Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,
Adidunsanak lapau nan mulie,
Ijinkan saya untuk sekedar melepas sesuatu yang menggelitik di hati dan tersangkut dengan beberapa kenangan masa lalu dan masa sekarang.
Selamat menikmati.
Jimek
By : Rina
Nak Kanduang….. makannya jangan sisa-sisa begini ya..!!,”tegur Mamaku. Sebutir nasi sejuta keringat petani, begitulah kiasannya. Dengan setengah malas aku kembali menghabiskan sisa-sisa nasi dan lauk di dalam lingkaran tanganku di pinggan besar itu. Kebiasaan makan berjamaah atau ‘bajamba’ sudah kami lakoni semenjak dari kecil dulu. Makan rame-rame yang sekarang ini sangat kukangeni. Padahal sebahagian orang yang narsis, mungkin akan melihat apalah enaknya dan asiknya makan kayak bebek gitu. Nyosor rame-rame sekeluarga di dalam satu pinggan. Tapi disanalah letak keasikan dan kelezatan makan ber’jamba’ itu. Bila belum mencoba ya gak bakalan taulah..ya nggak..Pren….:)
Jimek adalah sebuah ungkapan di bahasa Minang bermakna ringkas. Tetapi ringkaspun belum mewakili ungkapan ‘jimek’ disini. Ungkapan kata ‘jimek’ sering kita temui dalam nasehat orang tua untuk anak-anaknya. Supaya hidup ‘jimek’ artinya hidup pas dan tidak mubazir.’Jimek’ menggunakan uang artinya uang jangan dihamburkan untuk sesuatu yang tidak begitu perlu. ‘Jimek’ makan artinya makan jangan bersisa, dan berlebihan.
Makan tidak boleh bersisa adalah suatu yang sudah lumrah kita ketahui bersama, terutama saya dan komunitas saya keluarga. Saking narsisnya kadang kala suami saya bilang kami ini pelit ya saking ga mau bermubazir-ria di segala hal. Contohnya ketika saya mengupas mangga, tuh nampak kali Padangnya..katanya bercanda. Mangga yang saya kupas itu dengan telaten saya bikin serapi mungkin dan setipis mungkin supaya daging buahnya gak terlalu banyak terbuang. Bila saya terpeleset mengupas agak ketebalan maka si kulit saya ‘kuih’ yang sepertinya hal itu adalah gerakan reflek yang ga dipikirkan saja. Mas yang melihat hal itu terkekeh mengolok hal yang bagi dia memperlihatkan sebuah tanda kepelitan. Ah yang benar saja..ini mah kan biar ga mubazir,” bela saya cepat.
Tapi hal seperti diatas seringkali kita tidak sadari tetapi tetap kita lakukan di bidang apapun di keseharian kita. Saya tidak setuju dengan kata-kata pelit itu, tapi saya setuju bila hal itu adalah suatu bentuk ketidak setujuan akan hal mubazir. Sebab orang-orang tua kita kan mengajarkan kepada kita untuk jangan mubazir sebab mubazir itu kan kawannya Si Sitan alias Syetan. Hal yang mengaitkan kita sebagai orang yang mubazir pokoknya ga gue bangetlah. Gitu kan kalo digaulkan gaya bahasanya kan Pren..
Di tempat kerja sejak jaman dahulu saya juga terbiasa memperlihatkan hal yang sepertinya sepele dan menggelikan ini jadi sesuatu yang bermanfaat. Contohnya kertas bekas. Kertas yang baru sebelahnya yang terpakai dan bukan sesuatu yang bersifat rahasia akan saya manfaatkan menjadi amplop atau ketas bekas untuk fotokopi atau keperluan lain. Atau bisa juga dipakai untuk memprint sesuatu untuk keperluan internal perusahaan. Sayang bukan dibuang-buang begitu saja, apalagi pohon didunia ini sudah mulai habis ditebangi untuk produksi kertas ini. Banyak masalah akan lambat laun timbul bila kita mubazir. Makanya agama kita melarang keras untuk berbuat sesuatu yang mubazir.
