby notified that any dissemination, distribution or copying of this e-mail message, and any attachments thereto, is strictly prohibited. If you have received this e-mail message in error, please immediately notify the sender and permanently delete the original and any copies of this email and any prints thereof. ABSENT AN EXPRESS STATEMENT TO THE CONTRARY HEREINABOVE, THIS E-MAIL IS NOT INTENDED AS A SUBSTITUTE FOR A WRITING. Notwithstanding the Uniform Electronic Transactions Act or the applicability of any other law of similar substance and effect, absent an express statement to the contrary hereinabove, this e-mail message its contents, and any attachments hereto are not intended to represent an offer or acceptance to enter into a contract and are not otherwise intended to bind the sender, Sanmina Corporation (or any of its subsidiaries), or any other person or entity.
Sanak di palanta RN nan ambo hormati
Assalamualaikum ww.
Re : Investasi Lippo Gru
Nampaknyo sampai kini masih banyak silang pandapek tantang Investasi Lippo ko. Kaba nan agak mananangkan adolah rencana DPRD Padang untuak maimbau Grup Lippo , Walikota, dan perwakilan organisasi masyarakat nan indak satuju jo Investasi Lippo ko dalam suatu sidang ‘Danga Pandapek’ . Dalam sidang danga pandapek tu samo samo didanga apo alasan indak satuju dan apo lo jawek dek Walikota sarato Grup Lippo. Informasi dari danga pandapek tu manjadi bahan Sidang DPRD untuk menetapkan keputusan apokah akan meneruskan Investasi LIppo atau akan membatalkan izin yang telah diberikan Wako kepada Liuppo Grup. Keputusan DPRD menolak atau menyetujui tantu dengan mempertimbangakan semua informasi pro dan con serta data yang berhasil dihimpun dalam danga pandapek itu. Nampaknyo hanyo akan ado dua macam keputusan :
1. 1. Menyetujui investasi tatap jalan , dengan berbagai persyaratan untuk menghadang kemungkinan terjadinya hal yang dikhawatiran masyarakat terhadap ‘misi terselubung kristenisasi’ nantun.
2. Membatalkan Izin yang diberikan Pemda cq Wako kapado Lippo Grup. Alasan bisa dicari sebanyak mungkin , a.l ;
o Manyalahi tata ruang
o Meresahkan masyarakat
o Ditentang pemuka pemuka agama Islam di Padang/Sumbar
o Tidak sesuai ABS-SBK ( Cfm surat BK3AM), dll
Kalau ado keputusan nan lain dari duo keputusan diateh, umpamanya ‘menunda sementara’ investasi itu sampai suasana kondusif , atau buliah investasi tapi harus ma-ikuikkan lo investor lokal , supayo urang awak sato lo maatur manajemen dan sato pulo manikmati labo investasi Lippo . Maka masalah akan tatap ba laruik laruik, dan indak akan menguntungkan pihak manapun.
Sabana-e nagari awakko punyo pakar, dengan reputasi nasional dan internasional. Urang tuo kito nan alah tabukti sukses memelok-i ekonomi Indonesia pangsa lengser-e Sukarno tahun 67, yaitu Prof Emil Salim. Baliau tu sampai kini masih berkiprah dan masih acok dimintai nasihek baik oleh Pamarintah maupun oleh pemimpin/calon pemimpin nasional. Di palanta kito ko banyak lo jurnalis handal , barangkal ado nan tergerak hati-e untuak mewawancarai dan mintak pandapek baliau soal investasi Lippo ko. Mungkin bisa lo jadi bahan pertimbangan dek DPRD . Biaso-e pandangan baliau tu berlandaskan keilmuan yang tidak memihak. Sahinggo kalau lai didanga pulo pendapek baliau . awak indak salah malangkah. Sabab kalau langkah awak tarnyato salah akibat-e akan lamo dirasokan dan mungkin cucu jo cicit kito sato lo managguang akibat-e
Maaf kalau ado nan indak sasuai.
Wassalam.
Dunil Zaid , 70 , Kampuang Ujuang Pandan Parak Karambia, Taplau Padang.