Apapun itu, saya tidak akan berkoar untuk kalangan luas tetapi akan saya usahakan untuk diri sendiri dulu. Belajar dan berusaha untuk tidak mubazir sebab sekarang segala sesuatu telah semakin susah untuk didapatkan. Saya tidak pernah ikut Walhi atau Greenpeace sekalipun, tetapi saya tau apa maksud mereka itu. Kita mulai dengan diri kita sendiri mulai dengan cara tidak mubazir di setiap keseharian kita. Itu sudah cukup-cukup membantu.
Bagaimana dengan penggunaan internet kita??? Bagaimana dengan postingan kita????Bagaimana dengan kita????
Kitalah yang bisa menjawabnya sendiri.
Hal yang membuat saya sangat menyukai sebuah lagu dari mendiang MJ ‘Man in the Mirror’ silahkan lihat lirik dan lagunya di link You Tube.
http://www.youtube.com/watch?v=PivWY9wn5ps
Mungkin kurang cocok, tapi saya garis bawahi adalah kekuatan liriknya yang bilang untuk mengubah sesuatu itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Seseorang yang berada dalam pantulan bayang di cermin yang berada di depan kita.
Wassalam
Rina
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Kalau di pihak ambo jimek dalam arti hemat disabuik "imek" atau "imaik".
Sadangkan "jimek" bisa berarti hubungan badan suami-istri.
Salam,
ZulTan, L, 50, Bogor
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Ujian hanyo maulang kemampuan maingek/mahapal. Kalau ndak ingek indak
salah mancaliak jimek, toh dosen atau guru pun indak banyak pulo yang
punyo kemampuan maaja sampai murid/mahasiswa nyo paham/mangarati. Dan
alun tantu pulo mato pelajaran atau mato kuliah yang diaja guru/dosen
tu kan digunokan atau dipakai dek murid atau mahasiswa nyo setelah
lulus nanti. Kalau murid/mahasiwa alun paham atau mngarati bukan
berarti murid/mahasiswa yang bodoh, tapi bisa jadi karano guru jo
dosen nan maaja indak sapanuah hati, karano kini ko banyak nan
manjadikan profesi guru atau dosen tu hanyo pelarian, dek alun batamu
karajo yang sasaui kahandak hati.
Randah atau tinggi nilai di mato pelajaran/mato kuliah tu bukan ukuran
untuak keberhasilan seseorang dalam hidupnyo...tapi hanyo untuak
mancaliakan posisi di kelulusan sajo.
Maaf kalau salah.
Hormat saya
Muhammad Syahreza
HP : 0811 193 646 / 0817 169 015
Blog bisnis : http://ohiofreshyoghurt.wordpress.com
Setiap pengusaha
sekecil apapun kita
semuda apapun kita
dapat membuat Indonesia menjadi lebih baik!
Mulailah dari diri kita sendiri, jika setiap kita menjadi lebih baik,
maka Indonesia pasti menjadi lebih baik!
Kunjungi Sumbar online di :
www.west-sumatra.com
www.mentawaiislands.com
www.newsikuaiisland.com
www.visitminangkabau.com
www.aloitaresort.com/diving
www.cimbuak.net
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Assalamu'alaikum. w.w.
Sato lo manyolo ciek Pak Dasriel, Buk Iffah.
Ruponyo urang-urang hebat nan ado di siko.
Kasus ambo lain lo pak Dasril, Buk Iffah.
Kuliah lah dijalehkan sampai detail,
Diagiah lo contoh soal taun lalu.
Katiko ujian, tutuik buku, buku disuruah tinggakan di lua.
Mangawas sambia mangantuak-ngantuak, bisiak-bisiak babiakan sajo.
Jimaik-jimaik babiakan se berpindah tangan.
Soal nan dikaluakan, soal taun lalu tu baliak, persis samo.
Tapi hasilnyo, 20 % nan luluih nyo. (luluih aratinyo nan jawabannyo batua 55%.)
Dima latak kanainyo tu pak, buk ?.
Wassalam
St. Sinaro
|
Renny.ancol
jaka sembung pai ka sanayan
bisou disambuang yo kawan,..antahlah...
Ha ha..., lai indak takak itu do buk.
Memang ndak dapek se dinyo.
Ambo pun heran, kok bisa ?.
Buliah jadi konsentrasinyo indak ado ka sinan,
dek karano alah kalua tahun lalu. Bacari soal-soal lain.
Ruponyo, tagalenjek... alaaah... kanai kicuah awak.
Kok ditanyo ka mahasiswa tu, baa apak maaja ?.
"Lai ndak baa do pak..."
"Lai mangarati kalian ?"
"Lai..."
"Tu, baa ndak dapek ?"
Nyo galak sengeang se... aa lo kecek nyo. "Kecek senior,... ndak bisa sakali ambiak do pak"
Ha ha ... ambo tagalak dalam hati...
ruponyo senior mambuek maleh mereka ko.
Tapi, iko baru kiro-kiro ambo se,... a sabab sabananyo
ambo ndak jaleh.
Baitu buk.
Wassalam
St. Sinaro
|
Pak Sutan, bu Ifah Yth,
Kalau boleh untuk memahami sebuah Mata Kuliah, seorang Dosen memang tidak melulu atau harus mengadakan sebuah Ujian untuk Evaluasi keberhasilan si Mhs menguasai mata kuliah tersebut,
Dosen bisa saja memberikan tugas untuk semua mhs, atau dengan membentuk kelompok (istilah ITB, Sindikasi), tugasnya membuat sebuah paper yang comprehensive berdasarkan kuliah tatap muka dengan dosen, text book, internet, riset, study banding, dlsb, dan paper tersebut disuruh presentasikan di depan Dosen dan semua mhs.
Penilaian dilakukan dengan systems Peer Analysis, dan penilai akhir adalah sang Dosen sendiri, (dengan memakai kunci-kunci penilaian yang objective).
Nah, disinilah ditemukan siapa mhs yang belajar dan mengerti bahan ajar tersebut.
Systems ini banyak diterapkan di perkuliahan PT Luar Negeri, dan memang hasilnya adalah; Si Mahasiswa yang lulus benar-benar menguasai Mata Kuliah tersebut.
Sekadar sharing pendapat,
wass,
|
Ha, ha, kalau soal tentang Statistika seperti yang dikemukakan oleh Pak Arman, memang memerlukan analisa dan pemahaman ilmu statsitik yang memadai baru bisa menjawab sebuah soal.
Tentang Regression, harus tahu dulu mana (ditentukan) Variable Bebas, dan Variable Tidak Bebas (Tergantung), yang biasanya disimbolkan dengan variable: Y = a + bX1 + cX2 + dX3 +.....
Bila memintakan sebuah kurva hasil analisa regression, atau nilai R kwadrat (koefisien regressi), untuk membuktikan sebuah hypotesa, maka memang harus mengerti betul tentang persoalannya.
Buka bukupun tidak akan menolong...
Apalagi kalau diberikan sebuah soal Statistika Non-Parametika, maka biasanya mahasiswa akan pusing seribu keliling....
Sekadar sharing dengan Pak Arman.
wass,
|
|
ZulTan, L, 50, Bogor
ZulTan, L, 50, Bogor
Sanak ZulTan dan Dunsanak Sadonyo.
Ambo OOT kan dan sesuaikan subyeknyo saketek. Tentang ujian, waktu abis, dan respon mahasiswa “kur-aj”.
Carito lamo, ambo copas
Di ruang ujian besar, lebih dari 70 mahasiswa sedang berusaha menyelesaikan ujiannya yang tampaknya rumit. Tiba2 Pengawas Ujian berteriak: “Waktu habis…segera kumpulkan lembar jawabannya…”
Sebagian besar mahasiswa bergegas kedepan, menyerahkan lembar jawabannya, dan keluar ruangan.
Tapi sebagian kecil masih ada yang sibuk menulis, sehingga Pengawan mengancam: “Ayo kumpulkan sekarang, jika tidak saya tidak akan terima …”
Ancaman itu dipatuhi, kecuali oleh satu mahasiswa yang tetap dengan tenang menulis.
Pengawas mulai menyusun lembaran jawaban yang diterimanya, dan siap2 membuat laporan pelaksanaan ujian.
Tiba2 sang mahasiswa terakhir mendatangi meja Pengawas, menyerahkan lembar jawabannya.
Pengawas: “Tidak bisa, waktunya sudah habis 15 menit yang lalu, dan saya sudah memberikan peringatan berkali2, hanya Anda yang tidak mau patuh”.
Mahasiswa: “Tunggu dulu, Pak, sepertinya Bapak tidak kenal saya …?
Pengawas: “Tidak, saya tidak kenal Anda, dan saya tidak memerlukan itu”.
Mahasiswa: “Bapak tidak pernah mendengar nama saya?”
Pengawas: “Tidak, saya tidak peduli. Walaupun Anda selebiriti sekalipun”
Mahasiswa: “Jadi Bapak betul2 tidak tau siapa saya?”
Pengawas: :”Tidak, saya tidak tau, dan tidak peduli. Sekarang harap menyingkir, saya mau membuat laporan pelaksanaan ujian …saya mau membawa lembar ujian yang sah ke kantor …”
Mahasiswa: “Baik kalau begitu …”
Tiba2 si Mahasiswa mengacak-acak tumpukan lembar jawaban yang ada di meja, Meletakkan lembar jawabannya di tengah, mengacak2nya lagi. Kemudian menyusunnya kembali, dan menyerahkannya ke si Pengawas sambil berucap dengan sopan: “Terimakasih, Pak, karena Bapak tidak mengenal saya …”
Riri
Ri, sabalun kalimat terakhir ambo baco, ambo sangko si Mhs iko mantunya si Dosen,
ruponyo memang dosen kho type professor dosen ambo dulu nan benar pikuuuun, sahinggo sipatunyo, ciek hitam ciek coklat nan dipakainyo,
ha..he..ho...hua...
|
Ado lho ciek lai Ri,
Kalo iko sabana kajadian...Pak Prof masih mudo, di datangi dek mhsnyo nan ka konsultasi di rumah. Iko curito kawan nan maaja di Padang.
kabatulan urang rumah Prof sadang sakik gigi.
Mhs: Ass Bu, ada Prof di rumah?
Ibu: Indak ado doh,
Mhs: Motornya ada di halaman, apa bliau tidur?
Ibu: Kalo Pak Anu ado sadang mancuci...di rumah wae indak profesor bagai doh...
Mhs:????
Ruponyo, dek Mama Berang kho jabatan profesor kho di kampus, bukan di rumah..
Taunyo, memang batue Mama Berang, karano di rumah Prof Anu jadi tukang cuci pakaian,
wassalam, |
|
Judul: RE: OOT - Ujian - RE: Bls: BUKAK-BUKAK-AN YUKK.....!!!!===>Re: [R@ntau-Net] Jimek By : Rina Ritrina |
Tanggal: Selasa, 28 Desember, 2010, 11:59 PM |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Iko benar motor Ri, Honda di sabuik urang di Padang.
Indak paduli, Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, sadonyo di sabuik honda,
"Lah pakai honda baru lo ang yuang, a merek-e
"Suzuki mak, baru den kredit ka baba Acong di Pondok",
"Lai kancang lari-e honda ang ku yuang",
"Lai sa cigin puyuah mah mak",,
"Kalera, kalah lho honda den mah"
"A merek-e honda mak Kudun",
" Yamaha Mio kecek-e
"Ma ma mia?
"ha..ha..ha..
wass,
|
|
Judul: Re: OOT - Ujian - RE: Bls: BUKAK-BUKAK-AN YUKK.....!!!!===>Re:[R@ntau-Net] Jimek By : Rina Ritrina |
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Uda Dasriel,
Kalau ditanyo ka Profesor Uda tu, tantu hawaban beliau: “ Iya, saya heran, saya tidak pernah membeli sepatu belang seperti ini. Tapi anehnya, di rumah saya juga ada sepasang sepatu lagi yang juga item-coklat”.
Hehe, mungkin itu “pencitraan” yang kurang fair untuak Profesor. Dari ketek ambo lah dapek gambaran sarupo itu. Untuangnyo setelah kuliah dan bakarajo, basuo jo banyak professor, nan Alhamdulillah sadonyo lai berbeda jo carito2 itu.
Sent: Wednesday, December 29, 2010 9:46 AM
To: rant...@googlegroups.com